Anda di halaman 1dari 10

Mengukur Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) dalam Materi Suhu dan Kalor

Asri Sopia 1, Dindin Nasrudin 2, Chaerul Rochman 3, Nana Suryana 4

1,2,3
Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. AH. Nasution No 105 Bandung Jawa Barat 40614,
Indonesia
4
MTs. Ar-Rosyidiyah Kota Bandung
Jl. Cikuda Kel Pasirbiru Kec. Cibiru Kota Bandung 40614,
Indonesia

*Asri Sopia, E-mail: asrisopia4@gmail.com


No. HP: 087725782521

ABSTRAK

Dalam proses pembelajaran Fisika di kelas sering kali peserta didik merasa jenuh saat belajar,
tentunya ini adalah permasalahan di sebagian sekolah. Upaya untuk membuat proses
pembelajaran tidak membosankan dan peserta didik menjadi aktif yaitu menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Tujuan paper ini adalah untuk
mengukur efektivitas model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
materi pokok suhu dan kalor menggunakan sistem penilaian Authentic Assessment Based on
Teaching and Learning Trajectory (AABTLT) with Student Activity Sheet (SAS). Tempat
penelitian adalah MTs Ar Rosyidiyah Kota bandung kelas 7B dengan jumlah sampel 38 peserta
didik. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut: 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi pokok
suhu dan kalor, 2. Pelaksanan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT
materi suhu dan kalor menggunakan penilaian AABTLT with SAS, 3. Pengumpulan Data, 4.
Mengolah dan menganalisis data, 5. Membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
(1) Suasana kelas menjadi aktif dan dinamis (2) Seluruh pelaksanaan proses pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) materi suhu dan kalor menggunakan penilaian AABTLT with
SAS yang dibawakan guru dapat diikuti oleh siswa dengan disiplin dan penuh rasa tangung
jawab (3) Pembelajaran di kelas menjadi efektif dan efisien. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa penggunaan AABTLT with SAS mampu mengukur efektivitas model pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) materi suhu dan kalor. Penelitian ini
merekomendasikan sistem penilaian AABTLT with SAS untuk mengukur efektifitas proses
pembelajaran dikelas.

Kata Kunci : AABTLT with SAS; Efektivitas Proses Pembelajaran; Pembelajaran Kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT).

ABSTRACT

In the process of learning Physics in the classroom often learners feel bored while learning, of
course this is a problem of some schools. Efforts to make the learning process not boring and
learners to be active is using cooperative learning model type Teams Games Tournament
(TGT). The purpose of this paper is to measure the effectiveness of the Teams Games
Tournament (TGT) models on the subject matter of temperature and heat using the Authentic
Assessment Based on Teaching and Learning Trajectory (AABTLT) system with Student
Activity Sheet (SAS). Place of research is MTs Ar Rosyidiyah Bandung city class 7B with
sample number 38 learners. This research method uses descriptive method of the following
research steps: 1. Preparation of Learning Plan for the subject matter of temperature and heat,
2. Implementation of learning with cooperative learning model types TGT temperature and
heat material using AABTLT with SAS assessment 3. Data Collection, 4. Process and analyze
data, 5. Make conclusions. The results of the study showed that (1) the classroom atmosphere
became active and dynamic (2). The whole learning process of Teams Games Tournament
(TGT) temperature and heat materials using AABTLT with SAS assessment by teacher can be
followed by students with discipline and full of responsibility (3). Learning in the classroom
becomes effective and efficient. This study concludes that the use of AABTLT with SAS is
able to measure the effectiveness of Cooperative Teams Games Tournament (TGT) models on
temperature and heat materials. This study recommends AABTLT with SAS assessment
system to measure the effectiveness of classroom learning process.

Keywords: AABTLT with SAS; Effectiveness of Learning Process; Team Tournament Team
Co-operative Exercise (TGT)

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran Fisika di kelas sering jenuh, dalam membahas materi suhu dan
kali peserta didik merasa jenuh saat belajar, kalor dan pembelajaran berjalan lancer.
itu karena biasanya guru memberi Sehingga peneliti tertarik pada model
pengajaran pada peserta didik yang pembelajaran Kooperatif tipe Teams
memperhatikan, mengerjakan latihan, dan Games Tournament (TGT) dalam model ini
mengerjakan ulangan hal ini menyebabkan peserta didik berkelompok, tetapi dalam
kelas menjadi pasif sehingga peserta didik kegiatan belajar mengajar yang ada
merasa tidak terbawa dalam proses Siswoko, H. (2011) menjelaskan di sekolah
pembelajaran, serta membuat kelas menjadi selama ini, sebenarnya sudah menerapkan
tidak efektif. Berdasarkan hasil observasi belajar kelompok. Namun, kegiatan
awal yaitu menggunakan wawancara yang kelompok tersebut cenderung hanya
diperoleh dari guru pengampu mata menyelesaikan tugas. Peserta didik yang
pelajaran IPA kelas VII MTs Ar- berkemampuan rendah dan kurang
Rosyidiyah, diperoleh informasi bahwa berperan dalam mengerjakan tugas.
kelas terkadang pasif dan motivasi belajar Sedangkan pada pembelajaran kooperatif
peserta didik menurun terutama ketika tujuan kelompok tidak hanya
belajar fisika yaitu pada materi suhu dan menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi
kalor. Hal tersebut disebabkan menurut juga memastikan bahwa setiap kelompok
Minnati, L. F. (2010) yaitu oleh dua faktor, menguasai tugas yang diterimanya dan
yaitu faktor siswa dan faktor guru. Dari dapat menjelaskan dengan baik hasil
faktor peserta didik yaitu, dimungkinkan analisa tugas yang diberikan [2].
karena kurangnya motivasi dalam
Sementara menurut Alfian, B.
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu
(2015), menyebutkan bahwa “metode ini
juga, disebabkan oleh anggapan peserta
pada mulanya dikembangkan oleh David
didik yang menganggap bahwa pelajaran
DeVries dan Keith Edward, metode ini
fisika adalah pelajaran yang sulit dan tidak
merukapan metode pembelajaran pertama
mengasyikkan. Sedangkan dari faktor guru
dari John Hopkins. TGT memiliki dimensi
sendiri, hal ini dimungkinkan karena guru
kegembiraan yang diperoleh dari
dalam mengajar menggunakan metode
penggunaan permainan dalam menyajikan
pembelajaran yang kurang variatif dan
pelajaran” [3]. Tetapi terkadang peserta
menarik sehingga membuat peserta didik
didik tidak percaya diri ketika
merasa bosan [1]. Maka dari itu perlunya
berkelompok, padahal menurut Suhardita,
model pembelajaran supaya kelas tidak
K. (2011) “kepercayaan diri diperoleh dari
pasif dan membuat peserta didik tidak
pengalaman hidup dan berhubungan pembelajaran Kooperatif tipe Teams
dengan kemampuan melakukan sesuatu Games Tournament (TGT).
dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang
Berdasarkan latar belakang
baik seseorang akan dapat
tersebut, maka dilakukan penelitian tentang
mengaktualisasikan potensi-potensi yang
penerapan sistem penilaian AABTLT with
ada dalam diriny” [4].
SAS untuk mengukur efektivitas proses
Pertiwi, S. (2011) menjelaskan pembelajaran menggunakan model
bahwa “penerapan model pembelajaran pembelajaran Kooperatif tipe Teams
TGT memberikan nuansa kompetitif bagi Games Tournament (TGT) dalam materi
peserta didik untuk menjadi juara dari tiap suhu dan kalor.
tim. Setiap anggota tim mempunyai
METODE PENELITIAN
kesempatan yang sama untuk menjadi
Penelitian ini menggunakan metode
juara, Sehingga setiap peserta didik
deskriptif. Noor, J. (2011) mendefinisika
termotivasi untuk ambil peranan dalam
penilaian deskriftif adalah “metode
kelompoknya” [5]. Dalam mengambil
penelitian yang digunakan untuk
peranan tersebut peneliti menggunakan
menggambarkan masalah yang terjadi pada
penilaian AABTLT with SAS untuk
masa sekarang atau yang sedang
mengukur efektifitas pembelajaran.
berlangsung, bertujuan untuk
Herrington, J., & Herrington, A. mendeskripsikan apa-apa yang terjadi
(1998) menyebutkan bahwa dalam sebagaimana mestinya pada saat penelitian
penilaian autentik terdapat literatur yang dilakuakan” [7]. Dari definisi tersebut
luas untuk menjadi penilaian otentik dan bahwa penelitian deskriptif ini untuk
berbasis kinerja sebagai sarana yang lebih memperoleh gambaran tentang efektivitas
tepat untuk menilai pembelajaran. penggunaan model pembelajaran
Literatur untuk menggambarkan bentuk Kooperatif tipe Teams Games Tournament
penilaian alternatif seperti asli yaitu dalam (TGT) dengan menggunakan sistem
penilaian, penilaian berbasis kinerja, penilaian AABTLT with SAS dalam proses
penilaian portofolio, dan penilaian kursus. pembelajaran fisika di kelas yaitu pada
Karakteristik penilaian dan tes sendiri materi suhu dan kalor. Populasi dalam
yang mendefinisikannya sebagai menjadi penelitian ini adalah peserta didik MTs Ar-
dasarnya otentik [6]. Sehingga tidak hanya Rosyidiyah kelas VII. sedangkan sampel
dalam sistem penilaian, AABLT with SAS
dapat mengukur efektifitas model
yang diambil yaitu peserta didik kelas VII- materi suhu dan perubahannya dan dua kali
A yang berjumlah 26 orang. pertemuan mengenai materi kalor dan
Penelitian ini terdapat beberapa perpindahannya, dilakukan selama tiga jam
tahapan yaitu diantaranya: pelajaran. Sehingga model pembelajaran
1. Peneliti menyusun rencana relaksanaan Kooperatif tipe Teams Games Tournament
pembelajaran materi pokok suhu dan kalor; (TGT) walaupun peserta didik berkelompok
2. Peneliti melaksanakan pembelajaran guru akan mengetahui peserta didik yang
dengan model pembelajaran Kooperatif mengikuti pembelajaran atau hanya diam
tipe TGT materi suhu dan kalor dan mendengarkan saja, karena setiap
menggunakan penilaian AABTLT with SAS; proses pembelajaran yang dilakukan
3. Pengumpulan data, yaitu dilakukan peserta didik akan terekam dalam Authentic
dengan cara mengobservasi proses Assessment Based on Teaching and
pembelajaran dari awal hingga akhir berupa Learning Trajectory (AABTLT) with SAS
hasil kuis dengan sistem penilaian AABTLT (Student Activity Sheets). Setiap peserta
with SAS; didik akan diberi satu kertas portofolio
4. Mengolah dan menganalisis data bergaris (SAS) untuk diisi jawaban kuis
pengolahan data yang diperoleh dari hasil yang ditanyakan dalam setiap langkah
kuis dengan disajikan dalam bentuk grafik pembelajaran.
dan tabel dan analisis data dari hasil grafik
dan tabel;
5. Membuat kesimpulan untuk
menggambarkan efektivitas model
pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dengan
menggunakan sistem penilaian AABTLT
with SAS pada pembelajaran fisika yaitu
materi suhu dan kalor dengan
menggunakan sistem penilaian AABTLT
with SAS pada peserta didik kelas VII di
MTs Ar-Rosyidiyah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. SAS yang di berikan pada


Penelitian dilakukan sebanyak empat kali salah satu peserta didik
pertemuan. Dua kali pertemuan mengenai
Berikut disajikan hasil dari jawaban kuis Sehingga proses pembelajaran
peserta didik yang telah diolah menjadi data dalam empat kali pertemuan digambarkan
yang dapat diinterpretasikan sebagai dalam grafik di bawah ini.
berikut:
1. Profil Keterlaksanaan model KETERLAKSANAAN PROSES
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
pembelajaran Kooperatif tipe Teams PESERTA DIDIK

Games Tournament (TGT) 100%


79% 74%
Keterlaksanaan model pembelajaran 80%
63% 63%
60%
Kooperatif tipe Teams Games Tournament
40%
(TGT) dengan mengisi kuis pada setiap
20%
proses pembelajaran dalam 4 kali 0%
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
pertemuan. Adapun, langkah-langkah 1 2 3 4
model pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Grafik 1. Presentase Keterlaksanaan
Games Tournament (TGT) yaitu:
Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
1) Menggorganisasi siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar Grafik di atas menunjukkan bahwa
(beranggotakan 4-5 peserta didik). kecapaian peserta didik dalam mengikuti
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran dapat dikategorikan
penggunaannya sehingga dapat cukup baik, dimana pada pertemuan
memotivasi peserta didik; pertama keterlaksanaan peserta didik dalam
3) Menjelaskan materi; mengikuti proses pembelajaran nilai
4) Membagi kertas portofolio bergaris (SAS) presentase rata-rata di peroleh sebesar 79%,
untuk diisi jawaban kuis yang ditanyakan pada pertemuan kedua di peroleh nilai
dalam setiap langkah pembelajaran; presentase rata-rata di peroleh sebesar 63%
5) Memimpin diskusi kelas untuk sedangkan pada pertemuan ketiga di
memvalidasi jawaban setiap kelompok peroleh nilai presentase rata-rata di peroleh
serta mendampingi dan mengontrol sebesar 63% dan pada pertemuan keempat
jalannya turnamen; di peroleh nilai presentase rata-rata di
6) Memberikan penghargaan kepada masing- peroleh sebesar 74%. Hasil tersebut
masing kelompok berdasarkan hasil rata- menunjukkan bahwa pada grafik terjadi
rata dari perhitungan turnamen. penurunan presentase dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua dan ketiga,
kemudian naik kembali pada pertemuan
keempat. Hal tersebut dikarenakan pada 100

pertemuan pertama dan ke empat jam 80


60
pelajaran dilakukan pada pagi hari 40
sedangkan pada pertemuan kedua dan 20
0
ketiga pembelajaran dimulai pada siang 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

hari. Sehingga pada proses pembelajaran Peserta didik Nilai Kuis Pertemuan 1

pada siang hari peserta didik terlihat


Grafik 2. Nilai Kuis Peserta Didik pada
mengantuk dan motivasi dalam belajar
Pertemuan pertama
berkurang menurut Triamiyono, H. (2014)
100
“rasa kantuk yang selalu datang, jelas akan
mengganggu aktivitas, dan berdampak 50

pada produktivitas, kreativitas, kemampuan


0
analisis dan stabilitas emosi menurun” [8]. 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Sehingga wajar apabila keterlaksanan Peserta didik Nilai Kuis Pertemuan 2

proses permbelajaran pada pertemuan


Grafik 3. Nilai Kuis Peserta Didik pada
kedua dan ketiga lebih kecil dibandingkan
Pertemuan kedua
dengan pertemuan pertama dan keempat.
100

2. Profil Efektivitas Model pembelajaran


50
Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) Pada Materi Suhu 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
dan Kalor
Nilai Kuis Pertemuan 3
Efektivitas model pembelajaran Peserta Didik
pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Grafik 4. Nilai Kuis Peserta Didik pada
Games Tournament (TGT) dapat dilihat
Pertemuan ketiga
dari kemampuan daya ingat masing-masing
100
peserta didik melalui kuis dengan AABTLT
50
with SAS. Berikut disajikan grafik yang
0
menunjukkan daya ingat masing-masing
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
peserta didik dalam mengikuti proses
Nilai Kuis Pertemuan 4
pembelajaran pada pertemuan pertama, Peserta Didik

kedua, ketiga dan keempat.


Grafik 5. Nilai Kuis Peserta Didik pada
Pertemuan keempat
Grafik diatas menunjukan nilai kuis peserta 71-80 Baik 13 orang
didik pada pertemuan pertama sampai
51-70 Cukup Baik 12 orang
pertemuan ke empat berbeda, itu artinya
setiap perserta didik mengikuti 0-50 Kurang Baik -
pembelajaran yang baik, walupun
Total 26 orang
berkelompok tetapi nilai mereka tidak sama
itu artinya mereka tidak bekerja sama
Tabel diatas menunjukkan bahwa peserta
dalam pengisian soal yang di berikan guru,
didik yang memiliki kemampuan daya
tetapi bekerjasama ketika turnamen di
ingat dan peserta didik aktif dalam
mulai.
mengikuti pembelajaran, dapat dilihat
3. Profil Efektivitas Rata-rata Nilai Kuis
bahwa tabel tersebut menunjukkan dalam
Model pembelajaran Kooperatif tipe
kategori baik paling mendominasi. TIM
Teams Games Tournament (TGT) Pada
peneliti program pasca sarjana UNY 2003-
Materi Suhu dan Kalor
2004 menyebutkan bahwa “kemampuan
100
80 suatu keaktifan dapat dibedakan menjadi 4
60
macam kategori di antaranya 81 < 𝑥 ≤
40
20 100 dalam kategori sangat aktif, 63 < 𝑥 ≤
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 81 dalam kategori aktif, 44 < 𝑥 ≤ 63

Rata-rata Nilai Kuis Peserta Didik dalam kategori kurang aktif dan 25 < 𝑥 ≤
Peserta Didik 44 dalam kategori sangat kurang aktif,
dengan x adalah nilai yang di peroleh” [9].
Grafik 6. Rata-rata Nilai Kuis Peserta
Sehingga dapat dikatakan bahwa
Didik
penggunaan model pembelajaran
Grafik di atas dapat direpresentasikan
pembelajaran Kooperatif tipe Teams
dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Games Tournament (TGT) sangat efektif
Tabel 1. Rata-rata Nilai Kuis Peserta
untuk digunakan dalam proses
Didik
pembelajaran.
Interval Kategori Jumlah
rata-rata Peserta SIMPULAN
daya Didik Berdasarkan hasil penelitian yang telah
serap dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran fisika pada materi suhu dan
81-100 Sangat Baik 1 orang
kalor dengan menggunakan model
pembelajaran pembelajaran Kooperatif tipe Untuk mengukur keefektifan suatu model
Teams Games Tournament (TGT) di MTs atau metode pembelajaran, guru dapat
Ar-Rosyidiyah kelas VII sangat efektif menggunakan sistem penilaian AABTLT
digunakan, karena sebagian peneliti with SAS dalam proses pembelajaran, tidak
menyebutkan bahwa model pembelajaran hanya dalam materi suhu dan kalor
pembelajaran Kooperatif tipe Teams penilaian AABTLT with SAS dapat di
Games Tournament (TGT) mempunyai gunakan dalam materi serta pembelajaran
kelemahan dalam pembelajaran karena apapun.
model ini membutuhkan waktu yang lama
UCAPAN TERIMA KASIH
sehingga kurang efektif di gunakan, dalam
Penulis mengucapkan terimakasih yang
penelitian Triyani, A. N. (2009)
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
menyebutkan bahwa “Permainan (game)
yang telah membantu dalam pelaksanaan
merupakan kegiatan yang disukai siswa
dan penulisan penelitian ini. Khususnya
tetapi membutuhkan waktu yang cukup
kepada pihak sekolah yang telah
lama sedangkan waktu yang disediakan
mengijinkan peneliti untuk melakukan
hanya sedikit sehingga perlu perencanaan
penelitian dalam empat pertemuan, dan
yang matang” [10]. Sedangkan dari hasil
pada pihak dosen serta guru mata pelajaran
dan pembahasan bahwa keterlaksanaan
IPA yang telah membimbing dalam
model pembelajaran Kooperatif tipe Teams
penulisan makalah ini.
Games Tournament (TGT) dengan mengisi
kuis pada setiap proses pembelajaran dalam DAFTAR PUSTAKA
4 kali pertemuan menunjukan kecapaian [1]Minnati, L. F. (2010). Upaya
peserta didik dalam mengikuti proses meningkatkan motivasi belajar
pembelajaran dapat dikategorikan cukup peserta didik pada mata pelajaran
baik. Sehingga keefektifan model Fisika melalui model pembelajaran
pembelajaran Kooperatif tipe Teams kooperatif tipe team games
Games Tournament (TGT) tersebut dapat turnament (TGT) materi pokok usaha
diukur dengan menggunakan (Authentic dan energi kelas VIII MTs Manbail
Assessment Based on Teaching and Futuh 2 Bancar Tuban tahun ajaran
Learning Trajectory) AABTLT with SAS 2009/2010 (Doctoral dissertation,
(Student Activity Sheets). IAIN Walisongo).
[2]Alfian, B. (2015). PERBEDAAN HASIL
REKOMENDASI
BELAJAR DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF Teams Achievement Division
TIPE TEAMS GAMES (STAD) pada sub konsep
TOURNAMENT (TGT) DAN perpindahan kalor.
KONVENSIONAL DALAM MATA [7]Noor, J. (2011). Metodologi penelitian.
PELAJARAN DASAR OTOMOTIF Jakarta: Kencana.
SEPEDA MOTOR PADA SISWA [8]Triamiyono, H. (2014). Upaya
KELAS X JURUSAN SEPEDA Mengatasi Rasa Kantuk di Kelas
MOTOR DI SMK Dalam Proses Belajar Mahasiswa
MUHAMMADIYAH 1 Taruna Akademi Maritim Djadajat.
BAMBANGLIPURO (Doctoral Jurnal Ilmiah Widya, 1(1).
dissertation, UNY). [9]Tim Peneliti Program Pasca Sarjana
[3]Pertiwi, S. (2011). Efektivitas Model UNY. 2003. Penyusunan Instrumen
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team dan Penilaian. Yogyakarta: UNY.
Games Tournament (TGT) dan [10]Triyani, A. N. (2009). Model
Jigsaw Pada Prestasi Belajar Pembelajaran Kooperatif Tipe
Matematika Ditinjau dari Motivasi Teams-Games-Tournament (TGT)
Belajar Siswa SMP di Kabupaten Sebagai Upaya Meningkatkan
Blora (Doctoral dissertation, Keaktifan Belajar Matematika Siswa
Universitas Sebelas Maret). Pada Pokok Bahasan Peluang Dan
[4]Suhardita, K. (2011). Efektivitas Statistika Di SMP Negeri 4 Depok
penggunaan teknik permainan dalam Yogyakarta Kelas IX C. Universitas
bimbingan kelompok untuk Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
meningkatkan percaya diri siswa.
Edisi khusus, 8(1), 127.
[5]Herrington, J., & Herrington, A. (1998).
Authentic assessment and
multimedia: How university students
respond to a model of authentic
assessment. Higher Education
Research & Development, 17(3),
305-322.
[6]Siswoko, H. (2011). Komparasi hasil
belajar metode teams games
tournament (TGT) dengan Student

Anda mungkin juga menyukai