Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1.Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang sangat pesat. Berbagai
cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan dalam proses
pembelajaran.

Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama pembelajaran
berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini
dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.

Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada
peserta didik dari SD sampai dengan SMA supaya membekali peserta didik untuk berpikir logis,
sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama.

Banyak masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, oleh karena itu guru seharusnya
memberikan motivasi dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran hendaknya juga
menyesuaikan karakter peserta didik. Matematika membutuhkan model pembelajaran dengan
pendekatan yang nyata.

Model pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran matematika antara lain adalah yang
dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Peserta didik SD dan SMP senang dalam bentuk
permainan dan pertandingan, sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran yang
mempunyai unsur permainan dan pertandingan. Model pembelajaran Teams Games-Tournament
(TGT) salah satu alternatif yang dapat digunakan guru SD dan SMP, karena model pembelajaran
ini sesuai dengan karakter peserta didik SD dan SMP yang senang dengan permainan dan

1
pertandingan. Model pembelajaran TGT juga memiliki dinamika motivasi yang tingga sehingga
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)?


2. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Teams Games-Tournament(TGT)?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT) dalam
proses pembelajaran?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?
 

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Kooperatif?


2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)?
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Teams Games-
Tournament(TGT)?
4. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)
dalam proses pembelajaran?
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Teams Games Tournaments (TGT)

TGT adalah singkatan dari Teams Games Tournaments. TGT awalnya dikembangkan oleh David
de Vrios dan Keith Edwards. Ini juga menggunakan presentasi oleh guru dan kerja team, dalam
pengajaran ini ada permainan dengan anggota dari tim yang lain untuk peningkatan skor dari tim
mereka. Pemberian hadiah ataupun sertifikat diberikan bagi team yang paling sukses. Model di
TGT ini lebih menyenangkan sedikit karena ada unsur permainan, ada rasa berani, kurang berani,
ada perasaan siap betul, atau belum siap, ada perasaan cemas, takut, atau ada rasa ingin
menonjol, dll. Anggota tim yang lain betul-betul telah menyiapkan diri sebelum anggota timnya
maju ke depan dengan membicarakan masalah-masalah atau jawaban-jawaban yang masih
meragukan, namun pada saat temannya sudah maju di depan maka anggota tim yang lain tidak
bisa menolongnya. Biasanya guru di sini ada aktivitas permainan, ada sesuatu yang membuat
siswa-siswa merasa senang dan tertantang.

Model kooperatif TGT adalah model pembelajaran yang tertua dan model-model pembelajaran
kooperatif yang lain dan pada waktu-waktu yang lalu, penggunaannya sangat luas dan
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan. Digunakan untuk mata-mata pelajaran baik
matematika, bahasa sampai pelajaran-pelajaran ilmu social. Gambaran tentang pelaksanaan TGT
adalah sebagai berikut:

1. Presentasi kelas : guru menyajikan pelajaran pada siswa. Guru membagi materi berupa
materi-materi. Murid harus betul-betul memperhatikan guru dan bagian-bagian materi yang akan
membantu mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang akan diberikan.

3
 2. Team : Satu tim terdiri dari 4-5 orang siswa boleh dicampur dari mereka yang
mempunyai kemampuan yang berbeda, berbeda jenis kelamin atau berbeda ethnik bila ada. Tim
bertugas untuk betul-betul siap menjawab pertanyaan. Untuk itu masing-masing anggota tim
harus terpadu, saling memberi dorongan agar mereka betul-betul siap untuk belajar. Sesudah
guru selesai menyajikan pelajaran, tim mulai bekerja dengan mendiskusikan apa yang telah
disajikan, membandingkan jawaban, saling mengoreksi di antara jawaban yang disampaikan.

 3.Games-games atau permainan disusun dengan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk mentes


kemampuan siswa yang didapat dari presentasi materi yang diberikan oleh guru. Permainan
dilakukan di atas meja dengan mengambil nomor-nomor yang sudah disediakan yang berisi
sejumlah pertanyaan. Masing-masing wakil tim ke depan dan duduk di depan, biasanya 3 orang
karena banyak pertanyaan yang mesti dijawab. Setiap anggota tim ini bisa menjawab pertanyaan
yang tidak bisa dijawab oleh anggota tim yang lain. Anggota tim yang dapat menjawab
pertanyaan yang tidak terjawab akan mendapat nilai lebih untuk timnya.

Anggota tim yang menang dibawa lagi ke meja yang lebih tinggi, yang kalah turun ke meja yang
lebih rendah. Jadi masing-masing anggota tim akan bisa melaju terus, bisa juga gagal dan
akhirnya turun ke level kemampuannya sendiri.

4.Pengenalan tim :(Yang dimaksud di sini adalah pemberian hadiah atau bisa sertifikat bahwa
tim tersebut adalah tim yang terbaik saat itu setelah melampaui target yang ditetapkan.}

 -Persiapan : Persiapan untuk materi sama dengan di STAD, Cuma disiapkan card atau kartu-
kartu yang memuat pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban-jawabannya dengan mengisi nomor
dari setiap kartu yang disiapkan karena kartu-kartu ini akan dibacakan oleh siswa lain yang
ditunjuk oleh guru untuk itu.

-Pengaturan murid ke dalam team/sama dengan yang di STAD-

 Pengaturan murid ke meja pertandingan. Daftar murid-murif itu dari yang paling top ke yang
paling mempunyai kemampuan rendah. Ini dapat berubah setiapkali setelah pelajaran TGT
dilakukan. Bila murid genap dibagi tiga misalnya ada siswa 27 setelah dibagi tiga mendapat 9,
berarti ada 9 tournament tables. Bila murid tidak pas dibagi tiga maka anggota timnya bisa 4
orang.

4
Bagaimana memulai TGT? Mulailah dengan membuat schedule atau jadwal kegiatan. Setelah
mengajar suatu materi, umumkan pengaturan tim dan suruh murid-murid berpindah tempat
duduk mencari timnya sendiri-sendiri. Kasi tahu mereka bahwa mereka akan bekerja bertim
untuk beberapa minggu dan akan bermain dalam perjalanan penguasaan materi. Kasi tahu bahwa
tim yang menang akan mendapat hadiah. Hadiahnya boleh saja apa yang bisa dipilih oleh guru.
Sesudah memulai pelajaran suruh murid-murid bekerja bertim mengerjakan tugas-tugas, bekerja
dengan worksheet untuk menguasai materi.

Setelah itu baru mulai dengan permainan. Setiap murid yang menjadi wakil dari team masing-
masing maju ke meja pennainan. Kalau warna meja itu hijau karena taplak mejanya hijau maka
tiga murid I maju ke meja hijau. Di meja hijau itu sudah ada kartu-kartu yang berisi no. bila
siswa mengambil no. 1 sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 1 tersebut, begitu juga yang
mengambil no. 2 juga sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 2 dan demikian selanjutnya.
Murid yang sudah ditunjuk oleh guru membacakan pertanyaan, akan membaca pertanyaan
dengan jelas, terang dan keras, agar semua siswa dapat mendengarkannya. Kemudian siswa yang
duduk di meja hijau yang mendapat pertanyaan itu menjawab pertanyaan tersebut, bila tidak bisa
dijawab dioper ke murid yang lain yang ada di meja hijau itu. Semua murid mulai bekerja atau
mempelajari materi yang sudah diberikan untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Bila semua
siswa tidak bisa menjawab maka murid yang membaca soal tadi mencek jawabannya di kartu
jawaban untuk dibacakan.  Demikian dilakukan oleh guru pada saat siswa-siswa menjawab
pertanyaan.

5
 

2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif di kelas ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikan seperti berikut ini (Slavin, 1995: 71)

a.   Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi:

(1)   Materi Pelajaran

Materi pembelajaran kooperatif dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara


kelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat terlebih dahulu “Rencana Pelajaran
(RP)” yang dilampiri TBU dan TBK. Materi pelajaran, LKS, dan tugas kelompok serta
mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan untuk melaksanakan kegiatan kelompok yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok kooperatif.

(2)   Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok-kelompok dalam pembelajaran kooperatif beranggotakan 4-5 yang terdiri dari siswa
yang prestasi belajarnya tinggi, rendah dan sedang. Selain itu juga harus dipertimbangkan
kreteria heterogenitas lainnya yakni jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan, dan lain
sebagainya. Berikut ini merupakan petunjuk untuk menentukan   kelompok kooperatif: (a)
Merenking siswa. Maksudnya adalah merenking siswa berdasarkan prestasi belajarnya di dalam
kelas. (b) Menentukan jumlah kelompok. Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.
Untuk menentukan jumlah kelompok yang akan dibentuk dilakukan dengan cara membagi
jumlah siswa dengan 4 atau 5 sesuai dengan jumlah anggota setiap kelompok yang diinginkan.
(c) Membagi siswa dalam kelompok. Pembagian siswa dalam kelompok perlu diseimbangkan
sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan prestasi yang seimbang.

6
(3)   Menentukan skor awal

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individual pada semester sebelumnya.

(4)   Menyiapkan siswa untuk bekerja kooperatif

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran kooperatif sebaiknya dimulai dengan latihan-latihan


kerjasama kelompok. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk lebih saling mengenal masing-masing anggota kelompok. Guru juga perlu
memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar pembelajaran
kooperatif berikut ini; (a) Tetap berada dalam kelompok. (b) Ajukan suatu pertanyaan pada
kelompok sebelum kepada guru. (c) Berikan umpan balik kepada ide-ide dan menghindari
mengkritik orang. Selain tiga aturan dasar di atas guru juga perlu menjelaskan aturan-aturan lain
berikut ini: (a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman sekelompok
telah mempelajari materi pelajaran. (b) Tidak seseorangpun siswa mengakhiri belajar sebelum
semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran.

(c) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

7
 

2.3 Tahap Pembelajaran (Presentasi Pelajaran)

Terdapat lima langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Pelajaran dalam pembelajaran
kooperatif dimulai dengan guru mengkomunikasikan tujuan-tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam
bentuk teks bukan verbal atau dalam bentuk pertanyaan yang mengarah ke TBK untuk menggali
pengetahuan awal siswa sambil menghubungkan pengalaman dengan sehari-hari siswa. Juga
dalam penyajian materi pelajaran hal-hal yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:

(1)   Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kehidupan.

(2)   Pembelajaran kooperatif menekankan belajar adalah memahami makna bukan hafalan.

(3)   Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan mengajukan pertanyaan-


pertanyaan.

(4)   Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.

(5)   Beralih pada konsep lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

Pada langkah selanjutnya siswa diorganisasi dalam kelompok-kelompok belajar. Langkah itu
diikuti dengan langkah-langkah dimana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama
untuk menyelesaikan tugas/LKS. Langkah terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi
penyajian dari produk akhir kelompok atau mengevaluasi materi yang telah dipelajari siswa.
Evaluasi dikerjakan secara mandiri untuk menunjukan apa yang telah siswa pelajari selama
bekerja kelompok. Hasil evaluasi digunakan untuk nilai perkembangan individu dan
disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. Sebelum evaluasi diadakan turnamen
yang berfungsi sebagai revieu materi pelajaran.

8
Fase Langkah Guru

Fase 1: Pendahuluan Guru menyampaikan tujuan dan motivasi

Fase 2: Guru menyampaikan informasi/materi dengan


Penyajian Informasi/Materi demontrasi/bertanya

Fase 3: Menentukan Kelompok Guru menginformasikan cara pembentukan kelompok

Fase 4: Guru membantu kelompok saat siswa mengerjakan


Kerja dan Relajar Kelompok tugas/LKS

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa atau kelompok


Fase 5: Evaluasi
menyajikan hasil pekerjaannya

Fase 6: Pengenalan Guru mengenali karya dan prestasi individu/kelompok

2.4 Proses yang Dilakukan dalam Pembelajaran Kooperatif Model TGT

Dalam pelaksanaan pelajaran di kelas guru mengikuti ke 6 fase. Dalam fase pendahuluan guru
membacakan TBU dan TBK. Dalam fase kedua, guru menyampaikan informasi tetang materi
dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada TBK dan pertanyaan-pertanyaan itu
dihubungkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga atau
masyarakat. Dalam fase ketiga mengumumkan pembagian kelompok untuk kegiatan
pembelajaran kooperatif model TGT. Fase keempat masing-masing kelompok bekerja sesuai
dengan materi yang diberikan. Tugas guru adalah mengontrol siswa dan memberi arahan yang
diperlukan. Setelah siswa selesai berkerja, siswa melaporkan hasil kerja mereka dengan tertulis

9
dan dibacakan di muka kelas. Selanjutnya dalam fase kelima pada akhir pembelajaran guru
memberikan tes. Pada fase terakhir yaitu fase keenam guru melaksanakan pengenalan pada
masing-masing kelompok dengan cara sebagai berikut:

Guru menghitung poin siswa dan kelompok dengan dasar membandingkan nilai awal dan nilai
tes dengan ketentuan: Kalau hasil tes awal atau nilai yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran =
x dan hasil tes sesuadah akhir pelajaran = y maka:

Jika y < (x – 10) poinnya 5

(x – 10) < y< x poinnya 10

x < y < (x + 10) poinnya 20

(x + 10) < y   poinnya 30

y = harga maksimum poinnya 30

(Slavin, 1995 )

Contoh Tabel Penghargaan Kelompok

Kelompok Merpati

Nama Anggota Nilai awal = x Nilai tes = y Poin Siswa

80 100 30
Agus

60 55 10
Budi

50 60 20
Putu

40 70 30
Sri

10
90
Jumlah poin

90/4 = 22,5
Poin kelompok

Untuk menentukan penghargaan digunakan kriteria sebagai berikut:

Poin kelompok            Penghargaan

Lebih kecil dari 15      Tim jelek

15 sampai 19               Tim baik

20 sampai 24               Tim besar

25 ke atas                    Tim super

(Slavin, 1995)

Turnamen

Setelah selesai satu pokok bahasan diadakan turnamen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, guru menyiapkan daftar pertanyaan berupa soal-soal yang harus dijawab
dalam turnamen oleh siswa, daftar jawaban soal yang benar, kartu nomor soal, dan kartu benar
(kartu B).

2)      Pembentukan kelompok turnamen

Langkah-langkah pembentukan kelompok turnamen adalah sebagai berikut: mengambil tiga


kelompok pembelajaran, anggota dalam kelompok pembelajaran dipilih atau direngking menurut
tes terakhir. Dan tiga kelompok pengajaran ini dibuat kelompok turnamen. Kelompok turnamen
pertama anggotanya adalah anggota renking satu pada kelompok pengajaran. Anggota kelompok
turnamen yang kedua beranggotakan anggota renking dua dan seterusnya sehingga kalau

11
kelompok pembelajaran anggotanya masing-masing 5 orang, maka dari 3 kelompok
pembelajaran didapatkan 5 kelompok turnamen.

3)      Pelaksanaan Turnamen

Guru membagikan daftar pertanyaan, daftar jawaban soal, kartu nomor soal dan kartu B.
Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah turnamen sebagai berikut: sebagai contoh
diambil kelompok turnamen yang beranggotakan Al, Bl, dan Cl. Anggota kelompok bertugas: Al
sebagai pembaca, Bl sebagai penantang 1, dan Cl bertugas sebagai penantang 2.

a)      Kegiatan pertama

Dalam kegiatan pertama dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Anggota nomor satu yaitu
Al mengambil nomor soal, mengocoknya dan mengambil secara acak salah satu kartu nomor itu.
Misalnya terambil kartu nomor 5, berarti yang harus dibahas adalah soal nomor 5. Anggota A1
membacakan soal nomor 5 dari daftar pertanyaan. Setelah selesai membaca soal, semua anggota
membuat jawabannva. Setelah selesai membuat jawaban anggota no 1 yaitu Al membacakan
juwabannya sendiri, kemudian anggota Bl sebagai penantang 1 membacakan jawabannya, bila
jawabannya berbeda dengan jawaban Al. Demikian juga anggota nomor 3 yaitu Cl membacakan
jawabannya serta masing-masing memberikan argumentasi tentang jawaban yang dibuat.
Kemudian Al membacakan jawaban yang benar dari daftar jawaban. Anggota yang jawabannya
benar diberi kartu B masing-masing sebuah. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi, semua anggota
mendiskusikan kenapa jawaban yang diberikan itu benar. Setelah semua anggota memahami
kenapa jawaban yang diberikan itu benar maka kegiatan pertama selesai dilanjutkan dengan
kegitan kedua.

b)      Kegiatan kedua

Pada kegiatan kedua tugas masing-masing anggota kelompok diubah. Anggota Bl menjadi
pembaca, anggota Cl menjadi penantang 1 dan anggota Al menjadi penantang 2. Kegiatannya
sama dengan kegiatan 1. Pembaca memilih soal yang akan dibahas, membacakannya untuk
12
semua anggota kelompok,   menjawabnya,   membacakan   masing-masing   jawaban,
membacakan jawaban yang benar, membagikan kartu B dan mendiskusikan kenapa jawaban itu
yang benar. Sampai disini kegiatan 2 selesai diteruskan dengan kegiatan selanjutnya yaitu
kegiatan 3 dengan perubahan seperti pada kegiatan 2. Turnamen ini selesai kalau semua soal
telah habis dibahas. Setelah turnamen selesai kartu B yang diperoleh masing-masing anggota
dicatat dalam kartu skor turnamen seperti terlihat dalam tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Kartu Skor Turnamen

Pemain Tim Games Games Games


Total Point
  Asal 1 2 3

A 9
A1 B1 C1        
B 7

Jumlah poin        

Poin tim            

Penghargaan            

Kalau misalnya dalam pembelajaran dilakukan 3 games maka setelah kegiatan/games 3 selesai
kartu benar yang dikumpulkan anggota kelompok dijumlahkan dan dimasukkan dalam kolom
total. Untuk mengisi kolom poin dipakai aturan sebagai berikut:

•     Jumlah total yang terkecil diberi poin 20

•     Yang menengah diberi poin 40 dan

•     Yang terbesar diberi poin 60

(Slavin, 1995)

13
Poin tim dihitung dengan jumlah poin masing-masing pemain dibagi dengan jumlah pemain.
Penghargaan diberikan alas dasar poin kelompok/tim atau poin rata-rata kelompok dengan
kreteria sebagai berikut:

Poin kelompok            Penghargaan

Lebih kecil dari 40     Tim jelek

40 sampai 44              Tim Baik

45 sampai 49               Tim Besar

50 ke atas                    Tim super

(Slavin, 1995)

4)      Kuis (tes)

Setelah diadakan turnamen, siswa mendapatkan kuis, secara individual untuk mengetahui tingkat
penguasaan pengetahuan secara individual. Dalam mengerjakan kuis siswa dalam kelompok
tidak diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian siswa sebagai individual bertanggung
jawab untuk memahami materi pembelajaran. Selanjutnya jawaban kuis dinilai dan skor yang
diperoleh disumbangkan sebagai skor kelompok. Pemberian skor pada kuis didasarkan atas skor
dasar. Skor dasar dipakai adalah skor rata-rata dari nilai kuis, maka kriterianya adalah sebagai
berikut:

Bila skor dasar dalam hal ini skor rata-rata nilai sebelum kuis = x dan nilai kuis = y maka kriteria
penyekoranya adalah sebagai berikut:

Y< (x-10)                         Skornya 5

(x-10) < y < x                   Skornya 10

X < y < (x + 10)               Skornya 20

14
(x+10) < y                        Skornya 30

Y berharga maksimum     Skornya 30

(Slavin, 1995)

I Nyoman Sadu (2010: 29-30) menulis langkah-langkah model pembelajaran TGT dari 6 fase
yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, dalam fase  ini sebagai pendahuluan kegiatan
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi
siswa.
2. Menyajikan informasi, pada fase ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
demonstrasi atau bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, guru membantu siswa
dalam setiap kelompok agar melakukan kegiatan secara efesien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Fase evaluasi, pada fase ini merupakan ciri khas tipe ini dengan melaksanakan pertandingan
permainan tim atau Teams Games Tournament (TGT), pada fase ini siswa diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan materi yang telah dipelajari lewat pertandingan
permainan tim dengan menjawab soal-soal yang tertulis pada kartu soal di meja turnamen.
6. Memberikan penghargaan, pada fase ini diberikan penghargaan kepada kelompok dan
individu dengan skor terbaik. Pemberian skor ini dapat dilakukan dengan: 1) menetapkan
skor dasar, 2) memberi skor kuis (tes individu) yang dilaksanakan setelah bekerja dalam
kelompok, 3) menghitung skor peningkatan yang besarnya ditentukan berdasar skor yang
diperoleh dalam pertandingan permainan tim di meja turnamen yang dikenakan kepada setiap
siswa, 4) penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang
diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat seperti baik, sangat baik,
istimewa, sempurna.

15
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah pembelajaran dengan cara


peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau pendekatan, diantaranya:STAD
(Student Team Achievement Division), Jigshaw,  Investigasi Kelompok (Group Investigation),
Model Make a Tach  (Membuat Pasangan), TPS (Think Pair And Share), TGT (Teams Games
and Tournament), NHT (Numbered Heads Together).
            TGT  merupakan model pembelajaran dengan memainkan permainan dengan anggota-
amggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.  Setiap kelompok
terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku
kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok
mereka masing-masing.
            Model pembelajaran TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas
(class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permaianan (games), pertandingan dan
turnamen (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).

16
            Dalam pelaksanaannya model pembelajaran TGT berjalan dengan baik dan memberikan
hasil yang positif terhadap hasil pembelajara. Model pembelajaran TGT memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat menumbuhkan kerjasama antaranggota kelompok,
lebih bersemangat dan senang mengikuti pembelajaran. Sedangkan kekurangannya antara lain
membutuhkan waktu yang lama dan guru dituntut memilih materi yang cocok.

DaftarPustaka
 

Rusman.2011.Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalGuru.Jakarta:
RajawaliPers
Sinambela, Masdiana.2009.Model Belajar Teams Games Tournament (TGT)
untukMengefektifkanPerkuliahanToksikologi.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
41094144.pdf. (14 September 2012).
Purwat, Heni. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan
Animasi Grafis pada Materi Pecahan Kelas IV.
e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/indeks.php/aksioma/issue/archive (14 September 2012)
 

Micheal M van Wyk dkk. The Effects Of Teams-Games-TournamentsOn Achievement,


Retention, And Attitudes Of Economics Education Students. springer.com. ( 18 September 2012)
Dr.B.Padmaja Rani dkk. Architecting Secure Web Services using Model Driven Agile Modeling.
Springer.com (18 September 2012)

17
INOVASI

18

Anda mungkin juga menyukai