Anda di halaman 1dari 5

1.

Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu pembelajaran kooperartif yang memiliki
komponen Presentasi Kelas, TIM, Game, Turnamen, rekognisi TIM.
a. Jelaskan secara singkat Aktivitas komponen Presentasi Kelas, TIM dan Rekognisi TIM?
Apakah aktivitas komponen tersebut sama dengan aktivitas pada pembelajaran STAD?
Penyajian Kelas (Class Presentations) Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi
dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS
yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung
atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus
benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game atau
permainan karena skor game atau permainan akan menentukan skor kelompok

Belajar dalam Kelompok (Teams) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok belajar.
Perlu diperhatikan bahwa tiap kelompok belajar ini terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik
yang heterogen (berbeda-beda) berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari
ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin, etnik dan ras. Kelompok biasanya terdiri dari 5
sampai 6 orang peserta didik. Saat anggota kelompoknya heterogen, tiap peserta didik memiliki
rasa tanggung jawab yang besar dalam dirinya sendiri untuk memperoleh skor tertinggi. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game
atau permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok
belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta
didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan
kesalahan

Penghargaan Kelompok (Team Recognition) Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Misalnya tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih,
“Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40
kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.
Berikut panduan penskorannya.

Pada TGT dan STAD memiliki banyak kemiripan namun ada perbedaan pada STAD setelah
pembelajaran menggunakan kuis-kuis individual sedangkan TGT menggunakan game game
akademik

Pada STAD rekognisi TIM dilakukan setelah kuis indibual dan pada TGT dilakukan setelah
turnamen.
b. Jelaskan bagaimana aturan dalam membentuk kelompok turnamen serta aturan dalam
pelaksanaan turnamen?, kemudian jika ada kasus, misalkan dalam satu kelas ada 23 siswa yang
dibentuk menjadi 5 kelompok/TIM maka bagaimana bentuk pelaksanaan tournamen yang baik.

Aturan dalam tahap ini:


a. Pemain yang ada di masing-masing meja diusahakan homogen berdasarkan kemampuannya.
b. Pada permulaan turnamen diumumkan penetapan meja bagi peserta didik. Nomor meja
turnamen bisa diacak. Setelah kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan turnamen.
c. Waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan 10-15
menit. d. Setelah menjawab pertanyaan di satu meja, selanjutnya peserta didik berpindah ke meja
lainnya. Cara untuk menentukan pembaca soal yaitu bisa dengan cara memilih secara acak kartu
yang sudah diberi tanda pada salah satunya. Siswa memilih kartu tersebut dalam TIM A A-1 A-2
A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah TIM B B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
TIM C C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Meja Turnamen I Meja Turnamen II
Meja Turnamen III Meja Turnamen IV keadaan tertutup sehingga tidak dapat mengetahui kartu
mana yang bertanda sebagai pembaca soal. Jika satu siswa sudah selesai menjadi pembaca soal,
maka bergantian dengan siswa lainnya, bisa dengan mengacak kartu lagi atau dapat juga sesuai
dengan urutan tempat duduk, yaitu dipilih siswa yang duduk di sebelah pembaca soal
sebelumnya searah jarum jam.

Apabila dala suatu kelas terdapat 23 siswa dibagi menjadi 4 kelompok maka pembagian
kelompok yang efektif adalah satu kelompok dibagi menjadi (5,5,5,4,4) dikarenakan syarat
kelompok efektif adalah 5-6 siswa tetapi apabila 6 siswa dan 5 kelompok maka tidak akan
terbentuk kelompok yang heterogen maka ada 3 kelompok yang beranggotakan 5 anak apabila
dipaksa menjadi 5 anak semua maka tidak akan cukup dan terjadi ketimpangan dan akan terjadi
kelompok yang tidak heterogen.

c. Jelaskan satu kelemahan Model TGT dan berikan solusi dari kelemahan yang anda tulis.
Dapat menimbulkan suasana gaduh pada saat games tournament jika tidak berjalan dengan baik
Solusi : Guru harus selalu mendampingi dan mengawasi siswa pada tiap meja tournament.

4. a. Pembelajaran Number Head Together (NHT) memiliki 5 tahap yaitu Penomoran,


mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab pertanyaan. Jelaskan kegiatan pada
tahap penomoran dan mengajukan pertanyaan pada pembelajaran NHT tersebut.

Penomoran (Numbering) Dalam langkah ini guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang siswa. Guru
memberi nomor antara 1 sampai 5 kepada setiap anggota kelompok dan nama kelompok yang
berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang
sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
Pengajuan pertanyaan (Questioning) Dalam kerja kelompok, guru memberikan
pertanyaan/membagikan LKS kepada setiap anggota kelompok sebagai bahan yang akan
dipelajari. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.

b. Misalkan Pak Ali adalah guru matematika kelas VIIIB SMP Maju. Kelas VIII B memiliki
banyak siswa 23 orang. Pada Pembelajarannya pak Ali ingin menerapkan NHT, pak Ali
merencanakan langkah sebagai berikut Pertama guru membuka pembelajaran, kemudian guru
membentuk kelompok dengan cara meminta siswa berhitung 1 sampai 6, kemudian siswa yang
memiliki nomor sama dijadikan 1 kelompok, kemudian guru membagikan nomor urut anggota
kelompok yang harus diikat dikepala masing-masing, kemudian guru membagikan Lembar kerja
yang harus di diskusikan secara kelompok, setelah selesai diskusi guru meminta siswa untuk
melakukan presentasi, kemudian guru memilih nomor (1 sampai 6), untuk nomor yang terpilih
dari kelompok yang lain untuk mengajukan pertanyaan atau saran, dan yang menjawab adalah
kelompok yang presentasi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menutup pelajaran. Jika
memperhatikan tahapan NHT, apakah setiap tahapan sudah dilakukan dengan baik? Jika belum
berikan saran agar yang dilakukan pak Ali lebih baik.
Menurut saya pada soal tersebut setiap tahapan belum dilakukan dengan baik yaitu pada tahap
pembentukan kelompok dimana siswa dibagi dengan menyebutkan nomor sehingga guru tidak
bisa melihat kemampuan pada setiap siswanya dan belum bisa heterogeian dan pemberian
jawaban karena dibagi dengan urutan dimana belum tentu heterogeny juga. Sarannya yaitu Pak
Ali dalam membentuk lebih baik dibuat secara heterogen dalam hal akademik, ras, etnis. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara melihat perangkingan siswa pada hasil tes.
Kemudian pada tahap answering kurang sesuai karena nomor yang dipanggil sama guru malah
yang memberikan saran karena kurang merata untuk semua siswanya . Saran saya yaitu Pak Ali
menyebut nomor untuk menjawab pertanyaan ke seluruh kelas ialah para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang disebutkan oleh guru. Contohnya yaitu guru menyebut nomor
4.para siswa di setiap kelompok yang memiliki nomor 4 itu mengangkat tangan dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

c. Tuliskan satu kelemahan NHT dan berikan solusi dari kelemahan NHT yang anda tuliskan
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, sehingga siswa yang tidak terpanggil akan
menjadi jenuh dan cenderung kembali pasif. Solusi: ketika guru memanggil perwakilan tiap
kelompok, kemudian perwakilan kelompok tersebut menyampaikan hasil diskusi dalam
kelompok tersebut, siswa lainnya bisa menyimak dan mencatat bagaimana hasil presentasi
perwakilan kelompok yang maju

6 a. Jelaskan apakah Project Based Learning (PjBL) merupakan suatu model pembelajaran yang
memberikan pengalaman dalam mengembangkan berpikir tingkat tinggi?
Menurut saya dalam pembelajaran PjBL ini memberikan pengalaman dan mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa karena menurut national Training Laboratories di
Bethel, Maine, Amerika Serikat menunjukan bahwa peserta didik akan jika per siswa diberi
kesempatan melakukan sesuatu (doing something) mereka dapat mengingat 75%. Selain itu pada
pembelajaran PjBL mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa dikarenakan
pada PjBL ini seluruhnya berpusat pada siswa sehingga setiap projek siswa dilakukan dengan
pemikiran siswa yang dapat mengolah kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa.

b. Misalkan guru membelajarkan bangun ruang sisi lengkung dengan SMP dengan KD”3.7
Membuat generalisasi luas permukaan dan volume berbagai bangun ruang sisi lengkung dan
KD4.7Menyelesaikan masalah konstekstual yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi lengkung”. Menurut Anda jika guru ingin menerakan model Project Based
Learning “ menurut anda apakah pemilihan topik ini merupakan topik yang cocok untuk
pembelajaran PjBL? Kemudian jika guru ingin tetap merencanakan PjBL pada pembelajarannya
KD tersebut, jelaskan fase (3) mengajukan pertanyaan, fase (4) merancang rencana proyek dan
fase (5) membuat time lain (gunakan jawaban sebelumnya menjadi acuan) yang harus dibuat
guru agar pembelajaran bisa optimal.
Menurut saya topik tersebut cocok dengan model pembelajaran PjBL dikarenakan pada topik itu
siswa dapat merancang projek menggunakan media bangun ruang dan pada topik tersebut pada
setiap topiknya bersifat saling asing dan setiap kelompok bisa mengerjakan tugasnya masing-
masing

Pada fase mengajukan pertanyaan dilakukan harusnya membuat kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa meningkat yaitu dengan cara menanyakan pertanyaan pertanyaan yang dapat
membuat siswa bisa menuangkan ide-idenya, guru harus memancing siswa untuk mengeluarkan
setiap idenya tentang bagaimana volume bangun lengkung dan apa saja unsur unsur nya
bagaimana volume terbentuk dari unsur unsur tersebut

Merancang Rencana Proyek


Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya, dan mulai merancang rencana proyek mereka
masing-masing dengan ketentuan tidak memperlama atau siswa harus tegas terhadap timeline
yang telah disepakati bersama. Guru akan mengawasi dan melihat bagaimana kemandirian dan
ketepatan siswa dalam merancang rencananya.

Membuat timeline projek


Setiap anggota membuat timeline kapan mereka akan memulai proyek, pelaksaan, hingga
proyek selesai dan dipresentasikan. Kemudian mengatur siapa saja yang menjadi penanggung
jawa atau pelaksanan setiap kegiatan dari setiap kelompok.
c. Tuliskan kelemahan pembelajaran PjBL khusunya untuk pembelajaran Matematika kemudian
berikan solusi dari kelemahan tersebut.
Pada matematika dapat membuat peserta didik kesulitan memahami konsep dan dapat
menyebabkan siswa miskonsepsi dan mengalami  keputusasaan peserta didik dalam penelitian
apabila mengalami kegagalan dalam penelitian, sehingga mengurangi rasa percaya dirinya dan
minatnya untuk mencoba kembali.
Solusinya perlunya pendampingan guru yang maksimal dan terus menerus dilakukan oleh guru
supaya bisa langsung mengingatkan ke siswa apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan.
Perlunya penanaman konsep terkait pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai