Anda di halaman 1dari 9

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 06 (2) (2017) 169-177

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1802


Oktober 2017

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED


INDIVIDUALIZATION (TAI): DAMPAK TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA

Tri Ariani
STKIP PGRI Lubuklinggau, Indonesia; e-mail: triariani.ta@gmail.com

Diterima: 17 Juli 2017. Disetujui: 5 Oktober 2017. Dipublikasikan: 28 Oktober 2017

Abstract: The research aims to know the influence of students studying physics by using cooperative
learning model Team Assisted Individualization (TAI) type in learning physics on class X SMAN 8
Lubuklinggau the Academic Year 2016/2017. This type of research is experimental research, the research
design used in the form of pre-test and post-test control group design. Data collection techniques in this
research are essay test in the form of as much as seven items. The essay is to determine students’ learning
outcomes in the cognitive domain. The samples were taken from class X.1 and class X.2. The average
value of the experimental class in initial tests was at 40.64 and 83.41 for the final test. While the average
value of the initial test in control class was at 32.16 and for the final test at 75.73. With t = 2.604 df = 48
and α = 0.05, ttable value is 1.684. So tcount> ttable, then accept and reject H0 Ha. Based on this analysis we
can conclude the results of the experimental class which is learning using cooperative learning model
Assisted Individualization Team (TAI) type is higher than the average value of the control class that using
conventional cooperative learning.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar fisika siswa pada ranah
kognitif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
siswa kelas X SMA Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen, dengan desain penelitian berbentuk pre-test dan post-test kontrol group design.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes berbentuk soal essay sebanyak 7 butir soal.
Kelas sampel diambil kelas X.1 dan kelas X.2. Nilai rata-rata kelas eksperimen pada tes awal sebesar
40,64 dan tes akhir sebesar 83,41. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada tes awal sebesar 32,16
dan pada tes akhir sebesar 75,73. Dengan thitung = 2,604 dk = 48 dan α = 0,05, maka nilai ttabel adalah
1,684. Jadi thitung> ttabel, maka terima Ha dan tolak H0. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Asissted Individualization (TAI) terhadap hasil
belajar fisika siswa.
© 2017 Pendidikan Fisika, FTK UIN Raden Intan Lampung
Kata Kunci: fisika, hasil belajar, kognitif, kooperatif tipe time assisted individualization.

PENDAHULUAN dan konsep yang terorganisasi tentang


Pendidikan memegang peranan penting alam sekitar yang diperoleh dari
untuk menjamin kelangsungan hidup serangkaian pengalaman melalui proses
suatu negara dan bangsa (Herlanti, ilmiah (Perdana, 2017). Fisika diperlukan
Rustaman, Rohman, & Fitriani, 2012). dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak
Pendidikan menuntut guru untuk sedikit orang yang menganggap fisika
mengembangkan potensi siswa sebagai ilmu yang kurang menarik. Hal
berdasarkan standar kompetensi yang ada. ini disebabkan fisika erat hubungannya
(Yulianti & Putra, 2012). Pendidikan dengan ide-ide atau konsep-konsep
yang bermutu, akan menghasilkan sumber abstrak yang membutuhkan penalaran
daya manusia yang berkualitas dan ilmiah. Kesulitan untuk memahami
berdaya saing tinggi. (Gumrowi, 2016). konsep-konsep fisika yang dialami oleh
Fisika merupakan hasil kegiatan siswa bukan hanya karena faktor materi
manusia berupa pengetahuan, gagasan yang disampaikan, tapi siswa kurang
170 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177

dilibatkan dalam proses belajar mengajar. materi, pemilihan pendekatan, metode


(Komikesari, 2016) yang digunakan dan model pembelajaran
Berdasarkan hasil pra penelitian yang akan dipakai. (Khusaini, 2017).
beberapa penyebab rendahnya hasil Sains tidak hanya menyampaikan apa
belajar yaitu pemilihan metode dan media yang kita ketahui, tetapi lebih jauh lagi
pembelajaran yang digunakan oleh guru bagaimana kita menjadi tahu dan
pada proses pembelajaran sangat kurang mengapa kita mempercayainya. (Herlanti
tepat dan pengelolaan kegiatan et al., 2012). Proses mengingat kembali
pembelajaran yang masih belum dapat tentang apa yang telah terlupa dan
membangkitkan motivasi belajar siswa mengingat untuk memahami ilmu
secara optimal (Gumrowi, 2016a). pengetahuan baru dalam proses berpikir
Strategi pembelajaran yang digunakan di seseorang (Saregar, Latifah, & Sari, 2016)
sekolah akan berhubungan langsung Proses pembelajaran yang baik
dengan keberhasilan proses pembelajaran seharusnya banyak melibatkan siswa,
siswa (Erlinda, 2017). sehingga siswa mempunyai peran penting
Terdapat beberapa permasalahan yaitu dalam kegiatan belajar mengajar. Tetapi,
pembelajaran yang digunakan masih dilihat dari kondisi siswa saat proses
menggunakan metode tanya jawab dan pembelajaran sering ditemukan hampir
ceramah, sehingga pembelajaran berpusat keseluruhan siswa banyak terdiam diri
pada guru. Selain itu hasil belajar siswa dan kurang percaya diri dalam
pada mata pelajaran fisika belum sesuai mengeluarkan pendapatnya. Apabila guru
dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat memberikan pertanyaan dijawab serentak,
dari nilai ulangan harian pada siswa tahun hal ini membuktikan bahwa siswa kurang
pelajaran 2015/2016 dari 123 siswa. percaya diri dalam menjawab pertanyaan
Hanya 52 siswa (39%) yang sudah secara individu. Siswa juga tidak berani
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal bertanya kepada guru jika tidak mengerti
(KKM) sedangkan 71 siswa (61%) belum padahal guru telah memberikan
mencapai KKM yang ditetapkan oleh kesempatan dan mereka lebih berani
sekolah yaitu 75. Pada dasarnya, guru bertanya kapada sesama temannya.
fisika di SMA Negeri 8 Lubuklinggau Kemudian saat guru bertanya hanya
sudah mengupayakan perbaikan dalam siswa-siswa tertentu yang merespon yang
proses pembelajaran akan tetapi hasil lainnya berdiam diri dan mengerjakan
yang diperoleh belum optimal. kegiatan lainya yang tidak berhubungan
Proses pembelajaran itu sendiri berupa dengan pembelajaran yang berlangsung.
hubungan interaksi antara siswa, guru, (Wardani, Suwatra, & Wirya, 2015)
perlengkapan dan kurikulum. Suatu Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini
kegiatan pembelajaran dapat dikatakan merupakan suatu model pembelajaran
berjalan dengan baik dan efektif apabila yang mengkombinasikan pembelajaran
hubungan interaksi tersebut dapat saling kooperatif dengan pembelajaran
mendukung. Guru sebagai salah satu individual (Hermawan & Paloloang,
komponen hubungan interaksi pada 2014; Saregar, Diani, & Kholid, 2017).
proses pembelajaran, bertugas Model pembelajaran kooperatif dapat
membimbing dan mengarahkan siswa melibatkan siswa secara aktif diantaranya
belajar dan bagaimana supaya adalah Team Assisted Individualization.
mendapatkan hasil belajar yang Dalam model pembelajaran Team
maksimal. Besar kecilnya peranan guru Assisted Individualization (TAI) adalah
dalam proses pembelajaran untuk siswa dituntuk aktif dalam kelompoknya.
mencapai hasil belajar yang baik sangat (Abidin, 2013) menyebutkan beberapa
tergantung pada tingkat penguasaan kelebihan dan kelemahan model
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177 171

pembelajaran kooperatif tipe Team siswa bekerja secara berkolaborasi


Assisted Individualization (TAI), untukmencapai tujuan bersama.
kelebihannya diantaranya : 1)Siswa akan Rusman menyatakan bahwa
termotivasi belajar karena hasil belajar pembelajaran kooperatif (cooperative
dinilai secara teliti dan cepat, 2)para siswa learning) merupakan bentuk
terbina kemampuan komunikasinya, pembelajaran dengan cara siswa belajar
3)perilaku yang mengganggu dan konflik dan bekerja dalam kelompok-kelompok
antar pribadi akan terkurangi melalui kecil secara kolaboratif yang anggotanya
penanaman prinsip kerja kooperatif, 4) terdiri dari empat sampai enam orang
program ini sangat membantu siswa yang dengan struktur kelompok yang bersifat
lemah dan sekaligus meningkatkan heterogen. Pada hakikatnya cooperavite
prestasi belajar siswa secara keseluruhan. learning sama dengan kerja kelompok,
Sedangkan kelemahan Model oleh karena itu, banyak guru yang
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh
Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran kooperatif karena
diantaranya: 1) diperlukan media mereka beranggapan telah biasa
pembelajaran yang lengkap dan memadai, melakukan pembelajran cooperative
2) waktu yang lama untuk pembuatan learning dalam bentuk belajar kelompok.
perangkat pembelajaran, 3) diperlukan (Rusman, 2013)
kinerja kritis evaluatif dari guru selama 2. Model Pembelajaran Kooperatif
siswa bekerja dalam kelompok. Tipe Team Assisted
Berdasarkan latar belakang yang telah Individualization (TAI)
dikemukakan di atas maka tujuan Model pembelajaran kooperatif tipe
penelitian ini adalah untuk mengetahui Team Assisted Individualization (TAI)
pengaruh hasil belajar fisika siswa yang yang dikembangkan oleh Slavin (1995)
diajarkan dengan menggunakan model merupakan salah satu model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Team yang menggunakan kelompok yang
Assisted Individualization (TAI) pada heterogen yang terdiri dari 4-5 orang yang
siswa kelas X SMA Negeri 8 saling bekerja sama dalam kelompok-
Lubuklinggau. kelompok meraka untuk memecahkan
masalah. Model Team Assisted
LANDASAN TEORI Individualization (TAI) merupakan salah
1. Model Pembelajaran Kooperatif satu dari model pembelajaran kooperatif
Fathurrahman menjabarkan model yang di bentuk dari kelompok-
pembelajaran kooperatif adalah bentuk kelompok kecil dalam kelas yang
pembelajaran yang menggunakan heterogen dalam setiap kelompok dan
pendekatan melalui kelompok kecil siswa diikuti dengan pemberiaan bantuan dari
untuk bekerja sama dan memaksimalkan siswa yang pandai anggota kelompok
kondisi belajar dalam mencapai tujuan secara individual bagi peserta didik yang
belajar (Fathurrohman, 2015). Model memerlukan. (Tinungki, 2015)
pembelajaran kooperatif merupakan
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran
model pembelajaran berorientasi pada tiap Kooperatif Tipe TAI
individu menyambung pencapaian tujuan
individu mencapai tujuan bersama. Eggen Unsur Pembelajaran Langkah-langkah
Kooperatif Tipe Team pembelajaran
and Kauchak dalam (Trianto, 2013)
Assisted
menjabarkan bahwa model pembelajaran Individualization (TAI)
kooperatif merupakan sebuah kelompok 1. Teams Pembentukan
strategi pengajaran yang melibatkan kelompok di mana
siswa dibagi
172 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177

Unsur Pembelajaran Langkah-langkah Unsur Pembelajaran Langkah-langkah


Kooperatif Tipe Team pembelajaran Kooperatif Tipe Team pembelajaran
Assisted Assisted
Individualization (TAI) Individualization (TAI)
menjadikelompok 8. Teams Scores and Pengumuman skor
kecil yang Team Recognition tiap kelompok
beranggotakan 4-5 selama satu siklus
orang. dan pemberian
2. Placement test Prosedur penghargaan bagi
pembentukan kelompok super,
berdasar pre-test kelompok hebat,
himpunan dan dan kelompok baik.
rangking (Fathurrohman, 2015)
berdasarkan Skor kelompok diperoleh dengan
perolehan nilai.
3. Teaching Group a. Pembagian menghitung rata-rata skor peningkatan
handout untuk individu. Pemberian skor berguna untuk
masing-masing memotivasi siswa Diperoleh dengan
siswa. menghitung selisih antara skor tes dasar
b. Penjelasan dan skor tesagar bekerja keras
secara singkat
pokok materi memperoleh hasil yang lebih baik
yang akan dibandingkan dengan hasil yang telah
dibahas pada dicapai sebelumnya. Skor peningkatan
pertemuan itu individuakhir. Dari selisih nilai yang
oleh guru. diperoleh dapat dilihat pada tabel 2.
4. Student Creative Siswa belajar secara
individu materi yang Tabel 2. Perhitungan Skor Peningkatan Individu
terdapat pada
handout dan No. Nilai Tes Skor
mengerjakan soal. Perkembangan
5. Team study Siswa berdiskusi 1. Lebih dari 10 poin di 0 poin
tentang materi dan bawah skor awal
mengoreksi jawaban 2. 10 poin di bawah 10 poin
dengan teman satu sampai 1 poin di
kelompok. bawah skor awal
6. Whole-class Units a. Perawakilan
3. Skor awal sampai 10 20 poin
kelompok maju
poin diatas skor awal
untuk
mempresentasika 4. Lebih dari 10 poin 30 poin
n hasil kerja dari skor awal
kelompok. 5. Nilai sempurna (tanpa 30 poin
b. Kelompok lain memperhatikan skor
memberikan awal)
tanggapan (Fathurrohman, 2015)
pertanyaan.
c. Evaluasi hasil
diskusi dan 3. Kelebihan dan Kelemahan Model
penyempurnaan Pembelajaran Kooperatif Tipe
jawaban siswa Team Assisted Individualization
oleh guru. (TAI)
7. Facts test Pelaksanaan tes
Abidin (2014) Seperti halnya metode
akhir dan siswa
mengerjakannya lain, metode belajar kooperatif tipe Team
secara individu. Assisted Individualization (TAI) memiliki
kelebihan- kelebihan dan kelemahan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177 173

a. Kelebihan Model Pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Team


Kooperatif TipeTeam Assisted Assisted Individualization (TAI) dan
Individualization(TAI) kelompok kedua adalah kelompok kontrol
1) Siswa akan termotivasi belajar dengan menggunakan model
karena hasil belajar dinilai secara pembelajaran konvensional. Dalam hal ini
teliti dan cepat. model pembelajaran konvensional yang
2) Para siswa terbina kemampuan digunaakan adalah metode ceramah.
komunikasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah
3) Perilaku yang mengganggu dan seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8
konflik antar pribadi akan Lubuklinggau yang berjumlah 123 orang.
terkurangi melalui penanaman Penelitian ini mengambil sampel
prinsip kerja kooperatif. sebanyak dua kelas yang terdiri dari kelas
4) Program ini sangat membantu siswa eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
yang lemah dan sekaligus dengan cara simple random sampling.
meningkatkan prestasi belajar siswa Alasan menggunakan simple random
secara keseluruhan. sampling ini karena semua populasi kelas
b. Kelemahan Model Pembelajaran X homogen dan semua populasi memiliki
Kooperatif Tipe Team Assisted peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Individualization (TAI) Dalam hal ini kelas X.1 sebagai kelas
1) Diperlukan media pembelajaran eksperimen 1 dan kelas X.2 sebagai kelas
yang lengkap dan memadai. control. Teknik pengumpulan data dalam
2) Waktu yang lama untuk pembuatan penelitian ini adalah tes, tes yang
perangkat pembelajaran. digunakan dalam penelitiaan ini
3) Diperlukan kinerja kritis evaluatif berbentuk soal essay, dengan jumlah 7
dari guru selama siswa bekerja soal yang dipakai. Analisis data dilakukan
dalam kelompok. untuk mengetahui hipotesis diterima atau
ditolak, maka data diuji dengan
METODE PENELITIAN menggunakan t-tes.
Sugiyono menjabarkan metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
ilmiah untuk mendapatkan data dengan Hasil Penelitian
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, Deskripsi data yang dimaksud adalah
2013). Berdasarkan hal tersebut terdapat untuk memberikan gambaran secara
empat kunci yang perlu diperhatikan umum mengenai data yang diperoleh di
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan lapangan. Adapun sampel yang digunakan
kegunaan. Metode eksperimen merupakan dalam peelitian ini ada dua kelas yaitu,
salah satu metode yang cocok digunakan kelas X.1 sebaagai kelas eksperimen
untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas menggunakan model pembelajaran
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Asissted
(Marlinda, Halim, Maulana, 2016). Individualizatian (TAI) dan kelas X.2
Jenis penelitiaan yang digunakan sebagai kelas kontrol menggunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan model pembelajaran konvensional.
metode penelitiaan eksperimen. Desain Sebelum pelaksanaan penelitian ini
penelitian yang digunakan berbentuk pre- terlebih dahulu dilaksanakan uji coba
test and post-test control group design. instrumen. Pada tanggal 23 Juli 2016
Desain ini melibatkan dua kelompok peneliti melakukan uji coba instrumen
kelas, yaitu kelompok pertama adalah terhadap siswa kelas XI IPA.1 SMA
kelompok eksperimen satu yang belajar Negeri 8 Lubuklinggau dengan jumlah
dengan menggunakan model siswa 20 orang. Dari hasil uji kelayakan
174 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177

soal, dari 10 butir soal menjadi 7 butir Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test
soal yang layak untuk dijadikan instrumen Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
tes. Untuk jumlah perlakuan tatap muka Pre-test 1,27 1,98 Homogen
dalam penelitian ini yaitu sebanyak empat
kali pertemuan yaitu dengan rincian 2 Berdasarkan tabel 5 nilai Ftabel dengan
(dua) kali pertemuan mengajar 1 (satu) derajat kebebasan untuk pembilang dk =
kali pre-test dan 1 (satu) kali post-test. 25-1= 24, dan derajat kebebasan untuk
Pemberian pre-test digunakan untuk penyebut dk = 25-1= 24, dan α = 0,05.
mengetahui kemampuan awal siswa. Maka Ftabel = 1,98. Fhitung = 1,27 dan Ftabel
Setelah kemampuan awal siswa diketahui, = 1,98 karena Fhitung< Ftabel, dengan
dilanjutkan dengan pemberian perlakuan demikian kedua kelas pre-test (kelas
pada siswa, kegiatan pembelajaran eksperimen dan kelas kontrol) adalah
dengan menggunakan model homogen. Untuk mengetahui perhitungan
pembelajaran kooperatif tipe Team uji homogenitas.
Asissted Individualization (TAI) untuk
Tabel 6.Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre-test
kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional kelas control. Data thitung ttabel Kesimpulan
Penelitian dilakukan post-test untuk Pre- 1,81 2,021 thitung< ttabel, maka H0
mengetahui hasil akhir siswa. Pemberian test diterima
perlakuan yang berbeda karena ingin Berdasarkan dk = 48 dan α = 0,05,
membuktikan hipotesis. Adapun hipotesis maka nilai ttabel adalah 2,021. Jadi thitung<
dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh ttabel, maka H0 diterima. Artinya kedua
model pembelajaran kooperatif tipe Team rata-rata skor pre-test kelas eksperimen
Assisted Individualization (TAI) terhadap dan klas kontrol adalah sama.
hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Tes akhir siswa (post-test) juga
Negeri 8 Lubuklinggau tahun pelajaran digunakan untuk mengetahui
2016/2017”. perbandingan hasil belajar fisika siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pre-test Kelaseksperimen
dan Kelas Kontrol Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Post-test

No. Uraian Kelas Kelas No Uraian Kelas Kelas


Eksperimen control Eksperimen Kontrol
1 Jumlah 25 25
1. Jumlah siswa 25 25
Siswa
2. Nilai rata-rata 40,64 32,16
4 Nilai Rata- 83,41 75,73
3. Nilai tertinggi 57,33 54,67
rata
4. Nilai terendah 24 21,33
5. Simpangan 8,46 9,35 5 Simpangan 12,00 8,84
baku Baku
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan Berdasarkan tabel 7 dari hasil
bahwa nilai rata-rata kelompok rekapitilasi data post-test dapat
eksperimen 45 dan nilai rata-rata dinyatakan siswa mengalami peningkatan
kelompok kontrol 35,61. belajar setelah masing-masing kelas
eksperimen dan kelas control diberi
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test perlakuan dengan nilai rata-rata kelas
Kelas Kesimpula
eksperimen sebesar 83,41 dan nilai rata-
hitung tabel
Eksperimen n rata kelas kontrol sebesar 75,73. Dari data
Eksperimen 5,15 11,070 Normal tersebut menunjukan selisih nilai rata-rata
Kontrol 9,06 11,070 Normal post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 7,68.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177 175

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test test adalah 83,41, untuk simpangan baku
Kelas Kesimp
hasil pre-test 8,46 dan hasil post-test
hitun tabel
Eksperimen ulan 12,00. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-
g
Eksperimen 8,40 11,070 Normal rata pre-test adalah 32,16 dan post-test
Kontrol 1,45 11,070 Normal 75,73 untuk simpangan baku pre-test 9,35
dan post-test adalah 8,84. Sehingga dapat
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Nilai Post-test dikatakan, bahwa nilai rata-rata hasil
belajar fisika siswa yang menggunakan
Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
model pembelajaran kooperatif tipe Team
P0st-test 1,84 1,98 Homogen Asissted Individualization (TAI) lebih
tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol
Berdasarkan tabel 8 nilai Ftabel dengan dilihat dari nilai rata-rata hasil pre-test
derajat kebebasan untuk pembilang dk = dan post-test
25-1= 24, dan derajat kebebasan untuk
penyebut dk = 25-1= 24, dan α = 5%. Pembahasan
Maka Ftabel = 1,98. Fhitung = 1,84 dan Ftabel Hasil kuis siswa yang dijarkan dengan
= 1,98 karena Fhitung< Ftabel, dengan menggunakan model pembelajaran tipe
demikian kedua kelas post-tes (kelas Team Asissted Individualization (TAI)
eksperimen dan kelas kontrol) adalah terdapat satu kelompok yang mendapat
homogen. penghargaan super dengan poin
Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Post-test peningkatan kelompok (PKK) sebesar 26
jumlah skor kelompok adalah 130 diraih
Data thitung ttabel Kesimpulan kelompok 1. Satu kelompok mendapat
Post- 2,604 1,684 thitung> ttabel, maka H0 penghargaan hebat dengan poin
test ditolak
peningkatan kelompok (PPK) sebesar 22
Berdasarkan tabel 10 menunjukan
diraih kelompok 3 dengan skor kelompok
bahwa hasil analisis uji t pada
berjumlah 110. Tiga kelompok lainnya
kemampuan akhir siswa adalah dengan
mendapat penghargaan baik diraih oleh
dk = 48, dengan taraf signifikan α= 5%
kelompok 4, 2, dan 5 dengan poin
maka nilai ttabel adalah 1,684. Jadi thitung>
peningkatan kelompok (PPK) berturut-
ttabel, maka terima Ha dan tolak H0.
turut sebesar 18, 12, dan 8. Jumlah skor
Dengan kata lain “ada pengaruh model
yang diraih oleh kelompok berturut-turut
pembelajaran kooperatif tipe Team
adalah 90, 60 dan 40.
Asissted Individualization (TAI) terhadap
Penggunakan model pembelajaran tipe
hasil belajar fisika”.
Team Asissted Individualization (TAI)
Tabel 11.Nilai Rata-rata ( ) dan Simpangan Baku (s) siswa merasa tertantang untuk belajar
Hasil Pre-test dan Post-test lebih aktif, berusaha untuk percaya diri
Eksperimen Kontrol
secara individual maupun interaksi
Data Nilai Simpa Nilai Simpan sesama kelompok, serta ingin selalu
Rata- ngan Rata- gan mengembangkan kemampuan sehingga
rata ( Baku rata ( ) Baku siswa dapat memperoleh hasil belajar
) yang baik (Saregar et al., 2017; Wardani
Pre- 40,64 8,46 32,16 9,35 et al., 2015). Abidin (2013) menyatakan
test
bahwa siswa yang dijarkan menggunakan
Post- 83,41 12,00 75,73 8,84
test model pembelajaran tipe Team Asissted
Individualization (TAI) akan termotivasi
Berdasarkan tabel 11, dapat dijelaskan belajar karena hasil belajar dinilai secara
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen teliti dan cepat dan siswa terbina
hasil pre-test adalah 40,64 dan hasil post- kemampuan komunikasinya.
176 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177

SIMPULAN Model Kooperatif Tipe Team Game


Berdasarkan hasil penelitian dan Tournament pada Mata Pelajaran
pembahasan yang telah diuraikan Fisika di SMK. Jurnal Keguruan
sebelumnya, dapat dilihat dari bukti uji Dan Ilmu Tarbiyah, 2(1), 47–52.
hipotesis dengan thitung = 2,604 dk = 48, https://doi.org/10.24042/tadris.v2i1.1
taraf signifikan α= 5% maka nilai ttabel 738
adalah 1,684. Jadi thitung> ttabel, (2,604 > Fathurrohman. (2015). Model-model
1,684), maka terima Ha dan tolak H0. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:
Maka, dapat disimpulkan ada pengaruh Ar-Ruzz Media.
hasil belajar fisika siswa yang Gumrowi, A. (2016a). Meningkatkan
dibelajarkan menggunakan model Hasil Belajar Listrik Dinamik
pembelajaran Team Asssisted menggunakan Strategi Pembelajaran
Individualization (TAI). Team Assisted Individualization
melalui Simulasi Crocodile Physics.
SARAN Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Berdasarkan hasil penelitian, maka Biruni, 5(1), 105–111.
peneliti menyampaikan saran-saran https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
kiranya dapat dipertimbangkan untuk v5i1.110
kelangsungan proses pembelajaran Gumrowi, A. (2016b). Strategi
selanjutnta, yaitu: Pembelajaran melalui Pendekatan
1. Siswa diharapkan lebih aktif, berani Kontekstual dengan Cooperative
dan percaya diri dalam Learning untuk Meningkatkan Hasil
mengungkapakan gagasannya dalam Belajar Gelombang Siswa Kelas XII
menjawab pertanyaan dan bisa MAN 1 Bandar Lampung. Jurnal
bertindak sebagai guru bagi teman- Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
temannya. Serta dapat menyelesaikan 5(2), 183–191.
soal-soal yang diberikan oleh guru https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
secara berkelompok dan saling v5i2.118
bekerja sama dan tetap semangat Herlanti, Y., Rustaman, N. Y., Rohman,
dalam pembelajaran. I., & Fitriani, A. (2012). Kualitas
2. Guru diharapakan dapat Argumentasi pada Diskusi Isu
memperbaiki dan meningkatkan Sosiosaintifik Mirobiologi melalui
sistem pembelajaran fisika dengan Weblog. Jurnal Pendidikan IPA
menggunakan model pembelajaran Indonesia, 1(2), 168–177.
yang bervariasi agar siswa lebih aktif Hermawan, H., & Paloloang, B. (2014).
dalam proses pembelajaran. Penerapan Model Pembelajaran
3. Sekolah diharapkan lebih Kooperatif Tipe Team Assisted
memperhatikan sarana dan prasarana Individualization ( TAI ) Untuk
berupa buku-buku pelajaran guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
untuk menunjang kegiatan proses Kelas V SDN 4 Bajugan Pada
belajar mengajar. Operasi Hitung Campuran. Jurnal
Kreatif Tadulako Online, 4(9), 44–
DAFTAR PUSTAKA 60.
Abidin. (2013). Desain Sistem Khusaini. (2017). Analysis of Prospective
Pembelajaran dalam Konteks Physics Teachers’ Feedback on
Kurikulum 2013. Bandung: Refika Online Peer-Assesment. Jurnal
Aditama. Pendidikan Fisika Indonesia, 13(1),
Erlinda, N. (2017). Peningkatan Aktivitas 41–48.
dan Hasil Belajar Siswa melalui https://doi.org/10.15294/jpfi.v13i1.6
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 169-177 177

