Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lisa Silviani

Nim : 856604206

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD

Kelas : PGSD BI Kelas A

Tugas :1

1. Strategi pembelajaran yang tepat digunakan untuk kelas yang memiliki keragaman siswa dengan gaya
belajar yang berbeda yaitu strategi pembelajaran kooperatif. model pembelajaran yang digunakan
dalam strategi kooperatif yaitu sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang
berbeda. Pembelajaran Kooperatif merupakan metode pembelajaran atau strategi dalam belajar dan
mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dengan kata lain
pembelajaran dilakukan dengan membuat sejumlah kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 anak
yang bertujuan untuk saling memotivasi antar anggotanya untuk saling membantu agar tujuan dapat
tercapai secara maksimal.

Dalam strategi pembelajaran kooperatif, penanaman rasa memiliki terhadap kelompok merupakan
faktor yang mendapat perhatian sehingga apapun yang dihasilkan oleh kelompok adalah
merupakan hasil bersama. Oleh karena itu, konsekuensi harus ditanggung bersama. Tidak satupun
anggota kelompok yang menunjukkan dirinya lebih bertanggung jawab dan sebaliknya tidak
satupun anggota yang lepas tangan. Penumbuhan rasa memiliki dalam kelompok adalah faktor
penting dalam mewujudkan rasa kebersamaan dalam menunjukkan integritas dan identitas diri.
Selain itu, kemandirian belajar adalah pada dasarnya merupakan potensi dasar yang dimiliki setiap
orang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun secara perlahan-lahan kemandirian
dapat ditumbuhkan melalui pemberian tanggung jawab kelompok ke dalam tanggung jawab
pribadi. Untuk meningkatkan kemandirian ini perlu informasi tentang gaya belajar masing-masing
peserta didik melalui observasi kecenderungan belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Terdapat tiga model evaluasi dalam pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), ketiga model
evaluasi tersebut adalah :

a. Model Evaluasi Kompetisi

Dengan menggunakan sistem ini, maka sudah jelas akan menanamkan jiwa kompetitif antar siswa.
Karena siswa dipacu untuk menjadi lebih baik dari teman-teman di kelasnya. Sehingga dengan model
pembelajaran ini siswa yang anggap melebihi rata-rata nilai dikenal maka dianggap sebagai siswa
berprestasi. Sedangkan siswa yang dibawah rata-rata dianggap sebagai siswa tidak berprestasi atau
gagal.

b. Model Evaluasi Individual

Berbeda dengan model evaluasi kompetisi, pada model evaluasi individual siswa belajar melalui
pendekatan dan kecepatan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sendiri. Peserta didik tidak
bersaing dengan siswa lainnya, melainkan bersaing dengan dirinya sendiri. Jika pada model evaluasi
belajar guru menetapkan penilaian peringkat, pada model individual guru menetapkan standar untuk
setiap murid.

c. Model Evaluasi Cooperative Learning

Pada sistem ini menganut pemahaman homini soclus. yaitu menekankan untuk saling bergantung pada
lainnya. Pada model sistem ini kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting. Penilaian pada
sistem cooperative learning diantaranya adalah tanggung jawab pribadi dan kelompok, Jadi siswa
mendapatkan nilai pribadi dan nilai kelompok

d Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:.

-Menyampaikan tujuan serta memotivasi siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang ingin dicapai
dan memotivasi siswa.

-Penyajian informasi.

Guru memberikan informasi kepada siswa.

-Atur siswa menjadi kelompok belajar.

Guru memberi tahu pengelompokan siswa.

-Membimbing kelompok belajar.

Guru memotivasi dan memfasilitasi pekerjaan siswa dalam kelompok belajar kelompok.

-Evaluasi.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah diterapkan.

-Berikan penghargaan.

Guru menghargai hasil belajar individu dan kelompok.

e. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif


Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

-Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”

-Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya,
selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

-Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

-Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

-Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi
kelompok.

-Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama
belajar.

-Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.Dalam situasi pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai ahli akademis dan
pengelola kelas untuk meningkatkan efektivitas fungsi kelompok. Guru menyusun kelompok
belajar,membimbing strategi, prinsip, dan konsep akademis, mengawasi fungsi kelompok belajar dan
melakukan intervensi untuk membimbing keterampilan kerjasama serta membantu belajar akademik
bila diperlukan. Siswa diharapkan berinteraksi dengan setiap yang lain, berbagi gagasan dan materi,
mendukung dan mendorong prestasi akademik, menjelaskan secara lisan, merinci konsep dan strategi
yang dipelajari, serta memiliki tanggung jawab untuk belajar (Johnson & Johnson, 1989).Sejalan dengan
itu, ada limaaktivitasyangharusdilakukangurudalam pembelajaran kooperatif. Pertama, menetapkan
tujuan pelajaran dengan jelas. Ada dua jenis tujuanya perlu ditentukan sebelum pelajaran dimulai, yaitu
tujuan akademis yang sesuai dengan tingkatan siswa dan tujuan keterampilan kerjasama (Johnson &
Johnson, 1989). Kedua, membuat sejumlah keputusan tentang penempatan siswa sebelum pelajaran
diberikan. Keputusan-keputusan ini mencakup; (1) ukurankelompok, (2)penentuan siswa untuk
kelompok, (3) perencanaan halamanya kerja kelompok, (4) pengaturan ruangan, dan (5) perencanaan
Dalam pembelajaran kooperatif ukuran kelompok cenderung antara dua sampai enam siswa dalam
satu kelompok. Namun menurut Eggen dan Kauchack, kelompok yang berjumlah empat orang adalah
ideal, sedangkan kelompok-kelompok yang lebih dari lima orang susah digunakan, karena dapat
membatasi partisipasi individu dan secara umum tidak dianjurkan( Eggen & Kauchack, 1993). Penentuan
kelompok biasanya dilakukan berdasarkan keragaman (heterogenitas), baik dari segi kemampuan, jenis
kelamin, maupun suku, untuk membuat keseimbangan kelompok. Lamanya waktu yang digunakan
kelompok-kelompok dalam bekerjasama, dapat selama seluruh semester atau bahkan seluruh tahun
akademik. Biasanya dapat lebih baik untuk memelihara kerjasama kelompok paling tidak selama dua
atau tiga minggu (Johnson & Johnson, 1989). Disamping itu, guru perlu menyusun ruangan yang
memungkinkan anggota kelompok dapat memberikan materi dan berbicara antara satu dengan yang
lain dengan baik, serta merencanakan materi pembelajaran yang diperlukan anggota kelompok, supaya
semua siswa berpartisipasi dan berhasil (Johnson & Johnson, 1989). Ketiga, penjelasan tugas akademis
dan struktur tujuan kelompok. Gurubmenjelaskan tugas akademik dengan jelas supaya siswa dapat
memahami pelajaran, saling ketergantungan positif, dan aktivitas belajar untuk siswa. Disamping itu,
guru mengkomunikasikan pada siswa bahwa mereka mempunyai tujuan kelompok dan harus bekerja
secara bersama. Ini dapat dilakukan dengan meminta kelompok menghasilkan produk dan laporan
sendiri, memberikan penghargaan kelompok, jika semua anggota kelompok mencapai kriteria unggul
atau tentukan siswa secara acak untuk mewakili kelompok dan menjelaskan kesimpulannya dikelas.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bertanggung jawab mempelajari materi dan membuat yakin
bahwa semua anggota mempelajari materi, dan semua anggota kelas yang lain mempelajari materi
(Johnson & Johnson, 1989). Keempat, mengawasi secara efektif kelompok belajar kooperatif dan
mencampuri dalam pemberian bantuan tugas (seperti jawaban-jawaban pertanyaan dan keterampilan-
keterampilan tugas menjelaskan) atau untuk meningkatkan keterampilan interpersonal. Dalam
pengawasan kelompok-kelompok belajar, guru dapat mengklarifikasi pembelajaran, mengulang konsep
dan strategi-strategi yang penting, menjawab pertanyaan-pertanyaan dan membimbing keterampilan
akademik yang diperlukan. Pada akhir setiap pelajaran para guru meringkas garis-garis besar dari
pelajaran, meminta siswa untuk mengingat contoh-contoh dan gagasan yang diberikan, serta menjawab
beberapa pertanyaan akhir siswa (Johnson & Johnson, 1989). Kelima, mengevaluasi prestasi siswa dan
menolong siswa bagaimana berdiskusi yang baik, serta bekerjasamaantara satu dengan yang lain. Guru
menilai kerja siswadanpengetahuannya,serta memberikan umpan balik untuk dibandingkan dengan
kriteria unggul (Johnson & Johnson, 1989). LDari uraian tentang strategi pembelajaran kooperatif diatas,
terlihat bahwa dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mempelajari materi yang diberikan guru. Belajar dalam kelompok kecil ini, dapat meningkatkan
produktivitas belajar dan hubungan interpersonal yang positif melalui tukar menukar
pengetahuan (Sharan, 1980). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memjelaskansecara ringkasmateriyang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Siswa
secara sendiri-sendiri mempelajari materi pelajaran, dan jika ada kesulitan mereka

Anda mungkin juga menyukai