Anda di halaman 1dari 10

EKSPOSISI

YO H A N E S
8:12-20
“Yesus adalah Terang dunia”
– Thema : Status Yesus dan Bapa
– kata kunci : Terang
bersaksi
mengenal
mengutus
Yesus
Bapa
– Ayat kunci : “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah
– terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
(ayat 12)
• struktur kisah
Ay 12-13 “pengakuan Yesus tentang diriNya dan penolakan orang Farisi”
Ay 14 “kesaksian Yesus tentang diriNya”
Ay 15-16 “Yesus adalah hakim yang benar”
Ay 17-19 “kesaksian Yesus tentang Bapa”
Ay 20 “peristiwa di Bait Allah”

Garis besar
Ay 12-13 “Yesus terang dunia”
Ay 14-19 “kesaksian Yesus tentang Bapa dan diriNya”
Ay 20 “peristiwa di Bait Allah”
• Analisis kisah
‘…Akulah terang dunia.’ ungkapan ini merupakan, penegasan secara langsung dari YESUS yang
menjadikan orang Farisi menuduh Yesus sebagai seorang saksi penipu. Ungkapan ini menjadi
kontroversi diantara kaum Yahudi (Farisi). Dalam kesempatan tersebut Yesus berkata, “Akulah
terang dunia”. Di sini Yohanes menggunakan terang untuk menjelaskan pribadi Yesus. Hal ini
banyak menarik perhatian terutama sebagai indikasi pada upacara dengan lampu pada Hari Raya
Pondok Daun, yakni suatu pesta yang sangat penting bagi orang Yahudi. Dalam Perjanjian Lama,
orang-orang Yahudi mengenal Allah Yahwe, yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub sebagai
“Matahari dan perisai” (lih. Mzm 84:12). Hal ini menggambarkan bahwa sudah sejak lama
mereka mengenal Allah yang sebagai matahari yang memancarkan cahaya-Nya bagi segenap
alam ciptaan. Nubuat mengenai Mesias yang akan datang sebagaimana diwartakan oleh para nabi,
misalnya nabi Yesaya yang juga berbicara tentang datangnya terang yang menyinari mereka yang
berada dalam kegelapan dan lembah kekelaman (lih. Yes 9:1).
Berarti pernyataan Yesus dalam perikope ini bukanlah sesuatu yang sama sekali baru,
melainkan menekankan apa yang telah disampaikan dalam Perjanjian Lama. Perkataan Yesus tentang
“Akulah terang dunia” di sisni tidak ada yang tidak mungkin, sebab kata-kata yang digunakan Yesus
sangat dekat dengan waktu pesta. Pernyataan tentang terang dari Yesus mau menunjuk kepada diri-
Nya, yakni sebagai terang yang sesungguhnya, terang yang menyelamatkan. Pernyataan tentang
terang ini sangat penting bagi orang Kristen yang meyakini bahwa kehadiran Yesus menyempurnakan
semua kebenaran rohani yang sedang dirayakan.
Yesus mengatakan, “Akulah terang dunia” dalam konteks pesta di mana Bait Allah menjadi
terang Yerusalem. “Yesus adalah terang dunia” bukan hanya bagi Yerusalem, melainkan bagi seluruh
dunia. Kata-kata Yesus ini merupakan identifikasi taurat sebagai terang telah diberikan kepada dunia
dalam tradisi hikmat Yahudi. Yesus adalah terang itu. Untuk memiliki terang itu tidak ada jalan lain
selain memiliki Kristus. Tidak ada jalan terang yang lain selain memiliki hubungan yang benar
dengan-Nya.
• Ay 15-16
Penulis menunjukkan bahwa orang-orang Farisi tidak mampu melampaui sesuatu di balik apa
yang mereka lihat. Mereka menilai Yesus berdasarkan ukuran manusiawi semata. Ungkapan ini
mau mengulangi tuduhan sebelumnya kepada orang-orang Yahudi yang menilai berdasarkan apa
yang nampak atau yang kelihatan saja (bdk. Yoh 7:24a).
Orang-orang Farisi tidak terbuka terhadap asal-usul Yesus, terhadap realitas di balik apa yang
mereka lihat. Di sini Yesus berbeda dengan orang-orang Farisi. Yesus tidak menghakimi
berdasarkan otoritas-Nya sendiri. Yesus tidak menghakimi siapapun. Walaupun Ia menghakimi,
penghakiman-Nya adalah benar, sebab penghakiman itu mengalir dari persatuan dengan orang
yang mengutus-Nya, yakni Allah sendiri. Penghakiman adalah hak prerogatif Allah. Ada logika
penulis di balik kontradiksi ini. Yesus yang diutus oleh Bapa, memperkenalkan Allah suapaya
Allah dikenal. Maka, penghakiman Yesus adalah benar karena hubungan-Nya yang mesra dengan
Bapa. Penghakiman itu tergantung dari tindakkan menolak atau menerima wahyu Allah melalui
Yesus Kristus, Sang Terang Dunia. Penghakiman yang benar berasal dari Allah kepada setiap
orang yang menerima atau menolak-Nya. Penghakiman bukanlah fungsi utama dari pewahyuan,
melainkan akibat yang tidak dapat dihindari.
Selanjutnya Yesus berkata tentang konsekoensi dari pewartaannya adalah menghakimi. Hanya
Yesus yang dapat menghakimi umat manusia, sebab Dia adalah Allah yang dapat menyelidiki
segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Tuhanlah yang mengetahui segala
pikiran dan hati manusia (bdk. Yoh 8:24; Luk 5:22). Manusia tidak memiliki hak sedikitpun untuk
menghakimi sesamanya.
Selanjutnya Yesus berkata tentang konsekoensi dari pewartaannya adalah menghakimi. Hanya Yesus yang dapat menghakimi umat
manusia, sebab Dia adalah Allah yang dapat menyelidiki segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Tuhanlah
yang mengetahui segala pikiran dan hati manusia (bdk. Yoh 8:24; Luk 5:22). Manusia tidak memiliki hak sedikitpun untuk
menghakimi sesamanya.

‘…..Dalam hukum tauratmu’. Di sini Yesus mau menegaskan bahwa fungsi utama dari kata “kamu” bukan mau menunjukkan
pertentangan atau superioritas, melainkan Yesus mau menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka menerima hukum
bahwa kesaksian dua orang adalah sah. Yesus membuat argumen-Nya tak terbantahkan dan dengan demikian menimbulkan
pertentangan di antara mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena orang-orang Yahudi mengaitkannya dengan latar belakang sejarah
historis Yesus.
Dalam ayat ini, Yesus menerima bahwa hukum orang Yahudi menuntut kesaksian dua orang supaya kesaksian itu benar. Akan tetapi
dalam kasus ini, hukum itu tidak berlaku. Kitab tauratmu mengisyaratkan jarak antara Yesus atau komunitas Yohanes dan orang-
orang Yahudi (bdk. 7:19). Yesus mampu menjadi saksi-Nya. Kesaksian dua orang adalah sah mengacu kepada Kitab Ulangan 17:6;
19:15. Kesaksian orang yang dituduh tidak diperbolehkan, sebab argumentasinya tidak sepenuhnya sah menurut hukum orang
Yahudi. Maka Yesus mempunyai satu saksi yaitu Bapa. Penulis tidak dapat memungkiri bahwa kesaksian Yesus adalah sah karena
jati diri ilahi-Nya.
Persoalan ini muncul karena orang-orang Yahudi hanya berhenti pada Yesus historis. Memang pengetahuan tentang Allah telah
datang melalui taurat, tetapi kehadiran Yesus tidak dapat dipahami, apalagi dihakimi berdasarkan pengetahuan tersebut.
Schnackenburg sebagaimana dikutip oleh Daniel J. Harrington mencatat bahwa, seharusnya semua pengetahuan tentang Allah itu
menghancurkan kebodohan dan ketidaktahuan mengenai iman yang benar tentang Allah yang membawa orang kepada keselamatan.
Selain itu, Nikodemus pun telah mengatakan kepada orang-orang Farisi bahwa hukum taurat itu tidak menghukum siapapun juga
sebelum mendengar apa yang dikatakan dan melihat apa yang dilakukan oleh Yesus (bdk. Yoh 7:51).
• Kesaksiaan Yesus tentang Bapa ( ay 19)
Dalam ayat ini, perdebatan itu berlanjut dengan menampilkan Bapa, misalnya dalam ay.
16 digunakan istilah, “Dia yang mengutus Aku”. Pertanyaan Orang-orang Farisi “Di mana Bapa-
Mu?” merupakan kesalahan besar dalam memahami perkataan Yesus. Pemahaman orang-orang
Farisi mengenai Bapa adalah sebatas ayah duniawi saja. Pertanyaan mereka jelas menunjukkan
ketidaktahuan mereka terhadap Bapa dan akibatnya juga mengenai Yesus sendiri. Seseorang
hanya bisa mengenal Bapa kalau ia mengenal Yesus. Ini merupakan kata-kata kunci dari ajaran
penulis bahwa di dalam Anak, Bapa terungkap. Pengetahuan tentang Yesus mengandaikan
pengetahuan tentang Allah (lih. 7:17). Orang-orang Farisi merasa bahwa mereka mengenal Yesus
tetapi tidak mengenal-Nya (lih. 7:28). Pengetahuan mereka terhadap Yesus bersifat semu, hanya
