Anda di halaman 1dari 8

KESELAMATAN MENURUT AGAMA-AGAMA

“ konsep keselamatan perjanjian lama & perjanjian baru ”

Dosen Pengampu:

Pdt. Matulandi Arthur Tewu, M.Th

Disusun oleh Kelompok 9 :

Ultari singal

Claurens salu

Marthesa tagah

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Yayasan GMIM Dominee Albertus Zakarias Runturambi Wenas

Fakultas Teologi

2022
Pengertian keselamatan dalam perjanjian lama

Di dalam PL istilah-istilah yang digunakan dengan pengertian keselamatan adalah :


pertama Yasha yang secara harafiah berarti “kemerdekaan dari larangan-larangan dan
ikatan-ikatan; melepaskan dari kehancuran moral dan memberi kemenangan” . Kata ini
digunakan 353 kali, misalnya dalam Kel. 14:30; Ul. 33:29; I Sam 17:47. Kata kedua adalah
syaloom yang berarti “damai sejahtera dan tidak ada musuh”, “berkat” dan “sehat”. Kata
syaloom ini di gunakan lebih dari 250 kali, misalnya dalam I Raj. 4:25; 2 Sam. 15:27.
Selain itu ada kata lain yaitu salem yang berarti persembahan syukur bagi suatu kebebasan
dalam perjuangan, korban bakaran kepada Allah dengan pujian dan ucapan seperti yang
terdapat dalam Im.3; 7:12 dan Amos 5:20. Keselamatan dalam PL mengalami
perkembangan dari menekankan cara-cara hamba Allah yang secara perorangan terlepas
dari tangan musuh-musuh mereka ke pembebasan umatNya dari belenggu dan
bermukimnya di tanah yang makmur. Dan akhirnya keselamatan dinyatakan pada keadaan-
keadan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moril dan religius dan meluasnya sampai
melampaui batas-batas kebangsaan. Kata yang digunakan untuk keselamatan dalam PL
diatas dipakai untuk anugerah keselamatan dari Allah dan Allah sendiri sebagai pelaku
keselamatan. Dari penggunaan kata untuk keselamatan tersebut maka dapatlah diambil
kesimpulan bahwa keselamatan dalam PL merupakan tindakan atau hasil dari pembebasan
atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup kesehatan, keselamatan dan
kemakmuran. Disini ada pergeseran arti keselamatan dari ikhwal fisik ke kelepasan moral
dan spiritual.

Dalam PL Allah/Yahweh sendiri yang mengambil inisiatif pengadaan jalan keselamatan


sebagaimana yang telah dijanjikan dalam Kej. 3:15 saat setelah manusia jatuh dalam dosa.
Kekejaman dosa disini disinggung karena penting dalam keselamatan. Kehadiran dosa
sangat mempengaruhi secara luar biasa akan kepribadian manusia dan hubungannya dengan
Allah. Dosa membawa akibat jahat pada manusia sehingga secara sadar dan sukarela
manusia melanggar perintah Allah. Bahkan dosa akhirnya menerobos, mengembang dan
menguasai manusia sehingga manusia menjadi budak dosa (a willfull sinner , enslaved
sinner). Istilah dosa dalam bahsa Ibrani antara lain hatta’t yang berarti kehilangan
standar,sasaran atau tujuan.; pesa’ berarti pelanggaran hubungan atau pemberontakan;
‘awon berarti jahat atau melawan;Akibat atau manfaat dari keselamatan dapat mencakup
beberapa pokok.

Akibat tindakan Allah dalam keselamatan adalah pendamaian. Konsep pendamaian


ini mempunyai dua sisi. Satu sisi menyatakan terjadinya pemindahan permusuhan antara
Allah dan manusia yang diakibatkan oleh dosa. Sedang di sisi lain menyatakan terjadinya
perubahan sikap manusia secara positif terhadap Allah. Kata yang dipakai untuk
pendamaian ini dalam bahasa Ibrani adalah gafirat dan kaphar (penutup) yaitu
menyelubungi dosa sehingga tidak kelihatan (Im. 6:30; 8:15; 16:20; Yehz.45:15; 17:20;
Dan. 9:24). Kata inilah yang biasa dipakai orang dalam menutup kapal kayu dengan pakal
(Kej. 6:14), tetapi apabila dalam bentuk “Piel” diterjemahkan sebagai “memperoleh
pengampunan” dan karena itu berarti memperdamaikan. Selain itu ada kata lain seperti
“chata” yang diterjemahkan sebagai pendamaian (2 Taw. 29:24) dan juga kata “ratsah”
dalam I Sam. 29:4 yang diterjemahkan menyukakan hati. Dalam hubungan dengan korban
karena dosa kedua kata itu masing-masing berarti menanggu kesalahan dan menyenangkan
hati/mendapat perkenan. Sarana pendamaian antara manusia dan Allah dalam PL pada
umumnya melalui persembahan korban berpa seekor domba untuk kepentingan korban
sebagai pihak yang bersalah. Korban seekor domba yang dipersembahkan itu haruslah tidak
bercacat dan bercela. Ini hanya digenapi dalam Kristus yang adalah satu-satunya yang
memenuhi kreteria ini (Yoh.1:29; Ibr.9:11-14; 10:5-7). Dampak dari pendamaian ini adalah
adanya kedudukan baru dimana manusia dimungkinkan memilih persekutuan yang erat
dengan Allah. Juga ada dampak yang lebih dari itu adalah adanya kemuliaan di hadirat
Allah dimana dosa dihapuskan sama sekali. Akibat kedua dari tindakan keselamatan yang
dilakukan Allah adalah adanya pembenaran.1

Pengertian keselamatan dalam perjanjian baru

Panggilan Allah untuk bertobat didalam Injil telah dituliskan Matius sejak awal
pelayanan Yesus, yaitu setelah Ia dicobai dipadang gurun, dan tampil pertama kali di
Galilea, Yesus memberitakan apa yang sebelumnya diberitakan oleh Yohanes Pembaptis,
yaitu” Berobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat.3:2;4:17). Kabar pertobatan ini

1
Lawrence O.Richard, Expository Dictionary of Bible Words, Grand Rapids Michigan: Zondervan Publishing
House, 1985, p. 540 6 Ibid,
juga diberitakan didalam Injil sinoptis lainnya (Mrk.1:15;Luk.3:3), tujuan pertobatan oleh
penulis Injil sinoptik diakui untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga, sekalipun diungkapkan
dengan cara yang berbeda, seperti untuk tidak binasa menurut penulis Injil Lukas
(Mat.18:3;Mrk.1:15;Luk.13:3) Apakah pertobatan tersebut menghasilkan keselamatan,
ketiga penulis Injil sinoptik menulis dengan cara yang sama, melalui perumpamaan seorang
penabur, bahwa yang mencapai pada keselamatan sebagai buah dari pertobatan adalah
mereka yang menghasilkan buah, apakah 30 kali, 60 kali atau bahkan 100 kali.

Didalam injil sinoptik, kata keselamatan hanya satu kali diucapkan oleh Yesus,
sebagaimana yang dicatat dalam Luk.19:9. Ayat ini dapat mengacu kepada diri-Nya sendiri
sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau
kepada sesuatu yang nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai
itu. Luk. 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan mengimbau hati yang
menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidak berdayaan diri yang pasrah menerima, dan
penyangkalan segala sesuatu demi Kristus. Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-
pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugrah-Nya (Kol. 2;13). Diampuni
berarti “menganugrahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati,
mengampuni berdasarkan anugrah”. Kata itu erat kaitannya dengan kata anugrah. Kata lain
dari paulus untuk pengampunan (yunani; aphesis) memiliki suatu arti dasar
“membebaskan” atau “menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau
“membatalkan suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol.1:14). Anugrah Allah mencapai
puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliannya, dimana Allah
dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia.2

Keselamatan PL & PB

kejatuhan manusia kedalam dosa di Taman Eden, telah mengakibatkan kematian,


atau terpisah dari Allah. Manusia dihukum, karena melanggar perintah Allah yang sangat
jelas dalam Kejadian 2:16-17. Kematian rohani yang seketika, dan kemudian diukuti
dengan kematian jasmani sebagai konsekwensi dosa. Bumi tempat manusia berada, juga
menjadi terkutuk sebagai imbas dosa manusia.

2
Brother jhon ministry /konsep keselmatan dalam pb
Kejatuhan kedalam dosa, mengakibatkan keterpisahan manusia dari Allah, sehingga
Allah disebut sebagai Allah yang transenden. Allah yang maha suci, sementara manusia
pendosa yang hina dan menuju binasa. Tapi Allah yang transenden (jauh) juga Allah yang
imanen (dekat), sehingga tidak ada apapun yang tersembunyi dari-NYA. Namun dekatnya
(imanen) Allah di PL (janji) memang berbeda dengan di PB sebagai penggenapan Pl
(aktualisasi).

Mengenai Henokh yang diangkat ke surga, maupun Elia, juga Musa yang mayatnya
tidak diketemukan (band; Yudas 1:9), ketiganya diangkat ke surga, dan tidak pernah
kembali lagi. Itulah arti diangkat kesurga yang kekal, lepas dari dunia yang fana.
Keselamatan di PL maupun PB, semuanya berdasarkan kasih karunia Allah.Tanpa
anugerah-NYA tidak akan ada yang masuk surga. Jangan lupa, akibat kejatuhan semua
manusia binasa. Itu sebab dikatakan karena Tuhan berkenan kepada Nuh, maka dia dan
seisi rumahnya selamat dari air bah. Abraham juga disebut selamat karena iman bukan
perbuatannya (Roma 4:13). Lalu apa bedanya dengan di PB? Dalam PL, jalan keselamatan
diberikan kepada manusia melalui Taurat. Manusia dituntut memenuhi hukum Taurat agar
masuk kedalam surga. Jadi kewajiban agama menuju keselamatan. Ternyata tidak ada yang
mampu memenuhi tuntutan hukum Taurat seutuhnya. Artinya, tidak ada satupun yang
selamat karena hidup keagamaannya.Semua yang selamat, seperti yang disebut diatas,
adalah karena iman percaya kepada kasih karunia Tuhan. Hanya saja dalam PL semuanya
masih samar. Itu sebab di PL ada ketentuan Taurat, soal pengakuan, dan korban penebusan
dosa. Begitu juga ketentuan-ketentuan lainnya yang diatur dalam ritual dan hukum agama.
Maka PL membuktikan manusia tidak bisa selamat oleh usahanya sendiri, karena tidak ada
yang memenuhi Taurat seutuhnya. Yang diselamatkan di PL, semua juga oleh kasih
karunia, bukan karena kehidupan beragamanya. Semua ada dalam bayang bayang
keselamatan yang sejati didalam Kristus (Ibrani 10:1-3). Dalam PB, jalan keselamatan
menjadi terang benderang. Yesus memproklamirkan diri NYA adalah jalan keselamatan
satu-satunya (Yohanes 3:16 & 14:6). Dan dengan jelas; Yesus mengatakan bahwa
kedatangan NYA bukanlah meniadakan Taurat, melainkan menggenapinya (Matius
5:17).Semua yang menjadi bayang-bayang di PL, seperti anak domba, darah domba, korban
tebusan, dan lainnya, yang merupakan ketentuan Taurat dipenuhi Yesus Kristus dalam
kematian NYA diatas kayu salib. DIA, Anak Domba Allah, korban sejati dengan darah
suci, untuk penebusan dosa manusia. Dengan kematian NYA ketentuan Taurat tidak lagi
berlaku. Bukan Tauratnya, tapi ketentuan-ketentuannya.Jadi perbedaannya; Keselamatan di
PL masih dalam bayang-bayang dengan janji kedatangan Mesias. Sementara PB adalah
penggenapan, Mesias telah datang yang disebut Imanuel, Allah beserta kita, sangat imanen,
berbeda dengan imanen di PL.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai konsep keselamatan dalam PL adalah :


Pertama, keselamatan dalam PL merupakan tindakan atau hasil dari pembebasan atau
pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan
kemakmuran dimana ada pergeseran arti dari ikhwal fisik ke kelepasan moral dan religius.
Keselamatan itu bersifat pribadi maupun nasional dan dunia semesta berhubungan dengan
seluruh umat manusia. Kedua, konsep keselamatan dalam PL menyatakan bahwa pribadi
penyelamat atau subyek yang bertindak dalam keselamatan adalah Yahweh sendiri dan atau
dengan mempergunakan saranasarana yang dipakaiNya untuk tujuan penyelamatan. Pribadi
Allah yang agung yaitu anugerah Allah diberikan kepada setiap orang yang percaya
kepadaNya yang sesungguhnya tidak layak menerimanya. Iman yaitu ketergantungan
kepada pribadi Allah inilah yang juga memegang peranan penting dalam keselamatan
seseorang. Ketiga, akibat tindakan keselamatan yang dilakukan oleh Allah ini adalah
adanya pendamaian yaitu kedudukan baru dimana manusia dimungkinkan mengalami
persekutuan yang erat dengan Allah dalam kemuliaan dimana dosa dihapus sama sekali.
Selain itu akibat tindakan keselamatan muncul pembenaran dimana orang berdosa
dinyatakan benar sehingga menerima pengampunan dosa, ditempatkan pada posisi yang
menyenangkan hati Allah dan dilepaskan dari kutuk Taurat. Akhirnya tindakan keselamatan
menghasilkan pengudusan yang mana manusia dikhususkan/dipisahkan untuk pelayanan
kepada Allah. Aplikasi yang dapat diambil dari konsep keselamatan dalam PL adalah
bahwa orang Kristen harus sadar dan insaf dimana manusia mengalami keselamatan dari
Allah semata-mata karena anugerah Allah sehingga dapat berhubungan kembali dengan
Allah dalam posisi yang baru dengan tujuan untuk melayani/memuliakan Allah.
3
Reformata.com kesemamatan dalam pl dan pb
Dalam PB Keselamatan hanya didalam Yesus Kristus. Sebab Yesus sendiri
berkata : Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Kemudian
Petrus  dan Yohanes  menegaskan dihadapan Mahkamah Agama bahwa : Kis 4:12 Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan. “Jadi Ayat-ayat ini menujukan ketunggalan keselamatan didalam Yesus
Kristus. Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata. Manusia menerima keselamatan
dari Allah hanya karena iman, bukan karena perbuatan. Setelah menerima keselamatan
dengan cara demikian, manusia harus mengerjakan keselamatan itu di dalam kehidupan
melalui perbuatan-perbuatan yang manusia lakukan dan kerjakan. Jika manusia tidak aktif
mengerjakan keselamatan dengan cara  demikian sesudah ia menjadi percaya, itu
menunjukkan bahwa iman yang diakuinya dengan mulut itu adalah iman yang mati. Itu
tandanya bahwa ia belum sungguh-sungguh mengalami keselamatan.
Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan. Tetapi perbuatan-perbuatan merupakan
tanda apakah iman itu benar-benar hidup, sekaligus perbuatan-perbuatan itulah yang akan
meningkatkan kadar iman orang percaya. 
DAFTAR PUSTAKA

Doriani, Daniel. Baker Theological Dictionary of the Bible, Grand Rapids


Baker Book House, 1996.

Dyrness, Williem. Tema-Tema Teologi Dalam Perjanjian Lama, Malang:


Gandumg Mas, 1992

Marantika, C. Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani , Yogyakara: Iman


Pres, 2002

Marsahall & Millard , J.I Packer, DJ Wiseman. New Bible Dictionary ed 3,


London: Intervasity Presss, 1996

Brother jhon ministry /konsep keselmatan dalam pb

Reformata.com kesemamatan dalam pl dan pb

Anda mungkin juga menyukai