Anda di halaman 1dari 9

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dengan masing-masing
tingkatan self-efficacy dalam menyelesaikan masalah soal HOTS pada materi bangun
ruang sisi datar dengan menggunakan langkah pemecahan masalah menurut John
Dewey dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemampuan Siswa Dengan Self-Efficacy Tinggi dalam Menyelesaikan
Masalah Soal HOTS pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
Menggunakan Langkah Pemecahan Masalah Menurut John Dewey Adalah
Sebagai Berikut:
a. Mengenali/Menyajikan Masalah
Pada tahap mengenali/menyajikan masalah, siswa dengan self-efficacy
tinggi ketika dihadapkan pada permasalahan mampu mengidentifikasi semua
informasi dengan baik, yaitu menjelaskan gagasannya mengenai yang
dipermasalahkan pada soal dengan membayangkan pada situasi nyata,
menentukan data-data yang tersurat maupun tersirat, dan mengidentifikasi
pertanyaan yang ditanyakan.
b. Mendefinisikan Masalah
Pada tahap mendefinisikan masalah, siswa dengan self-efficacy tinggi
mampu menentukan strategi pemecahan masalah yang tepat pada soal yang
ditanyakan. Mereka mampu menghubungkan konsep atau teori yang sudah
diperoleh, cenderung mampu menuliskan serta menjelaskan penyelesaian
dengan baik.

203
library.uns.ac.id 204
digilib.uns.ac.id

c. Mengembangkan Solusi Lain yang Mungkin


Pada tahap mengembangkan solusi lain yang mungkin, siswa dengan self-
efficacy tinggi mampu mengembangkan/menggunakan strategi yang belum
pernah dilakukan dan menjelaskan langkah penyelesaiannya. Mereka mampu
menuliskan serta menjelaskan penyelesaiannya dengan baik.
d. Menguji Beberapa Ide
Pada tahap menguji beberapa ide, siswa dengan self-efficacy tinggi mampu
menghitung dan mengerjakan soal yang diberikan dengan strategi yang telah
dirancang sebelumnya dengan benar. Meskipun pada saat wawancara ada
siswa dengan self-efficacy tinggi yaitu T1 yang menyadari adanya kesalahan
yang dilakukannya dalam pengubahan satuan, akan tetapi T1 mampu untuk
memperbaiki kesalahannya. Pola jawaban siswa dengan self-efficacy tinggi
memiliki langkah-langkah penyelesaian yang detail dan sistematis.
e. Memilih Hipotesis Terbaik
Pada tahap memilih hipotesis terbaik, siswa dengan self-efficacy tinggi
mampu menarik simpulan dengan benar dan mampu meneliti kembali
pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Mereka mampu memeriksa kembali
rencana dan perhitungan yang telah dilakukan.
2. Kemampuan Siswa Dengan Self-Efficacy Sedang dalam Menyelesaikan
Masalah Soal HOTS pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
Menggunakan Langkah Pemecahan Masalah Menurut John Dewey Adalah
Sebagai Berikut:
a. Mengenali/Menyajikan Masalah
Pada tahap mengenali/menyajikan masalah, siswa dengan self-efficacy
sedang ketika dihadapkan pada permasalahan mampu mengidentifikasi
informasi dengan baik, yaitu menjelaskan gagasannya mengenai yang
dipermasalahkan pada soal dengan membayangkan pada situasi nyata,
menentukan data-data yang tersurat maupun tersirat, dan mengidentifikasi
pertanyaan yang ditanyakan.
library.uns.ac.id 205
digilib.uns.ac.id

b. Mendefinisikan Masalah
Pada tahap mendefinisikan masalah, siswa dengan self-efficacy sedang
mampu menentukan strategi pemecahan masalah yang tepat pada soal yang
ditanyakan. Mereka mampu menghubungkan konsep atau teori yang sudah
diperoleh, cenderung mampu menuliskan serta menjelaskan penyelesaian
dengan baik.
c. Mengembangkan Solusi Lain yang Mungkin
Pada tahap mengembangkan solusi lain yang mungkin, siswa dengan self-
efficacy sedang kurang mampu dalam mengembangkan/menggunakan strategi
yang belum pernah dilakukan dan menjelaskan langkah penyelesaiannya. Hal
tersebut terlihat dari siswa dengan self-efficacy sedang yaitu S1 hanya mampu
mengembangkan solusi lain yang mungkin pada soal nomor 1 saja, sedangkan
S2 tidak mampu sama sekali mengembangkan solusi lain yang mungkin pada
soal nomor 1 maupun nomor 2.
d. Menguji Beberapa Ide
Pada tahap menguji beberapa ide, siswa dengan self-efficacy sedang
mampu menghitung dan mengerjakan soal yang diberikan dengan strategi yang
telah dirancang sebelumnya dengan benar. Namun pada soal nomor 2, siswa
dengan self-efficacy sedang salah dalam menentukan tinggi aquarium dan
kolam renang yang menyebabkan mereka salah dalam melakukan perhitungan
sehingga pada tahap ini hanya dipenuhi pada soal nomor 1 saja oleh siswa
dengan self-efficacy sedang.
e. Memilih Hipotesis Terbaik
Pada tahap memilih hipotesis terbaik, siswa dengan self-efficacy sedang
mampu menarik simpulan dengan benar dan mampu meneliti kembali
pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Namun pada soal nomor 2, mereka salah
dalam menentukan tinggi aquarium dan kolam renang yang menyebabkan
mereka salah dalam melakukan perhitungan sehingga mereka tidak mampu
menarik simpulan dengan benar pada soal nomor 2.
library.uns.ac.id 206
digilib.uns.ac.id

3. Kemampuan Siswa dengan Self-Efficacy Rendah dalam Menyelesaikan


Masalah Soal HOTS pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
Menggunakan Langkah Pemecahan Masalah Menurut John Dewey Adalah
Sebagai Berikut :
a. Mengenali/Menyajikan Masalah
Pada tahap mengenali/menyajikan masalah, siswa dengan self-efficacy
rendah memiliki perbedaan ketika dihadapkan pada permasalahan. Siswa
dengan self-efficacy rendah yaitu R1 tidak mampu mengidentifikasi informasi
dengan baik, yaitu menjelaskan gagasannya mengenai yang dipermasalahkan
pada soal dengan membayangkan pada situasi nyata, menentukan data-data
yang tersurat maupun tersirat, dan mengidentifikasi pertanyaan yang
ditanyakan. R1 tidak dapat menjelaskan secara rinci dan hanya menyebutkan
pertanyaan dari soal tersebut. Sebaliknya, siswa dengan self-efficacy rendah
yaitu R2 mampu mengidentifikasi informasi dengan baik, yaitu menjelaskan
gagasannya mengenai yang dipermasalahkan pada soal dengan membayangkan
pada situasi nyata, menentukan data-data yang tersurat maupun tersirat, dan
mengidentifikasi pertanyaan yang ditanyakan.
b. Mendefinisikan Masalah
Pada tahap mendefinisikan masalah, siswa dengan self-efficacy rendah
pada soal nomor 1 tidak mampu menentukan strategi pemecahan masalah yang
tepat pada soal yang ditanyakan. Mereka tidak mampu menghubungkan konsep
atau teori yang sudah diperoleh sehingga soal tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan baik oleh siswa dengan self-efficacy rendah. Berbeda dengan soal
nomor 1, pada soal nomor 2 siswa dengan self-efficacy rendah lebih mampu
mampu menentukan strategi pemecahan masalah yang tepat pada soal yang
ditanyakan. Meskipun pada akhirnya mereka salah dalam melakukan
perhitungan.
library.uns.ac.id 207
digilib.uns.ac.id

c. Mengembangkan Solusi Lain yang Mungkin


Pada tahap mengembangkan solusi lain yang mungkin, siswa dengan self-
efficacy rendah kurang mampu dalam mengembangkan/menggunakan strategi
yang belum pernah dilakukan dan menjelaskan langkah penyelesaiannya. Hal
tersebut terlihat dari siswa dengan self-efficacy rendah yaitu R1 tidak mampu
sama sekali mengembangkan solusi lain yang mungkin pada soal nomor 1 dan
nomor 2, sedangkan R2 hanya mampu mengembangkan solusi lain yang
mungkin pada soal nomor 1 saja. Akan tetapi, solusi lain yang digunakan R2
pada soal nomor 1 tersebut tidak tepat sehingga R2 salah dalam melakukan
perhitungan.
d. Menguji Beberapa Ide
Pada tahap menguji beberapa ide, siswa dengan self-efficacy rendah tidak
mampu menghitung dan mengerjakan soal yang diberikan dengan strategi yang
telah dirancang sebelumnya dengan benar. Pada soal nomor 1, mereka salah
dalam menentukan rumus yang digunakan untuk mengerjakan soal tersebut,
sedangkan pada soal nomor 2 mereka salah dalam melakukan perhitungan
sehingga mereka tidak dapat memperoleh jawaban yang benar pada soal nomor
1 maupun nomor 2.
e. Memilih Hipotesis Terbaik
Pada tahap memilih hipotesis terbaik, siswa dengan self-efficacy rendah
tidak mampu menarik simpulan dengan benar dan tidak mampu meneliti
kembali pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Mereka kurang mampu
melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap perhitungan yang telah
dilakukan.
library.uns.ac.id 208
digilib.uns.ac.id

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan siswa dengan masing-masing
tingkatan self-efficacy dalam menyelesaikan masalah soal HOTS pada materi bangun
ruang sisi datar dengan menggunakan langkah pemecahan masalah menurut John
Dewey dapat ditemukan implikasi baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan pada hasil penelitian ini, siswa pada masing-masing tingkatan
self-efficacy memiliki perbedaan dalam pencapaian indikator kemampuan
pemecahan masalah soal HOTS dan pola jawaban yang diberikan dalam
menyelesaikan soal HOTS. Semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki siswa
maka akan semakin baik kemampuan pemecahan masalah yang dimilikinya.
Hal tersebut sejalan dengan karakteristik siswa dengan kategori self-efficacy
tinggi mampu menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif, yakin
terhadap kesuksesan dalam menghadapi masalah atau rintangan yang sulit,
masalah dipandang sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi bukan untuk
dihindari menyebabkan mereka memiliki kemampuan pemecahan masalah
yang sangat baik. Sebaliknya, karakteristik siswa dengan kategori self-efficacy
rendah tidak yakin bisa menghadapi masalahnya, menghindari masalah (soal)
yang sulit, dan cepat menyerah ketika menghadapi masalah serta ragu terhadap
kemampuan yang dimiliki menyebabkan mereka memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang kurang baik.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada guru
mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dengan self-efficacy tinggi,
sedang, dan rendah khususnya pada soal HOTS materi bangun ruang sisi datar.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai bahan evaluasi
pembelajaran untuk menemukan desain pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,
memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuannya, dan
library.uns.ac.id 209
digilib.uns.ac.id

juga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang


dimiliki siswa. Guru dapat memilih desain pembelajaran yang sesuai dengan
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
salah satunya adalah self-efficacy siswa. Siswa yang memiliki self-efficacy
sedang dan rendah kurang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri dan cepat
menyerah dalam memecahkan suatu masalah sehingga siswa tersebut memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang kurang baik. Dengan desain
pembelajaran yang tepat self-efficacy siswa dapat ditingkatkan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satunya adalah
yaitu dengan menggunakan desain pembelajaran learning cycle 5E. Learning
cycle 5E merupakan salah satu desain pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri (konstruktivisme). Selain itu,
dalam model pembelajaran learning cycle 5E terdapat kegiatan yang dapat
membangkitkan keyakinan dan minat belajar siswa (engagement),
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi secara aktif dalam
kelompok kecil dan membangun pengetahuannya (exploration), memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang
mereka peroleh dari hasil diskusi (explanation), mengaplikasikan konsep yang
mereka dapatkan dengan mengerjakan soal latihan secara berkelompok
(exploration), dan adanya evaluasi akhir untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation).
Selain itu, guru juga dapat memberikan variasi soal HOTS secara bertahap
sehingga membuka ide siswa untuk dapat mengerjakannya dan terlatih dalam
mengembangkan atau menggunakan strategi yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
library.uns.ac.id 210
digilib.uns.ac.id

C. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian tentang kemampuan siswa dengan masing-
masing tingkatan self-efficacy dalam menyelesaikan masalah soal HOTS pada materi
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan langkah pemecahan masalah menurut
John Dewey, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Guru
a. Siswa dengan self-efficacy sedang dan rendah kurang mampu dalam
mengembangkan/menggunakan strategi yang belum pernah dilakukan dan
menjelaskan langkah penyelesaiannya. Guru sebaiknya dapat
membiasakan siswa untuk berlatih mengerjakan soal HOTS dengan
berbagai variasi soal. Hal ini di maksudkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam merencanakan dan mengerjakan kembali soal
tersebut dengan strategi/cara lain yang berbeda.
b. Siswa dengan self-efficacy rendah tidak mampu dalam menghitung dan
mengerjakan dengan benar soal yang diberikan menggunakan strategi yang
telah dirancang sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kesalahan siswa
dalam memahami soal dan tidak mengetahui kecukupan informasi soal.
Guru sebaiknya menekankan kembali pada siswa pentingnya membaca
soal dan memahami apa yang diminta soal.
c. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
memiliki tingkatan self-efficacy sedang maupun rendah. Guru sebaiknya
dapat meningkatkan self-efficacy yang dimiliki siswa pada tingkatan
tersebut dengan cara menyusun desain pembelajaran yang sesuai. Salah
satunya adalah yaitu dengan menggunakan desain pembelajaran learning
cycle 5E. Learning cycle 5E merupakan salah satu desain pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri
(konstruktivisme). Selain itu, dalam model pembelajaran learning cycle 5E
terdapat kegiatan yang dapat membangkitkan keyakinan dan minat belajar
siswa (engagement), memberikan kesempatan kepada siswa untuk
library.uns.ac.id 211
digilib.uns.ac.id

berdiskusi secara aktif dalam kelompok kecil dan membangun


pengetahuannya (exploration), memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang mereka peroleh dari hasil
diskusi (explanation), mengaplikasikan konsep yang mereka dapatkan
dengan mengerjakan soal latihan secara berkelompok (exploration), dan
adanya evaluasi akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation). Selain itu,
pemberian pengalaman awal yaitu pengalaman bisa dalam mengerjakan
soal matematika sangatlah penting. Hal tersebut dapat dilakukan guru
dengan memberikan soal secara bertahap sesuai dengan tingkatan soal.
Pengalaman awal keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal matematika
akan meningkatkan self-efficacy mereka.
2. Siswa
a. Siswa sebaiknya memperbanyak latihan soal HOTS yang bervariasi
berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar sehingga siswa memiliki
ide yang beragam dalam menyelesaikan soal HOTS.
b. Siswa sebaiknya teliti dalam mengerjakan latihan-latihan soal HOTS dan
mengecek kembali jawaban yang diperoleh sehingga siswa dapat
mengerjakan menggunakan strategi yang mereka pilih dengan benar.
3. Peneliti Lain
Bagi peneliti lain dapat mencoba melakukan penelitian mengenai kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah soal HOTS dengan tahapan pemecahan
masalah menurut Krulik dan Rudnick. Tahapan pemecahan masalah menurut
Krulik dan Rudnick yaitu, Read, Eksplore, Select strategy, Solve, Review and
extand. Selain itu, peneliti juga bisa mengembangkan pada materi lain atau
menggunakan tinjauan lain contohnya gaya berpikir atau gaya belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai