Anda di halaman 1dari 13

Judul Artikel

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Teams Games


Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD

Mahasiswa1*, Tutor Karil 2


Indra Suprapto
Iin Indrayanti
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Program studi D3 Desain Komunikasi Visual, Politeknik Harapan Bersama

E-mail korespondensi: indrasuprapto320@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh temuan pada hasil pembelajaran IPA kelas V SD IT Nurul Ilmi yang
rendah, hal ini dipicu oleh model pembelajaran yang monotn dikelas. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA kelas V. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan 2 siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi
dan tes. Analisis data yang digunakan adalah data kualitatif. Pengumpulan data ini menggunakan
instrument berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar evaluasi/tes. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 21,42%
menjadi 35,71% pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 78,57%. Ditinjau dari data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA.

Kata kunci: Hasil Belajar, IPA, Model Team Game Tournament.

PENDAHULUAN
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran wajib yang akan diikuti di pendidikan sekolah dasar (SD) karena mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) esensinya diberikan kepada anak usia wajib belajar
(SD/sederajat sampai SMP/sederajat). Jusrianto et al, (2021, p.282) mengatakan bahwa
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada
fenomena-fenomena yang terjadi dialam yang didasarkan dan dibuktikan oleh sebuah
penelitian atau kajian ilmiah.

Dalam penerapan kurikulum merdeka, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) di tingkat sekolah dasar dipadukan kedalam mata pelajaran Ilmu Penetahuan Alam
dan Sosial yang biasa dikenal dengan IPAS sementara dalam penerapan kurikulum K. 13
mata pelajaran IPA dipadukan dalam pembelajaran tematik terpadu. Meskipun demikian
pembelajaran IPA esensialnya tetap menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah serta adanya integrasi antara ilmu alam dan sosial.
Menurut Budiyanti (2021: 14) mengemukakan bahwa “Pendidikan IPA terpadu
berfokus pada kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar.
Dengan demikian, diharapkan setelah menguasai IPA terpadu, peserta didik memiliki
landasan berpikir dan bertindak yang kokoh di atas dasar pemahaman kaidah penelitian
ilmiah”. Dalam buku pembelajaran IPA di SD, Mengatakan bahwa ada 9 pendekatan
yang bisa diterapkan oleh seoarng guru dalam pembelajaran dikelas diantaranya ....
Masing-masing pendekatan tadi memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Namun yang menjadi salah satu kelemahan pembelajaran IPA di SD selama ini
adalah pemilihan pendekatan yang kurang disesuaikan dengan materi pembelajaran
sehingga metode dan model pembelajaran hanya menekankan pada penguasaan sejumlah
fakta dan konsep, dan kurang memfasilitasi siswa agar memiliki hasil belajar yang
comprehensive. Guru menerapkan pembelajaran lebih menekankan strategi mengaktifkan
guru, kurang melibatkan peserta didik, pembelajaran kurang kreatif, lebih banyak
menggunakan strategi konvensional (ceramah) dan kurang mengoptimalkan media
pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif mengikuti proses pembelajaran,
bahkan cenderung pasif. Siswa hanya diam saja, mendengarkan, mencatat, dan mudah
bosan dalam pembelajaran. Sehingga hal ini sangat berdampak pada motivasi dan hasil
belajar siswa.
Memperhatikan permasalahan tersebut selayaknya dalam pembelajaran dilakukan
suatu inovasi dan terobosan. Seorang guru harus menerapkan strategi dan model
pembelajaran yang bisa meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Guru harus melibatkan siswa dalam pembelajaran yang mereka lakukan
dikelasnya. Hal ini bisa diciptakan dengan model pembelajaran yang kooperatif.
Sulistio dan Haryanti (2022) mengatakan bahwa banyak model pembelajaran
yang bisa diterapkan untuk menciptakan keterlibatan siswa yang koopertaif atau disebut
dengan kooperatif learning diantarnya adalah model pembelajaran Team Game
Tournament. Sulistio dan Haryanti menambahkan (dikutip dari Slavin, 2010) Model
pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran kooperatif yang
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuiskuis dan sistem skor kemajuan
individu, di mana peserta didik berkompetensi sebagai wakil dari tim mereka dengan
anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara mereka. Metode TGT
melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya dan mengandung unsur permainan dan
penguatan (reinforcement). Metode TGT memberi peluang kepada peserta didik untuk
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar.
Menurut Adiputra & Heryadi (2021: 105) Dalam Jurnal : Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar menyatakan : Supaya dapat
meningkatkan kualitas peserta didik melalui pembelajaran IPA guru tidak hanya
menguasai dan memahami pelajaran saja, akan tetapi guru juga harus memahami hakikat
proses pembelajaran mulai dari kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Adiputra dan Yadi Heryadi (2021) menambahkan bahwa Proses pembelajaran
dikelas dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT (Teams Games Tournament)
membuat siswa merasa senang dengan adanya permainan serta pertandingan antar
kelompok, apalagi model pembelajaran ini diterapkan di sekolah dasar, karena siswa
sekolah dasar senang terhadap permainan dan anak sekolah dasar masih dalam tahap
senang bermain. Oleh karena itu model pembelajaran ini sangat cocok digunakan di
sekolah dasar.
Hasil penelitian lain yang menguatkan penulis untuk melakukan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model Team Gane Tournament (TGT) ini adalah
hasil penelitian Puspitasari et al, (2023) dalam jurnalnya yang berjudul
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI WUJUD BENDA DAN
SIFATNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar IPA pada setiap siklusnya. Dari prasiklus sebelum tindakan, siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 28% dari keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa
yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 67% dengan nilai rata-rata kelas 62,5. Pada siklus II
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
sebanyak 16 siswa atau 89% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 73,8. Untuk
angka ketuntasan belajar siswa dari prasiklus yang tuntas sebanyak 5 (28%) siswa, yang
tuntas pada siklus I sebanyak 12 (67%) siswa dan pada siklus II sebanyak 16 (89%) siswa
yang tuntas dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dinyatakan berhasil.
Berdasarkan diskusi penulis dengan guru kelas V, untuk memecahkan masalah
pembelajaran, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan
kualitas yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan
kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif
yaitu model Teams Games Tournament (TGT). Model ini merupakan salah satu tipe atau
model kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan menggunakan desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart.

Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Studi pendahuluan : Obervasi awal di SD, Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SD IT Nurul
Ilmi Pariaman

Siklus ke I
Langkang-langkah Team Game Tournament
(TGT), Adang Ramanda (2016)
Perencanaan 1 1. Penyajian Kelas
2. Belajar Dalam Kelompok
3. Memasukkan Perwakilan Kelompok
Tindakan dan
dalam meja tournamnt
pengamatan

Refleksi 1

Belum berhasil
Langkang-langkah Team Game Tournament
(TGT), Adang Ramanda (2016)
4. Penyajian Kelas
Siklus ke II
5. Belajar Dalam Kelompok
6. Memasukkan Perwakilan Kelompok
dalam meja tournamnt
Perencanaan 2

Tindakan dan
pengamatan

Refleksi 2 Berhasil Laporan

Sumber: dimodifikasi dari alur kemmis & MC Taggars (dalam suharsimi, 2012: 16)

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2023.


Penelitian ini dilaksanakan di SD IT Nurul Ilmi Pariaman. Subjek pada penelitian ini
yaitu semua siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi Yang terdiri dari jumlah siswanya adalah
14 orang siswa yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Adapun
instrument yang digunakan pada penelitian ini berupa observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik
pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi. Teknik Analisis Data dilihat selama
dalam proses pembelajaran setiap siklus serta dicatatnya pada lembar observasi.
Sedangkan hasil belajar peserta didik dapat diukur dengan melihat tes yang telah
diberikan.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika rata-rata proses pembelajaran pada


peserta didik menunjukkan peningkatan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
pada pembelajaran IPA mencapai 75% dalam kategori tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD IT Nurul Ilmi dengan
mengaplikasikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament
(TGT) dengan jenis penelitian yaitu Penelitian tindakan kelas (PTK), untuk
memperoleh data tentang hasil belajar siswa peneliti melakukan penelitian dengan
menggunakan 2 siklus. Penjabaran mengenai hasil penelitian tindakan kelas sebagai
berikut;
Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian dengan penerapan model pembelajaran


teams games tournament dalam pelajaran IPA peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu terhadap peserta didik kelas V saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, ketika guru menjelaskan materi
kebanyakan peserta didik tidak memperhatikan dan terlihat beberapa peserta didik
mengantuk serta masih ada peserta didik yang keluar masuk kelas dengan alasan ke
WC, bukan hanya itu masih ada pula peserta didik yang saling berbincang-bincang
dengan teman sebangkunya.
Selain itu, fokus peserta didik dalam mengikuti pelajaran hanya sebentar,
kebanyakan peserta didik merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Disinalah
kesalahan guru yang tidak mengaplikasikan model-model pembelajaran. Mereka
hanya monoton mengarahkan perhatin dengan menggunakan metode ceramah
sehingga membuat peserta didik merasakan bosan dalam belajar.. Berikut deskripsi
hasil belajar peserta didik pra siklus di SD IT Nuru Ilmi Pariaman.
Tabel 1.
Tabel 1. Data deskriptif Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil Belajar IPA Siswa
Pra Siklus
Nilai Kategori Frekuensi Presentase

85 - 100 Baik sekali 1 7,14%

70 - 84 Baik 2 14,28 %

60 - 69 Cukup 2 14,28%

50 – 59 Kurang 4 28,57%

< 50 Sangat kurang 5 35,71%

Jumlah 14 100
Sumber: Hasil Analisis Data Peneliti
Adapun ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi,
ketuntasan pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.
Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Nilai Kategori Frekuensi Presentase

70 - 100 Tuntas 3 21,42%

Tidak tuntas
0 – 69 11 78,57%
Jumlah 14 100%
Sumber : Hasil Analisis Data Penulis

Berdasarkan tabel 2. diatas dari 14 siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi, hasil tes
belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran Team Game Tournament
menunjukkan hanya 3 siswa kategori tuntas (21,42%) dan 11 siswa dalam kategori
tidak tuntas (78,57%). Hasil ini menunjukkan bahwa pada pra siklus, ketuntasan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum tercapai.
Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Pada siklus I terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 85-100 dengan kategori
Baik Sekali atau 21,43%, nilai 70-84 dengan kategori Baik sebanyak 2 siswa atau
14,28%, nilai 60-69 dengan kategori Cukup sebanyak 2 siswa atau 14,28%, nilai 50-
59 dengan kategori Kurang sebanyak 3 siswa atau 21,43%, dan siswa yang
mendapatkan nilai <50 dengan kategori sangat kurang sebanyak 4 siswa atau 28,57%.
Hasil tes belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.
Data deskriptif Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil Belajar IPA Siswa Pra
Siklus

Nilai Kategori Frekuensi Presentase

85 – 100 Baik sekali 3 21,43%

70 – 84 Baik 2 14,28 %

60 – 69 Cukup 2 14,28%
50 - 59 Kurang 3 21,43%

< 50 Sangat kurang 4 28,57%

Jumlah 14 100
Sumber: Hasil Analisis Data Peneliti
Adapun ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi,
ketuntasan pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.
Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Nilai Kategori Frekuensi Presentase

70 - 100 Tuntas 5 35,71%

Tidak tuntas
0 - 69 9 64,28%
Jumlah 14 100%
Sumber : Hasil Analisis Data Penulis

Berdasarkan tabel 4 diatas dari 14 siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi, hasil tes
belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran Team Game Tournament, 5
siswa kategori tuntas (35,71%) dan 11 siswa dalam kategori tidak tuntas (64,28%).
Hasil ini menunjukkan bahwa siklus siklus 1, ketuntasan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA masih belum tercapai dan ketuntasan belajar siswa masih dibawah 50
%.
Dari keseluruhan data diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa
kelas V SD IT Nurul Ilmi masih jauh dari kata maksimal. Sehingga peneliti
melanjutkan penelitiannya ke siklus II.
Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Pada siklus II terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai 85- 100 dengan kategori
Baik Sekali atau 57,14%, nilai 70-84 dengan kategori Baik sebanyak 3 siswa atau
39,13%, nilai 60-69 dengan kategori Cukup sebanyak 2 siswa atau 13,04%, nilai 50-
59 dengan kategori Kurang sebanyak 1 siswa atau 0%, dan siswa yang mendapatkan
nilai <50 dengan kategori sangat kurang juga sebanyak 0 siswa atau 0%. Hasil tes
belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Data Deskriptif Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil Belajar IPA
Siswa Siklus II
Nilai Kategori Frekuensi Persentase

85 - 100 Baik sekali 8 57,14%

70 – 84 Baik 3 21,42%

60 – 69 Cukup 2 14,29%

50 – 59 Kurang 1 7,14%

< 50 Sangat kurang 0 0%

Jumlah 14 100
Sumber: Hasil Analisis Data Peneliti
Adapun ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi,
ketuntasan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai Kategori Frekuensi Presentase
70 – 100 Tuntas 11 78,57%
Tidak
0 – 69 3 21,42%
tuntas
Jumlah 14 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Peneliti
Berdasarkan data pada tabel di atas menyatakan bahwa dari 14 siswa, 11 siswa
dengan persentase 78,57% termasuk dalam kategori tuntas dan 3 siswa dengan
persentase 21,42% termasuk dalam kategori tidak tuntas. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II, ketuntasan belajar pada siklus II sudah tercapai secara klasikal.
Dari keseluruhan data diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa
kelas V SD IT Nurul Ilmi dengan menggunakan model pembelajaran Team Game
Tournament sudah tercapai pada pelaksanaan siklus ke 3 meski belum tuntas 100%
Sehingga peneliti tidak melanjutkan penelitiannya ke siklus selanjutnya.
Pembahasan Penelitian
Pada sub bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan
pada sub bab hasil. Pembahasan difokuskan pada peningkatan hasil belajar peserta
didik menggunakana model pembelajaran teams games tournament. Pada tahap pra
tindakan hasil observasi sebelum diterapkannya model pembelajaran diperoleh nilai
persentase ketuntasan hasil belajar siswa hanya sekitar 21,42%. Hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi masih tergolong
rendah. Peningkatan hasil belajar IPA peserta didik pada pokok bahasan penggolongan
hewan berdasarkan makanannya di kelas V siklus I menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan pra siklus yaitu menjadi 35,71%, artinya terjadi peningkatan
sebesar 14%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa kembali
mengalami peningkatan menjadi 78,57%, hal ini menunjukan kembali terjadi
peningkatan sebesar 43%.
Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan Penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti selama dua siklus yang mana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
Penelitian ini membuahkan hasil yaitu terjadi peningkatan aktivitas belajar IPA kelas
V SD IT Nurul Ilmi Pariaman. Peningkatan yang terjadi dari pra tindakan, siklus I ke
siklus II dapat dilihat pada tabel:

Tabel 7. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar IPA Peserta Didik SD IT Nurul Ilmi

Rata-rata persentase Prasiklus Siklus I SiklusII


peningkatan hasil
Belajar IPA (%)
21,42% 35,71% 78,57%

Standar Pemberian
Kurang Cukup Baik
Skor
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa selama kegiatan proses belajar
mengajar terjadi peningkatan dalam hasil belajar peserta didik, yaitu data awal
peserta didik memperoleh nilai 21,42% dan dikategorikan kurang. Pada siklus I nilai
rata-rata persentase hasil belajar IPA mencapai 35,71% dengan kategori cukup dan
pada siklus II nilai persentase rata-rata meningkat menjadi 78,57% dengan kategori
baik.
Untuk memperjelas mengenai gambaran peningkatan hasil belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament kelas V SD IT
Nurul Ilmi dapat dilihat dari diagram berikut:
Diagram 1. Peningkatan skor persentase hasil belajar IPA peserta didik

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa antara data pra siklus,
siklus I, dan siklus II penerapan model pembelajaran teams games tournament
memiliki peningkatan yang baik dan hasilnya maksimal kepada peserta didik SD IT
Nurul Ilmi Pariaman kelas V.
Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, maka
penelitian ini dihentikan sampai pada siklus II. Hal ini berarti penerapan model
pembelajaran teams games tournament pada peserta didik kelas V SD IT Nurul Ilmi
Pariaman dapat meningkat.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adiputra & Heryadi
(2021) dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Pada
Mata Pelajaran Ipa Di Sekolah Dasar. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa rata-
rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamnet) pada mata pelajaran IPA di
Sekolah Dasar sangat signifikan.
Pemaparan di atas menyatakan bahwa hipotesis metode Team Game
Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi dapat
diterima. Peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode Team Game
Tournament tersebut dapat dicapai melalui penyampaian materi dengan bantuan
media, melakukakan pengelompokkan siswa, memotivasi siswa dengan permainan,
memacu siswa untuk bersaing dalam permianan, sehingga semua siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran yang mana hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa setetlah dilakukan evaluasi diakhir pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dalam mata
pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD IT Nurul Ilmi
Pariaman. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada setiap
siklusnya. Dari prasiklus sebelum tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya
sekitar 3 orang siswa atau sekitar 21,42% dari keseluruhan siswa. Sedangkan pada
siklus I setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 35,71%. Pada siklus II
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
sebanyak 11 siswa atau 78,57% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 73,8.
Peningkatan ini menandakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dinyatakan
berhasil.

Berdasarkan kesimpulan yang telah d iuraikan diatas, maka sangat


diharapkan kepada guru kelas SD agar menerapkan model pembelajaran teams games
tournament dalam pembelajaran dikelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAPHY
Adiputra D.K & Heryadi Y. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Wujud Benda Dan Sifatnya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas IV SD. Holistika
Jurnal ilmiah PGSD. 2614 – 8242,104-111.
Arikunto, S. et al. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Damayanti, R., Nurhaedah, Nurfaizah, A.P. (2022). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran IPA di Kabupaten Maros.
Pinisi Journal of Education Vol. 2 No. 5, 2022. 199-205.
Hariyanto, A. (2019). Teams Game Tournament (TGT) and Jigsaw Melalui Pendekatan
Saintifik. Sleman, Jawa Tengah. Deepublish.
Hendracipta, N. (2021). Model – Model Pembelajaran SD. Bandung : Multikreasi Press.
Jusrianto, Nur H., Parubang D. (2021). Peningkatan Hasil Belajar IPA Kelas IV Melalui
Model Pembelajaran Team Games Tournament SDN 256 Bonepute
Kecamatan Nuha. Jurnal Kependidikan, Vol. 10, No. 4. 281-294
Mahardi, P.Y.S., Murda, Ny., Astawan, I.G. (2019). Model Pembelajaran Teams Games
Tournament Berbasis Kearifan Lokal Trikaya Parisudha Terhadap
Pendidikan Karakter Gotong Royong dan Hasil Belajar IPA. Jurnal
Pendidikan Multikultural Indonesia. Vol. 1 (1) pp. 98-107.
Prihantini. (2021). Strategi pembelajaran SD. Jakarta : Bumi Aksara.
Puspitasari D, Ratnasari, D.T, Afrida, T. (2023). Meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi wujud benda dan sifatnya melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Teams games tournament (TGT) pada siswa kelas IV SD. Jurnal
Pendidikan Dasar Setia Budhi.Volume 6 (2). 2621-4997,125-132.
Sulistio, A & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning
Model). Jawa Tengah. Eureka media aksara.

Anda mungkin juga menyukai