PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang sangat pesat. Berbagai
cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan dalam proses
pembelajaran.
Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama pembelajaran
berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini
dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.
Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada
peserta didik dari SD sampai dengan SMA supaya membekali peserta didik untuk berpikir logis,
sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama.
Banyak masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, oleh karena itu guru seharusnya
memberikan motivasi dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran hendaknya juga
menyesuaikan karakter peserta didik. Matematika membutuhkan model pembelajaran dengan
pendekatan yang nyata.
Model pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran matematika antara lain adalah yang
dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Peserta didik SD dan SMP senang dalam bentuk
permainan dan pertandingan, sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran yang
mempunyai unsur permainan dan pertandingan. Model pembelajaran Teams Games-Tournament
(TGT) salah satu alternatif yang dapat digunakan guru SD dan SMP, karena model pembelajaran
ini sesuai dengan karakter peserta didik SD dan SMP yang senang dengan permainan dan
1
pertandingan. Model pembelajaran TGT juga memiliki dinamika motivasi yang tingga sehingga
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
TGT adalah singkatan dari Teams Games Tournaments. TGT awalnya dikembangkan oleh David
de Vrios dan Keith Edwards. Ini juga menggunakan presentasi oleh guru dan kerja team, dalam
pengajaran ini ada permainan dengan anggota dari tim yang lain untuk peningkatan skor dari tim
mereka. Pemberian hadiah ataupun sertifikat diberikan bagi team yang paling sukses. Model di
TGT ini lebih menyenangkan sedikit karena ada unsur permainan, ada rasa berani, kurang berani,
ada perasaan siap betul, atau belum siap, ada perasaan cemas, takut, atau ada rasa ingin
menonjol, dll. Anggota tim yang lain betul-betul telah menyiapkan diri sebelum anggota timnya
maju ke depan dengan membicarakan masalah-masalah atau jawaban-jawaban yang masih
meragukan, namun pada saat temannya sudah maju di depan maka anggota tim yang lain tidak
bisa menolongnya. Biasanya guru di sini ada aktivitas permainan, ada sesuatu yang membuat
siswa-siswa merasa senang dan tertantang.
Model kooperatif TGT adalah model pembelajaran yang tertua dan model-model pembelajaran
kooperatif yang lain dan pada waktu-waktu yang lalu, penggunaannya sangat luas dan
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan. Digunakan untuk mata-mata pelajaran baik
matematika, bahasa sampai pelajaran-pelajaran ilmu social. Gambaran tentang pelaksanaan TGT
adalah sebagai berikut:
1. Presentasi kelas : guru menyajikan pelajaran pada siswa. Guru membagi materi berupa
materi-materi. Murid harus betul-betul memperhatikan guru dan bagian-bagian materi yang akan
membantu mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang akan diberikan.
3
2. Team : Satu tim terdiri dari 4-5 orang siswa boleh dicampur dari mereka yang
mempunyai kemampuan yang berbeda, berbeda jenis kelamin atau berbeda ethnik bila ada. Tim
bertugas untuk betul-betul siap menjawab pertanyaan. Untuk itu masing-masing anggota tim
harus terpadu, saling memberi dorongan agar mereka betul-betul siap untuk belajar. Sesudah
guru selesai menyajikan pelajaran, tim mulai bekerja dengan mendiskusikan apa yang telah
disajikan, membandingkan jawaban, saling mengoreksi di antara jawaban yang disampaikan.
Anggota tim yang menang dibawa lagi ke meja yang lebih tinggi, yang kalah turun ke meja yang
lebih rendah. Jadi masing-masing anggota tim akan bisa melaju terus, bisa juga gagal dan
akhirnya turun ke level kemampuannya sendiri.
4.Pengenalan tim :(Yang dimaksud di sini adalah pemberian hadiah atau bisa sertifikat bahwa
tim tersebut adalah tim yang terbaik saat itu setelah melampaui target yang ditetapkan.}
-Persiapan : Persiapan untuk materi sama dengan di STAD, Cuma disiapkan card atau kartu-
kartu yang memuat pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban-jawabannya dengan mengisi nomor
dari setiap kartu yang disiapkan karena kartu-kartu ini akan dibacakan oleh siswa lain yang
ditunjuk oleh guru untuk itu.
Pengaturan murid ke meja pertandingan. Daftar murid-murif itu dari yang paling top ke yang
paling mempunyai kemampuan rendah. Ini dapat berubah setiapkali setelah pelajaran TGT
dilakukan. Bila murid genap dibagi tiga misalnya ada siswa 27 setelah dibagi tiga mendapat 9,
berarti ada 9 tournament tables. Bila murid tidak pas dibagi tiga maka anggota timnya bisa 4
orang.
4
Bagaimana memulai TGT? Mulailah dengan membuat schedule atau jadwal kegiatan. Setelah
mengajar suatu materi, umumkan pengaturan tim dan suruh murid-murid berpindah tempat
duduk mencari timnya sendiri-sendiri. Kasi tahu mereka bahwa mereka akan bekerja bertim
untuk beberapa minggu dan akan bermain dalam perjalanan penguasaan materi. Kasi tahu bahwa
tim yang menang akan mendapat hadiah. Hadiahnya boleh saja apa yang bisa dipilih oleh guru.
Sesudah memulai pelajaran suruh murid-murid bekerja bertim mengerjakan tugas-tugas, bekerja
dengan worksheet untuk menguasai materi.
Setelah itu baru mulai dengan permainan. Setiap murid yang menjadi wakil dari team masing-
masing maju ke meja pennainan. Kalau warna meja itu hijau karena taplak mejanya hijau maka
tiga murid I maju ke meja hijau. Di meja hijau itu sudah ada kartu-kartu yang berisi no. bila
siswa mengambil no. 1 sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 1 tersebut, begitu juga yang
mengambil no. 2 juga sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 2 dan demikian selanjutnya.
Murid yang sudah ditunjuk oleh guru membacakan pertanyaan, akan membaca pertanyaan
dengan jelas, terang dan keras, agar semua siswa dapat mendengarkannya. Kemudian siswa yang
duduk di meja hijau yang mendapat pertanyaan itu menjawab pertanyaan tersebut, bila tidak bisa
dijawab dioper ke murid yang lain yang ada di meja hijau itu. Semua murid mulai bekerja atau
mempelajari materi yang sudah diberikan untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Bila semua
siswa tidak bisa menjawab maka murid yang membaca soal tadi mencek jawabannya di kartu
jawaban untuk dibacakan. Demikian dilakukan oleh guru pada saat siswa-siswa menjawab
pertanyaan.
5
Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif di kelas ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikan seperti berikut ini (Slavin, 1995: 71)
a. Tahap Persiapan
Kelompok-kelompok dalam pembelajaran kooperatif beranggotakan 4-5 yang terdiri dari siswa
yang prestasi belajarnya tinggi, rendah dan sedang. Selain itu juga harus dipertimbangkan
kreteria heterogenitas lainnya yakni jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan, dan lain
sebagainya. Berikut ini merupakan petunjuk untuk menentukan kelompok kooperatif: (a)
Merenking siswa. Maksudnya adalah merenking siswa berdasarkan prestasi belajarnya di dalam
kelas. (b) Menentukan jumlah kelompok. Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.
Untuk menentukan jumlah kelompok yang akan dibentuk dilakukan dengan cara membagi
jumlah siswa dengan 4 atau 5 sesuai dengan jumlah anggota setiap kelompok yang diinginkan.
(c) Membagi siswa dalam kelompok. Pembagian siswa dalam kelompok perlu diseimbangkan
sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan prestasi yang seimbang.
6
(3) Menentukan skor awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individual pada semester sebelumnya.
7
Terdapat lima langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Pelajaran dalam pembelajaran
kooperatif dimulai dengan guru mengkomunikasikan tujuan-tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam
bentuk teks bukan verbal atau dalam bentuk pertanyaan yang mengarah ke TBK untuk menggali
pengetahuan awal siswa sambil menghubungkan pengalaman dengan sehari-hari siswa. Juga
dalam penyajian materi pelajaran hal-hal yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
(1) Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kehidupan.
(2) Pembelajaran kooperatif menekankan belajar adalah memahami makna bukan hafalan.
(4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
(5) Beralih pada konsep lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
Pada langkah selanjutnya siswa diorganisasi dalam kelompok-kelompok belajar. Langkah itu
diikuti dengan langkah-langkah dimana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama
untuk menyelesaikan tugas/LKS. Langkah terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi
penyajian dari produk akhir kelompok atau mengevaluasi materi yang telah dipelajari siswa.
Evaluasi dikerjakan secara mandiri untuk menunjukan apa yang telah siswa pelajari selama
bekerja kelompok. Hasil evaluasi digunakan untuk nilai perkembangan individu dan
disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. Sebelum evaluasi diadakan turnamen
yang berfungsi sebagai revieu materi pelajaran.
8
Fase Langkah Guru
Dalam pelaksanaan pelajaran di kelas guru mengikuti ke 6 fase. Dalam fase pendahuluan guru
membacakan TBU dan TBK. Dalam fase kedua, guru menyampaikan informasi tetang materi
dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada TBK dan pertanyaan-pertanyaan itu
dihubungkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga atau
masyarakat. Dalam fase ketiga mengumumkan pembagian kelompok untuk kegiatan
pembelajaran kooperatif model TGT. Fase keempat masing-masing kelompok bekerja sesuai
dengan materi yang diberikan. Tugas guru adalah mengontrol siswa dan memberi arahan yang
diperlukan. Setelah siswa selesai berkerja, siswa melaporkan hasil kerja mereka dengan tertulis
9
dan dibacakan di muka kelas. Selanjutnya dalam fase kelima pada akhir pembelajaran guru
memberikan tes. Pada fase terakhir yaitu fase keenam guru melaksanakan pengenalan pada
masing-masing kelompok dengan cara sebagai berikut:
Guru menghitung poin siswa dan kelompok dengan dasar membandingkan nilai awal dan nilai
tes dengan ketentuan: Kalau hasil tes awal atau nilai yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran =
x dan hasil tes sesuadah akhir pelajaran = y maka:
(Slavin, 1995 )
Kelompok Merpati
80 100 30
Agus
60 55 10
Budi
50 60 20
Putu
40 70 30
Sri
10
90
Jumlah poin
90/4 = 22,5
Poin kelompok
(Slavin, 1995)
Turnamen
Setelah selesai satu pokok bahasan diadakan turnamen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Dalam tahap persiapan, guru menyiapkan daftar pertanyaan berupa soal-soal yang harus dijawab
dalam turnamen oleh siswa, daftar jawaban soal yang benar, kartu nomor soal, dan kartu benar
(kartu B).
11
kelompok pembelajaran anggotanya masing-masing 5 orang, maka dari 3 kelompok
pembelajaran didapatkan 5 kelompok turnamen.
Guru membagikan daftar pertanyaan, daftar jawaban soal, kartu nomor soal dan kartu B.
Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah turnamen sebagai berikut: sebagai contoh
diambil kelompok turnamen yang beranggotakan Al, Bl, dan Cl. Anggota kelompok bertugas: Al
sebagai pembaca, Bl sebagai penantang 1, dan Cl bertugas sebagai penantang 2.
Dalam kegiatan pertama dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Anggota nomor satu yaitu
Al mengambil nomor soal, mengocoknya dan mengambil secara acak salah satu kartu nomor itu.
Misalnya terambil kartu nomor 5, berarti yang harus dibahas adalah soal nomor 5. Anggota A1
membacakan soal nomor 5 dari daftar pertanyaan. Setelah selesai membaca soal, semua anggota
membuat jawabannva. Setelah selesai membuat jawaban anggota no 1 yaitu Al membacakan
juwabannya sendiri, kemudian anggota Bl sebagai penantang 1 membacakan jawabannya, bila
jawabannya berbeda dengan jawaban Al. Demikian juga anggota nomor 3 yaitu Cl membacakan
jawabannya serta masing-masing memberikan argumentasi tentang jawaban yang dibuat.
Kemudian Al membacakan jawaban yang benar dari daftar jawaban. Anggota yang jawabannya
benar diberi kartu B masing-masing sebuah. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi, semua anggota
mendiskusikan kenapa jawaban yang diberikan itu benar. Setelah semua anggota memahami
kenapa jawaban yang diberikan itu benar maka kegiatan pertama selesai dilanjutkan dengan
kegitan kedua.
Pada kegiatan kedua tugas masing-masing anggota kelompok diubah. Anggota Bl menjadi
pembaca, anggota Cl menjadi penantang 1 dan anggota Al menjadi penantang 2. Kegiatannya
sama dengan kegiatan 1. Pembaca memilih soal yang akan dibahas, membacakannya untuk
12
semua anggota kelompok, menjawabnya, membacakan masing-masing jawaban,
membacakan jawaban yang benar, membagikan kartu B dan mendiskusikan kenapa jawaban itu
yang benar. Sampai disini kegiatan 2 selesai diteruskan dengan kegiatan selanjutnya yaitu
kegiatan 3 dengan perubahan seperti pada kegiatan 2. Turnamen ini selesai kalau semua soal
telah habis dibahas. Setelah turnamen selesai kartu B yang diperoleh masing-masing anggota
dicatat dalam kartu skor turnamen seperti terlihat dalam tabel 2.4 berikut ini.
A 9
A1 B1 C1
B 7
Jumlah poin
Poin tim
Penghargaan
Kalau misalnya dalam pembelajaran dilakukan 3 games maka setelah kegiatan/games 3 selesai
kartu benar yang dikumpulkan anggota kelompok dijumlahkan dan dimasukkan dalam kolom
total. Untuk mengisi kolom poin dipakai aturan sebagai berikut:
(Slavin, 1995)
13
Poin tim dihitung dengan jumlah poin masing-masing pemain dibagi dengan jumlah pemain.
Penghargaan diberikan alas dasar poin kelompok/tim atau poin rata-rata kelompok dengan
kreteria sebagai berikut:
(Slavin, 1995)
Setelah diadakan turnamen, siswa mendapatkan kuis, secara individual untuk mengetahui tingkat
penguasaan pengetahuan secara individual. Dalam mengerjakan kuis siswa dalam kelompok
tidak diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian siswa sebagai individual bertanggung
jawab untuk memahami materi pembelajaran. Selanjutnya jawaban kuis dinilai dan skor yang
diperoleh disumbangkan sebagai skor kelompok. Pemberian skor pada kuis didasarkan atas skor
dasar. Skor dasar dipakai adalah skor rata-rata dari nilai kuis, maka kriterianya adalah sebagai
berikut:
Bila skor dasar dalam hal ini skor rata-rata nilai sebelum kuis = x dan nilai kuis = y maka kriteria
penyekoranya adalah sebagai berikut:
14
(x+10) < y Skornya 30
(Slavin, 1995)
I Nyoman Sadu (2010: 29-30) menulis langkah-langkah model pembelajaran TGT dari 6 fase
yaitu:
1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, dalam fase ini sebagai pendahuluan kegiatan
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi
siswa.
2. Menyajikan informasi, pada fase ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
demonstrasi atau bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, guru membantu siswa
dalam setiap kelompok agar melakukan kegiatan secara efesien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Fase evaluasi, pada fase ini merupakan ciri khas tipe ini dengan melaksanakan pertandingan
permainan tim atau Teams Games Tournament (TGT), pada fase ini siswa diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan materi yang telah dipelajari lewat pertandingan
permainan tim dengan menjawab soal-soal yang tertulis pada kartu soal di meja turnamen.
6. Memberikan penghargaan, pada fase ini diberikan penghargaan kepada kelompok dan
individu dengan skor terbaik. Pemberian skor ini dapat dilakukan dengan: 1) menetapkan
skor dasar, 2) memberi skor kuis (tes individu) yang dilaksanakan setelah bekerja dalam
kelompok, 3) menghitung skor peningkatan yang besarnya ditentukan berdasar skor yang
diperoleh dalam pertandingan permainan tim di meja turnamen yang dikenakan kepada setiap
siswa, 4) penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang
diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat seperti baik, sangat baik,
istimewa, sempurna.
15
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
16
Dalam pelaksanaannya model pembelajaran TGT berjalan dengan baik dan memberikan
hasil yang positif terhadap hasil pembelajara. Model pembelajaran TGT memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat menumbuhkan kerjasama antaranggota kelompok,
lebih bersemangat dan senang mengikuti pembelajaran. Sedangkan kekurangannya antara lain
membutuhkan waktu yang lama dan guru dituntut memilih materi yang cocok.
DaftarPustaka
Rusman.2011.Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalGuru.Jakarta:
RajawaliPers
Sinambela, Masdiana.2009.Model Belajar Teams Games Tournament (TGT)
untukMengefektifkanPerkuliahanToksikologi.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
41094144.pdf. (14 September 2012).
Purwat, Heni. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan
Animasi Grafis pada Materi Pecahan Kelas IV.
e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/indeks.php/aksioma/issue/archive (14 September 2012)
17
INOVASI
18