Dosen Pengampu:
Ultari singal
Claurens salu
Marthesa tagah
Fakultas Teologi
2022
Pengertian keselamatan dalam perjanjian lama
Panggilan Allah untuk bertobat didalam Injil telah dituliskan Matius sejak awal
pelayanan Yesus, yaitu setelah Ia dicobai dipadang gurun, dan tampil pertama kali di
Galilea, Yesus memberitakan apa yang sebelumnya diberitakan oleh Yohanes Pembaptis,
yaitu” Berobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat.3:2;4:17). Kabar pertobatan ini
1
Lawrence O.Richard, Expository Dictionary of Bible Words, Grand Rapids Michigan: Zondervan Publishing
House, 1985, p. 540 6 Ibid,
juga diberitakan didalam Injil sinoptis lainnya (Mrk.1:15;Luk.3:3), tujuan pertobatan oleh
penulis Injil sinoptik diakui untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga, sekalipun diungkapkan
dengan cara yang berbeda, seperti untuk tidak binasa menurut penulis Injil Lukas
(Mat.18:3;Mrk.1:15;Luk.13:3) Apakah pertobatan tersebut menghasilkan keselamatan,
ketiga penulis Injil sinoptik menulis dengan cara yang sama, melalui perumpamaan seorang
penabur, bahwa yang mencapai pada keselamatan sebagai buah dari pertobatan adalah
mereka yang menghasilkan buah, apakah 30 kali, 60 kali atau bahkan 100 kali.
Didalam injil sinoptik, kata keselamatan hanya satu kali diucapkan oleh Yesus,
sebagaimana yang dicatat dalam Luk.19:9. Ayat ini dapat mengacu kepada diri-Nya sendiri
sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau
kepada sesuatu yang nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai
itu. Luk. 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan mengimbau hati yang
menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidak berdayaan diri yang pasrah menerima, dan
penyangkalan segala sesuatu demi Kristus. Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-
pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugrah-Nya (Kol. 2;13). Diampuni
berarti “menganugrahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati,
mengampuni berdasarkan anugrah”. Kata itu erat kaitannya dengan kata anugrah. Kata lain
dari paulus untuk pengampunan (yunani; aphesis) memiliki suatu arti dasar
“membebaskan” atau “menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau
“membatalkan suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol.1:14). Anugrah Allah mencapai
puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliannya, dimana Allah
dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia.2
Keselamatan PL & PB
2
Brother jhon ministry /konsep keselmatan dalam pb
Kejatuhan kedalam dosa, mengakibatkan keterpisahan manusia dari Allah, sehingga
Allah disebut sebagai Allah yang transenden. Allah yang maha suci, sementara manusia
pendosa yang hina dan menuju binasa. Tapi Allah yang transenden (jauh) juga Allah yang
imanen (dekat), sehingga tidak ada apapun yang tersembunyi dari-NYA. Namun dekatnya
(imanen) Allah di PL (janji) memang berbeda dengan di PB sebagai penggenapan Pl
(aktualisasi).
Mengenai Henokh yang diangkat ke surga, maupun Elia, juga Musa yang mayatnya
tidak diketemukan (band; Yudas 1:9), ketiganya diangkat ke surga, dan tidak pernah
kembali lagi. Itulah arti diangkat kesurga yang kekal, lepas dari dunia yang fana.
Keselamatan di PL maupun PB, semuanya berdasarkan kasih karunia Allah.Tanpa
anugerah-NYA tidak akan ada yang masuk surga. Jangan lupa, akibat kejatuhan semua
manusia binasa. Itu sebab dikatakan karena Tuhan berkenan kepada Nuh, maka dia dan
seisi rumahnya selamat dari air bah. Abraham juga disebut selamat karena iman bukan
perbuatannya (Roma 4:13). Lalu apa bedanya dengan di PB? Dalam PL, jalan keselamatan
diberikan kepada manusia melalui Taurat. Manusia dituntut memenuhi hukum Taurat agar
masuk kedalam surga. Jadi kewajiban agama menuju keselamatan. Ternyata tidak ada yang
mampu memenuhi tuntutan hukum Taurat seutuhnya. Artinya, tidak ada satupun yang
selamat karena hidup keagamaannya.Semua yang selamat, seperti yang disebut diatas,
adalah karena iman percaya kepada kasih karunia Tuhan. Hanya saja dalam PL semuanya
masih samar. Itu sebab di PL ada ketentuan Taurat, soal pengakuan, dan korban penebusan
dosa. Begitu juga ketentuan-ketentuan lainnya yang diatur dalam ritual dan hukum agama.
Maka PL membuktikan manusia tidak bisa selamat oleh usahanya sendiri, karena tidak ada
yang memenuhi Taurat seutuhnya. Yang diselamatkan di PL, semua juga oleh kasih
karunia, bukan karena kehidupan beragamanya. Semua ada dalam bayang bayang
keselamatan yang sejati didalam Kristus (Ibrani 10:1-3). Dalam PB, jalan keselamatan
menjadi terang benderang. Yesus memproklamirkan diri NYA adalah jalan keselamatan
satu-satunya (Yohanes 3:16 & 14:6). Dan dengan jelas; Yesus mengatakan bahwa
kedatangan NYA bukanlah meniadakan Taurat, melainkan menggenapinya (Matius
5:17).Semua yang menjadi bayang-bayang di PL, seperti anak domba, darah domba, korban
tebusan, dan lainnya, yang merupakan ketentuan Taurat dipenuhi Yesus Kristus dalam
kematian NYA diatas kayu salib. DIA, Anak Domba Allah, korban sejati dengan darah
suci, untuk penebusan dosa manusia. Dengan kematian NYA ketentuan Taurat tidak lagi
berlaku. Bukan Tauratnya, tapi ketentuan-ketentuannya.Jadi perbedaannya; Keselamatan di
PL masih dalam bayang-bayang dengan janji kedatangan Mesias. Sementara PB adalah
penggenapan, Mesias telah datang yang disebut Imanuel, Allah beserta kita, sangat imanen,
berbeda dengan imanen di PL.
KESIMPULAN