Anda di halaman 1dari 7

10 Contoh Model Pembelajaran dan Langkah-

Langkahnya
1. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Menyajikan materi sebagai pengantar
 Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
 Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
 Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
 Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
 Kesimpulan/rangkuman
2. JIGSAW II (MODEL TIM AHLI)
Pengajaran dengan jigsaw pertamakali dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-
rekannya pada tahun 1978 kemudian dikembangkan oleh slavin pada tahun 1986a yang
disebut dengan Jigsaw II dalam bentuk yang lebih praktis dan mudah.

Jigsaw II dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari berbentuk narasi tertulis.
Pembelajaran ini sangat cocok untuk pelajaran ilmu social, literature, dan sebagian pelajaran
ilmu pengetahuan alam, serta pelajaran bidang laiannya yang tujuan utamanya adalah
penguasaan konsep. Pengajaran (bahan baku) untuk jigsaw II biasanya harus berupa BAB,
Cerita, biografi atau materi-materi narasi lainnya.

Langkah-langkah :
 Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen 4-5 siswa untuk
bekerja secara tim
 Para siswa diberikan tugas untuk membaca beberapa BAB atau Unit dan diberikan
Lembar Ahli yang terdiri tas topic-topik yang berbeda yang harus menjadi focus
perhatin masing-masing anggota tim saat mereka membaca.
 Setelah selesi membaca, setiap siswa dari tim yang berbeda yang memiliki focus topic
yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topic mereka sekitar
30 menit.
 Setelah selesai, para ahli tersebut kembali kepada tim mereka dan secara bergantian
mengajari teman satu timnya mengenai topic mereka.
 Para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topic dan skor kuis akan
menjadi skor tim.
Jadwal kegiatan
 Membaca, para siswa menerima topic ahli dan membaca materi yang diminta untuk
menemukan informasi
 Diskusi kelompok ahli, para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk
mendiskusikannya dalam kelompok ahli
 Laporan tim, para siswa kembali kepada kelompok mereka masing-masing untuk
mengajari topic-topik merekan kepada teman satu tim.
 Tes, para siswa mengerjakan kuis-kuis indovidu yang mencakup semua topic
 Rekognisi tim, skor tim dihitung seperti dalam STAD
3. EXAMPLES NON EXAMPLES

Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD

Langkah-langkah :
 Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
 Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
 Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
 Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
 Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
 Kesimpulan
4. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :
 Guru membagi siswa untuk berpasangan
 Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
 Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
 Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
5. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif
jawaban

Langkah-langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
 Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
 Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
 Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
 Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
6. KOPERATIF TIPE LEARTING TOGETHER (LT)

David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan model learning
together dari pembelajaran kooperatif. Metode yang mereka teliti meliputi siswa yang dibagi
dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang yang
berbeda mengerjakan lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan
hasil kerja kelompok. David dan Roger Johnson (dalam Slavin, 2008) menekankan pada
empat unsur yakni :
 Interaksi tatap muka : para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan empat sampai lima orang,
 Interdependensi positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan
kelompok,
 Tanggung jawab individual : para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara
individual telah menguasai materinya
 Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil : para siswa diajari
mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan
seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka
Dalam hal ini penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan penekanan terhadap
interdependensi positif, serta tanggung jawab individual metode-metode Johnson ini sama
dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti perihal pembangunan kelompok dan
menilai sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim
ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya. Metode ini membagi siswa
dalam kelompok heterogen dengan 4 – 5 anggota. Setiap kelompok ini menerima satu
lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

Langkah - Langkah Pembelajaran Koperatif Tipe Learning Together


Adapun sintaks dari Learning Together adalah:
 Guru menyajikan pelajaran.
 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain)
 Masing-masing kelompok menerima lembar tugas dan menyelesaikannya.
 Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya.
 Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.
7. NUMBERED HEADS TOGETHER

Terdapat empat tahap pelaksanaan teknik NHT yaitu “penomoran, mengajukan


pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab”.Rencana pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
 Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5 sehingga setiap siswa
dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam
kelompok.
 Mengajukan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang
memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari
yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
 Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya
sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masingmasing pertanyaan.
 Pemberian Jawaban
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok
yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas,
kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut,
selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan
dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi
jawaban tersebut.

8. PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merukan sebuah model
pembelajaran yang berpusat pada siswa. memposisikan siswa dengan berbagai macam
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. dengan menggunakan model
pembelajaran seperti ini, siswa sedari awal di ajarkan untuk menghadapi dan menyelesaikan
masalah seperti yang akan mereka temui di kehidupannya kedepan.

Problem Based Learning merupakan cara untuk menyajikan permasalahan sebagai titik tolak
diskusi permasalahan, untuk kemudian dilakukan analisis dan di sintesis dalam kegiatan
pemecahan masalah oleh peserta didik. permasalahan dapat diberikan oleh pendidik,
kemudian pendidik bersama peserta didik bersama-sama untuk melakukan analisis dan
memecahkan masalah tersebut.
Langkah-langkah :

Langkah-Langkah:
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala
perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan
telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses
yang dikenal dengan proses tujuh langkah:
 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam
masalah.
 Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang
terjadi di antara fenomena itu.
 Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang
masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah),
dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan)
dilakukan dalam tahap ini.
 Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan;
mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah
upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.
 Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat
 Mencari informasi tambahan dari sumber lain
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan
pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan
kemana hendak dicarinya.
 Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
9. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John
Hopkin. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan variasi pembelajaran
kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah
digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya,
dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi

Tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran guna untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses
pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi :1) Tahap
penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap perhitungan
skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok

Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yakni


 Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa untuk belajar.
 Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa
yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,
gender/jenis kelamin, ras atau etnik.
 Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut
dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam
proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan
serta cara-cara mengerjakannya.
 Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-
masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri
terpenting dari STAD.
 Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan
juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk
menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam
memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal,
misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
 Penghargaan Prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan
rentang 0-100.

10. ARTIKULASI

Langkah-langkah :
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
 Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
 Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
 Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru
dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
 Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya
 Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
 Kesimpulan/penutup
semoga informasinya bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai