Lumpuh
SH: Kis 3:11-26 - Kemuliaan hanya bagi Allah. (Kamis, 27 Mei 1999)
Kemuliaan hanya bagi Allah.
Si lumpuh yang sudah mampu berjalan sendiri itu mengikuti Petrus dan Yohanes.
Demikianlah orang yang sudah mengalami anugerah Allah tidak akan lagi
menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya. Peristiwa ini mengundang keheranan
dan rasa takjub banyak orang. Kemudian, Petrus dengan tegas mengatakan bahwa
Yesus Kristus yang telah mereka tolak dan bunuh itulah yang telah memberikan
kesembuhan kepada si lumpuh itu. Petrus tidak mau "mencuri" keharuman nama
di balik kuasa Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.
Ajakan pertobatan. Ada dua kelompok orang di sekitar Kekristenan kita. Pertama,
orang-orang yang bekerja untuk Allah tetapi demi kemuliaan dan kepentingan
dirinya. Kedua, orang-orang yang buta matanya untuk melihat bahwa itu adalah
pekerjaan Allah. Bagi kedua kelompok manusia inilah Petrus mengarahkan
tudingan dan kesaksiannya tentang karya besar dan agung Allah. Petrus mengajak
mereka untuk sadar dan bertobat. Selain merupakan suatu tindakan aktif manusia
sebagai respons terhadap kebaikan Allah, pertobatan juga berarti kesadaran diri
meninggalkan segala kejahatan.
Renungkan: Hanya orang yang telah mengalami anugerah Allah yang tidak akan
menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya.
I) Mujijat.
Jaman sekarang banyak pengemis yang cuma pura-pura sakit. Ada cerita
tentang orang memberi uang kepada pengemis buta. Pada waktu uang itu
ia lemparkan kepada pengemis buta itu, pengemis itu dengan sigap
menangkap uang itu. Orang itu lalu berkata: ‘Hei, kamu tidak buta; mana
pengemis buta yang biasanya ada di sini?’. Pengemis itu menjawab: ‘Ia
pergi nonton bioskop!’. Ini memang cuma cerita, tetapi jelas bahwa jaman
sekarang ada banyak pengemis yang cuma pura-pura sakit. Yang
semacam ini sama sekali tidak perlu dibantu!
Tetapi orang lumpuh dalam cerita ini benar-benar lumpuh. Ini terlihat dari
ay 2: ‘dari lahir’, ‘harus diusung’, ‘diletakkan’. Juga dari ay 9-10 dimana kita
lihat ada banyak orang yang tahu bahwa ia memang lumpuh.
2) Orang itu mengemis di pintu gerbang Bait Allah dan meminta uang
kepada Petrus dan Yohanes. Ia tidak mempunyai harapan sembuh, ia
hanya meminta uang.
Penerapan:
Adakah problem dalam hidup saudara yang sudah begitu lama, sehingga
saudara tidak lagi mengharapkan pertolongan Tuhan tentang problem itu?
Berhentilah dari keputusasaan itu dan teruslah berharap kepada Tuhan!
Ini bukan suatu rumus yang harus dilakukan kalau kita mau mendoakan
orang sakit. Petrus melakukan hal ini hanya supaya orang lumpuh itu mau
memperhatikan mereka.
Ada beberapa hal yang bisa dibahas dari jawaban Petrus ini.
Mereka bukan hanya tidak kaya, tetapi bahkan miskin. Orang kristen
memang tidak harus kaya seperti yang diajarkan oleh Theologia
Kemakmuran.
d) ‘Berjalanlah’.
2) Orang banyak melihat orang lumpuh yang sudah sembuh itu dan
mereka datang kepada Petrus dan Yohanes (ay 9-11).
Tetapi sikap orang lumpuh ini berbeda dengan sikap orang banyak. Orang
banyak itu hanya melihat kepada Petrus dan Yohanes dan tidak kepada
Allah. Mereka menganggap kedua rasul ini sebagai sumber kesembuhan.
Penerapan:
Kalau saudara disembuhkan oleh seorang dokter, atau mendapat
pertolongan dari seseorang, atau mendapat berkat Firman Tuhan dari
pendeta, selalulah sadar bahwa semua itu sebetulnya datang dari Tuhan!
Pendeta dan dokter hanyalah alat Tuhan.
1) Petrus menolak pujian itu dan bahkan menegur orang banyak itu (ay 12),
dan ia lalu mengarahkan segala pujian dan kemuliaan kepada Allah / Yesus
(ay 13-16; Catatan: ‘kepercayaan dalam Nama Yesus’ dalam ay 16
menunjuk kepada iman Petrus, bukan kepada iman orang lumpuh itu).
Paulus pernah mengalami hal seperti ini, dan ia juga melakukan hal yang
sama (Kis 14:10-18).
Ini sikap yang benar dari seorang hamba Tuhan. Kalau orang memujinya,
padahal sebetulnya Tuhanlah yang berhak atas pujian itu, maka ia harus
menolak pujian itu dan mengarahkannya kepada Tuhan.
Ini juga berlaku untuk jemaat biasa! Mungkin ada orang yang memuji /
menyanjung saudara karena saudara adalah:
"It was impossible to bring them truly to God, unless they were first brought to
the knowledge of their sins" (= adalah tidak mungkin untuk sungguh-
sungguh membawa mereka kepada Allah, kecuali mereka pertama-tama
dibawa pada pengenalan terhadap dosa-dosa mereka).
Penerapan:
banyak orang melakukan penginjilan cepat-cepatan tanpa peneguran dosa,
tetapi langsung menyuruh orang percaya kepada Yesus. Memang dalam kasus-
kasus tertentu dimana waktunya memang tidak ada, hal ini terpaksa harus
dilakukan. Tetapi kalau waktunya memungkinkan, maka ini adalah cara
penginjilan yang salah. Sebelum orang itu sadar bahwa ia adalah orang yang
berdosa, ia tidak akan membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat dosa.
Mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah / Mesias sendiri. Mereka memang
sudah sering mendengar tentang hal ini, tetapi mereka tidak percaya (bdk. Luk
23:34 Kis 13:27 1Kor 2:8 1Tim 1:13).
Ini tidak berarti bahwa mereka tidak berdosa. Mereka tetap berdosa, tetapi dosa
mereka lebih ringan dibandingkan kalau mereka melakukan hal itu dengan tahu
/ sadar / sengaja. Karena mereka melakukannya karena ketidaktahuan, maka
setidaknya mereka tidak melakukan dosa menghujat Roh Kudus, yang tidak
bisa diampuni (bdk. Mat 12:31-32).
Petrus menambahkan bagian ini supaya mereka melihat bahwa mereka masih
ada harapan. Ingat bahwa dalam Perjanjian Lama orang yang melakukan
pembunuhan dengan sengaja dihukum dengan hukuman mati (Ul 19:11-13),
tetapi orang yang melakukan pembunuhan dengan tidak disadari / tidak
disengaja tidak dihukum dengan hukuman mati (bdk. Ul 19:1-10).
Ay 18:
dulu tidak peduli kepada Allah, sekarang peduli dan bahkan mengasihi Allah.
Penutup:
Dalam Kis 2 pada waktu menerima ejekan / hinaan, Petrus lalu memberitakan Injil
kepada orang-orang yang menghina / mengejeknya. Sekarang dalam Kis 3, pada
waktu menerima pujian / sanjungan, Petrus memberitakan Injil kepada orang-
orang yang memuji / menyanjungnya.
Ada orang yang kalau dipuji / disanjung, mau memberitakan Injil; tetapi kalau
dihina lalu menjadi marah dan tidak memberitakan Injil. Ada yang sebaliknya,
kalau dihina tetap sabar dan mau memberitakan Injil; tetapi pada waktu dipuji /
disanjung menjadi lupa daratan oleh pujian / sanjungan itu, sehingga lalu justru
tidak memberitakan Injil.
Ada orang yang kalau hidupnya enak, mau memberitakan Injil; tetapi pada waktu
hidupnya menjadi tidak enak / menderita, lalu ngambek dan tidak lagi
memberitakan Injil. Sebaliknya ada orang yang pada waktu menderita, tetap
tekun memberitakan Injil; tetapi pada waktu hidupnya menjadi enak, justru lalu
tidak lagi memberitakan Injil.
Semua ini salah. Kita harus meniru Petrus yang baik dihina maupun dipuji tetap
memberitakan Injil. Kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk
memberitakan Injil, sesuai dengan 2Tim 4:2-5. Maukah saudara?
-AMIN-
Ketika orang banyak merasakan kuasa di dalam diri pemimpin tertentu, mereka
akan datang kepadanya, berharap untuk menerima sesuatu dari kuasa
karismanya. Sayangnya, yang terjadi sejak lama sekali adalah bahwa kebanyakan
pemimpin tidak bisa lagi memberikan kuasa Allah kepada para pengikut mereka.
Justru, mereka mewartakan dan mengembangkan kuasa pribadi mereka sendiri.
Mereka menjanjikan kepada para pengikut mereka harapan akan emas dan perak,
namun tidak bisa memenuhinya.
Petrus sangat heran dengan sikap orang-orang Yahudi, yang tidak mengenali
kebenaran dan kuasa Allah yang bekerja di antara mereka. Jadi, pertama-tama ia
memilih untuk membebaskan mereka dari kekaguman kepada dirinya. Mereka
tidak boleh bersandar kepada pemberiannya, tetapi hanya kepada pemberian
Allah saja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan, “Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia.” Petrus memberikan kesaksian bahwa kuasa manusia
dan kehidupan keagamaan mereka tidak bisa menghapuskan dosa atau
menyembuhkan orang-orang sakit. Manusia sama sekali tidak memiliki
kemampuan, dan hanya sekedar bisa memegahkan diri tanpa guna seperti
burung merak yang menyombongkan dirinya.
Para rasul menunjuk kepada satu-satunya Pribadi yang unik itu yang bisa
memberikan kuasa dan pengharapan kepada dunia yang kacau balau ini. Pribadi
itu adalah Yesus dari Nazaret. Petrus tidak menyebut-Nya sebagai Mesias, tetapi
sebagai “Hamba Allah” dalam penjelasannya, yang di dalam bahasa Yunani
menunjuk kepada budak Allah. Pada saat yang sama, hal itu juga menunjukkan
tentang ketundukan Kristus kepada Bapa-Nya, karena di dalam ketundukan yang
sukarela itulah kita melihat kemenangan dan kesempurnaan Kristus. Anak Allah
mengosongkan diri-Nya, dan menjadi manusia serta merendahkan diri-Nya,
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi taat kepada kehendak Bapa-Nya
dan bahkan sampai mati, menjalani kematian di kayu salib. Karena itu Allah
sangat meninggikan Dia dan memberikan kepada-Nya nama di atas segala nama
(Filipi 2:7-9). Sangat tepat bagi Petrus untuk mengatakan bahwa Allah sudah
mempermuliakan Hamba-Nya Yesus, karena kemuliaan nama Yesus Kristus
adalah tujuan dari karya Roh Kudus, yang adalah Allah Sendiri.
Petrus tidak berbicara di dalam nama Allah yang tidak masuk akal, Allah yang
besar tetapi tidak dikenal, tetapi menyebutkan Allah yang adalah Allah Abraham,
Ishak, dan Yakub. Ia sudah menyatakan diri-Nya kepada para leluhur, yang sudah
dipilih-Nya sendiri. Allah dari para bapa bangsa itu sudah membangkitkan
hamba-Nya Yesus dari kematian. Keefektifan dari peristiwa Ilahi ini yang menjadi
tanda kebesaran dari pengajaran para rasul. Yesus yang sudah menjadi korban
itu tidak tetap berada di dalam kubur, tetapi bangkit untuk hidup selamanya. Para
rasul sudah menjadi saksi mata, yang sudah melihat dan berbicara dengan Dia.
Mereka menjadi saksi akan kepastian dari kebangkitan-Nya dan tubuh kemuliaan-
Nya setelah kematian-Nya di kayu salib.
Roh Kudus tidak puas hanya dengan menunjukkan anugerah dan kemenangan
Allah. Ia senantiasa menyerang dosa-dosa yang ada di dalam batin manusia,
karena Roh Allah itu kudus. Bangsa Yahudi tidak menerima Dia yang Dipilih oleh
Allah, tetapi menolak dan menyangkali Dia, bahkan meski gubernur Romawi
sudah mendapati bahwa Dia tidak bersalah. Mereka tetap memaksa dengan
mengatakan bahwa gubernur asing itu sudah memutar-balikkan kebenaran dan
menyalibkan Anak Allah. Permintaan mereka kepada para pemimpin Yahudi
disampaikan tidak jauh dari Menara Antonia, yang menghadap ruang terbuka Bait
Allah, di mana Yesus sebelumnya mengajar di Serambi Salomo. Para pendengar
merasakan ketidak-adilan yang sudah mereka lakukan, dimana bahkan
bangunan-bangunan yang ada di sana menjadi saksi melawan mereka. Petrus,
yang sudah menjadi penjala manusia, meneruskan perkataannya. Ia membuang
cadar kesalehan palsu dari wajah para pembunuh itu. Ia menegaskan keberadaan
mereka sebagai bangsa yang menolak Anak Domba Allah, dan bahkan memilih
Barabbas, yang sebenarnya adalah penjahat dan penyamun. Pilihan ini sudah
menyatakan kejahatan hati dan kebobrokan pikiran mereka.
Roh Kudus mendorong Petrus untuk menyebut Kristus, yang dilahirkan dari Roh
Kudus sebagai “Yang Kudus,” yang menanggung segala dosa dunia. Dia yang
Benar itu adalah inkarnasi dari Allah yang hidup, dan yang terus ada dalam
keadaan tidak berdosa tidak seharusnya mati. Namun di dalam kematian Yesus
maka hal yang mustahil kemudian terjadi: Pemimpin kepada hidup itu sudah
mati. Dalam menjelaskan hakekat Yesus, Petrus tidak memakai gelar “Mesias”
atau “Anak Allah” tetapi menempatkan keseluruhan inti dari nama itu di dalam
satu nama, “Yesus.”
Setelah itu, saksi yang tidak berpendidikan itu menyaksikan bahwa Allah sudah
mengulurkan tangan-Nya, bukan untuk membawa bangsa itu kepada Musa, Elia,
atau Yohanes Pembaptis, tetapi kepada Yesus, yang sudah dihina, dianiaya, dan
akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Kebangkitan Yesus adalah bukti
akan kekudusan-Nya seturut dengan kehendak dan perkenanan Allah. Tuhan
Yesus hidup, hadir, dan dekat dengan kita. Kesaksian Petrus menegaskan bahwa
Kristus tidak membusuk di dalam kubur, sebagaimana semua manusia lainnya,
tetapi Ia memutuskan belenggu maut. Ia sekarang berdoa di dalam kemuliaan
Allah Bapa.
Untuk menegaskan berita yang mengerikan bagi orang-orang Yahudi ini, Petrus
mengajak orang-orang yang mendengar itu melihat kepada orang yang baru
disembuhkan yang masih berdiri di antara mereka, yang sudah mereka kenal
sejak lama. Otot yang dipulihkan dan tulang yang diluruskan adalah bukti
pengesahan dari kesaksian Petrus, bukti dari kebangkitan Kristus.
