Dosen Pembimbing :
Tri Sediyani
Disusun Oleh :
Wulan Ayu Novitasari ( 1404617015 )
Alyaa Dinda Aisyah ( 1404617021 )
Muhammad Andika ( 1404617045 )
Nabila Nurhayati ( 1404617058 )
Nurul Zakiyah ( 1404617079 )
Gladis Apni Rahayu ( 1404617080 )
Mohammad Rafly Prasetyo ( 1404617086 )
Pendekatan belajar kooperatif sangat dikenal pada tahun 1990-an (Duffy &
Cunningham, 1996). Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan kooperasi
(cooperation) sebagai ”bersedia untuk membantu” (to be of assistance or be willing
to assist ). Kooperatif juga berarti bekerja bersama untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Menurut Slavin (1987), belajar kooperatif dapat membantu siswa
dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan
kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership).
1) STAD
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,
pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui 5 tahapan meliputi:
2) Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran dengan jigsaw yakni adanya kelompok asal dan kelompok ahli
dalam kegiatan belajara mengajar. Setiap siswa dari masing-masing kelompok
yang memegang materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok baru yakni
kelompok ahli. Masing-masing kelompok ahli bertanggung jawab untuk sebuah
materi atau pokok bahasan . setelah kelompok ahli selesai mempelajari satu topik
materi keahliannya, masing-masing siswa kembali ke kelompokasal mereka untuk
mengajarkan materi keahliannya kepada temantemannya dalam satu kelompok
diskusi.
3) TGT
Team Game Tournament (TGT) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswanya dalam kelompok-kelompok belajar dengan adanya
permainan pada setiap meja turnamen. Dalam permainan ini digunakan kartu
yang berisi soal dan kunci jawabannya. Setiap siswa yang bersaing merupakan
wakil dari kelompoknya, dan masing-masing ditempatkan ada meja turnamen.
Cara memainkannya dengan membagikan kartu-kartu soal, pemain mengambil
kartu dan memberikannya kepada pembaca soal. Kemudian soal dikerjakan secara
mandiri oleh pemain dan penantang hingga dapat menyelesaikan permainnnya.
4) GI
Group investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang
kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan
pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi.
Keterlinatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
akhir pembelajaran akan memberi peluang siswa untuk lebih mempertajam
gagasan. Dalam pelajaran inilah kooperatif memainkan peranannya dalam
member kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis,
kreatif, reflektif dan produktif.
5) Rotating Trio Exchange
Pada model pembelajaran ini, jumlah siswa dalam kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang. Pada setiap trio tersebut diberi
pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setiap anggota trio diberi nomor,
kemudian berpindah searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Dan setiap trio
baru diberi pertanyaan baru untuk didiskusikan.
6) Group Resume
Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, dengan member
penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, dalam bakat dan
kemampuannya di kelas. Setiap kelompok membuat kesimpulan dan
mempresentasikan data-data setiap siswa dalam kelompok.
SCIENTIFIC LEARNING
KEKURANGAN
Dalam prosesnya, peserta didik seringkali acuh tak acuh terhadap fenomena
alam.
Motivasi peserta didik rendah,.
Memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
biaya dan tenaga relatif banyak,
Jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
2. Menanya
KELEBIHAN
Bertanya, membuat peserta didik proaktif dalam mencari pembuktian atas
penalarannya. Hal ini memicu mereka untuk bertindak lebih jauh ke arah
positif seperti keinginan yang tinggi untuk membuktikan jawaban atas
pertanyaannya.
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
KEKURANGAN
KEKURANGAN
Peserta didik terkadang malas untuk menalar sesuatu karena sudah terbiasa
mendapatkan informasi langsung oleh guru.
4. Mencoba
KELEBIHAN
Peserta didik merasa lebih tertarik terhadap pelajaran dalam menemukan
atau melakukan sesuatu
Peserta didik diberikan kesempatan untuk membuktikan kebenaran atas
penalarannya
Membuat ilmu yang didapatkan melekat dalam waktu yang lama
dibandingkan diberitau langsung oleh guru.
Melatih peserta didik untuk bertindak teliti, bertanggungjawab, cermat dan
berhati-hati.
KEKURANGAN
Percobaan yang dilakukan oleh peserta didik seringkali tidak diikuti oleh
rasa ketelitian dan kehati-hatian peserta didik.
Memerlukan waktu yang lebih dalam menemukan jawaban atas percobaan
5. Mengkomunikasikan
KELEBIHAN
Peserta didik dilatih untuk dapat bertanggung jawab atas hasil temuannya.
Peserta didik diharuskan membuat/menyusun ide gagasannya secara
terstruktur agar mudah disampaikan
KEKURANGAN
Tidak semua peserta didik berani menyampaikan ide gagasan atau hasil
penemuannya
Tidak semua peserta didik pandai dalam menyampaikan Informasi
1) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diamati untuk
kepentingan pembelajaran.
2) Banyak atau sedikit serta homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atau
situasi yang diamati. Sebelum kegiatan pengamatan dilaksanakan, guru dan
peserta didik sebaiknya menetukan dan menyepakati cara dan prosedur
pengamatan terlebih dahulu.
3) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam,
dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas hasil pengamatan.
b. Menanya ( Questioning )
Adapun fungsi bertanya menurut Majid (2014: 216) adalah sebagai berikut :
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
rancangan untuk mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan manarik kesimpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial
dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Majid,
2014: 223). Penalaran yang dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Kegiatan
mengasosiasikan atau menalar dalam kegiatan pembelajaran adalah memproses
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan dan hasil dari kegiatan mengamati. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada pendapat yang
bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainya serta menemukan pola dari keterkaitan
informasi.
d. Mencoba (Experimenting )
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terkait dengan materi atau substansi yang
sesuai. Menurut Majid (2014: 231), agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan
dengan lancar perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
e. Mengomunikasikan
a. Mengamati
Peserta didik diminta untuk mengamati kegiatan interaksi sosial yang ada di
lingkungan sekolah, kemudian menuliskan hasil pengamatannya di lembar
pengamatan yang telah disediakan oleh guru. Adapun kegiatan interaksi sosial
dapat berupa transaksi jual beli, kegiatan bercakap-cakap yang dilakukakan dua
orang atau lebih, dan lain-lain.
b. Menanya
Peserta didik dapat menanyakan beberapa hal baru yang ditemukannya
ataupun beberapa hal yang belum dimengerti peserta didik kepada guru.
Sebaliknya, guru juga dapat mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan hal-
hal yang telah diamati oleh peserta didik. Adapun contoh pertanyaan yang akan
diajukan adalah sebagai berikut.
1) Apakah kalian selalu melakukan kegiatan interaksi sosial?
2) Apa yang akan terjadi apabila kalian tidak melakukan kegiatan interaksi
sosial?
c. Menalar
Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi (jawaban) melalui suatu
penalaran. Dalam IPS permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengaitkan
pendefinisian baru bagi peserta didik yang sudah dapat menerima kebenaran
logis. Jika di hadapkan dengan beberapa pertanyaan di atas, secara otomatis
peserta didik akan berfikir dan menjawab pertanyaan dari guru.
d. Mencoba
Peserta didik diminta untuk mencoba (praktik) untuk tidak melakukan
komunikasi dengan teman-teman di dalam kelas selama kurang lebih sepuluh
menit.
e. Mengomunikasikan
Setelah peserta didik tidak melakukan komunikasi dengan teman-teman di
dalam kelas selama kurang lebih sepuluh menit, peserta didik kemudian diminta
untuk mengomunikasikan atau mempresentasikan hal-hal yang dirasakan ketika
mereka tidak diperbolehkan untuk melakukan komunikasi dengan teman-teman di
dalam kelas.
Adapun tujuan dari kegiatan pembelajaran di atas adalah sebagai upaya untuk
menyadarkan peserta didik akan pentingnya komunikasi, terutama dalam kegiatan
interaksi sosial karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan
hidup jika hanya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia
https://www.duniapembelajaran.com/2014/09/ciri-ciri-pembelajaran-kooperatif.html
http://ilmudalammimpi.blogspot.com/2016/01/model-pembelajaran-scientific-
learning.html?m=1
https://rumahedukasiku.wordpress.com/2016/12/26/pendekatan-saintifik-pengertian-
tujuan-karakteristik-dan-prinsip/
http://ilmudalammimpi.blogspot.com/2016/01/model-pembelajaran-scientific-
learning.html