Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MEMBACA DAN MERINGKAS

OLEH :

Andreas Sese Sunarko

NIM : 2019.05.100

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BERITA HIDUP

KARANGANYAR

JUNI 2020
TUGAS MEMBACA DAN MERINGKAS BUKU

Judul Buku : Penginjilan Masa Kini Jilid 2


Pengarang : Pdt.Dr.Y. Tomatala
Penerbit : Gandum Mas, Malang, Cetakan kedua 2004
Jumlah Halaman : 87 halaman

PENGANTAR
Buku Penginjilan Masa Kini Jilid 2 merupakan kelanjutan dari buku
Penginjilan Masa Kini Jilid 1. Dibukunya yang pertama dijelaskan tentang dasar-
dasar Alkitab dan pandangan-pandangan teoritis tentang Penginjilan, sedang buku
yang kedua ini akan menjelaskan tentang Penginjilan , Penginjilan Pribadi serta
Cara-cara praktis tentang Penginjilan. Sedangkan tujuan dari ditulisnya buku kedua
ini adalah menolong setiap orang Kristen agar mempelajari dan memahami ajaran
Alkitab tentang Penginjilan dan bagaimana menyampaikan berita Injil secara pribadi
dengan baik.
Hal penting yang perlu diketahui oleh semua orang Kristen dalam proses
Penginjilan kunci utama keberhasilannya datang dari Allah (Yoh 3:27, 10:28-29,
15:16) sehingga orang Kristen tidak boleh bersandar penuh pada metode Penginilan
sebagai dasar bagi keberhasilan Penginjilan. Orang Kristen yang berjiwa misi harus
bersandar penuh pada Allah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam
menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus.

PENDAHULUAN

Mandat Misi dan Protevangelium


Penginjilan adalah bagian utus dari misi Allah yang bertujuan membawa
shalom kepada manusia dan seluruh ciptaanNya. Untuk melaksanakan rencana
misiNya ini Allah telah memberikan “Mandat Misi” bagi umatNya untuk menjadi
mandatarisNya. Sebagai Mandataris Misi Allah, umat Tuhan diberikan tanggung
jawab untuk memenuhi bumi dengan umatNya serta menaklukan dan menguasai
bumi bagi kemulianNya (Kej 1:28). Mandat Misi Allah inilah yang menjadi dasar
pening bagi Penginjilan.
Setelah kejatuhan manusia dalam dosa (Kej 3) maka Allah memberikan “Janji
Penyelamatan /Kabar Baik/Injil (Protevangelium) yang paling awal dengan tujuan
terpenting yaitu untuk membebasakan manusia dari dosa (Kej 3:15, Gal 4:4, Mat
1:21, I Tim 2:5). Pembebasan yang direncanakan Allah ini kemudian diwujudkan
melalui Tuhan Yesus Kristus (I Pet 1:18-21, 2:18-25, Rm 1:17-17).

Kedaulatan Allah dan Tanggung Jawab Umat Allah


Untuk mencapai Mandat Allah maka Allah memberikan tanggung jawab
kepada umatNya untuk menjalankan misiNya , disinilah letak beban yang harus
dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan kemudian pada Allah yang memiliki
kedaulatan.
Agar usaha umat Allah berhasil menjalankan Mandat Misi Allah maka hal-hal
yang penting harus diketahui adalah :
I. Memahami ajaran Alkitab tentang Penginjilan.
II. Langkah persiapan melaksanakan pelayanan Penginjilan.
III. Proses presentasi berita Injil dalam Penginjilan Pribadi
I. MEMAHAMI AJARAN ALKITAB TENTANG PENGINJILAN

A. PENGINJILAN DALAM PERJANJIAN LAMA


Proses perjalan Penginjilan dalam Perjanjian Lama mencakup beberapa hal
penting yaitu :

1. Penginjilan,Penciptaan, Janji Berkat dan Mandat Penginjilan


Menurut Alkitab, Allah adalah sumber, dasar, dan dinamika bagi Penginjilan.
Dalam pernyataan diriNya penginjilan, penciptaan, janji berkat serta mandat
penginjilan merupakan wujud pernyataan diri Allah di dalam sejarah
penyelamatanNya atas umat manusia.

a. Penginjilan dan Penciptaan


 Allah adalah Kuasa Bagi Penginjilan
Dalam Kejadian 1:1 dijelaskan bahwa Allah adalah sebagai Pencipta,
berdaulat atas segala yang diciptakanNya dan menopang ciptanNya
dengan “janji berkatNya” (Kej 1:28,2:3). Hal penting yang ingin
ditegaskan disini adalah bahwa Allah sendiri memberikan kepastian dan
memberikan jaminan bahwa semua yang diciptakanNya adalah baik dan
inilah yang akan menjadi dasar bagi Penginjilan.
 Manusia Mahluk Sempurna Sebagai Pelaksana Penginjilan
Manusia diciptakan Allah dengan kesempurnaan melebihi ciptaan lainnya
(Kej 1:26-28, Maz 8), kesempurnaan manusia terlihat dari sifat-sifat khas
yang ada pada dirinya yaitu manusia diciptakan serupa dengan Allah,
manusia diciptakan sebagai mahluk yang bermoral yang memiliki
tanggung jawab, manusia diciptakan sebagai mahluk yang estestis
yang dapat membedakan mana yang baik atau mana yang tidak baik
sehingga mampu membuat keputusan, manusia diciptakan juga sebagai
mahluk yang kreatif karena Allah memberikannya akal budi dalam
hidupnya.
Dengan kondisi yang sedemikian maka manusia dikarunia Mandat Misi
Allah untuk melaksakan Amanat Agung yaitu memberitakan Injil Yesus
Kristus yang menyelamatkan orang berdosa.