Lukas, sang tabib, menjelaskan melalui perkataan Petrus bahwa kesembuhan itu
terjadi hanya karena anugerah. Bahkan iman kepada Yesus adalah juga anugerah
sang Juruselamat kepada manusia. Iman di dalam nama Yesus menunjukkan
keyakinan akan kehadiran-Nya, kepastian akan kehendak keselamatan-Nya, dan
penyerahan diri kepada-Nya sebagai Tabib yang agung, dan berpegang teguh
kepada firman yang dikatakan-Nya. Nama Yesus penuh dengan kuasa. Tidak ada
kuasa apapun di dalam dunia kita selain dari kuasa yang unik di dalam nama
Yesus itu. Roh Kudus menyelamatkan, menyembuhkan, dan menyucikan melalui
nama yang unik dan ajaib ini saja. Tidak heran bahwa Iblis berusaha, dengan
ribuan cara, untuk merusak nama ini, membuat manusia melupakannya, atau
menggantinya dengan nama terkenal lainnya. Sekarang, saudara, pastikan bahwa
anda adalah pendengar kebenaran. Di dalam Manusia Yesus dari Nazaret itu
berdiam seluruh kepenuhan Keallahan secara jasmani. Barangsiapa yang
menyerahkan diri kepada-Nya akan mengalami kuasa-Nya. Kuasa Allah yang
kekal menjadi sempurna di dalam kelemahan kita.
Iman yang bermanfaat adalah rahasia yang agung, karena hal itu adalah
keberanian dan keyakinan orang-orang percaya yang menempatkan kepercayaan
mereka sepenuhnya kepada nama Yesus. Kepercayaannya bertumbuh melalui
pencariannya yang terus menerus akan sang Juruselamat. Yesus menghendaki
iman anda yang tidak terbagi, anda berpegang teguh kepada Dia yang Tersalib,
dan senantiasa terkait dengan kuasa kebangkitan-Nya. Datanglah kepada Yesus,
karena Ia adalah yang memulai dan menggenapkan iman anda. Dekat dengan Dia
jiwa anda akan dipulihkan, roh anda akan disegarkan, dan kehidupan anda
dibenarkan. Imanmu sudah menyelamatkan engkau.
PERTANYAAN:
· “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan
mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula
diuntukkan bagimu sebagai Kristus” (Kis 3:19-20), demikian kutipan dari kotbah
Petrus. Kiranya sebagai murid-murid Yesus atau orang yang percaya kepada
Yesus Kristus kita juga diundang atau dipanggil untuk meneladan Petrus:
mengajak siapapun juga untuk menyadari kelemahan dan dosa-dosanya serta
kemudian bertobat atau memperbaharui diri. Menyadari kelemahan, keterbatasan
dan dosa-dosa merupakan langkah awal yang meyakinkan untuk bertobat dan
memperbaharui diri terus-menerus, karena dengan demikian yang bersangkutan
pada umumnya juga memiliki keterbukaan diri untuk tumbuh dan berkembang
alias diperbaharui terus-menerus alias bersikap mental belajar. Belajar tidak hanya
terjadi ketika berada atau masih di dalam sekolah atau pendidikan formal,
melainkan juga selama bekerja atau hidup dimanapan orang dapat belajar. Hidup,
bertindak dan bekerja dengan semangat belajar akan mendatangkan kelegaan hati
yang luar biasa. Bersikap mental atau bersemangat belajar memang dijiwai oleh
keutamaan kerendahan hati atau orang yang rendah hati senantiasa bersikap
mental belajar terus menerus, tiada henti sampai mati. Kami berharap para
orangtua atau pemimpin dapat menjadi teladan dalam hal kerendahan hati dan
sikap mental belajar bagi anak-anak atau anggotanya.
Santapan Harian
Pakai kesempatan
Kesembuhan orang yang lumpuh sejak lahir membuat orang Yahudi heran
sehingga mereka datang mengerumuni Petrus dan Yohanes karena menganggap
kedua orang itu sebagai sumber kesembuhan. Petrus menggunakan kesempatan
itu untuk memperkenalkan Yesus. Ia memperkenalkan identitas Yesus sebagai
Hamba yang menderita (13, 26), Yang Kudus dan Benar (14), Pemimpin (15),
Mesias, yang diurapi Allah (18), dan seorang Nabi (22-24). Kedatangan-Nya
sesuai dengan nubuat Musa dan para nabi dan juga menggenapi janji-Nya
kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi berkat bagi semua bangsa
(25).
Yesus pertama-tama datang kepada milik-Nya, orang Yahudi (20, 26). Ironisnya,
mereka justru menolak dan membunuh Dia (25), walau mereka melakukan hal itu
dalam ketidaktahuan (17). Namun Allah telah mempermuliakan Anak-Nya dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mengangkat Dia kembali ke surga
(21). Petrus dan para murid yang lain menjadi saksi atas semua itu. Melalui para
muridlah, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu.
***
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.
Flash
Belajar dari itu semua, siang ini biarlah kita kembali diingatkan akan kuasa
nama Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat dunia yang sejati. Dengan
demikian, kita tidak lagi merasa ragu untuk memperkatakan dan
mengakuinya dalam kehidupan sehari-hari. Mari mengalami dan beritakan
kuasa nama Yesus, Nama di atas segala nama.
Source https://gbika.org/site/berkat-global-bukan-berkat-lokal/
Bacaan I : Kis 3:11-26
Khotbah Petrus di Serambi Salomo
3:11 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh
orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di
serambi yang disebut Serambi Salomo. 3:12 Petrus melihat orang
banyak itu lalu berkata: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang
kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami Membuat
orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami
sendiri? 3:13 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek
moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu
Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus
berpendapat, bahwa Iaharus dilepaskan. 3:14 Tetapi kamu telah
menolak Yang Kudus dan Benar, Serta menghendaki seorang pembunuh
sebagai hadiahmu. 3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah
kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. 3:16 Dan karena
kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang
yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi
kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. 3:17 Hai saudara-
saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian
karena ketidaktahuan, sama seperti semua
pemimpin kamu. 3:18 Tetapi dengan jalan Demikian Allah telah
menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus
menderita. 3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya
dosamu dihapuskan, 3:20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan,
dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai
Krisus. 3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai
waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan
Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman
dahulu. 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu,
sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan
dikatakannya kepadamu. 3:23 Dan akan terjadi, bahwa
semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan
dibasmi dari umat kita.3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai
dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang
zaman ini. 3:25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat
bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang
kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua
bangsa di muka bumi akan diberkati. 3:26 Dan bagi kamulah pertama-tama
Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu,
supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-
masing kembali dari segala kejahatanmu.”
Mazmur : 8:2a,5,6-7,8-9
Refren: Ya Tuhan Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!
Mazmur
* Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
* Kauciptakan dia hamper setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan
kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-
galanyatelah Kau tundukkan di bawah kakinya.
* Domba, sapid an ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa;
burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.
Renungan:
Yesus, Pemimpin kepada hidup
Apa hubungan kesembuhan yang dialami orang lumpuh pada perikop
sebelum ini dengan Tuhan Yesus? Petrus memakai kesempatan keheranan
dan ketakjuban orang banyak untuk menyatakan siapa Tuhan Yesus.
Pertama, Yesuslah yang telah menyembuhkan orang lumpuh tersebut
(ayat 16, lih. 6). Kedua, kesembuhan itu merupakan fakta sekaligus bukti
bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang diutus Allah untuk memimpin
manusia kepada hidup (ayat 13, 15). Ketiga, walaupun orang Yahudi
membunuh Yesus dalam ketidaktahuan (ayat 17), tetapi dalam kedaulatan
Allah, peristiwa itu menjadi penggenapan nubuat Perjanjian Lama (ayat 18)
bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan manusia
berdosa melalui penderitaan dan kematian-Nya. Oleh karena itu mereka
yang membunuh Yesus boleh mendapatkan pengampunan-Nya bila segera
sadar dan bertobat (ayat 19). Yesus juga adalah nabi yang dijanjikan sejak
masa Musa (ayat 22). Musalah yang menjadi pewarta kabar baik bahwa
kuasa kebangkitan Yesus nyata memberi kehi-dupan kepada yang sudah
mati di dalam dosa. Justru dengan menyaksikan kuasa kebangkitan-Nya
yang menyembuhkan si lumpuh, orang-orang Yahudi mendapatkan
kesempatan baik untuk bertobat dan sekaligus kehormatan dari Tuhan
untuk memberitakan kabar baik tersebut (ayat 25-26).
Namun ada satu kesaksian Kitab Suci yang belum lagi digenapi secara penuh
yakni bahwa berita pengampunan dosa telah berlaku bagi segala suku
bangsa (ayat 47). Untuk menjadikan berita ini digenapi, para murid diberi
tugas untuk melakukannya (ayat 48). Berita kebangkitan Yesus bukan
berita yang harus dirahasiakan atau disembunyikan melainkan haruslah
disaksikan ke seluruh suku bangsa. Kebangkitan Yesus tidak hanya
mensahkan fakta bahwa pengampunan dosa berlaku bagi semua suku
bangsa, tetapi juga mengarahkan umat percaya pada pertobatan.
DOA :
Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terima kasih
penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau tidak menghukum
diriku ketika timbul keragu-raguan dalam hatiku tentang diri-Mu. Utuslah
Roh Damai-Mu ke dalam hidupku di mana ada kebingungan atau ketakutan.
Semoga realitas kasih-Mu yang sempurna bagi diriku mengusir setiap rasa
takut yang tersembunyi dalam hatiku. Amin.
Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
Kamis, 09 April 2015
Hari Kamis dalam Oktaf Paskah
Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh tetapi Tuhan yang amat dekat dengan kita. Ia
berkenan ditemui oleh siapa pun yang mencari-Nya. Ia senantiasa hadir dan menyertai
kita sepanjang hari, kendati tanpa kita sadari dan kita kenali. Kita harus meluangkan
waktu secara khusus untuk menyadari kehadiran-Nya, misalnya dengan membaca dan
merenungkan Kitab Suci. Kitab Suci merupakan sarana yang amat penting bagi kita
untuk semakin mengenal Tuhan. Kitab Suci bukan hanya tulisan yang berbicara tentang
Tuhan, tetapi Tuhan sendiri yang berbicara kepada kita. Maka, St. Hirominus
mengatakan, "Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Kristus". Namun, untuk
mengenal Tuhan melalui Kitab Suci, seringkali juga tidak mudah mengingat ada bagian-
bagian tertentu dalam Kitab Suci yang sulit kita mengerti. Untuk itulah, kita secara mutlak
membutuhkan rahmat Tuhan dalam membaca dan merenungkan Kitab Suci. Rahmat itu
kita butuhkan untuk membuka pikiran kita sehingga kita mergerti apa yang kita baca dan
renungkan. Dengan kata lain, Kitab Suci haruslah kita baca dan kita renungkan selalu
dalam doa, sebagaimana ditegaskan oleh Origenes bahwa "Hanya mereka yang berdoa
tanpa putus-putusnya dapat berharap untuk sampai pada pemahaman akan Sabda
Tuhan".
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin mampu menjadikan Kitab Suci
sebagai sarana untuk semakin mengenal dan mengimani-Mu. Amin. -agawpr-
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:11-26)
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati."