Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yesus dilahirkan di lingkungan bangsa Yahudi, yang pada saat itu ada di bawah
kekuasaan Romawi. Tepatnya di wilayah yang disebut Nazareth atau Nashara, sebagaimana
ditulis dalam Perjanjian Baru (Kisah 10: 37), di daerah Galilea, Palestina. Kalangan Kristiani
sebagaimana digambarkan dalam Alkitab, menyandarkan garis keturunan Yesus kepada
Yusuf suami Maria. Dalam pengakuan umat kristen disebutkan: “….Yesus Kristus
puteranya yang tunggal, Tuhan kita”. Umat kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus
adalah Tuhan. Ia adalah putera Allah yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yang
Maha kasih telah berjanji akan mengutus seorang penebus ke dunia, yang akan menebus dosa
asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus Kristus yang di
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru digambarkan lahir di Betlehem dari seorang anak
dara perawan, dan mampu membuat mukjizat. Ia adalah Imam yang banyak menderita dan
akan wafat demi kecintaannya kepada manusia. Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu
akan diurapi sehingga digelari dengan Mesiah, Al-Masih atau Kristus.1

Yesus Kristus diutus ke dunia untuk melawan kejahatan dan untuk mendirikan
kerajaan Allah. Sekalipun manusia telah jatuh ke dalam dosa sehingga terbuang dari taman
Firdaus dan tercampak di dunia, namun Allah Yang Mahakasih datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia dari hukuman dosa dan membebaskannya dari dosa asal. Yesus
datang untuk memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Yesus sebagai Tuhan
mengeluarkan mukjizat sebagai bukti bahwa kerajaan Allah sudah dekat, seperti antara lain
mukjizat menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan orang
banyak di padang gurun dengan cara yang ajaib. Maksud kerajaan Allah digambarkan dalam
ayat berikut : “bila Aku membuang roh jahat dengan Roh Allah, niscaya Kerajaan Allah pun
sudah datang di tengah-tengah kamu “ (Mat. 12 :28 ). Mukjizat-mukjizat itu juga menjadi
bukti bahwa Ia adalah Al-Masih yang dijanjikan.2

Umat Kristiani percaya terhadap ketuhanan Yesus Kristus, tetapi tidak sedikit pula
yang menolaknya. Bangsa Yahudi umpamanya, sebagai bangsa yang dipilih Tuhan, menolak
Yesus, yang juga Yahudi, sebagai Putera Allah. Yudas, salah seorang di antara murid Yesus
yang dua belas, mengkhianatinya. Menurut doktrin Roma Katholik, dan juga seluruh sekte
umat Kristen, penolakan Yahudi untuk mengakui Yesus sebagai Putera Allah tersebut dan
usaha mereka untuk membunuhnya hanya menunjukkan betapa besar dosa manusia yang
akan diampuni oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus, Putera Allah, datang ke dunia untuk
menebus dosa manusia kepada Allah Bapa dengan jalan sengsara dan mati di kayu salib.
Doktrin umat Kristiani memang mengajarkan kepercayaan bahwa Yesus ialah yang

1
Romdhon, et al, Agama-Agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Press, Yogyakarta, 1988, hlm. 263.
2
Djam’annuri (editor), Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), Kurnia Kalam
Semesta, Yogyakarta, 2000, hlm. 83

1
menanggung sengsara di kayu salib, bukan orang lain, bukan penjahat, tetapi Tuhan sendiri.
Yesus wafat dan dimakamkam. Yesus rela mati disalib karena dengan demikian berarti dia
memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menebus dosa manusia. Tanpa itu, dosa manusia tidak
akan terampunkan. Tiang salib merupakan tanda atau saksi bahwa Yesus mencintai Bapa dan
mencintai manusia. Kematian Yesus menyebabkan kembalinya kehidupan yang kekal bagi
manusia. Yesus memberikan rahmat kepada manusia dan menyebabkan manusia menjadi
anak Allah kembali. Itu semua akibat keikhlasan dan kesetiaan Yesus untuk disalib. Karena
ia, maka manusia ditebus dan diselamatkan. Menyikapi peristiwa penyaliban Yesus dalam
kaitannya dengan penebusan, ada beberapa peristiwa yang perlu untuk kita maknai
diantaranya adalah pesan-pesan terakhir (sabda salib) Yesus sebelum Wafat. Dari pesan
terakhir ini, kita akan dapat menangkap hal-hal yang terpenting yang ingin disampaikan-Nya
kepada kita.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan penebusan?
2. Apa makna perkataan Yesus di kayu salib dalam kaitannya dengan penebusan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penebusan.
2. Untuk mengetahui Apa makna perkataan Yesus di kayu salib dalam kaitannya
dengan penebusan.
D. Manfaat pembahasan

Manfaat yang di dapatkan dari makalah ini yaitu mampu memahami dengan
baik apa yang dimaksud dengan penebusan dan apa makna perkataan Yesus di kayu
salib dalam kaitannya dengan penebusan.

2
BAB II

PENEBUSAN DOSA

A. MAKNA PENEBUSAN DOSA


Penebusan dosa adalah doktrin yang menggambarkan bagaimana manusia dapat
diperdamaikan dengan Allah. Dalam teologi Kristen penebusan merujuk pada memaafkan
atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus Kristus dengan penyalibannya yang pada
akhirnya memungkinkan adanya pendamaian antara Allah dan penciptaan. Dalam tradisi
Kekristenan secara historis, terdapat empat teori utama bagaimana penebusan tersebut dapat
bekerja: teori penebusan, teori kepuasan, teori substitusi pidana dan teori pengaruh moral.3
Hal ini digunakan untuk menggambarkan karya keselamatan yang Allah lakukan melalui
Kristus untuk mendamaikan dunia, dan juga keadaan seseorang yang telah diperdamaikan
dengan Allah. Selama berabad-abad, orang-orang Kristen telah menggunakan gambaran yang
berbeda dan diberikan penjelasan yang berbeda dari penebusan untuk mengekspresikan
bagaimana penebusan bisa bekerja dalam dunia dan khidupan manusia. Gereja-gereja dan
denominasi memiliki variasi yang berbeda dalam menggambarkan penebusan dosa ini.
Variasi ini dikarenakan mereka menganggap penggambaran mereka paling cocok dengan
perspektif teologis mereka. Namun, semua orang Kristen tetap menekankan bahwa Yesus
adalah Juruselamat dunia dan melalui kematiannya dosa manusia telah diampuni dan
diperdamaikan dengan Allah.4
Doktrin umat Kristiani memang mengajarkan kepercayaan bahwa Yesus ialah yang
menanggung sengsara di kayu salib, bukan orang lain, bukan penjahat, tetapi Tuhan sendiri.
Yesus wafat dan dimakamkam. Yesus rela mati disalib karena dengan demikian berarti dia
memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menebus dosa manusia. Tanpa itu, dosa manusia tidak
akan terampunkan. Tiang salib merupakan tanda atau saksi bahwa Yesus mencintai Bapa dan
mencintai manusia. Dengan kematian Yesus di kayu salib, terlaksanalah pengampunan dosa-
dosa manusia, baik dosa asal maupun dosa perorangan. Dengan wafatnya Tuhan maka
sekaligus pula berarti setan telah terkalahkan, sehingga tidak ada lagi hukuman bagi orang
yang beriman. Kematian Yesus menyebabkan kembalinya kehidupan yang kekal bagi
manusia. Yesus memberikan rahmat kepada manusia dan menyebabkan manusia menjadi
anak Allah kembali.
Dalam Perjanjian Lama, orang sering mempersembahkan korban sebagai tanda syukur
kepada Tuhan Yang Maha Tinggi, atau untuk menghilangkan dosa. Korban demikian
memang diperintahkan oleh Tuhan. Kematian Yesus di kayu salib merupakan suatu bentuk
korban yang baru. Korban Perjanjian Baru dipersembahkan sendiri oleh Yesus, dan yang
dikorbankan adalah juga dirinya sendiri. Yesus sendiri yang mempersembahkan dirinya

3
(Inggris)Mircea Aliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan Publishing Company.
Pg.495-498.
4
(Inggris)Wendy Doniger. 2006. Britannica Encyclopedia of World Religion. London: Encyclopedia Britannica.
pg.90.

3
kepada Bapa, suatu bentuk pengorbanan yang sempurna. Korban Yesus adalah satu-satunya
korban untuk sepanjang masa sekali untuk selama-lamanya.

B. 7 PERKATAAN YESUS DI KAYU SALIB

Dalam Peristiwa pengorbanan Yesus di kayu salib Yesus menyampaikan beberapa pesan.
Dari pesan ini, kita melihat bagaimana Yesus ingin membawa keselamatan bagi semua orang
dengan memberikan pengampunan kepada umat manusia, sehingga manusia dapat bersatu
dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga, sama seperti Yesus membawa pencuri di sebelah
kanan-Nya ke Firdaus. Pesan yang dimaksudkan di atas adalah ke-7 perkataan Yesus pada
saat tergantung di kayu salib.

1. Luk 23:34 “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.” Pada saat Yesus tergantung di kayu salib, di tahta-Nya yang dipandang hina
oleh banyak orang, Dia melihat dengan jelas drama kehidupan kehidupan manusia,
mulai dari serdadu yang kejam, murid-muridnya yang pengecut, kaum Farisi yang iri
hati, orang-orang yang tidak melakukan apapun ketika mereka melihat ketidakadilan.
Di kayu salib dan juga dalam permenungan-Nya di taman Getsemani, Kristus juga
melihat dosa-dosa seluruh umat manusia, mulai dari Adam dan Hawa sampai manusia
terakhir. Ini berarti Dia juga melihat semua dosa kita. Inilah yang menyebabkan
Yesus meneteskan keringat darah.
2. Luk 23:43 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada
bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Keselamatan kekal bagi manusia
adalah yang menjadi alasan bagi Kristus untuk turun ke dunia, rela menanggung
sengsara, menerima semua kesengsaraan dan penderitaan, serta taat kepada Bapa
untuk mati di kayu salib. Seluruh kehidupan-Nya ditujukan untuk mengemban misi
ini, dan Kristus telah melaksanakannya dengan sempurna. Bahkan sampai pada
menjelang akhir wafat-Nya, Dia tidak membuang kesempatan sedikitpun untuk
menyelamatkan pencuri yang disalibkan bersama-Nya.
3. Yoh 19:26-27 “Ibu, inilah, anakmu!” dan “Inilah ibumu!” Dengan penebusan-Nya di
kayu salib, Kristus telah membuka jalan keselamatan bagi semua orang. Dia telah
memberikan Diri-Nya dengan sehabis-habisnya. Dia telah memberikan Tubuh dan
Darah-Nya di kayu salib untuk semua umat manusia.
4. Mrk 15:34 “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Kalimat yang
berkesan keputusasaan. Mungkin jeritan yang sama, sering kita teriakkan dalam
kesesakan dan penderitaan kita. Kita mengetahui bahwa Kristus adalah sungguh sama
seperti kita, yang telah mengecap semua yang kita alami, termasuk penderitaan.
Namun, di dalam penderitaan-Nya, Dia telah menunjukkan adanya suatu kepercayaan
yang kokoh akan rencana Allah
5. Yoh 19:28 “Aku haus!” Contoh apalagi yang ingin diberikan oleh Kristus sebelum dia
menghembuskan nafas-Nya yang terakhir ketika Dia mengatakan “Aku haus!“?
Dikatakan di ayat Yoh 19:28 bahwa perkataan Yesus “Aku Haus” adalah untuk
memenuhi nubuat di dalam Kitab Suci. Ini adalah pemenuhan dari Mzm 69:21 yang
mengatakan “… dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur

4
asam.” Dengan demikian, pernyataan Yesus merupakan penegasan bahwa Yesus yang
tersaliblah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Memang dalam kodrat-Nya
sebagai manusia, Yesus mengalami penderitaan dan kehausan yang begitu sangat.
Namun, kehausan dalam kapasitas yang lebih dalam adalah kehausan untuk
meyelamatkan jiwa-jiwa.
6. Luk 23:46 “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dalam satu
kalimat ini, kita dapat melihat hubungan yang sungguh dalam dan tak terpisahkan
antara Bapa dan Putera. Bapa begitu mencintai manusia, sehingga Dia mengutus
Putera-Nya yang tunggal untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia (lih. Yoh
3:16).
7. Yoh 19:30 “Sudah selesai” Setelah prajurit memberikan bunga karang yang telah
dicelupkan pada anggur asam, lalu Yesus meminumnya dan berkata “sudah selesai”
(lih. Yoh 19:30). Kita dapat melihat adanya tiga hal yang berkaitan dengan “sudah
selesai”. Di dalam Kitab Kejadian, setelah Tuhan menyelesaikan penciptaan, maka
pada hari ke tujuh, Dia mengatakan “Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan (finished His work) yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia
pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. ” (Kej 2:2) Dan
Kitab Wahyu menuliskan, “Semuanya telah terjadi (it is done). Aku adalah Alfa dan
Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan
cuma-cuma dari mata air kehidupan.” Ini berarti, penciptaan dunia dan kemenangan
di Sorga hanya dapat terjadi kalau pekerjaan yang dilakukan Yesus telah selesai. Dan
dalam konteks inilah Yesus mengatakan “sudah selesai” untuk menyatakan bahwa
Dia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa dengan sempurna,
bukan dengan keputusasaan dan kegetiran, namun dengan dasar kasih yang sempurna.
Inilah yang membuat persembahan Kristus di kayu salib dapat menyenangkan hati
Bapa yaitu karena didasarkan kasih yang sempurna. Dengan perkataan ini, Yesus
menyelesaikan seluruh pekerjaan-Nya di dunia untuk kembali kepada Bapa.

Dari pemaparan di atas, kita dapat melihat bahwa tujuh pesan terakhir Yesus sungguh
penuh makna yang mendalam. Bukan hanya penggenapan atas nubuat-nuat perjanjian lama
tetapi juga menggambarkan betapa besar kasih_Nya kepada umat manusia sehingga Ia
mengorbankan dirinya sendiri untuk menebus dosa-dosa manusia.

5
BAB III

KESIMPULAN

BERdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkam bahwa:

1. Penebusan dosa adalah doktrin yang menggambarkan bagaimana manusia dapat


diperdamaikan dengan Allah. Dalam teologi Kristen penebusan merujuk pada
memaafkan atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus Kristus dengan
penyalibannya yang pada akhirnya memungkinkan adanya pendamaian antara Allah
dan penciptaan.5
2. Tujuh pesan terakhir Yesus sungguh penuh makna yang mendalam. Bukan hanya
penggenapan atas nubuat-nuat perjanjian lama tetapi juga menggambarkan betapa
besar kasih_Nya kepada umat manusia sehingga Ia mengorbankan dirinya sendiri
untuk menebus dosa-dosa manusia.

5
(Inggris)Mircea Aliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan Publishing Company.
Pg.495-498.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Alkitab LAI 2011


2. Romdhon, et al, Agama-Agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Press, Yogyakarta,
1988.
3. Djam’annuri (editor), Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah
Pengantar), Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta, 2000.
4. Mircea Aliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan
Publishing Company.
5. Wendy Doniger. 2006. Britannica Encyclopedia of World Religion. London:
Encyclopedia Britannica.

Anda mungkin juga menyukai