Anda di halaman 1dari 55

KHOTBAH MINGGU, 16 NOPEMBER 2014: BERDASARKAN

HAKIM-HAKIM 4:1-10
01/12/2014 Wiliradith Maniley Leave a comment

Thema: “MENGHADAPI TANTANGAN”


(oleh Pdt. Nicolas St. E. Lumba kaana, M.Si.Teol.)
Ada kata bijak, “hidup adalah perjuangan”. Kata bijak itu mungkin dapat
diterjemahkan menjadi “Monik es mepu”. Saya kira, kita tidak keberatan
dengan kata bijak itu. Pengalaman sehari-hari membuktikan itu. Ada istilah
siklus pertanian, yaitu lingkaran alur pada tahap-tahapan bekerja, mulai
dari merencanakan kebun sampai penyimpanan hasil kebun: menebas
belukar, membalik tanah, membuat pagar, memagari kebun, menyiapkan
bibit, menanam, membersihkan kebun, merawat tanaman, memanen hasil,
menyimpan hasil, dan memanfaatkan hasil. Tahap-tahapan itu berlangsung
dari satu tahap ke tahap lainnya. Bila disusun dapat menjadi sebuah
tahapan yang beralur secara melingkar, setelah panen, hasil panen
disimpan dan kelak dimanfaatkan juga untuk persiapan kebun baru dan
pembibitannya. Dalam siklus pertanian yang demikian,…
kurang lebih, sekarang ini kita ada di musim mempersiapkan kebun. Pada
musim ini, tidak ada hari tanpa keringat. Banyak terjadi kecelakaan kerja,
mulai dari celaka ringan seperti tangan melepuh, luka lecet bahkan sampai
konflik besar, sebagai akibat dari kesibukan bekerja yang sangat menguras
tenaga. Makin habis-habisan bekerja, makin sering terjadi masalah.
Menebas belukar, membalik tanah, membuat pagar keliling kebun,
membuat terasering. Semua itu tidak bisa ditangani secara asal-asalan.
Untuk mengerjakan semua itu dibutuhkan kondisi tubuh yang sehat dan
tenaga yang prima. Dan tidak kalah penting, kebijaksanaan menghadapi
tantangan. Jangan sampai terjadi, kebun ditinggalkan karena tidak mampu
menghadapi tantangan. Semua itu tidak mudah, tapi harus dihadapi. Saya
kira semua petani sudah selesai mempersiapkan kebun untuk ditanami.
Kalau ada yang belum siap, artinya sudah terlambat, jadi kerja harus lebih
keras, dan tantangannya sungguh tidak kecil. Kita doakan, semua petani
dapat mempersiapkan kebun dengan baik. Sehingga pada saat hujan
sudah turun dengan stabil, semuanya dapat menanam.
Orang hidup harus bekerja. Hidup dijalani dengan bekerja. Kelak, tiap-tiap
orang akan dikenal dan dikenang berdasarkan hasil kerjanya. Ada kata
bijak, “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meniggalkan belang,
dan orang mati meninggalkan nama”. Tentu saja nama yang dimaksud,
kualitasnya ditentukan oleh hasil kerja. Nama seseorang bisa jadi dikenal
dan dikenang sebagai apehet, tapi ada juga nama yang dikenal sebagai
ameput. Saya yakin kita semua memilih hidup untuk bekerja, menguras
tenaga, mengolah pikiran dan tidak takut terhadap tantangan. Coba saja,
pulang ke rumah nanti, tanyakan kepada isi rumah, bagaimana Anda
dikenal dan dikenang mereka.
Alkitab banyak menyebut nama-nama orang. Ada nama laki-laki, ada juga
nama perempuan, ada orang tua, orang muda, ada anak-anak. Salah satu
dari nama-nama orang yang disebut Alkitab itu adalah Debora. Dia satu-
satunya hakim perempuan yang diceritakan dalam kitab Hakim-hakim,
yaitu pada bagian yang kita bacakan tadi. Debora adalah seorang ibu
rumah tangga. Suaminya bernama Lapidot. Dikatakan dalam perikop
bacaan tadi, bahwa selain sebagai seorang ibu rumah tangga, Debora juga
adalah seorang perempuan karier. Ia adalah seorang nabiah. Debora
memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Perikop kita tadi
menceritakan juga menganai kebiasaan Debora dalam memimpin Israel,
yakni ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan
Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk
berhakim kepadanya. Ketika itu, orang Israel sedang dijajah oleh raja
Kanaan, bernama Yabin, dengan Sisera sebagai panglima tentaranya.
Sudah dua puluh tahun lamanya orang Israel ditindas dengan keras oleh
raja Mesir.
Tidak semua kisah hidup Debora diuraikan dalam Alkitab. Perikop bacaan
tadi menceritakan keberanian Debora menghadapi tantangan. Saya kira
inilah puncak ketegangan dalam cerita Debora, yaitu ketika Barak
memintanya ikut serta dalam penyerangan terhadap tentara Kanaan. Apa
yang menegangkan? Saya bayangkan, lama waktu peneindasan yang
sudah 20 tahun lamanya. Kemungkinan, ini bukan pengalaman pertama
orang Israel menyerang musuhnya. Mereka pernah sukses tapi juga
pernah gagal. Ayat 4 dari perikop tadi menggambarkan kekuatan militer
Kanaan, mereka mempunyai 900 kereta besi, sebagai teknologi tempur
yang siap digunakan untuk menggempur lawan. Orang Israel berseru
kepada Tuhan, dan sebagai hakim, Deboralah yang harus menanggapi
seruan itu. Mungkin, seperti yang bisa kita bayangkan, bahwa seorang laki-
laki mutlak dibutuhkan dalam situasi itu. Memimpin sebuah pertempuran di
medan perang bukanlah peran yang diharapkan dari seorang perempuan.
Barak pun dipanggil untuk menjalankan tugas itu. Inilah yang dikatakan
Debora kepada Barak, bahwa “Bukankah TUHAN, Allah Israel,
memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor
dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon
bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera,
panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-
pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan
dia ke dalam tanganmu.”
Ternyata, Barak tidak punya cukup keberanian menghadapi tantangan.
Dengan lantang ia menjawab Debora, “Jika engkau turut maju akupun
maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju.” Dalam
pandangan kita, mungkin ada masalah serius di sini, ketika sebagai
seorang perempuan dituntut untuk turun langsung ke medan perang, turut
memimpin pasukan tempur. Barak hanya akan maju berperang, jika
Debora ikut serta. Apakah Mama-mama sering mengalami hal yang begini,
ketika bapak-bapak enggan melakukan sesuatu sendirian. Atau anak-anak
pernah mengalami hal yang begitu, orang tua sudah putus asa menghadpi
sebuah masalah atau kebutuhan penting untuk pendidikan kalian. Ketika
kita tidak bisa sekedar berseru, tidak sekedar meminta dan menuntut, tidak
bisa sekedar memberi arahan dan semangat. Melainkan juga harus turun
tangan, melakukan tugas yang biasanya dianggap hanya menjadi orang
lain. Debora menunjukkan keteladanan sebagai orang yang berani
menghadapi tantangan. Betapa pun besarnya tantangan itu. Betapa pun
pandangan sekitar, tidak cukup mendukungnya untuk turun ke medan
perang. Bahkan sebuah optimisme ditunjukkan Debora, sebuah keyakinan
bahwa Ia akan menaklukan Sisera. Seperti tertulis dalam ayat 9, “Baik, aku
turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan
yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke
dalam tangan seorang perempuan.” Debora punya keyakinan, bahwa
Tuhan tidak akan tinggal diam terhadap seruan umatNYA. Tuhan akan
bertindak melalui siapa pun itu. Dan kalau Debora maju, maka
kemenangan akan diperoleh. Orang yang mau bekerja keras untuk sebiah
harapan mulia, dialah yang akan memperoleh kehormatan.
Kita sedang mempersiapkan kebun? Sedang berjuang untuk pendidikan
anak-anak, sedang berusaha menangani urusan-urusan penting yang
sangat menentukan masa depan dan kebaikan? Cerita Alkitab hari ini
memberi dukungan, seperti yang dikatakan dalam nats pembimbing Amsal
23:18, “Karena masa depansungguh ada, dan harapanmu tidak akan
hilang”. Konteks dari pernyataan Amsal ini adalah nasehat kepada anak-
anak, agar tidak minder ketika menghadapi tantangan untuk apa yang
diharapkan di masa depan. Arahkan perhatian kepada didikan dan arahkan
telinga kepada pengetahuan. Berhati bijak, berjiwa gembira, berkata jujur,
jangan iri kepada orang berdosa, tetapi takutlah akan Tuhan. Bagi yang
demikian, masa depan sungguh ada, dan harapan tidak akan hilang,
karena Tuhan menjaminkannya bagimu. Tuhan menjaminkan masa depan
dan harapan itu bagimu.
Debora menyambut tantangan yang diperhadapkan Barak kepadanya. Ia
turun ke medan perang, sebagai kesaksian mengenai keyakinannya bahwa
Tuhan akan menyerahkan Sisera dan bahwa kehormatan disediakan
Tuhan bagi orang yang berani menghadapi tantangan. Dua hal yang
sangat penting untuk keberanian menghadapi tantangan, apa keyakinan
kita dan bagaimana komitmen kita untuk bekerja? Dalam kaitan dengan
kebun yang sedang dipersiapkan, berkaitan dengan pendidikan dan belajar
anak-anak, dalam kaitan dengan kebutuhan-kebutuhan hidup yang makin
mahal, dst. Rumuskan keyakinan terbaik untuk apa yang akan dikerjakan,
dan lakukan apa saja dengan cara yang terbaik. Kemenangan dan
kehormatan akan menjadi ikutan dari keyakinan dan komitmen.
semua

Tafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat

SH: Hak 4:1-24 - Pemimpin yang dipakai Tuhan (Minggu, 20 April 2008)
Pemimpin yang dipakai Tuhan
Tuhan bekerja menolong umat-Nya secara unik. Ia bisa memakai pahlawan perkasa, tetapi juga orang
biasa-biasa untuk mencapai maksud-Nya. Tuhan bisa memakai peperangan biasa, ataupun strategi tipu
daya ala Ehud, juga lewat peristiwa yang sepintas tidak masuk akal.
Tuhan memakai Debora, yang saat itu menjadi hakim dan sekaligus \'ibu\' bagi orang Israel yang datang
mencari pertolongan (band. Hak. 5:7). Sebagai pemimpin rohani bagi umat-Nya, ia peka akan hati Allah.
Ia tahu persis waktu pembebasan Tuhan akan segera tiba. Ia sadar bahwa sebagai wanita ia memiliki
keterbatasan dalam hal kemampuan perang. Namun ia tahu siapa yang tepat untuk memimpin perang.
Maka ia memanggil Barak (ayat 6-7).
Sebaliknya, Barak ternyata tidak berani maju tanpa dukungan Debora (ayat 8). Apakah ketidakberanian
Barak maju sendiri semata kerendahan hatinya, menghormati Debora yang lebih berkharisma, ataukah
karena ia kurang beriman? Yang jelas, sikap Barak seperti itu membuat kehormatan dalam memenangkan
perang akan jatuh ke tangan seorang wanita (ayat 9). Benar saja, Tuhan memakai duet Debora-Barak
untuk membuat tentara Yabin kocar kacir. Yang sangat tidak terduga, kemenangan yang menuntaskan
peperangan ini justru datang dari seorang ibu rumah tangga sederhana, Yael, istri Heber, orang Keni.
Di balik kemenangan Israel atas Yabin dan panglimanya Sisera, kita tahu bahwa Tuhan yang berkarya
(ayat 15). Debora yang peka, Barak yang bimbang, maupun Yael yang tidak pernah bermimpi akan
terlibat, merupakan alat-alat Yang Mahakuasa. Saat mereka peka pimpinan Tuhan dan bersedia untuk Dia
pakai, maka kemenangan pun tidak lagi mustahil.
Laskar Kristus biasanya terdiri dari orang-orang yang tidak sempurna, sederhana, penuh kelemahan,
bahkan sering pula kurang beriman. Namun, kemenangan melawan musuh bukan ditentukan oleh siapa
orang-orangnya, melainkan siapa Panglimanya.

SH: Hak 4:1-24 - Lebih mengandalkan penyertaan manusia. (Senin, 6 Oktober 1997)
Lebih mengandalkan penyertaan manusia.
Debora, hakim atas orang Israel telah menyampaikan perintah Tuhan kepada Barak (ayat 6-7). Dari
jawaban Barak terlihat bahwa ia kurang mengandalkan penyertaan Tuhan, merasa lebih mantap bila
Debora ikut serta (ayat 8). Nubuat Debora (ayat 9), ternyata kelak digenapi (ayat 22). Penyertaan Tuhan
memang tak dapat dilihat dengan mata jasmani. Itu dihayati dengan iman. Dengan iman seseorang
percaya akan penyertaan Tuhan. Iman yang demikian akan melihat fakta penyertaan Tuhan itu. Karena
raguragu, Barak tidak menerima kehormatan sebab Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tangan Yael,
isteri Heber.
Sisera diserahkan Tuhan. Sisera yang melarikan diri kalut dan bingung. Seluruh tentaranya tewas oleh
mata pedang. Tuhan menyerahkan dia kepada Yael sehingga di kemah Yael ia dapat tidur nyenyak. Untuk
sementara seolah ia berhasil luput dari pengejaran. Namun cara Tuhan untuk memberikan kemenangan
kepada umat-Nya di luar perhitungan. Unik dan menakjubkan.
Debora dan istri Heber, dua perempuan yang berani bertindak dalam Tuhan menjadi pahlawan.
Kebiasaan menilai orang dari jenis kelaminnya adalah tidak benar bila kita memperhitungkan bahwa
Tuhan berkuasa membuat mereka melakukan hal besar.

DEBORA YANG PERKASA

Bacaan: Hakim-Hakim 4:1-10

debora-yang-perkasa

Di sepanjang isi Alkitab, Allah sangat menghargai peran seorang wanita. Lihatlah, di
antara banyak hakim yang memerintah di Israel, ada seorang wanita bernama
Debora. Ia ikut maju ke dalam medan pertempuran yang isinya laki-laki semua tanpa
takut. Dan kemenanganpun berpihak padanya.

Ayat Emas

“Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim
atas orang Israel.”
(Hak. 4:4)

Adalagi seorang wanita yang lemah lembut dan cantik, sama sekali tidak perkasa,
bernama Ester. Ia dipakai Tuhan untuk menyelamatkan satu bangsa dari kematian
besar-besaran. Seorang pahlawan yang luar biasa.

Doakan

Ibumu dan guru-guru wanita di sekolahmu. Mereka adalah para pahlawan tanpa
tanda jasa

Oma Lois dan Ibu Eunike yang melatih Timotius sehingga memiliki iman yang tulus
dalam Tuhan. Para wanita yang dipakai Tuhan untuk menyiapkan Timotius menjadi
seorang pahlawan penginjilan.

Tuhan sangat menghargai para wanita. Jika kamu seorang anak laki-laki, jangan
pernah meremehkan seseorang hanya karena ia seorang perempuan. Kaloau kamu
seorang anak perempuan, yakinlah bahwa kamu diciptakan Tuhan untuk melakukan
tugas-tugas yang hebat dan mulia. Semangatlah..!!

Doaku:

Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk ibuku dan wanita-wanita hebat dalam hidupku.
Tolong aku untuk selalu menghormati mereka. Amin.

Barak
Bacaan: Hakim-hakim 4:1-24
Renungan Kristen
Bila biasanya khotbah atau renungan yang didasarkan atas teks ini membicarakan
kiprah Debora, maka uraian ini akan mengupas kisah Barak. Ia biasanya dijadikan
tokoh nomor dua dalam kisah ini.
Barak sebenarnya telah menerima perintah Tuhan untuk bergerak maju melawan
Sisera, panglima Kanaan. Tuhan pun sudah memberikan jaminan bahwa Barak akan
mengalahkan Sisera (6-7). Namun meski ada jaminan Tuhan, Barak tidak cukup
percaya diri ?bahkan mungkin gentar? untuk maju. Ia hanya mau maju jika Debora
ikut maju juga (8). Padahal Debora tidak punya kemampuan berperang. Ia adalah istri
(4), ibu (Hak. 5:7), dan nabiah (4).

Apa yang sesungguhnya ditakutkan oleh Barak? Mungkin karena Israel telah berada
di bawah penindasan Kanaan selama dua puluh tahun atau karena Kanaan punya
pasukan perang. Namun apa pun yang ditakutkan oleh Barak, Debora akan
menemani Barak. Namun Debora mengingatkan bahwa peperangan itu justru akan
membuat nama Debora besar dan harum karena kemenangan yang akan mereka
terima.

Kalau kita melihat kisah Barak, mungkin tampaknya Barak bukan seorang laki-laki
yang beriman raksasa. Namun nama Barak kita temukan dalam Ibrani pasal 11 yang
berisi daftar saksi-saksi iman, "Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku
akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak,
Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi..." (Ibr. 11:32). Maka kita bisa melihat
bahwa meski iman Barak hanya sebiji sesawi dan ia masih membutuhkan orang lain
?dalam hal ini Debora? untuk memantapkan imannya, tetapi iman itu diarahkan
pada Pribadi yang benar, yaitu Allah sendiri. Dan nyata kemudian, seluruh tentara
musuh habis binasa (15) hingga tinggal Sisera, sang panglima, yang hidup. Ia pun
kemudian mati oleh Yael, yang rumahnya dijadikan tempat pengungsian oleh Sisera.

Memang tidak semua orang memiliki iman yang luar biasa, tetapi itu bukan
hambatan untuk maju. Yang penting, jangan duduk berpangku tangan melainkan
bergerak maju seraya mengarahkan iman kepada Allah yang Perkasa dan Maha
kuasa.
TAFSIRAN HAKIM-HAKIM 4:1-24

TEKS : Hakim-hakim

PASAL : 4:1-24

JUDUL : Penindasan Yabin raja Kanaan dan Pelepasan

Oleh Debora dan Barak

Latar belakang
Pada waktu Yosua membaharui perjanjian dengan umat Israel di Sikhem, mereka menegaskan
bahwa mereka takkan pernah meninggalkan Tuhan untuk ilah-ilah lain setelah segala sesuatu yang
telah diperbuat-Nya bagi bangsa Israel, Yosua menjawab bahwa mereka tidak akan mampu untuk
hidup bagi Tuhan, mereka akan tidak setia, dan akan mendatangkan bencana atas diri mereka
sendiri (Yosua 24:16-20).Sewaktu hal-hal yang ditakutkan Yosua benar-benar menjadi kenyataan,
maka selama beberapa abad, Tuhan secara berkala memberikan pemimpin-pemimpin yang datang
membantu Israel tepat pada saat mereka berada diambang kepunahan. Pemimpin-pemimpin ini
disebut “pelepas”, atau “orang yang membawa keadilan” atau “hakim-hakim” yaitu nama yang
diberikan pada kitab ini. Kitab hakim-hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman
yosua dengan raja-raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM,
ketika Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai
tokoh yang secara berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan membebaskan orang Israel
setelah mereka mundur dan ditindas oleh bangsa-bangsa tetangga. Para hakim (berjumlah 13 kitab
ini) datang dari berbagai suku dan berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat;
banyak yang pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin
seluruh bangsa Israel. Hakim adalah “seseorang yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin umat-
Nya supaya mengetahui bagaimana seharusnya mereka hidup sesuai dengan perintah-perintah
Tuhan, serta melepaskan mereka dari keadaan kekalahan dan penindasan pada saat-saat yang
perlu.”[1] Hakim-hakim menguraikan tentang 2 dan abad ke-3, sesudah masuknya suku-suku Israel
ke Kanaan dibawah pimpinan Yosua. Kurun waktu yang bersamaan dengan permulaan Zaman besi
timur tengah. Kitab ini menggambarkan Serangkaian kejadian kembalinya lagi sebagian umat Allah
ke dalam penyembahan berhala, diikuti dengan penyerbuan ke Tanah Perjanjian dan penindasan
oleh musuh-musuh mereka. Kitab narasi ini berpusat di sekitar kepribadian hakim-hakim sebagai
pahlawan yang dibangkitkan untuk menjadi pembebas Isreal, setiap kali bangsa Israel dengan
tulus/sungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa mereka. Sisi gelap dari penggambaran ini khususnya
ditekankan pada riwayat hidup mereka melalui studi tentang tanggal-tanggal kita bisa mengetahui
bahwa umat Israel memelihara kesetiaan kepada Yehowa lewat perilaku yang nampak dari luar lebih
besar daripada kalau kita mempelajarinya hanya dengan membaca kitab ini sepintas lalu saja.

Penulisan Kitab

Menurut tradisi Yahudi, Samuellah yang menulis kitab ini. Isi kitab ini memperkuat bahwa waktu
penulisnya adalah sekitar masa hidup Samuel, data serta pandangan-pandangan yang dilaporkan
adalah jelas data dan pandangan yang mungkin sekali diketahui oleh Samuel. Tugas-tugas khusus
yang diemban Samuel pada masa dewasanya bisa saja memberinya kesempatan maupun
kecendrungan untuk mempersiapkan catatan ini. Rupanya kitab ini ditulis pada suatu waktu semasa
pemerintahan Saul atau Daud, tetapi sebelum Daud menaklukan Yerusalem (Hakim-hakim 1:12, dan
II Samuel 5:6-8)

Jumlah waktu yang dipertalikan dengan masa pemerintahan berbagai hakim serta selang waktu
antara masa-masa pemerintahan itu adalah 410 tahun. Akan tetapi, tanggal relatif yang ditentukan
Alkitab dalam I Raja-raja 6:1, selang waktu keseluruhan antara masa keluarnya orang Israel dari
Mesir dan tahun keempat pemerintahan Salomo dinyatakan sebagai 480 tahun. Selang waktu ini
pasti tidak memberikan 410 tahun penuh masa hakim-hakim saja karena begitu banyak peristiwa
sebelum dan sesudah tercakup. Jadi, diperkirakan bahwa tidak semua masa pemerintahan para
hakim dan masa kelegaan merupakan suatu rangkaian waktu yang beruntutan bagi bangsa itu
sebagai suatu keseluruhan. Mungkin pada waktu yang bersamaan ada lebih dari hakim yang masing-
masing memerintah sebuah daerah tertentu . dengan demikian, kronologi itu diringkaskan, dan lama
masanya para hakim menurut tradisi telah ditetapkan 300 tahun. Beberapa ahli modern
membatasinya sampai sedikit-dikitnya 180 tahun. Karena orang-orang pada zaman dahulu tidak
begitu memperhatikan percatatan secara kronologis dibandingkan dengan para ahli zaman sekarang,
kemungkinan besar hal-hal itu akan tetap tidak dipastikan.