b. Mandat Misi, Janji Berkat Allah dan Penginjilan


Mandat misi dapat juga disebut dengan mandat Penginjilan yang
diberikan oleh Allah kepada manusia dengan tujuan agar umatNya
memenuhi, menguasai dan menahlukan bumi bagi kemuliaan Allah.
Sasaran utama dari mandat misi atau mandat Penginjilan agar umat Allah
menikmati syalom dari Allah sementara mereka memenuhi, menguasai
dan menahlukan bumi ciptaan Allah.
Sifat mandat Penginjilan adalah wajib, oleh karena itu untuk dapat
mewujudkan hal tersebut Allah meneguhkannya dengan janji berkat (Kej
12:1-3,Ul 28). Dengan adanya janji berkat dari sisi umat Tuhan dituntut
tanggung jawab dan ketaatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan mandat misi Allah yang ditopang
oleh janji Allah menegaskan bahwa Penginjilan adalah cara Allah
mengaruniakan shalom kepada umatNya yang telah ditebusNya.
2. Penginjilan dan Janji Keselamatan dari Allah (Kej 3:15)
Penginjilan itu berasal dari Allah yang isi penginjilannya dalam Perjanjian
Lama “melalui Abraham Allah akan memberkati semua bangsa”. Isi
penginjilan ini menjelaskan bahwa Allah sejak awal penciptaan telah
menetapkan akan memberkati manusia dan semua ciptaanNya (Kej
1:25b,28,31). Dengan demikian penginjilan itu sudah ada sebelum manusia
jatuh dalam dosa (Kej 3:1-24). Baru setekah manusia jatuh dalam dosa Allah
memberikan “janji penyelamatanNya yang paling awal” (protevangelium)
dalam Kejadian 3:15.
Jadi inti berita Perjanjian Lama adalah bahwa Allah telah berjanji untuk
memberkati manusia (umatNya) tetap melaksanakan janjiNya sekalipun dosa
telah menguasai manusia dimana manusia secara total rusak oleh dosa dan
tidak berdaya menyelamatkan dirinya. Allah melaksanakan rencananya
dengan memberikan “janji keselamatan” (Kej 3:15) dan terus menyelamatkan
dan meneguhkan janji berkatNya kepada umatNya serta menjadikan
umatNya “berkat bagi dunia” (Kej 12:1-3).
Sedangkan fokus Penginjilan dalam Perjanjian Lama adalah Shalom bagi
umatNya dan segenap umatNya (Kej 1:26-28) . Selanjutnya isi dan makna
shalom itu serta apa implikasinya bagi umat Tuhan ?
a) memiliki shalom bagi umat Tuhan berarti umat Tuhan memiliki
keselamatan dari Allah yang ditandai oleh adanya damai yang
sempurna/lengkap
b) Umat Tuhan dapat menjadi penyebab adanya damai -shalom (to be
cause to be at peace-shalom, Ay 5:23, Mat 5:9) c) Umat Tuhan dapat
melakukan perdamaian atau shalom (to make peace-shalom, Ams 16:17)
d) Umat Tuhan diberi kekuatan untuk menginginkan dan menjadi
pelaksana damai (to be peaceable, desire peace-Eireneus, Mrk 9:50, I
Tes 5:13, II Kor 13:11, Luk 4:18-19)
Dengan demikian, penginjilan disini dapat diartikan sebagai melaksanakan
tugas pendamaian, tugas membawa shalom, berita keselamatan dari Allah.
Dengan demikian jelaslah bahwa Penginjilan dalam Perjanjian Lama memiliki
dasar yang kuat yang beranjak dari hati Allah dengan rancangan shalomNya
yang kekal.

B. PENGINJILAN DALAM PERJANJIAN BARU


Kata Injil dalam Perjanjian Baru diterjemahkan dari kata Yunani Euangelizo
yang biasa dipakai dalam dunia kemiliteran.
Euangelizo pada awalnya berarti upah bagi pembawa berita kemenangan dari
medan perang, yang kemudian Euangelizo berarti kemenangan itu sendiri.
Pada akhirnya mendapatkan arti sebagai kabar baik untuk menjelaskan berita
tentang Yesus Kristus (Luk 2:10, Ef 3:8, 28, I Kor 15:1-4)
Selain Euangelizo ada istilah lain diantaranya Kerusso yang berarti
berkotbah atau memproklamasikan yang menekankan bahwa tugas
penginjian itu bersifat wajib dan penting serta harus dilakukan. Didasko yang
berarti mengajar yang menekankan bahwa dalam menyampaikan berita
dalam pelaksanaan perkabaran Injil harus ada unsur mengajarnya. Martureo
yang berarti saksi atau menyampaikan kesaksian berdasarkan keyakinan
atas apa yang dialami. Disini orang percaya dalam tugas penginjioan harus
berperan sebagai saksi atas apa yang dialami dan diketahuinya.
Dapat ditegaskan dalam Perjanjian Baru umat Tuhan memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakan tugas Penginjilan karena ini amanat Agung dari
Tuhan Yesus (Mat 28:19-20)

C. PENGINJILAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERINTAH AGUNG


TUHAN YESUS
Dalam Perjanjian Baru sedikitnya ada 5 bagian firman Tuhan yang berbicara
tentang Perintah Agung Tuhan Yesus yaitu Matiu 28:16-20, Markus 16:15-18,
Lukas 24:44-49, Yohanes 20:19-23 dan KPR 1:6-8. Dari ayat-ayat ini kita
dapat mendapatkan arti yang penting tentang Perintah Agung Tuhan Yesus
yaitu :
Ada tugas utama yaitu “sementara pergi jadikanlah murid Tuhan” atau
menjadikan orang berdosa sebagai murid Tuhan.Dengan demikian lewat
pergi, mengajar dan membaptis kita menjadikan semua bangsa di bumi ini
sebagai murid Tuhan Yesus. Ada jaminan dari perintah Agung Tuhan Yesus
ini yaitu penyertaan sampai pada akhir zaman dan keberhasilan dalam
melaksankan tugas (Mat 1:21-23, Yes 7:14). Dengan pemahaman ini maka
setiap orang Kristen akan mengerti dan menjalankan perinta Agung Tuhan
Yesus ini dengan semangat dan sukacita.

D. Pandangan Alkitab Yang Lengkap Tentang Penginjilan


Dengan mengacu pada KPR 1:8 kita akan mendapatkan pemahaman tentang
Penginjilan yang benar, yaitu :
Penginjilan adalah tugas bersaksi tentang Tuhan Yesus, Penginjilan dijamin
oleh Allah dengan pimpinan Kuasa Roh Kudus, Penginjilan harus ditujukan
kepada semua orang berdosa di segala tempat.

Ada beberapa pengertian Penginjilan yang perlu kita ketahui , antara lain :

1. Pengertian Penginjilan yang Tradisional


Penginjilan adalah usaha memberitakan kabat baik kepada orang-orang
yang belum mengenal Tuhan Yesus Kristus yang bertujuan agar mereka
menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara Pribadi :

IMPLIKASI
Benar Kurang Lengkap
Penginjilan ialah memberitakan Peranan dan kedaulatan Allah
kabar baik yang menjadi tugas dan diperkecil sedang usaha dan
tanggung jawab orang percaya peranan manusia diperbesar
Sasaran penginjilan adalah orang- Konsep penginjilan dalam
orang yang belum mengenal Perjanjian Lama tidak terwakili
Tuhan Yesus karena hanya menunjukkan
konsep penginjilan Perjanjian Baru
saja
Tujuan penginjilan adalah agar Tujuan Penginjilan kurang lengkap
orang berdosa menerima Tuhan karena tidak menunjukkan peran
Yesus sebagai Tuhan dan gereja dan penginjilan oleh gereja.
Juruselamat Juga tidak menyentuh peranan
Roh Kudus yang sangat penting.
2. Pengertian Penginjilan Yang Lengkap
Alkitab secara keseluruhan dapat mendefinisakan dari dua sisi yaitu :
a. Bersifat Falsafah
Penginjilan adalah rancangan dan karya Allah yang menghimpun bagi
dirinya suatu umat untuk menyembah serta melayani Dia secara utuh
dan serasi bagi kejayaan Kerajaan Allah.
Implikasinya : Penginjilan adalah rancangan kekekalan atau rencana
Allah yang kekal, Penginjilan adalah karya Allah berdasarkan
kedaulatanNya, Tujuan Allah dalam penginjilan itu adalah lengkap

b. Bersifat Operasional
Penginjilan adalah pelaksanaan tanggung jawab umat Allah dalam
memberitakan Kristus dalam kuasa Roh Kudus yang ditunjukkan
kepada orang-orang berdosa dengan memanggil mereka kepada
perrtobatan dan iman yang dibuktikan melalui tidakan mengaku dan
menyambut Yesus Kristus sebagai Juruselamat Pribadi, serta
melibatkan diri kedalam gereja untuk bertumbuh menjadi dewasa dan
bertambah sehingga menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab.
Implikasinya :
Penginjilan adalah tanggung jawab umat Allah secara utuh
Penginjilan mengandung tugas memberitakan Yesus Kristus
Roh Kudus adalah kuasa atau dinamika penginjilan
(mulai dari menyiapkan dan melengkapi orang percaya menginjil
sampai menyiapkan dan menarik hati orang berdosa mendengar,
menanggapi berita Injil sampai menerima Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat secara pribadi)

3. Tujuan Penginjilan Yang Jelas


Ada 3 tujuan Penginjilan, yaitu :
Tujuan operasional berkaitan dengan rencana Allah yaitu menghimpun
umat yang diselamatkan, disini terkandung tanggung jawab orang percaya
terlibat dalam pelayanan Penginjilan
Tujuan terminal merupakan tujuan akhir atau tujuan tertinggi dari
Penginjilan yaitu adanya persekutuan antara Allah dengan umatNya
secara utuh dan harmonis
Tujuan Utopi, artinya teragung penginjilan yaitu “kemuliaan bagi Allah”

