Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992
(dalam Muslimin, 2000 : 25). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa
untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Number Head Together adalah suatu Modelpembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas
siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006 : 12). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk
1992 (dalam Lie, 2008:35). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Numbered Head Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan angka yang
diletakkan diatas kepala dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengeksplor aktifitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas. Strategi ini pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dalam Suprijono
(2009:92)
Dalam Triyanto (2007:62) Numbered head together atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
Menurut Arends (2008:15) pembelajaran kooperatif tipe numbered head together ini menggunakan
pendekatan struktural yang telah dikembangkan oleh spencer kagan (1992), yang menekankan penggunaan
struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa yang dimaksudkan sebagai
alternatif untuk struktur kelas tradisional, seperti resitasi, yaitu guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan dipanggil namanya. Struktur Kagan
mengharuskan siswa untuk bekerja secara interindependen (saling bergantung) dikelompok-kelompok kecil
dan ditandai oleh reward kooperatif dan bukan reward individual.
1. Hasil belajar akademik stuktural: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial: Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
Pembentukan kelompok;
Diskusi masalah;
Tukar jawaban antar kelompok
1. Penomoran (Numbering): guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 4 hingga 6 siswa dan member nomor sehingga tiap siswa dalam tim memiliki nomor
berbeda,
2. Pengajuan Pertanyaan (Quenstioning): guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa,
3. Berfikir Bersama (Head Together): para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut,
4. Pemberian Jawaban (Answering): guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor,
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya dan mengetahui jawabannya,
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama
mereka,
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain,
6. Kesimpulan
Menurut Ibrahim (2000: 29) langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together adalah:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP),
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi
nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang
utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan
kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari.
Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan
oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi
yang disajikan.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:29),
dengan tiga langkah yaitu :
1. Pembentukan kelompok;
2. Diskusi masalah
3. Tukar jawaban antar kelompok
Sintaks dalam pembelajaran NHT
Menurut Kagen dalam Arends (2008:16) guru menggunakan empat fase sebagai sintaks NHT sebagai
berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP),
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi
nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan
belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam
menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari.
Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan
oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi
yang disajikan.
Menurut Slavin (2008:256) pembelajaran menomori bersama sangat baik untuk menambahkan tanggung
jawab individual kepada diskusi kelompok, karena sebelumnya tidak diberi tahu siapa akan mewakili
kelompok dalam mengemukakan jawaban sehingga setiap siswa menjadi lebih fokus.
Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) mengemukakan, Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah:
Menurut Hill dalam Trianto (2007) menyebutkan bahwa kelebihan belajar kooperatif dengan metode
struktural model NHT adalah:
Namun setiap model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan kelebihan, kekurangan model
pembelajaran NHT sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu membutuhkan
kemampuan yang khusus dalam melakukan atau menerapkannya.
2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh guru.
3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang
pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta
membutuhkan waktu khusus.
Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah Number Head Together (NHT). Teknik Belajar
atau model pembelajaran Number head together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model
ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan peserta didik.
Menurut Muslimin (2000) mengemukakan bahwa: “Pengertian Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk
tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor
yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja dalam kelompok, presentasi kelompok dengan
nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat
skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward”.
Menurut Kagan (2007) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini secara
tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta
berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Menurut Anita Lie (2007) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah
suatu tipe dari pembelajaran kooperatif pendekatan structural yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Pengertian Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menurut Trianto (2007)
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Sedangkan menurut Ahmad Zuhdi (2010) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Menurut Anita Lie (2002) prosedur Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
adalah saat pemanggilan siswa untuk menjawab atau melakukan sesuatu yang dIpanggil adalah nomor
kepala dari salah satu kelompok secara acak. Hal ini akan menyebabkan semua siswa harus siap. Dan
penghargaan diberikan jika jawaban benar untuk nilai kelompok. Teknik ini memberikan kesempatan
kepada semua siswa dalam kelompok untuk saling memberikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat, mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Menurut Bobbi De Porter (2001) siswa akan belajar paling baik dalam lingkungan kerja sama. Belajar
yang menekankan pada kerja sama diantara sesama siswa dalam suatu komunikasi belajar dapat lebih
menggairahkan.
Menurut Ibrahim (2000:28) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
memiliki unsur-unsur model belajar mengajar yaitu:
a. Sintaks
Adapun Sintak atau Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah
sebagai berikut
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan berisi tettang persiapan antara lain:
a) Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Guru melakukan apersepsi
d) Guru memberikan motivasi pada siswa
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti adalah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Fase 1 : Penomoran Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan : Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada
siswa. Dalam hal ini guru memberikan pertanyan berupa lembar kerja siswa (LKS menggunakan
Mcromedia Flash).
Fase 3 : Berfikir bersama Berpikir bersama : Siswa berfikir bersama menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban pertanyaan yang berupa LKS dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Fase 4 : Menjawab Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan di depan kelas.
3. Penutup Penutup merupakan tahap evaluasi.
a) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.
b) Siswa diberi PR dari buku paket atau buku panduan lain.
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Ahmad Zuhdi (2010:65) kelebihan Model
Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) : 1) Setiap siswa menjadi siap semua, 2)
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai. Sedangkan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) :
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2) Tidak semua anggota kelompok
dipanggil oleh guru.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran numbered head together (NHT) pada dasarnya
merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang
siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
kelompoknya tersebut.
Number head together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa
dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan
di depan kelas (Rahayu, 2006).
Sedangkan menurut Trianto, (2011:62) Pembelajaran numbered head together (NHT) atau penomeran
berpikir bersama adalah jenis pembelajarankooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Berbeda dengan Trianto,Anggraini (2012:21) menerangkan pembelajaran ini mempunyai karakteristik
utama yaitu guru menunjuk satu siswa untuk mewakili kelompok, sebelumnya guru tidak memberi tahu
siapa yang akan mewakili kelompok.
Sedangkan Huda (2011: 3) menyatakan bahwa model NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan dapat meningkatkan
kerjasama siswa.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran numbered headtogether (NHT) terhadap siswa yang hasil
belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih
besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih
mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi.
Menurut Ibrahim (dalam Hobri 2009:62) ada empat sintak yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran
numbered head together (NHT) yaitu :
1.Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap
siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
2.Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran
tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang
spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
3.Berpikir bersama
Setiap kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawabannya.
4.Menjawab pertanyaan
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomor-nya sama melaporkan hasil kerjasama
kelompoknya untuk seluruh kelas. Pada sesi ini siswa tidak diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota
kelompoknya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi ketika diskusi.
Apa saja kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa
model NHT memiliki kelebihan diataranya:
Referensi
Bobbi DePorter, Mark Raerdon, Sarah S. Nourie. (2001). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Indrawati. (2007). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : PPPPTK IPA.
Lie, Anita (2009). Cooperatif Learning: Mempraktikan Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang
Kelas.Jakarta:Grasindo
Popy K, Devi, (2007). Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung : PPPPTK IPA.
Paulina Panen. 2004. Belajar dan Pembelajaran I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.
Ibrahim. H. M., Rachmadiarti, F., Nur, M., & Ismono. (2000) Pembelajaran kooperatif. Surabaya:
University Press.
Trianto. (2007) Pembelajaran Inofatif. Jakarta:Prestasi Pustaka
Zuhdi, Ahmad.( 2010)Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher.