(Matakuliah:Kajian IPA 1)
Kelompok I
AnisaWandari (202026014)
ArnitaPurnama (202026003)
DivaAndriyani (202026024)
SyufiRamadhanUtomo (202026006)
Strategi ini berpusat pada siswa dan berbasis aktivitas. Kelebihan strategi
ini adalah meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis siswa.
Sedangkan kelemahannya adalah penekanan hanya pada proses bukan pada
produk dan memerlukan waktu yang panjang.
1. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ini lebih bersifat “memberi tahu”. Artinya guru lebih
dominan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa bersifat pasif,
hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Yang dilakukan guru
pada pendekatan ini umumnya adalah memberi ceramah,
mendemonstrasikan sesuatu dan lain-lain.
Keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini adalah bahwa
bahan pelajaran dapat diselesaikan dengan cepat dan dimengerti oleh siswa.
Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai DDCH (Duduk, Dengar, Catat,
Hafal). Sehingga dalam pendekatan ini gurunya aktif sedangkan siswanya
pasif.
2. Pendekatan Inkuari
Pendekatan ini lebih bersifat “mencari tahu”. Artinya siswa sangat
aktif mencari sendiri informasi yang ia perlukan. Dalam pendekatan ini
dominasi guru lebih sedikit. Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui
bahwa pendekatan inkuari bertolak belakang dengan pendekatan
ekspositori. Pendekatan ini menginginkan keaktifan siswa untuk
memperoleh informasi sampai menemukan konsep-konsep IPA. Dalam
pendekatan ini guru membimbing siswa menemukan sendiri konsep-konsep
itu melalui kegiatan belajarnya.
3. Pendekatan Proses
Pendekatan ini senada dengan pendekatan inkuari, karena
pendidikan ini menginginkan keaktifan siswa dan juga guru tidak dominan
dalam proses pembelajaran tetapi bertindak sebagai organisator dan
fasilitator saja.
Pendekatan ini memiliki cirri-ciri khusus:
a) Ilmu pengetehuan tidak dipandang sebagai produk semata tetapi sebagai
proses.
b) Siswa dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan memproses
informasi dalam pikirannya.
4. Pendekatan Konsep
Konsep adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta.
Dalam pencapaian atau pembentukan konsep biasanya peserta didik
memerlukan benda-benda konkrit untuk diotak-atik, eksplorasi fakta-fakta
dan ide-ide secara mental. Pendekatan konsep memerlukan lebih dari
sekedar menghafal, lebih menunjukkan gambaran yang lebih tepat tentang
IPA.
5. Pendekatan STM
Pendekatan ini diyakini oleh para pakar pendidikan IPA di Amerika
sebagai pendidikan IPA yang paling tepat sebab mempersiapkan murid-
murid untuk menghadapi abad ke 21 yaitu abad ketergantungan manusia
kepada sains dan teknologi. Rasional dari pendekatan ini adalah segala
penemuan dalam bidang sains dan teknologi dapat untuk kesejahteraan
manusia. Didalam pendekatan IPA dengan pendekatan STM, guru
membantu murid-murid mempelajari sains dengan menggunakan isu-isu
dalam masyarakat yang merupakan dampak sains dan teknologi sebagai
piñata pembelajaran IPA.
6. Pendekatan Factual
Pendekatan ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA .
contoh informasi yang didapatkan murid dengan pendekatan ini, misalnya
ular termasuk golongan reptil, merkurius adalah planet yang terdekat
dengan matahari. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah
membaca, mengulang, melatih dan lain-lain. Pada dasarnya pembelajaran
IPA dengan pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan pada diri murid-
murid dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang IPA.
4. Learning cycle
Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered).
Tahap-tahap Learning Cycle :
1) Tahap Pembangkitan Minat (Engagement) : pembangkitan minat
merupakan tahap awal dari siklus belajar.
2) Tahap Eksplorasi (Exploration) : dibentuk kelompok-kelompok kecil
antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama
dalam kelompok kecil.
3) Tahap Penjelasan (Explanation) : guru dituntut mendorong siswa
untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/pemikiran sendiri.
4) Tahap Elaborasi (Elaboration) : membantu siswa membangun
pemahaman yang lebih luas tentang konsep yang telah diterangkan.
5) Tahap Evaluasi (Evaluation) : mengamati pengetahuan atau
pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru.
5. Experiental Learning
Experiential Learning adalah pembelajaran yang dilakukan melalui
refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman
langsung.
Langkah-langkah model pembelajaran Experiential Learning :