Tujuan :

Riwayat hakim-hakim meliputi perriode Israel antara kematian Yosua dan permunculan Samuel
(Kira-kira tahun 1375-1050 B.C). Sejarah itu mempunyai pola yang tetap: Israel meninggalkan Tuhan
untuk mengikuti allah-allah lain; akibatnya ialah Tuhan mengangkat seorang penyelamat; Israel
berbuat baik sampai hakim itu mati, kemudian mereka kembali lagi pada ketidaksetiaan.

Selama periode penyesuaian diri dalam tanah Kanaan yang baru itu, suku-suku Israel diserikatkan
oleh dua hal yaitu mereka semua memakai tempat ibadah yang sama (Kemah Suci), dan mereka
semua menyembah satu Tuhan yang sama, yang hadir ditengah-tengah mereka di dalam Kemah suci
tersebut. Akan tetapi persatuan itu hanya dapat bertahan selama rasa kesetiaan kepada Allah yang
sama itu masih kuat waktu mereka mulai menyembah allah-allah lain, persatuan mereka itu hancur
dan mereka dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.

Dalam sepanjang kitab Hakim-hakim ini kita dihadapkan berulang kali dengan kesetiaan Tuhan
terhadap umat-Nya, meskipun mereka kurang setia sekali kepada Tuhan. Walaupun Tuhan
mengetahui semua kesalahan dan kelemahan mereka, baik yang sudah maupun yang akan terjadi,
apabila mereka berseru kepada-Nya seketika itu juga Dia menjawab. Tujuan penulis dalam
mengarang kitab ini ialah bukan saja memberi peringatan kepada generasi-generasi berikut bahwa
kemunduran rohani menyebabkan kemerosotan moral dan kekalahan militer, melainkan juga untuk
mencatat kesetiaan Tuhan yang terus menerus dalam menempati janji-Nya dan memelihara umat-
Nya supaya dapat melayani Dia dikemudian hari.

Ciri-Ciri Khas Kitab Hakim-Hakim:

Kitab ini mencatat aneka peristiwa dari sejarah Israel yang bergejolak di antara penaklukan Palestina
dan permulaan zaman kerajaan.

Kitab ini mengarisbawahi tiga kebenaran yang sederhana namun mendalam:

-Menjadi umat Allah berarti bahwa Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya.

-Dosa selalu menghancurkan umat Allah; dan

-Ketika umat Allah merendahkan diri mereka, berdoa, dan berbalik dari cara hidup mereka yang
jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan negeri mereka.

Kitab ini menekankan bahwa setiap kali Israel kehilangan idenititas sebagai umat perjanjian di bawah
pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus kedalam lingkaran kekacauan rohani, moral,
dan sosial dengan akibat “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”.

Kitab ini menyatakan beberapa pola yang berulang kali terjadi dalam sejarah umat Allah di bawah
kedua perjanjian.
Keenam siklus utama dalam kitab ini yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan
pembebasan semua bermula dengan cara yang sama; “oran Israel melakukan apa yang jahat dimata
Allah” (Hakim-hakim 2:11)

Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing untuk menghukum umat-Nya itu
karena dosa-dosa mereka dan menuntut mereka kepada pertobatan dan kebangunan rohani. Hanya
campur tangan Allah inilah yang melindungi bangsa Israel sehingga tidak ditelan seluruhnya oleh
penyembahan berhala disekitar mereka.

OBSERVASI

Gelar”hakim” (yang dalam bbahasa Ibraninya shophet)menandung arti seorang yang berperan untuk
“membawa ke dalam hubungan yang benar dengan”. Para pemimpin mempunyai 3 fungsi yakni;
kepemimpinan militer, pemerintahan, dan penyelesaian perselisihan. Mereka adalah pria dan wanita
yang dibangkitkan oleh Allah untuk mengatur dan mengumpulkan bangsa itu untuk menghadapi
para penindasan mereka, dan memimpin bangsa Israel ke dalam kekudusan yang diinginkan Allah.
Sekalipun para hakim adalah satu-satunya pengelola manusiawi yang dimiliki bangsa itu pada masa
kini, wewenang mereka terbata, dan hanya sedikit sekali catatan tentang kegiatan-kegiatan mereka
dalam mengadili atau menjatuhkan hukuman dalam perkara-perkarahukum. Mereka tidak
memerintah dengan kuasa mutlak, demikian pula pemerintahan mereka bersifat permane, mereka
juga tidak mendirikan dinasti yang turun temurun. Dalam teori, sepanjang masa ini, Allah harus tetap
menjadi penguasa yang sebenarnya dari bangsa Israel.

Bagian yang sedang dipelajari ini mengatakan bahwa Debora dan Barak adalah hakim yang keempat
setelah Ehud dan Samgar. Nama debora ialah dalam arti bahasa Ibrani ialah lebah, dan memiliki arti
lain, yaitu:

Inang pengasuh Ribka. Kematiannya di Betel diceritakan dalam kejadian 35:8; pohon yang
dibawahnya dia dikuburkan dinamai Alon Bakut, artinya “pohon ratapan”.

Seorang nabiah seperti tertera dalam daftar para hakim Israel (tahun 1125 sM). Menurut hakim-
hakim 4:4, markas besarnya terdapat dibawah “pohon Kurma Debora” antara rama dan betel. Orang
Israel dari berbagai suku, yang ingin perkaranya diselesaikan, datang kesana untuk meminta nasihat
dan pertimbangan.

Sedangkan Barak ialah halilintar, dalam Hakim-hakim 4:6 Barak adalah putra Abinoam dari Kedesy-
Naftali, di panggil oleh nabiah Debora untuk mengumpulkan suku-suku Israel, dan memimpin
mereka berperang menentang sisera, komandan dari Kanaan. Dan yang terjadi pada saat itu ialah
ketika Ehud meninggal, maka bangsa Israel kembali berpaling dari Tuhan, lalu menyembah dewa-
dewa lagi. Karena itu mereka dihukum, lalu ditindas oleh Yabin, raja negeri Hazor. Dahulu sudah
pernah seorang yang bernama Yabin, dan raja negeri Hazor pula, dikalahkan oleh Yosua, dan kota
Hazor dibakarnya. Tetapi orang-orang Israel tidaklah membinasakan orang kanaan itu, sehingga
mereka dapat membangun kembali Hazor, kotanya, dan rajanya kembali pula berkuasa disana.
Orang Israel tidak sanggup menaklukan Yabin, karena balatentara kuat sekali dan ada 900 kereta
perangnya, dikepalai oleh Sisera. Orang Israel dianiaya sedemikian rupa, hingga mereka tidak berani
melalui jalan-jalan raya, karena takut dirampok oleh musuh, lalu mereka mencari jalan-jalan kecil
yang tidak diketahui oleh musuh (Hakim-hakim 5:6). Juga desa-desa tidak aman lagi. Orang Israel
bersembunyi didalam gua-gua digunung. Karena pedihnya penindasan itu maka bangsa Israel
kembali meraung-raung kepada Tuhan, lalu mereka dibebaskan oleh Debora, seorang perempuan,
seorang nabiah yang tinggal antara rama dan betel. Atas perintah Tuhan maka Debora memanggil
barak, seorang dari suku naftali, dan diperintahkan dia, supaya mengumpulkan tentara sebanyak
10.000 orang ke gunung tabor, yang letaknya di sebelah timur laut lembah Yizreel. Disanalah Tuhan
akan menyerahkan bala tentara Sisera kepadanya. Tetapi hanya beberapa suku saja yang mau turut
dengan barak (Hakim-hakim 5:14-18).

Barak merasa takut. Ia tidak percya akan janji Tuhan. Lalu Barak meminta Debora untuk
mendengarkan syaratnya bahwa ia akan melakukan apa yang diperintahkan Debora, yaitu dengan
syarat bahwa Debora harus ikut serta dalam pertempuran itu. Sungguh kecil iman barak ini. Sebagai
hukuman atas kecilnya imannya Debora mengatakan kepadanya, bahwa Tuhan akan memberikan
kehormatan kepada seorang perempuan, artinya seorang perempuanlah yang akan membunuh
musuh barak, yaitu Sisera.

Barak akhirnya berangkat dengan pasukan-pasukannya. Setelah Sisera mendengar kabar itu, ia
mengumpulkan kereta-kereta perangnya dikaki gunung itu, siap sedia untuk menghancurkan tentara
Israel, jika nanti turun dari gunung itu. Tetapi sisera melupakan satu hal, yaitu bahwa Tuhan sendiri
ada dipihak orang Israel. Allah menyuruh barak, supaya maju terus, dan alam pun turut memerangi
sisera. Hujan batu jatuh jatuh dari langit, demikian pula hujan lebat, sehingga sebaklah batang air
kison, lalu banjir (Hakim-hakim 5:20,21). Karena itu balatentara Sisera menjadi kacau balau, sehingga
lari puntang panting, tak berani lagi menghadapi serangan Barak. Sisera sendiri terpaksa turun dari
kereta perangnya, lalu berjalan melarikan diri. Barak terus mengejarnya. Sisera mencari
perlindungan dalam kemah Yael, isteri Heber, seorang Keni. Orang-orang Keni adalah keturunan
Hobab, ipar musa yang juga turut dengan orang-orang Israel ke tanah Kanaan. Orang-orang Keni itu
berdiam disebelah selatan tanah Kanaan. Heber tinggal dalam kemah, jadi rupanya ia seorang
gembala, yang selalu mengembara. Ketika itu berdiam di Zaanaim dekat Kedesy; letaknya kedua
tempat itu tidak kita ketahui dengan pasti. Heber itu hidup berdamai dengan yabin, karena itulah
sisera melarikan diri ketempat Heber. Yael, istrinya Heber, menyambut dia dan mempersilahkannya
masuk kedalam kemahnya sendiri, jadi kedalam kemah untuk perempuan, dan kemah itu aman
menurut adat, karena tidak ada orang boleh masuk ke dalamnya dengan tidak seizin yang empunya.
Karena lelahnya, maka Sisera membaringkan diri diatas tanah.

Yael menudungi dengan kain permadani, supaya jangan nampak, dan ketika Sisera minta minum,
diberikannya dia susu. Melihat kemaran Yael itu, sisera percaya betul padanya, lalu tidurlah ia.
Kemudian Yael mengambil sebuah patok kemah dan diambilnya pula sebuah patok kemah dan
diambilnya pula sebuah palu, lalu dilantaknyalah patok itu masuk kedalam pelipisnya Sisera sampai
tembus ke tanah. Sisera mati seketika itu juga. Yael pun ternyata ingin menyelamatkan bangsa Israel,
manun caranya kejam. Kemudian datngglah Barak ketempat itu ingin membuunuh sendiri Sisera
yang dikejarnya itu. Tetapi seseorang perempuan sudah mendahuluinya. Maka binasalah segala
balatentara sisera dan pada hari itu juga. Debora pada pasal yang kelima menyanyikan lagu
kemenangan.

KONTEKS UMUM
Bangsa Israel pada saat itu sedang mengalami keadaan yang tertekan akibat jajhan dari raja
kanaan yang bernama sisera. Dan Bangsa itu berseru kepada Allah untuk meminta pertolongan
akibat keadaan yang tertekan tersebut dan akhirnya Allah mengangakta seorang penolong yaitu
Debora. Debora adalah seorang nabiah atau bisa disebut juga hakim dalam arti biasa, yang bukan
militer. Boleh jadi oleh kemasyurannya dalam kehakimannya dan karunia rohani yang ia miliki, sebab
Debora adalah nabiah yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel dari jajhan raja Kanaan yang
terus menerus menyerang dan menindas Israel sehingga bangsa Israel berseru kepada Allah dalam
masa kesesakannya sehingga Allah memberikan sosok seorang Debora yang akan memnbantu
bangsa Israel. Kemudian dalam masa-masa tertekan dan ingin kembali merebut tanah kanaan,
sehingga Debora mengangkat Barak untuk memimpin untuk melawan sisera dan debora ingin
membawa bangsanya hidup tidak dalam penindasan. (Hakim-hakim 4:1-24).

KONTEKS KHUSUS:

Konteks Jauh: Yosua 1-8

Karena kegagalan Yosua untuk mengambil tanah kanaan sehingga orang-orang kanaan mulai untuk
kembali membangun dan memutuskan untuk menghancurkan atau membalas kepada orang-orang
Israel. Dalam kitab Yosua, ketika Yosua memimpin bangsa Israel menggantikan musa, maka Yosua
mulai meneruskan perjalanan bangsa Israel untuk mengalahkan tanah kanaan, tanah yang telah
dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Namun ketika dalam penyerangan terhadap orang-orang
kanaan tiba-tiba akhan dari suku Yehuda, mengambil dari barang tumpas itu, disembunyikan dalam
kemahnya, dan dengan demikian ia melanggar perintah Allah. Oleh karena itu seluruh bangsa Israel
kena kutuk. Bangsa itu merupakan satu badan, maka seluruh badannya menjadi berdosa.

Dan ketika itu Yosua meminta ampun kepada Allah sehingga Allah memberi pengampunan namun
Akhan harus mati sebagai gantinya agar bangsa Israel pulih kembali. Namun dalam masa kejayaan
itu, bangsa Israel tidak menumpas habis orang-orang kanaan.

Seperti kita lihat bahwa pemerintahan dalam bangsa Isarel ialah suatu teokrasi. Allah
memerintahkan bangsanya dan dengan demikian kedudukan bangsa Israel lain sekali dengan bangsa
lainnya di dunia ini. Dimana pada masa lampau, ketika menempuh masa yang mahasulit, Allah
memberikan kepada orang Israel pemimpin-pemimpin yang ulung, cakap, tangguh dan sanggup
melaksanakan tugasnya masing-masing. Musalah yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah
mesir dan memimpinnya selama dipadang gurun. Yosua membawa mereka ketanah kanaan. Suku-
suku itu selanjutnya harus menaklukan sisa-sisa musuh dan memnbinasakan mereka. Allah telah
telah menempati janjinya serta melakukan apa yang Ia janjikan kepada Bangsa Israel, namun dalam
hal ini bangsa Israel tetap melakukan dosa terus menerus sehingga Tuhan terus menghajar bangsa
Israel. Dan akibat Kelengahan Yosua juga sehingga bangsa Israel berdosa dan tidak lagi dapat
mengahalu untuk terus orang-orang kanaan, sehingga bangsa kanaan itu berbalik menyerang. Dan
ketika itu Ehud sebagai hakim telah memimpin orang Israel dan membawa kedalam kerohanian
bangsa tersebut, namun tetap saja bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan akhirnya apa
yang selama ini telah dilakukan Allah terhadap bangsa Israel tidak dialkukan oleh bangsanya untuk
menyembah Tuhan namun malah berbalik dan menyembah Berhala, sehingga Tuhan memakai
bangsa lain yang dipimpin oleh sisera untuk mengadang bangsa Israel dan akhirnya setelah Ehud
mati, bangsa Israel lengah dan berseru kepada Tuhan sehingga Tuhan memakai Debora untuk
memimipin bangsa itu.
Konteks Dekatnya: Hakim-hakim 3:12-30, Hakim-hakim 5

Bangsa Israel mengalami kegagalan, karena Ehud pada hakim-hakim 4 ayat 1 menyatakan telah
meninggal dan akhirnya mereka hidupn sesuka mereka dan melakukan yang jahat di mata Tuhan
dan dalam masa ehud tersebut bangsa Israel beribadah kepada Allah, dan dalam kepemimpinan
ehudlah bangsa Israel mengalami pemulihan dan kemenangan melawan raja moab yaitu eglon yang
disebut sebagai sapi yang gemuk dan akhirnya mereka membunuh eglon. Dan dalam masa-masa
kejayaan bangsa Israel mengalami kenyamanan sehingga bangsa Israel tidak membutuhkan Allah
lagi, malah berbalik kepada baal dan menyembah baal, dan akibat dosa ini mereka akhirnya dihukum
oleh Allah.

Dan dalam hakim-hakim pasal pun dijelaskan kegembiraan Debora dan barak ketika berhasil
menaklukan bangsa kanaan yang telah lama terus menganiaya bangsa Israel. Dan syair-syair tersebut
adalah luapan syukur yang dilakukan oleh Debora dan barak.

Sitz Im Leben

Geografis:

Bangsa Israel ingin menaklukan tanah kanaan, sebab tanah kanaan adalh tanah yang berlimpah
akan segala sumber seperti yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham yang menjadi nenek moyang
bangsa Israel. Tanah yang subur dan sangat mendukung untuk kelangsungan hidup bangasa Israel.

Budaya:

Pada waktu orang Israel memasuki kanaan, mereka tidak menemukan Negara yang bersatu,
melainkan bantak kota otonom atau Negara kota dengan pemerintahan yan terpisah pisah. Kadang-
kadang sejumlah Negara-kota bergabung dalam satu persekutuan yang tidak mengikat, tetapi lebih
sering mereka bersekutu dengan kekuatan-kekuatan utama, khususnya mesir, yang kerapkali
menguasai kawasan itu. Surat-menyurat dari berbagai beberapa Negara yang ditemukan dalam
surat-surat Amarna yang menunjukan bahwa mereka tidak selalu mendapatkan bantuan dari mesir
yang mereka harapkan atau butuhkan, dan juga bahwa mereka tidak segan-segan berkomplotan
satu sama lainnya untuk melawan firaun. Namun, kisah-kisah di kitab yosua menunjukan bahwa
mereka dapat bekerja bersama-sama untuk mengahadapi musuh yang sama bilamana dibutuhkan.

Politik

Secara politik, Karena secara geogarfis tanah kanaan itu penuh dengan berkat dan sangat
menjamin untuk kelangsungan sebuah Negara maka banyak Negara-negara lain yang ingin
memperebutkannya sebagai tempat kediaman. negeri itu dikuasai oleh orang-orang yang tinggal di
dalam kota-kota benteng yang merupakan Negara-negara tersendiri. Sebuah kota diatas sebuah
kuat dapat mengadakan perlawanan terhadap serangan musuh selama jangka waktu yang hamper
tak terbatas, selama persediaan air dan makanan mereka cukup. Karenanya perebutan dan
pendudukkan Kanaan seolah-olah suatu tugas yang berat dan tidak mungkin bagi bangsa Israel.

Agama:

Bangsa kanaan menyembah banyak menyembah banyak dewa (politheisme). El adalah kepala
para dewa. Ia disebut “bapa lembu” dan pencipta. Nama isterinya yaitu Asyera. Yang terpenting di
antara keturunan mereka yang banyak adalah Baal, yang berarti “Tuhan” (I Raja-raja 18:19). Dialah
raja yang memerintah para dewa. Menurut kepercayaan orang kanaan dewa-dewa itu menguasai
langit, bumi dan kesuburan.

Kekejaman dan kemesuman yang dikisahkan dalam cerita-cerita tentang dewa-dewa ini tidak ada
bandingannya. Keadaan Asusila ini tercermin dalam tata Ibadah dan upacara agama orang kanaan.
Ahli-ahli ilmu purbakala menyatakan bahwa bukti-bukti kebudayaan bangsa kanaan pada zaman
Yosua menunjukan bahwa mereka melakukan pengorbanan anak, pelacuran agama, dan
penyembahan kepada ular dalam upacara agama mereka. Keadaan itu telah diketahui oleh Musa
dan ia memperingatkan bangsa Israel bahwa jika mereka tidak memusnahkan bangsa-bangsa yang
jahat itu, maka orang Israel akan terjerat dalam dosa bangsa Kanaan (Imamat 18:24-28; 20-23;
Ulangan 12:31;20:17,18).

INTERPRESTASI

Pasal 4

Ayat 1

Saat itu Israel berada pada masa tak ada hakim. Ehud yang baru meninggal ialah hakim terakhir. Pola
kitab hakim-hakim yaitu ketika hakim meninggal, bangsa tersebut merasa terbebas atau terlepas
dari “kungkungan”. Di hakim-hakim 21:25 tercatat, pada zaman itu, tidak ada raja di antara orang
Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Dengan kata lain,
mereka jadi sangat liar. Terlalu banyak standart hidup sesuai keinginan sendiri.

Ayat 2

Karena bangsa Israel menjadi liar, Tuhan menghajar Israel dengan mengirim bangsa lain untuk
menyerang, menjajah, mengintimidasi, menekan, dan menaklukan mereka. Lalu Tuhan
menyerahkan kedalam tangan Yabin. Yabin adalah yavin, artinya mungkin “Allah Mengerti”).
Pemimpin persekutuan raja-raja utara yang dikalahkan yosua dalam suatu pertempuran, dan
kemudian Yabin ini dibunuh oleh Yosua (Yosua 11:1-14). Hazor dalam bahasa Ibrani khatsor ialah
nama suatu tempat, mungkin artinya “perkampungan”, digunakan sebagai nama dari beberapa
tempat dalam Perjanjian Lama, dan yang terpenting diantaranya adalah sebuah kota yang
dibentengin terletak di wilayah Naftali (Yosua 19:36). Sedangkan setelah Yabin mati dibunuh oleh
Yosua, Yabin ternyata memiliki panglima yaitu Sisera, yang diam di haroset-Hagoyim. Haroset-
hayogim ialah kubu disebelah barat laut Kanaan, yang menjadi markas besar Sisera (hakim-hakim
4:2). Nampaknya itulah batas terobosan Israel pada waktu itu. Jadi Allah menghukum mereka
dengan bangsa kanaan.

Ayat 3-4

Tercatat selama 20 tahun kekosongan kepemimpinan, Israel ditindas oleh Kanaan. Yabin, raja
Kanaan memberi manday khusus pada Sisera untuk menyerbu mereka. Dan keadaan sangat
mengerikan bagi bangsa Israel. Bangsa kanaan yang dipimpin oleh Sisera memiliki 900 kuda besi
artinya kekuatan yang terdiri dari kendaraan berenjata ini membuat Sisera tak dapat terkalahkan
hingga timbul suatu situasi dimana yang seharusnya menjadi sumber kekuatan, ternyata menjadi
rintangan. Akibatnya, mereka dengan hati terdalam berseru meminta bantuan kepada Allah. Allah
mendengar seruan umat-Nya lalu membangkitkan hakim baru yang akan memegang tampuk
kepemimpinan. Sehingga ketika bangsa itu berseru dan akhirnya Allah menjadikan Debora seorang
nabiah dan hakim atas Israel.

Ayat 5

Ia biasanya duduk dibawah pohon korma Debora. Ini jangan dikacaukan dengan pohon besar
dibawah pohon mana Debora yang terlebih dahulu dikuburkan disebelah hilir betel (Kejadian 35:8).
Korma dalam bahasa Ibrani ialah tamar. Pohon ini tumbuh dilembah Yordan dan nampaknya agak
umum dalam Alkitab. Korma melambangkan pertumbuhan yang baik, gaya, kecantikan dan
kelurusan (Mazmur 92:13). Korma dipakai sebagai lambang kemenangan dan kegembiraan. Dan
rama ialah milik suku benyamin dekat betel didaerah Gibeon dekat betel. Temapt kediaman orang-
orang yang bersejarah.

Ayat 6-7

Debora berkata kepada barak, bukankah Tuhan, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah,
bergeraklah menuju gunung tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani naftali dan bani
Zebulon bersama-sama dengan engkau, …….” Ini menunjukkan perintah militer tersebut sungguh
mengejutkan karena di ucapkan oleh perempuan. Barak mungkin berfikir, ia dan para tentaranya
sudah terbiasa perang bahkan mengetahui strateginya secara detail. Namun dalam ayat ini barak
berarti kilat menurut pandangan, kebiasaan serta budaya Israel saat itu, perempuan ialah warga
Negara kelas dua yang kehadirannya sungguh dipandangb sebelah mata dan tiap perkataannya
harus berulang kali di uji kebenaran, validitas serta otoritas. Contoh ketika Maria Magdalena
menceritakan kubur kosong dan kebangkitan Tuhan, para murid-Nya ragu.

Gunung tabor berada menjulang dari dataran Yizreel dengan ketinggian 58 m, di atas permukaan
laut dimana gunung tabor adalah tempat Tuhan Yesus di permuliakan tetapi di ayat 7 melalui Debora
Tuhan berkata pada barak “ Aku akan menggerakkan sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-
keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai kison dan aku akan menyerahkan dia
ke dalam tanganmu. Dengan kata lain, mereka akan di tunggang balikkan dan dihancurkan di gunung
tabor untuk menunjukkan kekuasaan-Nya pada sisera dan yabin, sungai kison pada ayat 7 ialah suatu
wadi yang tiba-tiba menjadi luapan air yang berkakuatan besar pada waktu hujan; aliran wadi ini
bergerak ke arah barat laut melalui lembah Yizreel ke laut tengah di sebelah utara gunung karamel.
Ayat 8-10

Barak juga berarti memberi cahaya dan juga mempunyai penegertian sesuai peranannya sebagai
pemimpin Israel. Tapi Imannya cenderung ragu atau plin-plan. Di hakim-hakim 4;8 ini tercatat reaksi
pada Debora,”Jika engkau turut maju aku pun akan maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun
tidak maju.” Ia mengajukkan tawar menawar. Dua puluh tahun tanpa hakim menimbulkan semacam
keraguan karena ke biasaan mendengar Firman telah hilang. Sehingga ketika Firman datang kembali
terdengar asing sekali. Selain itu, ia berusaha menjadikan Debora sebagai bemper di depan untuk
membuktikan kebenaran perkataannya. Kalau menjadi kenyataan, ia akan mengakui dan memberi
penghormatan pada Debora. Kalau salah, ia tidak mau di salahkan. Sebaliknya, kesalahan akan
dilempar kepada Debora karena mungkin banyak tentara mati dimedan perang. Upaya tersebut
sangat licin sehingga tak jelas terlihat seperti orang tak beriman. Dalam hakim 4:9 debora
memberikan jawaban terhadap syarat barak baik aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat
kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan akan menyerahkan sisera
kedalam seorang perempuan. Padahal perempuan seharusnya memandang pria lebih tinggi maka
harus takkluk mutlak padanya. Tapi bukan berarti Debora ingin mengambil alih posisi pria.
Sebaliknya barak telah meninggalkan hak istimewanya. Perempuan yang dimaksud ialah Yael. Ia tak
berkaitan dengan perdebatan tersebut.

Ayat 11

Adapu heber, orang keni itu telah memisahkan diri dari suku keni. Pada Pasal 1:16 Disini
menunjukan satu keluarga suku keni yang memisahkan diri dari keluarga besarnya diselatan dan
datang keutara sejauuh lembah Yizreel untuk mencari nafkah. Bila orang Keni masih menjalankan
pekerjaanya selaku tukang-tukang patri, mungkin mereka suka berpindah tempat dari kelompok-
keompok etnis lain dan bersikap netral dalam pertengkaran kelompok ini. Dan ayat 11 ini adalah
jalan keterangan pada ayat yang 17.

Ayat 12-16

Perang yang digambarkan dalam ayat ini, tetapi ada sedikit rincian dalam kisah itu. Allah
diperlihatkan sebagai yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi Tuhan sendiri yang
layak mendapat kemuliaan.

Ayat 17-24

Perempuan itu menutupi dia dengan selimut, ini berarti harus kita terjemahkan dahulu, sebaiknya
diterjemahkan dalam bahasa Ibraninya ialah dengan kelambu penyangkal lalat. Lalu perempuan itu
membuat kirbat sus, yakni dadih “lebben” modern yang mempunyai efek membuat orang sangat
mengantuk. Ayat yang ke 21 Yael, istri Heber mengambil patok kemah. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih hidup tentang kematiannya. Palu dan patok kemah untuk memancangkan
kemah itu tersedia baginya, karena mencangkan kemah itu adalah tugas wanita. Pada ayat 24
sampai mereka melenyapkan Yabin orang kanaan itu. Dan riwayat dalam bentuk prosa dilanjutkan
dalam Pasal 5:31b, syair puitis tentang kematian sisera.
Kesimpulannya:

Kitab hakim-hakim adalah menceritakan kehidupan bangsa Israel yang terus berbuat jahat dimata
Tuhan. Dalam Tuhan mengambil Debora sebagai hakim dan nabiah atas bangsa Israel, dan dalam
kitab ini disebut kitab Prosa yang juga tertulis dalam syair nyanyian Debora atas kemenagannya
mengalahkan orang Kanaan, yaitu panglima sisera atas pertolongan Tuhan yang selalu menyertai
para utusan Allah.

APLIKASI

Setelah membahas kitab hakim-hakim pasal 4 ayat 1-24, penulis mendapatkan hal-hal kerohanian
yang terdapat dalam nats tersebut tentang Debora dan Barak, Yaitu:

Meninggalkan Tuhan mengakibatkan penyembahan berhala, dosa, dan kekalahan. Barang kali
semuanya itu disebabkan orang Israel mengabaikan Firman Tuhan. Kalau seandainya bangsa Israel
serring membaca kitab Musa, pasti mereka akan menjadi umat yang kudus dan sejahtera. Demikian
pula bagi kita semua sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tidak cukup hanya
masuk saja dalam berkat rohani (seperti yang dialkukan oleh orang Israel yang telah masuk dalam
tanah perjanjian- Kanaan); tetapi hanya melalui cara hidup kita yang penuh iman dan ketaatanlah
dapat mengawetkan persekutuan kita dengan Tuhan serta tumbuh dalam kasih karunia. Firman
Tuhan mengajarkan bahwa tidak ada saat dalam hidup kekristenan dimana kita dapat berhenti dari
berdoa serta membaca firman Tuhan (Efesus 6:18, I Tesalonika 5:17). Kemenangan-kemenangan
yang pernah kita peroleh tidak dapat menjamin bahwa kita akan jatuh lagi dalam dosa. Kita tidak
boleh kompromi sedikit pun dengan Dosa.

Dosa harus dihukum oleh Tuhan, baik yang dilakukan oleh siapa pun apapun bentuk pelanggaran
yang dapat menyakiti hati Tuhan, dan itulah yang harus diterima oleh banyak orang yang hidup
dalam dosa. Dalam hal ini pun kekudusan Allah dan kedaulatan Allah terlihat, dimana Ia memakai
bangsa-bangsa lain sebagai Alat-Nya untuk menghukum umat Israel yang tegar tengkuk yang tidak
mau berubah oleh kebaikan Allah yang dinyatakan dalam perjalannan umat Israel. Tetapi
penghukuman itu terutama dimaksudkan bukan sebagai pukulan saja, melainkan sebagai didikan
untuk kebaikan orang Israel kepada jalan yang benar.

Allah bersifat murah hati dan sabar terhadap anak-anak-Nya yang sering berbuat salah. Asal mereka
berbalik dan bertobat serta tidak melakukan hal yang serupa yaitu dosa yang dapat memisahkan
hubungan kita dengan Allah. Sebab dia selalu bersedia untuk menerima mereka kembali serta
melepaskan mereka dari akibat-akibat dosa.

Dalam kedaulatanya, Allah seringkali bertindak dengan cara yang tidak dimengerti oleh manusia,
sangat berbeda dengan cara manusiawi. Contohnya ketika barak ingin melawan orang kanaan yang
tangguh, namun barak takut dan masih ragu-ragu dan barak binggung apa yang akan dialakukan
Allah bagi bangsanya, dan secara heran Allah membuat bangsa kanaan itu terserak-serak dengan
menggunakan hujan dan alam dengan cara yang tidak dikenal oleh manusia yang dipikirkan kita
mustahil namun Allah akan membuat sesuatu yang terbaik dengan cara apapun yang tidak
dimengerti oleh manusia dan cara berpiki kita sendiri. Oleh sebab itu kita jangan takut dan gelisah
menghadapi segala sesuatu sebabb Allah akan senantiasa akan menolong dan menyertai setiap
orang yang mengandalkan kekuatan Allah yang luar biasa.
Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang mengandalkan Tuhan dalam hidup atau dalam suatu
organisasinya, serta seorang pemimpin harus berani untuk menyatakan kebenaran atau menguatkan
sama halnya ketika barak mengalami kelemahan dan ketakuatan, namun Debora memberikan
inspirasi kepada kita untuk saling membangun sebagai orang yang percaya dalam Tuhan Yesus
Kristus.

Perempuan dapat dipakai secara luar biasa dalam pelayanan yang sanagt luar biasa, jadi janganlah
kita merasa minder dan takut sebab jika Tuhan yang telah memanggil kita maka ia pula yang akan
bertanggung jawab dan yang akan melakukan Tugas-Nya, oleh sebab itu tugas kita ialah untuk
melayani Tuhan dan menyatakan kebenaran dalam dunia yang banyak menawarkan berbagai
macam kenikmatan.

Dalam kenikmatan jangan kita mudah terbuai, jika kita diberkati oleh Tuhan hendaklah kita jangan
sombong dan mulai meninggalkan Allah sebagai sumber berkat kita, namun tetap dalam kekudusan
serta minta kekuatan Allah dalam hidup kita.

DEBORA WANITA BIJAKSANA DAN SERBA BISA

BAHAN KHOTBAH IBADAH WANITA

Ayat Pokok: Hakim 4: 1-5

Pendahuluan

Jauh sebelum danya gerakan emansipasi Alkitab sudah mencatat adanya perempuan-perempuan
yang dipakai Tuhan luar biasa untuk menyatakan rencana dan kuasaNya. Tuhan tidak hanya
memakai paa pria. Tetapi Tuhan juga memakai para wanita. Salah satunya adalah Debora

Debora artinya lebah. Dalam Alkitab ada dua orang yang menggunakan nama Debora.

- Inang pengasuh Ribka - Kej 35: 8 menceritakan tentang kematiannya. Dikubur dibawah pohon

besar yang diberi nama Pohon Besar Penangisan. atau Pohon Besar Ratapan. ( Bhs. Ibrani Alon

Bakut)

- Seorang nabiah dalam jaman Hakim-hakim memerintah di Israel.

Hal-hal apa saja yang bisa kita pelajari dari tokoh Debora ini?

a. Debora adalah wanita yang serba bisa

- Seorang yang multi Talenta

- Dia adalah seorang nabiah, hakim, penyair, penyanyi

- Allah mencari wanita-wanita yang serba bisa ( Amsal 31:10-29 )

- Karena Debora wanita yang serba bisa, ia bisa mengangkat nama suaminya ( Hak 4:4 )
b. Debora wanita yang bijaksana ( ayat 5 )

- Siapa orang-orang yang bijaksana? (Matius 7:24-26 )

c Debora wanita yang pemberani ( ayat 6 )

-Keberaniannya bahkan mengalahkan Balak

- Tuhan menolongnya dengan mengalahkan musuh ( ayat 14-15 )

Anda menemukan halaman ini dengan kata kunci: Bahan khotbah ibadah wanita, Debora,
bijaksana,Bahan Khotbah Biografi,

Hakim-Hakim 4:1-8

Hukuman Atas Kesalahan

(Sesuai SBU, Minggu 6 Februari 2011)

Hakim-Hakim 4:1-8

Deborah dan Barak

4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.

4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di
Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.

4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi
dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.

4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang
Israel.

4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan
orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.

4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata
kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju
gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama
dengan engkau,

4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan
pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam
tanganmu."

4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak
turut maju aku pun tidak maju."

Karakter
Ada beberapa Karakter yang sebaiknya didalami dalam bacaan pasal 4 secara keseluruhan, yaitu:

Deborah: Nabiah & Hakim di Israel, arti namanya "lebah"

Barak: Pemimpin tentara Isarael, arti namanya “halilintar”

Yabin: Raja Kanaan, arti namanya “berpengertian”

Sisera: panglima tentara Kanaan. arti namanya "Pelayan dewa Ra"

Yael: arti namanya "Kambing hutan/kambing liar"

Dosa

Hak 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.

4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di
Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.

Apa yang jahat yang dilakukan orang Israel? Israel memilih allah lain.

Hak 5:8a Ketika orang memilih allah baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang.

Untuk itu ada 3 hal yang penting yang perlu diperhatikan.

1. Ketidak-mauan untuk belajar dari masa lalu/sejarah, membuat sepeninggal Ehud mereka
melakukan kejahatan.

2. Berulangkali melakukan - melakukan pula - melakukan lagi, melewati berapa hakim sebelum
Deborah? Dan dosa serta kejahatan itu berulangkali dilakukan orang Israel - Ketika berdosa,
melakukan yang jahat di mata Tuhan, dihukum, melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan,
beroleh berkat. Ada apa sebenarnya dengan Israel? Coba berkaca dan melihat diri kita sendiri, dan
jawablah ... ada apa dengan manusia?

3. Hati manusia ternyata tidak berubah oleh Mujizat Allah. Ingat Samgar di pasal 3? (Hak 3:31
Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau
lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.)
Mengalahkan 600 orang dengan tongkat? Itu semua karena Kuasa Allah belaka. Tetapi apa yang
terjadi? beberapa saat kemudian, terjadi lagi kejahatan terhadap Tuhan.

Ini mengingatkan kita dalam Injil Yohanes ketika Yesus berkata: (Yoh.6:26 Yesus menjawab mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-
tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.) Mujizat dicari bukan supaya
beroleh keselamatan, tetapi hanya untuk beroleh keuntungan belaka.
Sola Gracia - Keselamatan hanya dari Allah semata, bukan manusia, sebab kalau hanya
mengandalkan manusia untuk berbuat baik, akan terjadi seperti Israel pada bacaan kita, dan akan
terjadi pula dengan kita sekarang.

Penindas

Atas buah dosa itu, Allah menyerahkan Israel untuk ditindas oleh Yabin dan Sisera. Kekuatan yang
besar karena mempunyai 900 kereta besi. Ini menandakan jumlah pasukan yang besar, karena di
atas dan sekeliling kereta besi itu tentara akan berbaris untuk bertempur. Dan karena kekuatan yang
besar itu, mereka dengan keras menindas Israel, selama 20 tahun pula.

Penindasan, bukan karena Kanaan hebat, tetapi karena Tuhan mengizinkan untuk menghukum Israel
(ayat 2a: Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah
di Hazor.)

Nabiah & Pemimpin – Deborah dan Barak

Deborah adalah seorang dari 3 nabiah yang dikenal dalam PL, yaitu Miriam (Keluaran 15:20) dan
Huldah (2 Raj 22:14). Dalam PB dikenal juga Hana (Luk2:36) dan 4 anak dara Filipus (Kis 21:9).
Deborah juga adalah hakim yang memerintah atas Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma
(Beberapa pendapat mengatakan, karena pada zaman itu, ketika orang berperkara, maka mereka
tidak dapat datang ke rumah Deborah karena ia seorang perempuan, maka ia memilih menjalankan
tugas hakimnya di tempat terbuka). - Hal bahwa Deborah seorang perempuan, sebaiknya kita lihat
sebagai Kuasa Allah untuk memakai siapa saja dalam melaksanakan perintah-Nya.

Perhatikan ayat 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu
berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah
menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-
sama dengan engkau, 4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan
kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan
menyerahkan dia ke dalam tanganmu."

Kata: "Bukankah" yang dicetak tebal menandakan bahwa ternyata Tuhan telah bersabda
sebelumnya kepada Barak dengan perintah sama seperti yang Deborah dapatkan dari Tuhan sebagai
Nabiah.

Suatu perintah dengan uraian yang sangat rinci tentang jumlah dan asal suku tentara Israel dan
tempatnya. Suatu cara yang ajaib, Israel bahkan tidak perlu menghampiri musuh (perhatikan kata
yang dicetak tebal di ayat 7).

Dengan itu, beberapa hal boleh kita pelajari:

1. Apa yang Deborah peringatkan kepada Barak, adalah perintah Tuhan yang juga sudah diberikan
kepada Barak.
2. Ada keraguan dan ketakutan Barak untuk melaksanakan perintah Tuhan itu, karena mereka kalah
dalam hal teknologi perang. Dalam penindasan, Yabin dan Sisera serta tentara Kanaannya pasti tidak
memperbolehkan Israel mengumpulkan senjata. (Hak.5:8b Sesungguhnya, perisai ataupun tombak
tidak terlihat di antara empat puluh ribu orang di Israel.)

3. Keraguan itu memperlihatkan ketidak-taatan Barak sebagai pemimpin terhadap Allah.

4. Kasih Allah dengan mendengar doa Israel yang tertindas, membuat Tuhan mengutus Deborah
untuk menegur & meyakinkan Barak atas perintah-Nya.

Di ayat 8, atas permintaan Barak supaya Deborah ikut dalam pertempuran itu, ada beberapa
tafsiran. Salah satu tafsiran mengatakan bahwa permintaan itu memperlihatkan keraguan Barak
lebih lanjut, atas ketakutan, dan atas pandangannya terhadap posisi Deborah sebagai perempuan.

Tetapi dalam konteks kenabiahan Deborah yang telah disaksikan oleh Barak dengan mengingatkan ia
atas perintah yang sudah ia dengar dari Tuhan - maka permintaan Barak supaya Deborah turut serta,
dapat diartikan sebagai penundukan Barak terhadap Tuhan dengan keyakinan Barak bahwa
kehadiran Deborah dalam pertempuran itu adalah kehadiran Allah sendiri.

Jawaban Deborah dalam ayat 9 adalah suatu nubuatan yang pada saat itu, pastilah tidak dimengerti
oleh Barak sendiri, yang tanpa keinginan untuk memperoleh kemuliaan - juga sebagai bukti
penundukan dirinya kepada perintah Allah yang pernah ia ragukan - segera berangkat bersama
Deborah. Menarik untuk dibayangkan, bahwa sudah barang tentu Barak menyangka, nubuatan
Deborah tentang Sisera yang akan diserahkan Tuhan kepada seorang perempuan - pastilah kepada
Deborah, tetapi di akhir pasal 4 ternyata Tuhan menyerahkan Sisera kepada Yael, yang bahkan
bukan seorang Israel.

Aplikasi

Apa yang kita pelajari dalam bacaan kita hari ini, membuat kita berkaca dan belajar beberapa hal.

1. Ketidak-taatan terhadap Allah mendatangkan hukuman. 20 tahun penindasan bukanlah hal


ringan, ditambah harus bertempur kembali dengan orang Kanaan. Berapa kali dalam kehidupan kita,
kita mengalami seperti Israel? Ketika membaca dan merenungi Kitab Hakim-Hakim, Tuhan
menghendaki kita setia kepada-Nya, supaya tidak perlu lagi mengalami apa yang telah Israel alami.
Bukankah Sejarah perjalanan Israel dalam PL, dituliskan Tuhan supaya kita beroleh hikmat?

2. Doa teriakan pertobatan dan minta tolong Israel, di dengar Tuhan. Pertobatan mendatangkan
Kasih Tuhan, tetapi akibat dosa adalah permanen. Penderitaan dan peperangan tetap melanda
Israel. Berapa kali dalam pergumulan kehidupan kita berseru kepada-Nya karena penderitaan yang
adalah ulah kita sendiri? Seringkali tujuan kita hanya berseru untuk dilepaskan dari masalah.
Seharusnya tujuan kita adalah menyenangkan hati Allah dengan taat kepada-Nya. Bukankah IA telah
memberikan Kristus Yesus menebus kita dan hadir dengan Roh Kudus senantiasa untuk kita?

3. Tuhan Allah akan memakai siapa saja untuk kemuliaan Nama-Nya. Sekalipun ia perempuan yang
sering dianggap lemah seperti Deborah dan Yael (perhatikan ketegasan Deborah serta sikap Yael -
sekali lagi, ia bukan orang Israel - yang menewaskan Sisera tanpa ragu). Tindakan Tuhan memakai
mereka itu adalah pembelajaran bagi kita, bahwa masalah gender, suku, harkat dan perbedaan
lainnya, harus dikesampingkan, bahkan ditiadakan bagi kemuliaan Tuhan. Bukankah Kristus Yesus
mengajarkan itu dengan bergaul dan makan dengan siapa saja?

4. Kerjasama adalah mutlak dalam menjalankan perintah Tuhan. Perhatikan bahwa ketika Deborah
dan Barak bekerjasama serta penyatuan beberapa suku Israel, maka itu menjadi kunci kemenangan
mereka disamping taat penuh atas perintah Tuhan. Membina keluarga, menuntut kerjasama suami
istri dan anak-anak, serta menjalankan amanat Kristus Yesus sebagai Gereja Tuhan, bukan kerja satu
orang atau satu kelompok, tetapi kerjasama seluruh jemaat dengan kemampuannya masing-masing.
Bukankah kita semua dipanggil untuk menjadi satu tubuh, dalam jemaat Kristus dimana Yesus adalah
kepala-Nya?

ITT – 4 Februari 2011

DEBORA: Tidak Ada yang Mustahil! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2012 -

Baca: Hakim-Hakim 4:1-24

"Jawab Barak kepada Debora: 'Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut
maju akupun tidak maju.'" Hakim-Hakim 4:8

Setelah Yosua mati, bangsa Israel seperti anak ayam kehilangan induk; mereka tidak punya
pemimpin yang bisa menjadi panutan. "Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan
dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang
mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara
allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka
menyakiti hati Tuhan." (Hakim-Hakim 2:11-12). Kemudian Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk
memimpin dan memerintah bangsa Israel. Hakim yang pertama dipakai Tuhan adalah Otniel, Ehud,
dan Samgar. Meski berganti-ganti hakim, orang Israel selalu melakukan kejahatan di mata Tuhan,
termasuk generasi di mana Debora dipilih Tuhan untuk menjadi hakim. Orang Israel tetap saja tidak
berubah sehingga Tuhan pun menghajar mereka dengan menyerahkannya ke dalam tangan Yabin,
raja Kanaan.
Debora, meski seorang wanita dan berstatus seperti ibu rumah tangga, mampu menjalankan
tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya yaitu sebagai hakim atas umat Israel. Ruang kerja
Debora tidak berada di istana atau di kantor yang bertingkat, melainkan di bawah pohon kurma di
pegunungan Efraim. Di situlah ia biasa menyelesaikan tugas-tugas kenegaraannya, di mana banyak
orang datang kepadanya untuk meminta nasihat dan juga solusi untuk setiap permasalahan yang
dihadapi. Tugas yang tidak bisa dianggap mudah, apalagi bangsa Israel telah hidup di bawah
penindasan raja Kanaan itu dengan Sisera selaku kepala pasukan selama 20 tahun, apalagi Sisera
mempunyai 900 kereta besi, sementara bangsa Israel tidak memiliki satu pun kereta perang; belum
lagi konflik intern bangsa Israel yang semakin menjadi-jadi. Sebagai wanita biasa, ada kemungkinan
dia kurang dianggap oleh orang lain.

Meski menghadap situasi sulit Debora tidak menyerah. Ketika Tuhan memanggilnya ia yakin Dia
akan memberi kekuatan dan kemampuan kepadanya. Melalui petunjuk dan perintah Tuhan ia
memanggil Barak dan memerintahkannya mengumpulkan 10.000 orang dari suku Naftali dan
Zebulon untuk pergi ke Gunung Tabor. (Bersambung)
Senin, 11 Maret 2013

Berkat Gunung Tabor


Minggu Sore, 10 Mar 2013
Pdt. Petrus Hadi Santoso

Gunung adalah lambang kemuliaan. Tempat bertemu orang-orang spesial adalah gunung.
Abrahan, Musa, Elia sampai di PB pada waktu Yesus naik gunung. Dan di gununglah Yesus
berubah, kemuliaan turun dan ada Musa dan Elia di sana. Menurut sejarah gunung tabor
muncul secara mendadak. Ribuan tahun yang lalu ada gempa bumi dan muncul gunung yang
diberi nama Gunung Tabor. Gunung Tabor bukan gunung berapi, tetapi punya arti khusus
baik PL maupun PB.

Arti Gunung Tabor


 Orang yang muncul mendadak (rising star)
 Power of choosing. Kekuatan untuk memilih.
 Strategi perang.

Hakim-Hakim 4:1-10
Masa memilukan hati Tuhan adalah masa hakim-hakim. Hidup orang Israel main-main
dengan Tuhan. Mereka melakukan apa yang baik menurut mereka, mereka tegar tengkuk.
Ketika terjadi bencana berteriak minta kepada Tuhan. Tuhan menjawab doa mereka,
dikasihlah hakim. Begitu hakim mati, mereka berbuat dosa lagi dab begitu seterusnya.

Orang Israel dipersulit ketika Raja Yabin melalui Sisera menindas mereka. Yang menarik
adalah ketika bangsa Israel ditekan, mereka berteriak kepada Tuhan. Sebenarnya Tuhan
kirim Barak bin Abinoam. Tetapi ketika panca indra Barak melihat kereta besi Sisera, pasukan
yang besar dan keadaan yang kurang mendukung maka dia hanya mengambil suku Naftali
dan suku Zebulon. Dan dia menyingkir.

Panggilan Tuhan ajaib buat Barak, bukan hanya suku Naftali dan Zebulon saja tetapi untuk
semua suku Israel. Dia mengecilkan diri karena dirinya sendiri. Dia seharusnya belajar dari
hakim-hakim sebelumnya bahwa Tuhan pasti menyertai. Hati-hati terhadap sikap kita yang
cenderung mengecilkan diri. Aku kantidak bisa apa-apa, aku kan orang miskin, aku kan bukan
terpelajar, aku kan begini dan begitu.

Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang
Israel.
Debora mempunya 3 jabatan yaitu sebagai ibu rumah tangga, nabiah dan hakim. Debora
muncul mendadak seperti tabor. Rising star, Tuhan mau bangkitkan orang-orang yang
multifungsi. Ketika Barak diberi kesempatan untuk menjadi hakim dan tidak mau, maka Tuhan
buat rising star dengan membangkitkan Debora.

Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim,
dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
Tuhan tidak membutuhkan sarana dan prasarana. Dimanapun kita berada, Tuhan bisa pakai
kita. Kalau engkau mau rising star engkau jangan menuntut sarana. Aku mau jadi pemusik,
aku minta gitar dll. Aku mau jadi penari minta ini dan itu. Apapun yang ada pada diri kita, asal
kita mau, Tuhan bisa pakai kita.

Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata
kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah
menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon
bersama-sama dengan engkau,

Tuhan memberi kesempatan sekali lagi buat Barak. Bahkan Tuhan kasih dengan detail. Ini
hati Debora sama seperti hati Daud. Daud berkata: "Jangan menyentuh orang yang diurapi
Tuhan." Padahal pengurapan sudah pindah ke tangan Daud. Seperti halnya Daud demikian
pula Debora sadar darimana dia di ambil. Debora tahu itu adalah jatah Barak. Dia punya
kerendahan hati untuk memilih.

Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak
turut maju akupun tidak maju."
Hal yang mengejutkan. Hati-hati spirit Barak ini. Ada orang-orang yang tidak punya hati untuk
kegerakan. Kalau engkau ikut akupun ikut. Kalau engkau tidak ikut akupun tidak. Kalau
mempunyai roh pengecut seperti Barak maka engkau tidak akan mendapatkan apa-apa.

Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam
perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam
tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan
Barak ke Kedesh.
Firman final. Kalau sudah final tidak akan bisa dirubah. Jengkel hati Tuhan . Kamu akan
melakukannya tapi tidak dapat kehormatan. Akhir karrier kalau tidak ada gelora cinta maka
jatah kehormatan kita bisa direbut orang lain. Pada waktu debora berkata demikian maka
dalam pengertian Barak yang dimaksut tangan seorang perempuan adalah Debora.
Kesalahan daripada Barak adalah selalu menggunakan akal pikiran.

Kalau engkau memiliki hati Barak tidak mau ambil resiko maka itu bukan jatahmu tapi menjadi
jatah orang lain. Banyak orang keliru, mengapa harus saya terus kenapa tidak yang lain.
Tuhan kasih itu karena Tuhan senang ke kita. Tuhan lihat debora jadi ibu rumah tangga mau,
jadi nabi mau, jadi hakim mau. Bahkan dikasih panggilan ke empat yaitu panglima perang pun
dia mau. Kerelaan daripada Debora, Tuhan suka.
Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab
ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di
Zaanaim yang dekat Kedesh.
Hebet memilih menjadi orang netral. Tidak mau memilih Sisera atau Barak yang lari
bersembunyi. Kenapa sisera langsung bergerak pindah? Karena dia dengar Barak di Tabor.
Barak hanya dipakai sekali dan sekejab ilang. Barak dipakai untuk memancing Sisera keluar
maju. Ironis sekali daripada Barak, pangkat tinggi tapi dipakai sekejab kemudian hilang, berkat
melimpah diganti orang lain.

Ayat 14-16
Semua karena debora. Ada orang-orang yang tidak inisiatif memikat hati Tuhan. Ini meresponi
push on. Tuhan karena hujan besar untuk membunuh musuhnya.

Ayat 17-19
Sisera lari kepada Heber karena Heber orang yang netral. Dia menjalin hubungan yang intim
dengan Heber Ini hubungan baik. Sisera minta air dikasih susu.

Ayat 20-22
Disinilah Yeal istri Heber memiliki spirit tabor (memilih dengan tepat). Ada setapak awal tetapi
dia respon sekali. Jatahnya yang seharusnya milik Barak hilang. Seharusnya Sisera dibunuh
oleh Barak teapi ada yael muncul sebagai rising star. Dia netral tapi dipakai Tuhan.

Ayat 23-24
Pembalikan keadaan terjadi. Yang tadinya orang Israel ditekan sekarang berbalik menekan
keras Yabin, raja kanaan. Engkau bisa balikkan keadaan kalau engkau terima berkat Gunung
Tabor. Terima spirit Debora dan Yael

Hakim-Hakim 5:7 Penduduk pedusunan diam-diam saja di Israel, ya mereka diam-diam,


sampai engkau bangkit, Debora, bangkit sebagai ibu di Israel.
Dari ibu rumah tangga karriernya meroket naik menjadi ibu negara. Responi setiap tawaran
Tuhan. Kehormatan yang seharusnya milik Barak pindah kepada Debora.

Hakim-Hakim 5:24
Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain,
diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.
Yael kerjanya cuma sedikit tapi responi. Sedikit tapi berespon besar. Kalau meleset maka
resikonya kematian. Dia tidak menunggu tapi karena dorongan Roh Kudus sehingga dia bisa
membunuh Sisera. Dia terima berkat-berkat yang seharusnya jadi milik Barak.

Kehormatan turun atas Debora dan berkat turun atas Yael. Terima berkat Gunung Tabor ini
dalam nama Yesus Kristus Tuhan

Kehilangan Kesempatan (Renungan Harian)


Rabu, 28 Nopember 2012
oleh: Penginjil Toni Antonius

Hakim-Hakim 4
Dalam Hakim-Hakim 4 ini kita melihat ada dua tokoh perempuan, Debora dan Yael, serta satu
tokoh laki-laki, Barak bin Ahinoam. Ketika saya merenungkan pasal ini setidaknya ada dua hal
yang muncul dalam pemikiran saya yang mau saya bagikan pada saudara-saudari seiman
semuanya.

Yang pertama, kenapa bukan Debora sendiri yang memimpin pasukan Israel berperang?
Kenapa Tuhan menunjuk Barak bin Ahinoam untuk memimpin pasukan Israel, padahal kalau
bisa kita katakan imannya tidak terlalu kuat, yang terbukti bahwa ketika dia ditunjuk untuk
memimpin pasukan, dia tidak mau maju kecuali Debora maju bersama dengannya?

Ketika merenungkan hal ini saya teringat dengan dua cerita yang terkenal. Yang pertama
tentang seorang wanita yang bernama Mulan menyamar menjadi laki-laki masuk ke dalam
ketentaraan dan akhirnya bisa memimpin pasukan. Yang kedua menceritakan hal yang sama
hanya berbeda tokoh yaitu Joan of Arc. Keduanya menjadi seorang yang memimpin pasukan
dalam peperangan. Tapi cerita seperti Mulan atau Joan of Arc tidak terjadi dalam Alkitab. Ketika
bangsa Israel berperang dengan musuhnya, Tuhan menunjuk Barak untuk memimpin pasukan,
bukan Debora walaupun Debora merupakan seorang hakim.

Tuhan telah menetapkan bahwa laki-laki adalah kepala, karena itu Baraklah yang memimpin
pasukan Israel berperang walaupun Debora yang menjadi hakim. Paulus pernah memberikan
nasihat kepada gereja di Korintus “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan
teratur.” (1 Kor. 14: 40). Dalam gereja, ada peraturan yang dibuat oleh para pemimpin kita. Mari
kita dengan rendah hati mematuhi peraturan-peraturan yang sudah dibuat, walaupun mungkin
ada peraturan-peraturan yang bertentangan dengan pendapat kita. Kalau ada keberatan, mari
kita sampaikan pemikiran kita dengan jalan yang benar, jangan kemudian tidak mau tunduk pada
peraturan yang masih berlaku karena Tuhan memberikan kuasa kepada gereja.

Yang kedua, ketika Barak meminta Debora ikut serta maju berperang. Debora menubuatkan
bahwa panglima musuh tidak akan dibunuh oleh Barak, tapi kehormatan itu diberikan kepada
seorang wanita (ayat 6-9). Kehormatan yang besar itu tidak bisa didapat Barak karena
ketidakyakinan pada firman Tuhan yang disampaikan Debora.

Ketakutan, kekuatiran seringkali melemahkan iman kita, dan membuat kita tidak yakin
sepenuhnya pada firman Tuhan. Mari kita sama-sama meyakini dan mengingat bahwa firman
Tuhan adalah ya dan amin. Tidak mudah untuk memiliki keyakinan yang kuat tanpa
tergoyahkan, tapi bukanlah satu hal yang mustahil untuk mencapainya. Jangan menyerah dan
terus percaya, maka kehormatan yang luar biasa akan kita peroleh. Ambil setiap kesempatan
untuk melayani yang lewat di hadapan kita.

YAEL, PEREMPUAN TENTARA-NYA ALLAH


YAEL, PEREMPUAN PERKASANYA – TUHAN

Kotbah di Wanita Kharisma, Magelang, 10 Juli 2011

Bacaan Alkitab Hakim-hakim 4: 1-24

Yael adalah perempuan yang dipakai Tuhan untuk mengalahkan musuh, dengan mematok
musuh di pelipisnya dengan patok kemah dan palu. Mengapa seorang perempuan yang dipakai
Tuhan, karna sebenarnya pada awalnya si Barak, pria yang diperintahkan Tuhan gagal untuk
mengandalkan Tuhan, dan berkata pada Debora, “jika engkau turut maju, aku pun maju, tetapi
jika engkau tidak turut maju, aku pun tidak maju” maka Debora pun sebagai nabi-Nya
menubuatkan bahwa Tuhan akan menyerahkan musuh ke dalam tangan seorang perempuan.

Siapakah perempuan perkasa itu? Dia adalah YAEL.


Musuh kita dewasa ini bukanlah orang Kanaan, seperti yang kit abaca di bacaan Alkitab kali ini,
bukan juga Belanda yang sudah pergi, bukan jugaMalaysia, Negara tetangga kita

Musuh kita adalah:

1. Iblis
Kuasa Iblis yang berusaha menghancurkan anak-anak Tuhan

Belenggu Sakit penyakit

Belenggu kemiskinan

Belenggu kekuatiran, dll

2. Si Aku / egoisme
Egoisme diri sendiri, dll

3. Belenggu Dosa
Sifat-sifat diri sendiri yang buruk; malas, bohong, membantah orang tua, dll/ hukum dosa

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan., dll

4. Pengaruh dunia yang jahat


Pengaruh dunia yang jahat yang berusaha mempengaruhi hidup kita untuk menjauh dari Tuhan.

Bagaimana agar kita menjadi anak-anak yang MENANG dalam peperangan melawan itu
semua?

1. Lawan iblis dengan perlengakpan senjata ALLAH Efesus 6: 14-18


2. Lawan EGO dengan menyangkat diri dan memikul salib Matius 16:24
3. Lawan Dunia dengan iman kita 1 Yohanes 5:4
4. Lawan kelemahan dengan Filipi 4:13
5. Lawan hukum dosa dengan kuasa Roh Kudus. Roma 8;2
6. sehingga kita lebih dari pemenang Roma 8:37
Kita melihat kisah hidup seorang bernama Yael, tentara perempuan-Nya Tuhan

Hak 4: 18-20 Yael berperang dengan siasat. Tampaknya Yael tidak ikut maju kemedan
perang, tetapi saat musuh ada di depan mata, Yael memberi musuhnya minum dari sekirbat
susu. (biasanya orang sehabis minum susu menjadi ngantuk), dan ia juga menyelimuti musuh (
dalam cuaca dingin, selimut menolong seseorang dapat tertidur lebih cepat dan lebih nyenyak).
Tuhan ingin kita berperang dengan siasat. Apa artinya berperang dengan siasat? Artinya, Tuhan
ingin kita seperti Daud, selalu meminta petunjuk Tuhan dalam berperang, dan strategi yang
Tuhan berikan tidak selalu sama dari waktu ke waktu, dan walaupun menghadapi musuh yang
sama, cara-Nya dan strategi-Nya pun tak pernah sama. Mari hadapi para musuh kita itu dengan
cara Tuhan, dengan strategi yang dari Tuhan, dengan siasat yang dari Tuhan, jangan berperang
dengan cara-cara sendiri, karna sebenarnya Tuhanlah yang berperang ganti kita
Hak 4: 21 Yael berperang dengan diam-diam.Tampaknya Yael ini Cuma diam di kemah, tidak
berangkat ke medan peperangan yang sedemikian bising dengan suara pedang, panah, ringkik
kuda, roda kereta, dll. Tetapi walau hanya di sebuah kemah, Yael mampu membunuh panglima
Sisera yang sangat ditakuti itu, bahkan ditakuti oleh Barak, pepimpin yang ditunjuk oleh Tuhan
untuk memimpin peperangan ini. Memang dalam peperangan kita membutuhkan perlengkapan
senjata Allah yang tercatatat dalam Galatia 6: 14-17. tetapi ingat, semua perlengkapan senjata
itu hanya menutupi bagian depan dari tubuh kita, sedangkan bagian belakang kita mudah
diserang, apabila kita tidak menjadikan ayat 18 yang menekankan DOA sebagai senjata terakhir.
DOA adalah senjata peperangan rohani yang kita dapat lakukan secara diam-diam, seperti yang
dilakukan YAEL. Membunuh musuh, salah satunya adalah dengan cara DOA yang dilakukan
diam-diam di kamar doa kita bersama dengan Allah.
Hak 4: 17 Yael berperang dengan cara tidak kompromi . Meskipun keluarga Heber, suami
dari Yael, berhubungan baik dengan Yabin, raja Kanaan yang adalah boss dari Panglima Sisera
ini, dan si musuh berkata “Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada datang dan bertanya
kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada.” Yael tidak mau berkompromi dengan
pihak musuh. Dikatakan oleh Alkitab TETAPI….Yael, istri Heber, mengambil patok kemah…..dst.
Jangan berkompromi dengan dosa, berkompromi dengan kelemahan, sakit penyakit, kekuatiran,
pengaruh dunia yang jahat, dll
Hak 4: 22 Yael berperang dengan cara memiliki kerendahan hati. Saat Barak datang, tidak
secuil pun Yael menyebutkan bahwa ialah yang berhasil membunuh pentolan musuh, tetapi di
ayat berikutnya justru disebutkan Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin….dst.
Yael tidak mengambil pujian dari kemenangan ini, melainkan segala pujian ia kembalikan
kepada Tuhan saja. Kita hanyalah sebagai alat di tangan Tuhan, kemenangan adalah pemberian
daripada TUHAN saja.
Hak 4: 21 Yael berperang di area pikiran. Cara Yael menang, adalah dengan menyerang
pelipis musuh, pelipis adalah tempat dimana ada OTAK.. Pelipis ini tempat pikiran dari si musuh,
bisa saja pikiran iblis, pikiran dunia yang jahat, pikiran si ego, dll. Firman Tuhan mengajar kita
untuk menentang cara berpikir yang menentang pengenalan akan Allah dalam II Korintus 10:5.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Daud terhadap Goliad, seluruh tubuh Goliat terlindung kecuali
bagian dahinya. Itulah sebenarnya medan peperangan kita, di area PIKIRAN.
Mari sebagai perempuan-Nya Tuhan, tentara wanita-Nya Tuhan, kita memerangi tiap musuh
dengan hasil lebih dari pemenang.

Selamat berperang.

MENGENALI JENIS-JENIS PELAYANAN DARI TUHAN

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada musim atau masanya. Contohnya, pada bulan
Agustus-September, kita memasuki peralihan dari musim panas ke musim hujan – itu adalah
target yang sebetulnya sudah ditetapkan oleh hukum alam. Contoh lainnya adalah ketika
bulan Desember tiba, kita juga tahu bahwa musim durian segera datang. Meskipun teknologi
pertanian masa kini bisa membuat beberapa pohon tertentu seakan-akan bisa terus dipanen
setiap bulan, namun secara hukum alam, ada musim-musim tertentu yang pasti akan selalu
kita lihat terjadi.

Demikian pula Tuhan sudah menetapkan target-target rohani untuk setiap orang
percaya – ada target-target tertentu yang harus kita capai dalam hidup kita. Ketika kita
memasuki target yang Tuhan tetapkan tersebut, ketika itulah kehidupan kita akan mulai
bisa memanifestasikan kemuliaan Tuhan, sesuai dengan level anugerah yang kita capai pada
target yang Tuhan tetapkan tersebut.
Selama ini, ada cukup banyak orang percaya yang belum mengetahui kebenaran ini,
dan kalaupun mereka sudah mengetahuinya, masalah, konflik batin, dan berbagai hal
lainnya telah berhasil menahan mereka untuk memasuki target yang Tuhan sudah tetapkan
atas hidup dan pelayanan mereka. Akan tetapi hari ini saya deklarasikan, “Tuhan sedang
mencurahkan roh percepatan ilahi atas setiap kita, sehingga kalaupun ada di antara Anda
yang merasa masih berada di bawah target yang Tuhan tetapkan, engkau akan alami adanya
percepatan ilahi dalam hidupmu – Roh Kudus akan bekerja sedemikian rupa dalam hidupmu
sehingga engkau bisa mencapai target yang Tuhan tetapkan. Roh terobosan ilahi telah Dia
curahkan, dan apapun yang selama ini menghalangi dan menghambatumu akan mulai Dia
terobos dan hancurkan. Selama engkau mau bekerja sama dengan Dia, engkau akan terus
alami percepatan ilahi datang.”

Jika Anda bertanya, apa yang sebenarnya menjadi target Tuhan bagi Gereja-Nya,
jawabannya adalah: Tuhan telah menetapkan bahwa pada bulan-bulan ini, semua kita akan
mulai memasuki pelayanan kita yang sejati, dan kita akan mendapati Tuhan telah
menyediakan ladang pelayanan kita masing-masing, sehingga tidak ada satupun di antara
kita yang masih akan didapati Tuhan menganggur secara rohani, karena semua kita telah
ditetapkan Tuhan untuk ikut terlibat dalam pelayanan.

Dalam kitab Hakim-hakim, ada beberapa tokoh Alkitab yang dibawa oleh Tuhan untuk
masuk dalam pelayanan. Jika kita mempelajari kondisi bangsa Israel pada jaman kitab
Hakim-hakim, pada waktu itu belum ada raja atau pemimpin yang memerintah Israel – yang
ada hanyalah orang-orang yang dibangkitkan Tuhan untuk memimpin dan menjadi hakim di
Israel. Biasanya, mereka dipakai Tuhan untuk memimpin orang Israel melewati segala
tekanan dan pergumulan yang timbul sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka. Selama
hakim tersebut hidup, orang Israel akan terus berjalan dalam kebenaran, tetapi begitu si
hakim mati, orang Israel akan kembali tercerai berai dan tidak lagi hidup dalam kebenaran,
sampai Tuhan mengangkat hakim yang baru lagi.
Jangankan di kalangan non-Kristen, bahkan di kalangan orang Kristen sekalipun ada
banyak sekali mereka yang “terlantar” secara rohani; mereka tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan, mereka mengalami kekeringan/kesuaman/kematian rohani, dan mereka
membutuhkan orang-orang yang Tuhan bangkitkan untuk memimpin dan mempengaruhi
hidup mereka untuk kembali berjalan dalam kebenaran, agar mereka juga bisa menikmati
anugerah Tuhan yang sama dalam hidup mereka – seperti inilah kondisi yang kita dapati
dalam kitab Hakim-hakim.
Dari sekian banyaknya tokoh Alkitab yang dicatat dalam kitab Hakim-hakim, ada
beberapa yang sanga menarik untuk kita pelajari tentang cara Tuhan membawa mereka
masuk ke dalam pelayanan mereka yang sejati, karena saya percaya bahwa dengan cara-
cara yang sama juga Tuhan akan membawa kita memasuki pelayanan kita yang
sesungguhnya.

Bagaimana kita bisa mengenali pekerjaan Roh dalam hidup kita?

1. Melalui penunjukan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

“.. Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai
hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara
Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk
berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh
di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah TUHAN, Allah Israel,
memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan
membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama
dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin,
dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai
Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu” Jawab Barak kepada
Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut
maju aku pun tidak maju.” Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak
akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab
TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu
Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke
Kedesh...” (Hakim-hakim 4:1-10).

Selama ini kita hanya mempelajari dan memperhatikan tentang Debora – seorang
nabiah yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi kita hampir tidak pernah berbicara
tentang Barak. Padahal, dalam Ibrani 11:30-33, nama Debora bahkan tidak tercatat di
sana – yang tertulis adalam nama Barak. [Untuk saat ini kita belum akan membahas
alasan mengapa bukan Debora yang disebutkan di Ibrani 11.] Akan tetapi, kita perlu
memperhatikan bahwa Barak bisa mulai memasuki pelayanannya oleh karena
penunjukan seorang pemimpin, yaitu Debora. Pada saat itu, Deboralah yang menjadi
pemimpin di Israel.
Hal yang sama akan kita alami – Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam area-
area pelayanan kita karena penunjukan seorang pemimpin. Tapi dalam kasus Barak,
Debora terpaksa harus berkata kepada Barak bahwa Barak tidak akan mendapatkan
kehormatan daari kemenangan yang mereka raih. Mengapa demikian? Karena dalam ayat
8 kita mendapati bahwa Barak mengemukakan berbagai alasan dan syarat kepada Debora
sebagai pemimpin, “Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun
maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.”. Seringkali, Tuhan akan
mulai memakai pemimpin yang ada di atas kita untuk membawa kita masuk ke dalam
sebuah pelayanan. Ketika sang pemimpin mulai mengenali potensi atau skill yang ada
dalam hidup kita lalu kemudian pemimpin itu mulai melakukan penunjukan dan
memberikan perintah, saya mendorong Anda untuk hanya berkata ‘YA’ dan kerjakan
dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi arahan dan perintah dari pemimpin tersebut.

Ketika engkau menerima penunjukan dari seorang pemimpin dan engkau mengajukan
syarat dan alasan, maka kehormatan/kemuliaan yang seharusnya menyertaimu akan
hilang. Karena itu pastikan, ketika Tuhan sungguh-sungguh ingin membawa Anda masuk
ke dalam sebuah pelayanan melalui penunjukan seorang pemimpin, jangan pernah
memberikan syarat apapun; lakukan apa yang menjadi bagianmu dengan ketulusan dan
segenap hati, dan kemuliaan Tuhan akan terus menyertaimu. Sebaliknya, jika engkau
mengemukakan berbagai macam alasan dan syarat, engkau akan kehilangan kemuliaan
itu, karena sikap hati yang engkau miliki sudah keliru sejak awal.

Karena itu, pastikan engkau memiliki sikap hati yang benar – sikap hati yang tulus
dan semata-mata karena engkau ingin menyukakan hati Tuhan; miliki hati yang terus
haus dan lapar akan Tuhan, karena dari sanalah sumber pelayananmu akan mengalir.
Pelayanan yang sejati bukan datang karena kita mampu atau bisa, tetapi karena Tuhan
yang bekerja dalam hidup kita. Sikap hati yang benar akan membuat penyertaan Tuhan
selalu nyata atas hidup yang pelayanan kita.

2. Melalui arahan yang Tuhan beri atau dorongan Roh yang kita alami di dalam batin kita.

“Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya,


demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab
Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa
semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya
yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika
mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir?
Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam
cengkeraman orang Midian” (Hakim-hakim 6:12-13).

Dari apa yang diucapkan oleh Gideon, kita bisa melihat bahwa dalam hati
Gideon ada banyak sekali kerinduan dan benih-benih ilahi yang bekerja dalam
hidupnya. Gideon terus teringat kepada bagaimana Tuhan memakai Musa untuk
membebaskan orang Israel, Yosua untuk merobohkan tembok Yerikho dan merebut
sebagian besar Kanaan. Tapi ketika Gideon melihat realita yang ada, muncul suatu
sikap hati yang rindu agar hidupnya dipakai oleh Tuhan. Akibatnya, dorongan yang
Gideon rasakan untuk dia melakukan sesuatu bisa dengan mudah dia responi.
Kalaupun ada banyak hambatan dan halangan manusiawi yang dia hadapi – Gideon
adalah anak yang paling kecil, dari keluarga yang terkecil dari sebuah kaum yang
terkecil dari antara suku di Israel – tapi ketika Roh Kudus mulai menggerakkan
Gideon dan Gideon meniup sangkakalanya (Hak. 7:1-2), 32.000 orang pun segera
berkumpul untuk menyertai Gideon.
Seandainya kita bisa terus menjaga hati kita untuk selalu rindu dipakai oleh
Tuhan, Roh Kudus akan mulai memberikan dorongan tentang apa yang seharusnya
kita lakukan di dalam diri kita. Ketika kita belajar menaati setiap dorongan Roh,
Tuhan akan terus membukakan pintu kesempatan untuk kita dapat menjadi berkati
bagi orang lain.

Karena itu, belajarlah untuk selalu menaati setiap perintah dan arahan yang
Tuhan beri – segentar dan setakut apapun engkau – sama seperti Gideon (Hak. 6:25-
27), karena ketaatan kita akan membuat kita selalu melihat penyertaan dan
pembelaan Tuhan dalam melakukan apa yang menjadi perintah dan arahan-Nya itu
(ayat 28-30). Ingat, setiap langkah ketaatan pasti akan menciptakan perubahan!
Ketaatan kita juga seringkali akan membuktikan bahwa ketakutan dan
kekhawatiran yang kita miliki sebenarnya tidak beralasan, karena ketika Tuhan
sudah berfirman, semua pertimbangan manusiawi yang paling akurat sekalipun
menjadi salah; ketika Tuhan berfirman, situasi dan keadaan yang ada pasti akan
berubah.
Satu langkah ketaatan sederhana akan menghantarkan kita kepada dampak
yang lebih besar, sehingga pada akhirnya ketika ada langkah ketaatan yang sangat
menentukan yang harus kita ambil, kita akan selalu bisa menaati apa yang menjadi
arahan Tuhan dan dampak yang luar biasapun akan kita lihat terjadi karena
ketaatan kita.

3. Melalui kesempatan yang datang dari situasi dan keadaan yang ada.

“Kemudian bani Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel
berkumpul dan berkemah di Mizpa. Maka para pemimpin bangsa di Gilead
berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah orang yang berani memulai
peperangan melawan bani Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas
seluruh penduduk Gilead””(Hakim-hakim 10:17-18).
Pada waktu itu, seluruh orang Israel seakan-akan kehilangan keberanian mereka
untuk menghadapi bani Amon. Sampai-sampai, para pemimpin yang ada memutuskan
bahwa siapa yang berani melawan bani Amon – orang itu akan ditunjuk menjadi
pemimpin di Israel.

Lalu dalam Hak. 11:1 Alkitab berkata, “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah
seorang pahlawan yang gagah perkasa...” – cocok dengan kondisi dan kebutuhan yang
ada. Akan tetapi, Yefta memiliki latar belakang yang sangat buruk: ia adalah anak
seorang perempuan sundal, diusir dari keluarganya, berkumpul dengan para perampok,
dan bahkan menjadi pemimpin para perampok (Hak. 11:1-3). Selama sekian waktu
lamanya, Yefta mungkin menyesali pengalaman masa lalunya dan ia sulit melihat
kebaikan Tuhan di dalam perjalanan hidupnya, sampai ketika para tua-tua Gilead datang
kepada Yefta dan meminta Yefta untuk menjadi pemimpin atas mereka (Hak. 11:4-11).
Saya percaya, pada saat itu juga Yefta bisa melihat bagaimana perjalanan hidupnya
sudah ditetapkan oleh Tuhan, membentuk dan mempersiapkan Yefta untuk bisa
dilepaskan pada waktunya.

Hal yang sama juga akan terjadi atas beberapa dari antara Anda. Mungkin saat ini
Anda masih menyesali apa yang pernah Anda alami atau perbuat di masa lampau, tapi
selama Anda terus meresponi segala hal yang Anda hadapi dengan roh pertobatan dan
sikap hati yang selalu ingin menyukakan hati Tuhan, Tuhan pun akan memanfaatkan
peristiwa-peristiwa yang pernah Anda alami di masa lalu untuk kebaikan Anda sendiri,
untuk membentuk dan mempersiapkan Anda sehingga pada akhirnya memberi
keuntungan untuk Anda sendiri.

Namun lepas dari semua itu, ada satu hal yang harus saya garis bawahi: semua
peristiwa buruk yang Yefta alami di masa lalunya bukanlah akibat perbuatan atau
kesalahan Yefta; Yefta bukan pelaku melainkan korban dari keadaan yang disebabkan
oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Dan karena Yefta selalu memiliki hati yang
bersih dan tertuju kepada Tuhan dan rencana-Nya, maka lepas dari semua yang ia alami,
itu semua menjadi semacam suatu proses pembentukan yang Yefta harus ikuti dan lalui.
Ketika waktunya tiba, Tuhan justru memunculkan Yefta sebagai pemimpin di Israel.
Selama ini, beberapa dari Anda mungkin merasa seakan-akan apa yang engkau
lakukan hanyalah hal-hal yang sepele dan sederhana, bahkan hal-hal yang mungkin
kurang engkau sukai. Saya mendorong Anda untuk terus melakukannya dengan tekun dan
setia, karena akan tiba waktunya Tuhan akan membukakan pintu kesempatan untuk
Anda bertemu dengan “tua-tua Gilead”mu. Dan saat Anda bertemu dengan mereka,
Anda sudah memiliki keahlian dan posisi rohani yang Anda butuhkan untuk bisa
menghasilkan perubahan; pintu pelayananpun akan mulai terbuka lebar bagi Anda.

4. Melalui peristiwa sehari-hari dan pengalaman hidup yang kita alami.

“Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang
dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat
seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.” Tetapi ayahnya
dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan
sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan,
sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang
tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia
bagiku, sebab dia kusukai.” Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal
itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara
terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang
Israel” (Hakim-hakim 14:1-4).

Dari ayat-ayat di atas, Alkitab menceritakan bahwa meskipun Simson adalah seorang
nazir Allah, Simson menjalani hidup seperti layaknya anak-anak muda lain di Israel.
Sampai suatu waktu ketika ia ada di Timna, ia melihat seorang gadis Filistin dan hatinya
tertambat kepada gadis itu, bahkan sampai meminta orangtuanya untuk mengambil
gadis itu menjadi isterinya.

Akan tetapi, lepas dari semua itu, Alkitab juga menceritakan bahwa semua itu bisa
terjadi oleh karena skenario tangan Tuhan, karena Simson memang harus mencari gara-
gara dengan orang Filistin [pada waktu itu orang Filistin menguasai seluruh Israel].
Karena Tuhan sudah menyatakan bahwa lewat hidup Simson, akan dimulai penyelamatan
atas Israel dari tangan orang Filistin (Hak. 13:5).

Dari cerita tentang Simson ini kita mendapati bahwa Simson memasuki pelayanannya
melalui peristiwa hidup sehari-hari yang dia alami, yang tanpa ia sadari, justru Tuhan
pakai untuk menggiring dia memenuhi panggilan hidupnya. Demikian pula, akan tiba
sekali waktu di mana Anda juga akan mendapati bahwa peristiwa sehari-hari yang Anda
alami justru akan menjadi sarana yang Tuhan pakai untuk membukakan pintu pelayanan
bagi Anda.
Saya juga pernah mendengar beberapa hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa
untuk menangani dan melayani anak-anak yang menderita down syndrome atau
keterbelakangan mental, dimulai ketika mereka pertama-tama memiliki seorang anak
yang menderita penyakit yang sama. Mereka mendoakan dan melayani anak mereka,
sambil belajar dari Tuhan, dan ketika mujizat mulai terjadi, dimulailah pelayanan itu
untuk memberkati orang-orang lain.

Ada banyak hal yang Anda bisa alami bersama Tuhan, tapi pastikan Anda terus
dengan-dengaran dengan Tuhan, terus bangun persekutuan Anda dengan Tuhan, dan
ikuti setiap dorongan dan arahan yang Tuhan berikan kepada Anda. Situasi dan keadaan
apapun yang sedang engkau alami, responilah secara ilahi, karena seringkali apa yang
engkau alami adalah cara Tuhan untuk membawamu memasukidestinymu. Dengan
demikian, apa yang engkau alami secara pribadi bersama Tuhan akan memberkati
banyak orang yang lain.

Bacaan: Hakim-hakim 4:1-10


Nama Saparinah Sadli tak bisa dipisahkan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), yang dipimpinnya sejak Oktober 1998
sampai paruh pertama 2004. Komisi yang menjadi tonggak penting perjuangan
perempuan itu sampai sekarang masih menjadi satu-satunya komisi nasional di
dunia yang secara spesifik menyebut ‘anti kekerasan terhadap perempuan’. Tiga
tahun pertama, perjuangannya penuh badai. Bersama beberapa tokoh dan aktivis
perempuan, Sadli sempat menghadap Presiden Habibie untuk mendesak agar
pemerintah meminta maaf atas terjadinya pemerkosaan terhadap sejumlah
perempuan etnis Tionghoa pada bulan Mei 1998.

Suatu kali, Allah mengizinkan bangsa Israel jatuh ke tangan Yabin, raja Kanaan,
karena pemberontakan mereka (Hak. 4:2). Debora, seorang nabiah sekaligus hakim,
menyuruh Barak bin Abinoam untuk memimpin perlawanan. Barak bersedia
melakukannya asal bersama Debora melakukan tugas itu. Namun Debora sempat
mengingatkan Barak bahwa selama ada kaum pria, maka kaum wanita tidak berhak
untuk ikut melakukan perlawanan. Namun Barak bergeming. Debora berkata bahwa
dengan melakukan itu Barak bisa dipermalukan karena menyembunyikan rasa
takutnya di balik kehadiran seorang wanita. Anehnya, Barak membiarkan perkataan
Debora begitu saja. Perang pun berlangsung dengan sengit dan semua tentara
Sisera tewas. Sisera kemudian melarikan diri dengan mencari perlindungan kepada
Yael, yang masih memiliki hubungan baik dengan Raja Yabin. Bukannya selamat dari
kejaran Barak, Sisera justru tewas di tangan Yael ketika ia sedang tertidur karena
kelelahan (Hak. 3:21).

Peristiwa ini mengingatkan pentingnya keberanian. Sebagaimana Debora, Yael


adalah kaum wanita. Namun wanita dengan sikap berani ternyata juga mampu
mencari solusi. Kita sering mendengar sikap membeda-bedakan karena berbagai
latar belakang: jenis kelamin, asal usul, dan seterusnya. Namun berbicara tentang
keberanian, banyak hal tak terduga. Sebagaimana Debora dan Yael, marilah kita
mempraktikkan keberanian dengan menghapus sikap diskriminatif. Semua orang
berpotensi melakukan hal-hal besar bersama Tuhan.

sabda-bible-commentarykirenius

RABU, 27 JUNI 2012

BAB III KETELADANAN DEBORA SEBAGAI PEMIMPIN MENURUT HAKIM-HAKIM 4:1-16

BAB III

KETELADANAN DEBORA SEBAGAI PEMIMPIN

MENURUT HAKIM-HAKIM 4:1-16

Sebagai pemimpin sebaiknya memiliki karakteristik yang baik, karena jika tanpa karakter yang baik
seorang pemimpin tidak dapat memimpin dengan baik dan tidak dapat mencapai tujuan dengan
maksimal. Karakteristik yang dapat dimiliki oleh seorang pemimpin adalah rendah hati, berani.
Berani disini bukan sembarang berani, berani yang dimaksud adalah berani karena kebenaran dalam
arti tidak kompromi dengan kejahatan, korupsi dan lain sebagainya. Kemudian terakhir karakteristik
seorang pemimpin adalah menjadi motivator bagi bawahan dan murid-murid mereka. Bab ini akan
membahas mengenai kitab Hakim-hakim, biografi Debora, karakteristik Debora sebagai pemimpin
dan eksegesanya.

A. Introduksi Kitab Hakim-hakim

Pada waktu umat Israel tiba di tanah yang dijanjikan, mereka tidak mempunyai raja, sebab
sebenarnya hanya Tuhan Allah raja mereka. Tetapi setelah mereka tidak setia lagi kepada Tuhan,
Allah menyerahkan mereka kepada musuh selaku hukuman.[63] Ketika kesusahan itu mencapai
puncaknya Tuhan membangkitkan orang-orang perkasa menjadi panglima dalam peperangan, dan
setelah peperangan selesai mereka mendapat kemenangan, maka panglima itu sangat dihormati,
dipandang selaku hakim-hakim.

Pada waktu Yosua memperbaharui perjanjian dengan umat Israel di Sikhem, bahwa mereka
menegaskan tidak pernah meninggalkan Tuhan untuk ilah-ilah lain. Yosua menjawab mereka, bahwa
mereka tidak akan mampu untuk hidup bagi Tuhan, mereka akan tidak setia dan itu akan
mendatangkan bencana atas diri mereka sendiri (Yosua 24:16-20).[64] Peristiwa yang ditakuti Yosua
terhadap bangsa Israel benar-benar menjadi kenyataan, maka selama beberapa abad Tuhan secara
berkala memberikan pemimpi-pemimpin yang datang untuk membantu mereka. Pemimpin-
pemimpi ini disebut “pelepas” atau “orang yang membawa keadilan”. Nama yang diberikan kepada
mereka adalah Hakim-hakim.

Dalam kitab Hakim-hakim ada tiga belas Hakim.[65] Pertama, adalah Otniel yang mengalahkan
Kusyan-Risyataim, raja Aram Mesopotamia (3:7-11). Kedua Ehud, yang membunuh Eglon, raja Moab
(3:12-30. Ketiga, Samgar yang mengalahkan orang Filistin (3:31). Keempat, Debora dalam pasal 4-5
berita tersebut dalam bentuk prosa dan puisi mengenai Debora. Di zaman Debora, Barak adalah
pemimpin Israel. Musuh bangsa Israel ialah Sisera bersama orang Kanaan yang mau mengeluarkan
orang Israel berdiam di bagian utara Karmel. Kelima, Gideon.

Dalam pasal 6-8 didapati mengenai cerita Gideon yang mengalahkan orang Median. Keenam,
Abimelekh (pasal 9). Juga dalam kitab ini ada Hakim-hakim yang kurang terkenal, seperti yang
ketujuh, Tola (pasal 10:1,2), delapan, Yair (pasal 10:3-5), sembilan, Ebzan (pasal 12:8-10), sepuluh,
Elon dari suku Zebulon (pasal 12:11-12) dan yang sebelas, Abdon (pasal 12:13-15). Hakim-hakim ini
di sebut “Hakim kecil”. Yang lebih penting adalah Yefta dan Simson. Dua belas, Yefta mengalahkan
orang Amon (11:30-40) dan tiga belas, Simson yang mengalahkan orang-orang Filistin (pasal 13-
16).[66]

1. Penulisan Kitab Hakim-hakim

Dalam kitab Hakim-hakim tidak ada petunjuk mengenai penulisnya. Dalam tradisi Yahudi, kitab ini
ditulis oleh Samuel, namun pandangan ini tidak dapat diterima karena tidak jelas.[67] Indikasi
mengenai penulisan atau penyusun kitab ini tidak ada, mengenai Samuel penulis kitab inipun tidak
jelas sementara ungkapan yang berulang-ulang oleh narator bahwa pada zaman itu tidak ada raja di
antara orang Israel (17:6; 18:1), memberikan bukti yang jelas pada waktu (si penulis) menuliskan
peristiwa-peristiwa ini bangsa itu telah mempunyai raja. Dari petunjuk ini perlu dipahami bahwa
penulis melibatkan satu proses yang barangkali beberapa abad.[68]

Penulis kitab ini tidak jelas. Kitab ini sendiri menunjukkan kerangka waktu berikut mengenai saat
penulisannya:

Pertama, penulisannya terjadi setelah tabut perjanjian dipindahkan dari Silo pada masa Eli dan
Samuel (Hakim-hakim 18:31; Hakim-hakim 20:27; bandingkan. 1 Samuel 4:3-11);

Kedua, penulis yang sering menyebut masa hakim-hakim sebagai "zaman itu tidak ada raja" (Hakim-
hakim 17:6; 18:1; 19:1; 21:25) memberi kesan bahwa kerajaan Israel sudah berdiri ketika kitab ini
ditulis;

Ketiga, Yerusalem belum direbut dari suku Yebus (Hakim-Hakim 1:21; bandingkan. 2 Samuel 5:7).

Keempat, petunjuk ini menunjukkan bahwa kitab ini diselesaikan sesaat sesudah Raja Saul naik
takhta (sekitar 1050 SM), tetapi sebelum Raja Daud menaklukkan Yerusalem (sekitar 1000 SM).
Talmud Yahudi mengaitkan asal-usul kitab ini dengan Samuel. Yang pasti ialah: kitab ini mencatat
dan menilai masa para hakim dari segi perjanjian (Hakim-hakim 2:1-5). Musa sudah menubuatkan
bahwa penindasan oleh bangsa-bangsa asing akan menimpa bangsa Israel sebagai salah satu
kutukan Allah jikalau mereka menyimpang dari perjanjian (Ulangan 28:25,33,48). Kitab Hakim-
hakim menggaris bawahi kenyataan nubuat tersebut dalam sejarah. Tanggal penulisan kitab ini kira-
kira 1050-1000 SM.

2. Latar Belakang Kitab Hakim-hakim

Kitab Hakim-hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman Yosua dengan zaman raja-
raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika Israel masih
merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai tokoh yang secara
berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan membebaskan orang Israel setelah mereka mundur
dan ditindas oleh bangsa-bangsa tetangga.

Para hakim (berjumlah tiga belas orang dalam kitab ini) datang dari berbagai suku dan berfungsi
sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang pengaruhnya terbatas pada suku
mereka sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin seluruh bangsa Israel. Samuel yang pada
umumnya dipandang sebagai hakim terakhir dan nabi yang pertama tidak termasuk dalam kitab ini.

3. Judul kitab Hakim-Hakim

Judul kitab ini ditemukan dari gelar atau panggilan yang diberikan kepada pemimpin-pemimpin yang
diangkat oleh Tuhan untuk memerintah bangsa Israel antara zaman Yosua dan zaman raja-raja.
Judul kitab ini “Hakim” adalah seorang yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya,
supaya mereka mengetahui bagaimana seharusnya mereka hidup sesuai dengan perintah-perintah
Tuhan, serta melepaskan mereka dari penjajahan dan penindasan dari bangsa-bangsa lain di sekitar
mereka.[69]

Nama kitab ini dalam bahasa Ibrani disebut “‫( ”ש ְֹׁפ ִטים‬S̀ōpetim) yang berarti Hakim-hakim (Hakim
2:16;11:27), dalam Septuaginta disebut dengan istilah “Κριται” (Kritai), dan dalam Vulgata disebut
'Judicum'.[70] Judul LAI: TB juga “Hakim-hakim” diambil dari versi Inggris “Judges” yang juga
diadopsi dari versi Latin (Vulgata) “Judicum”. Semua judul ini berasal dari tradisi LXX (septuaginta)
yang memberi judul Kritai (“Hakim-hakim”).

4. Tema Kitab Hakim-hakim

Tema kitab Hakim-hakim adalah “Kemurtadan dan pembebasan”. Kemurtadan bangsa Israel adalah
penyimpangan mereka terhadap Allah yang kemudian beralih kepada allah-allah asing. Kemurtadan
yang mereka lakukan membuat Allah menghukum mereka melalui penjajahan dan penindasan dari
bangsa lain. Begitu berat penindasan yang mereka hadapi sehingga mereka berseru kepada Tuhan
dan Tuhan mendengarkan doa mereka, kemudian Tuhan membangkitkan pemimpin-pemimpin
untuk melepaskan atau membebaskan mereka dari penindasan tersebut.[71]

5. Tujuan Penulisan Kitab Hakim-hakim

Tujuan kitab Hakim-hakim adalah menyelidiki apa yang terjadi secara teologis selama tahun-tahun
antara Yosua dan Daud. Tuhan telah memberikan negeri yang dijanjikan kepada umat Israel, dan
dalam perjanjian di Sikhem mereka telah merumuskan komitmen mereka untuk tetap setia kepada-
Nya (Yosua 24). Namun selama berabad-abad telah terjadi kegagalan yang pada akhirnya
diselesaikan ketika Tuhan secara resmi menetapkan perintah di bawah raja melalui perjanjian (2
Samuel 7).[72]

Dari segi sejarah, Hakim-hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak
kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan
rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan
jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian
mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan.

6. Survei Kitab Hakim-hakim

Kitab Hakim-hakim terbagi atas beberapa bagian utama. Bagian pertama (1:1-3:6) mencatat
kegagalan Israel untuk menyelesaikan sepenuhnya penaklukan negeri itu dan kemerosotan mereka
setelah kematian Yosua. Bagian kedua (3:7-16:31) merupakan bagian utama kitab ini. Bagian ini
mencatat enam contoh dari pengalaman Israel yang terulang pada masa hakim-hakim yang
mencakup siklus kemurtadan, penindasan oleh bangsa asing, perbudakan, berseru kepada Allah di
tengah kesusahan, dan pembebasan oleh Allah melalui para pemimpin yang diurapi Roh-Nya.

Di antara ke-13 hakim itu (semua tercakup dalam bagian kitab ini), yang paling dikenal adalah
Debora dan Barak (sebagai suatu regu), Gideon, Yefta, dan Simson (Ibrani 11: 32). Bagian ketiga (17:
121:25) menutup dengan kisah-kisah yang hidup dari zaman hakim-hakim yang menggambarkan
betapa dalamnya kerusakan moral dan sosial yang diakibatkan kemurtadan rohani Israel.

7. Ciri-ciri Khas Kitab Hakim-hakim

Ada enam ciri khas kitab Hakim-hakim:

Pertama, Kitab ini mencatat aneka peristiwa dari sejarah Israel yang bergolak di antara penaklukan
Palestina dan permulaan zaman kerajaan.

Kedua, Kitab ini menggaris bawahi tiga kebenaran yang sederhana namun mendalam:

Pertama, Menjadi umat Allah berarti bahwa Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya;

Kedua, Dosa selalu menghancurkan umat Allah; dan

Ketiga, Ketika umat Allah merendahkan diri mereka, bercela, dan berbalik dari cara hidup mereka
yang jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan negeri mereka (2 Tawarikh 7:14).

Ketiga, Kitab ini menekankan bahwa setiap kali Israel kehilangan identitas sebagai umat perjanjian di
bawah pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus ke dalam lingkaran kekacauan
rohani, moral, dan sosial dengan akibat "setiap orang berbuat apa yang benar menurut
pandangannya sendiri (21:25; bandingkan. 17:6).

Keempat, Kitab ini menyatakan beberapa pola yang berulang kali terjadi dalam sejarah umat Allah di
bawah kedua perjanjian:

Pertama, Jika umat Allah tidak mempersembahkan seluruh hati mereka kepada-Nya dalam kasih
yang taat dan kewaspadaan rohani yang tekun, hati mereka menjadi keras dan tidak peka terhadap
Allah, mengarah kepada kemunduran dan akhirnya kemurtadan.

Kedua, Allah panjang sabar dan manakala umat-Nya berseru dalam pertobatan, Ia bermurah hati
untuk memulihkan mereka dengan membangkitkan orang-orang yang diurapi dan dikuasai Roh
Kudus untuk membebaskan mereka dari hukuman dosa yang menindas.
Ketiga, Para pemimpin yang diurapi yang dipakai Allah untuk membebaskan umat-Nya sering kali
menjadi rusak sendiri karena kekurangan yang mendasar dalam kerendahan hati, watak, atau
kebenaran.

Kelima, siklus utama dalam kitab ini yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan
pembebasan semua bermula dengan cara yang sama; "orang Israel melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN" (2:11; 3:7).

Keenam, Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing yang lebih jahat dari pada
umat-Nya sendiri untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan menuntun mereka
kepada pertobatan dan kebangunan rohani. Hanya campur tangan Allah inilah yang melindungi
bangsa Israel sehingga tidak ditelan seluruhnya oleh penyembahan berhala di sekitar mereka.[73]

8. Teologi Kitab Hakim-hakim

Kitab Hakim-hakim mengajarkan beberapa konsep teologis yang penting. Pertama, natur dari
kepemimpinan para hakim.[74] Para hakim tidak dipilih maupun ditahbiskan secara formal melalui
pengurapan. Mereka muncul untuk menjawab kebutuhan tertentu yang mendesak. Allah langsung
memilih mereka melalui nubuat (4:4-7) maupun malaikat (6:12-14). Kepemimpinan mereka juga
tidak diwariskan kepada keturunan mereka. Gideon menolak permintaan bangsa Israel untuk
menjadikan dirinya dan keturunannya sebagai pemimpi mereka (8:22-23).

Keterkaitan para hakim dengan aspek-aspek kerohanian tidak terlalu tampak. Mereka memang
seharusnya membawa orang Israel menaati TUHAN, tetapi hal itu seringkali tidak terjadi, entah
karena orang Israel tidak mau mendengarkan mereka (2:17) atau mereka sendiri melakukan
kesalahan (8:27). Mereka tidak pernah dihubungkan dengan kemah suci maupun tabut perjanjian.
Pemilihan mereka pun tampaknya tidak selalu didasarkan pada pertimbangan kualitas kerohanian.

Para hakim melakukan tindakan-tindakan negatif tertentu (Gideon bersikap sebagai pengecut dan
menyebabkan bangsa Israel menyembah berhala, Yefta melakukan pengorbanan anak, Simson
mengumbar nafsu seksual), bahkan mencapai keberhasilan mereka dengan cara yang tidak benar
(Ehud menipu Eglon). Gambaran di atas merupakan pelajaran rohani yang penting. Tidak semua
orang yang dipakai TUHAN secara hebat adalah orang yang sempurna.

Pertama, sebagai pemimpin tidak boleh menjadikan kehidupan para hakim sebagai teladan tanpa
melihatnya dari terang firman Tuhan.

Kedua, kaitan antara TUHAN dan dosa manusia. Kitab Hakim-hakim menceritakan bagaimana Allah
berdaulat sekalipun dalam tindakan-tindakan manusia yang berdosa. Bangsa Israel berdosa dengan
tidak menghalau penduduk Kanaan (2:1-5), namun hal itu dipakai TUHAN untuk tujuan yang lain,
yaitu menguji kesetiaan mereka (2:3, 21-23; 3:1, 4) dan melatih generasi yang akan datang untuk
berperang (3:2). TUHAN sengaja tidak menghalau musuh mereka (1:19; 2:3, 21). Ketika orang-orang
Israel tidak setia kepada TUHAN, Ia menghukum mereka dengan cara menyerahkan mereka ke
tangan musuh yang mungkin lebih jahat daripada mereka (3:8, 12; 4:2; bdk. Hab 1:5-11, 13).
Beberapa kemenangan diraih melalui cara-cara yang tidak benar (3:19-22; 4:17-21), tetapi dalam
semua itu TUHANlah yang memegang kendali (3:28; 4:9b; 5:24-27). Ketika Simson mendesak orang
tuanya untuk menikahkannya dengan seorang perempuan asing (14:1-3), hal itu memang bagian dari
rencana Allah untuk mengalahkan bangsa Filistin (14:4). Ketika Simson memohon kekuatan untuk
terakhir kalinya untuk merobohkan gedung pertemuan supaya semua bangsa Filistin yang ada di
dalamnya (termasuk Simson sendiri) mati, TUHAN mengabulkan permintaan itu (16:28-30).

Ketiga, Roh TUHAN. Frase “Roh TUHAN” muncul berkali-kali dalam kitab ini (3:10; 6:34; 11;29;
13:25; 14:6, 19; 15:14). Karya Roh Kudus dalam Alkitab sangat beragam. Dalam konteks Kitab
Hakim-hakim karya yang ditekankan adalah pemberian kuasa (empowering). Kehadiran Roh Kudus
bukan “sekali untuk selamanya” (bdk. Ef 5:18), tetapi pada saat-saat tertentu yang diperlukan.
Simson dipenuhi Roh TUHAN beberapa kali (13:25; 14:6, 19; 15:14), yang menunjukkan bahwa
kehadiran Roh Kudus bersifat tidak permanen.

Ketika rambutnya dipotong, itu berarti TUHAN telah meninggalkan Simson (16:20). Setiap kali Roh
TUHAN menghinggapi seorang hakim, maka mereka diberi otoritas kepemimpinan (3:10), kekuatan
ekstra untuk memegang dalam pertempuran (3:10; 11:29; 14:6, 9; 15:14), otoritas atas suku-suku
lain (6:34-35).

Keempat, penyembahan berhala. Kitab Hakim-hakim memberikan catatan yang sangat banyak
tentang dosa penyembahan berhala yang dilakukan orang Israel. Pasal 2:19b mengatakan, “dalam
hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu”.
Walaupun sudah dihukum berkali-kali mereka tetap melakukan dosa tersebut. Kitab Hakim-hakim
memberikan beberapa jawaban:

Pertama, Tidak adanya para pemimpin rohani yang kompeten (2:7; 4:1; 8:33; 17:6; 21:25); (2)
kekerasan hati (2:17);

Kedua, Kurangnya pengenalan terhadap perbuatan TUHAN yang ajaib di masa lampau (2:10-11; bdk.
Ul 6:4-9);

Ketiga, Pengaruh lingkungan (2:3), terutama konsep monoteisme yang sangat eksklusif dan aneh
menurut ukuran waktu itu;

Keempat, Perkawinan campur (3:6; bdk. Hak 14-16).

Kelima, Anugerah TUHAN.

Keenam, Kedaulatan TUHAN atas para dewa kafir.

Walaupun kata “kasih karunia” hanya muncul sekali (6:17), tetapi konsepnya dapat terlihat di
seluruh kitab. Konsep ini dinyatakan dalam berbagai cara. Penyelamatan yang dilakukan TUHAN
berkali-kali membuktikan anugerah-Nya yang sangat besar. Alasan dibalik penyelamatan tersebut
adalah belas-kasihan TUHAN (2:18b).[75]

Seluruh Kitab Hakim-hakim sebaiknya dipandang dalam konteks keagamaan politeisme pada waktu
itu. Salah satu dosa utama bangsa Israel pada waktu itu adalah politeisme (2:12, 17; 3:7; 6:10; 8:33).
Ketika TUHAN memanggil Gideon, Ia memerintahkan Gideon untuk meruntuhkan mezbah Baal
(6:25-26). Beberapa kisah peperangan secara jelas menunjukkan sentimen antar allah (11:24; 16:23-
24). Dalam konteks ini TUHAN menampilkan pribadi-Nya yang berdaulat. Kemenangan bangsa kafir
atas Israel, karena TUHAN menyerahkan bangsa Israel kepada mereka, bukan karena kehebatan
mereka begitu pula dengan kemenangan bangsa Israel, tetapi TUHANlah yang menyerahkan bangsa
Midian ke dalam tangan bangsa Israel (7:7).
B. Biografi Debora

Debora adalah seorang nabiah yang menerima firman Allah untuk disampaikan kepada umat-Nya
yang memerintah sebagai hakim atas Israel dan memimpin bangsa Israel dalam kemenangan atas
orang Kanaan bersama Barak. Debora memiliki suami yang bernama Lapidot. Pada suatu ketika
orang Israel berseru kepada Tuhan lalu Allah menyampaikan firman-Nya kepada Debora, firman itu
dikhususkan bagi Barak panglima perang.[76]

Seorang wanita hebat ini mengatur pemerintah, dan memobilisasi bangsa Israel dalam masa darurat
nasional. Debora adalah seorang perempuan yang memimpin Israel, Debora sangat dihormati.
Kualitas kepemimpinan Debora tidak diragukan lagi. Selain nabi, mungkin juga dapat diperhatikan
bahwa Debora adalah seorang wanita yang sudah menikah (Hakim-hakim 4). Sebagai seorang hakim
yang memimpin Israel Debora tetap tunduk kepada sang suami Lapidot dalam kehidupan sehari-hari.
Pernikahan tidak pernah dirancang untuk menghalangi pelayanan wanita; pernikahan justru
dirancang untuk mendukung pelayanan.

Debora adalah salah satu pahlawan wanita dalam sejarah. Debora adalah salah satu wanita yang
paling bertalenta dalam Alkitab, seorang istri, ibu, nabi, hakim, penyair, penyanyi, dan pemimpin
politik.[77] Hidup Debora adalah ilustrasi yang indah tentang kekuatan bahwa kaum wanita dapat
memengaruhi masyarakat dengan hal-hal yang baik. Pengaruh besar yang dimiliki Debora adalah
bukti nyata bahwa semua orang Israel datang kepada Debora untuk meminta nasihat dan penilaian.
Kehidupan Debora dicatat di dalam Hakim-hakim pasal 4-5.

Kalau memperhatikan kondisi dan latar-belakang dari Debora, maka Debora saat itu dibesarkan di
tengah-tengah masyarakat yang patriakhal. Sebagaimana dapat dipahami bahwa dalam masyarakat
patriakhal sebenarnya tidak membuka kemungkinan bagi seorang wanita untuk menjadi seorang
pemimpin, apalagi memimpin perang. Seorang wanita tidak boleh diremehkan, Debora adalah
wanita yang hebat dan bijaksana serta berani membela kebenaran.

Di dalam Hakim-hakim 4:4 dicatat bahwa Debora sebenarnya hanya bertugas sebagai seorang
nabiah (mulut TUHAN) yang secara khusus mengadili berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
umat Israel, tetapi karena kondisi umat Israel sedemikian buruk, maka Debora melakukan tugas yang
mulia di bawah pohon korma. Selain itu di Israel juga tidak ada tokoh atau pemimpin lain yang
mampu berperan, sehingga kondisi patriakhal saat itu tidak mampu mencegah Debora untuk tampil
sebagai seorang pemimpin utama. Sehingga dalam keadaan yang sulit dan kritis, Debora dapat
tampil sebagai panglima perang dan memerintah di Israel. Alasan TUHAN mengangkat hakim adalah
untuk melepaskan umat-Nya dari tangan orang kafir.[78] Jadi, menurut kitab Hakim-hakim wanita
boleh memimpin (band. 1 Timotius 2:12).

Pasal 4 berisi kisah dalam bentuk narasi dan pasal 5 berisi kisah dalam bentuk puisi. Dari itulah
dapat menemukan fakta-fakta tentang kehidupan Debora.[79] Tugas-tugas dan pelayanan Debora
sama dengan tugas dan pelayanan hakim-hakim Israel lainnya, bahkan lebih banyak. Dalam bagian
ini dapat dilihat mengenai seorang Debora adalah sebagai pemimpin suatu bangsa, membantu
menyelesaikan perselisihan mereka (Israel), Debora juga seorang nabiah yang memberikan petunjuk
Tuhan kepada bangsa Israel, Debora dihormati oleh semua orang, Debora dipanggil oleh Allah, tanah
yang ditinggali bangsa Israel menjadi damai selama 40 tahun karena pelayanan Debora (Hakim-
hakim 4 dan 5). Jika Debora ditempatkan dalam konteks sekarang, Debora menduduki posisi
pendeta, nabi, dan pengajar.[80]
Debora dikhususkan sebagai pelayan Israel pada waktu Yabin menindas bangsanya. Debora adalah
seorang nabiah atau mulut Tuhan untuk bangsa Israel, mengoreksi pelanggaran dan menyelesaikan
keluhan, terutama yang terkait untuk menyembah kepada Allah mereka.[81]

C. Karakteristik Debora

Sebagai seorang pemimpin yang berkharisma dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan,
Debora seorang yang memiliki karakter yang baik. Karakteristik yang dimiliki Debora sangat
mendukung dalam kepemimpinan dan tugas kehakimamnya bagi bangsa Israel. Debora tidak hanya
sebagai Hakim di Israel, tetapi Debora menurut kitab Hakim-hakim dapat dikatakan sebagai
pahlawan iman.

Seorang “pahlawan iman”pastilah seorang yang membela kebenaran dengan segenap hati mereka
untuk menegakkan keadilan bagi setiap orang yang lemah dan tertindas. Artinya seseorang yang
dianggap dapat menyandang gelar “pahlawan iman” adalah ketika mereka tidak berkorban dengan
penuh keberanian untuk membela pihak yang menjadi penindas bagi sesama mereka.[82]

Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang
Israel.[83] Debora adalah seorang wanita hebat yang dipakai Tuhan untuk memeritah Israel.
Debora dilihat dari bahasa Ibrani ‫בֹורה‬
ָ ‫“ ְד‬devôrâ” kata benda feminim tunggal, seorang nabiah yang
menyampaikan pesan TUHAN atau sebagai mulut Tuhan. Nabiah (Ibrani nevi’a; Yunani profetis). Di
seluruh Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ‘nabiah’ dipakai dalam arti yang sama dengan
‘nabi’, dan nabiah mengacu kepada perempuan dan nabi mengacu kepada laki-laki.

Jabatan Debora adalah sebagai Hakim di Israel pada waktu itu. Gelar Hakim dalam bahasa Ibrani
‫“ שֹׁפֵ ט‬s̀hōphet”, mengandung arti seorang yang berperan untuk membawa ke dalam hubungan yang
benar dengan yang berwenang. Tugas sophetim dalam kitab ini berbeda dengan konsep umum
tentang hakim. Hakim dalam bahasa Ibrani ‫( שפֵ ט‬dari kata kerja ‫ ָשפַ ט‬saphat qal partisif,
maskulin/feminim tunggal), Hakim ini hanya mengurusi masalah hukum untuk memutuskan suatu
perkara, namun para Hakim dalam kitab ini memiliki tugas yang lebih luas dari pada itu.

Sedangkan tugas s̀ōphetim “‫”ש ְֹׁפ ִטים‬dalam kitab ini adalah menyelamatkan orang Israel secara
militer dari tangan para penindas mereka (2:16, 18; 3:10). Setelah situasi aman dan orang Israel
bebas dari musuh, sophetim tetap berfungsi sebagai pemimpin (10:2, 3; 12:7; 12:11, 13; 15:20;
16:31). Beberapa tugas yudisial (berkaitan dengan hukum) memang juga diemban oleh sophetim
(4:5), namun hal tersebut hanya bagian dari tugas memimpin secara umum. Dalam konteks kuno
tidak terlalu membedakan antara aspek legislatif, eksekutif, dan yudikatif, kata sophetim dari kata
kerja (saphat ‫) ָשפַ ט‬, kata kerja Qal partisip maskulin/feminim tunggal, sebaiknya dipahami secara
luas dalam arti pemimpin. Sophet ‫ שֹׁפֵ ט‬Kata Ibrani menjelaskan tugas seorang hakim adalah mereka
sebagai hakim atau wasit melakukan pertimbangan dan yang memutuskan hukuman.[84]

Kata Ibrani ‫“ שֹׁפֵ ט‬sophet” kata benda Qal partisip maskulin/feminim tunggal, memiliki arti yang
sama dengan ‫( ש ְֹׁפ ָ ָ֥טה‬Jdg 4:4 WTT) ”sophetah”, kata kerja Qal partisip feminim tunggal, ini adalah
bentuk partisip, bentuk partisip tidak menyatakan waktu, melainkan melukiskan keadaan
sesuatu.[85]

Jadi seorang hakim yang menegakkan keadilan dan kebenaran, menghukum orang yang bersalah
dan membenarkan orang yang benar.
Debora adalah Hakim yang bijaksana, kebijakan Debora mengambil keputusan membuat bangsa
Israel tidak dapat melawan keputusan yang telah diputuskan oleh Debora. Debora menyampaikan
keputusan dengan cara yang menarik sehingga bangsa itu menyetujui keputusan yang telah
diputuskan oleh Debora. Kecakapan Debora dalam mengambil keputusan adalah luar biasa hikmat
yang diberikan Allah kepada Debora, sehingga Debora dapat menjalankan tugas sebagai hakim di
Israel dengan baik.[86]

Kejahatan atau dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel, akibatnya mendatangkan hukuman bagi
mereka sendiri. Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan yang memerintah
di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim, lalu orang Israel berseru
kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya
Sisera menindas bangsa Israel dengan keras.

Hakim-Hakim 4:1 “Jahat” atau kejajahatan Kata Ibrani (‫ רע‬ra) kata sifat maskulin tunggal memiliki
arti jahat, buruk, susah, dan rasya berasal dari satu akar yang artinya merusak atau meremukkan
sehingga tak berharga lagi, tidak menyenangkan, tidak enak, menjijikkan. Kata ini mencakup
perbuatan jahat itu dan akibat-akibatnya. Dalam bahasa Yunani, kakos dan poneros; athesmos dan
anomos, yang diterjemahkan tidak mengenal hukum dan durhaka.

Kata kakia biasanya diterjemahkan kejahatan, tetapi diterjemahkan kebusukan dalam Roma 1:29
(TB) dan keburukan dalam 1Korintus 5:8. Jadi orang Israel dapat dikatakan sebagai orang yang tidak
mengenal hukum yang melakukan kejahatan dimata TUHAN, mereka tidak menyenangkan TUHAN,
dan mereka bahkan melakukan hal-hal yang buruk serta menjijikkan, itulah sebabnya TUHAN
menghukum mereka sebagai akibat kejahatan yang mereka lakukan.[87]

Akibat kejahatan yang dilakukan oleh bangsa itu, mereka ditindas oleh Sisera selama dua puluh
tahun lamanya. Sisera menindas bangsa Israel “Menindas” bahasa Ibraniooo‫ לָ חַ ץ‬lahas…kata kerja
qal perfeck orang ke tiga maskulin tunggal, memiliki arti menindih (menghimpit, menekan) kuat-kuat
atau dengan barang yang berat, memperlakukan dengan sewenang-wenang (dengan lalim, dengan
kekeraasan), memeras, menguasai dengan paksa, memerangi atau memberantas dengan kekerasan.
Kalimat dari kata kerja qal perfeck orang ke tiga maskulin tunggal adalah “dia telah menekan; dia
telah menghimpit atau dia telah mendesak)”. [88] Jadi Sisera dan tentaranya menindas bangsa
Israel dengan keras. Kalimat ini menyatakan peristiwa yang telah terjadi atau sudah selesai di masa
lampau, sehingga membuat bangsa Israel berseru kepada TUHAN (4:3).

Atas buah dosa itu, Allah menyerahkan Israel untuk ditindas oleh Yabin dan Sisera. Kekuatan yang
besar karena mempunyai 900 kereta besi. Ini menandakan jumlah pasukan yang besar, karena di
atas dan sekeliling kereta besi itu tentara akan berbaris untuk bertempur. Sembilan ratus kereta
besi merupakan angka yang berlebihan, angka berlebihan kadang-kadang di timur kuno untuk
memperbesar kekuatan lawan dan berfungsi sebagai sarana untuk menambah kemuliaan yang lebih
besar ketika menang.[89]

Oleh karena kekuatan yang besar itu, mereka dengan keras menekan, menganiaya orang-orang
Israel, selama dua puluh tahun pula. Penindasan, bukan karena Kanaan hebat, tetapi karena Tuhan
mengizinkan untuk menghukum Israel sebagai akibat dosa yang mereka lakukan.[90] Pembahasan
yang selanjutnya adalah mengenai karakteristik seorang Debora yang dapat diteladani oleh
pemimpin Kristen masa kini untuk mecapai kesusksesan. Mencapai kesuksesan tidak terlepas dari
campur tangan Tuhan dan memiliki hubungan secara pribadi dengan-Nya. Adapun karakteristik
Debora dalam kitab Hakim-Hakim 4:1-16 adalah sebagai berikut:
1. Rendah Hati (Hakim-hakim 4:4-6,7)

Debora adalah seorang hakim bahkan pemimpin bagi bangsa Israel, tugas seorang hakim yang
dilakukan Debora adalah tugas seorang laki-laki. Kantor Debora untuk mengadili, menghakimi, serta
menasihati bangsa Israel di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan
Efraim, di situlah orang Israel datang menghadap berhakim atau meminta supaya perkara mereka
diadili. Debora adalah seorang pemimpin yang rendah hati ayat (5), istilah Ibrani ‫”שֹׁפֵ ט‬s̀ōphet” kata
kerja partisip yaitu bentuk-bentuk kata kerja untuk kegiatan yang telah selesai (perfek) serta
kegiatan yang akan terjadi dalam tekanan imperfek.

Sedangkan istilah s̀ōphet yang digunakan disini adalah partisip aktif, yaitu kata kerja untuk
menggambarkan suatu kegiatan yang sedang berlangsung atau terus-menerus berlangsung.
Kegiatan ini dapat berlangsung pada waktu sekarang (present tens) atau pada waktu lampau sesuai
dengan konteks, karena mengungkapkan suatu kegiatan yang berlangsung secara terus- menerus,
maka partisip sering menyatakan suatu sifat. Partisip ini terdiri dari tiga konsonan dasar dan
memiliki urutan vokal yang khas dalam bentuk maskulin tunggal, yakni “o…e” kata kerja bentuk
partisip, jpevo “s̀ōphet” hakim artinya sedang atau biasa mengadili, bentuk partisip aktif harus
menyesuaikan diri dengan jenis kelamin dan jumlah dari subyeknya seperti hj'îp.vo “sophetah” kata
kerja qal partisip feminim tunggal.

Jadi kata “sophet” dapat berarti seorang yang memberlakukan keadilan dengan jalan menghukum
pelaku kejahatan dan membela orang benar, dalam terang ketentuan hukum tertentu.[91] Debora
adalah hakim yang memerintah sambil menjalankan peradilan (Hakim-hakim 4:4-5), dengan peran
panglima perang tetap ditonjolkan. Debora hakim yang menjalankan tugas dengan baik, istilah yang
diambil adalah “pemimpin yang profesional” yang bearti bertanggung jawab. Pemimpin yang
bertanggung jawab adalah mengerjakan tugas dengan senang hati, dan tidak menggerutu. Debora
adalah pemimpin yang tunduk pada profesi dalam arti tunduk kepada yang memerintah yakni
TUHAN.

Profesi adalah pekerjaan yang diberikan TUHAN kepada Debora penuh dengan tanggung jawab, dan
penuh dengan ketundukan yang dipercayakan Allah kepada Debora. Debora sudah biasa duduk di
bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim sebagai hakim bagi orang
Israel, kata “biasa” berarti tidak terpisahkan dalam kehidupan Debora sehari-hari, biasa karena
terbiasa artinya menghakimi sudah sering kali dilakukannya.

Dalam pasal 4:6 Debora memanggil Barak bin Abinoam dari Kadesh untuk maju berperang melawan
Sisera panglima tentara Yabin dan orang-orang Kanaan. Jadi dalam hal ini Debora tidak menganggap
diri lebih tinggi dari pada Barak, meskipun Debora menjadi orang pertama dari bangsa Israel.
Debora menempatkan diri di bawah pimpinan Barak dan bersama-sama dengan Barak
menempatkan diri mereka di bawah pimpinan Allah.[92] Pesan yang disampaikan Allah kepada
Debora untuk “maju” melawan musuh-musuh mereka adalah perintah langsung dari Tuhan Allah
sendiri.

Oleh sebab itulah Debora menyuruh Barak agar maju berperangan melawan Sisera panglima perang
Yabin raja Kanaan, dengan keyakinan yang teguh Debora memerintahkan langsung kepada Barak
untuk maju menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani
Zebulon.

Hakim-hakim 4:8-9 “Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika
engkau tidak turut maju aku pun tidak .” Kata Debora “Baik, aku turut! Hanya engkau tidak akan
mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan
Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama
dengan Barak ke Kadesh.

Maksud Debora untuk menyuruh Barak maju sendiri adalah untuk memberi kesempatan supaya
Baraklah sendiri yang akan dikenang dalam sejarah perjuangan orang-orang Israel pada waktu itu.
Tetapi ternyata Barak enggan dan menolak maksud Debora, karena Barak sedang dikuasai oleh
ketakutan terhadap kekuatan musuh. Debor tidak suka mencari pujian terhadap diri sendiri, Debora
biasa hidup dalam kerendahan hati. Menghadapi kehidupan di tengah-tengah krisis, sikap rendah
hati itu penting, karena orang yang merendahkan diri di hadapan Tuhan, mereka itulah yang akan
ditinggikan pada waktunya. Orang yang rendah hati tidak terganggu dengan segala gengsi dalam
kehidupan. Orang yang rendah hati akan mudah untuk berserah, dan mereka tetap berharap
kepada Tuhan. Orang yang rendah hati akan mendapat kemenangan di tengah segala bentuk krisis
yang sedang mereka hadapi.[93]

A. Tunduk

Tentu tidak mudah bagi Lapidot untuk hidup "di bawah bayang-bayang istrinya". Jabatan,
kedudukan, dan peranan istrinya begitu besar di mata umat Israel, dan bagi Debora sendiri tentu
sangat mudah untuk "meninggikan dirinya" di hadapan suaminya. Namun firman Tuhan
mengatakan:" Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah
kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat" (Efesus 5 :22-23). Di bagian lain, firman
Tuhan mengatakan: " Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam
Tuhan" (Kolose 3:18).[94] Tunduk kepada suami adalah perintah Tuhan, dan sebagai seorang yang
takut akan Tuhan, dapat diyakini bahwa itulah yang Debora lakukan.

Debora tidak hanya tunduk kepada suaminya, terlebih sebagai pemimpin yang berhasil Debora
menunjukkan ketaatannya kepada semua perintah Tuhan.[95] Di dalam kitab hakim-hakim,
pemimpin-pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang memperlihatkan ketaatan mereka kepada
perintah Tuhan atau komitmen mereka kepada Tuhan, walaupun perintah itu kadang-kadang tidak
masuk akal. Debora dan Barak juga adalah pemimpin sukses. Debora memperlihatkan ketaatannya
kepada Allah ketika mereka maju berperang melawan Bangsa Kanaan (Hakim-hakim 4). Hasil dari
ketaatan mereka atau komitmen mereka, Allah membuat mereka menjadi pemimpin yang berhasil
(Hakim-Hakim 4:16).

B. Mengutamakan Orang Lain

Menurut kamus besar bahasa Indonesia mengutamakan ialah menomorsatukan, menjadikan utama,
menganggap lebih penting atau mendahulukan.[96] Berdasarkan definisi di atas mengutamakan
orang lain berarti menomorsatukan, menganggap orang lain lebih penting atau mendahulukannya
dari kepentingan diri sendiri.

Debora tidak menonjolkan diri, Debora mengutamakan Barak dalam Hakim-hakim 4:6a. Ia menyuruh
memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali” Tuhan sudah berkata kepada Debora
sebelumnya untuk maju melawan panglima Sisera, sebenarnya Deboralah yang maju untuk
bertindak keyakinnya akan kemenangan sudah dimilikinya dengan pasti, akan tetapi Debora
memberikan kesempatan itu kepada Barak, supaya Baraklah dikenang dalam sejarah ini.

Debora tidak mengutamakan diri sendiri, Debora ingin Barak mejadi pemimpin yang besar, karena
Barak menolak ahkirnya Debora maju dan tepat bahwa Deboralah yang dikenang sepanjang sejarah
dalam kitab Hakim-hakim sebagai pahlawan bagi bangsa Israel. Debora tidak hanya mengutamakan
orang lain dengan cara mendahulukannya supaya menjadi besar, melainkan Debora mengutamakan
damai sejahtera bagi bangsa Israel.

C. Mendengar Orang Lain

Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan “mendengarkan” ialah mendengar akan sesuatu
dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar; memperhatikan,
mengindahkan; menurut atas nasihat, bujukan dari orang yang menyampaikannya.[97] Orang yang
mendengar belum tentu mendengarkan, tetapi orang yang mendengarkan ialah orang yang benar-
benar mendengar dengan memasang telinga dengan baik dengan istilah lain memperhatikan dengan
cermat serta sungguh-sungguh.

Sedangkan dalam kamus bahasa Inggris mendengarkan memakai kata “phrase” memiliki arti
ungkapan, ucapan dengan kata lain menyusun kata-kata.[98] Maksudnya ialah kata-kata tersusun
dengan baik sehingga membuat orang lain tertarik untuk mendengarnya. Artinya ungkapan atau
ucapan yang baik dan memilik makna membuat orang mendengar dengan sungguh-sungguh, karena
keingintahuannya terhadap apa yang akan dikatakan. Pengertian lain mendengarkan dalam bahasa
Inggris ialah “listen” yang artinya mendengarkan bunyi atau memperhatikan orang yang
menyampaikan.[99]

Pada waktu Debora memanggil Barak bin Abinoam untuk memimpin orang Israel maju berperang
melawan orang Kanaan. Debora berkata bahwa Tuhan telah menyerahkan orang Kanaan kepada
mereka sehingga mereka tidak perlu merasa takut. Namun Barak menjawab kepada Debora: "Jika
engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju."

Debora berkata: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan
yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang
perempuan."[100] Debora juga seorang pendengar yang baik, ketika Barak mengajukan usulan
supaya Debora menemaninya dalam pertempuran Barak mengatakan bahwa tanpa Debora dirinya
tidak akan maju (Hak 4:8). Debora tidak memotong pembicaraan Barak ketika Barak menyampaikan
suatu usulan, walaupun sebelumnya Debora tahu bahwa Tuhan sudah mengatakannya, Debora
menghargainya usulannya dan mendengar tentang pernyataannya tidak maju tanpa ditemani
Debora. Debora menerima usulan Barak, tetapi konsekuensinya ialah Barak tidak akan mendapat
kehormatan.

2. Berani (Hakim-hakim 4:9-10)

Debora adalah pemimpin perempuan yang berani , meskipun beresiko.


Debora berani karena kebenaran yang diyakininya sesuai dengan penyataan Tuhan. Dalam
menjalankan tugas ini Debora tidak sendiri, mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas tersebut.
Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama merupakan untuk membangkitkan semangat.
“Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak” Debora berkata penuh dengan keyakinan, Debora
melihat dari sudut pandang Allah bahwa musuh mereka akan dikalahkan.

Dalam hal perang suci, kehadiran Debora adalah jaminan, di mata Israel, pemberontakan berjuang
untuk akhir yang pahit melawan musuh kafir dan penindas sekuat Yabin sehingga kehadirannya
menandakan kehadiran Tuhan.[101]

Barak berpikir bahwa tidak mungkin mengalahkan mereka yang begitu banyak dengan sembilan
ratus kereta besi, kalau zaman sekarang kereta besi adalah “Tangki atau Tank”. Dalam arti alat
perang yang digunakan Sisera begitu cangih pada waktu itu, dengan kata lain alat tersebut
modern.[102] Itulah yang membuat Barak tidak berani maju berperang melawan musuh-musuh
mereka, karena kalau Sisera dan orang-orang Kanaan menyerang dengan kereta besi sangat cepat
sekali.

Pasal 4:9 Debora menjawab Barak, kata Debora: “Baik, aku turut, hanya engkau tidak mendapatkan
kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera
kedalam tangan seorang perempuan”. Tuhan akan menjual Sisera ke dalam tangan seorang wanita-
Yael. Debora membuktikan bahwa pernyataan itu benar. Debora bukan hanya melihat kapan Allah
bekerja dalam sejarah bangsa mereka, bahkan Debora mendapat pengertian yang lebih dalam
mengenai metode yang tepat yang ingin Allah pergunakan untuk membebaskan umat-Nya.

Karena kebenaran inilah Debora berani maju berperang memimpin bangsa Israel bersama dengan
Barak. Keberanian yang Debora lakukan bukan sembarang berani, namum Debora berani karena
kebenaran ilahi. Yang menarik dalam bagian ini adalah keberanian Debora mengadili pemimpin
bangsa. Sebagai seorang perempuan, Debora adalah pemimpin yang tangguh dan berwibawa di
hadapan orang yang dipimpin,serta pengendalian emosi yang baik dan bijaksana.[103]

Debora tidak hanya berani menghakimi para pemimpin bangsa, dan dalam pertempuran saja,
namun Debora berani mengambil kesempatan untuk memimpin bangsa Israel. Keberanian Debora
sangat luar biasa, Debora berani mengambil kesempatan menjadi pemimpin, karena kesempatan
tersebut tidak akan terulang kembali. Sebagai pemimpin Kristen sebaiknya berani mangambil
langkah perubahan apa bila ada kesempatan. Kesempatan yang baik jangan dilewatkan begitu saja.
Keberanian Debora dapat diteladani, kesempatan yang diambilnya ialah kesempatan yang baik
untuk memulai langkah perubahan bagi bangsa Israel.

Jika Debora tidak berani mengambil kesempatan tersebut, maka bangsa Israel tidak akan lepas dari
penindasan. Kesempatan ini diberikan TUHAN kepada Barak, karena Barak ketakutan, maka
Deboralah yang mengambil kesempatan dan peluang tersebut. Jadi sebagai pemimpin tidak perlu
takut mengambil kesempatan yang baik untuk memulai langkah perubahan bagi lembaga yang
sedang dipimpinnya. Jika seseorang ingin sukses, maka mereka harus berani mengambil
kesempatan tersebut.

A. Karena Kebenaran

Kebenaran bearti keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya atau sesuatu yang
sungguh-sungguh ada.[104] Artinya kebenaran tersebut sesuai dengan fakta, apabila seseorang
menyatakan kebenaran itu, maka orang tersebut akan membuktikannya entah dengan cara apa saja
supaya orang lain percaya kepadanya.

Keberanian Debora adalah karena kebenaran yang diyakini sesuai dengan pernyataan Tuhan. Dalam
menjalankan tugas ini Debora tidak sendiri. Mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas
tersebut. Keberanian Debora tidak diragukan lagi, keyakinannya akan kebenaran TUHAN yang
membuatnya mengambil bertindak benar (Hak 4:9).

B. Berpegang Teguh pada Pendirian

Berpegang berarti berpaut, tetap dan pedoman atau tidak barubah-ubah.[105] Berpegang teguh
pada pendirian bearti berpaut, tetap atau tetap pada pendirian dan orang yang tidak berubah-ubah
pikiran. Orang tetap berpegang teguh biasanya ialah orang memegang suatu perkataan, janji yang
telah disampaikan oleh seseorang kepadanya sebelumnya, orang seperti ini dapat dikatakan orang
tidak berubah-ubah baik dari segi iman, hati, pendirian dan kesetiaan pada perkataan atau janji yang
pasti.

Perintah Debora kepada Barak pada saat yang sama juga merupakan sesuatu yang membangkitkan
semangat. “Jangan takut akan jumlah mereka yang banyak,” Debora berkata penuh dengan
keyakinan, Debora melihat dari sudut pandangan Allah, bahwa musuh mereka akan dikalahkan.
Debora tidak mudah digoyahkan oleh seberapa kuat dan banyaknya pasukan Sisera walapun mereka
mempunyai 900 kereta besi, Debora tetap pada pendiriannya bahwa mereka pasti menang, karena
Allah ada dipihak umat-Nya (Hakim-hakim 4:14b).

C. Berani Mengambil Resiko

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “berani” adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya maupun kesulitan; tidak takut dan gentar.[106]
Artinya orang tersebut berani mengambil keputusan meskipun itu berisiko bagi dirinya sendiri,
pemimpin yang berani ialah pemimpin yang tidak gentar terhadap apapun, meskipun itu berisiko
bagi dirinya. Pemberani bearti tidak takut pada situasi yang ada dihadapannya dan kesulitan-
kesulitan itu akan dilaluinya.[107]

Begitu juga apa yang dilakukan Debora dalam kitab Hakim-hakim 4, kisah ini juga dikontraskan
antara Debora dan Barak seorang panglima perang, dan ternyata Debora terbukti lebih berani dan
berhasil dalam memimpin pasukan.[108] Pada waktu itu Debora hanya memiliki 10.000 tentara
yang berjalan kaki, sedangkan musuhnya memiliki 900 kereta besi. Namun dalam kondisi yang tidak
menguntungkan itu, Debora dengan berani mengambil tantangan untuk menjadi pemimpin militer
dan mengalami kemenangan besar karena pertolongan TUHAN.

3. Motivator (Hakim-hakim 4:8,14)


Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentuk demi mencapai tujuan. Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
untuk mencapai tujuan yang dirasakan atau mendesak.

Jadi, motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan
respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, kemunculan
itu karena terdorong oleh unsur lain, usur tersebut adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut
kebutuhan, jadi motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
dan keinginan.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila mereka tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang.[109]

Debora adalah salah satu pemimpin wanita memiliki karateristik yang

baik, yaitu menjadi motivator bagi orang lain.

Hakim-Hakim 4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: “Bersiaplah, sebab inilah harinya Tuhan
menyerahkan Sisera kedalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu
turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia”. Dorongan atau motivasi
yang dilakukan Debora kepada Barak adalah bahwa Debora menghargai orang lain. Perintah Debora
kepada Barak untuk maju melainkan untuk memotivasi Barak. Debora yakin dengan pesan firman
Tuhan yang telah diterima dari TUHAN. Perintah itu adalah langsung dari perintah-Nya. Oleh sebab
itulah Debora memberi keyakinan kepada Barak untuk maju supaya jangan takut, karena TUHAN
akan menyerahkan Sisera kedalam tangan mereka. Perintah “Bukankah Tuhan telah maju di depan
engkau?”, Perintah ini adalah memberi dorongan semangat bagi Barak.

Barak tidak mempercayai janji Allah yang diberikan kepadanya oleh Debora, tetapi karena Barak
tidak percaya kekuatan sendiri sedemikian rupa sehingga merasa terlalu lemah untuk melaksanakan
perintah Allah. Debora berjanji untuk menemani Barak, tetapi mengumumkan kepadanya sebagai
hukuman atas ini ingin kepercayaan dalam keberhasilan usahanya, bahwa hadiah kemenangan-yaitu,
kekalahan bermusuhan umum harus diambil dari tangannya, karena TUHAN akan menjual Sisera ke
dalam tangan seorang wanita, yaitu ke dalam tangan Yael…(ayat 9).[110]

Judges 4:15-16 “And the Lord discomfited Sisera, and all his chariots, and all his army, with the edge
of the sword before Barak.” ‫ ַויָהָ ם‬, as in Ex 14:24 and Josh 10:10, denotes the confounding of the
hostile army by a miracle of God, mostly by some miraculous phenomenon of nature: see, besides Ex
14:24; 2 Sam 22:15; Ps 18:15, and 144:6. The expression ‫ ַויָהָ ם‬places the defeat of Sisera and his
army in the same category as the miraculous destruction of Pharaoh and of the Canaanites at
Gibeon; and the combination of this verb with the expression “with the edge of the sword” is to be
taken as constructio praegnans, in the sense: Jehovah threw Sisera and his army into confusion, and,
like a terrible champion fighting in front of Israel, smote him without quarter, Sisera sprang from his
chariot to save himself, and fled on foot; but Barak pursued the routed foe to Harosheth, and
completely destroyed them. “All Sisera’s army fell by the edge of the sword; there remained not
even to one,” i.e., not a single man.[111] Arti dari Hakim 4:15-16: "Dan TUHAN mengacaukan Sisera,
dan semua kereta dan segala tentaranya, oleh mata pedang didepan Barak." ‫ ַויָהָ ם‬, seperti dalam Kel
14:24 dan Yos 10:10, menunjukkan pengganggu bala tentara musuh oleh keajaiban Tuhan,
kebanyakan oleh beberapa fenomena ajaib alam: lihat, selain Kel 14:24; 2 Sam 22:15; Mzm 18:15
dan 144:6. Ekspresi ‫ ַויָהָ ם‬tempat kekalahan Sisera dan pasukannya dalam kategori yang sama sebagai
penghancuran ajaib Firaun dan orang Kanaan di Gibeon, dan kombinasi kata kerja ini dengan
ekspresi "dengan mata pedang" alur cerita ini harus diambil dalam arti: TUHAN melemparkan Sisera
dan pasukannya dalam kebingungan, dan, seperti pertempuran juara mengerikan di depan Israel,
membunuh dia tanpa kuartal, Sisera melompat dari atas keretanya menyelamatkan diri, dan
melarikan diri dengan berjalan kaki, tetapi Barak mengikuti musuh dialihkan ke Haroset, dan benar-
benar menghancurkan mereka. "Semua tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada satu
orangpun yang tinggal hidup.”

Di dalam Hakim-hakim 4:15 TUHAN “mengacaukan Sisera” mengacaukan dalam bahasa Ibrani
adalah ‫ ַו ָָּ֫יהָ ם‬,“ wayyāhām” dari akar kata ‫“ הָ ַמם‬hamam” kata kerja Qal imperfeckt orang ke tiga
maskulin tunggal dengan awalan penghubung waw konsekutif, yang memiliki arti “mengacaukan,
menghamburkan. Jadi kalimatnya adalah “ dan Dia telah mengacaukan, atau dan Dia telah
menghamburkan”. Dalam bahasa Ibrani kata kerja sering sekali dibubuhi awalan penghubung waw
konsekutif (w>)).

Untuk dapat mengerti maksud kalimat Ibrani secara tepat perlu diketahui bahwa awalan
penghubung di depan kata kerja dapat mempunyai fungsi yang khusus, yakni mengubah tenses kata
kerja tersebut. Contoh “perfek’ yang didahului oleh awalan penghubung (waw konsekutif) dan
menyatakan pengertian “imperfek”, sedangkan “imperfek” yang didahului oleh awalan penghubung
(waw konsekutif) disebut imperfek konsekutif yang menyatakan pengertian “perfek”. Peristiwa ini
telah terjadi di masa lampau yang sudah selesai.

Artinya TUHAN telah membingungkan atau mencerai-beraikan Sisera dan tentaranya oleh pedang,
karena keajaiban Tuhan. Sebagian besar oleh beberapa fenomena alam: yakni curah hujan yang
deras menyebabkan sungai Kison meluap. Hal ini menyebabkan kereta perang macet karena
lumpur, ini merupakan perangkap kematian bagi Sisera dan tentaranya, kondisi ini mengejutkan
medan pertempuran tersebut.

Keluaran 14:24; dan Yosua 10:10; 2 Samuel 22:15; Mazmur 18:15, dan 146:6. Ungkapan ini ‫ַו ָָּ֫יהָ ם‬
wayyāhām, menempatkan kekalahan Sisera dan tentaranya dalam kategori yang sama sebagai
kehancuran ajaib Firaun dan orang Kanaan di Gibeon, dan kombinasi kata kerja dengan ungkapan
“dengan mata pedang” gagasan cerita ini memiliki arti: TUHAN melemparkan Sisera dan pasukannya
dalam kebingungan, dan seperti seorang juara berkelahi di depan orang Israel yang mengerikan,
memukulnya tanpa berkali-kali, Sisera melompat dari keretanya untuk menyelamatkan diri sendiri
dan melarikan diri dengan berjalan kaki, tetapi Barak mengejar musuh sampai ke Haroset, dan
benar-benar menghancurkan mereka.

Semua tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorangpun yang tinggal hidup. Keputusan
yang diambil oleh Debora pada saat pertempuran tersebut merupakan keputusan sebagai pemimpin
yang bertanggung jawab. Pertempuran tersebut bukan antara Barak dan orang Israel, melainkan
antara Sisera dan orang-orang Kanaan dengan Allah. Akhir pertempuran ini sudah dapat dipastikan
pertempuran dimulai bahwa kemenangan ada dipihak Allah.

Jadi dalam hal ini yang bertempur bukan Barak melainkan Allah sendiri, Barak hanyalah media yang
di pakai Allah untuk melakukan peperangan tersebut. Mereka mengakui campur tangan Allah dalam
peristiwa itu. Mereka mengejar musuh dengan tekad yang sungguh-sungguh dan tidak seorangpun
yang tinggal hidup. Kegiatan dalam masyarakat dapat berfungsi dengan cara yang terbaik apabila
laki-laki dan perempuan secara harmonis melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada
mereka. Debora dan Barak menunjukkan betapa benarnya prinsip itu. Biasanya laki-laki
bertanggung jawab untuk memimpin, tetapi dalam peristiwa ini perempuanlah yang memegang
pimpinan.

Allah tidak selalu bekerja dengan mengikuti pola-pola tertentu saja, namun Allah selalu mencari
orang-orang yang bersedia dipakai sebagai alat apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Debora tidak
menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin dengan semena-mena, Debora bertindak dalam batas-
batas yang menjadi tanggung jawab sebagai pemimpin. Debora adalah seorang perempuan yang
hebat dan berbakat yang dapat menjalankan tugas dengan cakap, sebagai perempuan yang memiliki
kekuatan rohani dan rohani yang sangat hebat. Debora juga mengajarkan hukum-hukum Allah
kepada bangsa Israel. Tetapi selain itu juga Debora mahir dalam memberi petunjuk-petunjuk yang
tepat untuk operasi militer. Debora pandai menggunakan pedang seperti mempergunakan pena.
Debora tidak membanggakan kekuatan terbesar kemanusiawian yang dimiliki, walaupun sangat
banyak menonjol.

Debora mengetahui bahwa kekuatan itu hanya berasal dari Allah saja. Dalam nyanyian Debora
(pasal 5) yang merupakan puisi yang paling tertua dan yang paling indah dalam puisi Ibrani kuno,
membuktikan bahwa kekuatan tersebut ada di dalam Allah. Artinya adalah sukacita terbesar yang
mereka alami dari peristiwa tersebut berasal dari Allah. Dalam kisah ini Barak sebagai pelaku
perang, tetapi tokoh yang utama diceritakan dalam kitab ini adalah Debora.[112]

Pertempuran yang hebat dalam campur tangan Allah, membuat Debora dan Barak beserta bangsa
Israel mengalami kemenangan oleh anugerah Allah. Dalam pasal 4:16 melihat kekalahan itu Sisera
mengambil kesempatan untuk lolos dan melarikan diri. Tetapi Sisera tidak dapat meloloskan diri,
akhirnya Sisera mati ditangan Yael sebagaimana yang telah dinubuatkan Debora (Hakim-hakim 4:18-
21).[113]

A. Peduli Terhadap Orang Lain

Peduli berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.[114] Orang yang peduli berarti


menyatakan sikapnya terhadap orang lain, artinya ada sesuatu yang terjadi di masyarakat yang
sangat memprihatinkan sehingga membuat seseorang bertindak untuk melakukan hal yang baik
terhadap orang yang akan ditolongnya.

Markus 1:40-42, Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta ”Maka tergeraklah hati-Nya oleh
belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu”(ayat 41). Belas kasihan
Tuhan Yesus terhadap seorang sakit kusta menandakan bahwa Ia peduli. Tuhan Yesus adalah
pemimpin yang menunjukan belas kasihan yang besar terhadap orang yang sakit kusta, Ia tahu
penderitaan yang dialami oang kusta itu, karena Dia Tuhan yang sangat peduli maka Yesus segera
menjamah orang kusta, lalu sembuhlah penyakit orang kusta.

Pemimpin yang merasa kasihan peduli dengan para pengikutnya, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Seorang pemimpin sebaiknya melatih rasa belas kasihan ini dengan penuh
pemikiran dan doa.[115] Debora adalah pemimpin yang peduli terhadap bangsanya. Kepeduliannya
tidak hanya dalam masalah sosial politik, Debora sangat prihatin terhadap kerohanian bangsanya
yang sangat terpuruk (Hak 4:1). Demikianlah hendaknya seorang pemimpin Kristen sebaiknya peduli
terhadap para pengikut dan orang disekitarnya yang membutuhkan pertolongan seperti hati Debora.

B. Menjadi Pendengar yang Baik

Pendengar dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah alat untuk pendengar atau mendengarkan
orang yang mendengarkan, baik mendengarkan pidato, musik, dan mata kuliah saat mahasiswa
sedang belajar di dalam kelas.[116] Debora tidak hanya menjadi pendengar yang baik bagi Barak,
Debora ialah orang yang mendengarkan perintah Tuhan, kemudian melakukan perintah itu sesuai
dengan firman Tuhan kepadanya.

Ketika TUHAN memerintahnya untuk menjadi hakim di Israel Debora tidak menolaknya. Debora
mendengarkan panggilan TUHAN dengan saksama (Hakim-hakim 4:6-7) dan menunjukan kualitas
kepemimpiannya dengan mempercayakan tugas-tugas kepada orang-orang yang sesuai. Debora rela
menghadapi bahaya demi TUHAN, dan dalam segala yang dilakukannya Debora menempatkan
TUHAN sebagai pusat tindakan dan kepercayaannya.

C. Mengajak pada Kebaikan

Mengajak berasal dari akar kata “ajak” yang artinya meminta, mempersilahkan, menyuruh atau
membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu.[117] Dari pengertian ini berarti seseorang diajak
untuk melakukan sifat baik atau perbuatan baik, yaitu manusia yang dianggap baik menurut sistem
norma dan pandangan umum yang berlaku. Setelah Yosua meninggal, bangsa Israel tidak setia
kepada Allah (berpaling dari Allah). Debora adalah pemimpin bangsa Israel. Orang-orang datang
kepadanya meminta nasehat. Debora mencoba mengajak Israel kembali kepada Allah.[118]

D. Mengerti Keinginan Orang Lain


Mengerti dalam arti bahasa Inggris ialah “understand” yang artinya mengerti, paham, mengetahui
atau menangkap.[119] Mengerti keinginan orang lain berarti menerima apa tujuan yang
dimaksudkan tentang apa yang dikatakannya, usulannya. Dalam hal untuk mengerti keadaan orang
lain seseorang perlu hikmat dan kebijaksanaan untuk memutuskan sesuatu. Mengerti keinginan
orang lain yang dimaksud ialah berusaha memahami keadaan yang sedang dialaminya yang
membuat seseorang tidak bisa melakukannya seorang diri, artinya orang itu membutuhkan
pertolongan dari orang yang mau mengerti keinginannya.

Debora adalah orang yang mengerti orang lain, contohnya pada ayat 8 Barak mau maju kalau
Debora menemaninya. Debora ingin mengerti apa keinginan Barak, kemudian Debora mengabulkan
keinginan Barak agar menemaninya dalam pertempuan (Hakim-hakim 4:9).

Debora, Sang Lebah Manis & Berani (Hakim Hakim 4)

Pada zaman Debora di latar belakangi bangsa Israel melakukan hal jahat di mata Tuhan karena kehilangan
pemimpin, yaitu Ehud. Mereka tidak lagi hidup setia, beribadah kepada Allah Israel, yang telah memimpin dan
menyelamatkan mereka. Tetapi sebaliknya, mereka beribadah kepada berhala, menggunakan cara-cara yang keji,
yang tak berkenan kepada Allah. Itulah sebabnya Allah mendatangkan bangsa Kanaan yang dipimpin raja Yabin
bersama panglimanya, Sisera untuk menindas bangsa Israel.

Namun Allah bukan Allah yang kejam, tetapi Allah Pengasih dan Penyayang. Ketika umat Israel berseru kepada-
Nya, karena kekejaman bangsa Kanaan, maka Allah menyediakan jalan keluar bagi mereka. Allah berkuasa
memanggil dan memakai siapapun untuk menjadi alat-Nya untuk membebaskan bangsa-Nya dari cengkeraman
musuh dan kali ini Allah memakai seorang wanita yaitu, Debora untuk mengalahkan bangsa Kanaan. Inilah otoritas
Allah dalam memanggil dan memakai umat-Nya untuk menjadi alat di Tangan-Nya (band. Lukas 19:40).

Demikian juga murid-murid Tuhan Yesus dipanggil dari berbagai kalangan, begitu pula para penulis Alkitab. Tuhan
tidak memberikan syarat sebagai murid-Nya harus dari kalangan tertentu. Syarat yang Tuhan ajukan adalah orang
yang mau percaya kepada-Nya. Itulah maksud Allah menyelamatkan kita untuk dipakai menjadi alat-Nya.

Dan setiap Tuhan memanggil umat-Nya untuk melayani Dia, Ia melengkapi dengan berbagai talenta, karunia dan
kuasa-Nya. Debora menerima panggilan Allah dan ia diperlengkapi bermacam-macam, yaitu :

1. Ayat 5 : Hikmat, memberi nasehat, bimbingan kepada bangsa Israel; menyatakan kehendak Allah;
tahu posisi sebagai seorang pemimpin dan seorang istri.
2. Ayat 6 : dilengkapi dengan kuasa ilahi.
3. Ayat 5 : memiliki kekayaan;
4. Hakim 5:5 : sebagai penyair, penyanyi.

Perlengkapan ini tidak diminta oleh Debora, tetapi Allah sendiri yang memberikannya. Jadi tidak ada persyaratan
yang layak kita ajukan pada saat kita menerima panggilan-Nya untuk melayani. Tuhan sendiri akan
memperlengkapi sesuai dengan kehendak-Nya, untuk kepentingan pelayanan.

Kesungguhan Debora untuk menerima panggilan Tuhan dinyatakan dengan kerelaan Debora berkorban bagi Allah,
seperti : sediakan waktu untuk mendengar dan menasehati, memberi bimbingan & teguran bagi bangsa Israel;
menyadarkan bangsanya agar kembali kepada Allah yang hidup; dan ikut berperang. Tuhan memberikan
keberhasilan dalam pelayanan Debora, dengan mengalahkan bangsa Kanaan. Sehingga negeri Israel aman selama
40 tahun (5:31c).

Lebah yang manis dan berani : manis, karena Tuhan berkenan memakai dan melengkapinya. Berani, karena
Debora menyatakan dengan rela berkorban, sehingga berbuah kemenangan.

AKU BISA!

… maka sepuluh ribu orang mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.

(Hakim-hakim 4:10)

“Eh, kamu anak perempuan tahu apa sih? Bisanya cuma mengganggu aja. Sudah, sana kalian bikin
kelompok sendiri saja, aku malu kalau harus sekelompok dengan kalian,” kata Bandi ketus.
“Hei…Bandi, kamu nggak boleh begitu ya! Sudah nggak zaman lagi membeda-bedakan seperti itu.
Lihat saja, kelompok kami akan mengalahkan kelompok kalian!” kata Kiki mantap. “Ah, mana
mungkin? Aku akan mentraktir kalian semua kalau kelompokku dikalahkan oleh kelompok
perempuan,” kata Bandi sombong. Apa yang kemudian terjadi? Ternyata kelompok Bandi kalah dan
Bandi harus melakukan apa yang sudah dijanjikannya, yaitu mentraktir kelompok Kiki minum es
campur.

Adik-adik, sekarang mari kita baca cerita dalam Hakim-hakim 4:1-10! Banyak orang meragukan
bahwa Debora dapat memimpin orang Israel mengalahkan musuh mereka. Tetapi Debora adalah
orang yang diberkati dan dipilih Tuhan, maka ia tidak takut. Dengan berani ia maju berperang dan
bersama dengan pasukannya, ia sanggup mengalahkan musuh.

Adik-adik, terkadang kita bertemu dengan orang-orang yang meremehkan kemampuan kita. Apakah
karena kita perempuan atau badan kita kecil atau usia kita lebih muda. Menghadapi orang yang
meremehkan kita, mari kita belajar untuk tidak berkecil hati. Tetaplah berusaha dengan sungguh-
sungguh. Tuhan akan menolong kita mendapatkan hasil yang terbaik.

Doa:

Bapa di Surga, ajar aku untuk mengandalkan Engkau dalam segala hal. Dalam nama Tuhan Yesus aku
berdoa. Amin.

Anda mungkin juga menyukai