Pendidikan Kewargaanegaraan
- - - - - -
Nama kelompok :
01
Vita Nouva (21034119)
.
M.Fadhil Dianugraha
. .
(21073057)
Muhammad Adib
(21073064)
Reza Rahmat (21067062)
- - - - - -
menguraikan dan menciptakan ketahanan nasional dan bela
negara
1. Latar Belakang
Dalam perspektif geopolitik, bentangan posisi geografis ini tentu saja menjadikan Indonesia sebagai
Negara yang memiliki bargaining power dan bargaining positionstrategis dalam percaturan dan
hubungan antar bangsa, baik dalam lingkup kawasan maupun global. Hal ini berangkat dari pemikiran
bahwa ruang merupakan inti dari geopolitik karena di sana merupakan wadah dinamika politik dan militer.
Penguasaan ruang secara de facto dan de jure merupakan legitimasi dari kekuasaan politik.
Bertambahnya ruang negara atau berkurangnya ruang negara oleh berbagai jenis sebab, selalu dikaitkan
dengan kehormatan dan kedaulatan negara dan bangsa (Sunardi, 2000, 33 – 35). Sementara itu, hubungan
antar bangsa senantiasa diwarnai oleh kompetisi dan kerjasama. Dalam hubungan tersebut, setiap bangsa
berupaya untuk mencapai dan mengamankan kepentingan nasionalnya menggunakan semua instrumen
kekuatan nasional dimilikinya. Dalam kaitan kepentingan nasional itulah, bangsa Indonesia tentu saja
harus senantiasa mengembangkan dan memiliki kesadaran ruang (space consciousness) dan kesadaran
geografis (geographical awareness) sebagai Negara kepulauan. Hal ini logis dan sangat mendasar
mengingat, di satu sisi, posisi geografis yang strategis dan terbuka serta mengandung keragaman potensi
sumber kekayaan alam, tentu saja merupakan peluang dan keuntungan bagi bangsa Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya. Namun di sisi lain, posisi geografis yang menjadi perlintasan
dan pertemuan kepentingan berbagai negara ini, mengandung pula kerawanan dan kerentanan karena
pengaruh perkembangan lingkungan strategis yang dapat berkembang menjadi ancaman bagi ketahanan
bangsa dan pertahanan Negara.
- - - - - -
penutup
Ketangguhan serta keuletan dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan potensi kekuatan
nasional menjadi kekuatan pertahanan negara yang solid, perlu dibangun diatas nilai – nilai
kebangsaan, nasionalisme dan bela negara. Dalam perspektif Ketahanan Nasional, ketiga elemen
dasar tersebut merupakan prasyarat yang harus dibina secara dini, terus menerus, terpadu dan
berkelanjutan. Terkait hal inilah, nasionalisme dan bela negara bukan merupakan retorika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, namun harus mampu diwujudkan dan diimplementasikan
secara nyata oleh seluruh komponen bangsa, utamanya kalangan intelektual muda. Kecerdasan
intelektual yang merupakan potensi besar yang dimiliki kalangan muda harus mampu dikembangkan
secara seimbang dengan kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual.
Keseimbangan tersebut dibutuhkan sebagai rangkaian proses membangun kesadaran individual
terkait bela negara. Itulah yang sesungguhnya harus disadari oleh kalangan intelektual muda untuk
dipahami dan dikerjakan dalam memenuhi hak dan kewajiban bela negara dalam perspektif
Ketahanan Nasional
Wassalamualikum warahmatulahi
wabarakatuh