Anda di halaman 1dari 9

UJIAN PENGENDALIAN MUTU (UPM) 2021/2022

Mata Kuliah : Konseling Format Klasikal


Nama Dosen : Sri Utami, M.Pd., Kons
Kelas : X4G
NPM : 202001579024
Nama Lengkap : Dede Armi
No. Telp aktif : 081310966823
Hari/ Tgl. Ujian : Kamis, 21 Juli 2022
Pukul : 13.30 WIB
Sifat Ujian : Take home
Waktu Ujian : 1 (satu) hari

1. Metode Pembelajaran
a) Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan
mengkomunikasikan hasil informasi, peserta didik mampu
Peserta didik : .
 Merumuskan usaha serta kemampuan yang dimiliki untuk mencapai karir yang
diminati C6
 Meminati kegiatan belajar untuk mencapai karir yang diminati A1
 Menyimpulkan pentingnya pemilihan karir setelah lulus sekolah C5
 Menentukan pemilihan karir setelah lulus sekolah P5

b) Topik Merencanakan karir setelah lulus

c) Peserta didik mampu mengembangkan pilihan karir menggunakan rumus A-B-C-


D Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian konsep “ABCD”(C6)
 Peserta didik dapat memahami hubungan cita-cita dan karir, bakat dan
minat(C2)
 Peserta didik dapat memahami hubungan cita-cita dan strategi dan cara serta
doa dzikir (C2)

2. A. Langkah-langkah Model Pembelajaran


a) Two Stay Two Stray
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk pun
merupakan kelompok heterogen. Hal ini dilakukan karena
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan ( peer tutoring )
dan saling mendukung.
 Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap – tiap kelompok untuk
dibahas bersama – sama dengan anggota kelompok masing – masing.
 Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat
orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir.
 Setelah selesai, dua orang masing – masing kelompok meninggalkan
kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.
 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil
kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
 Kelompok mencocokan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
 Masing – masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. 22
Pada dasarnya langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Two Stay
Two
b) Time Token
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.
 Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
 Guru memberi tugas pada siswa.
 Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per
kupon pada tiap siswa.
 Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum
berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon.
Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa
yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara.
 Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa
(Pada RPP ini, tiap siswa maju ke depan untuk membacakan puisi
secara bergiliran dan siswa yang lain mengomentari puisi yang dibaca
siswa dengan menggunakan kupon berbicara)
c) Take And Give
 Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
 Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya
 Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
 Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masingmasing
satu kartu untuk dipelajari atau dihafali.
 Semua siswa disuruh mencari pasangannya pada kartu yang
dipegangnya.
 Demikian seterusnya sehingga setiap sisswa dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing (Take and Give).
 Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberikan
pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu.
 Strategi ini dapat dimodifikasi sesai dengan keadaan.
 Guru menutup pembelajaran
d) Inside-Outside Circle
 Penjelasan Materi Pada tahapan penjelasan materi, hal yang dilakukan
dalam proses pembelajaran adalah tahapan penyampaian pokok-pokok
materi pelajaran sebelum siswa belajar dan berinteraksi di dalam
kelompok.
 Belajar Kelompok Tahapan belajar kelompok merupakan kelanjutan
dari tahapan penjelasan materi.
 Penilaian Tahapan penilaian merupakan tahapan yang dilakukan pada
proses pembelajaran dengan penilaian nontes maupun tes. Tahapan ini
bertujuan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
 Pengakuan Tim Tahapan pengakuan tim adalah tahapan dimana guru
menetapkan tim (kelompok) yang paling menonjol atau berprestasi
dalam proses pembelajaran. Kepada tim (kelompok) tersebut diberikan
penghargaan atau hadiah, atau pengakuan yang diharapkan akan
memotivasi kelompok lain untuk terus meningkatkan prestasinya
dalam kegiatan pembelajaran.
e) Snowball Throwing
 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Guru membentuk
kelompok – kelompok dan memnggil masing – masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi.
 Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing –
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
 Kemudian masing – masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
 Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit.
 Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
 Evaluasi
 Penutup.

f) Jigsaw:

 Perkenalkan strategi dan topik yang akan dipelajari oleh siswa.

 Bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 siswa dan berikan tugas yang
berbeda-beda pada setiap siswa dalam kelompok tersebut.

 Siswa bergabung dengan siswa lain dari kelompok berbeda dengan tugas
yang sama. Kemudian siswa dengan tugas yang sama tersebut berdiskusi
dan bertukar pikiran sehingga membentuk kelompok ahli. 

 Setelah selesai berdiskusi dengan “kelompok ahli”, masing-masing siswa


akan kembali kepada kelompok asalnya untuk membagi hasil diskusi
mereka dengan kelompok ahli. 
 Setiap kelompok yang sudah selesai saling berbagi pengetahuan masing-
masing, akan melakukan presentasi.

 Untuk mengukur tingkat ketercapaian pembelajaran, Guru dapat


memberikan kuis atau tugas secara individual tentang tema yang telah
dipelajari.

g) Numbered Heads Together

 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada


peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk
mendapatkan skor dasar atau awal.
 Pendidik membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 peserta didik, setiap anggota kelompok diberi nomor yang
akan menjadi identitasnya ketika ditunjuk secara acak sebagai perwakilan
yang menjawab.
 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok.
 Mengecek pemahaman peserta didik dengan memanggil salah satu nomor
anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu peserta didik yang
ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan ulang pada akhir pembelajaran.
 Memberikan tes atau kuis pada peserta didik secara individual.
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya.

h) Picture and picture

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

 Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

 Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

 Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang


atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

 Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

 Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

i) Cooperative Learning

 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.


 Menyajikan informasi.
 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
 Evaluasi.
 Memberikan penghargaan.

j) Role Playing

 Persiapan atau pemanasan diawali dengan persiapan dimana Guru Pintar


memperkenalkan siswa pada permasalahan atau sebuah kasus yang berhubungan
dengan materi yang tengah dipelajari.

 Memilih pemain/pemeran drama, Untuk memilih siapa saja yang akan menjadi
pemain atau pemeran dalam drama, siswa dan guru dapat melakukan musyawarah.
Guru Pintar dapat memilih siswa yang sesuai untuk memainkan peran yang
dibutuhkan. Beri kesempatan pada siswa yang berminat untuk mengajukan dirinya
sendiri. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri.

 Mendekorasi panggung (ruang kelas), Setelah semua pemain terpilih, Guru Pintar
dapat melibatkan siswa lain dalam kegiatan mendekorasi kelas menjadi panggung
pertunjukan. Hal ini sangat berguna untuk mengajarkan Kerjasama kepada para
siswa.

 Menunjuk siswa menjadi pengamat (observer) Selain pemeran, Guru Pintar juga
harus menunjuk siswa sebagai pengamat.

 Memainkan peran dilaksanakan secara spontanitas. Mungkin pada awalnya


banyak siswa akan mengalami kebingungan dalam memainkan perannya atau
bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Tidak menutup
kemungkinan juga ada yang memainkan peran yang bukan perannya. Nah, di
sinilah peran Guru Pintar dibutuhkan. Guru Pintar dapat menghentikan drama dan
mengarahkan jalannya pertunjukan.

 Diskusi dan evaluasi, Ketika ada hal yang menyimpang kemudian Guru Pintar
menghentikan drama, ajaklah siswa untuk duduk Bersama dan mendiskusikan
permainan tadi. Kemudian ajal mereka untuk melakukan evaluasi terhadap peran-
peran yang dilakukan. Beri kesempatan kepada siswa untuk memberikan usulan
perbaikan seperti berganti peran atau mengubah alur ceritanya.
 Bermain peran ulang, Berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi, siswa dapat
melakukan kegiatan bermain peran kembali. Kegiatan ini biasanya berjalan
dengan lebih baik dari sebelumnya karena siswa sudah memiliki gambaran yang
lebih jelas. Siswa yang mendapatkan peran juga dapat memainkan perannya lebih
sesuai dengan skenario.

 Diskusi dan evaluasi Pada kegiatan diskusi dan evaluasi yang kedua ini, Guru
Pintar dapat mengarahkan pada realita kehidupan nyata. Ajak siswa
membandingkan bagaimana hal-hal yang terjadi dalam alur cerita yang
diperankan teman-temannya terjadi di dunia nyata. Berikan siswa kesempatan
untuk menyimpulkan berdasarkan perbandingan antara realita yang ada dengan
kehidupan nyata.

 Berbagi pengalaman dan Menyimpulkan. Setelah siswa dapat melakukan


perbandingan antara cerita dan realita, kini saatnya Guru Pintar mengajak siswa
untuk berbagi pengalaman mereka yang berkaitan dengan tema role play yang
telah dilakukan. Setelah itu siswa akan membuat kesimpulan. Contohnya adalah
siswa akan berbagi pengalaman tentang bagaimana siswa mengalami kegagalan
dalan ujian. Kemudian Guru Pintar mengajak siswa membahas bagaimana
sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut, apa yang yang harus dilakukan
supaya hal tersebut tidak terjadi, dan lain sebagainya.

B. Model Pembelajaran dengan Cooperative Learning

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.


2. Menyajikan informasi.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi.
6. Memberikan penghargaan.

C. Tahap Awal/Pendahuluan
1. Peserta didik dan Guru berdoa
2. Guru melakukan presensi
3. Peserta didik dan guru bersama-sama menonton video tentang tips pemilihan karir
setelah lulus sekolah
Tahap Transisi
1. Guru memberikan pertanyaan
-Sudahkah kalian merencanakan karir setelah lulus sekolah nanti seperti yang ada di
vidio?
-Berikan contoh karir yang kalian minati?
Tahap Inti/Kerja
1.Peserta didik menyimak paparan tentang pengertian merencanakan karir dengan
PPT
2. Peserta didik diskusi mengenai rencana setelah lulus
3. Peserta didik bersama guru melakukan ice breaking (senam singkat peregangan otot
dan anggota tubuh untuk nantinya bisa dilakukan peserta didik dan guru setiap
harinya) 4. Peserta didik menganalisis penetapkan piilihan karir setelah lulus
sekolah,kemampuan beserta kendala yang dihadapi
Tahap Akhir/ Penutup
Setelah mengetahui tentang pengertian, perencanaan karir setelah lulus sekolah peserta didik
melakukan refleksi atas kegiatan yang sudah dilakukan
EVALUASI
Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan
layanan informasi format klasikalnya, yaitu menilai kesungguhan/ semangat / antusias siswa
dengan menggunakan instrumen evaluasi proses

3. Layanan yang digunakan pribadi-sosial


Materi yang diberikan
 Pengertian Bulliying Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi
dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya.
Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development
mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang
mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik
secara fisik maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau
penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus
menerus. Terdapat beberapa jenis-jenis bullyinhg. Bullying dapat berbentuk
tindakan fisik dan verbal yang dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Barbara Coloroso (2006:47-50)
 Jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan,
fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa
ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi,
tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan
sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah
salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan
menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah
pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli,
menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan
merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas.
Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk
diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying
dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam
bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung
akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban
secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku
ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh
yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang
paling sulit dideteksi dari luar.
4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang
dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya.

4. Upaya guru BK untuk menanggulangi pengaruh negatif media sosial juga melakukan
pemeriksaan HP siswa yang dinilai sedikit “nakal” tapi dilakukan pemeriksaan di
lakukan secara menyeluruh untuk menghindari kecurigaan. Dengan demikian siswa
akan takut menyimpan data tentang filem seks di hanphonenya. Untuk penyikapan
terhadap kasus siswa nakal tersebut di atas guru BK menggunkan pendekatan-
pendekatan sebagaimana oleh para ahli ditetapkan, juga melalui penanaman akhlakul
karimah, itu sudah terjaga. Siswa akan sadar dengan sendirinya akan larangan
terhadap sifat-sifat yang negatif. Dengan demikan hal utama yang ditanamkan adalah
benteng-benteng keimanan kepada siswa dan itu sudah diterapkan dalam pendidikan
mereka.
Tugas seorang guru BK atau konselor diantaranya adalah membantu perubuahan
tingkah laku konseli atau siswa dalam mereduksi dampak negatif media sosial menuju
kondisi yang adequate sedangkan orang tua sebagai pendidik dirumah juga harus
menanamkan aqidah islamiyah yang kuat, untuk membentengi perubahan tingkah
laku anak terutama di zaman yang serba teknologi dan maraknya video porno. Untuk
itu diperlukan kerja sama antara guru BK (pihak sekolah) dengan orang tua untuk
mereduksi dampak negatif media sosial di kalangan remaja. Kunjungan rutin guru BK
ke rumah siswa merupakan hal penting untuk menjalin kekeluargaan antara pihak
sekolah dengan wali murid. Sekaligus untuk mengetahui lebih mendalam kehidupan
psikologis siswa. Sehingga konsep sekolah yang sejati benar-benar tercapai. Dalam
sebuah sekolah, guru dan murid adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam
proses belajar mengajar.

5. Refleksi
1. Menentukan karir yang dipilih
2. Menganalisis karir berdasar kemampuan bakat dan minat
3. Memprediksi prospek karir di masa depan
4. Kendala yang dihadapi
5. Merumuskan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan karir

Evaluasi
Guru bk melakukan penilian terhadap hasil pelaksanaan layanan informasi format
klasikal dengan menggunakan refleksi yang diberikan dan evaluasi hasil yang
didalamnya meliputi:
 Pemahaman
 Bagaimana perasaan
 Apa rencana tindakan yang akan dilakukan konseli

Anda mungkin juga menyukai