Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan utama pembelajaran IPS adalah membina pengetahuan siswa tentang
pengalaman manusa dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan di masa
yang akan datang. Upaya untuk mencapai tujuan di atas dapat di tempuh melalui pengembangan
kemampuan siawa dalam praktek pembelajaran yang menyeluruh dan terpadu. Pembelajaran
yang baik harus mempunyai tujuan membelajarkan siswa untuk memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang.

Salah satu komponen kurikulum yang lebih banyak mendapatkan perhatian pendekatan
pembelajaran. Sebagai dampaknya, pendekatan pembelajaran tersebut digunakan dan
disesuaikan dengan metode pembelajaran yang tepat untuk diimplementasikan dalam
pembelajaran .

Pada dasarnya pemahaman akan model-model pembelajaran konsep dasar ips yang
kreatif, inovatif, dan menyenangkan yaitu meliputi hakikat dan perencanaan model pembelajaran
konsep dasar IPS, model-model pembelajaran konsep dasar IPS, implementasi model-model
pembelajaran konsep dasar IPS, dan model desain pembelajaran pengambilan keputusan. Dan
model serta metode tersebut didasarkan pada pendekatan pembelajaran yang sesuai. Maka dari
itu, makalah ini akan membahas pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran?

2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran IPS?

3. Apa saja jenis pendekatan dalam pembelajaran IPS?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran

2. Untuk memahami maksud dari pembelajaran IPS


3. Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran IPS

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Sedangkan, pembelajaran (instruction) adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Pendekatan Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu atau landasan
sikap dan persepsi guru tentang bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan. Sudut
pandang sikap dan persepsi guru ini akan menjadi dasar bagi tindakan guru dalam
melaksanakan aktifitas proses pembelajaran.

Sebuah pendekatan kurikulum dengan basis yang luas, yang memberikan waktu lebih
banyak bagi peserta didik untuk diskusi, drama, berbagai macam kegiatan seni, dan musik serta
gerakan. Kegiatan semacam itu memberikan sarana untuk untuk memenuhi kebutuhan sosial,
emosional, intelektual, fisik, dan perkembangan kreatif, yang akan meningkatkan rasa
percaya diri dan pendekatan-pendekatan yang lebih termotivasi pada pembelajaran lainnya.
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran menggambarkan suatu
model yang digunakan untuk mengatur pencapaian tujuan kurikulum dan memberi petunjuk
kepada guru mengenai langkah-langkah pencapaian tujuan itu. Menurut Ahmad Sudradjat
(2008), pendekatan pembelajaran dapat pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Menurut Sagala (2011:68) pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan


ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan
instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk mempermudah guru
memberikan pelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami materi ajar yang disampaikan
guru dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan menurut Pribadi (2010:27)
menyatakan pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai prosedur yang digunakan
guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan


pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang
sifatnya masih sangat umum dan filosofis, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu guna dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dilihat dari jenis pendekatannya, pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach).

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach)

B. Pengertian Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS merupakan upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam ilmu social,
humaniora, dan masalah social kehidupan. Untuk mencapai proses pembelajaran efektif dan
efisien, terdapat beberapa prinsip yang bisa diikuti dalam proses pembelajaran IPS yakni :

1. Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful atau biasa disebut
pembelajaran IPS yang bermakna.

2. Social studies teaching and learning are powerful when they are integrative.

3. Social studies teaching and learning are powerful when they are value-based atau biasa disebut
pembelajaran IPS yang berbasis nilai

4. Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging yang bias disebut
pembelajaran IPS yang menantang

5. Social studies teaching and learning are powerful when they are active atau biasa disebut
pembelajaran IPS yang aktif
C. Pendekatan dalam Pembelajaran IPS

Merujuk pada prinsip pembelajaran IPS, bahwa pendekatan pembelajaran IPS baiknya
menggunakan pendekatan yang bersifat CBSA dan PAIKEM. Pendekatan CBSA dapat diartikan
sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-
emosional peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik peserta didik apabila
diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional/fisik peserta didik serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan peserta didik bagaimana belajar memperoleh dam
memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Sedangkan
pendekatan PAIKEM secara garis besar memiliki gambaran sebagai berikut:

1. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada learning by doing.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,termasuk


menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik ,
menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.

5. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.

Dalam PAIKEM perlu diperhatikan:

1. Memahami sifat yang dimiliki anak didik.

2. Mengenala anak seacara perorangan

Menurut Florence Beetlestone konsep adalah unsur yang merepresentasikan masalah


yang paling utamakarena ia sering diasumsikan sebagai sesuatu yang statis. Apabila orang
menyadari bahwa konsep itu terus berubah dan terus diadaptasi karena adanya pengalaman,
pikiran, dan perasaan, maka pentingnya mengembangkan dan mengekspresikan kreatifitas akan
terlihat.Pendekatan konsep menekankan bahwa pemahaman konsep sangat mempengaruhi
perilaku peserta didik. Konsep tentang keadilan, kesejahteraan, demokrasi, kerjasama, tanggung
jawab, dsb. Merupakan konsep-konsep yang harus dipahami peserta didik, bukan sekedar
diketahui atau dihafalkan.

Pemahaman ini akan membimbing peserta didik untuk bisa menghayati yang pada
akhirnya mampu mengamalkan dalam perilaku sehari-hari.

3. Pendekatan Inquiry

Pendekatan inquiry merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta


didik untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang baru sebagaihasil belajar. Pendekatan
Inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discoveryyang digunakan dalam cara yang lebih
dewasa.Pendekatan inkuiri, diawali dengan suatu pertanyaan atau permasalahan yangmengajak
peserta didik untuk ikut berfikir dalam memecahkan permasalahan.Dalam proses inkuiri, akan
tumbuh dan berkembang secara spontan rasa ingintahu dan berpartisipasi dalam pemecahan
masalah melalui tanya jawab yang didesain oleh guru. Dalam kegiatan berinkuiri bisa
menghasilkan suatu gagasan, ide, solusi, atau menemukan sesuatu yang dicarinya. Pendekatan
ini bertujuan membimbing peserta didik agar menemukan fakta, konsep dan pemahaman sendiri
dengan campur tangan guru secara tepat pada simpul-simpul masalahtertentu dengan timing
yang tepat.

Melalui pendekatan inquiry diharapkan guru dapat membuat pembelajaran yang


menantang sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini peserta didik sebelumnya
dengan suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman baru yang lebih saintifik melalui proses
eksplorasi atau pengujian gagasan baru.

4. Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses, bertujuan menumbuhkan keterampilan yang berkaitan dengan
sutu proses tertentu yang perlu dilatihkan. Menanamkan perilaku tertentu biasanya perlu dilatih
dan dibiasakan sehingga nanti akan muncul perilaku yang diharapkan dalam bermasyarakat.
Keterampilan proses bisa dimulai dari mencari informasi sampai nanti bisa
menginformasikannya. Sumber-sumber menumbuhkan keterampilan proses dalam pembelajaran
IPS antara lainpeta, globe, gambar atau foto, grafik, diagram dsb.

Kesadaran terhadap manfaat yang akan diberikan anak-anak melalui proses danhasil akhir
kegiatan mereka akan memberikan kita kemampuan untuk mengartikulasikan manfaat-manfaat
ini dan untuk menggunakan display sekolahdan rapat staf sekolah untuk mempromosikan
contoh-contoh kualitas pembelajaran anak-anak.Beberapa kemampuan atau keterampilan
mendasar yang telah diidentifikasi sebagai keterampilan proses diantaranya:

a. Kemampuan Mengobservasi

b. Membuat Hipotesis

c. Merencanakan Percobaan

d. Mengendalikan Variabel

e. Menginterpretasi Data

f. Menyusun Kesimpulan Sementara

g. Memprediksi

h. Menerapkan

i. Mengkomunikasikan

5. Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah, akan mengenalkan peserta didik pada masalah-masalah dalam
kehidupan di masyarakat. Misalnya masalah lingkungan hidupyang tidak bersih, tata tertib di
sekolah yang belum dipatuhi, masalah narkoba,kenakalan remaja, kemiskinan dan sebagainya,
bisa kenalkan pada peserta didikan dan untuk mengungkap bagaimana respon peserta didik
terhadap permasalahanyang ada dalam masyarakat.Moffit mengemukakan bahwa pendekatan
pembelajaran pemecahan masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untukmemperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.

6. Pendekatan Deduktif-Induktif

Pendekatan Deduktif dan Induktif termasuk kedalam jenis pendekatan tradisional.Pendekatan


tradisional merupakan pendekatan di mana guru cenderung lebih aktifdibanding peserta didik
dan metodenya cenderung monoton. Pendekatan atau model pembelajaran tradisional cenderung
berasumsi bahwa peserta didik memiliki kebutuhan yang sama, dan belajar dengan cara yang
sama pada waktu yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan materi
pembelajaran yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru.

- Adapun pendekatan induktif, diawali dari mengemukakan kenyataan-kenyataan yang ada di


dalam masyarakat berikut fakta dan datanya. Guru dapat mengangkat contoh-contoh kongkrit,
dan kenyataan yang ada di dalam masyarakat, kemudian ditarik generalisasinya dari fakta dan
data tersebut menjadi sebuah konsep. Misalnya tentang kemiskinan, korupsi, lapangan pekerjaan,
kesejahtaraan dsb. Adapun pengolahan pesan secara Induktif bermula dari fakta atau peristiwa
khusus, penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, penyusunan generalisasi berdasarkan
konsep-konsep, terapan generalisasi pada data baru, dan penarikan kesimpulan.

- Pendekatan deduktif, diawali dari konsep-konsep yang telah dipahami oleh peserta didik
kemudian dicarikan contoh-contoh fakta dan data pendukungnya di masyarakat. Pendekatan
induktif dan deduktif menjadi saling menunjang untuk menanamkan konsep pada peserta didik.
Untuk peserta didik Sekolah Dasar,pembelajaran bisa dimulai dari yang kongkrit menuju
abstrak, dari yang sederhana menuju kompleks, dari yang mudah menuju sulit dan dari yang

dekat menuju ke yang jauh.Adapun pengolahan pesan secara deduktif yang pertama dimulai
dengan guru mengemukakan generalisasi, kedua penjelasan berkenaan dengan konsep-
konsep,dan ketiga pencarian data yang dilakukan oleh peserta didik. Pengumpulan data tersebut
berguna untuk menguji kebenaran generalisasi.

7. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai, dikembangkan untuk menumbuhkan sikap dan toleransi peserta didik dalam
berperilaku dimasyarakat, menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab sosial dengan
didasari oleh pengetahuan dan keterampilan sosial.Sikap demokratis dan semangat bekerjasama
maupun berkompetisi perlu ditumbuhkan sejak dini.Pengembangan etika dilaksanakan dalam
rangka penanaman sikap dan nilai-nilai ilmiah, sosial, dan moral, termasuk menghargai dan
mengangkat nilai-nilai pluralitas dan nilai-nilai universal. Contoh materi pada pelajaran IPS yaitu

mengenai Individu dan Masyarakat, Manusia dan Lingkungannya, Pengaruh Kebudayaan Luar
Terhadap Kebudayaan Indonesia, Perjuangan Bangsa IndonesiaMenuju Kemerdekaan, dan
HAM, Demokrasi, dan Penegakan Hukum.

8. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif, mengutamakan efektifitas komunikasi guru dan peserta didik.


Pendekatan ini memperhatikan tingkat kematangan kognitif peserta didik dan sekuensial materi
atau istilah bahasa yang digunakan guru adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh
peserta didik. Bahasa dan istilah-istilah yang digunakan guru haruslah dimengerti dan dipahami
sehingga tidak terjadi miskonsepsi atau salah pengertian.Dalam pendekatan komunikatif ini
diharapkan muncul komunikasi karakter, yaitu komunikasi antardua atau lebih individu yang
berjalan secara terus menerus dalam waktu yang panjang, sehingga perilaku muncul sebagai
karakter dan terkomunikasikan secara domain. Karakter disini meliputi perilaku fisik, seperti

sopan, lembut, tegas, keras, kasar, dan sebagainya.

9. Pendekatan Kesejarahan

Pendekatan kesejarahan, mengungkap peristiwa masa lalu yang bisa dijadikan contoh (baik
maupun tidak baik) bagi peserta didik, sehingga peserta didik bisa mengambil makna dan
hikmahnya dari peristiwa masa lalu tersebut. Belajar dari nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan maupun peristiwa-peristiwa lain dimasa lalu perlu
dikembangkan untuk menjadi contoh pengalaman dan pedoman bagi masa mendatang.

10. Pendekatan Tematik


Anak sekolah dasar terutama pada tingkat rendah memerlukan fasilitas belajar tidak dalam
bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah melainkan dalam tema yang merupakan integrasi
materi dari semua mata pelajaran. Pendekatan tematik, dikembangkan untuk memberikan
wawasan peserta didik yang komprehensif terhadap tema yang ditampilkan. Misalnya tema
lingkungan hidup, hasil pembangunan, demokratisasi dan sebagai bisa dikembangkan pada

pemahaman peserta didik yang lebih komprehensif.

11. Pendekatan CTL (Contekstual Teacher and Learning)

Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang intinya membantu guru untuk
mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi peserta didik mengaitkan
antara pengetahuan yang dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan mereka.Pengajaran
kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik- siswi TK sampai dengan
SMA untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan penegetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam-sekolah dan luar-sekolah agar dapat
memecahkan masalah-masalah dunianyata atau masalah-masalah yang simulasikan.

12.. Pendekatan ITM (Ilmu Teknologi Masyarakat)

Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran Pendekatan Ilmu
Teknologi Masyarakat (ITM) yang dikemukakan oleh Remy (1990) yang mengemukakan bahwa
pelaksanaan pembelajaran IPS tidak terlepas kaitannya dengan perkembangan isu-isu sosial yang
berkembang yang dominan menyangkut membahas pengaruh perkembangan teknologi pada
berbagai aspek perikehidupan sosial kemaysarakatan.

13. Pendekatan Kooperatif.

Di dalam kelas kooperetaif, peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil
terdiri dari 4-6 peserta didik, peserta didik dikelompokan secara heterogen.selama belajar secara
kooperatif mereka diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif agar dapat bekerja sama
dengan baik di dalam kelompoknya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak
belakang dari asusi tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran IPS di maksudkan sebagai cara
pandang kita terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya menciptakan
kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya prosesbelajar. Pendekatan sangat
penting bagi guru karena guru menjadi teladan actor sosial. Untuk SD sejarah dapat dibicarakan
secara estetis diberikan untuk manamkan rasa cinta kepada perjuangan,pahlawan, tanah air
dan bangsa. Tujuan pengajaran IPS adalah terbentuknya peserta didik sebagai aktor sosial
yang cerdas. Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran IPS yaitu: Pendekatan Lingkungan,
Pendekatan Konsep, Pendekatan Inquiry, Pendekatan Keterampilan Proses, Pemecahan Masalah,
Pendekatan Deduktif-Induktif, Pendekatan Nilai, Pendekatan Komunikatif, Pendekatan
Kesejarahan, Pendekatan Tematik, Pendekatan CTL (Contekstual Teacher and Learning),
Pendekatan Berbasis Proyek Pendekatan Quantum Teaching, Pendekatan ITM (Ilmu Teknologi
Masyarakat), dan Pendekatan Kooperatif.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ardana Sunarti. 2012. Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran.

http://ardanasunarti86.blogspot.com/2012/11/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran.html

Anwar Kholil. 2008. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-berdasarkan-masalah.html

Dian Beboh. 2011. Pendekatan dalam pembelajran IPS.

http://dianbeboh.blogspot.com/2011/12/pendekatan-dalam-pembelajaran-ips.html

http://re-searchengines.com/0805arief7.html

Mutakin, Awan. 1997. Pengantar Ilmu Sosial. Dikgutentis. Jakarta.

Sumantri, Moh. Nukman. 2001. Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Rosdakarya Remaja.
Bandung

Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar IPS. IKIP Malang. Malang

Poerwito. 1991. Ilmu Pengetahuan Sosial. PPPG IPS PMP Malang. Malang

Udin S. Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS di SD. Universitas Terbuka.

Jakarta

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta Pusat

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana

Anda mungkin juga menyukai