Terdapat lima elemen yang menjadi landasan kenapa hal tersebut dinamakan model
pembelajaran, ini berdasar pada (Naskah Model Pembelajaran Kajian
Konstitusionalitas yang dikeluarkan oleh Dit. PSMA, 2016). yakni:
1. Syntax sintaks yaitu langkah-langkah atau panduan dari pembelajarannya.
2. Social system, yaitu keadaan lingkungan yang terdapat dalam belajar mengajar.
3. Principles of reaction, yaitu mengilustrasikan cara yang harus ditempuh guru
dalam melakukan, melihat dan merespon siswa.
4. Support system, yaitu fasilitas yang ada untuk mendukung aktivitas pembelajaran
seperti sarana, situasi belajar, bahan dan alat.
5. Instructional adn nurturant effects yaitu memperoleh hasil belajar sesuai dengan
tujuan awal yang telah ditetapkan
Pada kurikulum 2013 terdapat tiga model pembelajaran yang menjadi andalan yang bisa
mendukung aktivitas belajar mengajar. Ini didasari pada (Permendikbud No. 103 Tahun
2014) yang memiliki visi agar siswa bisa berkembang dan mempunyai karakter saintifik,
rasa ingin tahu dan perilaku sosial.
Tiga model yang menjadi andalan pada kurikulum 2013 (K13) adalah,
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning),
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
3. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).
Model pembelajaran yang direkomendasikan harus membuat siswa menjadi aktif, hindari
model pembelajaran yang memiliki basis hafalan dan ceramah karena model jenis ini
cenderung menggiring siswa untuk pasif.
Selain itu terdapat pembelajaran yang diperuntukan untuk sekolah kejuruan atau SMK
yakni:
1. PBE - Production Based Education
2. Teaching Factory - TEFA.
METODE PEMBELAJARAN
Kesimpulan
Setelah menguraikan apa saja alat yang bisa mendukung untuk proses belajar mengajar
seperti metode, pendekatan dan model pembelajaran untuk kurikulum 2013 (K13). Kini
saatnya guru untuk menentukan alat apa yang harus dipakai agar proses pembelajaran
menjadi maksimal.
Untuk melakukan hal tersebut guru harus bisa menganalisis dan berpikir secara kritis
dalam memilih, maka dari itu guru harus memiliki kesadaran kreatif pada dirinya
MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak
didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal
yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai
keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian
guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda
dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode
pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.
.
Kelebihan metode demonstrasi
a. Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan
b. Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi
melalui pengamatan dan contoh yang konkrit
c. Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar
d. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung
Kelemahan metode demonstrasi
a. Bila alatnya terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat menyebabkan
demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa
b. Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-
putus atau berjalan tergesa-gesa
5. Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang
dalam suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-
hal tertentu dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman
pelaksanaanya.
Kelebihan metode seminar
a. Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang
masalah yang diseminarkan
b. Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya
c. Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah
d. Terpupuknya kerja sama antar peserta
e. Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat
Kelemahan Metode Seminar
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Peserta menjadi kurang aktif
c. Membutuhkan penataan ruang tersendiri
7. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah
murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini
disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Untuk bidang studi agama,
metode ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk materi pelajaran
akidah.
13.Metode Permainan
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi,
arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik
peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis,
penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan
untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan
dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai
secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit
atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan
hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya
dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian
ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau
pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.
14.Metode Kasus
Metode kasus merupakan metode penyajian pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang
ditemui anak sebagai bahan pelajaran kemudian kasus tersebut dibahas bersama untuk
mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
a).Kelebihan metode kasus
Siwa dapat mengetahuai dengan pengamatan yang sempurna tentang gambaran yang
nyata yang betul-betul terjadi dalam hidupnya sehingga mereka dapat mempelajari
dengan penuh perhatian dan lebih terperinci persoalannya
Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam mengatasi situasi tertentu mereka
lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan
pencarian jalan keluar itu
Siswa mendapat pengetahuan dasar atau sebab-sebab yang melandasi kasus tersebut
Membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan ketrampilan berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan
15.Metode Inquiry
Metode inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian
mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian
dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui
pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
a).Kelebihan metode inquiry
Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur, dan
terbuka
Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru
Mendorong siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
b).Kelemahan metode inquiry
Siswa perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh
pengertian tentang konsep
16.Metode Microteaching
Metode microteaching merupakan suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau
calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan
dilingkungan teman-teman setingkat sendiri atau sekelompok siswa dibawah bimbingan
dosen pembimbing atau guru pamong.
a).Kelebihan metode microteaching
Microteaching merupakan pengalaman laboratoris
Microteaching dapat membantu dan menunjang pelaksanaan praktek keguruan
Microteaching dapat mengurangi kesulitan pengajaran di kelas
Microteaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi
yang mantap, teliti, dan obyektif
Dengan adanya feed back dalam microteaching yang beruupa knowledge of resulte
dapat diberikan langsung secara mendalam
Diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebih kuat, luas, dan mendalam
b).Kelemahan metode microteaching
Dapat menimbulkan efek departementalisasi atau ketrampilan mengajar dan bila tidak
diteruskan dengan praktek mengajar secara menyeluruh
Pengertian microteaching disalah tafsirkan dapat hanya menitik beratkan pada
ketrampilan guru sebagai pengantar saja, bukan guru dalam arti luas
Microteaching yang ideal memerlukan biaya yang banyak, peralatan mahal, dan tenaga
ahli dalam bidang teknis maupun dalam bidang pendidikan pengajaran pada umumnya
dan metodologi pengajaran pada khususnya
Menuntut perencanaan, pengetahuan, dan pelaksanaan yang cermat, mendetail, logis,
dan sistematis
20.Metode Dialog
Metode dialog merupakan salah satu teknik metode pengajaran untuk memberi motivasi
pada siswa agar aktif pemikirannya untuk bertanya selama pendengaran guru yang
menyungguhkan pertanyaan-pertanyaan itu dan siswa menjawab
a).Kelebihan metode dialog
Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran serta
mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman,
sehingga pengetahuannya menjadi fungsional
Siswa akan terbuka jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat
b).Kelemahan metode dialog
Apabila motivasi kurang diberikan maka yang akan aktif hanya mereka yang pandai
menggutarakan pendapat secara lisan
Sering kali melupakan tujuan yang ingin dicapai karena waktu yang disediakan habis
untuk berdebat mempertahankan pendapat
23.Metode Katekesmus
Metode katekesmus merupakan suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan.
a).Kelebihan metode katekesmus
Keseragamaan dan kemurnian pengetahuan akan terjamin
Memudahkan cara mengajar guru karena pelajaran telah tertulis dalam buku
b).Kelemahan metode katekesmus
Daya jiwa yang dikembangkan hanya ingatan atas jawaban tertentu saja
Kurang memberi rangsangan pada siswa karena bahan sudah tersedia baik pada guru
maupun siswa
Inisiatif para siswa terkekang
24.Metode Prileksi
Metode prileksi merupakan suatu cara menyajikan pelajaran dengan menggunakan
bahasa lisan, menyuruh para pelajar mendiskusikan, menganalisa, membanding-
bandingkan dan akhirnya menarik kesimpulan dari apa yang disajikan untuk mencapai
tujuan pengajaran.
a).Kelebihan metode prileksi
Pelajar dan guru sama-sama aktif
Menimbulkan kompetisi yang sehat antar siswa
b).Kelemahan metode prileksi
Banyak waktu yang digunakan
Kecekatan dan pengetahuan banyak dituntut dari guru dan siswa
25.Metode Proyek
Metode proyek adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran yaitu pelajar dihadapkan
kepada hal tertentu untuk mempelajari dalam rangka mewujudkan tujuan belajar.
a).Kelebihan metode proyek
Pelajar menjadi aktif
Terbentuk pribadi yang bulat dan harmonis
b).Kekurangan metode proyek
Menghabiskan banyak waktu
Harus ada persiapan yang mantap
30.Metode Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru
harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling
menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah
tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat
generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi
dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-
tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m =
massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan
komunikasi + dengan aktivitas optimal.
a).Kelebihan metode Quantum
Suasana yang diciptakan kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling
menghargai
Setiap pedapat siswa sangat dihargai
Proses belajarnya berjalan sangat komunikatif
b).Kelemahan metode Quantum
Tidak semua guru dapat menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif,
partisipatif, dan saling menghargai
Berlabiahan member reward pada siswa
33.Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya
untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan metode ini adalah
1).Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
2).Mengambil suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang saksama
Macam-macam diskusi yaitu
Diskusi Publik
Diskusi Fish Bowl
Diskusi Panel
Diskusi Simposium
Diskusi Kolokium
a).Kelebihan metode Diskusi
Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikan
Dapat membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikiranny
b).Kekurangan metode Diskusi
Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
Tidak semua argument bias dilayani atau di ajukan untuk dijawab
34.Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru
kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya. Tugas tersebut dapat
berupa
1). Mempelajari bagian dari suatu teks buku
2). Melaksanakan sesuatu yang tujuannya untuk melatih kecakapannya
3). Melaksanakan eksperimen
4). Mengatasi suatu permasalahan tertentu
5). Melaksanakan suatu proyek
a).Kelebihan metode penugasan
Melatih siswa untuk menjadi tangungjawab
Melatih siswa untuk bias belajar mandiri
b).Kekurangan metode penugasan
Kadang siswa kurang memahami tugas yang diberikan guru
Membutuhkan waktu relative lama
35.Metode Praktek
Metode mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau
benda dengan harapan anak didik mendapatkan kejelasan dan kemudahan dalam
mempraktekan materi yang dimaksud.
a).Kelebihan metode Praktek
Siswa lebih mudah mengerti dan memahami
Siswa bisa langsung mempraktekan setelah mensdapatkan teori
b).Kekurangan metode Praktek
Ketidakkesediaan alat peraga atou prasana yang mendukung
Biasanya membutuhkan biaya lab. Yang mahal
38.Merode SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah
kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di
mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar
haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar
haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy
yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan.
41.Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan pembelajaran
analisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.
Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung
dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat
dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat
saja.
42.Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran
Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat
siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan
oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
1).Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama
digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori
dan prinsip.
2).Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok
bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
3).Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling
diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk
memecahkan problemanya.
4).Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari
informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
46.Metode E-Learning
Metode Pembelajaran Berbasis E-learning adalah Kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, & WAN) sebagai media penyampaian, interaksi,
dan fasilitas.
a).Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis E-learning
Proses pembelajaran tidak terbatas pada waktu dan tempat
Penyampaian materi dapat dilakukan secara lebih jelas dan setiap waktu
Pengerjaan tugas yang lebih singkat dan cenderung berkembang
Acuan materi yang tak terbatas
b).Kelemahan Metode Pembelajaran Berbasis E-learning
Interaksi dalam pembelajaran sangat minim
Sosialisasi antar siswa terbatas.(hanya lewat tulisan, audio dan video / tidak bertemu
langsung)
D.KESIMPULAN
Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. dalam hal ini adalah tujuan
pembelajaran
Dari semua metode mengajar yang telah disebutkan di atas memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Suatu metode akan cocok diterapkan dalam suatu suasana
belajar mengajar apabila metode tersebut cocok dengan suasana yang sedang
berlangsung, sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh peserta didik. Tidak ada
metode yang paling baik yang ada hanyalah bagaimana cara seorang pendidik mampu
melihat kondisi anak didiknya untuk menerapkan metode mengajar yang paling cocok
untuk peserta didiknya.
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah,
metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan
keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan
anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat
pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah
suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan
kalimat sendiri.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran
kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling
membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung
(interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam
usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas
kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat
ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-
macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan
(summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa
sebagai pemonitor proses belajar.
Kelebihan:
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
Setiap siswa mendapat peran.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya
sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi
nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor
dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
Setiap siswa menjadi siap semua.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang
bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri
dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar
dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut
kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam
subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Perlu diingat bahwa sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara teoretik,
tetapi keberhasilannya dalam membantu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi
peserta didik sangat tergantung pada kepiawaian guru dalam menerapkannya. Penelitian
di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang terutama disebabkan
oleh peranan guru yang mampu memilih strategi pembelajaran yang efektif termasuk di
dalamnya memilih model pembelajaran (Aleks Masyunis, 2000). Guru memberikan warna
dan nilai terhadap model yang diterapkan.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh model pembelajaran yang berbasis
pada SCL. Contoh suatu model tidak harus ditiru 100% oleh guru, tetapi guru harus dapat
memodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan fasilitas yang tersedia di
sekolah. Dengan demikian penerapan model pembelajaran tidak membatasi kreativitas
guru dalam menjalankan tugasnya, tetapi tetap mampu mengikuti perkembangan dunia
pendidikan yang digelutinya.
Berbicara mengenai proses pembelajaran di sekolah seringkali membuat kita
kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar.
Mengapa demikian? Ya, karena kenyataan menunjukkan banyak peserta didik mampu
menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi
mereka tidak memahaminya. Sebagian peserta didik tidak mampu menghubungkan
antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dipergunakan/ dimanfaatkan. Selain itu, peserta didik kesulitan memahami konsep yang
diajarkan hanya dengan metode ceramah, apalagi jika konsep yang diajarkan sangat
abstrak. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang
berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan
hidup dan bekerja.
Banyak pertanyaan muncul di diri guru yang berkeinginan untuk membantu
masalah yang dihadapi peserta didiknya tersebut, seperti:
1. Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang
diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua peserta didik dapat
menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?
2. Bagaimana setiap bagian mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling
berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?
3. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya
yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan
hubungan dari apa yang mereka pelajari ?
4. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari peserta
didiknya, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu
mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu
kesempatan selama hidupnya ?.
Semua pertanyaan itu merupakan tantangan bagi guru untuk selalu berusaha dan
berusaha agar dapat menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya. Penga-
laman di negara lain menunjukkan bahwa minat dan prestasi peserta didik dalam bidang
matematika, sains, dan bahasa meningkat secara drastis pada saat:
1. Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru
dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
2. Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep
tersebut dapat digunakan di luar kelas.
3. Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama-sama (cooperative).
Hal itulah yang merupakan jiwa dan inti pokok dari penerapan model
pembelajaran berbasis CTL.
c. Pembelajaran Efektif
Efektif memiliki makna tepat guna, artinya sesuatu yang memiliki efek/pengaruh
terhadap yang akan dicapai/dituju. Pembelajaran efektif artinya pembelajaran yang
mampu mencapai kompetensi yang telah dirumuskan, pembelajaran dimana anak didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran dikatakan efektif jika
terjadi perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Adapun ciri-ciri pembelajaran efektif diantaranya tercapainya tujuan yang diharap-
kan, anak didik menguasai keterampilan yang ditargetkan. Belajar dan mengajar akan
efektif jika anak didik aktif dan semua aktivitas pembelajaran berpusat pada anak didik.
Hal ini karena pembelajaran yang berpusat pada anak didik akan mampu menimbulkan
minatnya dan secara tidak langsung mereka memahami konsep dan kaitannya dengan
aspek-aspek kehidupan.
Untuk dapat menemukan fenomena yang berkaitan dengan materi ajar mungkin
dirasa sulit oleh kita, namun sebenarnya semakin banyak membaca buku dan membuka
internet, semakin besar kepekaan kita terhadap fenomena kimia di sekitarnya.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menunjukkan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
melalui permainan dan percobaan sederhana
B. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Guru meminta beberapa peserta didik unrtuk maju, lalu dibagi 2 kelompok, misalnya
satu kelompok berjumlah 10 orang, sedangkan kelompok lain berjumlah 5 orang.
2. Kedua kelompok diminta berdiri di atas lantai yang telah dibatasi garis dari kapur.
3. Ada dua peserta didik untuk masing-masing kelompok yang bertugas menghitung
banyaknya tumbukan antar mereka nanti setelah diberi aba mulai bergerak.
4. Agar permainan menjadi seru maka diperdengarkan kepada mereka sejenis musik
yang berirama cepat. Begitu musik berbunyi mereka diminta bergerak sesuka hati
tetapi masih dalam satu kotak yang telah dibatasi tadi.
3. Peserta didik yang bertugas mencatat, satu melihat tumbukan antar mereka sambil
menghitung sedangkan yang satu mencatat. Hal ini dilakukan sekitar 1 – 2 menit saja
agar tidak terlalu berat menghitungnya. Hasil pencatatan permainan ini disimpan
sementara untuk digabungkan dengan data percobaan yang akan dilakukan.
4. Ambil 2 tabung reaksi, masukkan serbuk cangkang telur dengan massa yang sama.
5. Ambil dua balon lalu masukkan masing-masing sejumlah volum yang sama cuka, yang
satu diencerkan sedangkan yang satu tidak.
6. Pasangkan mulut balon yang telah berisi cuka tadi ke mulut tabung.
7. Siapkan stopwatch atau pencatat waktu lainnya. Tekan stopwatch ketika cuka dalam
balon secara bersamaan dituang ke dalam tabung. Catat waktu yang diperlukan
sampai balon berdiri. (percobaan dilakukan secara berkelompok @ 4 orang)
8. Hasil permainan dan percobaan sederhana lalu ditampilkan dalam bentuk tabel.
9. Guru mengarahkan dengan pertanyaan inkuiri terhadap data hasil permainan dan
percobaan hingga peserta didik memperoleh kesimpulan tentang pengaruh konsen-
trasi terhadap laju reaksi. Permainan bertujuan untuk menunjukkan bahwa semakin
banyak partikel semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan, sedangkan perco-
baan bertujuan untuk menunjukkan kebenaran dari simulasi permainan tadi.
10. Selanjutnya, dengan cara sharing, peserta didik diminta menciptakan permainan dan
percobaan sederhana untuk menunjukkan pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi berdasarkan permainan dan percobaan yang dilakukan pada pembelajaran ini.
Tabel 1. Data Hasil Permainan
No. Jumlah Peserta Jumlah
Didik dalam Tumbukan
Kelompok (dalam 1 menit)
1. 5 orang ............
2. 10 orang ............
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat mengidentifikasi adanya zat pewarna tekstil pada berbagai
makanan melalui percobaan kromatografi kertas sederhana.
B. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Guru meminta beberapa peserta didik unrtuk menunjukkan contoh makanan yang
dicurigai mengandung zat pewarna tekstil (pertemuan sebelumnya sudah diberitahu
untuk membawa).
2. Guru menjelaskan sifat zat pewarna tekstil yang tidak larut dalam air (akuades).
3. Guru memberikan penjelasan singkat bagaimana mendeteksi zat pewarna tekstil pada
makanan dengan kromatografi kertas sederhana.
4. Hasil percobaan setiap kelompok dipresentasikan di depan.
5. Guru kemudian meminta peserta didik untuk menjelaskan alasan peserta didik
memilih makanan yang dicurigai dihubungkan dengan hasil percobaan yang
diperoleh.
6. Peserta didik diminta membuat simpulan tentang zat pewarna tekstil pada makanan
dan memberikan peringatan dalam bentuk poster.
7. Guru memberikan penilaian terhadap presentasi masing-masing kelompok dan poster
yang dibuat.
Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat
strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi
pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara
spesifik.
Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif , menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. (Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)
Adakah Model Pembelajaran yang Paling Efektif?
- Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau
untuk semua materi.
- Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas
mempertimbangkan beberapa hal:
1. tujuan pembelajaran
2. sifat materi pelajaran
3. ketersediaan fasilitas
4. kondisi peserta didik
5. alokasi waktu yang tersedia
Apa saja model Pembelajaran yang ada?
Setidaknya ada sekitar 35 Model Pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli
di bidang pendidikan, yaitu :
1. Examples Non Examples
2. Picture and Picture
3. Numbered Head Together
4. Cooperative Script
5. Kepala Berstruktur
6. Student Team Achievement Divisions (STAD)
7. Jigsaw (Model Tim Ahli)
8. Problem Based Introduction (PBI)
9. Artikulasi
10. Mind Mapping
11. Make a Match
12. Think Pair and Share
13. Debate
14. Role Playing
15. Group Investigation
16. Talking Stick
17. Bertukar Pasangan
18. Snowball Throwing
19. Student Fasilitator and Explaining
20. Course Review Horay
21. Demonstration
22. Explisit Introduction
23. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
24. Inside - Outside - Circle (Lingkaran Kecil - Lingkaran Besar)
25. Tebak Kata
26. Word Square
27. Scramble
28. Complette Sentence
29. Take and Give
30. Concept Sentence
31. Tim Token Arends 1998
32. Pair Check - Spencer Kagen 1993
33. Keliling Kelompok
34. Tari Bambu
35. Dua Tinggal, Dua Tamu
Nah itulah model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli
pendidikan dunia.
A.PENGERTIAN
Metode atau Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R.
David, 1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode
adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati,
jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan
yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan
dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya
itu, seorang pelatih tim Sepakbola akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk
dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan
hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil
belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar
pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang
instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
(a) strategipengorganisasian pembelajaran
(b) strategi penyampaian pembelajaran
(c) strategi pengelolaan pembelajaran.
Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,
memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi
instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak
mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan
baiknya metode tersebut dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode
tersebut.
B.DASAR PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi
pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada
penetapan. Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar
mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut :
1.Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih
metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan
pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta
kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan
(kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.
Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar
siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar. Dalam hal
ini metode yang dapat membantu siswa-siswa mencapai tujuan adalah metode ceramah,
guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba dan dilaksanakan di lapangan, kemudian
metode demonstrasi, siswa-siswa mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik
dan benar, selanjutnya dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita
tugasi, bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan
bagaimana mereka dapat bekerjasama dan menendang bola. Dalam contoh ini, terdapat
kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan
kemampuan Afektif, tentang bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam
bermain bola dari metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yangdiperoleh siswa
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen pokok dalam
merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat
itampilkan melalui peformance siswa.
c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performancenya
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat dirumuskan
tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik), Behavior (perilaku
yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi)
2.Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada siswa,
ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang
dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes
tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru
dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan
awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pengetahuan awal dapat
berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip,
konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum
dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat
diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran,
pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip,
konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi
kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan
hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengembangan
aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas.
Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diatur
dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Kedua, program pendidikan
akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan
ke dalam program pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang studinya
berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi
pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam
pokok bahasan. Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan
tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan
demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi
dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran
terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi
memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk
mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran
menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola
dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu
dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan
mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan
melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya
sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang Waktu yang tersedia
dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang
dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang
pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara
berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode
yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita
pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk
memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan
metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk
memecah masalah/ problem yang mereka hadapi.
4. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah
siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas
menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas
yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini
bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang
sangat besar, bila pendidikan, mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan
terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40
orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan
berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih efektif, akan
tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan
metode lainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa. Disamping metode
ceramah guru dapat melaksanakan Tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat
diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan
perhatian terhadap kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
5. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, peribahasa mengatakan ”Pengalaman
adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru
berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi
calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah
mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk
persekolahan.
Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi
pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan
masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi
siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan
guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak
menjadi profesional, akan tetapi professional guru belum terakui seperti profesional
lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta
memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill)
pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend
Langford,1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat
mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola
siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh
yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang
dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat,
kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri
masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang
bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia
mengayomi semua lapisan masyarakat.dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar)
Salah satu contoh penerapan model pembelajaran inovatif adalah dengan cara membuat
cerita digital dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan ketrampilan , kreativitas dan daya cipta, kecerdasan
ganda, pemikiran tingkat tinggi, literasi informasi, literasi visual, literasi suara, literasi
teknologi, berkomunikasi efektif, bekerja dalam tim dan berkolaborasi serta memperkuat
pemahaman.
Berbagai skenario kegiatan dapat kita rancang untuk membawa penceritaan digital ini ke
dalam kurikulum dan kegiatan belajar mengajar. Penceritaan digital ini juga tidak sekedar
cocok untuk pelajaran seni rupa atau bahasa saja. Namun dapat diintegrasikan dala mata
pelajaran umum ataupun tematis. Guru dapat mengajak siswa membuat presentasi
multimedia yang menjelaskan tentang kondisi ekonomi di lingkungan sekitarnya atau
bisa juga meminta siswa untuk membuat cerita bergambar tentang apa yang mereka
ketahui tentang pemanasan global, atau bahakan membuat video iklan layanan
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif. Inovasi pembelajaran. Model model
pembelajaran inovatif. Metode pembelajaran inovatif. Pengertian inovatif. Contoh model
pembelajaran.
Makalah model model pembelajaran. Inovatif. Inovatif adalah. Pengertian pembelajaran
inovatif. Pengertian inovasi pembelajaran. Pengertian model pembelajaran inovatif.
Contoh pembelajaran inovatif.
Contoh inovasi pembelajaran. Pembelajaran inovatif adalah. Artikel model pembelajaran.
Contoh inovasi. Model pembelajaran terkini. Makalah inovasi pembelajaran. Metode
pembelajaran yang inovatif.
Makalah model pembelajaran inovatif. Artikel pembelajaran inovatif. Model pembelajaran
seni budaya. Belajar inovatif. Inovasi belajar. Makalah pembelajaran inovatif. Definisi
inovatif.
Metode pembelajaran seni budaya. Contoh inovatif. Model pembelajaran yang inovatif.
Contoh model model pembelajaran. Contoh model pembelajaran inovatif. Model
pembelajaran seni rupa. Definisi inovasi.
Inovasi model pembelajaran. Macam model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran
inovatif adalah. Pengertian teknik pembelajaran. Pembelajaran inovasi. Pembelajaran
yang inovatif. Artikel inovasi pembelajaran.
Definisi model. Pengertian inovasi. Inovasi pengertian. Pengertian belajar terbaru. Metode
inovatif. Pengertian inovatif menurut para ahli. Model model pembelajaran seni budaya.
Makalah metode pembelajaran inovatif. Pengertian inovatif adalah. Teknik belajar
inovatif. Metode belajar inovatif. Karya handmade global tv. Model pembelajaran inovatif
seni budaya. Contoh makalah model model pembelajaran.
Makalah macam macam model pembelajaran. Model model pembelajaran yang inovatif.
Contoh metode pembelajaran inovatif. Inovatif pembelajaran. Definisi model
pembelajaran inovatif. Contoh pembelajaran yang inovatif. Inovasi metode pembelajaran.
Contoh makalah model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran inovatif. Metode
metode pembelajaran inovatif. Pentingnya metode pembelajaran inovatif. Pengajaran
inovatif. Pengertian metode pembelajaran inovatif. Artikel metode pembelajaran inovatif.
Handmade global tv. Metode inovatif pembelajaran. Manfaat pembelajaran inovatif.
Definisi belajar terbaru. Contoh contoh model pembelajaran. Model pembelajaran
inovasi. Pengertian metode inovatif.
Model pembelajaran inofatif. Model inovasi pembelajaran. Makalah model model
pembelajaran inovatif. Contoh makalah pembelajaran inovatif. Artikel model
pembelajaran inovatif. Inovasi mengajar. Definisi pembelajaran inovatif.
Teknik pembelajaran inovatif. Belajar dan pembelajaran seni rupa. Definisi inovatif
menurut para ahli. Tujuan pembelajaran inovatif. Contoh inovasi dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran inovasi. Cara membuat model pembelajaran.
Makalah inovasi pembelajaran baru. Contoh inovasi dalam pendidikan. Model model
belajar inovatif. Penerapan model pembelajaran inovatif. Contoh contoh inovasi.
Pengertian pola pembelajaran. Manfaat model pembelajaran.
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan belajar dan pembelajaran tidak hanya terjadi disekolah
saja, tetapi di tiga pusat yang lazim dikenal dengan tri pusat pendidikan. Tripusat
pendidikan adalah tempat di mana anak mendapatkan pengajaran baik
secaralangsung maupun tidak langsung dalam kehidupan keluarga (informal),
sekolah(fomal) maupun masyarakat (non formal). Seseorang dikatakan belajar jika
dalamdirinya terjadi aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan
dapatdiamati relatif lama.Dalam proses belajar, setiap siswa harus diupayakan
untuk terlibat secara aktifguna mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini memerlukan
bantuan dari guru untukmemotivasi dan mendorong agar siswa dalam proses
belajar terlibat secara totalitas.Guru harus menguasai baik materi maupun strategi
dalam pembelajaran.Slameto (2003: 92-94) menyatakan bahwa guru dalam
mengajar harus efektifbaik untuk dirinya maupun untuk pebelajar. Untuk
melaksanakan pembelajaran yangefektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar
3. Motivasi.
4. Kurikulum yang baik dan seimbang
5. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.
6. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelummengajar.
7. Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa.
8. Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswanya.
9. Guru harus mampu menciptakan suasana demokratis di sekolah.
10. Guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berfikir
11. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan.
12. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata dimasyarakat.
13. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa.
14. Pengajaran remidial
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa yang penting dalam prosesbelajar
mengajar, guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapimenciptakan
atmosfer belajar siswa serta memberikan motivasi dan bimbingan agarsiswa
mengembangkan potensi dan kreatifitasnya masing-masing. Perilaku guru
akanberkorelasi positif dengan prestasi siswa jika mampu mengalokasikan
danmenggunakan waktu dalam belajar.
Model-model Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka
sehinggatujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model
pembelajaran.Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang palingtepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,
dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi
siswa, sifat materi bahanajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu
sendiri. Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan
dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi
1. Kooperatif (Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluq social yang
penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling
berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masingmasing. Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok
terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada
control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan
atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan
2. Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau
tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi
yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret,
dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan
model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian
kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning
(eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi,
inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar
kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry
(identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),
constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan,
analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment
(penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari
berbagai aspek dengan berbagai cara).
3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran para ahli pembelajaran
menyarankan penggunaan paradigma pembelajaran konstruktifistik dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya perubahan paradigma belajar tersebut
terjadi perubahan fokus pembelajaran dari berpusat pada guru kepada belajar
berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan lebih memberikan nuansa yang
harmonis antara guru dan siswa dengan memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk berperan aktif dan mengkonstruksi konsep-konsep yang
dipelajarinya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar
siswa memiliki motivasi tinggi dan kemampuan belajar mandiri serta
bertanggungjawab untuk selalu memperkaya dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada beberapa pembelajaran yang berpusat
pada siswa yaitu salah satunya dalah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran
berbasis masalah merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha memecahkan masalah tersebut
mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan atas
masalah tersebut. Punaji Setyosari (2006: 1) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh
adanya masalah nyata, a real-world problems sebagai konteks bagi mahasiswa
untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah dan memperoleh
pengetahuan. Gardner (2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan alternatif model pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran ruang
kelas yang tradisional. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, dosen
menyajikan kepada mahasiswa sebuah masalah, bukan kuliah atau tugas. Sehingga
mahasiswa menjadi lebih aktif belajar untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah. Pembelajaran berbasis masalah mempunyai tujuan untuk
mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yaitu pemecahan
masalah berdasarkan keterampilan belajar sendiri atau kerjasama kelompok dam
memperoleh pengetahuna yang luas. Dosen mempunyai peran untuk memberikan
inspirasi agar potensi dan kemampuan mahasiswa dimaksimalkan. Pembelajaran
berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.Belajar diawali dengan masalah
b.Masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa
c.Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah
d.Mahasisawa diberikan tanggungjawab yang besar untuk melakukan
proses belajar secara mandiri
e.Menggunakan kelompok kecil
f.Mahasiswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dalam
bentuk kinerja (I wayan Dasna dan Sutrisno, 2007)
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai
dengan adanya permasalahan. Masalah yang dijadikan pembelajaran dapat muncul
dari mahasiswa atau dosen. Sehingga mahasiswa dapat memilih masalah yang
dianggap menarik untuk dijadikan pembelajaran.
4. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok
bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia
kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok,
suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan
(games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada
sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga
terjadi diskusi kelas.Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam
beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang
pembagian raport.