Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 1

PDGK4105 & STRATEGI PEBELAJARAN di SD


NAMA : AHMAD SUTISNA
NIM : 836478171
Prodi : PGSD – S1
UPBJJ : BANDUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER 2022/2023.2 (2023.1)
Jawaban Nomor 1
Belajar merupakan hasil dari perilaku atau potensi perilaku dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Proses belajar sudah dapat dilakukan mulai dari bayi hingga dewasa. Bahkan saat
menjadi tua tidak menghalangi kita untuk tetap belajar. Banyak sekali konsep pembelajaran
yang dilakukan para ahli. Namun jika disimpulkan menjadi satu konsep belajar terbagi menjadi
3 pokok yaitu:
1. Proses. Di dalam belajar dibutuhkan proses untuk berfikir serta memahami. Proses ini
dapat melibatkan emosional dan mental sehingga pikiran dan perasaannya dapat aktif.
2. Perubahan perilaku. Saat belajar kita dapat mengetahui kesalahan yang ada dan merubah
perilaku menjadi lebih baik.
3. Pengalaman. Akibat dari kesalah dan pembelajaran yang ada dapat menambah pengalaman
kita. Sehingga untuk kedepannya bila mengalami persoalan yang sama, kita sudah dapat
menghadapinya.
Jawaban Nomor 2
Ada beberapa istilah dalam pembelajaran yang cukup membingungkan karena dalam
penerapannya terkadang dikatakan hal yang sama secara bergantian, contohnya discovery ada
yang mengatakan model pembelajaran ada yang mengatakan metode pembelajaran, untuk
membedakan dan memperjelas istilah tersebut perlu dibahas secara konseptual agar lebih paham
perbedaannya seperti istilah pendekatan, strategi, model, metode dan teknik.
Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang
sifatnya masih umum dan filosofis, yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dilihat dari pendekatannya menurut
Killen (Anitah dkk, 2017) pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang telah ditentukan lalu diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran bersifat konseptual dan aplikasinya menggunakan berbagai metode
pembelajaran. Strategi merupakan “a plan of operation achieving something”.
Strategi pembelajaran merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan
pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar agar tercipta
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Strateginya pembelajaran menurut Rowntree ada
dua yaitu: (1) expositiondiscovery learning dan (2) group-individual learning (Senjaya, 2008).
Berdasarkan cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Metode adalah “a way in achieving something” . Metode pembelajaran adalah seluruh
cara/prosedur yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Didalamya terdapat
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, persiapan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka/awal ,kegiatan inti dan
penutupnya,media pembelajaran, sumber pembelajaran, sampai dengan penilaian pembelajaran,
contohnya, penggunaan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi, labolatorium,
pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simponsium, kooperatif (cooperative learning),
STAD (Students Teams Achievment Divisions), NHT (Numbers Head Together) .
Metode pembelajaran dapat dijabarkan lagi ke dalam teknik dan taktik pembelajaran, teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran merupakan cara guru
menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode) berdasarkan pendekatan yang
dianut, contohnya teknik Pembelajaran POE (Predict Observe Explaint), teknik pembelajaran
ini pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh White dan Gunstone sebagai
pembelajaran yang efisien untuk menimbulkan ide atau gagasan dan melakukan diskusi dari ide
siswa, tujuannya mengungkap kemampuan siswa dalam melakukan predict (prediksi),
observe(pengamatan) dan Explaint.
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya personal (Djalal, 2017), contohnya jika ada dua orang sama-
sama menggunakan metode ceramah, dalam aplikasi pembelajaran mungkin akan berbeda taktik
yang digunakan bisa jadi yang satu diselingi dengan humor, atau yang satu lagi menggunakan
IT, gaya pembelajaran yang ditampilkan akan memunculkan keunikan dari masing-masing guru
Istilah terakhir yaitu model Pembelajaran, yaitu suatu desain/kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur pembelajaran yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa dari awal sampai akhir pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Afandi dkk, 2013) (Djalal, 2017). Perbandingan istilah
pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan taktik pembelajaran (Komalasari, 2011).
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Sagala, 2011). Istilah model
pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan strategi dan metode pembelajaran.
Model pembelajaran yang sesuai dengan isi dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 yaitu model terpusat pada peserta didik, autentik,
kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik sehari-hari. Contohnya discovery
learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry learning (Mutiani, 2020).

JAWABAN NO 3
Jika kita mempertanyakan mengapa untuk implementasi Kurikulum 2013 di SD harus
menggunakan pembelajaran tematik, maka untuk menjawabnya kita harus memahami landasan
filosofis, psikologis, dan yuridis. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan maklum
mengapa pembelajaran tematik dianggap paling cocok untuk digunakan.
Landasan Filosofis
Secara filosofis ada 3 faham yang melandasi mengapa di sekolah dasar (SD) diterapkan
pembelajaran tematik, yaitu fahan progresivisme, faham konstruktivisme, dan faham
humanisme.
• Progresivisme. Faham ini menekankan bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural),
dan memperhatikan pengalaman siswa
• Konstruktivisme. Faham konstruktivisme menghendaki agar anak mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya.
• Humanisme. Faham humanisme memandang siswa sebagai individu yang memiliki
keunikan/kekhasannya, potensi, dan motivasi masing-masing.

Landasan Psikologis
Menurut psikologi perkembangan, untuk menentukan tingkat keluasan dan kedalamannya isi
(materi pembelajaran) haruslah disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.
Sementara itu psikologi belajar menjelaskan bagaimana isi/materi pembelajaran disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dalam proses belajarnya, anak-
anak usia sekolah dasar mempunyai pemikiran yang bersifat konkrit, integratif, dan hierarkis.

Konkrit dimaknai sebagai proses belajar harusnya beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diutak-atik. Integratif dimaknai sebagai
keadaan di mana anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka
belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sementara hierarkis
bermakna bahwa anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana
ke hal-hal yang lebih kompleks.

Belajar seharusnya adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi
antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa
aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya

Landasan Yuridis
Adapun landasan yuridis untuk implementasi pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013
adalah:
1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD, pembelajaran tematik di SD sangat penting


peranannya. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa
dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung
dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta
didik diharapkan akan menerapkan konsep yang diperolehnya dalam kegiatan belajarnya
sambil melakukannya secara riil.

JAWABAN NOMOR 4
Kegiatan Pra Pembelajaran dan Kegiatan Awal Pembelajaran
Anitah Sry ( 2007 : 4.3 ) menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil dengan
baik apabila, guru dapat mengkondisikan kegitan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut
harus dimulai dari tahap pembelajararan. Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan
prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan
siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak
berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegitanan inti
pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran sebagai berikut:
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik yaitu kondisi belajar dapat
dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperliahatkan sikap yang
menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti
pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal
pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh
percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat aktivitasnya.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa yaitu kegiatan yang dilakukkan guru pada jam pertama
pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk meghemat waktu dalam
mengecek kehadiran siswa, dengan mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru
telah memberikan motivasi terhadap siswa, disiplin dalam mengikuti pembelajaran.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu
membantu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam
belajar.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis yaitu menciptakan suasana belajar
yang demokratis daapat dikondisikan melaului pendekatan proses belajar Cara Belajar
Siswa Aktif. Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus
membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani mengeluarkan ide.

b. Kegiatan Awal Pembelajaran


1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa, membangkitakan motivasi dan perhatian
siswa merupakan kegitanan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan
pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran siswa perlu difokuskan
perhatiannya pada materi yang akan dibahas.
2. Memberi acuan , memberi acuan dapat diartikan sebagai upaya guru dalam
menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal yang akan
dipelajari dan kegitan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan
guru dalam memberikan acuan sebagi berikut: memberitahukan kemampuan yang
diharapkan atau materi yang akan dipelajari.
3. Membuat kaitan, kegiatan pembelajaran kaitan pada awaln pembelajaran biasanya
dikenal dengan melakukan apersepsi. Cara guru dalam membuat kaitan: mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, menunjukkan
manfaat materi yang dipelajari, meminta siswa menggemukakan pengalaman yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Tes awal dapat dilakukan
dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap mewaakili siswa.

Hal yang harus dilkukan guru dalam melaksanakan kegitan awal pembelajaran sebagai
berikut:
1. Memahami kemampuan siswa.
2. Dapat membangkitkan perhatian siswa sehinnga perhatian siswaterpusat pada pelajaran
yang akan diikutinya.
3. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
4. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya
suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
5. Memberikan penguatan pada siswa.
6. Menanamkan sikap disiplin pada siswa.

B. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran


Rusman ( 2017 : 21 ) Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan,
yanag dilakukan secara interaktif , inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang
cukup, kretifitas dan kemandirian sesuai denagan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan denagan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, menggumpulkan informasi, dan
komunikasi.
Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yanng bersifat prosedure untuk melakukan
sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap
pemodelan atau demonstrasi oleh guru , peserta didik harus menirukan selanjutnya guru
melakukakn pengecejekan dan pemberian umpan balik dan latihan lanjutan kepada peserta
didik.

Contoh kegiatan belajar:


1. Mengamati, guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih
siswa untuk memperhatikan ( melihat, membaca, mendengar ) hal yang penting dari
suatu benda dan objek.
2. Menanya, dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat.
3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan, tindak lanjut dari bertanya adalah menggalai dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu,
peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak. Dari kegitan tersebut terkumpul
sejumlah informasi , informasi tersebut menjadi dasar bagi kegitan berikutnya yaitu
memproses informasi dengan infoermasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
4. Mengkomunikasikan Hasil, kegiatan berikutnya alah menuliskan atau menceritakan
apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
belajar peserta didik.

C. Kegiatan Penutup
Rusman ( 2012 : 13 ) menyatakan bahwa dalam kegiatan penutup, guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman
ataukesimpulan pelajaran.
2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas , baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai