Anda di halaman 1dari 22

lOMoARcPSD|30659772

LK. 2.2 Menentukan Solusi (239005495022 Wahyu


Rahmawati)
PPG Daljab Kategori 1 (Universitas Negeri Makassar)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)
lOMoARcPSD|30659772

LK. 2.2 Menentukan Solusi


Nama : Wahyu Rahmawati
NIM : 239005495022/207 Geografi

Solusi yang
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis Penentuan Solusi Analisis Alternatif Solusi
Relevan
1 1. Yolanda (2021) menyimpulkan bahwa: Cooperative Berdasarkan hasil identifikasi masalah Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif
1) penerapan model pembelajaran Learning pembelajaran di kelas XI IPS 1 MAN 2 solusi, alternatif solusi yang sesuai atau
Team Game Tournament berlangsung tipe TGT Tuban, ditemukan bahwa siswa memungkinkan untuk diterapkan di
sesuai dengan tahapan model yang (Team Game cenderung memiliki hasil belajar yang kelas saya adalah sebagai berikut:
digunakan dan memberi dampak yang Tournament) rendah. Siswa pada umumnya tidak
baik terhadap proses dan hasil belajar memiliki semangat belajar, belum 1. Model Pembelajaran Cooperative
siswa. 2) Terdapat peningkatan hasil mampu menyelesaikan tugasnya, tidak Learning tipe TGT (Team Game
belajar siswa, dengan ketuntasan memiliki hasrat untuk memperoleh Tournament)
sebanyak 23 orang (60,5 %) pada prestasi yang tinggi, tidak memiliki
siklus I, rata-rata nilai 78,15 dan keinginan untuk bersaing dan Mengapa?
terjadi peningkatan hasil belajar berkompetisi, kurang memperhatikan Salah satu model pembelajaran
siswa, jumlah yang tuntas mencapai ketika guru menjelaskan, menggunakan kooperatif adalah model pembelajaran
33 orang siswa dengan rata-rata media visual namun peserta didik Teams Games Tournaments (TGT).
86,8% pada siklus II dengan rata-rata hanya mengamati video yang Strategi pembelajaran kooperatif Teams
80,52, 3) Penerapan model ditampilkan dan tidak sampai Games Tournaments digunakan untuk
pembelajaran Team Game Tournament menyimpulkan apa pesan dari video mengesampingkan kompetisi dalam
dapat meningkatkan hasil belajar tersebut. kelas tetapi cenderung membentuk
siswa di kelas X IPS 1 Madrasah kerjasama dalam suatu kelompok, dan
Aliyah Negeri 1 Pontianak. Setelah dieksplorasi dan dianalisis tidak mementingkan ke pihak yang
Model Pembelajaran : Cooperative (kajian literatur dan wawancara) menang dan kalah (Damarwan at al.,
Learning tipe TGT (Team Game ditemukan bahwa yang menjadi akar 2018; Slavin, 2009).
Tournament) penyebab masalah adalah model
(https://jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id pembelajaran yang digunakan guru Pembelajaran kooperatif tipe TGT
/index.php/GEOGRAFI/article/view/ selama ini kurang mendukung siswa menciptakan lingkungan belajar yang
79) untuk meraih hasil belajar yang aktif dalam menyelesaikan latihan dan
maksimal.Melalui berbagai kajian diskusi antara siswa dan guru (Veloo &
literatur dan wawancara, ditemukan Chairhany, 2013).
bahwa salah satu model pembelajaran
yang dapat dijadikan sebagai solusi Kelebihan
untuk mengatasi permasalahan Menurut Suarjana (2000) kelebihan dan
tersebut adalah dengan menerapkan kekurangan dari Model TGT (Teams
model model cooperative learning tipe Games Tournament) adalah sebagai
TGT (Team Game Tournament). berikut:

