Anda di halaman 1dari 22

Pendahuluan

Statistika

A. Deskripsi Singkat

Buku ini menguraikan langkah-langkah untuk memperkenalkan dan menjelaskan

pembelajaran matematika terintegrasi nilai-nilai Islam dan buku ini lebih dikhususkan mengenai

materi Statistika. Dengan memahami buku ini diharapkan peserta didik akan lebih mengetahui

keterkaitan anatara matematika dengan nilai-nilai Islam, dan dengan mempelajari matematika

peserta didik tidak hanya menambah ilmu akademiknya saja namun juga bertambah dalam segi

religiusnya. Pokok Bahasan dalam dalam buku ini yaitu bagimana Langkah-langkah

menyelesaikan pembelajaran STAD yang berkaitan dengan Statistika, ukuran pemusatan data

tunggal dan kelompok, nilai rata-rata, median dan modus.


B. Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar

Kompetesi inti dan kompetensi dasar yang harus peserta didik kuasai setelah mempelajari

buku ini adalah sebagai berikut:

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Menentukan ukuran pemusatan data 3.2.1Menentukan nilai rata-rata, median dan modus
tunggal dan data kelompok terintegrasi nilai-nilai Islam
Pembelajaran Kooperatif STAD

1. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Student Teams


Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan

koleganya di Universitas John Hopkins. Student Teams Achievement Dvision (STAD)

merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakankelompok kecil. 22 Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan untuk mendukung dan memotivasi siswa

mempelajari materi secara berkelompok. Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dan merupakan

salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivïtas dan interaksi di antara siswa

untuk memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai

prestasi yang maksimal Pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, melalui lima tahap,

yaitu penyampaian materi, kerja kelompok,tes individu, tahap perhitungan skor perkembangan

individu, dan konfirmasi.

Berdasarkan pernyataan Slavin penjelasan mengenai STAD adalah sebagai berikut :

“Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang

berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya Guru

menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak

diperbolehkan untuk saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata

pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing- masing tim akan diberikan poin
berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang mereka capai

sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil

memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya”.

Slavin mengemukakan terdapat tiga konsep penting dalam dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD yaitu :

a) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang

ditentukan.

b) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa kesuksesan tim bergantung pada

pembelajaran individual dari semua anggota tim.

c) Kesempatan sukses yang sama, bermakna bahwa semua siswa memberi konstribusi

kepada timnya dengan cara meningkatkan kinetja mereka dari yang sebelumnya. Ini

akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya

semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa

konstribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gagasan utama dari model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain schingga dapat meningkatkan aktivitas belajar, yang

pada akhirnya hasil belajar pun akan meningkat. Pelaksanaanya siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil bersifat heterogen yang bekerja sama saling membantu dengan tetap

memperhatikan hasil kerja kelompok dan individu.


2. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu :

1. Presentasi Kelas

Tujuan utama dari presentasi kelas adalah guru menyajikan materi pelajaran yang

direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan

peyajiaan kelas. Penyajian tersebut mengcangkup pembukaan,pengembangan dan latihan

terbimbing dari keseluruhan pembelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi

pembelajaran. Materi STAD petama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini

merupakan pengejaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi petajaran yang

dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga dimasukkan dalam presentası audiovisual.

a) Pembukaan

Guru menyampaikan kepada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu

penting. Timbulnya rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasa yang menimbulkan teka-teki,

masalah kehidupan nyata, atau cara lain. Setelah itu, guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam

kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

kemudian guru mengulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat

mutlak.

b) Pengembangan

Guru mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang dipelajari siswa

dalam kelompok, pembelajaran kooperatif menekankan, tahwa belajar adalah memahaini makna
bukan hafalan. Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dalam memberikan pertanyaan-

pertanyaan. Dan memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah,

kemudian beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

c) Latihan Terbimbing

Guru menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.

Kemudian memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini

bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pemberian tugas kelas

tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama Sebaiknya siswa mengeriakan satu atau dua

masalah (soal) dan langsung diherikan umpan balik.

2. Belajar Kelompok

Biasanya belajar kelompok itu terdiri dari empat atau lima oreng siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas Selama belajar

kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu

teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat

digunakan untuk melatih keterampilar. yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka

dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif,

guru juga perlu memberikan bantuan dengar cara menjelaskan perıntah, mereview konsep atau

menjawab pertanyaan.

Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut:

a. Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama- Sama dar

pindah kemeja kelompok.

b. Berilah waktu kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok

c. Bagikan lembar kegiatan siswa.


3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja

yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai

perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Skor Pengembangan

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah memberikan kepada tiap siswa tujuan

yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih

baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada

timnya dalam skor tim ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan

usaha mereka yang terbaik.

Serahkan pada siswa untuk belajar sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok

utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-

masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dengan temannya. Jika salah satu

tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab

menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering

bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha

menjawab pertanyaan itu.

Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-

teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa

lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi

siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok

mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka
seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya kepada guru. Sementara siswa

bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok vang

semua anggota kelompoknva hekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya

untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya. Para siswa

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana skor kuis mereka (persentase

yang benar) melampaui skor awal mereka.

Tabel 2.2

Skor Pengembangan

Skor Kuis Poin Kemajuan

Nilai lebih dari 10 point dibawah skor asal 5

Nilai 10-1 poin dibawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah unti memungkinkan semua siswa

memberikan poin maksimum bagi kelompok mereka, berapapun tingkat kinerja mereka

sebelumnya. Pada siswa memahami bahwa cukup adil membandingkan setiap siswa dengan

tingkat kineija mereka sendiri sebelumnya, karena setiap siswa masuk kedalam kelas dengan

perbedaan tingkat kemanpuan dan pemahaman.

5. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai

kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok
yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan

individu dalam kelompoknya.

Ada tiga macam tingkatan penghargaan yang diberikan berdasarkan pada rata-rata skor

tim, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan

Kriteria Penghargaan

0≤X≤5 -

5 ≤ X ≤ 15 Tim Baik

15 ≤ X ≤ 25 Tim Sangat Baik

25 ≤ X ≤ 30 Tim Super
Matematika bermuatan nilai Islam

Matematika bermuatan nilai Islam

Dalam pelajaran matematika dalam era modern ini, terdapat kecenderungan semakin

jauhnya manusia dari Tuhan, padahal matematika menurut Islam justru untuk lebih mendekatkan

manusi kepada Allah sebagai penciptaannya. Oleh karena itu, setiap ayat dalam Al-Qur’an

tentang matematika selalu saja dikaitkan dengan kekuasaan dan kebesaran Allah, sehingga

manusia yang mempelajari matematika akan menyebabkan dia semakin dekat kepada Allah

SWT, bukannya semakin jauh seperti banyak yang terjadi dalam era modern pada saat ini.

Al-Qur’an telah mendorong keberanian umat Islam tidak hanya untuk mengerjakan

secara teliti dan tepat terhadap problematika angka-angka berdasarkan data yang mereka dapat,

melainkan juga memelihara terwujudnya hubungan yang dekat dengan Khaliknya lewat hasil-

hasil yang mereka peroleh. Itulah sebabnya maka ilmu matematika dipandang memiliki

kedudukan “istimewa” dalam ilmu pengetahuan Islam.

Matematika ditinjau dari filosofinya bersumber dari Al Qur’an, Misalnya Surat An-Nisa

ayat 11 dan 12 yang menegaskan tentang pembagian warisan, Surat An’Aam ayat 96 tentang

peredaran matahari dan bulan dapat membantu manusia dalam melakukan perhitungan, dan

banyak ayat-ayat yang lain. Pada umumnya pembelajaran matematika dilakukan secara persial,

yaitu mata pelajaran yang terpisah dengan mata pelajaran lainnya.


Pembelajaran matematika secara persial tidak mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam

pemuat pembelajarannya. Fokus pembelajaran persial hanya pada ketercapaian tujuan materi

pelajaran yang cenderung hanya menyentuh aspek kognitif. Akibatnya, pelajaran matematika

kosong dari pesan-pesan moral dan upaya pembelajaran matematika utuh.

Pembelajaran matematika bermuatan nilai-nilai islam selain memiliki tujuan mencapai

pemahaman dan kemampuan matematika peserta didik, juga dimaksud untuk mencapai

penanaman nilai-nilai islam pada peserta didik. Untuk menanamkan nilai islam melalui proses

pembelajaran matematika, dibutuhkan strategi yang menyangkut nilai-nilai islam. Strategi

pembelajaran yang dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai ajaran islam ada delapan startegi,

yang mana penjelasan dari delapan strategi tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Selalu menyebut nama Allah

Sebelum pembelajaran dimulai, biasanya dibuka dengan membaca Basmallah dan berdoa

bersama. Selanjutnya setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran matematika secara

bersamasama mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap Alhamdulillah. Pendidik sebaiknya

selalu mengingatkan kepada peserta didik dalam semua kegiatan serta raya syukur pada Allah

SWT, terutama kegiatan saat sedang menggali ilmu-Nya Allah.

b) Penggunaan istilah

Istilah dalam matematika sangat banyak. Di antara istilah tersebut dapat di nuansai dengan

sebuah istilah dalam ajaran Islam, antar lain: penggunaan nama, peristiwa atau benda yang

bernuansa Islam.

c) Ilustrasi visual

Alat-alat dan media pembelajaran dalam mata pelajaran matematika dapat diberikan dengan

gambar-gambar yang menggambarkan potret Islam.


d) Aplikasi atau contoh-contoh

Pada penjelasan suatu kompetensi dapat menggunakan bahan ajar dengan memberikan contoh-

contoh aplikatif.

e) Menyisipkan ayat atau hadits yang relevan

Pada materi atau contoh-contoh tertentu dapat diselipkan ayat atau hadits yang sesuai.

f) Penelusuran sejarah

Penjelasan suatu kompetensi dapat dikaitkan dengan dunia Islam.

g) Jaringan topik

Mengaitkan matematika dengan pokok bahasan Islam.

h) Simbol ayat kauniah (ayat-ayat alam semesta)

i) Menyimbolkan matematika dan memberikan contoh yang berkaitan dengan fenomena-

fenomena yang terjadi di alam semesta.


Integrasi nilai-nilai Islam Dalam Matematika
Integrasi nilai-nilai islam pada mata pelajaran matematika di Madrasah saat ini mulai

dikembangkan, pengintegrasian inilah yang bisa menunjukkan perbedaan pendidikan disekolah

dengan Madrasah yang kental dengan nilai terkait antara paduan matematika secara umum

dengan nilai keislaman dan tidak melupakan ciri khas diantara keilmuan tersebut. Pada

pembelajaran matematika, integrasi nilai keislaman seharusnya tergambar pada contoh-contoh

soalnya, kemudian pada soal latihan serta soal-soal ujian yang membahas permasalahan yang

terjadi pada persepktif islam dengan tidak merubah standar kompetensinya yang ada pada

kurikulum yang sudah ditentukan.

Nilai keislaman yang dimaksudkan ialah Integrasi diartikan sebagai proses memadukan

nilai-nilai tertentu terhadap sebuah konsep lain sehingga menjadi satu kesatuan yang koheren dan

tidak bisa di pisahkan atau proses pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Secara definitif, integrated knowledge merupakan produk dari berpikir terpadu, yaitu berpadunya

logika penalaran dengan iman kepada wahyu agama, dengan kata lain berpadunya produk dan

dzikir.

Dalam Alquran, banyak ditemukan ayat yang menjelaskan konsep matematika

diantaranya yang dibahas dalam kajian ini adalah tentang himpunan, barisan, bilangan cacah,

bilangan bulat, bilangan pecahan, dan lingkaran. Adapun Fathul Mufid juga menambahkan

bahwa Alquran juga menyinggung tentang pengetahuan angka-angka dalam Q.S. Al-Kahfi (18):

11-12 dan ayat 9, perkalian dan perhitungan bilangan dalam Q.S. Maryam (19) : 84 dan ayat 94-

9.
Integrasi sains (matematika) dan agama (Islam) bertujuan untuk menyeimbangkan sisi

intelektual dan spiritual. namun untuk umat Islam juga berguna untuk mengenang kejayaan

matematikawan muslim dalam pengembangan ilmu pengetahuan (matematika) seperti Al

Khawarizmi sebagai tokoh terbesar dalam ilmu aljabar dan aritmatika. Sejarah tokoh-tokoh

matematika tersebut menunjukkan bahwa matematikawan muslim mengembangkan matematika

terintegrasi dengan agama karena selain mereka ilmuwan juga tokoh agama islam. Sedangkan

dengan konsep pembelajaran, integrasi matematika dengan nilai-nilai islaman khususnya pada

materi statistika dan Al-Qur’an merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Berdasarkan uraian di atas jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika berintegrasi

nilai-nilai islam adalah memadukan pembelajaran matematika ke dalam nilai-nilai islam,

sehingga dapat menyeimbangkan sisi intelektual maupun spiritual.

Hasil dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai islam dapat

diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran matematika, bahwa nilai akhlak adalah nilai-nilai

karakter yang perlu di ajarkan pada peserta didik, baik itu nilai yang berhubungan dengan

Tuhannya, manusia, dengan diri sendiri dan lingkungan yang bertujuan agar menjadi peserta

didik yang tidak hanya pandai akan tetapi berakhlakul karimah. Dimana nilai-nilai Islam di

masukan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajarannya berintegrasi nilai-nilai Islam.

Penanaman nilai-nilai Islam tersebut juga dipadukan dalam pembelajaran STAD . Sehingga

membentuk karakter peserta didik yang mengandungunsur religius.


Ukuran Pemusatan Data Dalam Al-Quran

1. Rata-rata Hitung (Mean)

Rata-rata hitung (mean) adalah jumlah seluruh nilai data dibagi banyaknya data. Nilai

Rata-rata hitung dapat ditulis sebagai “ x” dibaca “eks bar”.

ΣX
X=
n

Keterangan

X = rata-rata(mean)

N = banyak data

Contoh :

Tentukan mean dari data : 65,85,80,70,60

Penyelesain :

ΣX 60+85+80+70+ 60 360
X= = = = 72
n 5 5

b. Median

Median adalah nilai tengah dari suatu sudut data yang lebih diurutkan. Jika banyak data

ganjil, maka median adalah nilai data yang terletak tepat ditengah-tengah setelah diurutkan. Jika

banyak data Genap, maka median adalah nilai rata-rata dari data yang terletak di tengah.

Contoh :
Tentukan median dari data berikut

1. 6,7,8,8,9,9,9,10

2. 6,7,9,9,5,6,4,7,10,6,8

Penyelesaian :

1. 6 7 8 8 9 9 9 10

Median

8+9
Median = = 8,5
2

2. Terlebih dahulu data diurutkan

4,5,6,6,6,7,7,8,9,9,10

4 5 6 6 6 7 7 8 9 9 10

Median

c. Modus

Modus adalah nilai yang paling banyak muncul atau nilai yang frekuensinya paling

tinggi.

Contoh :

1. Tentukan modus dari data berikut !

a. 6,5,7,8,10,5,9,5 b. 3,7,5,4,6,7,5,8

2. Tentukan modus dari data berikut !

Nilai 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 2 3 6 9 8 4 2

Penyelesaian :

1. a. Karena nilai yang paling banyak muncul adalah 5, maka modus data tersebut

adalah 5.

b. karena nilai yang paling bnayak muncul adalah 5 dan 7, maka modus data

tersebut adalah 5 dan 7

karena ada dua modus, maka disebut bimodus.

2. Karena frekuensi yang tertinggi adalah nilai 6, maka modusnya adalah 6.

Dalam surah as-Syu‟ara26/:181-182

‫ين‬ :۟ ُ‫وا ٱ ْل َك ْي َل َواَل تَ ُكون‬


ِ ‫وا ِم َن ٱ ْل ُم ْخ‬
َ ‫س ِر‬ ۟ ُ‫َأ ْوف‬

‫س ۡال ُم ۡستَقِ ۡی ِم‬


ِ ‫َو ِزنُ ۡوا بِ ۡالقِ ۡسطَا‬
Terjemahannya:

“181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan;

182. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus”.

(Sempurnakanlah takaran) genapkanlah (dan janganlah kalian termasuk orang- orang yang

merugikan) yakni mengurangi hak-hak orang lain. (Dan timbanglah dengan timbangan yang

lurus) timbangan yang baik dan tidak berat sebelah.

Ayat ini dengan jelas menggabarkan kepada bahwa kita berada dan mengambil tengah-

tengahnya dalam hal perdagangan dan dalam hal matematika inilah yang disebut sebagai median

atau Q2. Kemudian relasi kesimpulan tersebut dengan statistik adalah dalam menghitung data
kita harus cermat dan akurat, jangan sekali-kali lalai dalam menghitung yang dapat

menyebabkan ketidak akuratan data, dan itu termasuk ciri-ciri orang yang tidak

menyempurnakan timbangan dan takaran.

Dan didalam ayat ini juga menjelaskan bagaimana kita sebagai manusia harus benar-benar

jujur dalam hal timbangan bukan condong kepada Q1, atau pun Q3 atau biasa disebut juga

dengan mean dan modus.

1. Mean

Alquran surat az-Zukhruf (43) ayat 80:

ُ ‫س َم ُع ِس َّر ُه ْم َونَ ْج ٰوى ُه ْم ۗ بَ ٰلى َو ُر‬


َ ‫سلُنَا لَ َد ْي ِه ْم يَ ْكتُبُ ْو َن‬ ْ َ‫سبُ ْو َن اَنَّا اَل ن‬
َ ‫اَ ْم يَ ْح‬

“Ataukah mereka mengira bahwa kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka ?
sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan kami (malaikat) selalu mecatat di sisi
mereka.”
Pada surat az-Zukhruf ayat tersebut, kata yaktubun bermakna mereka tulis. Konteks yang

digunakan dalam ayat tersebut adalah perbuatan manusia, yang dalam ayat disebutkan bahwa

rahasia dan bisikan. Berdasarkan hal ini, maka perbuatan itu di catat, dikumpulkan dan disajikan

ke dalam data-data yang sesuai diperbuat manusia oleh malaikat.

2. Median

Alquran surah as- Syu’ra (26) ayat 181 – 182

‫ين‬ :۟ ُ‫وا ٱ ْل َك ْي َل َواَل تَ ُكون‬


ِ ‫وا ِم َن ٱ ْل ُم ْخ‬
َ ‫س ِر‬ ۟ ُ‫َأ ْوف‬

‫س ۡال ُم ۡستَقِ ۡیم‬


ِ ‫َو ِزنُ ۡوا بِ ۡالقِ ۡسطَا‬
(181) sempurnakanlah takaran dan kamu jaanganlah kamu merugikan orang lain.
(182) dan timbanganlah dengan timbangan yang benar.”

Pada surat as-Syu’ra ayat 181-182, menjelaskan bahwa kita harus memiliki kejujuran

dalam berdagang. Tidak boleh curang dalam melakukan timbangan, artinya tidak boleh berat

sebelah yang berarti harus seimbang. Konteks yang digunakan dalam ayat tersebut adalah

statistika deskriptif tentang ukuran letak median atau nilai tengah. Dalam statistika berarti kita

harus memiliki ketelitian data agar hasil yang diperoleh akurat.

3. Modus

Alquran surah al- kahfi (18) ayat 49 ;

‫ال هَ ٰـ َذا‬ َ ُ‫ين ِم َّما فِي ِه َويَقُول‬


ِ ‫ون يَ ٰـ َو ْيلَتَنَا َم‬ َ ‫ض َع ْٱل ِكتَ ٰـبُ فَتَ َرى ْٱل ُمجْ ِر ِم‬
َ ِ‫ين ُم ْشفِق‬ ِ ‫َو ُو‬
۟ ُ‫وا ما َع ِمل‬
۟ َ ْ‫ير ۭةً َواَل َكبِي َرةً ِإٓاَّل َأح‬ ِ ‫ْٱل ِكتَ ٰـ‬
ۗ ‫اض ۭ ًراـ‬
ِ ‫وا َح‬ َ ‫ص ٰىهَا ۚ َو َو َج ُد‬ َ ‫ب اَل يُ َغا ِد ُر‬
َ ‫ص ِغ‬
ْ َ‫َواَل ي‬
٤٩ ‫ظلِ ُم َرب َُّك َأ َح ۭ ًدا‬

dan diletakkan kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang-orang yang
berdosa mereka ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata
“ betapa celaka kami, kitab apakah ini,tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang
besar melainkan tercatat semuanya. Dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka
kerjakan (tertulis) dan tuhanmu tidak menzalimi sesorang jua pun.
Ayat tersebut menerangkan bahwa semua kebaikan dan keburukan yang dikerjakan oleh

setiap manusia akan dicatat, tidak tertinggal sedikitpun. Semua catatan atau data yang terkumpul

akan menentukan seseorang ke surga atau neraka.

Pada ayat tersebut terdapat Modus (nilai yang sering muncul) dengan modusnya yaitu

kebaikan dan keburukan. Seseorang yang memiliki catatan kebaikan yang lebih banyak maka
allah masukkan ke dalam surga, sebaliknya seseorang yang memilki catatan keburukan yang

lebih banyak, maka allah akan masukkan ke dalam neraka.

Contoh Soal

Dalam surah Al-alaq terdapat bacaan hukum nun mati dan hukum mim mati, Dari jumlah hukum
nun mati dan nun mati tersebut tentukan nilai Mean, media dan modus !

Note :

Hukum nun mati

Hukum mim mati

َ ِّ‫ٱ ْق َرْأ بِٱس ِْم َرب‬


َ َ‫ك ٱلَّ ِذى خَ ل‬
١ ‫ق‬

ٍ َ‫ق ٱِإْل ن َسـٰنَ ِم ْن َعل‬


٢‫ق‬ َ َ‫خَ ل‬

٣ ‫ٱ ْق َرْأ َو َربُّكَ ٱَأْل ْك َر ُم‬

٤ ‫ٱلَّ ِذى عَلَّ َم بِ ْٱلقَلَ ِم‬

٥ ‫عَلَّ َم ٱِإْل ن َسـٰنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

ْ َ‫َكٓاَّل ِإ َّن ْٱلِإن َسـٰنَ لَي‬


ٓ ٰ ‫طغ‬
٦ ‫َى‬

٧ ‫َأن َّر َءاهُ ٱ ْستَ ْغن ٰ َٓى‬

٨ ‫ِإ َّن ِإلَ ٰى َربِّكَ ٱلرُّ جْ َع ٰ ٓى‬


٩ ‫َأ َر َءيْتَ ٱلَّ ِذى يَ ْنهَ ٰى‬

١٠ ‫صلَّ ٰ ٓى‬
َ ‫َع ْبدًا ِإ َذا‬

ٓ ٰ ‫َأ َر َءيْتَ ِإن َكان َعلَى ْٱلهُد‬


١١ ‫َى‬

ٓ ٰ ‫َأوْ َأ َم َر بِٱلتَّ ْق َو‬


١٢ ‫ى‬

َ ‫َأ َر َءيْتَ ِإن َك َّذ‬


١٣ ‫ب َوت ََولَّ ٰ ٓى‬

١٤ ‫َألَ ْم يَ ْعلَم بَِأ َّن ٱهَّلل َ يَ َر ٰى‬

ِ َّ‫َكاَّل لَِئن لَّ ْم يَنتَ ِه لَنَ ْسفَ ۢ ًعا بِٱلن‬


١٥ ‫اصيَ ِة‬

١٦ ‫اطَئ ۢ ٍة‬
ِ َ‫صيَ ۢ ٍة َك ٰـ ِذبَ ٍة خ‬
ِ ‫نَا‬

ُ ‫فَ ْليَ ْد‬


١٧ ُ‫ع نَا ِديَ ۥه‬

١٨ َ‫ع ٱل َّزبَانِيَة‬
ُ ‫َسنَ ْد‬

١٩ ۩ ‫َكاَّل اَل تُ ِط ْعهُ َوٱ ْس ُج ْد َوٱ ْقت َِرب‬

Pembahasan :

Jumlah hukum bacaan Nun mati dan Mim mati yang ada dalam surah Al-alaq adalah :

 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 1 = 0


 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 2 = 2
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 3 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 4 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 5 = 2
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 6 = 1
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 7 = 1
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 8 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 9 = 1
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 10 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 11 = 1
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 12 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 13 = 1
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 14 = 2
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 15 = 4
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 16 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 17 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 18 = 0
 Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati pada ayat 19 = 0

Urutkan data di atas dari nilai terkecil ke terbesar :

0000000000111112224

1. Mean = 0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+1+1+1+1+1+2+2+2+4 = 0,79

19

2. Medimerupakan nilai tengah. Karena jumlah ayatnya ganjil yaitu 0 maka median terdapat

19+1
pada urutan ke-10 atau dengan rumus : = 10
2

0000000000111112224

3. Modus merupakan data yang paling sering muncul. Modus jumlah Hukum bacaan Nun

mati dan Mim mati yang paling sering muncul adalah 0. Hal ini karena ada 10 ayat yang

di dalamnya tidak mengandung Hukum bacaan Nun mati dan Mim mati.

Anda mungkin juga menyukai