Anda di halaman 1dari 2

207-212

Metode konfrotasional sering di perlukan dalam berbagai krisi yang mengancam


kehidupan. Mengkonfrotir para konseli dengan cara mereka berinteraksi dalam suatu session
khusus dapat memperbaiki keterbukaan dalam hubungan konseling dan memberikan kepada
mereka suatu kesempatan untuk mengkonseling dan memberikan kepada mereka suatu
kesempatan untuk mencapai berbagai pemahaman penting.

Moralisme Baru Dan Bahaya Dalam Konfrontasi

Metode konfrotasional mirip dengan obat mujarab. Apabila digunakan secara tepat, ia
dapat menjadi alat penyembuhan yang kuat.

Prinsip berikut dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap bahaya moralisme:

a. Konfrotasi seharusnya di pakai secara hati-hati dan secara terkendali.


b. Tekanannya adalah untuk menolong orang menghadapi kenyataan sesuai dengan
kemampuan pemahaman orang, dan menemukan tanggung jawabnya dalam
kenyataan itu.
c. Konseli sepantasnya diberikan kesempatan penuh untuk memeri tanggapannya
terhadap konfrotasi itu. Untuk mendiskusikannya terus-menerus dan untuk tidak
menyetujui konselor.

Psikolog O. Hobart Mowrer telah melancarkan kritik yang pedas terhadap


pemanjaan atau memperbolehkan secara etis psioterapi kontemporer termasuk konseling
pastoral. Tetapi sama seperti Jay Adams, pikirannya cenderung memperkembangkan
peningkatan moralisme. Teori mowrer mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

1. Titik pandang teologis dan psikologis terapinya merupakan pendekatan yang


berdasarkan pendekatan usaha manusia untuk membernarkan diri atas pekerjaannya.
Pandangannya kurang menekankan anugerah atau yang serupa dengan itu.
2. Terapinya difokuskan secara khas untuk membuat perilaku yang konstruktif.
3. Mengurangi arti dari segala rasa bersalah menjadi rasa bersalah yang tepat. Ini
merupakan kesalahan dengan konsekuensi yang serius bagi para konselor yang
menerimanya sebagai sesuatu yang sah.
4. Pandangannya yang terlalu sederhana yang menganggap bahwa sebab dari semua
masalah kepribadian adalah ketidakpatuhan pada suara hatinya.

Memelihara Suara Hati Yang Sehat

Tugas konseling pastoral untuk menolong menyembuhkan suara hati yang


kebingungan, tidak memadai, dan lumpuh, penting dibedakan dengan tugas pendampingan –
pemeliharaan pastoral untuk menolong orang mengembangkan suara hati yang sehat, dewasa,
dalam suatu persekutuan pemeliharaan, refleksi dan aksi moral. Para konselor pastoral dapat
lebih meningkatkan penggunaan teori PERKEMBANGAN moral dari Lawrence kohlberg.
Donald Capps menyarankan bahwa prosedur empat langkah yang di pakai kohlberg untuk
memastikan suatu tingkat pemikiran moral orang, dapat digunakan dalam konseling pra-
nikah. 4 langkah tersebut adalah

1. Mengenal dilema etis yang mengharuskan orang mengambil keputusan.


2. Mengenal norma yang digunakan untuk membuat atau membenarkan keputusan.
3. Mengenal mode atau strategi protes pengambilan keputusan
4. Mengenal persfektif sosial, pengertian terhadap orang lain, nilai dari kehidupan
manusia, dan bagaimana berhubungan dengan otoritas, hukum dan masyarakat.

Dalam keempat tahap pemikiran moral dan pengambilan keputusa yang di perkenalkan oleh
Kohlberg yang benar ditentukan oleh.

a. Kepatuhan kepada kuasa (otoritas)


b. Hedonisme instrumental ( apa yang memuaskan kebutuhan seseorang) dan suatu
keadilan yang timbal balik.
c. Kecocokan kepada harapan sosial untuk mendapatkan persetujuan pengakuan
masyarakat.
d. Mematuhi aturan dan menghormati otoritas.
e. Menghormati prinsip etis universal
f. Memberi reaksi atau tanggapan terhadap visi batiniah tentang keadilan, kasih, dan
rasa hormat kepada semua manusia.

Keenam tahapan yang ditemukan oleh Kohlberg kemudian di perbaiki oleh Carol Gilligan.
Kemudian disusun sebagai berikut:

a. Suara hati yang sehat adalah suara hati yang positif, suara hati yang bebas.
b. Suara hati terbentuk oleh partisipasi dalam persekutuan atau komunitas kristen.
c. Suara hati terus - menerus bertumbuh.
d. Suara hati terpadu, yang memanggil orang menuju keutuhan penuh dari
kemanusiaannya.
e. Suara hati mendampingi dalam arti menolong orang lain untuk bertumbuh dan
menerima orang lain dalam pertumbuhan kita sendiri.
f. Suara hati bertanggungjawab secara sosial dan di dalam pendampingannya ada ke-
inklusi-an global.
g. Suara hati yang sehat dan dewasa adalah suara hati yang mengandung kapasitas
kepriaan dan kewanitaan.
h. Sekarang ini, suara hati yang sehat haruslah diorientasikan untuk memberi prioritas
tertinggi untuk nilai perjuangan kelangsungan hidup kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai