Anda di halaman 1dari 4

DOGMA TENTANG PENDAMAIAN

A. Tempat Karya Pendamaian Dalam Dogmatika


Dalam Roma 5 : 8-12,Paulus menunjukkan kepada kita tentang tiga rentetan
peristiwa penting. Pertama : dosa-pembenaran-penyelamatan. Kedua : seteru-
diperdamaikan-diselamatkan. Peristiwa pertama dalam rentetan tadi ( dosa dan
seteru) menurut Alkitab terjadi segera setelah karya penciptaan Allah. Oleh karena
dosa,manusia menjadi seteru dengan Allah. Peristiwa kedua dalam rentetan tadi
(pembenaran dan diperdamaikan) adalah pekerjaan Allah di dalam Kristus melalui
kematian di salib. Peristiwa ketiga dalam rentetan di atas (penyelamatan dan
diselamatkan) adalah hasil dari pembenaran.
Pendamaian berada di titik pusat pemberitaan gereja. Karl Barth menyebutkan
dogma ini sebagai jantung hatinya iman kristen. Ia disebut demikian karena karya itu
menjadikan karya penciptaan Sang Bapa sebagai asumsi dasarnya, dan karya
penyelamatan oleh Roh Kudus sebagai tujuan. Penciptaan,pendamaian,penyelamatan
merupakan tiga sisi dari karya Allah yang satu. Ketiga sisi dari karya ini memiliki
keutamaan yang setara. Sama seperti tiga pribadi Allah memiliki peran yang berbeda
dalam karya yang dilaksanakan.1
Penciptaaan,pendamaian,penyelamatan merupakan tiga bentuk dari satu karya
Allah yaitu Perjanjian. Jadi,hubungan karya pendamaian dengan perjanjian adalah
sebagai berikut.pendamaian merupakan perealisasian perjanjian,sedangkan hubungan
karya pendamaian dengan karya penciptaan adalah bahwa pendamaian merupakan
pemenuhan dari karya penciptaan. Sebagai pemenuhan karya penciptaan,pendamaian
bukan sekedar kelanjutan penciptaan,melainkan juga adalah pemulihan pekerjaan
karya penciptaan. Di dalam istilah pemulihan terbungkus dosa sebagai insiden yang
merusak kehidupan ciptaan dan perjanjian,sehingga kehidupan ciptaan perlu
dipulihkan dalam karya pendamaian.2
Jadi,karya penciptaan dan karya pendamaian bukanlah dua karya yang
berdampingan,tetapi dua sisi dari karya yang satu dan yang sama. Yakni perwujudan
perjanjian yang ditetapkan Allah sejak di dalam kekekalan. Choan-Seng Song
menegaskan hubungan dari dua sisi karya itu dalam kalimat berikut, “penciptaan dan
pendamaian sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang. Memisahkan
penciptaan dari pendamaian artinya menjadikan penciptaan sekadar sebuah
kosmologi.3
B. Jalan Masuk Memahami Karya Pendamaian
Dosa merusak relasi yang harmonis antara Allah dan manusia. Supaya terjadi
pendamaian antara dua pihak tadi diperlukan seorang mediator. Gereja percaya bahwa
Yesus Kristus merupakan figur sentral dalam refleksi Kristen mengenai karya
pendamaian,sekaligus sebagai tokoh kunci dalam akta pendamaian. Ia adalah
1
Ebenhaizer I. Nuban Timo,Allah Menahan Diri,Tetapi Pantang Berdiam Diri,BPK Gunung
Mulia,Jakarta,2002,hal 236-238
2
ibid,Allah Menahan Diri,Tetapi Pantang Berdiam Diri,hal 240
3
ibid,Allah Menahan Diri,Tetapi Pantang Berdiam Diri,hal 243
mediator yang mempertemukaan kedua pihak yang bertikai untuk membangun
kehidupan yang akrab dan ramah satu sama lain.
Pentingnya Yesus Kristus dalam akta pendamaian tidak berhenti sampai di
situ,yakni sebagai perantara. Ia sebagaimana disaksikan oleh Alkitab juga bertindak
sebagai pihak yang siap memberi diri-Nya menjadi pengganti atau penanggung yang
dapat diterima dan beroleh kepercayaan penuh dari dua pihak yang bertikai.
Dalam dogmatika klasik ada tiga jalan masuk yang biasa dipakai untuk
menyelami makna dari karya pendamaian. Ketiga jalan masuk itu bertolak dari
kesaksian Alkitab akan Yesus Kristus. Jalan masuk pertama ialah karya pendamaian
dibicarakan dari pemahaman tentang dua kodrat Yesus Kristus,sang mediator itu :
vere Deus dan vere homo (Allah sejati dan manusia sejati). Jalan masuk kedua adalah
dua status Yesus Kristus : Kerendahan dan Kemuliaan. Jalan masuk ketiga yaitu
percakapan tentang karya pendamaian dilihat dari tiga jabatan Yesus Kristus : Raja,
Nabi, dan Imam. Ini bukan tiga karya pendamaian, melainkan tiga cara memahami
karya pendamaian. Ketiga jalan masuk ini berhubungan erat satu sama lain,tidak bisa
dipisahkan. Relasi ketiganya adalah saling mengisi dan melengkapi sebagaimana
relasi perichoresis dalam Allah Tritunggal.4
C. Karya Pendamaian Dilihat Dari Kodrat Yesus Kristus
Dalam sejarah pemberitaan akan penyataan Allah, gereja berhadapan dengan
sebuah pertanyaan mengenai, siapa sang mediator itu, tokoh yang memberi jaminan
kepada kedua pihak yang berseteru bahwa tuntutan-tuntutan hukum harus benar-benar
ditegakkan? Jawaban yang diberikan gereja sesuai kesaksian Alkitab akan penyataan,
Allah adalah Yesus Kristus. Dipertanyaan selanjutnya benarkah Yesus Kristus itu
sungguh-sungguh manusia? Jawabannya adalah benar, karena sebagai pendamai atau
mediator itu haruslah juga benar-benar manusia, artinya mewakili manusia secara
penuh dalam berhadapan dengan tuntutan hukum untuk penyelesaian sengeketa itu.
Jika Yesus Kristus bukan manusia sejati, perseteruan tidak akan tuntas diselesaikan,
manusia mungkin tidak terluput dari tuntutan yang dahsyat.
Pentingnya perhatian pada kesetaraan Yesus Kristus, sang mediator itu dengan
Sang Bapa terletak dalam hal berikut ini :
1. Mediator itu harus menunjukan kepada Allah bahwa tuntutan hukum atas
dosa dari pihak yang bersalah yakni manusia telah diyar lunas.
2. Lunasnya pembayaran atas tuntutan-tuntutan hukum itu ditunjukan dengan
hukuman mati kepada pihak yang bersalah yakni manusia.

Manusia dalam kemapaan dan kenistaan akibat pemberontakannya tidak


dapat kuat berdiri dihadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan
pemberontakannya dan melunasi hutang dosanya. Betapapun mediator itu
tidak mengenal dosa dan tidak berdosa, tetapi supaya tuntutan hukum
yakni pelaku pemberontakan itu dijatuhi hukuman seberat-beratnya, maka
mediator itu harus menjadi sama dalam segala hal dengan saudara-
saudara-Nya yang akan ia gantikan dan selamatkan.

4
ibid,Allah Menahan Diri,Tetapi Pantang Berdiam Diri,hal 246
D. Karya pendamaian dilihat dari status Yesus Kristus.

Dalam kredo, gereja berbicara tentang Yesus Kristus untuk dunia dan bagi
keselamatan dunia dalam dua status yakni kerendahan dan kemuliaan.

1. Dalam status kerendahan, Yesus tunduk pada hukum dan ketentuan yang
berlaku, baik itu ketentuan dan hukum agama maupun juga hukum-hukum
biologis, geografi, antropologi, sosiologi dan sebab akibat. Ketundukkannya
kutukan dosa itu mengatasnamakan manusia.
2. Dalam status kemuliaan, Yesus digambarkan sebagai pribadi yang berdaulat
untuk menggenapi akta perjanjian. Kebebasan yang berhadapan dengan
hukum membuat Yesus berkuasa membebaskan manusia dari kutukan dosa.
E. Isi Karya Pendamaian
Tiga aspek dari karya pendamaiana yang dikerjakan Yesus Kristus
menghasilkan tiga aspek dari pendamaian yaitu :
a. Pembenaran Manusia : Semua yang dikerjakan Kristus adalah untuk
membenarkan manusia
b. Pengudusan Manusia : Manusia dimurnikan dan di bersihkan oleh Kristus
c. Penugasan Manusia : Manusia diberi tugas oleh Kristus untuk menjadi
saksi bagi dunia.

MAKALAH DOGMATIKA
OLEH

NAMA : ARNI M. FAOT

FEMITHA M.D TAKAEB

LISNA MONE

OSKAR Y. HANO

RITA A. DUSI

KELAS : A

SEMETER : IV

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)

KUPANG

Anda mungkin juga menyukai