Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Materi
yang dipelajari ketika penelitian berlangsung adalah Pengolahan Data. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subject
penelitian ini adalah siswa kelas 5B SD Negeri Banjarejo Kota Madiun yang berjumlah 27
siswa. Metode pengumpulan data hasil belajar Matematika menggunakan metode berupa tes
dengan soal uraian singkat. Setelah dilakukan pengumpulan data, hasil tes siswa tersebut
dinilai dan dihitung capaian keberhasilannya untuk selanjutnya dilakukan dianalisis data.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar pada siklus 1 ke
siklus 2. Peningkatan hasil belajar dapat ditinjau dari presentase ketuntasan hasil belajar
siswa pada siklus 1 (66%) dan meningkat pada siklus 2 (85%). Selain itu, Rata-rata hasil
belajar pada siklus 1 (75) meningkat pada siklus 2 (81,6). Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa model Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B pada materi Pengolahan Data.
METODE
A. Metode
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Banjarejo yang beralamatkan di Jalan
Sekolahan no 16, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas 5B tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 27 siswa.
Waktu penelitian dilaksanakan pada hari bulan Mei 2023. Penelitian dilaksanakan
dalam 2 siklus. Menurut Arikunto (2012:16) terdapat 4 tahapan dalam setiap siklus, yaitu (1)
Perencanaan, tahapan ini adalah tahapan menyiapkan rancangan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, (2) Pelaksanaan, tahapan ini adalah
tahapan ketika dilaksanakannya rancangan tindakan kelas tersebut, (3) Pengamatan, tahapan
ini adalah tahapan pengumpulan data selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung, (4)
Refleksi, tahapan ini adalah tahapan penentuan ketercapaian dari indokator keberhasilan yang
ditargetkan serta uraian mengenai hambatan yang dialami selama pelaksanaan tindakan dan
solusi untuk siklus berikutnya, jika memang diperlukan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, yang dilaksanakan disetiap
akhir siklus. Tes ini berbentuk tes isian singkat yang bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian indikator pembelajaran meupun ketuntasan hasil belajar setiap siswa maupun
secara klasikal. Selain itu tes juga berfungsi untuk mengetahui letak kesalahan yang
dilakukan siswa sehingga dapat melakukan perencanaan perbaikan di siklus selanjutnya.
3
Data hasil tes siswa tersebut nantinya akan dinilai dan dihitung capaian
keberhasilannya. Siswa dinyatakan tuntas jika sudah memenuhi KKM sekolah yaitu 75, dan
ketuntasan kelas/klasikal juga harus memenuhi 75% siswa dari seluruh siswa peserta tes yang
tuntas secara individu. Selain itu peneliti akan membandingkan hasil rata-rata nilai pada
siklus 1 dan pada siklus 2. Apabila nilai rata-rata siklus 1 meningkat pada siklus 2, berarti
penelitian dinyatakan berhasil.
Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, selain peneliti, ada teman sejawat y
ang bertugas sebagai observer. Observer memiliki tugas untuk mencatat dan merekam
aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B SD Negeri Banjarejo, Kota Madiun.
A. Hasil Penelitian
4
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa
No NAMA SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 SISWA 1 75 77
2 SISWA 2 88 89
3 SISWA 3 77 79
4 SISWA 4 86 89
5 SISWA 5 75 77
6 SISWA 6 60 77
7 SISWA 7 76 75
8 SISWA 8 75 86
9 SISWA 9 65 85
10 SISWA 10 74 79
11 SISWA 11 75 74
12 SISWA 12 77 67
13 SISWA 13 70 89
14 SISWA 14 79 73
15 SISWA 15 91 88
16 SISWA 16 69 79
17 SISWA 17 77 67
18 SISWA 18 80 88
19 SISWA 19 85 92
20 SISWA 20 71 92
21 SISWA 21 50 87
22 SISWA 22 78 76
23 SISWA 23 78 77
24 SISWA 24 79 90
25 SISWA 25 75 77
26 SISWA 26 73 88
27 SISWA 27 67 89
B. PEMBAHASAN
5
Dari segi perencanaan pembelajaran, pada siklus I terdapat kekurangan dalam aspek
penyusunan kegiatan inti yaitu pada sintaks TGT Turnamen, karena peraturan permainan
terlalu rumit. Hal tersebut dapat diperbaiki pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan pada
siklus II, perencanaan pembelajaran telah mencapai bentuk yang ideal. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di kelas VB SDN Banjarejo.
Hasil yang tercatat dalam observasi awal di siklus I dengan menggunakan nilai pada saat
post test setiap siklus, yaitu dari 27 siswa tercatat hanya 18 siswa yang memiliki nilai diatas
KKM dan sisanya 9 siswa belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan
hasil ketuntasan belajar sebesar 66% dan masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan.
Hal ini dikarenakan beberapa kendala yaitu, peraturan turnamen terlalu rumit, sehingga siswa
sulit untuk memahami peraturan tersebut, siswa belum terbiasa bekerja secara kelompok, jadi
mereka belum melakukan diskusi dengan kelompok mereka dengan baik. Oleh karena belum
tercapainya indikator ketuntasan belajar, maka akan dilanjutkan pada siklus II.
Pelaksanaan perbaikan [ada siklus II mengacu pada kendala mauoun hambatan yang
terjadi pada siklus I. Setelah dilaksanakan siklus II, maka diperoleh ketuntasan belajar
mencapai 86% dimana terdapat 23 anak yang sudah mencapai nilai diatas KKM dan sisanya
sebanyak 4 anak belum mencapai nilai diatas KKM. Pada siklus ke 2, siswa sudah merasa
nyaman dengan skema belajar kelompok, dan lebih mudak memahami peraturan pada setiap
turnamen. Dengan demikian siswa akan lebih semangat dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VB SDN Banjarejo pada materi pengolahan data dan penelitian
sudah dapat dihentikan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, kriteria yang ditetapkan dalam
penelitian ini sudah terpenuhi. Hal ini dapat dilihat pada tercapainya kriteria ketuntasan
klasikal sudah mencapai persentase yang diharapkan yakni minimal 75%, hal ini terwujud
pada siklus II sudah mencapai 85%. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan berhasil
atau penelitian ini dapat dihentikan karena sudah mencapai kriteria yang diharapkan.
Pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus telah berlangsung dengan baik.
SIMPULAN
6
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) di
kelas 5B SD Negeri Banjarejo Kota Madiun tahun pelajaran 2022/2023 berdampak positif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
presentase belajar siklus I (66%) dan siklus II (85%). Sedangkan pada rata-rata kelas juga
mengalami peningkatan yaitu pada siklus I (75) ke siklus II (81,6).
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model kooperatif tipe
TGT juga berdampak positif. Dampak positifnya adalah siswa menjadi lebih aktif dan
bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Fathurrohman, Muhammad. (2015). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: AR-
Ruzz Media.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Laerning. London: Allymand Bacon.
Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Surabaya:Kencana
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Bekijar
Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:
Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian.Jakarta:n Rineka Cipta.