4. Sasaran Utama Penginjilan Yang Jelas


Alkitab secara tegas menekankan bahwa manusia berdosa adalah
sasaran utama dari Penginjilan. Alasan terpenting bagi kebenaran ini
adalah :
Manusia secara nyata telah berdosa dan harus menanggung akibatnya
yaitu kematian total (jasmani dan rohani)
Semua manusia memilki kebutuhan yang sama yaitu keselamatan
Manusia sebagai mahluk budaya dan sosial menekankan tentang Perintah
Agung Tuhan dan menekankan tanggung jawab sebagai saksi Kristus
5. Sifat Penginjilan Pribadi Bagi Orang Kristen
Penginjilan bersifat sangat penting karena menyangkut kehidupan orang
berdosa
Penginjilan adalah usaha memenangkan jiwa
Penginjilan merupakan kesaksian tentang Yesus Kristus yang telah
menyelamatkan dosa manusia

E. MERUMUSKAN PEMAHAMAN TENTANG PENGINJILAN BAGI ORANG


KRISTEN
Bagian ini akan menjelaskan bagi kita tentang Penginjilan dan Penginjilan
Pribadi yang harus diketahui secara benar :
1. Penginjilan oleh seseorang kepada seorang pribadi yang lain berbeda
dengan Penginjilan pada orang banyak (masal)
Penginjilan Pribadi : penginjilan yang dilakukan secara khusus oleh
seorang Kristen kepada seorang pribadi yang lain dan dilakukan secara
informal, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dan bersifat dua
arah, dan ini menjadi tanggung jawab bagi semua orang Kristen.
Penginjilan masal : penginjilan yang bersifat umuum dilakukan secara
formal dan bersifat satu arah. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang
memiliki karunia sebagai penginjil.
2. Penginjilan Pribadi : apakah ini suatu metode atau suatu cara hidup
Penginjilan pribadi selama ini dimaknai oleh banyak orang hanya sebagai
salah satu metode, hal ini tentunya salah. Penginjilan pribadi harus
menjadi gaya hidup orang percaya yang dilakukan secara alamiah
sehingga setiap orang Kristen dengan kesadarannya terlibat dalam
pekerjaan penginjilan.
3. Penginjilan pribadi adalah suatu tanggung jawab orang Kristen
Semua orang Kristen yang telah mengecap keselamatan yang diberikan
oleh Tuhan Yesus harus menyadari bahwa :
Penginjilan merupakan tanggung jawab pribadi bagi semua orang Kristen
tanpa terkecuali, karena perintah Penginjilan itu diberikan oleh Tuhan
Yesus kepada setiap orang sebagi Murid Tuhan. Sehingga orang Kristen
harus menanggapi tugas Penginjilan sebagai “hak istimewa” untuk
melayani Tuhan.
Penginjilan harus dilaksanakan oleh setiap pribadi orang Kristen, tugas ini
bersifat wajib bukan pilihan. Sehingga dengan kesadarn penuh orang
Kristen harus melakukan tugas ini kapan saja dan dimana saja dan
kepada siapa saja.
Dengan menyadari hal-hal di atas maka orang Kristen harus memahami :
Penginjilan pribadi tidak perlu dipertentangkan dengan penginjilan masal
Penginjilan pribadi harus dilihat sebagai tanggung jawab orang Kristen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penginjilan pribadi adalah
tugas yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Kristen dengan setia dan
dijadikan sebagai gaya hidupnya.
II. LANGKAH PERSIAPAN MELAKSANAKAN PENGINJILAN PRIBADI

Langkah praktis yang harus dilakukan sebagai persiapan untuk tugas


Penginjilan Pribadi dapat ditempuh dengan mengambil ancang-ancang sebagai
berikut :

A. Pemahaman Tentang Orang


Sebelum melaksanakan pelayanan Penginjilan orang Kristen harus
memahami secara umum tentang orang-orang yang akan dihadapi
khususnya ketika ia akan memulai Penginjilan Pribadi :
1. Orang yang akan di Injili adalah sama dengan manusia yang lain yaitu
manusia berdosa membutuhkan Yesus.
2. Manusia adalah mahluk budaya dan sosial yang memiliki adat istiadat dan
cara hidup tersendiri, tugas orang Kristen adalah mengamati dan
mempelajari sistem kebudayaan yang dianut seseorang sehingga dapat
dijadikan jembatan dalam menyampaikan Injil Tuhan.
3. Orang Kristen tetap harus berdoa secara khususcmeminta tuntunan pada
Tuhan agar kita tahu persis kepada siapa kita harus menginjil dan dapat
mengenal orang itu dengan baik.
4. Orang Kristen juga harus memahami tentang orang yang dihadapi
berkenaan dengan konteks langsung yang ada padanya.

B. Berita Penginjilan Yang Harus Disampaikan


Setiap otang Kristen yang mau menginjil, haruslah mengetahui dan
memahami dengan baik Isi Berita Injil yang akan disampaikan. Berita Injil
yang harus disampaikan adalah “Yesus yang tersalib, mati dan bangkit” (I
Kor 15:1-4), dimana Keselamatan dari Allah itu hanya ada di dalam Yesus
Kristus (KPR 4:12).
Point-point penting dari inti berita Injil Yesus Kristus dapat disarikan
sebagai berikut :
 Inti berita Injil adalah Yesus Kristus yang tersalib sebagai kekuatan dan
hikmat Allah bagi setiap orang percaya (I Kor 1:22-2:5)
 Keselamatan itu adalah dari Allah dan dikerjakan melalui Tuhan Yesus
(bandingkan Mat 1:21, Yoh 10:10, 3:16,27, 6:44,37, 15:16, 10:28-29, Yes
51:8, Rm 8:29-30, Ef 1:1-14, Ibr 7:22-24).
 Sebagai bukti pembebasan Allah yang terjadi, oleh anugerahNya, Roh
Kudus menghidupkan kehendak orang berdosa untuk bertobat, mengakui
dosa-dosanya pada Allah (Ams 28:13, I Yoh 1:9) Dari pihak Allah darah
Tuhan Yesuslah yang menyucikan orang berdosa dari dosa-dosanya (I Yoh
1:7), dari pihak manusia berdosa yang bertobat ia yang berpaling kepada
Allah menerima berkat pengampunanNya.
 Dengan mempercayai Allah akan keselamatan Allah akan keselamatan
yang telah dikaruniakanNya, maka dari tahta Allah, Ia membenarkan
(pembenaran) oleh iman. (bandingkan Kej 15:6, Rm 4;1-8,11,13,16)
 Dalam karya keselamatan Allah itu, Ia memperanakan Kembali orang
yang telah dibebaskanNya itu menjadi anak-anakNya (Yoh 3:1-16, 1:12, I
Pet 1:23, Kol 1:13-14, I Kor 12:13), sehingga “status” orang tersebut kini
telah berubah menjadi “anak terang” milik Allah. Di sini terjadilah adopsi
(pengangkatan menjadi milik Allah) dengan hak istimewa yang diberikan
Allah sebagai “pewaris” yang berhak atas seluruh janji berkat Allah (Ul 28).
 Orang yang telah diselamatkan ini dikuduskanNya oleh darah Tuhan
Yesus, yang memberikan kuasa kepadanya untuk hidup kudus dan bebas
dari kuasa dosa (I Pet 1:13-22,Mat 5:48)
 Di dalam kondisi yang telah dipulihkan Allah ini maka orang yang telah
ditebusNya diberikan karunia untuk berkomunikasi dengan Allah yang
olehNya ia oleh anugerahNya dapat menyaksikan dan menikmati janji-janji
berkat Allah dalam hidupnya (Rm 8:28, Yoh 15:16)
 Dalam kaitannya dengan orang Kristen menyaksikan atau menginjil, ia
harus memberitakan isi berita yang sama “Yesus Kristus yang tersalib,
mati dan bangkit” dengan penuh kemenangan memanggil orang berdosa
kepada pertobatan dan iman (Mat 3:2,Mrk 1:4, Luk 3:3).
 Dalam proses Penginjilan maka hal ini perlu dilakukan dengan penuh
tanggung jawab, hadir di tengah masyarakat (membangun jembatan
sosial), memproklamirkan Yesus Kristus (memberitakan Injil),
meyakinkan (untuk menuntut keputusan bagi Yesus), dan membawa
petobat baru (inkorporasi) kepada persekutuan umat Allah atau untuk
didewasakan.

C. Kriteria Orang Yang Dipakai Allah


Setiap orang Kristen yang mau memberitakan Injil tentu merindukan
agar ia dipakai oleh Tuhan dengan penuh berkat. Apa kriteria bagi seseorang
agar ia dipakai Allah ? Kriteria orang yang dipakai Allah bagi tugas
penginjilan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan hidupnya seperti kehendak Allah
Orang Kristen yang mau melayani Tuhan harus memahami kehendak
Allah bagi dirinya serta melalui dirinya. Allah menghendaki agar setiap
orang Kristen menjadi berkat dan menikmati berkatNya (Kej 12:1-3, Ul
28:1-14).
2. Ia rela berkorban demi kehendak Allah berlaku dalam hidupnya (Rm 5:1-
11)
3. Ia mengasihi Allah dan FirmanNya (Yoh 13:14-17, 34-35)
4. Ia siap melayani Allah dalam segala kondisi (II Tim 4:1-15)
5. Ia mempercayai Allah untuk keberhasilan pelaksanaan pelayanannya
(Yoh 15:16, Neh 2:20)
6. Ia siap bekerjasama dengan orang lain (I Kor 3:6-9, Rm 8:28, Pengk 4:9-
12)
7. Ia mengasihi sesame dalam kata dan perbuatan (Rm 12:9-21)
8. Ia bertahan terhadap dosa dan godaan dan menang (Ayb 28:28, Rm 6:22,
7:21-26)
9. Orang Kristen yang mau melayani Allah haruslah mendisiplin dirinya untuk
hidup saleh dan takut akan Allah (I Kor 9:24-27, II Tim 2:1-13)
10. Ia berani karena dipimpin oleh Roh Kudus (II Tim 1:7-12, KPR 1:8, Rm
8:16).
D. Prinsip Penggunaan Metode Pendekatan Dalam Penginjilan
Metode apapun yang dipakai sebagai pendekatan bagi tugas
Penginjilan harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut sebagai
dasar untuk mempersiapkan jalan bagi pemberitaan Injil :
1. Bangunlah jembatan sosial dengan menciptakan persahabatan dengan
meperhatikan faktor budaya, sosial tata krama dan kesopanan.
2. Singgunglah hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan bersama
atau kepentingan umum, bukan ajaran atau kepercayaan agama tertentu.
Dengan menunjukkan hal-hal yang sama dan jangan menonjolkan
perbedaan.
3. Bangkitkanlah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu akan membuat seseorang
membuka diri.
4. Jangan menyimpang dari tujuan pembicaraan yaitu dengan tetap
memperhatikan tujuan akhir adalah penginjilan.
5. Jangan bersifat keras dan konfrontatif tetapi bersikap persuasif dalam
berhubungan dengan orang lain. Sikap persuasif akan memberi peluang
lebih baik dalam memberitakan Injil.
6. Dalam percakapan sebagai dasar melangkah kepada berita Injil tekankan
pada persoalan moral, hal mana akan diakui dan diterima oleh siapa saja.
7. Sewaktu memberitakan Injil, fokus pembicaraan Injil harus ditekankan
sampai ada keyakinan bahwa orang yang di Injili tersebut menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat atau menolak Injil.
8. Sebagai langkah akhir orang yang dihadapi harus dikonfrontasikan
dengan kuasa Injil yang menuntut adanya keputusan bagi Yesus.
9. Yakinkan dia tentang keselamatan dan pengampunan dosa bila Ia telah
menyambyt Yesu, sehingga ia memperoleh kepastian akan janji
keselamatan serta pengampunan dosa dari Allah bagi dirinya.
10. Tempatkan dia dalam pelaksanaan follow up atau tindak lanjut, untuk
bimbingan pemantapan dan pembinaan iman Kristen serta pelatihan
pelayanan (pemuridan) sehingga ia menjadi teguh serta siap untuk
melaksnakan Amanat Agung yaitu memberitakan Injil bagi orang berdosa
dari segala bangsa.

E. Contoh Penginjilan Pribadi Dalam Perjanjian Baru


Untuk menolong setiap orang Kristen memahami Penginjilan Pribadi
dalam Alkitab, maka kita dapat melihat contoh-contoh yang relevan. Contoh
yang terbaik dari Penginjilan Pribadi dapat dilihat dalam pelayanan Tuhan
Yesus di bawah ini.
1. Dalam menginjil Nikodemus (Yoh 3), Tuhan Yesus menggunakan
pendekatan intelektual, yang mengarahkan Nikodemus berinteraksi
dengan dan menyambut berita Injil dengan baik.
2. Wanita Samaria (Yoh 4), dihadapi oleh Tuhan Yesus dengan pendekatan
moral. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Tuhan Yesus :
a. Tuhan Yesus menggunakan kesempatan dan peluang yang ada
yang tersedia.
b. Prinsip Penginjilan yang dipakai oleh Tuhan dalam menyampaikan
kabar baik pada Wanita Samaria adalah :
 Ia mencari kesempatan dengan meminta jasa (ay 7) yang membuat
Wanita Samaria dihargai.
 Ia menyesuaikan cara dengan orang yang dihadapi (ay 10)
berkenaan dengan harapan dan kebutuhan yang mendalam dari
seseorang.
 Ia memilih pertanyaan yang ingin Ia jawab dan Ia mengabaikan yang
lain-lain (ay 9) sehingga Ia fokus dan terarah kepada maksudNya
memberitakan tentang Mesias yang sedang dinanti-nantikan.
 Ia mencari peluang membuat orang itu mengemukakan
pendapatnya secara pribadi (ay 17) hal ini membuat Wanita Samaria
itu berbicara secara terus terang.
 Ia mengatakan kebenaran sekalipun kebenaran itu menyakitkan
orang yang mendengar (ay 22) sehingga Wanita Samaria tidak bisa
membantahnya.
 Ia berupaya sedapat mungkin bersetuju dengan orang yang
dihadapi itu (ay 20-24) dengan konsep-konsep yang sama yang
bertujuan untuk menyampaikan Kebenaran Allah.
 Ia tidak membiarkan percakapan menyimpang dengan terus-
menerus mengarahkan pada fokus berita Injil
 Ia bersikap peka terhadap cara Roh Kudus bekerja dalam orang itu,
sehingga Ia dapat menunutun orang tersebut menerima Kebenaran
Allah.

F. Cara Mempengaruhi Manusia Untuk Membangun Jembatan Penginjilan


Ada 2 buku yang dapat dijadikan acuan yaitu Influencing Human
Behavior ditulis oleh Dr.Harry A. Overstreet yang kemudian oleh Joe L.
McMillan dikutip dalam bukunya Cara Mengajar Yang Berhasil.
Overstreet menyampaikan faktor-faktor penting untuk mempengaruhi
perangai manusia adalah sebagai berikut :
a. Apa yang menjadi perhatian kita (seseorang) mengendalikan perangai
kita.
b. Untuk mempengaruhi perangai manusia (seseorang) mula-mula haruslah
kita menarik perhatiannya.
c. Kita menarik perhatiannya itu apabila perkataan dan perbuatan kita sesuai
dengan kebutuhan manusia (orang) tersebut.
d. Manusia (pada umumnya) akan berusaha memenuhi kebutuhan yang
seolah-olah penting baginya.
e. Perhatian secara akali yang tak memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemeliharaan (dan pelatihan) mendewasakan orang yang telah
dimenangkan itu.
f. Kita semua memiliki kebutuhan yang mendesak yang seolah-olah paling
utama bagi kita di saat ini dan kebutuhan lain yang dianggap kurang
penting atau lebih samar-samar.
Kebutuhan ini perlu dicermati dan digali, karena dengan menemukannya
kita dapat menemukan cara dan jalan untuk membimbing orang yang
dihadapi kearah yang kita inginkan dan bukan sebaliknya.