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

Mengapa? • Lebih meningkatkan pencurahan


Model TGT ini menciptakan lingkungan waktu untuk tugas.
belajar yang aktif dalam menyelesaikan • Mengedepankan penerimaan
latihan dan diskusi antara siswa dan terhadap perbedaan individu.
guru (Veloo & Chairhany, 2013). • Dengan waktu yang sedikit dapat
Dengan demikian, model pembelajaran menguasai materi secara mendalam.
ini memberikan kesempatan kepada • Proses belajar mengajar berlangsung
siswa agar melakukan aktivitas belajar dengan keaktifan dari siswa.
yang berpotensi sehingga membuatnya • Mendidik siswa untuk berlatih
berpartisipasi aktif dan kreatif dalam bersosialisasi dengan orang lain.
belajar. • Motivasi belajar lebih tinggi.
• Hasil belajar lebih baik.
Strategi pembelajaran kooperatif Teams • Meningkatkan kebaikan budi,
Games Tournaments digunakan untuk kepekaan, dan toleransi.
mengesampingkan kompetisi dalam
kelas tetapi cenderung membentuk Kekurangan
kerjasama dalam suatu kelompok, dan • Sulitnya pengelompokkan siswa yang
tidak mementingkan ke pihak yang mempunyai kemampuan heterogen
menang dan kalah (Damarwan at al., dari segi akademis. Kelemahan ini
2018; Slavin, 2009). Sehingga siswa dapat diatasi jika guru yang
tidak hanya dituntut untuk aktif dalam bertindak sebagai pemegang kendali,
kelompok, tetapi juga aktif dalam game teliti dalam menentukan pembagian
dan turnamen yang diadakan. Model kelompok.
pembelajaran ini secara aktif • Waktu yang dihabiskan oleh siswa
melibatkan siswa melalui permainan, cukup banyak sehingga melewati
presentasi, grup, dan turnamen. Hal ini, waktu yang sudah ditetapkan.
diharapkan mampu merangsang siswa Kesulitan ini dapat diatasi jika guru
untuk aktif dan dengan demikian akan mampu menguasai kelas secara
meningkatkan hasil belajarnya. menyeluruh.
• Masih adanya siswa berkemampuan
Selain pendapat tersebut, ada beberapa tinggi kurang terbiasa dan sulit
hasil penelitian yang menunjukkan memberikan penjelasan kepada siswa
bahwa model TGT memiliki pengaruh yang lainnya. Untuk mengatasi
yang signifikan terhadap hasil belajar kelemahan ini, tugas guru adalah
siswa (Sinaga, 2023; Yolanda dkk, membimbing dengan baik siswa yang
2021; Khamid, 2021). mempunyai kemampuan akademik
tinggi agar dapat dan mampu
Model Team Game Tournament (TGT) ini menularkan pengetahuannya kepada
memiliki beberapa kelebihan atau siswa yang lain.
keunggulan. Menurut Suarjana (2000),

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

model ini berorientasi agar siswa lebih


aktif, baik dalam kelompok maupun
saat diadakan game. Selain itu, model
pembelajaran ini juga mendidik siswa
untuk bersosialisasi dengan orang lain,
serta meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan dan toleransi yang nantinya
akan sangat berguna ketika siswa
memasuki dunia kerja dan
diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari mereka.

Dengan demikian, sudah jelas bahwa


jika model Team Game Tournament
(TGT) ini diterapkan, maka
permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa dapat teratasi. Sebaliknya, jika
jika model Team Game Tournament
(TGT) ini tidak diterapkan maka
harapan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sulit untuk diwujudkan.

Hasil belajar merupakan hasil dari


suatu interaksi tindakan belajar dan
tindakan mengajar (Dimyati. 2002).
Menurut Hamalik (2011) hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Oleh karena itu,
perlu adanya peningkatan hasil belajar
agar tercapai tujuan dari pendidikan itu
sendiri.

Daftar Pustaka
Khamid, M. (2021). Meningkatkan Hasil
Belajar Geografi Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.
Sosial Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

IPS, 1(2), 53-60. Diakses tanggal 7


Oktober 2023 dari
https://www.pusdikra-
publishing.com/index.php/jrss/article/
view/1228

Sinaga, R. H., (2023). Upaya


Peningkatan Hasil Belajar Geografi
Dengan Menerapkan Model Kooperatif
Tipe TGT Di Kelas XI SMA Negeri 4
Medan. Cybernetics: Journal Educational
Research and Social Studies, 4(1), 1-8.
Diakses tanggal 7 Oktober 2023 dari
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/J
PIPS/article/view/50241

Yolanda, S., Purwanto, A., Paiman.


(2021). Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran
Team Game Tournament (TGT) Di Kelas
X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1
Pontianak Kalimantan Barat. Geo
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan
Geografi dan Pariwisata. 1(2), 46-52.
Diakses tanggal 7 Oktober 2023 dari
https://jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id/in
dex.php/GEOGRAFI/article/view/79
2. Maharani (2023) menyimpulkan 2. Model Pembelajaran Problem Based
bahwa hasil belajar siswa mengalami Learning
peningkatan dari siklus I. Pada siklus Mengapa?
II diperoleh rata-rata nilai test siswa Menurut Shoimin: 2017 dalam
73,21 dan persentase ketuntasan (Trianto:2011) untuk mengatasi
hasil belajar siswa mencapai 89,29% permasalahan tersebut maka
siswa mencapai nilai ≥65. Dengan diperlukan penerapan model
demikian, penerapan model pembelajaran yang relevan, karena
pembelajaran Problem Based Learning model pembelajaran berperan besar
dapat meningkatkan hasil belajar dalam proses. pembelajaran. Penerapan
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 model pembelajaran yang sesuai
Tegalombo semester ganjil tahun dengan kebutuhan peserta didik, maka
pelajaran 2022/2023. materi akan lebih mudah dipelajari dan

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

Model Pembelajaran : Problem dipahami sehingga hasil belajar akan


Based Learning. meningkat.
(https://www.jurnalp4i.com/index.p
hp/action/article/view/1980) Model pembelajaran problem based
learning dipilih dan digunakan sebagai
solusi dalam meningkatkan
kemampuan dan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran geografi pada
materi persebaran flora fauna di
Indonesia dan dunia. Problem Based
Learning adalah pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi masalah
yang autentik dan bermakna kepada
siswa, yang dapat berfungsi sebagai
batu loncatan untuk invetigasi dan
penyelidikan (Rusman 2012). Model
pembelajaran problem based learning
merupakan model pembelajarn dengan
pendekatan pembelajar siswa pada
masalah sehingga dapat menyusun
pengetahuan sendiri, menumbuh
kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan meningkatkan kepercayaan
diri sendiri (Rusmono: 2017).

Kelebihan
Hamdani (2011) (dalam Masrinah,
2019) mengemukakan beberapa
kelebihan dan kekurangan model PBL
sebagai berikut.
• Siswa dilibatkan pada kegiatan
belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserap dengan baik
• Siswa dilatih untuk dapat bekerja
sama dengan siswa lain; dan
• Siswa dapat memperoleh pemecahan
masalah dari berbagai sumber.
• Siswa didorong untuk memiliki
kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata.

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

• Siswa memiliki kemampuan


membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
• Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa
melalui kerja kelompok
• Siswa terbiasa menggunakan
sumber-sumber pengetahuan baik
dari perpustakaan, internet,
wawancara dan observasi.

Kekurangan
• Untuk siswa yang malas, tujuan dari
metode tersebut tidak dapat tercapai.
• Membutuhkan banyak waktu dan
dana
• Tidak semua mata pelajaran dapat
diterapkan dengan metode ini.
• Dalam suatu kelas yang memiliki
tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam
pembagian tugas
• PBL kurang cocok untuk diterapkan
di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam
kelompok.
• PBL biasanya mebutuhkan waktu
yang tidak sedikit
• Membutuhkan kemampuan guru
yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif.
3. Harizah (2021) menyimpulkan model 3. Model Pembelajaran Project Based
PjBL dapat mengembangkan Learning
kreativitas dan meningkatkan capaian Mengapa?
siswa, yang dibuktikan melalui Model pembelajaran PjBL sesuai dengan
kemampuan memecahkan masalah implementasi K13 serta berbasis
serta nilai siswa mencapai KKM. aktivitas yang menekankan pada
Model Pembelajaran : Project Based psikomotorik siswa, berpusat pada
Learning siswa, memberi pengalaman bagi
(http://journal.um.ac.id/index.php/j kehidupan siswa, serta berbasis
ptpp/article/view/14846) masalah yang berdasarkan fakta

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

dilapangan. Selaras dengan pendapat


Zubaidah, (2017) tujuan pembelajaran
pada abad 21 mengacu pada empat
prinsip, yaitu komunikasi, kolaborasi,
berpikir kritis, dan kreativitas akan
tercapai dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek.
Berdasarkan penelitian terdahulu
mengenai model PjBL dianggap lebih
tepat untuk menumbuhkan kreativitas
dan meningkatkan hasil belajar.
Diketahui juga menggunakan PjBL
siswa dapat mengetahui permasalahan
yang ada di lingkungan sekitarnya,
mampu menyelesaikan atau memberi
solusi terhadap permasalahan yang
ditemukan dan mampu menghasilkan
produk sesuai dengan kompetensi dan
keahlian setiap siswa. Proyek
dikerjakan secara berkelompok dengan
rentang waktu tertentu sesuai
kesepakatan bersama sehingga
menghasilkan suatu produk. Proyek
yang dilaksanakan untuk
menyelesaikan permasalahan sumber
daya alam sekitar.

Kelebihan
Menurut Sunismi dkk. (2020) kelebihan
dari project based learning sebagai
berikut:
• Memotivasi peserta didik dengan
melibatkannya di dalam
pembelajaran.
• Menyediakan kesempatan
pembelajaran berbagai disiplin ilmu
• Membantu keterkaitan hidup di luar
sekolah
• Menyediakan peluang unik karena
pendidik membangun hubungan

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

dengan peserta didik sebagai


fasilitator
• Menyediakan kesempatan untuk
membangun hubungan dengan
komunitas yang besar
• Membuat peserta didik lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-
problem yang ada

Kekurangan
Beberapa kekurangan dari project
based learning , yaitu:
• Memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah
• Membutuhkan biaya yang cukup
banyak
• Banyak pendidik yang merasa
nyaman dengan kelas tradisional, di
mana pendidik memegang peran
utama di kelas
• Banyaknya peralatan yang harus
dibeli
• Peserta didik yang memiliki
kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan
• Ada kemungkinan peserta didik ada
yang kurang aktif dalam kerja
kelompok, sehingga dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan.
4. Fadjarajani (2020) menyimpulkan 4. Model Pembelajaran Cooperative
penggunaan model pembelajaran Learning tipe Picture and Picture
kooperatif tipe picture and picture Mengapa?
memberikan pengaruh yang signifikan Geografi merupakan salah satu mata
terhadap hasil belajar domain kognitif pelajaran wajib pada jurusan IPS.
peserta didik (thitung>ttabel). Dalam pembelajaran geografi, lapangan
Diperlukan penggunaan model merupakan sumber materi dan
pembelajaran yang lebih bervariasi sekaligus media belajar langsung.
lagi agar peserta didik lebih aktif dan Lapangan sebagai sumber informasi

