Anda di halaman 1dari 5

Nama : Azra Melinda

Nim : 21052033
Prodi : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :  Prof. Dr. Maria Montessori. M.Ed. M.Si

TUGAS KULIAH 1 STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Pendekatan, Model Dan Strategi Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal istilah model pembelajaran. Menurut
Arends dalam Trianto (2010:51) model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas. Sedangkan menurut Sumantri, dkk (1999:42) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Hal senada juga diungkapkan oleh Erman, Suherman (2003:7) model
pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran.

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan


guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan
bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa
strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Jadi strategi pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong
aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-
ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2. Paradigma Pembelajaran
Paradigma adalah sifat yang paling khas atau yang mendasar dari sebuah
teori atau cabang ilmu, Istilah paradigma menjadi terkenal setelah diungkapkan
oleh (Kuhn, 1996) melalui bukunya “The Structure of Scientific Revolution”.
Dijelaskan dalam buku ini bahwa ilmu pengetahuan berkembang dari masa awal
pembentukan, setelah itu memperoleh pengakuan dan berkembang menjadi
paradigma. Robert Friedrichs merumuskan pengertian paradigma sebagai suatu
pandangan mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajarinya.
Menurut (Ritzer, 1975) merumuskan pengertian yang lebih jelas lagi
menurutnya, paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang
apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang
ilmu pengetahuan. Lebih tepatnya adalah sesuatu yang menjadi pokok persoalan
dalam satu cabang ilmu menurut versi ilmuwan tertentu. Paradigma adalah cara
seseorang memandang kenyataan dalam kehidupan. Paradigma sebagai cara
bertanya, cara menjawab, menentukan masalah dan memecahkannya. Di dalam
paradigma terkandung berbagai nilai dan asumsi yang dijadikan dasar
mengajukan pertanyaan dan menjawabnya.
Paradigma pembelajaran adalah konstelase teori, disini berarti konstelasi yang
dikembangkan untuk memahami sejarah dan keadaan sosial untuk diberi makna
tersendiri.Banyak pendapat yang berpendapat berbeda – beda tentang paradigm ini.
Paradigma ini di kenalkan oleh Thomas Kuhn untuk melihat perkembangan dan
revolusi zaman.1 Banyak pendidik yang masih menggunakan paradigma
konvensional, yaitu guru menjelaskan dan murid mendengarkan. Dimana teori ini
membuat peserta didik semakin jenuh dalam belajar. Jika mengunakan paradigma
konvensional ini pada pelajaran sejarah murid akan mudah bosan dan jenuh, tidak ada
sentiuhan yang membuat para peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran
tersebut. Pendidik juga tidak memberikan sentuhan emosiaonal kepada peserta didik,
itu sebabnya kenapa mereka tidak pernah terlibat aktif dalam pembelajaran.
Menggunakan paradigm konvensional terus menerus tidak akan membuat daya ingat
para peserta didik bertahan lama, Karena tidak ada hal lain yang menonjol di dalam
fikiran mereka. Agar ingatan historis peserta didik tidak mudah hilamg atau akan
tahan lama perlu disertai “ingatan emosional”. Dengan menggunakan ingatan
emosianal peserta didik akan lebih melibatkan emosinya untuk berfikir kritis tentang
apa yang dipelajarinya saat itu. Dengan melibatkan emosi dapat menumbuhkan
kesadaran dalam diri peserta didik untuk terus mengkorek korek berbagai peristiwa
sejarah. Perlu diketahui menggunakan paradigm emosianal sangat dibutuhkan oleh
peserta didik untuk terus berkreasi, untuk terus mempunyai rasa ingin tahu peserta
didik lebih besar lagi.

3. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran PPKn


1. Active Learning
Active learning adalah strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
memaksimalkan tingkat keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sedang
berjalan. Secara lebih detail, Ujang menjelaskan bahwa active learning merupakan
cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau
pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh peserta didik,
bukan guru. Selain itu, active learning juga menganggap mengajar sebagai
kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab
belajar peserta didik sehingga berkeinginan terus-menerus untuk belajar selama
hidupnya dan tidak bergantung kepada guru atau orang lain apabila mereka
mempelajari hal-hal baru (Sukanda, 2003: 9).
2. Contextual Teaching Learning (CTL)
Contextual teaching learning (pembelajaran kontekstual) adalah konsep
pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata peserta didik. Menurut Johnson, CTL adalah sebuah
proses pendidikan yang mendorong peserta didik melihat materi akademik yang
mereka pelajari lebih mendalam. Caranya, yaitu menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu kehidupan pribada,
sosial, dan budaya (Suryani & Agung, 2012: 75). Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, jelaslah bahwa CTL bukan sebatas mengajarkan peserta didik
untuk memahami materi secara tekstual sesuai yang tercantum pada buku, tetapi
juga mengajak mereka memberi respons nyata dari sebuah materi ter- hadap
realitas kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, CTL dapat memperkuat
pemahaman peserta didik karena telah memberikan pembelajaran yang realistis
dan bermakna.
3. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Cooperative learning menurut Wina Sanjaya (2006: 239) adalah rangkaian
kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Adapun menurut Anita Lie (2004: 8),
pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran berdasarkan
Cooperative Learning menuntut peserta didik untuk belajar di dalam sebuah tim
yang akan sangat membantu pengembangan keterampilan sosial, sikap, dan
kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Simatupang, E., & Yuhertiana, I. (2021). Merdeka Belajar Kampus Merdeka terhadap
Perubahan Paradigma Pembelajaran pada Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan
Literatur. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Ekonomi
Priatna, T, (2004). Reaktualisasi Paradigma Pendiidkan Islam: ikhtiar mewujudkan
pendidikan bernilai ilahiah dan insaniah di Indonesia (vol. 1). Pustaka Bani Quraisy.
Karsidi, R. (2001). Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Media Tor (jurnal komunikasi), 2(1), 115-125. 2 . Subakti, Y.R. Paradigma
Pembelajaran Berbasis kontruktivisme
Ngalimun. 2013. Strategi Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
MODUL P3PPKn SEKOLAH DASAR (MATERI STRATEGI & MODEL
PEMEBALAJARAN PPKn SD) UNTUK MAHASISWA PGSD UAD, Disusun Oleh Lisa
Retnasari Suyitno Zulfan Hanif Rahman

Anda mungkin juga menyukai