Anda di halaman 1dari 31

BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM KURIKULUM 2013

Menurut Soekamto maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual


yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini
berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang pada dasarnya untuk
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami dan menguasai suatu pengetahuan atau
pelajaran tertentu. Pengembangan model pembelajaran sangat tergantung dari karakteristik
mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada siswa sehingga tidak ada model
pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai model pembelajaran yang paling baik. Semua
tergantung situasi dan kondisinya.

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model yang akan
digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran
tersebut. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau


pengembangnya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai
Berikut berbagai model pembelajaran inovatif yang bisa dipakai dalam melaksanakan
pembelajaran yang bermutut sesuai dengan kurikulum 2013, diantaranya :

1. ACTIVE DEBATE (DEBAT AKTIF)


Model pembelajaran debat merupakan kegiatan adu pendapat atau argumentasi
antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam
mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Debat aktif bisa
menjadi sebuah model pembelajaran berharga yang dapat mendorong
pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik bisa aktif
mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan masing-
masing. Hal ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap siswa
di dalam kelas. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan
siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.
Langkah-Langkah
1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok debat, yang satu pro
dan yang lainnya kontra dengan duduk berhadapan antarkelompok.
2. Guru memberikan materi untuk dibaca dan kemudian akan
diperdebatkan oleh kedua kelompok .
3. Setelah membaca materi, guru menunjuk salah satu
anggotakelompok pro untuk berbicara. Kemudian, setelah selesai
ditanggapi oleh kelompok kontra, begitu seterusnya.
4. Ide-ide dari setiap pendapat atau pembicaraan ditulis di papan
pendapat sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapakan.
5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkapkan.
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
7. Proses penilaian dalam model pembelajaran ini adalah berdasarkan
pengamatan guru pada aktivitas siswa.

Kelebihan

1. Memacu siswa aktif dalam pembelajaran


2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara baik
3. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat disertai alasannya.
4. Mengajarkan siswa cara menghargai pendapat orang lain
5. Tidak membutuhkan banyak media

Kekurangan

1. Tidak bisa digunakan untuk semua mata pelajaran


2. Pelajaran kurang menarik (cukup monoton) karena hanya adu
pendapat dan tidak menggunakan media.
3. Membutuhkan waktu yang cukkup lama karena siswaa harus
memahami materi terlebih dahulu sebelum melakukan debat
4. Siswa menjadi takut dan tertekan karena harus bisa berkomunikasi
secara langsung untuk mengungkapkan pendapatnya.
2. ARTIKULASI
Model pembelajaran artikulasi sebagai model pembelajaran yang menekankan
pada kemampuan siswa untuk pandai berbicara atau menggunakan kata-kata
dengan jelas, pengetahuan dan cara berpikir dalam penyampaian kembali
materi yang telah disampaikan oleh guru. Model pembelajaran ini menuntut
siswa aktif dalam pembelajaran di mana siswa dibentuk menjadi kelompok
kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas
mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.
Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam pembelajaran ini.
Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang.
4. Guru menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendegarkan
sambil membuat catatan kecil, kemudian bergantian peran. Begitu
juga kelompok lainnya.
5. Siswa ditugaskan secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya
sampai sebagaian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup
Kelebihan

1. Semua siswa terlibat (mendapat peran).


2. Melatih kesiapan siswa.
3. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
4. Cocok untuk tugas sederhana..
5. Interaksi lebih mudah.
6. Lebih mudah dan cepat membentuknya.
7. Meningkatkan partisipasi anak.

Kelemahan

1. Hanya bisa diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.


2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
3. Materi yang didapat sedikit.
4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
5. Lebih sedikit ide yang muncul.
3. AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR)
Belajar bermodel auditory, yaitu belajar mengutamakan berbicara dan
mendengarkan. Menurut Erman Suherman auditory bermakna bahwa belajar
haruslah melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi.
Menurut Dave Meier intellectualy menunjukkan apa yang dilakukan
pembelajaran dalam pemikiran suatu pengalaman dan menciptakan hubungan
makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Intellectualy juga
bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (mind-on) ,
haruslah dengan konsentrasi pikiran berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
mengonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Menurut Erman Suherman repetition merupakan pengulangan, dengan tujuan
memperdalam dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui
pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis.
Langkah-Langkah
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, terdiri dari4-5 anggota.
2. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.
3. Setiap kelompok mendiskusikan tentang materi yang mereka
pelajari dan menuliskan hasil diskusi tersebut selanjutnya untuk
dipresentasikan di depan kelas (auditory).
4. Saat diskusi berlangsung, siswa mendapat soal atau permasalahan
yang berkaitan dengan materi.
5. Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil
diskusi serta dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk
menyelesaikan masalah (Intellectual).
6. Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapat pengulangan materi
dengan cara mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu
(repetition).

Kelebihan

1. Siswa lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering


mengekspresikan idenya.
2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif.
3. Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan
dengan cara mereka sendiri.
4. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.

Kekurangan

a. Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa


bukanlah pekerjaan mudah. Upaya memperkecilnya guru harus
mempunyai persiapan yang lebih matang sehingga dapat
menemukan masalah tersebut.
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespons permasalahan yang diberikan.
c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau
mencemaskan jawaban mereka.
4. BAMBOO DANCING (TARI BAMBU)

Model pembelajaran bamboo dancing bertujuan agar siswa saling berbagi


informasi bersama-sama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat
secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan
pengalaman, pikiran dan informasi antar siswa. Meskipun bernama bamboo
dancing, model ini tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang
diibaratakan sebagai bambu.

Langkah-Langkah

1. Sebagian siswa berdiri berjajar


2. Sebagian lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran pindah ke ujung
lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara
ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk
berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

Kelebihan

a. Siswa dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan


sesamanya dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan kecerdasan sosial dalam hal kerja sama di antara
siswa.
c. Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.

Kekurangan

a. Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses


belajar mengajar.
b. Siswa lebih banyak bermain daripada belajar.
c. Memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
5. CIRCUIT LEARNING

model pembelajaran circuit learning adalah memaksimalkan dan


mengupayakan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah
dan mengulang.

Langkah-Langkah

a. Pendahuluan
- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan
absensi.
- Melakukan apersepsi.
- Memberitahukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa dalam pembelajaran hari ini.
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.
b. Kegiatan Inti
- Melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.
- Bersama dengan siswa menempelkan gambar.
- Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang gambar yang
ditempel di papan tulis.
- Menempelkan peta konsep yang telah dibuat.
- Menjelaskan tentang peta konsep yang telah ditempel.
- Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
- Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok.
- Menjelaskan kepada setiap kelompok untuk mengisi lembar kerja
siswa dan mengisi bagian dari peta konsep sesuai dengan bahasa
mereka sendiri.
- Menjelaskan bahwa bagian peta konsep yang mereka kerjakan akan
dipresentasikan.
- Mempresentasikan bagian peta konsep yang telah dikerjakan.
- Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil
presentasi yang bagus serta memberikan semangat kepada yang
belum mendapatkan puujiain atau hadiah untuk berusaha lebih giat.
- Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan
siswa menjadi lebih luas.
c. Penutup
- Memancing siswa untuk membuat rangkuman.
- Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
- Memberikan pekerjaan rumah bagi siswa.
- Memberitahukan materi selanjutnya yang akan dipelajari minggu
depan.
- Doa, motivasi atau nasihat dan salam

Kelebihan

1. Kreativitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri


lebih terasah.
2. Konsentrasi yang terbangun membuat siswa fokus dalam belajar.

Kekurangan

1. Memerlukan waktu yang relatif lama.


2. Tidak semua pokok bahasan bisa disajikan dalam peta konsep.
6. COMPLETE SENTENCE
Pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran yang
mengarahkan siswa belajar memperlengkapi paragraf yang belum sempurna
dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan komptensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh
membaca buku atau modul dengan waktu secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4. Guru membagikan lembar kerjaa berupa paragraf yang kalimatnya
belum lengkap.
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban
yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok.
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki.
8. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal.
9. Kesimpulan.
Ciri-ciri

1. Soal yang disampaikan berupa kalimat yang belum lengkap


sehingga makna atau arti kalimat tersebut belum dapat dimengerti.
2. kalimat dapat diperlengkapi dengan pilihan kata yang disediakan.
3. Harus diisi dengan kata-kata tertentu.
4. Jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan.

Kelebihan

1. Mudah dibuat guru, hanya dengaan menghilangkan satu kata dalam


kalimat.
2. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu
memadukan rumpang/tidak jawabannya.
3. Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi.

Kekurangan

1. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam membuat soal.


2. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup
menebak kata karena biasanya hanya kata hubung.
3. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi
7. CONCEPT SENTENCE
Model pembelajaran concept sentence merupakan salah satu tipe model
pembelajaran yang dikembangkan dari cooperative learning. Model concept
sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan
kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa. Kemudian, kata
kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi
paragraf-paragraf. Model ini dilakukan dengan membentuk siswa menjadi
kelompok-kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata
kunci sesuai materi yang disajikan.
Langkah-Langkah
1. Menyampaikan tujuan : guru menyampiakna tujuan kompetensi
yang ingin dicapai.
2. Menyajikan informasi : guru menyajikan materi secukupnya.
3. Pembentukan kelompok : guru membentuk kelompok yang
anggotanya sekitar 4 orang secara heterogen.
4. Penyajian informasi kedua : guru menyajikan beberapa kata kunci
sesuai materi yang disajikan.
5. Tiap kelompok diarahkan membuat beberapa kalimat dengan
menggunannkan beeberapa kata kunci yang diberikan.
6. Hasil diskusi kelompok didiskuusikan kembali secara pleno yang
dipandu oleh guru.
7. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

Kelebihan

1. Siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.


2. Siswa yang lebih pandai dapat mengajari siswa kurang pandai.

Kekurangan

1. Model ini hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu.


2. Bagi siswa yang pasif dapat mengambil jawaban dari temannya.
8. CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

Connecting merupakan kegiatan mengoneksi informasi lama dan informasi


baru dan antarkonsep. Organizing merupakan kegiatan mengorganisasikan
ide-ide untuk memahami materi. Reflecting merupakan kegiatan memikirkan
kembali, mendalami, dan menggali informasi yang sudah di dapat. Extending
merupakan kegiatan untuk mengembangkan, memperluas, menggunakan dan
menemukan.

Langkah-Langkah

a. Mengawali pembelajaran dengan kegiatan menarik siswa. Cara


yang dilakukan bisa menyanyikan lagu berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan.
b. Penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep
baru oleh guru kepada siswa (connecting).
c. Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan
oleh siswa dengan bimbingan guru (organizing).
d. Pembagian kelompok secara heterogen (campuran antara yang
pandai, sedang, dan kurang) yang terdiri dari 4-5 orang.
e. Memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasi yang
sudah didapat dan dilaksanakan dalam kegiatan belajar kelompok
siswa (reflecting).
f. Pengembangan, memperluas, menggunakan, dan menemukan,
melalui tugas individu dengan mengerjakkan tugas (extending).

Kelebihan

1. Mengembangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.


2. Mengembangkan dan melatih daya ingat siswa tentang suatu
konsep dalam materi pembelajaran.
3. Mengembangkan daya berpikir kritis sekaligus mengembangkan
keterampilan pemecahan suatu masalah.
4. Memberikan pengalaman belajar kepada siswa karena mereka
banyak berperan aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Kekurangan

1. Membutuhkan persiapan matang dari guru untuk menggunakan


model ini.
2. Jika siswa tidak kritis, proses pembelajaran tidak bisa berjalan
dengan lancar.
3. Memerlukan banyak waktu.
4. Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan model CORE.
9. DEMONSTRATION
Model pembembelajaran demonstrasi adalah model mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingini dicapai.
2. Guru menyampaikan gambaran sekilas materi yang akan
disampaikan.
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisis dan mendemostrasikan
pengalaman.
7. Guru dan siswa membuat suatu kesimpulan.
8. Penutup.

Kelebihan

1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu


prooses atau kerja suatu benda.
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat
diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan
menghadirkan objek sebenarnya.

Kekurangan

1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang


diperuntukkan kepadanya.
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.
10. GENERATIF
Teori belajar generatif merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana seorang
siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya, seperti membangun ide
tentang suatu fenomena atau membangun arti untuk suatu istilah, dan juga
membangun strategi untuk sampai pada suatu penjelasan tentang pertanyaan
bagaimana dan mengapa. Intisari dari model pembelajaran generatif adalah
otak tidak memnerima informasi dengan pasif, tetapi aktif mengonstruksi
interpretasi dari informasi kemudian membuat kesimpulan.
Langkah-Langkah
1. Tahap orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk membangun
kesan mengenai konsep yang sedang dipelajari dengan mengaitkan
materi dengan pengalaman sehari-hari. Tujuannya agar siswa
termotivasi mempelajari konsep tersebut.
2. Tahap pengungkapan ide, yaitu siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan ide mereka mengenai konsep yang dipelajari. Pada
tahap ini siswa akan menyadari bahwa ada pendapat yang berbeda
mengenai konsep tersebut.
3. Tahap tantangan dan restrukturisasi, yaitu guru menyiapkan
suasana di mana siswa diminta membandingkan pendapatnya
dengan siswa lain dan mengemukakan keunggulan dari pendapat
mereka tentang konsep yang dipelajari. Kemudian, guru
mengusulkan peragaan demonstrasi untuk menguji kebenaran
pendapat siswa. Pada tahap ini diharapkan siswa sudah mulai
mengubah struktur pemahaman mereka (conceptual change).
4. Tahap penerapan, yaitu kegiatn di mana siswa diberi kesempatan
untuk menguji ide alternatif yang mereka bangun unutk
menyelesaikan persoalan yang bervariasi. Siswa diharapkan
mampu mengevaluasi keunggulan konsep baru yang dia
kembangkan. Melalui tahap ini guru dapat meminita siswa
mnyelesaikan persoalan, baik yang sederhana maupun yang
kompleks.
5. Tahap melihat kembali, yaitu siswa diberi kesempatan untuk
mengevaluasi kelemahan dari konsepnya yang sama. Siswa juga
diharapkan dapat mengingat kembali apa saja yang mereka pelajari
selama pelajaran.

Kelebihan

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan


pikiran, pendapat, dan pemahamannya terhadap konsep.
2. Melatih siswa unutk berkomunikasi tentang konsep yang ada.
3. Melatih siswa untuk menghargai gagasan orang lain.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengonstruksikan
pengetahuannya sendiri.
5. Dapat menciptakan suasana kelas yangg aktif karena siswa dapat
membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa yan lain serta
intervensi guru.
6. Guru mengaraja menjadi kreatif dalam mengarahkan siswanya
untuk mengonstruksi konsep yang akan dipelajari.
7. Guru menjadi terampil dalam memahami pandangan siswa dan
mengorganisasi pembelajaran.

Kekurangan

1. Siswa yang pasif merasa diteror untuk mengonstruksi konsep.


2. Membutuhkan waktu lama.
3. Bagi guru yang tidak berpengalaman akan merasa kesulitan untuk
mengorganisasi pembelajaran.
11. GROUP INVESTIGATION
Group investigation adalah suatu model pembelajaran yng lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran
di ruang kelas. Group investigation adalah pembelajaran yang melibatkan
aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi
mereka untuk belajar.
Langkah-Langkah
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang
harus dikerjakan.
3. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk menerima materi
tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua
kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil
pembahasan.
6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil
pembahasan.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi

Kelebihan

a. Secara Pribadi
1. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
2. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
3. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
4. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
5. Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.
b. Secara Sosial
1. Meningkatkan belajar bekerja sama.
2. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
3. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
4. Belajar menghargai pendapat orang lain.
5. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
c. Secara Akademis
1. Siswa terlatih untuk bertanggung jawab terhadap jawabannya.
2. Bekerja secara sistematis.
3. Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai
bidang.
4. Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
5. Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.
6. Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga
di dapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Kekurangan

1. Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.


2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group
investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari
pengalaman yang dialami sendiri.
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan
mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.
12. HABIT FORMING
Pembelajaran Habit Forming adalah model pembelajaran yang konsisten dan
terprogram. Konsisten dalam pembinaan akhlak, kemamppuan berbahasa dan
ritual ibadah. Terprogram menjalankan kegiatan pembinaan secara rutin dan
periodik.
Langkah-Langkah
1. Pembiasaan pada anak didik biasanya dilakukan secara terus-
menerus dan dibutuhkan seseorang untuk menjadi contoh atau
teladan.
2. Guru harus mengajak dan bersama-sama melakukan pekerjaan ini.
13. INKUIRI
Model pembelajarran Inkuiri merupakan salah satu model yang dapat
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain
model Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan
konsep-konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan.
Langkah-Langkah
1. Membina suasana yang responsif di antara siswa.
2. Mengemukakakn permasalahan untuk diinkuirn (ditemukan)
melalui cerita, film, gambar, dst. Kemudian mengajukan
pertanyaan ke arah mencari, merumuskan, dan memperjelas dari
cerita dan gambar.
3. Menguji hipotesis, guru mengajukakn pertanyaan yang bersifat
meminta data untuk pembuktian hipotesis.
4. Pengambilan kesimpulan dilakukan guru dan siswa.

Kelebihan

1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih
bermakna.
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata.

Kekurangan

1. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang


tinggi. Bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang
efektif.
2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
menerima informasi dari guru apa adanya.
3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar.
4. Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota
yang kurang aktif.
5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu
muda, misalkan SD.
6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru
yang lebih baik.
7. Untuk kelas yang jumlah siswa lebih banyak, akan sangat
merepotkan guru.
8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika
pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang
mendukung.
9. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.
14. MAKE A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Model pembelajaran make a macth merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan Loma Curran. Ciri utama model make a match adalah siswa
diminta mencari pasangan kartu yang merupakkan jawaban atau pertanyaan
materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Karakteristik model
pembelajaran make a match adalah memiliki hubungan yang erat dengan
karakteristik siswa yang gemar bermain.
Langkah-Langkah
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu
soal dan bagian lainnnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
6. Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikianlah seterusnya.
7. Kesimpulan/penutup

Kelebihan

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.


2. Kerja sama antar-sesama siswa terwujud dengan dinamis.
3. Munculnya diniamika gotong-royong yang merata di seluruh siswa.

Kekurangan

1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan pembelajaran.


2. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas
lain.
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
15. MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN (MID)
Model pembelajaran meaningful instructional design merupakan strategi dasar
dari pembelajaran konstruktivistik. Dengan katta lain model MID adalah
pembelajaran yang mengutuamakan kebermaknaan belajar dan efektivitas
dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-
konstruktivis.
Langkah-Langkah
1. Lead-in. Dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep ide. Dalam
pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa
maupun fakta-fakta baru kemudian menganalisis pengalaman
tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau
konsep baru.
2. Reconstruction. Melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep
pembelajaran ini adalah menekankan kepada para siswa untuk
menciptakan interpretasi mereka sendiri terhadap dunia informasi.
Siswa meletakkan pengalaman belajar dengan pengalamannya
sendiri.
3. Production. Melalui ekspres-ekspresi konsep. Konsep materi
pembeljaran yang telah disampaikan kemudian diapresiasi atau
diaplikasikan ke dalam bentuk nyata. Selain itu juga membawa alur
pembelajaran yang produktif sehingga siswa tidak hanya
memahami secara konseptual, tetapi dapat menciptakan hal baru
dari konsep yang dipahami.

Kelebihan

1. Sebagai jembatan menghubungkan tentang apa yang sedang


dipelajari siswa.
2. Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara
lebih mudah.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan
pemahaman konsep secara lengkap.
4. Membantu siswa membentuk, mengubah diri atau
mentransformasikan informasi baru.
5. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat.
6. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses
belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
7. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan belajar
hal-hal yang mirip walauppun telah lupa.

Kekurangan

1. Guru merasa kesulitan menemukan contoh-contoh konkret dan


realistik.
2. Karena ini membentuk suatu kelompok, yang sering terjadi adalah
mengandalkan siswa yang pintar.
16. MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA)
Model pembelajaran means ends analysis adalah variasi dari pembelajaran
dengan pemecahan masalah. MEA merupakan metode pemikiran sistem yang
dalam penerapannya merencanakan tujuan keseluruhan. Model pembelajaran
ini juga dapat mengembangkan berpikir, reflektif, kritis, logis, sistematis, dan
kreatif.
Langkah-Langkah
1. Tujuan pembelajaran dijelaskan kepada siswa.
2. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
3. Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tujuan
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, dll).
4. Siswa dikelompokkan menjadi 5 atau 6 kelompok heterogen.
Masing-masing kelompok diberi tugas atau soal pemecahan
masalah.
5. Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah,
menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data,
membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan.
6. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
7. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.

Kelebihan

1. Siswa dapat terbiasa memecahkan/menyelesaikan soal-soal


pemecahan masalah.
2. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
3. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan.
4. Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan
dengan cara mereka sendiri.
5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.
6. MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.

Kekurangan

1. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa


bukan merupakan hal yang mudah.
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamii siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespons masalah yang diberikan.
3. Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang
terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat siswa jenuh
4. Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
17. MIND MAPPING (PETA PIKIRAN)
Mind mipping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tia
pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan
seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk kesan. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan.
Ada beberapa kiat-kiat dalam membuat peta pikiran, yaitu :
- Tulis gagasan utamanyadi tengah-tengah kertas dan lingkupilah
dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.
- Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan
bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan
warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
- Tuliskan kata-kata kunci atau frasa pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan
pembelajar.
- Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk
mendapatkan ingatan yang lebih baik.
Langkah-Langkah
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang.
4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran. Begitu juga
kelompok lainnya.
5. Seluruh siswa secara bergiliran/acak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa
sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup.

Kelebihan

1. Cara ini cepat.


2. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang
muncul dalam pemikiran.
3. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
4. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk
menulis.

Kekurangan

1. Hanya siswa aktif yang terlibat.


2. Tidak seluruh murid belajar.
3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
18. NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
Numbered head together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok
yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya,
sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu denga siswa yang lain
dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan
yang lainnya.
Langkah-Langkah
1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya dengan baik.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja
sama mereka.
5. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjuk
nomor yang lain.
6. Kesimpulan.

Kelebihan

1. Setiap murid menjadi siap.


2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3. Murid-murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang
pandai.
4. Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.
5. Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada
nomor yang membatasi.

Kekurangan

1. Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak


karena membutuhkan waktu yang lama.
2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang terbatas.
19. PAIR CHECKS (PASANGAN MENGECEK)
Model pair checks merupakan model pembelajaran di mana siswa saling
berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Dalam model
pembelajaran ini, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas
siswa. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menuangkan ide, pikiran, pengalaman dan pendapatnya dengan benar. Dengan
strategi pair checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat
dan saling memberikan saran.
Langkah-Langkah
1. Bagilah siswa di kelas ke dalam kelompok-kelompok yang teridir
dari 4 orang.
2. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi berpasang-
pasangan. Jadi, akan ada partner A dan partner B pada kedua
pasangan.
3. Berikan setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri
dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).
4. Berikutnya, berikan kesempatan kepada partner A untuk
mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati,
memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama
mengerjakan soal nomor 1.
5. Selanjuntya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2,
dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila
diperlukan) partner B selama mengerjakan soal nomor 2.
6. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil
pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu
kelompok dengan merea.
7. Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (kesamaan
pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikna soal)
merayakkan keberhasilan mereka, atau guru memberikan
penghargaan. Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua
pasangan dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan.
8. Demikian seterusnya.

Kelebihan

1. Melatih siswa bersabar, yaitu dengan memberikan waktu bagi


pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan
jawaban soal yang bukan tugasnya.
2. Melatih siswa memberikan dan menerima motivasi dari
ppasangannya secara tepat dan efektif.
3. Melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik atau saran
yang membangun dari pasangannya atau dari pasangan lainnya
dalam kelompoknya, yaitu saat mereka saling mengecek hasil
pekerjaan pasangan lain di kelompoknya.
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk membimbing orang lain
(pasangannya).
5. Melatih siswa untuk bertanya atau meminta bantuan kepada orang
lain (pasangannya) dengan cara yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menawarkan bantuan
atau bimbingan pada orang lain dengan cara yang baik.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menjaga
ketertiban kelas.
8. Belajar menjadi pelatih dengan pasangannya.
9. Menciptakan kerja sama di antara siswa.
10. Melatih siswa dalam berkomunikasi.

Kekurangan

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama.


2. Membutuhkan keterampilan siswa unutk menjadi pembimbing
pasangannya, dan kenyataannya setiap partner pasangan bukanlah
siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi, kadang-
kadang fungsi pembimbing tidak berjalan dengan baik.
20. PICTURE AND PICTURE
Picture and picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar dan
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Melalui gambar, siswa
mengetahui hal-hal yang belum pernah dilihatnya. Gambar dapat membantu
guru mencapai tujuan instruksional karena selain merupakan media yang
murah dan mudah diperoleh, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Selain
itu, pengetahuan dan pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak
mudah dilupakan.
Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan mateir sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis.
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar
tersebut.
6. Dari alasana gamabr tersebut guru memulai menanamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan atau rangkuman.
Kelebihan

1. Memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh


guru ketika menyampaikan materi pembelajaran.
2. Siswa cepat tanggapa ats materi yang disampaikan karena diiringi
dengan gambar-gambar.
3. Siswa dapat membaca satu per satu sesuai dengan petunjuk yang
ada pada gambar-gambar yang diberikan.
4. Siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan permainan mreka sehari-hati,
yakni bermain gambar.
5. Adanya saling berkompetensi antarkelompok dalam penyusunan
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana kelas
terasa hidup.
6. Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada
pada gambar.
7. Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk
gambar-gambar.

Kekurangan

1. Memakna banyak waktu.


2. Banyak siswa yang pasif.
3. Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan
dengan materi yang akan diajarkan dengan model tersebut.
4. Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas.
5. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
21. ROLE PLAYING
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktik
menempatkan diri mereka dalam peran-peran dan situasi-situasi yang akan
meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka
sendiri dan orang lain.
Langkah-Langkah
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk beberapa siswa untuk memperlajari skenario dua hari
sebelum KBM.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4. Memberikan penjelasan tentang koompetensi yang ingin dicapai.
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sedang dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, sambil
memperhatikan skenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja unutk membahas.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.

Kelebihan

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.


2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan
pada waktu melakukan permainan.
4. Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
5. Sangat menarik bagi siswa sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
6. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa
serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial
yang tinggi.
7. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan
dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya
dengan penghayatana siswa sendiri.
8. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa,
dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan
kerja.
Kekurangan

1. Metode bermain peran memerlukan waktu yang realtif


lama/banyak.
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak
guru maupun murid. Ini tidak semua guru memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu
untuk melakukan suatu adegan tertentu.
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
22. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang
dirangcang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Dengan menggunakan meotde
pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan, dan rasa
senang. Oleh sebab itu, sangat cocok dipilih guru untuk digunakan karena
mendorong peserta didik menguasai beberapa keterampilan diantaranya
berbicara, menyimak, dan pemahaman pada materi.
Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi
pembelajaran.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini
bisa dilakukan secara bergiliran.
4. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini.
6. Penutup.
Kelebihan

1. Materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.


2. Dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran
dilakukan dengan demonstrasi.
3. Melatih siswa untuk menjadi guru karena siswa diberikan
kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang tekah dia
dengar.
4. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam
menjelaskan materi ajar.
5. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau
gagasan.

Kekurangan

1. Siswa yang malu tidak mau mendemonstrasikan apa yang


diperintahkan oleh guru kepadanya atau banyak siswa yang kurang
aktif.
2. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
melakukannya atau menjelaskan kembali kepada teman-temannya
karena keterbatasan waktu pembelajaran.
3. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang
terampil.
4. Tidak mudah bagi siswauntuk membuat peta konsep atau
menerangkan materi ajar secara ringkas.
METODE PEMBELAJARAN

NAMA : FEMITHA M.D TAKAEB


KELAS : VI/A
NAMA BUKU : 68 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
KURIKULUM 2013
PENULIS : ARIS SHOIMIN
PENERBIT : AR-RUZZ MEDIA
TERBIT : 2014
TEBAL BUKU : 240

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI


( STAKN ) KUPANG
2018

Anda mungkin juga menyukai