terbatas pada hal-hal yang kelihatan saja. Kesalahan manusia adalah kegagalan melihat kemuliaan
Allah yang hadir dalam pribadi Yesus Kristus (bdk. 1:14). Menolak Yesus berarti menjauhkan diri
dari jangkauan ilahi itu. Oleh karena itulah Yesus mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak
memiliki pengetahuan tentang-Nya sama sekali.
Kesaksian Yesus mengenai hubungan-Nya dengan Bapa menuai protes keras dari orang-
orang Farisi. Di sini ada indikasi bahwa orang-orang Farisi berusaha membunuh Yesus karena Ia
mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya. Sekali lagi orang-orang Farisi melihat Yesus dari
sudut pandang duniawi. Mereka tidak mengerti akan hal-hal yang lebih besar di balik apa yang
kelihatan itu. Dan tidak seorangpun yang berani menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba (ay.
20b).
Kesadaran Yesus yang unik tentang kesatuan dengan bapa juga tampak dalam istilah yang dia pakai, aku ada;
bandingkan ay 24 dan juga ay 28. berkaitan dengan hukum taurat musa dan keluaran dari mesir yang melatar
belakangi tuturan pesta pondol daun ini teringat dari keluaran 3:14, ketika Allah menyatakan jati dirinya, “
inilah kau katakana pada orang Israel itu: akulah aku yang mengutus aku.” dalam terjemahan bahasa yunani
adalah ego eimi ho on “akulah dia yang ada” . Banyak teolog meyakini bahwa pernyataan ini mengacu kepada
Yesus. Berdasarkan sajian di atas dapatlah disimpulkan bahwa otoritas Yesus terletak dalam hubungannya
yang unik dengan bapa.
Ay 20
Dalam ayat ini,Yohanes menambahkan satu lagi catatan kecil yang menunjukkan tempat dan
keadaan dikatakan bahwa Yesus berbicara di ruang perbendaharaan. Lokasi percakapan di ruang
perbendaharaan dipermasalahkan kerena tidak mungkin percakapan itu dilakukan di gudang
tempat penyimpanan harta benda kenisah. Dikatakan bahwa peti-peti persembahan diletakkan di
dekat tempat perempuan dalam kenisah, sehingga sering dimaksudkan “Dekat salah satu peti
persembahan”. Hal ini sangat mungkin di ruang perbendaharaan di mana setiap orang datang
untuk memasukan persembahannya ke dalam kotak persembahan (bdk. Mrk 12:41, 43; Luk 21:1).
Di antara orang banyak yang datang itu, ada juga orang-orang Farisi dan imam-imam besar.
Ditempat inilah terjadi perdebatan itu. Dalam kesempatan tersebut, orang-orang beusaha
menangkap-Nya tetapi tidaka ada satu pun yang bisa. Setelah perseteruan terbuka antara Yesus
dan orang-orang Farisi, penangkapan terhadap Yesus sudah mereka rencanakan sebelumnya.
Yohanes menjelaskan bahwa mereka gagal mewujudkan itu bukan kerena tidak adanya peluang,
melainkan karena kehendak Allah. Saat Yesus belum tiba (bdk.Yoh 2:4).

Anda mungkin juga menyukai