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

memiliki penerimaan lebih baik merupakan tantangan yang penuh


terhadap materi yang disampaikan dengan permasalahan yang menuntut
sehingga berkontribusi terhadap jawaban penyelesaiannya. Untuk
peningkatan hasil belajar dan memahami fenomena geografis para
pencapaian KKM yang ditetapkan. peserta didik seyogyanya diajak
Model Pembelajaran : Cooperative melakukan kontak langsung dengan
Learning tipe Picture and Picture lapangan dalam kegiatan lapangan
(https://journal.unj.ac.id/unj/index. (fieldwork).
php/pip/article/view/14864)
Kelebihan
Pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
• Guru lebih mengetahui kemampuan
masing-masing peserta didik,
• Melatih berpikir logis dan sistematis,
• Membantu peserta didik belajar
berpikir berdasarkan sudut pandang
suatu subjek Bahasa dengan
memberikan kebebasan peserta didik
dalam praktik berpikir,
• Mengembangkan motivasi untuk
belajar yang lebih baik, dan
• Peserta didik dilibatkan dalam
perencanaan dan pengelolaan kelas
(Johnson dalam Trianto, 2009)

Kekurangan
Menurut Istarani (2011: 9) kekurangan
model pembelajaran ini diantaranya:
• Sulit menemukan gambar yang bagus
dan berkualitas sesuai kompetensi
dari materi yang akan diajarkan.
• Memerlukan waktu yang lama dalam
pembelajarannya.
• Jika guru kurang ahli dalam
mengelola kelas, ada kekhawatiran
kelas akan kacau dan tidak kondusif.
• Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat,
biaya yang cukup memadai.

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

5. Sofyan, Nur Asri (2020) 5. Metode Widyawisata


menyimpulkan bahwa penerapan Mengapa?
metode Widyawisata dapat Penerapan metode ini dilakukan dengan
meningkatkan motivasi dan hasil mengajak siswa belajar di luar kelas
belajar geografi siswa. Pada siklus I (out door study) dalam suasana belajar
motivasi belajar siswa cukup tinggi. yang menyenangkan. Metode
Dari 30 siswa, di atas 65% setuju widyawisata adalah metode dimana
termotivasi dengan penerapan metode siswa di bawa keluar keluar kelas
widyawisata. Bahkan dari indikator menuju objek untuk mempelajari
rasa tertarik mereka terhadap metode sesuatu. Dengan metode ini siswa
ini mencapai 80%. Namun hasil memperoleh pengalaman langsung,
belajar mereka masih rendah. 9 siswa mengumpulkan bahan dan pelajaran
atau 30% tidak tuntas. Selain itu daya yang memotivasi untuk belajar, menguji
serap siswa masih rendah, yakni 74, kebenaran suatu konsep, teori dan
23. Selanjutnya peneliti dapat memperluas minat serta motivasi
merencanakan dan melaksanakan terhadap objek. Djamarah (2002:105-
siklus II. Pada siklus ini diperoleh 106) menambahkan, metode
hasil bahwa motivasi belajar widyawisata bukan sekedar rekreasi
meningkat sekitar 10%, dari siklus tetapi belajar untuk memperdalam
sebelumnya, begitu pula hasil belajar, pelajaran dengan melihat kenyataanya.
angka ketuntasan mencapai 93%, Melalui metode ini siswa diajak ke suatu
berarti 23% meningkat dari siklus I. tempat atau lokasi objek di luar sekolah
Daya serap siswa juga meningkat untuk belajar, menyelidiki sesuatu.
menembus angka 84, 53. Lokasi objek itu dapat berupa
Metode Pembelajaran : Widyawisata pegunungan, sungai, pantai, hutan,
(www.jipp.unram.ac.id/index.php/jip musium, super market (mall),
p/article/view/109) perkotaan, desa, dan lain-lain.

Kelebihan
• Memiliki prinsip pendidikan modern
yang memanfaatkan lingkungan
nyata, membuat apa yang dipelajari
di sekolah lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat.
• Lebih merangsang kreativitas,
informasi sebagai materi pelajaran
lebih luas dan mendalam serta
aktual.

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

• Siswa dapat mengenal alam,


mengidentfikasi fakta, dan
menemukan masalah.
• Kecakapan sosial siswa terbentuk
semenjak dini, sebagai bekal dalam
menjalankan kehidupan dengan baik
di tengah makin krisisnya budaya
santun dalam berkomunikasi dan
mengikisnya etika serta kesopanan
dalam berinteraksi antarsesama
(Arizona et al., 2013).

Kekurangan
• Hanya materi tertentu yang bisa
menggunakan metode ini, misal
materi yang terkait dengan fenomena
alam (litosfer, atmosfer dan
hidrosfer), serta fenomena sosial.
• Tidak semua sekolah mengijinkan
pembelajaran langsung di lapangan.
• Metode ini cukup menyita waktu,
sehingga guru harus memiliki
perencanaan yang matang jika ingin
menggunakan metode ini.
• Guru harus pandai mengkondisikan
siswa saat berada di lapangan.
Karena siswa cenderung lebih aktif
ketika pembelajaran di luar kelas.
Hasil Wawancara
1. Kepala Madrasah (Drs. H. Tasmo,
S.Pd., M.A.)
• Kegiatan pembelajaran perlu
ditekankan pada harmonisasi dan
kerja sama antara guru dan siswa
sebagai komponen yang tidak
terpisahkan dalam suatu
lingkungan belajar sehingga terjalin
interaksi yang kondusif dalam
kaitannya dengan pemanfaatan
sumber belajar.

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

• Guru sebagai peran sentral dalam


menelaah setiap model yang akan
digunakan, apakah sesuai dengan
mataeri ataukah sebaliknya
sehingga pemilihan model yang
tepat pada gilirannya menjadi
penentu keberhasilan tujuan
pembelajaran yang diinginkan
2. Guru (Tanti Enggar Prangesti, S.Hum.)
• Model pembelajaran yang belum
terlaksana secara maksimal,
sehingga mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa.
3. Rekan Sejawat (Ardila Kumala
Dewi,S.Pd.)
• Perlu diberikan model pembelajaran
yang bervariasi
4. Pengawas Madrasah (Ulfah Hayati
Muzayanah, S.Ag., M.Pd.)
• Guru harus pandai memilih model
pembelajaran yang dianggap tepat
5. Pakar (Aurora Paramahita, M.Pd.)
• Pendidikan yang baik dilatar
belakangi oleh sistem pembelajaran
yang baik dan sistematis.
• Perlu berbagai upaya yang terus
digalakkan dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran yaitu dengan
mengoptimalkan iklim pembelajaran
secara kondusif.
2 1. Febriani (2021) menyimpulkan bahwa Video Berdasarkan hasil identifikasi masalah Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif
motivasi belajar meningkat dari Animasi pembelajaran di kelas XI IPS 1 MAN 2 solusi, alternatif solusi yang sesuai atau
motivasi awal sebesar 74,22% dalam Tuban, ditemukan bahwa siswa memungkinkan untuk diterapkan di
kategori kuat menjadi motivasi akhir cenderung memiliki motivasi belajar kelas saya adalah sebagai berikut:
sebesar 85,72% dalam kategori sangat yang rendah pada mata pelajaran
kuat. Uji N-Gain hasil belajar siswa geografi. Siswa pada umumnya merasa 1. Media Video Animasi
diperoleh sebesar 0,81 dalam kategori bosan ketika guru menjelaskan, Siswa
tinggi. Respons siswa terhadap cenderung kurang aktif dalam Mengapa?
pembelajaran materi tekanan zat cair menjawab pertanyaan guru ataupun

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

menggunakan media video animasi mengungkapkan pendapatnya, tidak Salah satu jenis media pembelajaran
diperoleh respons positif yaitu sebesar hanya itu, siswa juga cenderung kurang yaitu media audiovisual. Media
96,5% dalam predikat sangat kuat. memperhatikan penjelasan dari guru. audiovisual terdiri dari media audio dan
Berdasarkan hasil tersebut, visual (Puguh, 2015). Penggunaan
menunjukkan bahwa penerapan Setelah dieksplorasi dan dianalisis media audiovisual dalam bidang
media video animasi pada materi (kajian literatur dan wawancara) pendidikan salah satunya yaitu media
tekanan zat cair dapat meningkatkan ditemukan bahwa yang menjadi akar video animasi yang dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. penyebab masalah adalah media hasil belajar pengetahuan serta
Media Pembelajaran : Video Animasi pembelajaran yang digunakan guru motivasi belajar siswa, hal ini dapat
(https://ejournal.unesa.ac.id/index.p selama ini adalah kurang mendukung menunjang
hp/pensa/article/view/41235) motivasi belajar siswa. Melalui berbagai pembelajaran kurikulum 2013 yang
kajian literatur dan wawancara, menonjolkan teknologi dalam sistem
ditemukan bahwa salah satu media penerapannya dan menunjang pada
pembelajaran yang dapat dijadikan musim pandemi seperti sekarang ini
sebagai solusi untuk mengatasi dengan sistem pembelajaran online
permasalahan tersebut adalah dengan yang diperlukan adanya media
menggunakan media video animasi. pendukung pembelajaran agar siswa
bisa bersemangat dalam belajarnya dan
Mengapa? hasil belajar siswa dapat nilai yang baik
Media video ini dapat meningkatkan meskipun pembelajaran dilaksanakan
hasil belajar pengetahuan serta di rumah masing-masing.
motivasi belajar siswa, hal ini dapat
menunjang pembelajaran kurikulum Penelitian Ibe dan Abamuche (2019)
2013 yang menonjolkan teknologi menyatakan bahwa pembelajaran
dalam sistem penerapannya. Selain itu dengan media audiovisual nilai hasil
penggunaan media pembelajaran oleh belajar siswa lebih unggul signifikan
guru akan membuat siswa lebih senang daripada pembelajaran dengan metode
maupun nyaman dalam mengikuti tanpa audiovisual, selain itu juga
proses pembelajaran. menghasilkan minat siswa yang lebih
besar terhadap pembelajaran.
Selain pendapat tersebut, ada beberapa
hasil penelitian yang menunjukkan Kelebihan
bahwa media video memiliki pengaruh • Dapat menarik perhatian siswa dan
yang signifikan terhadap motivasi menjadikan siswa lebih bersemangat
belajar siswa (Pratama dkk, 2021; dalam belajar
Febriani, 2022; Sari, 2022). • Terdiri dari visual dan audio yang
tidak hanya menampilkan suatu
Media video interaktif ini memiliki gambaran saja tetapi juga dilengkapi
beberapa kelebihan atau keunggulan. adanya suara untuk memudahkan
Menurut Pratama (2021), media ini siswa dalam belajar, selain itu juga

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

dapat menarik perhatian siswa dan dilengkapi adanya animasi bergerak


menjadikan siswa lebih bersemangat yang semakin menambah daya tarik
dalam belajar. Selain itu, karena terdiri siswa
dari audio dan visual, diharapkan • Media pembelajaran menggunakan
media ini mampu mengakomodasi animasi dapat menumbuhkan minat
perbedaan tipe belajar siswa. Sehingga siswa, dan mempermudah siswa
mampu mewujudkan pembelajaran memahami materi pembelajaran
berdiferensiasi seperti yang digalakkan • Sumber untuk mendapatkan video
pada Kurikulum Merdeka. pembelajaran mudah didapat

Dengan demikian, sudah jelas bahwa Kekurangan


jika media video interaktif ini • Apabila siswa tidak tertarik dengan
digunakan, maka permasalahan konten video tersebut, siswa justru
rendahnya motivasi belajar siswa dapat akan semakin bosan
teratasi. Sebaliknya, jika jika media • Kesulitan mencari sumber video
video interaktif ini tidak digunakan berbahasa Indonesia
maka harapan untuk meningkatkan • Tidak semua materi memiliki video
motivasi belajar siswa sulit untuk animasi yang tepat
diwujudkan.

Daftar Pustaka
Febriani, E., Astriani, D., & Qosyim, A.
(2022). Penerapan Media Video Animasi
Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Hasil Belajar Siswa Materi Tekanan Zat
Cair. PENSA: E-JURNAL PENDIDIKAN
SAINS, 10(1), 21-25. Diakses tanggal 7
Oktober 2023 dari
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php
/pensa/article/view/41235

Pratama, N. K. P., Adi, E. P., Ulfa, S.


(2021). Pengembangan Multimedia
Interaktif Geografi Kelas X Materi Tata
Surya. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi
Pendidikan, 4(2), 119-232. Diakses
tanggal 7 Oktober 2023 dari
http://journal2.um.ac.id/index.php/jkt
p/article/view/15874

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

Sari, W. N. dkk. (2022). Penerapan


Video Pembelajaran IPA dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran Online Kelas V SD N
Pulorejo 02. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 5(8), 2795-2800. Diakses
tanggal 7 Oktober 2023 dari
http://www.jiip.stkipyapisdompu.ac.id/
jiip/index.php/JIIP/article/view/744
2. Suarsini (2021) menunjukkan bahwa 2. Media Instagram
: (1) media sosial Instagram sebagai
media pembelajaran dapat Mengapa?
memudahkan siswa untuk mengerti Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi
materi ajar, karena penyampaian semakin penting untuk menjamin
menampilkan foto dan video serta peserta didik memiliki keterampilan
penjelasan materi pembelajaran, (2) belajar dan berinovasi, keterampilan
proses pengembangan media sosial menggunakan teknologi dan media
Instagram terdiri dari tiga tahap yaitu informasi, serta dapat bekerja, dan
tahap pendefinisian, perancangan, bertahan dengan menggunakan
pengembangan menghasilkan media keterampilan untuk hidup (life skills).
pembelajaran yang dapat Kemdikbud merumuskan bahwa
meningkatkan motivasi dan hasil paradigma pembelajaran abad 21
belajar siswa, dan (3) media menekankan pada kemampuan peserta
pembelajaran berbasis media sosial didik dalam mencari tahu dari berbagai
Instagram yang dikembangkan sumber, merumuskan permasalahan,
memenuhi syarat efektivitas. berpikir analitis dan kerjasama serta
Media Pembelajaran : Instagram berkolaborasi dalam menyelesaikan
(melalui gambar dan video) masalah (Litbang Kemdikbud, 2013).
(https://ejournal- Proses pembelajaran sudah mengikuti
pasca.undiksha.ac.id/index.php/pips perkembangan teknologi saat ini salah
/article/view/3386) satunya adalah pembelajaran melalui
internet. Penerapan pembelajaran
melalui internet (e-learning), merupakan
suatu media baru yang dapat mengatasi
sikap pasif peserta didik.

Media sosial instagram sebagai media


pembelajaran dapat memudahkan
siswa untuk mengerti materi ajar,
karena penyampaian materi dengan

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

media sosial instagram menampilkan


foto dan video serta penjelasan materi
pembelajaran. Sehingga media sosial
instagram menjadi sangat menarik dan
siswa dapat dengan mudah memahami
materi ajar secara konsisten. Terdapat
fitur-fitur menarik dan siswa juga dapat
langsung melakukan sesi diskusi
ataupun pertanyaan melalu kolom
komentar.

Kelebihan
• Memudahkan siswa untuk mengerti
materi ajar, karena penyampaian
materi dengan media sosial Instagram
menampilkan foto dan video serta
penjelasan materi pembelajaran
• Aplikasi bisa diperoleh dengan mudah
di playstore atau appstore
• Siswa sudah familiar dan terbiasa
menggunakannya. (Suarsini, 2021).

Kekurangan
• Khawatir akan adanya
penyalahgunaan fitur-fitur di
dalamnya apabila guru tidak
sungguh-sungguh mengawasi
penggunaan aplikasi. (Suarsini,
2021)
3. Sumayana, Yena, Aulia Akbar dan 3. Media Pop Up Book
Dewi Marlina (2021) menyimpulkan
bahwa setelah diberikan perlakuan Mengapa?
dengan menggunakan media Pop Up Materi dalam pembelajaran IPS terdiri
Book motivasi belajar siswa dari fakta, konsep, dan generalisasi,
meunjukan peningkatan dengan sehingga perlu adanya penggunaan
kategori baik. Sedangkan hasil media agar lebih mudah dipahami oleh
belajarnya menunjukan peningkatan siswa (Sudjana dan Rivai, 2012: 5). Guru
dengan signifikan. Dengan demikian, belum sepenuhnya menggunakan media
penggunaan media Pop Up Book dapat pembelajaran yang dianggap tepat untuk
meningkatkan motivasi dan hasil

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

belajar siswa pada pembelajaran IPS mendukung guru dalam menyampaikan


materi karakteristik geografis materi IPS.
Indonesia.
Media Pembelajaran : Pop Up Book Media Pop Up Book adalah sebuah buku
(https://ejournal.unma.ac.id/index.p yang dapat bergerak atau memiliki 3
hp/educatio/article/view/1504) (tiga) dimensi serta memberikan
visualisasi cerita yang lebih menarik,
mulai dari tampilan gambar yang dapat
bergerak ketika halamannya dibuka.
Media Pop Up Book dapat digunakan
oleh guru sebagai contoh untuk
menjelaskan konsep-konsep/materi-
materi pembelajaran yang sangat
abstrak dan memerlukan objek konkret
pada beberapa mata pelajaran. Inovasi
dalam media Pop Up Book yang berisi
gambar berbentuk lipatan-lipatan ketika
dibuka akan memberikan kesan timbul
yang menarik (Safitri, 2014:2)

Selain pendapat tersebut, ada beberapa


hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa penggunaan media popup book
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap motivasi belajar siswa (Siti
Amalia, 2017; dan Alia Izzati Hanifah,
2018)

Kelebihan
• Media Pop Up Book dapat digunakan
oleh guru sebagai contoh untuk
menjelaskan konsep-konsep/materi-
materi pembelajaran yang sangat
abstrak dan memerlukan objek
konkret pada beberapa mata
pelajaran.
• Merupakan media yang praktis baik
dalam penggunaan maupun
pembuatan. (Sumayana, Yena, Aulia
Akbar dan Dewi Marlina, 2021)

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

Kekurangan
• Memerlukan waktu yang cukup lama
dalam membuat media karena
segalanya dilakukan dengan tangan
(Sumayana, Yena, Aulia Akbar dan
Dewi Marlina, 2021)
4. Carolina (2022) menyimpulkan bahwa 4. Media Augmented Reality
bahwa adanya peningkatan motivasi Mengapa?
belajar siswa dalam mengikuti AR adalah teknologi yang dapat
pembelajaran geografi menggunakan mengintegrasikan dimensi dunia maya
AR sebagai media pembelajaran dengan dunia nyata yang dapat secara
interaktif 3D, dari sebelumnya tidak realtime ditampilkan. Sejalan dengan
ada siswa yang mempunyai motivasi pendapat (Juliane, 2017) melihat siswa
tinggi, setelah menggunakan AR yang dihadapi masa kini adalah siswa
sebagai media 65% siswa mempunyai digital native merupakan generasi yang
motivasi sangat tinggi. Selain itu lahir dan tumbuh bersama
siswa yang mempunyai motivasi tinggi berkembangnya teknologi yang sangat
sebelum menggunakan AR hanya 3% pesat. Mereka memiliki karakteristik
menjadi 23% siswa, dengan menyukai segala sesuatu berkaitan
menggunakan lima indikator teknologi dan inovasi serta kolaborasi.
penilaian motivasi belajar siswa yaitu Oleh karena itu penting bagi sebagai
adanya keinginan untuk berhasil, guru untuk memanfaatkan teknologi
adanya kesadaran dalam belajar, dalam proses belajar mengajar. AR
tekun dalam menyelesaikan tugas, merupakan salah satu alternatif media
pantang menyerah saat menghadapi yang menarik bagi siswa (Waliyuddin &
kesulitan, dan adanya ketertarikan Sulisworo, 2022). AR adalah teknologi
dalam belajar. Berdasarkan indikator pembelajaran yang lebih maju pada saat
tersebut, diketahui motivasi belajar ini dan siswa dapat praktek melihat
siswa mengalami peningkatan setelah barang mirip aslinya namun dalam
menggunakan AR. Dengan demikian, bentuk virtual. (Mustaqim et al., n.d,
dapat disimpulkan AR sebagai media 2017).
interaktif 3D dapat meningkatkan Kelebihan
motivasi belajar siswa digital native. • AR digunakan sebagai media
Media Pembelajaran : AR pembelajaran yang memberikan
(Augmented Reality) informasi dengan jelas, real-time,
(https://jurnal- menarik, interaktif dan edukatif.
dikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jur • AR sebagai media pembelajaran
nalideguru/article/view/448) interaktif diimplementasikan pada
smartphone berbasis android dan iOS

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

yang menampilkan secara virtual


visual objek 3D seperti aslinya dengan
mentrigger pada kartu yang berisi pola
gambar. (Haryani, 2017).
• Visual dan animasi yang ditampilkan
sangat menarik.
Kekurangan
• Siswa belum pernah menggunakan
AR.
• Tidak semua siswa memiliki
handphone
• Tidak semua sekolah memiliki
jaringan internet yang stabil
• Sarana prasarana pendukung masih
kurang
• Belum adanya pelatihan pembuatan
media seperti AR untuk guru.
(Carolina, 2022)
5. Animasi Motion Graphics mempunyai 5. Media Motion Graphics
keunggulan yaitu mampu
menciptakan minat dan motivasi Mengapa?
belajar pembelajar, memperjelas hal Media motion graphics mampu menjadi
abstrak dan menyampaikan solusi yang bertujuan untuk dapat
gambaran lebih nyata. Maka menangani keterbatasan antara ruang
penggunaan animasi berupa Motion dan waktu dan menciptakan gairah
Graphics mampu menjadi solusi yang belajar. Penggunaan media animasi
bertujuan untuk dapat menangani pembelajaran motion graphics akan
keterbatasan antara ruang dan mempermudah dan membantu proses
waktu dan menciptakan gairah belajar mengajar. Siswa mampu belajar
belajar. Revlinasari (2021) dengan menyerap dan melihat materi
menyimpulkan bahwa hasil review dengan utuh melalui media animasi.
dari ahli materi dan ahli media Dengan demikian, mempermudah guru
menunjukkan nilai positif. Ahli media untuk tidak harus menjelaskan
dan materi berpendapat secara pembelajaran secara berulang-ulang,
menyeluruh materi sudah layak dan sehingga proses pembelajaran dapat
media sangat menarik. berlangsung jauh lebih berkesan, serta
Media Pembelajaran : Motion diterima oleh siswa dengan mudah.
Graphics Selain itu, menurut Handani, Utami &
(http://journal2.um.ac.id/index.php Kusmira (2016) fungsi dari motion
/jktp/article/view/15229) graphics yaitu untuk menjelaskan topic,

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

proses atau peristiwa secara visual


kepada audiens melalui penggunaan
animasi.

Selain pendapat tersebut, ada beberapa


hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa penggunaan media motion
grphics memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap motivasi belajar
siswa (Yusuf, 2017; Sari, 2013; dan
Harsono, 2009).

Kelebihan
• Mampu menciptakan minat dan
motivasi belajar siswa
• Memperjelas hal abstrak
• Menyampaikan gambar/ilustrasi
menjadi lebih nyata
• Bahan ajar ditunjukkan secara utuh
dengan berbagai kombinasi media
yang jauh lebih lengkap daripada
bahan ajar cetak
(Revlina, 2021)
• Saputra dan Shofa (2015) menyatakan
bahwa animasi memiliki daya tarik
estetika, sehingga tampilan yang
menarik dan memotivasi mampu
membangun minat belajar siswa.
• Mampu menjelaskan suatu konsep
atau proses yang sukar dijelaskan
dengan media lain.

Kekurangan
• Tidak semua guru memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam
pembuatan media
• Tidak semua sekolah memiliki sarana
dan prasarana yang mendukung
pembuatan media tersebut

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)


lOMoARcPSD|30659772

• Alur/langkah pembuatan media yang


cukup rumit (Revlina, 2021)
Hasil Wawancara
1. Kepala Madrasah (Drs. H. Tasmo,
S.Pd., M.A.)
• Penggunaan media yang tepat.
Seperti video atau animasi yang
ditampilkan menggunakan LCD.
2. Guru (Tanti Enggar Prangesti, S.Hum.)
• Guru harus pandai membuat media
yang bisa membuat siswa
berpartisipasi saat pembelajaran
• Media pembelajaran sebisa
mungkin bisa digunakan untuk
bermain game
3. Rekan Sejawat (Ardila Kumala
Dewi,S.Pd.)
• Bukan hanya materi, evaluasi juga
bisa dilakukan dengan
memanfaatkan media pembelajaran
yang berbeda
4. Pengawas Madrasah (Ulfah Hayati
Muzayanah, S.Ag., M.Pd.)
• Menekankan pada pentingnya
seorang guru untuk terus
mengembangkan diri melalui
kegiatan bimtek atau workshop,
utamanya yang terkait dengan
pembuatan media pembelajaran
5. Pakar (Aurora Paramahita, M.Pd.)
• Perlu adanya inovasi yang berbeda
dari biasanya agar pembelajaran
dapat menggugah semangat belajar
siswa
• Media pembelajaran yang baik dan
efektif harus dikembangkan secara
adaptif sesuai dengan keunikan
gaya belajar siswa

Downloaded by Kristina Hariyono (kristina.aljibril@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai