TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa yang memiliki kemampuan, melibatkan
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang di dalamnya terdapat
diskusi kelompok, game dan diakhiri suatu tournament.
Langkah-langkah TGT
1. penyajian kelas (class prepetation)
Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan
presentasi kelas (class presentation)
2. belajar dalam kelompok (teams)
Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar)
bertugas untuk mempelajari lembar kerja.
3. permainan (games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi
dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian
kelas dan belajar kelompok.
4. pertandingan (tournament)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar dimana game atau permainan terjadi.
5. penghargaan kelompok (team recognition)
Setelah lomba atau turnamen berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang
menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah
apabilah rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Kelebihan TGT
1. Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan
akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang
berkemampuan akademis rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting
dalam kelompoknya.
2. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling
menghargai sesama anggota kelompoknya.
3. Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah
penghargaan pada peserta didik atau kelompok terbaik.
4. Dalam pembelajaran ini, peserta didik menjadi lebih senang dalam mengikuti
pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini.
Kekurangan TGT
1. Membutuhkan waktu yang lama
2. Suasana kelas akan cenderung gaduh dan tidak terkendali.
3. Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok dengan model ini.
4. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya,
membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru harus tau urutan
akademis peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah.
5. Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan
penjelasan kepada siswa yang lainnya.
Langkah-langkah TAI
1. Tes penempatan (placement test)
Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre test) kepada siswa.
2. kelompok (teams)
Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat hiterogen yang
terdiri dari 4-5 siswa.
3. kelompok pengajaran (teaching groups)
Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok.
4. kreatifitas siswa (student creative)
Guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa
(individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
5. kelompok belajar (team study)
Siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam
kelompoknya.
6. Tes fakta (fact test)
Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya
dengan memberikan kuis, dan sebagainya.
7. skor tim dan rekognisi tim (team score and team recognition)
Guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar”
penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
8. unit seluruh kelas (whole calss unit)
Guru menyajikan kembali materi di akhir bab dengan strategi pemecahan masalah
untuk seluruh siswa di kelasnya.
Kelebihan TAI
1. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya
2. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
3. Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya.
4. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
5. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
6. Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
7. Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerja sama (cooperation).
8. Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
9. Mereka dapat berdiskusi (discuss), bedebat (debate sampai benar-benar memahaminya.
10. Mereka memiliki rasa peduli, rasa tanggung jawab terhadap teman lain dalam proses
belajarnya.
11. Mereka dapat belajar menghargai perbedaan etnik, perbedaan tingkat kemampuan, dan
cacat fisik.
Kekurangan TAI
1. Tidak ada persaingan antarkelompok.
2. Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai.
3. Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa
yang kurang.
4. memerlukan periode lama.
5. Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya dicapai siswa.
6. Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah
beberapa murid yang aktif dan pandai saja.
7. Siswa yang pandai akan merasa keberatan karena nilai yang diperoleh ditentukan oleh
prestasi atau pencapaian kelompok.
Kelebihan TSTS
Kekurangan TSTS
4. Snowball Throwing
Model pembelajaran snowball throwing (bola salju) merupakan suatu model pembelajaran
yang dapat menggali potensi diri siswa dalam membuat dan menjawab pertanyaan melalui
sebuah permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju yang terbuat dari kertas.
Kelebihan STAD
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma
kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
4. Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
5. Meningkatkan kecakapan individu.
6. Meningktkan kecakapan kelompok.
7. Tidak bersifat kompetitif.
8. Mengajarkan untuk menghargai orang lain dan saling percaya.
Kekurangan STAD
1. Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok
sangat menyita waktu. Hal ini biasanya disebabkan belum tersedianya ruangan-
ruangan khusus yang memungkinkan secara langsung dapat digunakan untuk belajar
kelompok.
2. Jumlah siswa yang banyak dapat menyebabkan guru kurang maksimal dalam
mengamati kegiatan belajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan.
3. Menyita waktu yang banyak dalam mempersiapkan pembelajaran
4. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan
pembelajaran yang dilaksanakan, di antaranya mengoreksi pekerjaan siswa,
menghitung skor perkembangan maupun menghitung skor rata-rata kelompok yang
harus dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
5. Siswa yang memiliki tingkat akademik lebih unggul cenderung enggan apabila
disatukan dengan temannya yang kurang. Kemudian, siswa yang akademiknya lebih
rendah akan merasa minder ketika disatukan dengan temannya yang pandai.
Kelebihan CRH
Kekurangan CRH
1. Peserta didik aktif dan peserta didik yang tidak aktif nilai disamakan.
2. Adanya peluang untuk berlaku curang.
3. Beresiko mengganggu suasana belajar kelas yang lain.