509 Penelitian. Bandung: Alfabeta.


Komikesari, H. (2016). Peningkatan Tinungki, G. M. (2015). The Role of
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Cooperative Learning Type Team
Belajar Fisika Siswa pada Model Assisted Individualization to
Pembelajaran Kooperatif Tipe Improve the Students ’ Mathematics
Student Team Achievement Communication Ability in the
Division. Jurnal Keguruan Dan Ilmu Subject of Probability Theory.
Tarbiyah, 1(1), 15–22. Journal Of Education and Practice,
Marlinda. Abdul Halim. Ilham Maulana. 6(32), 27–31.
(2016). Perbandingan Penggunaan Trianto. (2013). Mendesain Model
Media Virtual Lab PhET (Physics Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Education Tekhnology) dengan Konsep, Landasan, dan
Metode Eksperimen terhadap Implementasinya dalam Kurikulum
Motivasi dan Aktivitas Belajar Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP.
Peserta Didik pada Materi Kelarutan Jakarta: Kencana Prenada Media.
dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Wardani, N. C. A., Suwatra, I. W., &
Pendidikan Sains Indonesia, 4(2), Wirya, N. (2015). Pengaruh Model
69–82. Pembelajaran Team Assisted
Perdana, A. S. S. (2017). Pengembangan Individualization ( TAI ) terhadap
Lembar Kerja Siswa Berbasis Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA
Discovery Learning Berbantukan pada Siswa Kelas VII Tahun Ajaran
PhET Interactive Simulations pada 2014/2015 di SMP NEGERI 1
Materi Hukum Newton. Jurnal BANJAR. Jurnal Edutech, 2(1).
Wahana Pendidikan Fisika, 2(1), Yulianti, D., & Putra, N. M. D. (2012).
73–79. Upaya Mengembangkan Learning
Rusman. (2013). Model-model Community Siswa Kelas X SMA
pembelajaran: Mengembangkan melalui Penerapan Model
Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Berbasis CTL pada Pembelajaran
Saregar, A., Diani, R., & Kholid, R. Fisika. Jurnal Pendidikan IPA
(2017). Efektivitas Penerapan Model Indonesia, 1(1), 57–62.
Pembelajaran ATI ( Aptitude
Treatment Interaction ) Dan Model
Pembelajaran TAI ( Team Assisted
Individualy ) : Dampak Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa, 3(1), 28–
35.
Saregar, A., Latifah, S., & Sari, M.
(2016). Efektivitas Model
Pembelajaran CUPs: Dampak
terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Peserta Didik
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar
Gisting Lampung. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(2),
233–243.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
v5i2.123
Sugiyono. (2013). Statistika untuk

Anda mungkin juga menyukai