Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 3

MATA KULIAH : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MEMBUAT RINGKASAN

TIPE-TIPE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

OLEH

NILA RAHAYU

A1I120059

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

APRIL 2021
A. TIPE PEMBELAJARAN TGT ( Teams Games Tournament )

1. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif model Team Game Turnament (TGT) adalah


salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.

2. Karakteristik Model Pembelajaran TGT

Karakteristik Model Pembelajaran Teams Games Tournament


(TGT) Shoimin (2014:203) menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik
pada model pembelajaran TGT termuat dalam lima komponen utama,
yaitu:

a. Penyajian Kelas

Awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian


kelas,biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas,
siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik
pada saat kerja kelompok dan game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang


anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin,
dan ras atau etnik.Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami
materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game.
c. Games

Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk


menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan
belajar kelompok. Kebanyakn game terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d.Turnament

Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja.Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam
beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya.

e. Team Recognize(penghargaan kelompok)

Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim


akan mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan.

3. Sintaks Model Pembelajaran TGT

Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Teams Games


Tournament Shoimin (2014:205-207) menyatakan langkah-langkah
pembelajaran pada model pembelajaran TGT, yaitu sebagai berikut:

a. Class Presentation

Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, pokok materi, dan


penjelasan singkat LKS dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah. Siswa harus benar-benar memahami materi untuk
membantu mereka dalam kerja kelompok maupun game.
b. Teams

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota


antara 4 sampai 5 orang berdasarkan kriteria kemampuan dari
ulangan harian, jenis kelamin, etnik, dan ras. Kelompok ini bertugas
mempelajari lembar kerja.Kegiatannya berupa mendiskusikan
masalah-masalah, membandingkan jawaban,memeriksa, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu
kelompok melakukan kesalahan.

c. Games

Dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili


tim atau kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor
ini yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen atau lomba
mingguan.

d. Tournament

Dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS.
Siswa dibagi ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga peserta didik
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik
selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.

e.Team Recognition

Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing


kelompok akanmendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang telah ditentukan.Kelompok yang mendapat julukan
“SuperTeam” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila
rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40
kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas
prestasi yang telah mereka buat.

4. Kelebihan Model Pembelajaran TGT

Shoimin (2014:207) menjelaskan kelebihan dari model TGT,yaitu:

a.Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol
dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah
juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya.

b.Model pembelajaran TGT, akan menumbuhkan rasa kebersamaan


dan saling menghargai sesama anggota keompoknya.

c.Model pembelajaran TGT, membuat siswa lebih bersemangat dalam


mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menyajikan
sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.

d. Model pembelajaran ini, membuat siswa menjadi lebih senang dalam


mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen.

Dari beberapa kelebihan model pembelajaran Teams Games


Tournament tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tersebut baik untuk
diterapkan pada pembelajaranPendidikan Kewarganegaraan pada materi
Globalisasi untuk meningkatkan semangat dan kerjasama antar siswa
sehingga materi pelajaran akan mudah diterima atau dimengerti.

5. Kekurangan Model Pembelajaran TGT

Shoimin (2014:208) menjelaskan kekurangan dari model


pembelajaranTeams Games Tournament, yaitu:

a.Membutuhkan waktu yang lama

b.Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok


untuk model pembelajaran ini
c.Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum
diterapkan.Misalnya, membuat soal untuk setiap meja turnamen,
dan guru harus tahu urutan akademis siswa dari yang tertinggi
hingga terendah.

Berdasarkan beberapa kekurangan dari model Teams Games


Tournament tersebut dapat diminimalisir dengan cara guru benar-benar
memaksimalkan waktu belajar yang tersedia semaksimal mungkin,
pembelajaran menggunakan model TGT ini digunakan pada mata
pelajaran PKn materi Globalisasi karena materinya luas dapat dibuat
menjadi games dan tournament sehingga siswa mudah menerima
pelajaran tersebut, dan guru sebagai wali kelas sudah mengetahui
kemampuan akademis siswanya dengan baik.

B. MODEL PEMBELAJARAN TPS ( Think Pairs Share)

1. Pengertian Model Pembelajaran TPS ( Think Pairs Share)

Tipe think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi


adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa.Tipe think pair share ini berkembang
dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.

Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di


universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan
bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi
atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat
memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat
atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya .
Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa
yang telah dijelaskan dan dialami .Guru memilih menggunakan think-pair-
share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.

2.Langkah-langkah Model Pembelajaran Think Pair Share

Ada tiga tahapan dalam model pembelajaran think pair share, yaitu
thinking, pairing, dan sharing.

 Thingking/berpikir

Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Guru


memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya. Biasanya waktu 3 menit. Siswa berfikir mencari
jawabannya secara mandiri.

 Pairing/berpasangan

Guru memberikan perintah kepada siswa untuk membentuk


kelompok dengan cara berpasangan dengan temannya. Siswa
mendiskusikan pertanyaan yang sudah diberikan guru pada tahap
pertama dengan teman pasangannya. Dalam diskusi tersebut
terjadi penyatuan pendapat atas jawaban yang mereka pikirkan.
Waktu dalam tahap ini kira-kira 5-7 menit.

 Sharing/berbagi

Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil


diskusinya kepada teman-temannya. Penyampaian hasil tugas bisa
di depan kelas untuk menghemat waktu. Guru memanggil beberapa
kelompok siswa untuk menyampakan hasil jawabannya.

Langkah-langkah dalam model pembelajaran think pair share adalah:

1.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2.Guru memberikan appersepsi mengenai materi yang disampaikan


3.Guru menyampaikan isi materi

4.Guru memberikan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa


diberikan waktu untuk berpikir.

5.Siswa berpikir untuk memperoleh jawaban (waktu kurang lebih 3


menit)

6.Siswa diminta untuk berpasangan dengan temannya

7.Siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk memecahkan


pertanyaan guru.

8.Siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

9.Guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban siswa dan


menambah jawaban siswa.

3. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Kelebihan model pembelajaran think pair share adalah:

a.siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran

b.melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas

c.interaksi siswa mudah terjadi dan saling aktif

d.lebih cepat membentuk kelompoknya karena berpasangan

e.timbul rasa percaya diri kepada siswa

f. melatih siswa untuk berbicara di depan umum

Kekurangan model pembelajaran think pair share adalah:

a.banyak kelompok yang perlu diawasi guru

b.ide yang dihasilkan siswa lebih sedikit karena hanya berpasangan


c.bergantungnya siswa pada pasangannya

d.kalau ada perselisihan yang tidak mau mengalah tidak ada


penengahnya

C. TIPE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING(MELEMPAR


BOLA SALJU)

1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model Pembelajaran Snowball Throwing (bola salju) adalah suatu


model pembelajaran yang dapat menggali potensi siswa dalam
membuat dan menjawab pertanyaan melalui sebuah permainan
imajinatif membentuk dan melempar bola salju yang terbuat dari kertas.

Definisi Model snowball throwing (melempar bola) adalah jenis


pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar
bola. Tujuan metode pembelajaran ini adalah untuk memancing
kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi
yang disampaikan oleh ketua kelompok.

2. Tujuan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Tujuan model pembelajaran Snowball Throwing menurut Asrori


(2010) adalah melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain,
melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan,
serta memacu murid untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif
dalam pembelajaran.

3.Prinsip Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Rahman (2015), prinsip-prinsip Snowball Throwing


diantaranya yaitu:

 Menuntut siswa untuk belajar secara aktif atau dinamakan dengan


student active learning.
 Menuntut siswa untuk belajar bekerja sama dengan teman sebaya
atau dinamakan dengan cooperative learning.

 Menuntut guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang


partisipatorik.

 Menuntut guru untuk mengajar secara reaktif atau dinamakan


dengan reactive teaching.

 Pembelajaran yang dilakukan learning.

4.Langkah-Langkah Snowball Throwing

Menurut Suprijono(2010),langkah-langkah model pembelajaran


snowball throwing, diantaranya yaitu:

 Guru menyampaikan tentang materi yang akan disajikan dalam


pembelajaran yang dilakukan.

 Kemudian, guru membentuk kelompok-kelompok, setelah


kelompok terbentuk, guru memanggil ketua dari masing-masing
kelompok untuk diberikan beberapa penjelasan tentang materi
yang akan diajarkan.

 Setelah memperoleh pengarahan dari guru, masing-masing ketua


kelompok kembali kedalam kelompoknya. Ketua kelompok
selanjutnya menjelaskan tentang materi yang telah diperoleh dan
dijelaskan dari guru pada teman-teman dalam kelompoknya.

 Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok, masing-masing


diberikan satu lembar kertas. Kertas tersebut digunakan untuk
menuliskan tentang satu pertanyaan. Pertanyaan yang dituliskan
berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan oleh masing-
masing ketua kelompok.
 Kertas yang dituliskan pertanyaan oleh masing-masing siswa
tersebut, selanjutnya dibuat seperti bola, kertas tersebut dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain.

 Siswa yang memperoleh lemparan bola selanjutnya diberikan


kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis didalam
kertas tersebut.

 Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang


telah dilakukan.

4.Aturan Snowball Throwing

Aturan atau cara bermain model pembelajaran snowball throwing,


diantaranya yaitu:

a. Guru melempar bola secara acak kepada salah satu siswa.

b. Siswa yang mendapatkan bola melemparkannya ke siswa yang


lain, boleh secara acak atau secara sengaja.

c. Siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkan


kembali k siswa lainnya.

d. Siswa ketiga/terakhir, berkewajiban untuk mengerjakan soal yang


telah disiapkan oleh guru.

e. Mengulangi terus metode diatas, hingga soal yang disediakan


habis atau waktu habis.

f. Guru membenarkan jika jawaban benar, menegaskan apabila


kurang pas dan menerangkan/membahas soal yang baru saja
dijawab
5.Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing

Menurut Shoimin (2014), Kelebihan atau keunggulan model


pembelajaran Snowball Throwing, diantaranya yaitu:

 Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa


seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

 Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan


berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan
diberikan kepada siswa lain.

 Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.

 Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun


langsung dalam praktik.

 Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang


materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa
mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus
disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran,
menulis, dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dengan
kelompok.

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Snowball


Throwing, diantaranya yaitu:

 Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami


materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini
dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar
materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah
diberikan.

 Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu


menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi
sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa
mendiskusikan materi pelajaran.

 Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga


siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama.
Tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan
pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.

 Memerlukan waktu yang panjang.

 Siswa yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

 Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh siswa.

D. MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

1. Sejarah Metode Pembelajaran Talking Stick

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh


suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak
memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk
memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat
pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus
memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain
apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat
berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke
ketua/pimpinan rapat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick


dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara)
yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
2. Pengertian Metode Talking Stick

Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model


pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang
memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari
guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan
tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat
giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking


Stik ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan
anggota 5 atau 6 orang yang heterogen. Kelompok dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat, yang dalam
topik selanjutnya menyiapkan dan mempersentasekan laporannya
kepada seluruh kelas.

3.Langkah-langkah Model Talking Stick

a) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.

b) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.

c) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran.

d) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam


wacana.

e) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan


mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk
menutup isi bacaan.

f) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu


anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

g) Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota


kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.

h) Guru memberikan kesimpulan.

i) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun


individu.

j) Guru menutup pembelajaran.

4. Kelebihan dan Kekurangan dalam Praktek Pembelajaran

Menurut Sri Widayati metode pembelajaran talking stick


mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:

 Kelebihan

a) Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa


tidak tegang dan bisa belajar dengan baik, sehingga siswa merasa
termotivasi dan senang untuk dapat mengikuti pelajaran serta
dapat menguasai materi pelajaran.

b) Dapat sekali dayung dua pelajaran yaitu pelajaran beryanyi dan


mapel yang dipakai.

c) Siswa menjadi termotivasi untuk kreatif dalam berbagai macam


lagu.

 Kekurangan

a) Model pembelajaran ini tidak efektif jika siswa tidak bisa bernyanyi.

b) Pemberian sanksi yang kurang pas akan menghambat proses


pembelajaran.
c) Membutuhkan waktu yang agak lama.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa metode talking stick sedikit
banyak membuat siswa untuk selalu siap dalam mengikuti pembelajaran.
Sebab semua mempunyai kesempatan untuk ditunjuk dan menjawab
pertanyaan.

Selain itu, kegiatan estafet sambil bernyanyi membuat siswa merasa


gembira dan tidak tegang selama menunggu giliran menjawab
pertanyaan. Saya pribadi berpendapat bahwa metode ini cocok digunakan
untuk penguatan materi, sehingga siswa tidak bosan dengan materi yang
diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 19 Maret 2015. Metode Pembelajaran Talking


Stick.https://idtesis.com/metode-pembelajaran-talking-
stick/#:~:text=Model%20pembelajaran%20Talking%20Stik
%20adalah,semua%20kelompok%20mendapat%20giliran
%20untuk. Di akses pada tanggal 9 April 2021

AsikBelajar.com.3 November 2012.Model Pembelajaran Think Pair Share


(TPS).https://www.asikbelajar.com/model-pembelajaran-think-pair-
share-tps/#:~:text=Strategi%20think%20pair%20share
%20(TPS,belajar%20kooperatif%20dan%20waktu%20tunggu.Di
akses pada tanggal 8 April 2021

Huda Fatkhan Amirul.29 April 2017. Langkah-Langkah Model


Pembelajaran Think Pair Share.https://fatkhan.web.id/langkah-
langkah-model-pembelajaran-think-pair-share/.Di akses pada
tanggal 8 April 2021

Karyatulisku.com.23 Juli 2020.Model Pembelajaran TGT: Pengertian,


Karakteristik,Sintaks, Kelebihan dan
Kekurangan.https://karyatulisku.com/model-pembelajaran-tgt/.Di
akses pada tanggal 7 April 2021

Si Manis.11 Februari 2020. Pengertian Model Pembelajaran Snowball


Throwing : Tujuan, Prinsip,Langkah, Kelebihan dan
Kekurangannya.https://www.pelajaran.co.id/2020/11/model-
pembelajaran-snowball-throwing.html. Di akses pada tanggal 9
April 2021

Anda mungkin juga menyukai