Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Pendidikan Kewaranegaraan 2021

Topik : Bagaimana Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara
Bagi Indonesia Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan?
Nama Mahasiswa : Muhammad Asyrof Hidayatullah
NPM : 20032010143
Kelas : G020

I. Ketahanan Nasional Indonesia


Ketahanan Nasional (Tannas) yakni suatu kecakapan yang tahan, kuat atau mampu dalam
menghadapi segala macam ancaman dan tantangan yang terjadi untuk mempertahankan hidup
sebuah bangsa atau negara. Arti lebih spesifik ditujukan pada ketahanan bangsa yakni kemampuan
suatu bangsa untuk mempeetahankan kesatuan dan persatuannya. GPH S. Suryomatraman
berpendapat bahwa ketahanan nasional disebut juga sebagai suatu konsepsi atau doktrin, sebagai
suatu kondisi, dan sebagai suatu strategi atau pendekatan.
1. Sebagai suatu konsepsi, ketahanan nasional menggunakan ajaran asta gatra bahwa kehidupan
nasional dipengaruhi oleh beberapa aspek atau unsur yang tergabung dalam Astra Gatra
a. Tiga aspek kehidupan alamiah (Tri Gatra) :
• Gatra letak dan kedudukan geografi, dimana kekuatan nasional ditentukan oleh letak dan
kondisi wilayah. Meliputi, luas wilayah, posisi geografi, astronomi dan geologi negara,
serta daya dukung negara habittable dan unhabittable.
• Gatra keadaan dan kekayaan alam, Diantaranya potensi sumber daya alam meliputi
hewani, nabati dan tambang, kemampuan explorasi sumber daya alam, pemanfaatan
serta perhitungan jauh kedepan, serta kontrol kendali atas pemanfaan sumber daya alam.
• Gatra keadaan dan kemampuan penduduk, meliputi kuantitas atau jumlah, komposisi,
persebaran dan kualitas penduduk dalam sebuah negara.
b. Lima aspek kehidupan sosial (Panca Gatra) :
• Gatra ideologi, merujuk pada ideologi atau pemahaman yang berisi nilai nilai bersama
yang baik bagi persatuan dan kesatuan.
• Gatra politik, berkaitan pada kemapuan suatau negara dalam mengelola sumber daya
bersama agar tidak menimbulakn perpecahan dan berorientasi pada pembangunan
nasional. Keadaan politik suatu negara juga dapat menentukan keadaan negara tersebut.
• Gatra ekonomi, berkaitan dengan upaya suatu negara dalam upaya untuk pemberian dan
distribusi kebutuhan warga negara. Negara yang kuat dalam bidang ekonomi akan
tumbuh sebagai kekuatan dunia. Bentuk dari kekuatan ekonomi yakni kemampuan untuk
cepat pulih, menahan guncangan,serta kemampuan untuk menghindari guncangan.
• Gatra sosial dan budaya, nilai nilai sosial dan budaya hanya dapat berkembang pada
situasi negara yang stabil, aman dan damai. Tingginya nilai sosial dan budaya juga
mencerminkan tingkat kesejahteraan baik secara fisik maupun jiwa.
• Gatra pertahanan dan keamanan, kondisi keamanan dan pertahanan negara dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi ekonomi ataupun politik sendiri, pertahanan
dan keamanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang dapat
melibatkan segenap rakyatnya sebagaimana diatur dalam UU No. 3 Tahun 2002.
2. Sebagai suatu kondisi, kondisi yang dinamis memaksa ketahanan nasional bertindak demikian,
selalu berubah sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada
3. Sebagai suatu strategi, berkaitan pada cara bagimana suatu negara dapat bertahan darii
berbagai ancaman dan bahaya.
Tiga pengertian tersebut selanjutnya berkembang menjadi naskah GBHN Tahun 1998, diaman
ketahanan nasional di definisikan kembali dalam beberapa point yakni :
1. ketahanan nasional berorientasi pada berjalannya pembanguna nasional serta tujuan yang
ingin dicapai agar secara efektif dielakkan dari berbagai ancaman dan gangguanbaik dati
dalam maupun dari luar.
2. ketahanan nasional tetap bersifat dinamis guna menjamin kelangsungan dan kejayaan
bangsa dan negara.
3. ketahanan nasional dijabarkan kembali secara rinci dalam berbagai aspek yakni ketahanan
ideologi yang berkaitan dengan pemahaman dan nilai nilai kepribadian bangsa, ketahanan
pilitik yang berkaitan dengan sistem politik yang dinamis dan penerapan pilitik luar negeri
yang bebas dan aktif, ketahanan ekonomi yang berkaitan dengan perwujudan ekonomi
nasional yang berdaya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan
merata, ketahanan sosial dan budaya yang berkaitan dengan nilai nilai sosial serta budaya
yang tetap sesui dengan pancasila, serta kemampuan untuk memfilter berbagai budaya yang
masuk ke indonesia, dan ketahanan pertahanan dan keamanan dimana sebagai daya
tangkal bengsa yang dilandasi kesadaran belanegra penuh dari setiap warga negara guna
mepertahankan pembangunan dan keutuhan bangsa dan negara.
Konsep ketahanan nasional berlapis bermakna ketahanan nasional sebagai kondisi yang
kokoh dan tangguh dari sebuah bangsa yang terdiri dari beberapa lapisan yakni (dari dalam keluar)
ketahanan diri, keluarga, wilayah, regional, dan ketahanan nasional.
II. Fungsi Ketahanan Nasional Indonesia
1. Sebagai doktrin dasar nasional
2. Metode pembinaan kehidupan nasional
3. Pola dasar pembangunan nasional
III. Asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas ketahanan nasional indonesia merupakan sebuah kode etik yang didasarkan pada nilai-
nilai hukum dalam pancasila, UUD 1945, dan perspektif nasional.
1. Kesejahteraan dan keamanan
2. Koprehensif integral atau menyeluruh terpadu
3. Mawas kedalam dan mawas keluar
4. kekeluargaan
IV. Bela Negara Dalam Ketahanan Nasional
Dalam berbagai undang undang tertulis yakni dalam Undang – Undang Dasar NRI 1945 Pasal
27 Ayat 3, UU No.3 Tahun 2002 keduanaya mengatuar bagaimana setiap warga negara mempunyai
kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela negara. Upaya bela negara ini juga sebagai
kehormatan setiap warga negara yang di laksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab,
dan rela berkorban dalam pengabdian terhadap negara. Ancaman didefinisikan sebagai segala
bentuk usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan warga
negara baik dari luar maupun dari dalam.
Berbagai ancaman yang timbul dapat berupa ancaman fisik yakni ancaman yang mengarah ke
bidang militer, seperti serangan, agresi dan sebagainya, serta serangan non fisik yakni non militer
baik berupa upaya perubahan ideologi dan sebagainya.
V. Pentingnya Ketahanan Nasional
Lemahanya ketahanan nasional suatu negara dapat berakibat fatal bagi negara tersebut, sudah
banyak kasus dimana suatu negara dapat bubar ataupun hilang karena tidak kuatnya tingkat
ketahanan nasional negara tersebut. Tak hannya harus kuat secara pertahanan, ketahanan nasional
juga harus sama sama kuat dalam hal ideologinya, ekonomi, politik dan sebagainya.
VI. Sumber Historis, Sosiologis, Dan Politik Ketahanan Nasional Dan Belanegara
Secara historis ketahanan nasional di indonesia sebagai salah satu dampak dari adanya
fenomena – fenomena gerakan komunisme yang pada saat itu terjadi. Keberhasilan mengatasi
peristiwa tersebut menyadarkan kita bahwa indonesia memiliki ketahanan dalam ideologi,
pertahanan dan keamanan. Dari sini berlanjut ke lingkungan sskad dan lembaga pertahanan
nasional tahun 1968 mendapatkan koseptual baru yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial dam militer.
Berlanjut dan diperluas ke ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan Dan Gangguan) dimunculkan
konsepsi ketahanan nasional pada tahun 1972. Dan pada 1973 konseptual ketahanan nasional
masuk dalam GBHN yakni TAP MPR NO IV/MPR/1978.
Seiring berjalanya waktu berbagai fenomena hubungan dalam masyarakat bangsa dan negara
memunculkan konsep ketahanan nasional secara sosiologis dan ekonomi. Dimana kehidupan
bangsa dan negara yang selalu berubah – ubah dari masa kemasa melahirkan suatu upaya untuk
mempertahankan diri dari segala macam tantang sosial dan politik tersebut.
VII. Esensi Dan Urgensi Ketahanan Nasional.
Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan
negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang semakin luas dan kompleks. Dimana
kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai unsurnya yang dikenal sebagai
ketahanan nasional berlandaskan ajaran Astra Gatra.
Pembahasan mengenai unsur – unsur ketahanan nasional ini melahirkan berbagai pendapat
serta kajian dari para ahli diantaranya adalah Morgenthau dalam bukunya Politics Among Nations:
The Struggle for Power and Peace yang membagi kekuatan suatu negara kedalam 2 faktor yakni
relatif stabil terdiri dari geografi, sda dan lain sebagainya, serta faktor yang rekatif berubah atau
dinamis yakni industri, militer, karakter dan sebagainya. Selanjutanya Alfred Thayer Mahan dalam
bukunya The Influence Seapower on History yang menyatakan bahwa kekuatan negra terdiri dari
kekuatan daratan dan kekuatan lautan. Dan Cline dalam bukunya World Power Assesment, A
Calculus of Strategic Drift, yang menyatakn bahwa kekuatan suatu negara merupakan akumulasi
dan sinergi dari faktor stabil dan faktor dinamis.
VIII. Esensi Dan Urgensi Belanegara
Ketahanan nasional dan bela negara memang saling berkaitan dimana untuk mewujudkan
ketahanan nasional yang utuh diperlukan upaya bela negara yang tulus, iklas serta dengan penuh
kesadaran untuk turut serta dalam menjaga dan meningktakan ketahanan nasional yang dilakukan
baik secara fisik maupun secara non fisik.
Secara fisik bela negara dilakuakn dengan cara penggunaan senjata guna menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman yang
mayoritas bersal dari luar. Disisi lain bela negara secara nonfisik yakni segala upaya untuk
mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat
membayar pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.

Contoh sikap bela negara yang bisa dilakukan di lingkungan masyarakat :


1. Aktif dalam berbagai kegiatan seperti kerja bakti, musyawarah dan sebagainya. Dan
organisasi dalam masyarakat misalnya karang taruna, remaja masjid dan sebagainya.
2. Mengadakan kegiatan peringatan hari besar nasional di masyarakat.
3. Turut serta dalam menjaga dan meningkatkan keamanan lingkungan masyarakat. misalnya
ronda, dan sebagainya.
4. Saling menghormati hak dan kewajiban masing – masing.
5. Menaati segala peraturan yang ada.
6. Membayar pajak tepat waktu.
7. Selalu menggunakan jalan musyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah.
8. Bermusyawarah dan berpendapat dengan sopan, baik dan benar
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan sikap bela negara dalam
masyarakat :
1. Edukasi secara langsung tentang nilai – nilai nasionalisme serta pentingnya bela negara
2. Diadakanya latihan-latihan militer dasar setidaknya sebulan sekali di setiap Desa/Dusun.
3. TNI atau Polri lebih membaur dan komunikatif dengan masyarakat.
4. Pemerataan pembangunan dan infrastruktur, masyarakat yang cenderung realistik
terhadap suatu kondisi yang melihat bagaimana mereka dibela dan dibantu oleh negara,
baru kemudian mereka bersedia untuk membantu dan membela negara terhadap suatu
ancaman.
5. Menciptakan rasa saling membutuhkan antar elemen masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai