Anda di halaman 1dari 14

TBP Kelompok 14:

1. Resti Novika (1613022020)


2. Septina Sri Haryanti (1613022018)

A. Jawaban dari Pertanyaan pada Buku


1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Kooperatif?
Pembelajaran kooperatif atau sistem pembelajaran gotong-royong merupakan
sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang
tersetruktur untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Apa ciri-ciri model pembelajaran Kooperatif?


Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut.
a. Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
dan jenis kelamin berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

3. Apa tujuan penting dari model pembelajaran Kooperatif?


Tujuan pembelajaran penting dalam model pembelajaran kooperatif, antara
lain:
a. Hasil belajar akademik yang baik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kelompok.
c. Pengembangan keterampilan sosial.

4. Apa pengertian dari model pembelajaran Kooperati tipe Think-Pair-Share?


Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang mempu mengubah asumsi bahwa
metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok
secara keseluruhan. Dalam pembelajaran TPS peserta didik dapat
berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi
informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan
pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.

5. Apa saja langlah-langkah model pembelajaran cooperative tipe Think-Pair-


Share?
Langlah-langkah model pembelajaran cooperative tipe Think-Pair-Share yaitu
sebagai berikut:
a. Thik (berpikir secara individu)
Pada tahap think, siswa diminta untuk berpikir secara mandiri mengenai
pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahap ini, siswa sebaiknya
menuliskan jawaban mereka. Hal ini karena guru tidak dapat membantu
semua jawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat
mengetahui jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan diakhir
pembelajaran. Dalam menentukan batasan waktu untuk tahapan ini, guru
harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk menjawab
pertanyan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan.
b. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)
Langkah kedua adalah agar siswa berpasangan dengan teman
sebangkunya sehingga dapat saling bertukar pikiran. Setiap pasangan
siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya
sehingga hasil akhir yang didapat menjadi setingkat lebih baik. Karena
siswa mendapat tambahan informasi dan metodologi pemecahan masalah
yang lain. Pada tahap ini, tidaklah diharuskan bahwa ada dua orang siswa
untuk setiap pasangan. Langkah ini dapat berkembang dengan meminta
pasangan lain untuk membentuk kelompok berempat dengan tujuan
memperkaya pemikiran mereka sebelum berbagi dengan kelompok yang
lebih besar (kelas).
c. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
Dalam tahap ini, setiap pasangan berbagi hasil pemikiran mereka dengan
pasangan lain atau dengan seluruh kelas. Langkah ini merupakan
penyempurna sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini menolong agar
semua kelompok berakhir pada titik yang sama. Kelompok yang belum
menyelesaikan permasalahanva diharapkan menjadi lebih memahami
pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok
yang lain. Hal ini juga agar siswa benar-benar mengerti ketika guru
memberikan koreksi maupun penguatan diakhir pembelajaran.

6. Bagaimana Sintaks model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair- share?


Sintaks model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap 1 Pendahuluan Guru menjelaskan aturan main dan
batasan waktu untuk setiap kegiatan.
Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah, guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
Tahap 2 Think Guru menggali pengetahuan awal siswa
melalui kegiatan demonstrasi. Guru
memberikan lembar j kerja siswa (LKS).
Tahap 3 Pair Siswa dikelompokan dengan teman
sebangkunya, siswa berdiskusi dengan
pasanganya mengenai jawaban tugas yang
telah dikerjakan.
Tahap 4 Share Satu pasang siswa dipanggil secara acak
untuk berbagi pendapat kepada seluruh
siswa dikelas dengan dipandu oleh guru.
Siswa dinilai secara individu dan
Tahap 5 Penghargaan kelompok.

7. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-


Share?
Peran guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
adalah sebagai berikut.
a. Langkah 1. Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri.
b. Langkah 2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dengan berdiskusi dengan
peserta didik lain untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh.
Secara normal guru memberi tidak lebih dari 4 atau 5 menit berpasangan.
c. Langkah 3. Sharing (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar
sebagian.

8. Apa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share?


Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share adalah
sebagai berikut.
a. Proses kegiatan belajar mengamar tidak bergantung pada guru. Dengan
demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif sehingga diharapkan
dapat membutuhkan kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dan beberapa sumber, dan dapat saling bertukar
informasi antar peserta didik.
b. Memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan
saling membantu satu sama lain.
c. Peserta didik dapat memiliki kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-
ide orang lain.

9. Apa kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- hare?


Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
sebagai berikut.
a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktititas.
b. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan
yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang
terbuang.
c. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.

10. Apa manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share?


Manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
sebagai berikut.
a. Para peserta didik menggunkan waktu yang lebih banyak untuk
mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika
mereka terlibat dalam kegiatan think-pair-share lebih banyak peserta
didik yang mengangkat tangan mareka untuk menjawab setelah berlatih
dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih
seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin
menjadi lebih baik.
b. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
berpikir ketika menggunakan think-pair-share. Mereka dapat
berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi
peserta didik, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.
B. Jawaban dari Pertanyaan Diskusi
1. Rita Sundari (1613022044)
Seperti apa kriteria ruang kelas untuk pembelajaran TPS?
Jawab:
Kriteria ruang kelas untuk pembelajaran TPS yang paling utama adalah harus
luas, hal ini untuk mempermudah saat pembagian kelompok, yaitu dalam satu
bangku terdiri dari dua kursi karena dalam satu kelompok terdri dari dua orang
siswa. Ruang kelas yang harus luas ini juga berguna untuk mempermudah guru
saat berkeliling memantau setiap kelompok saat pembelajaran berlangsung.
Secara lebih spesifik tentu saja ruang kelas harus terdiri dari kursi dan meja
guru, kursi dan meja siswa, papan tulis, fentilasi udara, dan lain sebagainya.

2. Miftahul Hasanah (1613022028)


Bagaimana perencanaan yang dibuat oleh guru agar meminimalkan waktu yang
terbuang?
Jawab:
Perencanaan yang dibuat oleh guru agar meminimalkan waktu yang terbuang
yaitu guru harus benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan,
mengerti cara-cara pelaksanaan metode yang hendak digunakan, menyiapkan
semua hal yang diperlukan dalam pembelajaran baik berupa alat demonstrasi
maupun LKPD, dan menyiapkan ruang kelas dengan penyusunan bangku yang
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan yaitu terdiri dari kursi yang berpasang-
pasangan dalam satu bangku. Selain itu guru harus berpegang pada silabus
yang berisi susunan pembelajan yang akan disampaikan kepada siswa dan
berisi alokasi waktu pada masing-masing kegiatan pembelajaran, sehingga
dengan adanya alokasi waktu tersebut, guru dapat mengatur waktu dengan
sebaik mungkin agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif.

3. Syaiful Wibowo (1653022004)


Apakah pembelajran akan terkendala dengan adanya waktu yang lebih banyak
untuk berfikir?
Jawab:
Tidak, karena guru dapat mengondisikan siswanya ataupun kelasnya, yaitu
dengan menggunakan strategi pembelajaran dan berpegang pada silabus yang
berisi susunan pembelajan yang akan disampaikan kepada siswa dan berisi
alokasi waktu pada masing-masing kegiatan pembelajaran, sehingga dengan
adanya alokasi waktu tersebut, guru dapat mengatur waktu dengan sebaik
mungkin agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif.

4. Murni (1613022002)
Bagaimana pengaruh meodel pembelajran TPS terhadap 3 aspek pembelajaran?
Jawab:
Pengaruh pembelajaran TPS terhadap aspek afektif yaitu meningkatkan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, meningkatkan
partisipasi/kerja sama siswa, meningkatkan kejujuran, dan menghargai
pendapat teman.
Pengaruh pembelajaran TPS terhadap aspek psikomotorik yaitu siswa menjadi
lebih terampil dalam menuliskan jawaban pada buku catatan maupun pada
papan tulis, siswa lebih terampil dalam berbicara dihadapan banyak orang saat
mempresentasikan hasil diskusi, dan terampil dalam mengemukakan ide atau
gagasannya.
Pengaruh pembelajaran TPS terhadap aspek kognitif yaitu meningkatkan daya
ingat siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru melalui demonstrasi
maupun tentang materi yang ditulis dan didiskusikan, meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

5. Fitri Fauziah (1613022040)


Apa saja hambatan dari pembelajaran ini jika dilihat dari segi siswa?
Jawab:
Hambatan dari pembelajaran ini jika dilihat dari segi siswa yaitu siswa kurang
memiliki sikap toleransi atau penerimaan terhadap perbedaan indivdu, siswa
tidak mampu bersosialisasi dengan baik, kurangnya pengetahuan awal siswa,
siswa kurang aktif atau pasif saat kegiatan diskusi berlangsung, dan kesulitan
dalam memahami apa yang didemonstrasikan oleh guru, sehingga kesulitan
dalam menjawap pertanyaan yang diajukan oleh guru.

6. Bizry Cahya Divia (1613022004)


Apa maksud dari penghargaan lebih berorientasi pada kelompok? Apa saja
peran guru dalam model pembelajaran TPS?
Jawab:
Dalam pembelajaran TPS, kegiatan pembelajaran dilakukan secara
berkelompok, sehingga pada akhir pembelajarn guru memberikan penilaian
kelompok dari hasil diskusi maupun dari hasil presentasi, yang mana penilaian
ini adalah sama untuk setiapanggota kelompok.
Peran guru dalam pembelajaran TPS adalah sebagai berikut:
a. Langkah 1. Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri.
b. Langkah 2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dengan berdiskusi dengan
peserta didik lain untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh.
Secara normal guru memberi tidak lebih dari 4 atau 5 menit berpasangan.
c. Langkah 3. Sharing (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar
sebagian.

7. Rara Nurwidayanti (1613022026)


Apa maksud dari peserta didik harus menuliskan jawaban mereka (halaman
190)? Mengapa hal ini termasuk dalam hal yang harus dilakukan dalam
pembelajaran TPS?
Maksud dari peserta didik harus menuliskan jawaban mereka adalah peserta
didik maju ke depan kelas kemudian menuliskan jawaban mereka ke papan
tulis bersamaan dengan kegiatan diskusi atau berbagi materi yang telah
dibicarakan. Hal ini termasuk dalam hal yang harus dilakukan dalam
pembelajaran TPS karena dapat meningkatkan pemahaman siswa saat materi
dituliskan, terutama bagi siswa dengan gaya belajar visual yang akan lebih
faham dengan materi yang dituliskan.
8. Fitriyani (1613022008)
Bagaimana upaya guru untuk meyakinkan siswa bahwa hasil belajar
berkelompok adalah lebih baik?
Upaya guru untuk meyakinkan siswa bahwa hasil belajar berkelompok adalah
lebih baik yaitu dengan cara memotivasi siswa bahwa dengan adanya
pembelajaran bekelompok ini akan memudahkan siswa dalam memecahkan
masalah karena dilakukan secara bersama-sama dengan menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari.
Selain itu, pembelajaran berkelompok ini akan meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, karena siswa
termotifasi oleh siswa lain dalam satu kelompok, kemudian pembelajaran
kelompok juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan
tugas, meningkatkan partisipasi/kerja sama siswa, meningkatkan kejujuran, dan
menghargai pendapat teman.

9. Anggun Wulandari (1613022016)


Bagaimana cara penerapan pembelajaran TPS dalam pelajaran Fisika?
Penerapan pembelajaran TPS dalam pelajaran Fisika, misalkan pada materi
Getaran Selaras. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap 1 Pendahuluan Guru menjelaskan aturan main dan
batasan waktu untuk setiap kegiatan.
Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah, guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
Tahap 2 Think Guru menggali pengetahuan awal siswa
melalui kegiatan demonstrasi, yaitu
dengan memperagakan getaran selaras
pada bandul, kemudian memberikan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
demonstrasi yang dilakukan, misalnya
mengenai faktor yang mempengaruhi
periode getaran dengan mengubah-ubah
simpangan, massa, maupun panjang tali,
sehingga siswa dapat menjawab
pertanyaan guru berdasarkan analisis
siswa terhadap demonstrasi yang
dilakukan guru. Kemudian guru
memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Tahap 3 Pair Siswa dikelompokan dengan teman
sebangkunya, siswa berdiskusi dengan
pasanganya mengenai jawaban tugas yang
telah dikerjakan.
Tahap 4 Share Satu pasang siswa dipanggil secara acak
untuk berbagi pendapat atau presentasi
kepada seluruh siswa dikelas mengenai
hasil jawabannya pada LKS dengan
dipandu oleh guru.
Siswa dinilai secara individu berdasarkan
jawaban mereka terhadap pertanyaan saat
guru melakukan demonstrasi dan dinilai
secara kelompok berdasarkan kegiatan
Tahap 5 Penghargaan diskusi dan presentasi.

10. Dina Saputri (1613022048)


Apa saja alasan penggunaan model pembelajaran TPS?
Alasan penggunaan model pembelajaran TPS yaitu sebagai berikut:
1. TPS membantu menstrukturkan diskusi (menyusun diskusi dengan pola
tertentu).
2. TPS meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya
informasi yang dapat diingat siswa.
3. TPS meningkatkan lamanya “Time On Task” (waktu pengerjaan
permasalahan) dalam kelas dan kualitas kontribusi dalam diskusi kelas.
4. Siswa dapat meningkatkan kecakapan sosial hidup mereka, kecakapan
siswa selama proses pembelajaran yang diamati meliputi: bertanya,
kemampuan bekerja sama dalam kelompok, menyampaikan ide atau
pendapat, dan menjadi pendengar yang baik.

11. Isna Istikomah (1613022014)


Hal apa yang mendasari dalam penentuan kelompok?
Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah yang dapat terlihat pada tahap think, saat guru melakukan
demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Bilamana mungkin, anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda. Oleh
karena itu pada tahap pair, guru membagi siswa yang duduk dalam satu bangku
adalah siswa yang heterogen, begitu pula saat satu pasang kelompok bergabung
dengan kelompok lain juga harus secara heterogen.

12. Merry Laraswati (1613022024)


Bagaimana pembagian kelompok supaya heterogen jika satu bangku terdiri
dari siswa dengan kemampuan yang sama?
Saat awal pembelajaran siswa masih dalam kelompok besar yaitu satu kelas,
kemudian barulah guru mengatur siswa untuk duduk secara berpasangan, pada
saat inilah guru memilih siswa dalam satu kelompok ini secara heterogen yaitu
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang dapat terlihat pada tahap
think, saat guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa
dan jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis
kelamin berbeda.

13. Hesta Anggia Sari (1613022034)


Apa keunikan yang mencirikan tipe pembelajaran TPS dengan pembelajaran
lain?
Keunikan dari pembelajaran TPS ini terletak pada tiaptahapannya, yaitu pada
tahap think, guru melakukan demonstrasi untuk mengetahui konsepsi awal
siswa dan siswa mengamati dan menganalisis apa yang didemonstrasikan oleh
guru sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru berenaan dengan apa yang didemonstrasikannya. Pada tahap pair juga
terdapat keunikan yaitu siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya
sehingga satu kelompok terdiri dari dua orang, dan kemudian dapat bergabung
dengan satu atau dua pasang lain agar terbentuk kelompok dengan anggota 4
sampai 6 siswa. Hal ini berbeda dengan pembagian kelompok pada umunya
yang dilakukan secara langsung pada awal pembentukan kelompok. Kemudian
pada tahap share siswa dapat mempresentasikan jawaban secara kelompok
maupun individu, lalu pada tahap penilaian guru dapat menilai secara individu
berdasarkan jawaban dari kegiatan demonstrasi dan dapat menilai secara
kelompok berdasarkan hasil diskusi dan presentasi.

14. Wenni Sintia (1653022006)


Apa saja keterampilan sosial dalam proses pembelajaran TPS? Teori belajar
apa yang melandasi embelajaran TPS?
Keterampilan sosial dalam proses pembelajaran tipe TPS antara lain sebagai
berikut:
1. Aspek bertanya
Aspek bertanya meliputi keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya
kepada teman dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang
dimengerti serta bertanya saat diskusi kelas.
2. Aspek menyampaikan ide atau pendapat
Meliputi keterampilan siswa menyampaikan pendapat saat diskusi
kelompok dan berpendapat (memberikan tanggapan atau sanggahan) saat
kelompok lain presentasi.
3. Keterampilan sosial aspek bekerjasama
Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerjasama meliputi
keterampilan sosial siswa dalam hal bekerjasama dengan teman dalam satu
kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
4. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik yaitu
keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain saat
sedang presentasi maupun saat teman dari kelompok lain berpendapat.
Teori yang melandasi penerapan pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share
adalah teori konstruktivisme. Konstruktivis lahir dari gagasan Piaget dan
Vygotsky yang keduanya menekankan adanya hakekat sosial dalam belajar di
samping penekanan utama pada perubahan kognitif yang hanya terjadi jika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru (Slavin
dalam Nur dan Wikandari, 1998: 3).

Menurut teori konstruktivisme, siswa sebagai pemain dan guru sebagai


fasilitator. Guru mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara
optimal. Siswa belajar bukanlah menerima paket-paket konsep yang sudah
dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Bagian
terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses
pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan kemampuan mereka,
bukan guru atau orang lain. Mereka harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya.

15. Abu 52
Sebaiknya pada jenjang apa pembelajaran TPS ini diterapkan dan apa
alasannya?
Pembelajaran TPS sebaiknya diterapkan pada jenjang Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas, karena pada jenjang ini siswa sudah
berkembang dari segi emosionalnya untuk dapat bekerja sama dengan baik
bersama teman-temannya. Pada masa ini juga rasa tanggung jawab siswa sudah
meningkat jika dibanding siswa di sekolah dasar. Pada Sekolah Dasar
pembelajarn ini kurang baik jika diterapkan karena pada jenjang SD mayoritas
siswanya masih cenderung ingin bermain-main sehingga sulit untuk
dikondisikan, mereka juga belum memiliki rasa tanggungjawab dan rasa ingin
bekerja sama yang baik serta masih memiliki sifat egois yang tinggi. Oleh
karenanya strategi ini lebih baik mulai diterapkan pada Sekolah Menengah
Pertama.
16. Intan 46
Apa saja langkah-langkah guru dalam mengarahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan pada tahap think?
Langkah-langkah guru dalam mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan
pada tahap think yaitu dengan memberikan pancingan-pancingan berupa
pertanyaan dari kegiatan yang didemonstrasikan yang mudah untuk dianalisis
siswa dengan cara melihatnya. Misalkan guru memberi pertanyaan mengenai
faktor yang mempengaruhi periode getaran. Agar siswa dapat menjawab
pertanyaan tersebut, guru melakukan kegiatan yang dapat mengarahkan siswa
untuk dapat menjawab yaitu dengan mengubah besarnya simpangan,
mengubah massa, maupun mengubah panjang tali, lalu siswa diminta untuk
mengamati waktu yang diperlukan bandul untuk melakukan satu getaran,
sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan guru berdasarkan analisis terhadap
demonstrasi yang dilakukan guru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai