Anda di halaman 1dari 21

Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Pembelajaran Matematika

Azizzah Isnaini Khoiriah, Fahmi Alamsyah

Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

isnainiazizzah@gmail.com, fahmialamsyah39@gmail.com

Abstrak

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikansecara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan adalah konsep
dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam
berbagai metode pembelajaran. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.

Kata Kunci/Keywords: Model, Strategi, Teknik, Pembelajaran Matematika.

A. Pendahuluan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkaran
belajar.Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tuuan, bahan pelajaran,metode,
pendekatan, dan teknik.Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan
semuanya berfungsi dengan beriorentasi pada tujuan.

Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menentukan stratergi
pembelajaran.Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi didalam proses pembelajaran.Strategi
pembelajaran yang digunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif , efektif dan
efisiensi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam mengajar diperlukan suatu
variasi.Dalam pengembangan bariasi mengajar tentu saja tidak sembarangan tetapi, ada tujuan yang hendak
dicapai..Selain itu metode mengajar juga diperlukan dalam keiatan belajar mengajar.

Guru diharapkan lebih kreatif dalam merancang strategi pembelajaran matematika sehingga lebih bervariasi.
Siswa sekolah dasar yang secara psikologi masih dalam tahap operasional konkrit memerlukan beragam media
dan alat peraga serta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) untuk membantu
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya terutama dalam bidang matematika.
B. Definisi Model Pembelajaran dan Macamnya (langsung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan
masalah)

Definisi Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Selanjutnya menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013: 142) memberikan definisi model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kemudian menurut Winataputra (1993) mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar (Suyanto dan Jihad, 2013: 134).

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan pola pilihan para guru
untuk merancang pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapakan. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar. (Ii 2013)

Definisi Model Pembelajaran Langsung

Menurut Arends (dalam Trianto 2007:29) model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap.

Sedangkan menurut Killen (dalam Iru dan Arihi 2012:155) menyatakan model pembelajaran langsung adalah
teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya
melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.

Dari dua pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran
yang merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan
kepada sejumlah kelompok siswa. (Yulianto, Amin, and Yolanda 2016)

Definisi Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan
struktur kelompok heterogen.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan
kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar
siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial. Kemudian menurut
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru
menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian
tertentu pada akhir tugas.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah,
perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama
mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal. (Anonim 2010)

Definisi Model Pembelajaran berdasarkan Masalah

Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah Model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata
pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan
keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran.

Selanjutnya menurut Wardani (2007:27) Model pembelajaran berbasis masalah dapat menyajikan masalah
autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Dan model
pembelajaran berbasis masalah menurut Suradijono (dalam Pitriani, 2014:32) adalah metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan
baru.

Kemudian menurut Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2001:5) pembelajaran berbasis masalah adalah
Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasi berbagai
konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan
informasi, dan mempresentasikan penemuan.

Adapun Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:68) pembelajaran berbasis masalah adalah: Suatu model
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan masalah sebagai langkah untuk mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat
merangsang siswa untuk berfikir kritis dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan
solusi dari masalah tersebut. Peran guru pada model pembelajaran masalah yaitu sebagai fasilitator dan
membuktikan asumsi juga mendengarkan perspektif yang ada pada siswa sehingga yang berperan aktif di
dalam kelas pada saat pembelajaran adalah siswa. (goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee 2019)

C. Definisi Pendekatan Pembelajaran dan Macamnya

Definisi Pendekatan Pembelajaran

Menurut Milan Rianto, merupakan cara memandang kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru
untuk pengelolaannya dan bagi peserta didik akan memperoleh kemudahan belajar. (Noor 2015)

Dengan demikian dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa

Pendekatan ini adalah sumber belajar dapat menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana
yang sudah ditentukan, bahan belajar yang diperoleh siswa sifatnya seragam yaitu diperoleh dari satu sumber,
melatih siswa untuk menangkap, manafsirkan materi yang disampaikan oleh sumber belajar, target materi
pembelajaran yang perlu disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah relatif banyak.

2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

Pendekatan ini ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara penelaahan atau pencarian terhadap
sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Siswa
dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang dipelajarinya
sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam
penggunaan pendekatan ini adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan siswa dalam
kegiatan pembelajarannya secara efektif dan efisien. (Hatimah 2013)

Macam-macam Pendekatan Pembelajaran

Ada 3 macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain:
1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual belatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan
mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah.

2. Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan konstektual, yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba –
tiba.

3. Pendekatan Deduktif – Induktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah – istilah pada bagian awal
pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya.

Pendekatan Induktif Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data
untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan merupakan data primer
atau dapat pula berupa kasus – kasus nyata yang terjadi di lingkungan. (Noor 2015)

D. Definisi Strategi Pembelajaran dan Macamnya (Exposition-doscovery learning dan active learning)

Definisi Strategi Pembelajaran

Menurut Suyadi strategi pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi
peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan menurut Agus Suprijono strategi
pembelajaran mencakup juga pengaturan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Maka strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan proses suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran bertujuan untuk mengajarkan siswa belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri.
Para ahli psikologi kognitif menyebutkan informasi dan pengalaman yang disimpan di dalam memori jangka
panjang sebagai pengetahuan awal.(Ii, Pembelajaran, and Pembelajaran n.d.)

Macam-macam Strategi Pembelajaran

1. Exposition-doscovery learning

Menurut Durajad (2008) Model Discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan mengorganisasi sendiri. Sedangkan menurut Effendi (2012) Discovery learning merupakan suatu
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan
dan ketrampilan.
Dari teori di atas peneliti menyimpulkan bahwa discovery learning merupakan proses pembelajaran yang tidak
diberikan keseluruhan melainkan melibatkan siswa untuk mengorganisasi, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan untuk pemecahan masalah. Sehingga dengan penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan kemampuan penemuan individu selain itu agar kondisi belajar yang awalnya pasif menjadi lebih
aktif dan kreatif. Sehingga guru dapat mengubah pembelajaran yang awalnya teacher oriented menjadi student
oriented.

Kelebihan pada model discovery learning dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐keterampilan dan proses‐proses


kognitif
- Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri
- Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi
- Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia karena siswa berhasil melakukan penelitian
- Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐raguan) karena mengarah pada kebenaran yang
final dan tertentu atau pasti.

Sementara itu kekurangannya menurut Kemendikbud (2013) adalah:

- Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang
memiliki kemampuan kognitif yang rendah akan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang
mengungkapkan hubungan antara konsep‐konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi
- Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah siswa yang banyak hal
ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah
- Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila siswa dan guru telah terbiasa dengan cara lama
- model pengajaran discovery ini akan lebih cocok dalam pengembangkan pemahaman, namun aspek
lainnya kurang mendapat perhatian. (Ana 2019)

2. Active learning

Menurut Melvin L Silberman (2006:16) strategi active learning merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan
strategi pembelajaran komprehensif, meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif.
Pembelajaran aktif (active learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan
aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibasah dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya.

Kemudian menurut Ujang Sukanda (2003:9) Active Learning merupakan cara pandang yang menganggap
belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang
dilakukan oleh siswa bukan oleh guru, serta menganggap belajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang
mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa sehingga berkeinginan terus untuk belajar
sepanjang hidupnya.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi active learning adalah salah satu cara atau
strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar
seoptimal mungkin, menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa
baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.

Untuk menerapkan strategi Active Learning dalam proses belajar mengajar, hakekat strategi Active Learning
dapat dijabarkan ke dalam prinsip-prinsip yang dapat diamati berupa tingkah laku. Antara lain:

- Prinsip Motivasi
- Prinsip Latar Konteks
- Prinsip Hubungan Sosial
- Prinsip Menemukan
- Prinsip Pemecahan Masalah
- Prinsip Belajar sambil bekerja

(Atmoko 2017)

E. Definisi Metode Pembelajaran dan Macamnya

Definisi Metode Pembelajaran

Menurut Supriyono metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Sedangkan Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara
atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar
materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik. Adapun metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran
dalam proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan definisi metode pembelajaran secara umum tersebut, peneliti menyimpulkan definisi metode
pembelajaran adalah langkah-langkah dan cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran dengan jalan yang khas atau bervariasi. (Rofifah 2020)
Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah

Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian
pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik.

2. Metode diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan
utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskus lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan
tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode
diskusi dalam proses pembelajaran.

3. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait
dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga
materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang
mendalam dan sempurna.

4. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya
jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaanpertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian
pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan menggunakan
metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas
siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.

5. Metode simulasi

Metode simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan peniruan terhadap sesuatu yang nyata,
terhadap keadaan sekelilingnya atau proses. Metode ini dirancang untuk membantu siswa mengalami
bermacam-macam proses dan fenomena sosial untuk menguji reaksi mereka, serta memperoleh konsep
keterampilan membuat keputusan. Pembelajaran simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan
sebenarnya, melainkan kegiatan bersifat pura-pura. Dalam pembelajaran, siswa dibina kemampuannya
berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, dalam simulasi
siswa diajak bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
6. Metode karya wisata

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa
mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu
singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. Metode ini dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang
lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

7. Metode bermain peran (role playing)

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.

8. Metode pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Penyelesaian masalah merupakan
proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan
penyelesaiannya.

9. Metode eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan
metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.

10. Metode penugasan

ara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut
dipertanggung jawabkan. Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas dari
pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama Guru
memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang
telah dikerjakan. (Gide 1967)
F. Definisi Teknik Pembelajaran dan Macamnya

Menurut Gerlach dan Ely (Uno, 2009: 2) teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan seni (2005:1185). Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik.

Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang
digunakan. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Arti lain mengatakan
bahwa Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-
ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai
teknik pembelajaran. Termasuk teknik yang baik apabila memenuhi syarat berikut ini.

1. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.
4. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan dan dapat memotivasi
siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistik
dan menggantinya, dengan pengalaman atau situasi nyata dan bertujuan.
7. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara belajar yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Teknik pembelajaran yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa agar dapat atau mampu
bertanggung jawab sendiri (Setiadi 2016)

G. Membedakan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikansecara
khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-
langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai
metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas
saat pembelajaran berlangsung.

Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik
pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajarantersebut dinamakan
model pembelajaran. Pengertian Metode dan Pendekatan Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik
pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan
proses tersebut digunakan beberapa metode. (Setiadi 2016)

H. Prinsip Pembelajaran Student Centered Learning dan PAKEM

Prinsip Pembelajaran Student Centered Learning

Di Indonesia model pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional, yang menjadikan siswa sebagai objek
bukan subjek. Model pembelajaran ini menganggap semua siswa sama, padahal setiap individu memiliki
kemampuan berbeda-beda. Sistem pendidikan yang ada pada umumnya membatasi setiap gerak ruang murid.
Murid menerima semua ilmu pemberian guru, karena guru merupakan sumber pengetahuan (Murwani, 2006).

Dalam perkembangannya pendekatan Teacher Centered Learning (TCL) tidak lagi sesuai dengan yang terjadi
pada kehidupan nyata. TCL merupakan pendekatan yang dinilai memandang semua murid sama. Untuk
beberapa kondisi kegiatan TCL memang sudah cukup baik, akan tetapi ketika berhadapan dengan kondisi
murid yang memiliki beragam karakter yang berbeda-beda maka paradigma ini sudah tidak bijak diterapkan
lagi. Proses pembelajaran yang terjadi seharusnya menggunakan pendekatan konstruksivisme, dimana proses
belajar menekankan bahwa siswa dalam proses pembelajaran harus bersikap aktif membangun pengetahuan
secara individu, bukan hanya menerima begitu saja pengetahuan yang didapatkan (Anggriamurti, 2009).

Pendekatan pendidikan SCL (Student Centered Learning) muncul sebagai alternative pendekatan pendidikan
untuk menjawab permasalahan ketidaksesuaian pendekatan TCL. SCL merupakan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan pembelajaran SCL, guru harus mampu melaksanakan perannya
dengan baik yaitu tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator, fasilitator, dan inovator.

Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar saja di depan kelas melainkan juga berperan membantu murid untuk
memecahkan masalah saat murid mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Natawijaya dalam
Depdiknas (2005:31) menyebutkan bahwa belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (Antika 2014)

PAKEM

PAKEM merupakan sinonim dari kata Pembelajaran Aktif Kreatif Inovatif dan Menyenangkan/Menarik.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad menguraikan pengertian PAKEM sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang Aktif adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar
yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang
harus aktif.
2. Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa.
3. Pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi ini menghendaki siswa yang belajar
di mana dia telah membaca sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah
ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik atau tuntas.
4. Pembelajaran menarik adalah dimana guru menyediakan situasi atau Susana agar pembelajaran itu
berjalan dengan baik. Kaitannya dengan hal ini, guru perlu menyiapkan: media pembelajaran
disiapkan dengan baik, lingkungan belajar di-setting sesuai objek materi yang dipelajari, metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga siswa tertarik, dan siswa
diperlukan sebagai seorang yang perlu dilayani.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran sejatinya mengarah pada prinsip PAKEM, karena
paradigma pembelajaran saat ini sudah bergeser dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center)
menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center).

Pembelajaran aktif, bertujuan agar siswa aktif berpikir dan bergerak dengan bimbingan guru sebagai fasilitator,
pembelajaran ini dapat direalisasikan dalam berbagai metode pembelajaran seperti diskusi, proyek/penugasan,
permainan (games), ice breaker (aktivitasaktivitas pemanasan), dan lain-lain (Dananjaya, 2013). Pembelajaran
kreatif, bertujuan agar siswa mampu berpikir tingkat tinggi dengan proses pembelajaran yang beragam yang
diberikan oleh guru.

I. Prinsip Pembelajaran bermakna (meaningful scientifid, constructivist)

Pembelajaran bermakna scientifid

Pembelajaran bermakna merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar
peserta belajar mampu menyerap materi ajar secara lebih bermakna, atau dengan kata lain pembelajaran
bermakna merupakan suatu upaya yang dilakukan pengajar untuk menjamin terjadinya belajar bermakna bagi
peserta belajar. Dengan demikian istilah pembelajaran bermakna sangat berkaitan erat dengan belajar
bermakna. Oleh karena itu untuk mengkaji tentang pembelajaran bermakna, maka perlu dikaji terlebih dahulu
tentang belajar bermakna.

Dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna pada dasarnya merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dengan demikian pembelajaran
bermakna dapat dimaknai sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengelola informasi belajar
(berupa konsep dan lain-lain) dalam kegiatan pembelajaran agar peserta belajar mampu mengkaitkan informasi
belajar tersebut dengan informasi belajar yang telah ada dalam struktur kognitifnya atau yang telah dimilikinya.

Constructivist

Secara teoritis, daur belajar konstruktivisme merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang
berorientasi pada teori konstruktivisme. Mustaji & Sugiarso (2005) menyatakan bahwa pendekatan
konstruktivis merupakan suatu pendekatan yang memberi peluang terjadinya proses aktif peserta belajar
mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuannya, memanfaatkan sumber belajar secara beragam, dan
memberi peluang peserta belajar untuk berkolaborasi dengan yang lain.

Dalam pandangan konstruktivis, peserta belajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.
Peserta belajar membawa pengertian yang lama dalam situasi belajar yang baru. Peserta belajar sendiri yang
membuat penalaran atas apa yang dipelajari dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang
telah diketahui serta menyelesaikan ketidaksesuaian antara apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia
perlukan dalam pengalaman yang baru.

Suparno (1997) mengidentifikasi 4 prinsip konstruktivis dalam belajar yaitu:

1. Pengetahuan dibangun oleh mahasiswa sendiri baik secara personal maupun social
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pembelajar kepada pebelajar
3. Pembelajar aktif mengkostruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju
konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah
4. Pembelajar sekedar membantu pebelajar dengan menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi pebelajar berlangsung secara efektif dan efisien

Berdasarkan teori belajar konstruktivisme di atas, Johnston (Tim Piloting Kimia dan LC IMSTEP JICA
FMIPA UM, 2003), mengemukakan 6 fase dalam daur belajar konstruktivistik, sebagai berikut:

1. Fase Identifikasi tujuan pembelajaran khusus (TPK).

Langkah pembelajaran yang dilakukan pada fase ini adalah: a). Dosen menyampaikan topik bahasan yang akan
dibahas yaitu tentang fungsi media pembelajaran. b). Dosen mengeksplorasi TPK tentang fungsi media
pembelajaran dari mahasiswa. c). Dosen menuliskan TPK menurut mahasiswa di papan tulis. d). Dosen
mengarahkan dan mensingkronkan TPK dari mahasiswa dengan TPK yang telah dipersiapkan dosen
sebelumnya serta memberi pengarahan dan penegasan tentang TPK yang akan dicapai.
Dalam kasus ini, hasil akhirnya disepakati bersama bahwa TPK dari pokok bahasan tentang fungsi media
adalah: (1). mahasiswa dapat menyebutkan beberapa fungsi media pembelajaran secara umum. (2). mahasiswa
dapat menjelaskan beberapa fungsi media pembelajaran dan memberi contoh penerapan beberapa fungsi jenis
media tertentu pada materi pelajaran di sekolah.

2. Fase mengakses pengetahuan terdahulu yang dimiliki mahasiswa.

Pada fase ini, dosen melakukan entri behaviour tentang fungsi media pembelajaran menurut pandangan
mahasiswa. Fungsi entri behaviour ini adalah untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui
pertanyaanpertanyaan agar dapat diketahui pengalaman pengetahuan atau pemahaman mahasiswa tentang
pokok bahasan fungsi media pembelajaran tersebut.

3. Fase Eksplorasi

Merupakan fase pembuktian kebenaran jawaban siswa dengan mengamati sendiri fungsi media pembelajaran
dalam praktek. Pada fase ini dosen meminta 2 orang mahasiswa untuk melakukan eksperimen mengajar dalam
waktu singkat.

4. Fase menjelaskan

Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi kelompok dianggab cukup, dosen meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tentang fungsi media pembelajaran tersebut untuk dibahas dan
didiskusikan dalam forum kelas. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknyanya, dosen memandu semua mahasiswa untuk membuat kesimpulan secara general tentang
fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dalam memandu dosen juga mengarahkan
pemahaman mahasiswa yang kurang tepat dan memadukan dengan fungsi media sesuai dengan teori yang
telah ada.

5. Fase elaborasi

Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk menjelaskan fungsi salah satu jenis media pada materi pelajaran
seharihari di sekolah. Dalam kasus ini disepakati tentang penerapan media OHP pada beberapa materi
pelajaran di sekolah. Mahasiswa diberi waktu 10 menit untuk memikirkan tentang penerapan fungsi media
OHP pada materi pelajaran tertentu dan menuliskannya ke dalam kertas. Setelah 10 menit berlalu guru secara
acak meminta beberapa mahasiswa untuk mengemukakan beberapa contoh penerapan fungsi media OHP
tersebut pada mata pelajaran di sekolah.

6. Fase Evaluasi.

Dosen menilai pemahaman mahasiswa dengan membandingkan dengan TPK pada fase 1. Pada tahap ini
dilakukan dengan cara dosen mengumpulkan catatan hasil pemikiran mahasiswa dari penugasan di depan, baik
yang telah dipresentasikan maupun yang belum sempat dipresentasikan. Berdasarkan hasil catatan tugas
mahasiswa tentang penerapan fungsi media OHP dalam materi pelajaran di sekolah tersebut, dosen menilai
pemahaman mahasiswa dengan cara membandingkannya dengan TPK yang harus di kuasai. (Muhtadi n.d.)
Tambahan Pertanyaan dari Ibu Isnaini Handayani:

1. Mana bahasan yang lebih dominan, apakah metode, model, pendekatan, Teknik, atau strategi?

Urutannya

Strategi>Metode>Teknik>Model>Pendekatan

Lebih dominan ke strategi pembelajaran,kenapa?

strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Adapun unsur-unsur yang terdapat pada strategi pembelajaran :

 Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
 Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
 Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dalam pencapaian
usaha.

2. Yang paling efektif digunakan (metode, model, pendekatan, Teknik, atau strategi) apa saat
pembelajaran daring?

Metode Pembelajaran Daring

a. Project Based Learning

Metode Project Based Learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4 tahun
2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih
bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama.

Menurut Mendikbud, metode Project Based Learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan
membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran
ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode
pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

b. Daring Method

Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang
cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode
daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.
Metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik.
Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan
seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.

Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona merah. Dengan
menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung
dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

c. Luring Method

Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran
yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku.
Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol
ketat new normal.

Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan.
Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.

Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada
siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana
dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

d. Home Visit Method

Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat
pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi,
pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu.

Dilansir dari Kumparan, metode ini disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr.
Mahfud Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk
mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada
siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena materi pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa
terlaksana dengan baik.

e. Integrated Curriculum

Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof. Zainuddin Maliki. Dikutip dari
JPNN.com, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran
akan lebih efektif bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan projek yang relevan
dengan mata pelajaran terkait.

Metode pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan
metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang melakukan kerjasama
dalam mengerjakan projek, dosen lain juga diberi kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan dosen
pada mata kuliah lainnya.

Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode
ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi
pelajar.

f. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode
ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan
pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.

Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended


learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Sebenarnya, metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun, seiring dengan
merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih dalam lagi karena dinilai bisa menjadi salah
satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar di Indonesia.

Model Pembelajaran Daring

a. E-Learning

E-learning adalah sebuah model pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran guru dan siswa
menggunakan internet dan teknologi informasi sebagai sarana prasarana. Model pembelajaran ini, akan
mendorong siswa mempelajari materi yang didapat melalui website, blog, video, bahkan sosial media.

Keunggulan dari E-Learning adalah sebagai bahan belajar yang memungkinkan guru dan siswa
mengintegrasikan konten dalam bentuk gambar, video, file, games segala macamnya dapat di masukkan ke
dalam E-learning.

Sayangnya masih belum banyak sekolah yang menggunakan moodle E-Learning ini, karena memang harus
berlangganan dan dari segi sumber daya manusianya harus mempelajari terlebih dahulu. Sebenernya dengan
menggunakn moodle mau menggunakan jenis aplikasi apapun dapat diintegrasikan ke dalam E-Learning.

b. Project Based Learning

Pembelajaran bermakna yang dimaksud disini adalah bagaimana membuat pembelajaran yang menyesuaikan
dengan keadaan saat ini, seperti dalam pembelajaran PPKn dalam kompetensi dasar "Peran Indonesia dalam
perjalanan Dunia" siswa bisa membuat sebuah projek masing-masing siswa untuk membuat himbauan untuk
tetap di rumah dan menghindari kerumunan.

Memang agak sedikit tidak nyambung, tapi saat ini yang tidak nyambung belum tentu jelak yang penting masih
ada hubungannya dengan kondisi pandemi ini.
Dan kelebihan dari tugas yang berbentuk projek adalah dari segi waktunya yang tidak harus pada saat itu juga
diselesaikan atau dikumpulkan. Hal ini tentu mendorong guru untuk selalu mendampingi siswanya dan tidak
memburu siswa untuk mengumpulkan tugas. Dan bisa menghilangkan streotip tugas guru terlalu banyak.

c. Plyful Learning

Suatu model pembelajaran yang mengutamakan kegembiraan dari para peserta didik ketika mempelajari
materi. Siswa akan merasa seperti bermain padahal sejatinya mereka sedang melakukan proses pembelajaran
bersama dengan guru dan teman-temannya.

Keunggulan dari model seperti ini adalah mempunyai daya tarik bagi siswa. Menjadi daya tarik adalah hal
mutlak yang harus dimiliki soerang guru dalam proses pembelajaran daring. Penyajian materi yang menarik
akan menghilangkan anggapan bahwa belajar mandiri itu tidak asyik.

d. Blanded Learning

Blended learning adalah model pembelajaran yang paling cocok digunakan saat ini karena dapat
menghadirkan langsung pendidik meski secara virtual, patut diakui bahwa meski hanya melalui video
converence kehadiran sosok guru dalam pembelajaran akan menimbulkan hawa yang berbeda di bandingkan
dengan keempat jenis model di atas model ini adalah model yang paling recomended.

e. Integrated Curriculum

Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode
ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi
pelajar.

Dengan adanya Integrated Curriculum juga bisa digunakan untuk menekan tugas dari guru yang terlalu banyak,
karena narasi tentang tugas yang terlalu banyak mulai ada di sosial media. Misalkan satu kelas ada 10 mapel,
untuk menekan tugas baiknya satu mapel bisa memuat 2-3 mapel sekaligus dengan demikian siswa tidak akan
terlalu terbebani tugas.

Pendekatan Pembelajaran Daring

a. Pendekatan pembelajaran student centered approach, di mana pada pendekatan jenis ini guru
melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran.

b. Pendekatan pembelajaran teacher centered approach, di mana pada pendekatan jenis ini guru menjadi
subyek utama dalam proses pembelajaran.

Strategi Pembelajaran Daring

a. Tetapkan manajemen waktu


Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan guru atau dosen. Hal ini
lebih mudah dijalani jika pihak sekolah atau universitas memberikan batasan jadwal akses daring kepada
murid-muridnya. Hal ini akan berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh
kepada pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka.

Bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah di
menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan
mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan
remote learning.

b. Persiapan teknologi yang dibutuhkan

Para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran
jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya
beberapa platform belajar daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi seperti komputer,
gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga jaringan internet yang lain.

c. Belajarlah dengan serius

Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology Today adalah tidak fokus ketika
melakukan remote learning. Selama melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali distraksi yang
mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media sosial, hingga membaca-
baca konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana sebelumnya.

Oleh sebab itu, penting bagi siswa untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan.
Hindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan
ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.

d. Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas

Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus menyesuaikan diri untuk terus visible dan
berkomunikasi tanggap dengan pengajar atau teman kelas lain. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup
khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan tatap muka,
komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman.

Gunakan momen-momen semacam ini untuk mengasah keterampilan komunikasi daring yang dilakukan. Jika
memang belum yakin dengan hasil tugas yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera
mungkin untuk menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar.

Kendati banyak siswa merasa kesulitan melakukan remote learning, jika sudah terbiasa, hal ini malah memberi
kebebasan dan fleksibilitas tersendiri, yang tidak ditemui pada kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Di
tengah penyebaran wabah Covid-19, pembelajaran daring semacam ini justru dapat menjadi alternatif jitu
sebagai ganti pertemuan kelas atau pembelajaran tatap muka.
J. DAFTAR PUSTAKA

1. Artikel pada jurnal

Anonim. 2010. “Pembaelajaran Kooperatif.” Sugiyanto 37:9–49. Tersedia di


https://eprints.uny.ac.id/7734/3/bab%202%20-%2008108241038.pdf

Atmoko, Tjipto. 2017. “Bab II Kajian Teori.” BAB 2 Kajian Teori (1):16–72. Tersedia di
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413113093.pdf

goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, Annie. 2019. “Model Pembelajaran Berbasis Masalah.”
Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99. Tersedia di
http://repository.unpas.ac.id/15456/5/BAB%20II.pdf

Hatimah, Ihat. 2013. “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran.” Jurnal
Pendidikan (Teori Dan Praktik) (1):1. Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-
IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_dan.pdf

Ii, B. A. B. 2013. “Ta’Rif Model Pembelajaran.” Universitas Muhammadiyah Malang 8–23. Tersedia
di https://eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf

Ii, B. A. B., A. Strategi Pembelajaran, and Pengertian Strategi Pembelajaran. n.d.


“Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id
Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id.” 12–33. Tersedia di
http://digilib.uinsby.ac.id/16276/5/Bab%202.pdf

Muhtadi, Ali. n.d. “Pendekatan Contructivist Learning Cycle Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Lebih Bermakna Pada Mata Kuliah.” Tersedia di Pengertian Pendekatan, strategi,
metode, teknik, taktik dan (upi.edu)

Noor, M. 2015. “Pendekatan Dalam Pembelajaran.” Jurnal Kependidikan 4:11–19. Tersedia di


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-
IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_dan.pdf

Rofifah, Dianah. 2020. “済無No Title No Title No Title.” Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents 12–26. Tersedia di http://repository.unj.ac.id/2615/10/bab%20II.pdf

Gide, André. 1967. “済無No Title No Title No Title.” Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952. 5–24. Tersedia di
https://www.academia.edu/11281707/Macam_macam_Metode_Pembelajaran
Ana, Nabila Yuli. 2019. “Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan
Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar.” Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan 18(2):56. doi:
10.24036/fip.100.v18i2.318.000-000. Tersedia di
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/download/13851/8671

Yulianto, Rudy, Ahmad Amin, and Yaspin Yolanda. 2016. “Penerapan Model Pembelajaran
Langsung.” 2(1):5–8. Tersedia di
http://mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL%20RUDY%20YULIANTO%204110
082.pdf

2. Buku

Setiadi, H. 2016. Teknik Pembelajaran. Tersedia di Pengertian Teknik dalam Pembelajaran


(referensimakalah.com)

Antika, Reza Rindy. 2014. “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning.” Jurnal BioKultur
III(1):251–63. Terdia di bk21a95d451ffull.pdf (unair.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai