JAWABAN NO 3
Jika kita mempertanyakan mengapa untuk implementasi Kurikulum 2013 di SD harus
menggunakan pembelajaran tematik, maka untuk menjawabnya kita harus memahami landasan
filosofis, psikologis, dan yuridis. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan maklum
mengapa pembelajaran tematik dianggap paling cocok untuk digunakan.
Landasan Filosofis
Secara filosofis ada 3 faham yang melandasi mengapa di sekolah dasar (SD) diterapkan
pembelajaran tematik, yaitu fahan progresivisme, faham konstruktivisme, dan faham
humanisme.
• Progresivisme. Faham ini menekankan bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural),
dan memperhatikan pengalaman siswa
• Konstruktivisme. Faham konstruktivisme menghendaki agar anak mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya.
• Humanisme. Faham humanisme memandang siswa sebagai individu yang memiliki
keunikan/kekhasannya, potensi, dan motivasi masing-masing.
Landasan Psikologis
Menurut psikologi perkembangan, untuk menentukan tingkat keluasan dan kedalamannya isi
(materi pembelajaran) haruslah disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.
Sementara itu psikologi belajar menjelaskan bagaimana isi/materi pembelajaran disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dalam proses belajarnya, anak-
anak usia sekolah dasar mempunyai pemikiran yang bersifat konkrit, integratif, dan hierarkis.
Konkrit dimaknai sebagai proses belajar harusnya beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diutak-atik. Integratif dimaknai sebagai
keadaan di mana anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka
belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sementara hierarkis
bermakna bahwa anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana
ke hal-hal yang lebih kompleks.
Belajar seharusnya adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi
antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa
aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya
Landasan Yuridis
Adapun landasan yuridis untuk implementasi pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013
adalah:
1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan Mutu Pendidikan
JAWABAN NOMOR 4
Kegiatan Pra Pembelajaran dan Kegiatan Awal Pembelajaran
Anitah Sry ( 2007 : 4.3 ) menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil dengan
baik apabila, guru dapat mengkondisikan kegitan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut
harus dimulai dari tahap pembelajararan. Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan
prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan
siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak
berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegitanan inti
pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran sebagai berikut:
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik yaitu kondisi belajar dapat
dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperliahatkan sikap yang
menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti
pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal
pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh
percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat aktivitasnya.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa yaitu kegiatan yang dilakukkan guru pada jam pertama
pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk meghemat waktu dalam
mengecek kehadiran siswa, dengan mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru
telah memberikan motivasi terhadap siswa, disiplin dalam mengikuti pembelajaran.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu
membantu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam
belajar.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis yaitu menciptakan suasana belajar
yang demokratis daapat dikondisikan melaului pendekatan proses belajar Cara Belajar
Siswa Aktif. Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus
membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani mengeluarkan ide.
Hal yang harus dilkukan guru dalam melaksanakan kegitan awal pembelajaran sebagai
berikut:
1. Memahami kemampuan siswa.
2. Dapat membangkitkan perhatian siswa sehinnga perhatian siswaterpusat pada pelajaran
yang akan diikutinya.
3. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
4. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya
suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
5. Memberikan penguatan pada siswa.
6. Menanamkan sikap disiplin pada siswa.
C. Kegiatan Penutup
Rusman ( 2012 : 13 ) menyatakan bahwa dalam kegiatan penutup, guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman
ataukesimpulan pelajaran.
2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas , baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.