G. Mengetahui Posisi Rohani Orang Yang Akan Diinjili


Tujuan utama dari langkah identifikasi posisi rohani ini adalah untuk
menolong kita bagaimana dan darimana kita dapat memulai pembicaraan
tentang Injil.
Skala Engel menjelaskan kebenaran sebagai berikut :
1. Peranan Allah yang memberi keyakina, membuat kelahiran baru dan
menguduskan
2. Peranan orang Kristen sebagai komunikator atau pemberita Injil dan
pembimbing yaitu memproklamasikan Injil, memanggil keputusan bagi
Yesus, melaksanakan bimbingan lanjutan atau tindak lanjut serta
pemeliharaan (dan pelatihan) mendewasakan orang yang telah
dimenangkan itu.
3. Adanya indikator yang tersistem yang dapat menolong orang Kristen
yang mau menginjil untuk menentukan indikasi kondisi rohani
seseorang yang dihadapi untuk dilayani.

III.PROSES PRESENTASI BERITA INJIL DALAM PENGINJILAN PRIBADI

Dalam upaya mengambil langkah-langkah yang bertanggung jawab untuk


pemberitaan Injil maka sangatlah perlu untuk menyimak kembali hal-hal penting
yang patut diperhatikan, yaitu :
1. Kehadiran di Tengah Masyarakat
Orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan berhasrat untuk menginjil harus
mengawali pelayanannya dengan memperhatikan tanggung jawabnya hadir di
tengah masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan “ membangun jembatan
sosial” yang sangat dibutuhkan, karena pengginjilan yang benar dan
tanggung jawab besar ini harus diawali dengan sebuah pendekatan yang
memadai :
a. Hiduplah sebagai seorang Kristen yang :saleh” sehingga ia diterima baik
oleh orang di sekitarnya.
b. Orang Kristen tersebutdi atas juga harus memastikan dirinya bahwa ia
telah “membangun hubungan baik” dengan setiap orang (social approach)
sehingga ia diterima (social acception) dan diakui (social
acknowledgement) sebagai warga masyarakat.
c. Setelah seorang Kristen diterima dan diakui sebagai warga masyarakat
maka ia harus senantiasa mencari jalan yang mengarahkan kepada upaya
memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus.

2. Beritakanlah Injil
Disini setiap orang Kristen yang mau memberitakan Injil harus
memperhatikan faktor bahasa, waktu dan kondisi langsung serta reaksi
dari orang yang dihadapi sehingga pemberitaan Injil dapat disampaikan
dengan baik.

3. Yakinkanlah dan Tuntunlah Keputusan Bagi Tuhan Yesus


Tahap meyakinkan ini adalah puncak dari pemberitaan Injil, di mana orang
Kristen dengan penuh keyakinan akan Allah menyediakan peluang bagi orang
yang diInjili untuk menyatakan sikapnya terhadap Tuhan Yesus. Hal ini harus
dilakukan dengan hikmat Tuhan, untuk memastikan apakah ia telah siap
menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat atau tidak.
4. Libatkanlah ke Dalam Gereja
Setiap orang yang telah dimenangkan bagi Tuhan harus meneruskan
tanggung jawabNya membawa orang Kristen bar uke gereja untuk hubungan
lanjutan bagi pendewasaan iman dan pelatihan untuk melayani Tuhan.

A. LANGKAH PERSIAPAN PEMBERITAAN INJIL


1. Berdolah dengan tekun bagi orang yang akan diInjili sambal memohon pada
Tuhan membuka jalan untuk mendekatinya (Yoh 16:8-11,3:27, 6:37,44)
2. Milikilah kasih atau rasa belas kasihan ata orang yang akan diInjili sambal
memohon pada Tuhan agar orang berdosa yang didoakan itu terbuka hatinya
mendengar berita Injil.
3. Milikilah tekad yang kuat untuk menyampaikan Injil yaitu kabar sukacita
kepada setiap orang yang akan diInjili (II Tim 4:2)
4. Ciptakanlah peluang untuk mendekati orang yang akan diInjili dengan
meminta peluang berbicara atau bertamu dan sebagainya. Apabila peluang
telah terbuka maka “saat” itulah merupakan peluang yang “terbaik” untuk
memulai upaya memberitakan Injil.

B. PRESENTASI BERITA INJIL


1. Pendekatan Sosial : Pendekatan Persahabatan
a. Perkenalan (lakukanlah dengan rasa hormat)
Upayakan membangun jembatan persahabatan dengan rasa hormat untuk
memulai pelayanan pemberitaan Injil dengan memperhatikan adat istiadat
dan tata krama yang berlaku.
b. Mengenal latar belakang pribadi, hal ini akan menolong percakapan
lanjutan sehingga akan memuluskan pembicaraan.
c. Identifikasi hubungan dengan Injil, hal ini dimaksudkan mengetahui sejauh
mana orang yang dihadapi memahami Injil Itu
d. Transisi
 Dimulai membicarakan hal-hal yang umum
 Sikap atau kesaksian pribadi sebagai kelanjutan dari pembicaraan
umum
e. Mengajukan pertanyaan
 Berkaitan dengan kiamat dan apa pendapatnya
 Menanyakan tentang kepastian keselamatan
 Meminta kesempatan untuk boleh menjelaskan sikap kita sebagai
orang Kristen

2. Berita Kesukaan bagi Manusia Yang Patut Diketahui Semua Orang


a. Allah mengasihi dan menghendaki keselamatan orang berdosa
 Allah mengasihi orang berdosa (Yoh 3:16, 4:10)
 Allah menghendaki keselamatan orang berdosa (II Pet 3:9)
 Sorga adalah pemberian anugerah (Ef 2:8-9)
b. Kenyataan keadaan manusia
 Manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23)
 Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri (Rm 6:23)

c. Yesus mengaruniakan hidup kekal


 Hidup kekal dari Tuhan Yesus Kristus (Yoh 10:28, 15:16) yang
didasarkan pada kematianNya di atas kayu salib (I Pet 2:24-25)
 Hidup kekal harus diterima dengan datang pada Tuhan Yesus :
mendengar panggilan Yesus (Mat 11:28), datang pada Yesus (Yoh
6:37) , menerima Yesus sebagi Tuhan dan Juruselamat (Yoh 1:12,
Why 3:21)
 Hidup kekal diyakini dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat (Rm 10:9).

d. Hidup kekal dipastikan dengan bertobat yaitu mengakui dosa kepada Allah
melalui Yesus Kristus
 Bertobatlah (Mrk 1:15).
Bertobat berarti mengakui dosa dan menerima pengampunan dosa (I
Yoh 1:9), membuang serta meninggalkan dosa (Ams 28:13), tidak lagi
melakukan dosa (Kol 3:5-9)
 Yesus menyelamatkan dengan pasti (I Yoh 5:13) dan memberi damai
sejahtera (Yoh 16:6, Yes 32:17)

3. Komitmen Dasar
a. Pertanyaan Komitmen
Apakah penjelasan saya cukup jelas ? Apakah anda bersedia mengambil
keputusan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat ? , Apakah
anda bersedia menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus ?
b. Doa Komitmen

4. Komitmen Lanjutan
Pada tahap ini petobat baru harus dilibatkan ke dalam gereja untuk
bersekutu, di dewasakan dan di lengkapi bagi pelayanan. Hal yang perlu
dibuat ialah :
a. Menyerahkan diri kepada gereja untuk bimbingan lanjutan guna
meneguhkan iman dan kedewasaan rohani : pengajaran dasar Alkitab,
doa, persekutuan dengan sesame orang beriman, baptisan dan perjamuan,
pelatihan atau pemuridan untuk terlibat dalam penginjilan, pelayanan
penginjilan
b. Menyerahkan diri untuk Penginjilan Dunia : komitmen kepada Tuhan dan
pelayananNya, komitmen kepada gereja untuk setia, dan komitmen pada
penginjilan dunia dengan tujuan memenangkan orang berdosa bagi Tuhan
Yesus.
C. HIDUP DALAM ANUGERAH
Tekanan penting yang dimaksudkan disini bahwa orang Kristen yang telah
menyerahkan diri kepada Tuhan dengan Komitmen yang tinggi harus mengisi
kehidupannya mengiring Tuhan dengan taat dan setia sampai akhir hidupnya.
1. Jadilah anggota gereja yang setia dan bertanggung jawab
2. Jadilah anggota gereja yang setia dan bertanggung jawab, mengasihi Tuhan
dan sesama jemaat dan orang lain.
3. Jadilah anggota gereja yang hidup dalam dan untuk Injil dengan seria dengan
bersaksi dan memberitakan Injil secara terus menerus, melaksanakan
Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:19-20; I Kor 9:16)

PENUTUP

Diakhir tulisan ini penulis ingin mengingatkan dan menekankan bahwa


Penginjilan itu bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga orang Kristen harus
memahami dengan bai kapa yang diajarkan oleh Alkitab tentang Penginjilan.
Dalam Penginjilan yang harus diketahui oleh semua orang Kristen
menyangkut 4 aspek penting yang menjadi tanggung jawabnya :
1. Kehadiran sebagai Duta Yesus Kristus yang saleh di tengah masyarakat
dengan kesaksian hidup yang memuliakan Tuhan serta menarik orang
kepadaNya.
2. Kesiapan memberitakan Injil, dengan menjadikan Penginjilan sebaga cara
hidup serta tetap bergairah dan sigap untuk menyampaikan Injil kepada
setiap orang pada setiap peluang yang dibukakan oleh Roh Kudus.
3. Keyakinan penuh untuk meyakinkan orang yang diInjili tentang anugerah
Tuhan Yesus Kristus. Oleh tuntunan Roh Kudus, orang Kristen yang
menginjil harus memastikan bahwa ia telah menyampaikan isi Injil dengan
baik, yang berdasarkan hal ini ia memberikan peluang bagi orang yang diInjili
untuk membuat keputusan bagi Yesus. Di sini orang Kristen tidak perlu
kecewa apabila ada penolakan terhadap Tuhan Yesus, karena ia sedang
menyaksikan kehendak Allah yang dinyatakan di depan matanya.
4. Pelibatan petobat baru ke dalam gereja untuk dibimbing (bertumbuh dalam
pengenalan akan Allah dan rencananya) kea rah kedewasaan Kristen serta
bertambah dalam kasih dan ketaatan kepada Tuhan Yesus. Pada tahap
inilah setiap orang Kristen harus dilengkapi untuk menjadi saksi Kristus,
memberitakan Injil kepada orang lain yang terhilang di hadapan Allah.

Apabila orang Kristen dengan setia melaksanakan tanggung jawabnya


dengan bercermin kepada proses Penginjilan yang diuraikan dalam buku ini, tentu
ada akibat yang menakjubkan, yaitu ada jiwa baru yang datang, bertekuk lutut dan
mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, yang olehnya Allah
dipermuliakan.

Anda mungkin juga menyukai