Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hemat Eric Silalahi

Nim : 17.3278

Matakuliah : Hermeneutik PB 2

Dosen : Pdt. Dr. Dewi Sri Sinaga

Theologi Salib vs Theologi Sukses

A. Theologi Salib menurut corpus Yohanes

Menurut corpus Yohanes, manusia diselamatkan bukan karena moralitasnya. Alkitab juga
menjelaskan bahwa seseorang akan diselamtkan jika dia percaya kepada Yesus Kristus.Melalui
karya akan penebusan kristus, salib subsitusi,rekonsiliasi,justifikasi, pengampunan dan hidup
kekal di surga. Karya penebusan kristus disalib harus diresponi dengan iman. Alkitab
menunjukkan bahwa melalui iman kepada Yesus seseorang diselamatkan (Yohanes 3 :16 ; 5:24 ;
1 Yoh 5:11-13 ; Roma 5:1).

 Kematian Kristus adalah subsititusionari , yang artinya Kristus mati dikayu salib karena
orang berdosa dan menggantikan mereka1. Salib sebagai tanda bukti agar kita percaya
akan Allah yang mengasihi seluruh manusia yang berdosa (1 Yoh 3 :23)
 Dampak penerimaan atas karya penyelamatan Allah melalui penebusan Kristus adalah
rekonsiliasi. Pada dasarnya manusia berdosa adalah musuh Allah (Yes. 59:1-2; Kol. 1:21,
22; Yak. 4:4).Namun,melalui kematian Kristus permusuhan dan murka Allah diangkat
(Rm. 5:10). Setiap orang yang percaya kepada Kristus akan didamaikan dengan Allah. (1
Yohanes 2 :3) dan sebagai pendamai bagi dosa-dosa kita (1 Yoh 4:10)
 Ada beberapa kata Yunani untuk menjabarkan tentang pengampunan. Pertama,
charizomai yang memiliki arti mengampuni berdasarkan anugerah (Kol. 2:3).Kata ini
berhubungan dengan pembatalan hutang.Melalui karya penebusan Kristus, hutang orang
percaya telah dipakukan di atas kayu salib. Kedua, aphiemi yang berarti melepaskan atau
membebaskan (Ef.1:7). Melalui kematian Kristus, masalah dosa orang percaya telah
dilepaskan, baik dosa masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang ( 1 Yohanes 2:12).

1
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Vol. 1. (Malang: Literatur SAAT, 2004), hlm. 400
Salib Kristus adalah pengampunan, bagaimana Allah dengan kasih-Ny yang besar (Yoh
3:16), menyatakan diriNya supaya Ia menghapus segala dosa, dan didalam Dia tidak ada
dosa (1 Yoh 3:5). salib adalah ungkapan perendahan diri yang paling dalam : Allah dalam
Kristus merendahkan DiriNya. Salib adalah ungkapan penebusan dosa. Dengan demikian,
maka segala bentuk radikalisme di manapun adalah tidak sesuai dengan aperendahan diri
ini. Salib memperlihatkan bahwa kebangkitan yang adalah pengabsyahan pekerjaan Allah
di dalam Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan di mana setiap orang dibangkitkan
bersama-Nya. 2
 Justifikasi artinya dimana orang percaya yang menerima karya penyelamatan Allah
dibenarkan di dalam Kristus. Mereka yang memiliki iman di dalam Yesus Kristus
dinyatakan benar. Dua aspek yang terjadi pada justifikasi, yaitu pengampunan dan
pengangkatan semua dosa dan akhir keterpisahan dari Allah(Kis. 13.39; Rm. 4:6-7; 2 Kor
5:19). Hal itu juga menyangkut pelimpahan kebenaran atas pribadi yang percaya dan
berhak atas semua berkat yang dijanjikan pada orang benar3. DIdalam diri orang percaya
ada suatu kepastian kematian Kristus dikayu salib memberikan benih ilahi supaya
manusia tidak berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:10)

B. Theolgia Sukses.

David L. Smith menempatkan teologi sukses pada dua karakteristik mendasar yaitu, teologi
harga diri dan teologi kemakmuran. Pertama, yang dimaksud teologi harga diri (self-esteem-aka
possibility thinking) adalah teologi yang dikembangkan oleh Robert Schuller, (1960) yang
bercermin pada dari dan pengalaman hidupnya untuk membentuk harga diri yang positif dan
sehat, dengan mengembangkan kekuatan pikiran positif (positive thinking). Kedua, teologi
kemakmuran (prosperity theology-aka the faith movement), yaitu teologi yang menempatkan
kehidupan umat atau orang percaya di dalam kehidupan yang sangat diberkati kesehatan dan
keuangannya, kelimpahan materi adalah klaim dari teologi kemakmuran. Kemakmuran dalam
hal kelimpahan materi adalah wujud dari kehidupan beriman yang diberkati.4

2
DR. A. A. Yewangoe, Theologia Crusis di Asia, (Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 1996), hlm 77 -78
3
J.l. Packer. 1984. “Justification”, dalam Walter A. Elwell, ed., Evangelical Dictionary of Theology. (Grand Rapid:
Baker), hlm. 594
4
David L. Smith, A Handbook of Contemporary Theology (Grand Rapid: Baker Books, 2000), 179.
. Menurut teologia ini, seorang yang menjadi Kristen :

 Kesuksesan sebagai wujud penyertaan Allah. Kekristenan yang diberkati adalah mereka
memiliki uang yang banyak, popularitas, jabatan tinggi dan prestasi yang tinggi. Mereka
melihat arti sukses tidak berbeda jauh dengan orang dunia. Bagi mereka, kesuksesan bisa
di raih orang Kristen jika hidup kudus/saleh serta memiliki iman yang besar .orang yang
miskin adalah tanda orang yang kurang beriman atau tanda orang yang banyak dosa yang
tidak memiliki kehidupan yang saleh.
 Schuller, mengemukakan teologi sukses berorientasi kepada nilai Allah yang dapat diatur
di dalam kehendak manusia, atau sekedar Allah yang memenuhi kebutuhan manusia.
 Schuller berpendapat tentang komitmen iman kepada Kristus, akan menyadarkan mereka
tentang kelayakan yang tidak terbatas dan memperoleh harga diri, sehingga mereka ragu
untuk menerima keselamatan. Konsep keselamatan menurut Schuller adalah “lahir baru
adalah kita harus diubah dari gambaran diri yang negatif ke gambaran diri yang positif,
dari ketidakberartian kepada harga diri, dari ketakutan kepada mengasihi, dari keraguan
kepada percaya

Analisa

 Teologi Sukses juga berupaya mendukung ajarannya tentang hidup yang kaya dan
berkelimpahan dengan sejumlah ayat-ayat favorit dari Kitab Suci, mis. Yoh. 10:10b; 3
Yoh. 1:2; 2 Kor. 8:9. Ayat-ayat ini diartikan sebagai petunjuk bahwa umat Kristen berhak
menjadi kaya, hidup dalam segala kelimpahan materi dan duniawi, yang berarti banyak
uang, hidup berkelebihan dan hidup dengan segala kenikmatan. Kekayaan adalah sebagai
berkat dari Allah yang harus dipergunakan dengan baik, namun Salib adalah anugrah
terbesar Allah bagi orang yang percaya kepada-Nya. Dibawah salib ada makna
kedaulatan Allah dimana manusia harus tunduk dan patuh kepadaNya bukan kepada
kekayaan yang ingin dikejar oleh semua orang.

 Bagi Yesus materi, khususnya uang, adalah sarana dalam hidup manusia di dunia, bukan
tujuan! Sejauh sebagai sarana, materi memang diperlakukan dan bermanfaat bagi hidup
manusia. Menjadi salah apabila materi dipandang sebagai yang terpenting, sebagai tujuan
dalam hidup manusia (mendewakan materi/uang). Analisa mendalam akan menemukan
bahwa, Teologi Sukses sesungguhnya merupakan ajaran yang mendewakan kesuksesan
dan kesejahteraan materiil, di mana Allah dipelakukan tidak lebih dari sebagai “kuda
tunggangan” untuk mencapainya. Allah bukanlah sebagai kuda tunggangan bagi manusia
yang semesetinya tidak layak karena dosa manusia. Dosa yang terbayar lunas dengan
sebuah salib Kristus . Salib Kristus adalah jalan anugerah-Nya yang terbesar untuk
manusia. Maka dari itu Allah adalah penyalur berkat yang harus syukuri dengan
kerendahan hati manusia, sebagaimana manusia dengan kerendahan hati menghayati
pengorbanan Kristus dikayu salib.

 Positive Confession percaya bahwa pikiran manusia melalui pengakuan yang positif
(positive thinking) mempunyai kuasa menciptakan realitanya sendiri baik itu kesehatan,
kekayaan serta kesuksesan. Pengakuan yang dimaksud gerakan positive confession
berbeda dengan ajaran Alkitab tentang pengukan yang lebih menekankan ketidak-
berdayaan diri.
 Iman yang telah disamakan dengan sugesti atau ambisi pribadi. Ketika mereka hanya
melihat dan menekankan kuasa Allah, tapi gagal menyadari kedaulatan Allah.
Artinya, Allah memang Mahakuasa dan sanggup melakukan segala sesuatu. Dengan
perkataan lain, jika Allah tidak mengabulkan doa, hal itu tidak berarti kurang
beriman. Doa dikabulkan oleh Allah apabila sesuai dengan kehendak Allah dan demi
tercapainya maksud Allah.
 Jika ukuran kesuksesan adalah seperti yang disodorkan oleh orang-orang tersebut di
atas, Tuhan Yesus dan rasul rasul adalah pribadi-pribadi yang gagal. Alkitab
memberitahukan bahwa ketika di dunia ini, baik Tuhan Yesus, maupun kedua rasul
besar, yaitu Petrus dan Paulus bukanlah orang-orang yang kaya secara materi. Tidak
hanya demikian, dari kaca mata duniawi, Tuhan Yesus mengakhiri hidup-Nya
dengan gagal, di mana Dia mati disalibkan. Dan menurut tradisi Gereja, separuh dari
murid-murid Tuhan Yesus mengakhiri hidupnya bukanlah dengan kematian wajar,
namun dengan mati syahid (martir). Petrus sendiri disebutkan mati dengan posisi
terbalik: kepala ke bawah dan kaki ke atas. Namun, Tuhan Yesus dan rasul-rasul
bukanlah orang-orang gagal. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang sukses
sejati. Mereka sukses karena mereka setia kepada Allah. Mereka rela memikul salib
atau penderitaan yang telah Allah tetapkan dalam hidup mereka (Lukas 9:23).
Menarik sekali mengamati apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus pada khotbah akhir
zaman tentang talenta (Matius 25:14-30). Di sana yang ditekankan adalah kesetiaan,
bukan kesuksesan. “Baik sekali perbuatanmu itu hai hamba yang baik dan setia”
(Mat.25:21).
 Tuhan Yesus hendak orang percaya sukses maka kesuksesan itu dilakukan oleh
Yesus sendiri dalam setiap orang percaya. Manusia bertindak sesuai tuntunan Tuhan,
bukan karena pemikiran positif saja dan statusnya baru melainkan dia mengakui
bahwa dirinya adalah milik Tuhan dan bukan milik orang lain dan dirinya sendiri.
Hal ini untuk menghindarin kepercayaan diri yang berlebihan dan sikap sombong
yang dapat menyembabkan orang yang berpikir sukses justru terjebak dalam ilusi
iblis tentang kesombongan dan pengandalan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai