Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

a. Pengertian Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

(TAI)

Salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif adalah metode Team-

Assisted Individualization (TAI). Artinya adalah bantuan individual

dalam kelompok. Metode ini merupakan perpaduan antara pembelajara

kelompok dengan pembelajaran individual.

Suyitno (Arwadi, 2006: 6) berpendapat bahwa: Pembelajaran

kooperatif  Team-Assisted Individualization (TAI) adalah metode

pembelajaran yang berbentuk kelompok kecil yang heterogen dengan

latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu

terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam metode ini,

diterapkan bimbingan dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa

yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu terdapat pula bantuan individu dari guru kepada siswa yang

membutuhkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh

Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory,

1
Research and Practice. Slavin (2005: 187) memberikan penjelasan bahwa

dasar pemikiran di balik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para

siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi

yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran

kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian

siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari

pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode

tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa

mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang

dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

Menurut Wisudawati (2014:68-69) dasar pemikiran TAI adalah

untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual

berkaitan dengan kemampuan peserta didik maupun pencapaian prestasi

peserta didik. Hal ini relevan dengan tujuan model TAI untuk

meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif,

selain juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan,

serta memotivasi siswa dengan belajar kelompok (Huda 2013:200).

Menurut Isjoni (2014:20) pembelajaran TAI yang memiliki

beberapa ciri yaitu setiap anggota memiliki peran, terjadi hubungan

interaksi langsung di antara siswa, setiap anggota kelompok

bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-

2
keterampilan interpersonal kelompok, dan guru hanya berinteraksi

dengan kelompok saat diperlukan.

Jadi, model TAI merupakan model pembelajaran yang

menggabungkan antara pembelajaran kooperatif dengan pengajaran

individual. Siswa dengan kemampuan individualnya masing-masing

bekerja sama dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda

dan diikuti pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang

memerlukan.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI).

Dalam pembelajaran TAI memiliki beberapa langkah yaitu:

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi

pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru

2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar atau skor awal.

3. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-

5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat

kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok

berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda-beda serta kesetaraan

gender.

3
4. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.

Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa

jawaban teman satu kelompok.

5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,

dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

6. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan

nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis.

Team Assisted Individualization (TAI) mempunyai sebuah siklus

yang teratur sebagai petunjuk kegiatan sebagai berikut:

1. Tes Penempatan

Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang

membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada

tahap ini guru akan memberikan tes awal sebagai pengukur untuk

menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai

tinggi dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak

yang sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk

merupakan kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.

2. Pembentukan kelompok.

Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes

penempatan

4
3. Belajar Secara Individu

Setiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru secara individu.

4. Belajar Kelompok

Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu

kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.

5. Perhitungan Nilai Kelompok

Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan setelah para siswa

diberikan tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara

individu kemudian nilainya akan dirata-rata menurut kelompoknya,

nilai itulah yang menjadi nilai kelompok.

6. Pemberian Penghargaan Kelompok

Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap akhir siklus akan

mendapatkan penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian

sertifikasi, hadiah, atau pujian.

Pada dasarnya model TAI ini lebih menekankan pada evaluasi

siswa, setiap peseta didik mengerjakan tugas secara individu pada saat

evaluasi, tetapi nilainya akan disumbangkan untuk kelompok. (Slavin,

2005: 199)

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI).

5
1. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari model pembelajaran

TAI diantaranya:

a. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).

1) menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panic

2) menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling

kerjasama (cooperation).

3) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.

b. Belajar melalui komunikasi (learning through communication),

seperti:

1) mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau

menyampaikan gagasan, konsep dan keahlian sampai

benarbenar memahaminya.

2) mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab (take

responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.

3) mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)

perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan

(performance level), dan cacat fisik (disability).

c. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat

belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dan

menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi,

6
menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-

gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.

2. Beberapa kelemahan dari model pembelajaran TAI diantaranya:

a. Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan

lebih terhadap siswa yang kurang.

b. Memerlukan periode lama.

c. Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya

dicapai siswa.

d. Bila kerjasama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka yang

akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan yang aktif

saja.

e. Siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang

diperoleh ditentukan oleh prestasi atau pencapain kelompok.

d. Definisi Operasional

a. Definisi model pembelajaran

Jihad dkk (2011, hlm.25) mengemukakan bahwa model

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang

digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi siswa, dan

memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dan dalam rencana

pengajaran.

Suprijono (2014, hlm.45) mengemukakan bahwa model

pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan

7
teori psikologi pendidikan da teori belajar yang dirancang berdasarkan

analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat

operasional dikelas.

Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2015, hlm.24) mengemukakan

bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan peran pengajar bagi para pengajar

dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.

Degeng (dalam Indriani, 2015, hlm.18) mengemukakan bahwa

model pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta didik,

kegiatan belajar yang terjadi disekolah merupakan upaya yang sudah

dirancang berdasarkan teoriteori belajar sebagai yang diharapkan dapat

maksimal.

Mulyani (dalam Jamil, 2016, hlm.142) mengemukakan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang di pakai

guru dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiataan

siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan

kelas (seperti alur yang di ikutinya).

Dari pendapat mengenai definisi model pembelejaran tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah seluruh

rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum

8
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala

fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai

suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,

mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di

kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.

b. Definisi Model Team Assisted Individualization (TAI)

Huda (2014, hlm.125) mengemukakan bahwa model

pembelajaran TAI, siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya

yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan

ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR tertentu.

Shoimin (2014, hlm.199) mengemukakan bahwa model

pembelajaran Cooperative tipe TAI merupakan model pembelajaran

kooperatif yang memadukan antara kemampuan individu yang heterogen

dengan kemampuan siswa secara berkelompok. Dalam proses belajarnya,

siswa dalam satu kelas dipecah menjadi beberapa kelompok dengan

anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari

laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

9
Slavin (2015, hlm.187) mengemukakan bahwa model

pembelajaran TAI mengadaprasi pengajaran terhadap perbedaan individu

berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa.

Estiningsih (dalam jurnal 2015, hlm.02) mengemukakan bahwa

model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) adalah mengelompokkan siswa ke dalam

kelompok kecil (4-5 siswa) yang dipimpin oleh seorang ketua (seorang

yangmempunyai pengetahuan lebih dibanding dengan anggota kelompok

lainnya).

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/1763

Astrinisngsih (dalam jurnal 2015, hlm.03) mengemukakan bahwa

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah

satu model pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan

alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan

bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, model

pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran yang memungkinkan

siswa untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan

keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tangtangan

kehidupan baik di sekolah maupun diluar sekolah.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2327

10
Dari pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pembelajaran Cooperative terdapat beberapa variasi model yang

diterapkan yaitu salah satunya model pembelajaran Cooperative. Model

Cooperative Team Assisted Individualization (TAI). Model Cooperative

Tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah satu

pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa dalam suatu lingkungan

belajar yang nyaman yaitu belajar kelompok dengan dibantu oleh salah

satu siswa pandai dalam anggota kelompok secara individual, saling

tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi kelompok, tetapi

siswa tetap belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-

masing melalui proses internalisasi. Pembelajaran kooperatif tipe TAI

merupakan model pembelajaran kooperatif yang memadukan antara

kemampuan individu yang heterogen dengan kemampuan siswa secara

berkelompok. Dalam proses belajarnya, siswa dalam satu kelas dipecah

menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok

haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari

berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

11

Anda mungkin juga menyukai