Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS V PADA MATERI PENGOLAHAN DATA

Bunga Dini Rahayu 1)


Dr.Mohammad Budianto, M.Pd 2)
Hafifuddin Nur, M.Pd 3)
1)
Mahasiswa Program Studi PGSD BI, FKIP Universitas Terbuka
2)
Dosen Pemantapan Kemampuan Profesional Universitas Terbuka
3)
Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,FKIP, Universitas Terbuka
E-mail: 1)858749754@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Materi
yang dipelajari ketika penelitian berlangsung adalah Pengolahan Data. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subject
penelitian ini adalah siswa kelas 5B SD Negeri Banjarejo Kota Madiun yang berjumlah 27
siswa. Metode pengumpulan data hasil belajar Matematika menggunakan metode berupa tes
dengan soal uraian singkat. Setelah dilakukan pengumpulan data, hasil tes siswa tersebut
dinilai dan dihitung capaian keberhasilannya untuk selanjutnya dilakukan dianalisis data.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar pada siklus 1 ke
siklus 2. Peningkatan hasil belajar dapat ditinjau dari presentase ketuntasan hasil belajar
siswa pada siklus 1 (66%) dan meningkat pada siklus 2 (85%). Selain itu, Rata-rata hasil
belajar pada siklus 1 (75) meningkat pada siklus 2 (81,6). Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa model Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B pada materi Pengolahan Data.

Kata Kunci : Team Game Tournament, Hasil Belajar, Pengolahan Data


PENDAHULUAN

Matematika merupakan Ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam


dunia pendidikan, Sebagai bukti Matematika dipelajari di setiap janjang pendidikan seperti
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
bahkan pada jenjang Perguruan Tinggi. Selain itu, Matematika juga memiliki andil yang
besar dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut didukung oleh pendapat Cornelius dalam
Abdurahman (2003) yang mengemukakan adanya lima alasan pentingnya mempelajari
matematika, Lima alasan tersebut antara lain (1) sarana berpikir jelas dan logis, (2) sarana
untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana
meningkatkan kesadaran dalam perkembangan budaya. Namun, dalam kenyataannya banyak
siswa yang kurang tertarik dan kurang mampu dalam mempelajari matematika.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Banjarejo Kota Madiun,
didapatkan hasil bahwa peserta didik masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang
sulit, tidak semua peserta didik berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika, dan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Selain itu hasil belajar pada
pelajaran matematika yang cukup rendah, yaitu ketuntasan belajar matematika hanya
mencapai 58%. Rata-rata ketuntasan belajar matematika tersebut masih jauh dibawah rata-
rata jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif. Fathurrohman (2015) menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berupaya untuk
mencapai tujuan belajar dalam ini adalah hasil belajar yang lebih baik. Hal tersebut diperkuat
oleh pendapat Slavin (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar (hasil belajar) siswa dan akibat positif lainnya. Sedangkan
menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto : 2009) menyatakan bahwa pembelajaran
koooperatif merupakan pembelajaran yang berbasis kelompok, dan melibatkan peserta didik
belajar secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis
kelompok dan menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Menurut Isjoni (2009) terdapat 6 jenis model pembelajaran kooperatif, yaitu Student
Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Team Games
Tournament (TGT), Group Resume, Rotating Trio Exchange. Untuk memacu keaktifan dan
motivasi siswa dalam belajar matematika, maka peneliti akan menggunakan model
Kooperatif tipe TGT karena dianggap cocok dengan siswa sekolah dasar, karena menurut
Karini (2020) TGT menyajikan konsep pembelajaran yang disertai belajar secara kelompok
dan permainan. Dalam TGT bentuk permainan adalah kuis yang berupa pertanyaan-
pertanyaan, kemudian memberi penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan juara.
Hal ini dijelaskan oleh Slavin (dalam Tukiran, dkk : 2013) bahwa TGT menggunakan
turnamen akedemik, dimana turnamen menggunakan soal kuis dan sistem skor.
2
Sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Rusman (2016) adalah
sebagai berikut (1) Penyampaian Materi oleh guru, (2) Belajar Kelompok, Guru membagi
kelas menjadi beberapa kelompok heterogen, (3) Games, Guru membimbing siswa dalam
bermain games, (4) Turnamen, Guru mengadakan kompetisi antar kelompok (5) Pemberian
Penghargaan, Guru memberikan penghargaan kepada tim yang berhasil mendapatkan skor
tertinggi. Dengan adanya tahapan tournament akan memberikan pengalaman yang berbeda
untuk peserta didik dalam belajar matematika khususnya dalam latihan soal. Aktivitas belajar
dengan permainan tersebut memiliki banyak fungsi positif. Sejalan dengan pendapat
Chotimah (2010) bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama dan persaingan yang sehat.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba melaksanakan penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VB pada Materi Pengolahan Data.”

METODE
A. Metode
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Banjarejo yang beralamatkan di Jalan
Sekolahan no 16, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas 5B tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 27 siswa.
Waktu penelitian dilaksanakan pada hari bulan Mei 2023. Penelitian dilaksanakan
dalam 2 siklus. Menurut Arikunto (2012:16) terdapat 4 tahapan dalam setiap siklus, yaitu (1)
Perencanaan, tahapan ini adalah tahapan menyiapkan rancangan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, (2) Pelaksanaan, tahapan ini adalah
tahapan ketika dilaksanakannya rancangan tindakan kelas tersebut, (3) Pengamatan, tahapan
ini adalah tahapan pengumpulan data selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung, (4)
Refleksi, tahapan ini adalah tahapan penentuan ketercapaian dari indokator keberhasilan yang
ditargetkan serta uraian mengenai hambatan yang dialami selama pelaksanaan tindakan dan
solusi untuk siklus berikutnya, jika memang diperlukan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, yang dilaksanakan disetiap
akhir siklus. Tes ini berbentuk tes isian singkat yang bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian indikator pembelajaran meupun ketuntasan hasil belajar setiap siswa maupun
secara klasikal. Selain itu tes juga berfungsi untuk mengetahui letak kesalahan yang
dilakukan siswa sehingga dapat melakukan perencanaan perbaikan di siklus selanjutnya.

3
Data hasil tes siswa tersebut nantinya akan dinilai dan dihitung capaian
keberhasilannya. Siswa dinyatakan tuntas jika sudah memenuhi KKM sekolah yaitu 75, dan
ketuntasan kelas/klasikal juga harus memenuhi 75% siswa dari seluruh siswa peserta tes yang
tuntas secara individu. Selain itu peneliti akan membandingkan hasil rata-rata nilai pada
siklus 1 dan pada siklus 2. Apabila nilai rata-rata siklus 1 meningkat pada siklus 2, berarti
penelitian dinyatakan berhasil.
Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, selain peneliti, ada teman sejawat y
ang bertugas sebagai observer. Observer memiliki tugas untuk mencatat dan merekam
aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5B SD Negeri Banjarejo, Kota Madiun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Tindakan Siklus I


Palaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I pada hari Rabu, 10 Mei 2023 pada pukul 08.00 -
10.00. Hasil observasi dan hasil pembelajaran terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran
siklus I menunjukkan ketuntasan siswa sebesar 66% yang berarti ada pada kualifikasi cukup
baik, sedangkan rata-rata kelas sebesar 75 yang berarti sudah cukup baik. Tujuan
pembelajaran dengan model pembelajaran tipe TGT tersampaikan dengan baik, sehingga
siswa menjadi aktif selama kegiatan belajar pembelajaran.
Hasil Tindakan Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Jum’ar tanggal 12
Mei 2023 pada pukul 08.00 - 10.00. Hasil observasi dan hasil pembelajaran terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran siklus II menunjukkan ketuntasan belajar siswa sebesar 85% yang
berrti ada kenaikan dari siklus I, begitu juga rata-rata kelas meningkat menjadi 81,6 yang
berarti sudah menunjukkan angka di atas rata-rata.

4
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa
No NAMA SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 SISWA 1 75 77

2 SISWA 2 88 89

3 SISWA 3 77 79

4 SISWA 4 86 89

5 SISWA 5 75 77

6 SISWA 6 60 77

7 SISWA 7 76 75

8 SISWA 8 75 86

9 SISWA 9 65 85

10 SISWA 10 74 79

11 SISWA 11 75 74

12 SISWA 12 77 67

13 SISWA 13 70 89

14 SISWA 14 79 73

15 SISWA 15 91 88

16 SISWA 16 69 79

17 SISWA 17 77 67

18 SISWA 18 80 88

19 SISWA 19 85 92

20 SISWA 20 71 92

21 SISWA 21 50 87

22 SISWA 22 78 76

23 SISWA 23 78 77

24 SISWA 24 79 90

25 SISWA 25 75 77

26 SISWA 26 73 88

27 SISWA 27 67 89

JUMLAH 2025 2203

NILAI RATA-RATA 75 81,6

B. PEMBAHASAN

5
Dari segi perencanaan pembelajaran, pada siklus I terdapat kekurangan dalam aspek
penyusunan kegiatan inti yaitu pada sintaks TGT Turnamen, karena peraturan permainan
terlalu rumit. Hal tersebut dapat diperbaiki pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan pada
siklus II, perencanaan pembelajaran telah mencapai bentuk yang ideal. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di kelas VB SDN Banjarejo.
Hasil yang tercatat dalam observasi awal di siklus I dengan menggunakan nilai pada saat
post test setiap siklus, yaitu dari 27 siswa tercatat hanya 18 siswa yang memiliki nilai diatas
KKM dan sisanya 9 siswa belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan
hasil ketuntasan belajar sebesar 66% dan masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan.
Hal ini dikarenakan beberapa kendala yaitu, peraturan turnamen terlalu rumit, sehingga siswa
sulit untuk memahami peraturan tersebut, siswa belum terbiasa bekerja secara kelompok, jadi
mereka belum melakukan diskusi dengan kelompok mereka dengan baik. Oleh karena belum
tercapainya indikator ketuntasan belajar, maka akan dilanjutkan pada siklus II.
Pelaksanaan perbaikan [ada siklus II mengacu pada kendala mauoun hambatan yang
terjadi pada siklus I. Setelah dilaksanakan siklus II, maka diperoleh ketuntasan belajar
mencapai 86% dimana terdapat 23 anak yang sudah mencapai nilai diatas KKM dan sisanya
sebanyak 4 anak belum mencapai nilai diatas KKM. Pada siklus ke 2, siswa sudah merasa
nyaman dengan skema belajar kelompok, dan lebih mudak memahami peraturan pada setiap
turnamen. Dengan demikian siswa akan lebih semangat dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VB SDN Banjarejo pada materi pengolahan data dan penelitian
sudah dapat dihentikan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, kriteria yang ditetapkan dalam
penelitian ini sudah terpenuhi. Hal ini dapat dilihat pada tercapainya kriteria ketuntasan
klasikal sudah mencapai persentase yang diharapkan yakni minimal 75%, hal ini terwujud
pada siklus II sudah mencapai 85%. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan berhasil
atau penelitian ini dapat dihentikan karena sudah mencapai kriteria yang diharapkan.
Pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus telah berlangsung dengan baik.

SIMPULAN

6
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) di
kelas 5B SD Negeri Banjarejo Kota Madiun tahun pelajaran 2022/2023 berdampak positif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
presentase belajar siklus I (66%) dan siklus II (85%). Sedangkan pada rata-rata kelas juga
mengalami peningkatan yaitu pada siklus I (75) ke siklus II (81,6).
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model kooperatif tipe
TGT juga berdampak positif. Dampak positifnya adalah siswa menjadi lebih aktif dan
bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Fathurrohman, Muhammad. (2015). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: AR-
Ruzz Media.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Laerning. London: Allymand Bacon.
Trianto (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Surabaya:Kencana
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Bekijar
Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:
Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian.Jakarta:n Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai