Oleh:
Kelas 3A
Kelompok III
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat sampai saat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN dengan judul MODEL PEMBELAJARAN
DALAM BIOLOGI.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Fauziah S.Pd., M.Pd.
serta semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar Dan
Pembelajaran serta untuk menambah pengetahuan dalam pendidikan, serta
memberikan pemahaman lebih mengenai model pembelajaran dalam Biologi.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembelajaran maka muncullah berbagai model pembelajaran yang dikembangkan
oleh para ahli dalam bidangnya.
Sering muncul pertanyaan dari mahasiswa yang sedang belajar
Strategi Belajar Mengajar tentang perbedaan makna antara pendekatan, metode
dan model pembelajaran. Memang tidak banyak literatur membahas perpedaan itu
secara tajam, bahkan sering juga istilah itu disilihgantikan penggunaanya, kadang
kala dipakai istilah pendekatan, kadang kala dipakai istilah metode dan
kadangkala dipakai pula istilah model pembelajaran. Namun, masih ada juga para
ahli membedakannya dari istilah-istilah tersebut, terutama melihat kepada akar
kata dari istilah tersebut. Perbedaan pendekatan dan metode sudah dibahas pada
Bab Pendekatan dan Metode Pembelajaran. Di sini dicoba menjelaskan makna
dari model pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), model berarti pola (contoh,
acuan, ragam,dan sebagainya). Sesungguhnya model yang dimaksudkan dalam
pembelajaran juga sama atau hampir sama yang dikemukakan dalam KBI
tersebut. Model pembelajaran, artinya pola atau contoh pembelajaran yang sudah
didesain dengan menggunakan pendekatan atau metode atau strategi pembelajaran
yang lain, serta dilengkapi dengan langkah-langkah (sintaks) dan perangkat
pembelajarnnya. Suatu model pembelajaran mungkin terdiri dari satu atau
beberapa pendekatan, satu atau beberapa metode, atau perpaduan antara
pendekatan dengan metode.
1.2 Tujuan
1. Dapat memahami definisi Motivasi Dalam Belajar
2. Dapat mengetahui macam-macam model pembelajaran Motivasi Dalam
Belajar
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar para mahasiswa dapat
memahami secara mendalam mengenai Motivasi Dalam Belajar. Diharapkan
mahasiswa sebagai calon pendidik mampu menerapkan menggali apa saja yang
mampu membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses belajar,
serta memahami betul motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Macam – Macam Model Pembelajaran Dalam Biologi
4
mengembangkan dirinya sendiri.Adapun tujuan dari teori ini dalah sebagai
berikut:
1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa
itu sendiri. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan
pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
2. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman
konsep secara lengkap.
3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
4. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa
juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif.
Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap
tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri
tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori
motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).
Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989:
159) menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak
melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru
dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran
karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat
(Ruseffendi 1988: 133). Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses
mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan
baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan
itu (Suparno, 1996: 7).
Konstruktivis ini dikritik oleh Vygotsky, yang menyatakan bahwa siswa
dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.
Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial (Taylor, 1993;
Wilson, Teslow dan Taylor,1993; Atwel, Bleicher & Cooper, 1998).
5
2.2.3 Model Pembelajaran Dengan Pendekatan CTL
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya
dalam. Model Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa
belajar dalam CTL bukan hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat,
tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Lebih jauh ia
mengupas bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.
Sedangkan Blanchard (Trianto, 2007) mengemukakan bahwa pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan
pengalaman sesungguhnya.
6
kelas. Akibatnya begitu memasuki usia sekolah banyak siswa yang segan
bertanya.
Dampak lebih jauh dari keengganan bertanya adalah sikap yang skeptis
terhadap segala sesuatu yang menyebabkan siswa kurang mempunyai gairah
untuk menemukan sesuatu. Sebenarnya kekhawatiran guru tidaklah perlu. Jika
guru menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran Biologi, guru tidak
harus mengetahui lebih dulu jawaban dari semua pertanyaan. Yang penting adalah
guru membimbing siswa untuk dapat menemukan pengertiannya sendiri.
Guru lebih ditekankan untuk selalu bersikap terbuka dan berpikir positif.
Belajar merespon pertanyaan dan jawaban siswa, mengelola pembelajaran yang
lebih berorientasi pada siswa akan memberikan pengalaman yang lebih berharga
dalam mengajar. Selain itu yang lebih penting adalah pendekatan ini akan
menyediakan kesempatan lebih banyak untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang menyenangkan pada saat belajar biologi.
Sifat utama dari sains pada umumnya termasuk juga biologi adalah progresif dan
selalu terbuka untuk memperbaiki diri sendiri.
Sejumlah peneliti yang berminat pada genetika bekerja berdasarkan
persoalan yang sama dengan yang dipikirkan oleh Gregori Mendel di abad 18
tetapi dijawab dengan cara pandang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Para
peneliti akan saling bersaing maupun bekerjasama untuk memecahkan berbagai
pertanyaan yang sebelumnya hanya dianggap sebagai pertanyaan anak kecil yang
sulit dicari jawabannya secara rasional. Yang perlu disadari adalah para peneliti
ini bukan hanya sekedar penemuan fakta-fakta baru, tetapi harus dipandang
sebagai sebuah ide baruyang secara bersama-sama dapat menjelaskan sekumpulan
hasil observasi yang sebelumnya kelihatan tidak saling berkaitan.
Menurut Carind dan Sund (1980:6) inkuiri adalah mencari kebenaran dan
pengetahuan. Pencarian dimulai dari adanya suatu masalah dimana seseorang
diharapkan menyelesaikan masalah melalui serangkaian observasi dan cara-cara
tertentu (Harlen, 1991). Sedangkan menurut Suchman (dalamTobing, 1984)
model latihan inkuiri membantu siswa dalam menyusun fakta, membentuk
konsep, dan kemudian menghasilkan penjelasan atau menemukan suatu teori yang
dapat menerangkan suatu fenomena.
7
Pembelajaran inkuiri meliputi langkah :
1. penyajian masalah
pada tahap ini siswa dihadapkan pada situasi teka-teki. Rumusan masalah
didapat setelah siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan ini
merupakan stimulus yang efektif untuk mendorong siswa untuk berpikir
dan memulai belajar.
2. pengumpulan dan verifikasi data
pada tahap ini siswa merancang jawaban sementara (hipotesis) dan
selanjutnya merancang kegiatan untuk menguji kebenaran jawaban
sementara yang telah dibuat.
3. mengadakan eksperimen dan pengumpulan data
pada tahap ini siswa melaksanakan kegiatan yang telah dirancang dan
mengobservasi fakta yang muncul, mencatat datanya, dan melakukan
interpretasi terhadap data hasil pengamatan
4. merumuskan penjelasan
pada tahap ini siswa menentukan apakah jawaban sementara yang telah
disusun sebelumnya terbukti kebenarannya
5. mengadakan analisis tentang proses inkuiri
pada tahap ini siswa melakukan refleksi terhadap cara-cara mereka saat
melakukan kegiatan untuk membuktikan kebenaran jawaban sementara.
Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah siswa mengetahui cara
pemecahan masalah yang paling baik.
8
Proses ideal Problem Solving menurut Bransford & Stein (1984 dalam
Marzano et al.,1988)
1) Identifikasi masalah (Identifying the problem = I)
2) Mendefinisikan masalah (Defining the problem = D)
3) Mengeksplorasi strategi-strategi (Exploring strategies = E)
4) Mengemukakan ide-ide (Acting on ideas = A)
5) Mencari pengaruhnya (Looking for the effects)
Tahapan proses pronlem solving menurut Wisconsin dalam Mc Intosh,
1995):
1) Pengajuan masalah (problem posing)
2) Pendekatan masalah (problem approach)
3) Solusi masalah (problem solution)
4) Komunikasi (communication)
Skema problem Solving ( menurut Karl R. Popper disadur oleh Taryadi,
1989)
1) Problem awal (P1)
2) Solusi tentatif (tentative solution = TS)
3) Error elimination (EE) atau evaluasi dengan tujuan menemukan dan
membuang masalah
4) Situasi yang diakibatkan oleh adanya evaluasi kritis atau solusi tentatif
terhadap problem awal, sehingga timbul problem baru (P2)
Proses pemecahan masalah secara ilmiah menurut Tek (1998)
1) Menemukan masalah yang butuh pemecahan
2) Mendefinisikan masalah
3) Meneliti kemungkinan solusi atau membuat rancangan gambar atau
rancangan suatu penelitian
4) Mempertimbangkan sejumlah solusi atau memilih solusi yang menjanjikan
5) Mengujicoba atau membuat alat.
Ururtan Strategi berpikir (mis. Problem Solving) menurut Beyer (1988
dalam Zeidler et al., 1992)
1) Mengenal masalah
2) Menggambarkan (represent) masalah
9
3) Memilih (devise/choose) rencana solusi
4) Melaksanakan rencana (execute the plan)
5) Mengevaluasi solusi
Tahap-tahap Problem Solving menurut Philippine Education Quarterly
(1994)
1) Mengenal masalah (recognize a problem)
2) Menggambarkan masalah (represent the problem)
3) Memilih/menemukan rencana solusi (devise/choose solution plan)
4) Melaksanakan rencan (execute the plan)
5) Mengevaluasi solusi (evaluate the solution)
Tahapan Problem Solving menurut Gagne (1985)
1) Penyajian masalah (presentation of the problem), dapat dinyatakan dalam
pernyataan verbal atau beberapa sarana (means) yang lain
2) Mendefinisikan masalah, atau membedakan sifat-sifat esensial (essential
features) dari situasi
3) Memformulasikan hipotesis, yang dapat diaplikasikan terhadap solusi
4) Pengujian hipotesis (verification of the hypotesis), atau dilakukan secara
berturut-turut (successive) sampai menemukan jawaban yang mencapai
solusi.
Proses Problem Solving menurut UNESCO (1986)
1) Indentification of problem (preparation phase)
2) Analysis of problem (limiting phase)
3) Selection of hypothesis (productive phase)
4) Planning investigation (operative phase)
5) Carrying out investigation (active phase)
6) Drawing conclusion (critical phase)
Tahapan Problem Solving menurut Dewey (1910; 1933 dalam Glover &
Bruning, 1990)
1) Presentation of the problem
2) Problem definition
3) Development of hypothesis
4) Testing hypotesis
10
5) Selection of the best hypothesis
Tahapan Problem Solving dalam Biologi Perkembangan Hewan menurut
Lufri, (2003)
1) Memahami masalah
2) Merumuskan masalah (dalam bentuk kalimat tanya dan kalimat perintah)
3) Mengajukan beberapa alternatif pemecahan atau solusi masalah
4) Memilih solusi yang paling tepat dan menguraikan rasionalnya sehingga
masalah dapat dipecahkan.
11
2. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Sebagai contoh, masalah populasi
yang dimunculkan dalam pelajaran di Teluk Chesapeake mencakup
berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi,
ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3. Penyelidikan autentik. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan
masalah menuntut siswa untuk menghasilkan prodik tertentu dalam bentuk
karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5. kolaborasi. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
berbagi inquiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berpikir.
Di sini dikemukakan dua model tahapan (sintaks) pembelajaran berbasis
masalah:
Menurut Greenwald (2000) ada sepuluh (10) tahapan Problem- Based
Learning (PBL) atau Problem- Based Instruction (PBI):
2) Menemukan sebuah masalah yang didefinisikan sebagai suatu hal yang
kabur (Encounter an ill-defined problem)
3) Meminta para anak didik mengajukan pertanyaan tentang minat yang
menimbulkan teka teki (Have students ask questions about what is
interesting , puzzling, or important to find out (IPF question)
4) Mengejar atau mengikuti temuan masalah (Pursue problem finding)
5) Memetakan temuan dan memprioritaskan sebuah masalah (Map problem
finding and prioritize a problem)
6) Meneliti masalah (Investigate the problem)
7) Menganalisis hasil-hasil (Analize results)
8) Mengulangi pernyataan pembelajaran atau menyajikan apa yang telah
mereka lakukan (Reiterate learning)
12
9) Menghasilkan solusi dan rekomendasi (Generate solutions and
recommendations)
10) Mengkomunikasikan hasil-hasil (Communicate the results)
11) Melakukan penilaian sendiri. (Conduct self-assessment)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari Makalah ini yaitu
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengertian Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide
dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model
berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan
tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya.
2. Macam-macam model dalam pembelajaran
A. Model pembelajaran STS merupakan model pembelajaran yang dapat
mengaitkan antara sains dan teknologi
B. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivistik Menurut faham
konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang
mengenal sesuatu (skemata).
C. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan CTL
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata,secara mutlak.
14
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di
kemudian hari.
G. Model Pembelajaran Langsung, Istilah lain yang juga sering digunakan untuk
model pembelajaran lngsung ini ialah Pengajaran Aktif
15
DAFTAR PUSTAKA
16