b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Banyak kelompok adalah hasil bagi
jumlah siswa dengan banyak bagian materi. Misalnya dalam kelas ada 20 siswa,
maka banyak kelompok adalah 5, karena materinya 4 bagian. Selanjutnya kepada
setiap anggota dalam satu kelompok diberikan satu bagian materi.
c. Anggota dari setiap kelompok yang mendapatkan materi yang sama membentuk
kelompok. Kelompok ini disebut kelompok ahli (expert group). Banyaknya
kelompok ahli ini sama dengan banyaknya bagian materi. Pada kelompok ahli
inilah siswa melakukan diskusi untuk membahas materi yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Setelah materi didiskusikan dan dibahas pada kelompok ahli, masing anggota
kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya (home teams) untuk mengajarkan
kepada anggota kawan-kawannya. Karena ada 4 bagian materi, maka ada 4 orang
yang mengajar secara bergantian.
e. Guru melakukan evaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
f. Penutup, yaitu menutup pelajaran sebagaimana biasanya.
1) Guru kurang memahami tingkat kesulitan pertanyaan yang diberikan, sehingga rentangan
waktu untuk setiap pertanyaan sama.
2) Waktu yang diberikan untuk mempelajari materi terlalu singkat sehingga dalam
pelaksanaanya siswa kurang tanggap terhadap kegiatan pembelajaran yang terjadi baik
dalam kelompoknya maupun anggota kelompok lain.
1) Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta
petunjuk pelaksanaannya.
3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan
(think) dan hasil catatan tersebut dikomunikasikan (talk).
4) Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa
jawaban atas soal dalam bentuk tulisan (write).
5) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang
dipelajari. Sebelum itu, dipilih beberapa siswa atau perwakilan kelompok untuk
menyajikan jawabannya.
Penerapan model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan
kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokan kartunya diberi poin.
d) Setiap perserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
e) Setiap perserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap perserta didik mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya.
g) Demikian seterusnya.
h) Kesimpulan/penutup.
Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI) – Arifin dan Afandi (2015:
13) mengungkapkan bahwa Group Investigation (GI) merupakan, pembelajaran dimana
siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik/ sub topik maupun cara
untuk pembelajaran secara investigasi dan model ini menuntut para siswa memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam arti bahwa pembelajaran investigasi
kelompok itu metode yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informan) pelajaran yang akan di pelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia misalnya dari buku pelajaran, masyarakat, internet. Group investigation
(GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan
siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran
c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
3) Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif GI
Kelebihan Group Investigation (GI).
a) Pembelajaran kooperatif ini terbukti telah unggul dalam menigkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang digunakan selama ini.
Keunggulan itu dapat dilihat pada kenyataan sebagai berikut
b) Peningkatan belajar tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran dan aktivitas siswa.
d) Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi aktif, lebih bersemangat dan
berani mengemukakan pendapat.
e) Pembelajaran kooperatif ini juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan
lebih termotivasi.
g) Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-
tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam
memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk
terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif
ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki
rasa dendam.
h) Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk meyelesaikan tugas.
b) Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi dengan
kelompok yang memiliki nilai rendah.
c) Untuk menyelesaikan materi pelajaran, akan memakan waktu yang lebih lama
dibandingkan pembelajaran yang konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak
dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman. Guru
membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat
menerapkan belajar kooperatif model Group Investigation (GI) dengan baik.
d) Guru mengambil tongkat dan memberiikan kepada perserta didik, setelah itu guru
memberiikan pertanyaan dan perserta didik yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e) Guru memberikan kesimpulan.
f) Evaluasi.
g) Penutup.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan berdasar pada uraian di atas peneliti
dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan snowball throwing yaitu metode
pembelajaran yang didalam terdapat unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagai upaya
dalam rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru
d) Kemudian masing-masing perserta didik diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok.
e) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
dari satu perserta didik ke perserta didik yang lain selama 15 menit.
f) Setelah perserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
perserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
g) Evaluasi.
h) Penutup.
g) Kesimpulan/rangkuman
Menurut Suprijono (dalam Huda 2014:239) model pembelajaran picture and picture
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih
efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan
dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti
pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC
adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010: 203).
c) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
f) Penutup
Satu kelompok berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain. Kelompok
bergeser seperti prosedur Tari Bambu Individu di atas, kemudian mereka pun saling
berbagi informasi
menurut Suprijono (2013:98) langkah pembelajaran model kooperatif tipe Tari Bambu
adalah:
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan
topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui
peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk
mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap
menghadapi pelajaran yang baru.
Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu
kelas ada 40 orang, maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang.
Aturlah sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu sepuluh orang
berdiri berjajar saling berhadapan dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri
berjajar. Dengan demikian di dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-
pasangan. Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas kepada setiap
pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup
kepada mereka agar mendiskusikan tugas yang diterimanya.
Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar saling
berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap peserta didik
akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseran
searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap peserta didik kembali ke pasangan asal.