KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
yang positif.
sebagai suatu pembelajaran dimana peserta didik belajar bersama dalam suatu
students work in small groups to help one another learn academic content”
dalam kelompok kecil untuk saling tolong menolong dalam proses pembelajaran.
mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama
pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam suatu kelompok kecil untuk
12
13
Johnson & Johnson dalam Asma (2009: 8) menyatakan terdapat lima unsur
dasar yang terdapat dalam struktur pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:
a. Penjelasan Materi
materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah pemahaman peserta didik terhadap pokok materi pelajaran.
Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang
ceramah, curah pendapat, tanya jawab, ataupun demonstrasi. Disamping itu, guru
tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang, dan satu lainnya dari
siswa dengan kemampuan akademis tertinggi dan dua siswa kemampuan sedang
pertama yang terbentuk. Lebih jelasnya seperti yang terlihat pada gambar 4
15
kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok. Tes
individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa; dan tes
d. Pengakuan tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau
keunggulan, yaitu :
Together
oleh Spenser Kagan pada tahun 1993. Fathurrohman (2016: 82) mendefinisikan
dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah
dilontarkan. Suasana ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas karena para peserta
a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok 3-5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1
sampai 5.
b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan
dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk
3
kalimat tanya. Misalnya, “sebutkan pecahan yang senilai dengan !”
4
“Apa yang dimaksud dengan perbandingan senilai?”
c. Fase 3: Berpikir bersama
Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban
tim.
d. Fase 4: Menjawab/presentasi
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian peserta didik yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelopok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
dengan baik
d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang
dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil
kerjasama mereka
e. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor
yang lain.
f. Kesimpulan
penting dalam pembelajaran. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu
pemahaman dan konsep. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti
susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca dan didengarnya, memberi contoh
lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada
kasus lain. Dapat diartikan bahwa seseorang memiliki pemahaman yang baik
mengenai suatu hal apabila mampu menyatakan apa yang dipahaminya dengan
Menurut Gagne dalam Suherman (2003: 33) konsep adalah ide abstrak yang
pembangun berpikir dan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
peserta didik memahami suatu materi yang dipelajari, merumuskan prinsip dan
kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Hal ini berkaitan dengan
memahami materi atau konsep yang menjadi prasyarat sutau konsep atau materi
baru, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi baru. begitu juga
sebaliknya, apabila peserta didik tidak memahami konsep atau materi prasyarat,
matematis yang mereka penuhi. Menurut NCTM dalam Murizal (2012: 20) dapat
matematis yang ada pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014 yakni sebagai
berikut.
yang dipelajari,
24
matematika,
konsep
digunakan rubrik dengan skala 0,1,2,3, dan 4. Rubrik disusun berdasarkan pada
didik.
Menurut Trianto model pembejalaran kooperatif tipe NHT terdiri dari empat
menjawab. Melalui penerapan model NHT ini, peserta didik akan terfasilitasi
tidaknya konsep yang diberikan. Guru juga dapat memberikan soal atau
tersebut.
indikator pemahaman konsep matematis peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.
memungkinkan
untuk
meningkatkan
kemampuan
(1) (2) (3) (4)
pemahaman konsep
peserta didik
Langkah 3 Guru mengawasi Peserta didik a. Menyatakan ulang
Berpikir peserta didik dalam menyatukan konsep
bersama menyelesaikan pikiran dan b. Mengklasifikasikan
LKPD dan berkerjasama objek berdasarkan
memastikan setiap dalam terpenuhi atau
anggota kelompok menyelesaikan tidaknya syarat suatu
ikut dalam kegiatan LKPD yang konsep
diskusi diberikan guru c. Memberikan contoh
dan bukan contoh
dari konsep
d. Menerapkan konsep
secara logis
Langkah 4 Guru memanggil Peserta didik a. menyatakan ulang
Menjawab salah satu nomor yang memiliki konsep
Pertanyaan nomor yang b. mengklasifikasika
dipanggil akan objek-objek
maju kedepan berdasarkan
dan mempre- dipenuhi tidaknya
sentasikan persyaratan yang
jawabannya membentuk konsep
tersebut
c. mengidentifikasi s
sifat operasi atau
konsep
d. menerapkan konse
secara logis.
e. memberikan conto
atau contoh kontra
(bukan contoh) dari
konsep yang
dipelajari
5. Pembelajaran Konvensional
27
demi setahap.
balik, dan latihan mandiri. Adapun gambaran secara umum fase pembelajaran
melakukan latihan-latihan
Tahap 4 Guru mengecek apakah peserta didik telah
Mengecek pemahaman dan paham dengan materi yang disampaikan
memberikan umpan balik dan telah berhasil melakukan tugas yang
(1) (2)
diberikan dengan baik atau tidak, serta
memberikan memberikan umpan balik.
Tahap 5 Guru memberikan kesempatan peserta didik
Latihan mandiri untuk mengerjakan latihan secara mandiri
dengan cangkupan yang lebih kompleks
seperti permasalahan sehari-hari.
Sumber: Shoimin, Aris (2016: 63-66)
kekurangan.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh beberapa peneliti baik dalam
pembelajaran NHT lebih baik daripada peserta didik yang belajar dengan
matematis peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran NHT lebih
Perbedaan penelitian ini yaitu pada populasi dan materi yang diajarkan
model NHT lebih baik daripada kemampuan representasi peserta didik yang
komunikasi matematis peserta didik yang belajar dengan model NHT lebih
kemampuan matematis
5) Koyumah dan Budi (2016) dengan judul “ Pengaruh model Numbered Heads
matematis peserta didik yang belajar dengan model NHT lebih baik daripada
matematis
terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta didik yang belajar dengan
31
model pembelajaran kooperatif dengan peserta didik yang belajar dengan cara
hasil belajar yang lebih baik, lebih memahami materi pelajaran dan aktif
dalam proses pembelajaran. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada model
hubungan yang kuat dengan sesama teman, dan nilai akademik peserta didik
matematis peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran NHT lebih
didik. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada model pembelajaran dan
matematis peserta didik. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe
didik.
C. Kerangka Konseptual
konsep sangat penting, mengingat bahwa materi matematika bersifat terkait satu
sama lain. Memahami materi atau konsep prasyarat dari suatu materi, akan
mempermudah peserta didik untuk memahami materi tersebut. Peserta didik yang
matematis peserta didik yang masih rendah sehingga menyebabkan peserta didik
diberikan. Kesulitan ini pada akhirnya menyebabkan hasil belajar peserta didik
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan
D. Hipotesis
NHT lebih baik daripada kemampuan pemaham konsep matematis peserta didik
Padang.