NIM : 1786206151
PRODI : S1 PGSD
SEMESTER : VI
1) Tujuan langsung
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
c. Murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya
untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan
budaya yang terdapat di daerahnya.
2) Tujuan tak langsung
a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya
sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.
6. Jelaskan isi kurikulum muatan lokal?
Jawaban :
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral
dalam seluruh kegiatan pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta dalam pembentukan
kompetensi dan pribadi peserta didik dan dalam perkembangan kehidupan masyarakat
pada umumnya, maka pembinaan dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan
secara sembarangan, tetapi memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Demikian halnya dalam pengembangan
kurikulum muatan lokal.
Dimasukkannya muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi oleh
kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata cara,
tata krama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun
dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan
dikembangkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan ciri khas dan jati dirinya. Upaya
menjaga ciri khas bangsa Indonesia harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah
kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di sekolah dasar, di sekolah
menengah, sampai perguruan tinggi. Dengan demikian proses pendidikan tidak hanya
menyajikan bidang studi-bidang studi (programe of studies) yang bisa ditayangkan dalam
jadwal pelajaran tetapi juga terpenting adalah mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik melalui proses berpikir yang efektif dan efisien (Renik and Klopfer, 1989:
1-3).
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan merupakan bagian dari
masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan
yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan kekhususan yang ada di
lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial dan budaya kepada peserta
didik di sekolah memberikan kemungkinan kepada mereka untuk akrab, dan terhindar
dari keterasingan terhadap lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan
melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
Dalam kerangka inilah perlunya dikembangkan kurikulum muatan lokal.
7. Jelaskan faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan kurikulum muatan lokal?
Jawaban :
Faktor Penghambat
a. Sifat dari pelajaran muatan lokal itu sendiri sebagian besar memberi
tekanan pada pembinaan tingkah laku afektif dan psikomotor.
b. Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan muatan lokal memerlukan
pengorrganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak luar
selain pihak sekolah itu sendiri.
c. Dilihat dari segi proses belajar mengajar, pelaksanaan muatan lokal
menggunakan pendekatan keterampilan proses dan CBSA.
d. Sistem ujian dan ijazah yang diselenggarakan disekolah-sekolah umumnya
masih menciptakan iklim pengajaran yang memberikan tekanan lebih pada
mata pelajaran akademik, sedangkan pelajaran-pelajaran yang
memberikan bekal prakits kepada peserta didk dianggap bersifat fakulatif.
e. Sarana penunjang tertentu bagi pelaksanaan muatan lokal secara optimal
kebanyakan tidak dimiliki oleh sekolah, dan mungkin juga tidak tersedia
di masyarakat (misalnya untuk keperluan stimulasi)
Faktor Penunjang
a. Adanya keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh
bekal kerja dan pekerjaan apa pun yang membawa hasil.
b. Materi muatan lokal yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak
tersedia baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah,
sehingga penentuan daerah perintisan maupun tidak diseminasinya tidak
sulit.
c. Ketenagaan yang bervariasi yang partisivasinya dapat menunjanng dan
dapat dilibatkan dalam penyelenggaraan muatan lokal tidak sulit
ditemukan pada semua daerah/lokasi.
d. Adanya materi muatan lokal yang sudah tercantum sebagai materi
kurikulum dan sudah dilaksanakan secara rutin, hanya tinggal
pembenahan efektifitasnya yang perlu ditingkatkan.
e. Media massa khususnya media komunokasi visual seperti TV, dan video
sudah tidak sulit untuk dimanfaatkan guna penyebaran informasi berupa
contoh-contoh model pelaksanaannya muatan lokal yang berhasil, dengan
demikian ide tentang muatan lokal lebih cepat memasyarakat.
8. Jelaskan yang dimaksut dengan partisipasi masyarakat ?
Jawaban :
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan
atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai,
tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:
a. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek
tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;
b. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi
proyek-proyek pembangunan;
c. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang ditentukannya sendiri;
d. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
e. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan
para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar
supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-
dampak sosial;
f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu
program pembangunan, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga,
partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam
proses pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif. Dengan berbagai bentuk
partisipasi yang telah disebutkan diatas, maka bentuk partisipasi dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki
wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak).
Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan
sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi
sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.
Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi
pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan Partisipasi harta benda
adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat
kerja atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk
tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu
program. Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui
keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya.
Dengan maksud agar orang tersebut dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosialnya.
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide,
pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk
memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan
memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang
diikutinya. Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguyuban.
Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian
atau tanda kedekatan dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap
diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan
kepentingan bersama. Sedangkan partisipasi representatif dilakukan dengan cara
memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau
panitia.
d) Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut dengan
rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran.
b. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan
barang.
c. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya
merupakan pernyataan financial.
d. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
e. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang
berwenang.
f. Melakukan revisi usulan anggaran
g. Persetujuan revisi anggaran
h. Pengesahan anggaran
e) Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan adalah kegiatan
membukukan atau accounting. Pembukuan mencakup dua hal yaitu : pengurusan
yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan
uang, serta tindak lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang.
Jenis pengurusan ke dua disebut juga dengan pengurusan bendaharawan. Ada
beberapa komponen yang perlu dibiayai dengan menggunakan uang dari dana
belajar.
f) Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan
yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan,
dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-
pihak yang berwenang.