Tugas Kelompok 5 (Eni & Cahya) REVISI
Tugas Kelompok 5 (Eni & Cahya) REVISI
D
I
S
U
S
U
N
Kelompok 5:
1. Cahya Maleaky Manullang
2. Eni Widi Lestari
Prodi: Teologi
Tingkat/Semester: III/V
Mata Kuliah: Misiologi
Dosen Pengampu: Pdt. Zulkarnain Siagian, M.Th
2
Ibid, hal 23.
3
Ibid, hal 32-34.
Empat, bagi umat Allah sebagai pelaksana, penginjilan dilaksanakan dalam posisi sebagai
“kawan sekerja” Allah. Istilah kawan sekerja tidak mengubah status umat Allah menjadi
Allah, ini hanya menempatkan umat Allah dalam posisi yang lebih aktif dan dinamis dalam
menjalankan tugas penginjilan sebagai “pelayan-pelayan” (1 Korintus 3:5). Sebagai pelayan
dan pelaksana penginjilan umat Allah hanya menjalankan tugas sesuai dengan kehendak
tuannya. Tugas dilaksanakan dengan satu motif, yaitu motif Yesus, “motif pelayanan”.
(Yohanes 13:12-17, Matius 10:24, Yohanes 15:20, Lukas 17:10, Markus 10:45). 4 Dengan
demikian, penginjilan dalam Perjanjian Baru adalah prioritas kerja umat Allah dan
pemberitaan Injil itu dimotori oleh kedatangan Tuhan Yesus sebagai dinamika pendorong,
dan Umat Allah bertanggung jawab berfungsi aktif sebagai monumen bagi momentum akbar
yang sedang datang ini. Umat Allah harus menginjil, dan setiap pemberitaan Injil adalah
tanda hari-hari terakhir, dimana “hidup dan penghukuman” ditandakan dalam tugas
penginjilan tersebut.
4
Ibid, hal 35.
5
Herowati Sitorus, Teologi Pembuangan: Suatu Kajian Teologis Konsep Teologi Pembuangan
menurut Yeremia Jurnal Teologi “Cultivation” Vol. 4, No. 1 Juli 2020, hal 62.
Pemahaman Israel tentang Tuhan berkaitan erat dengan pemahaman mereka tentang
jati diri mereka sebagai suatu bangsa sekaligus sebagai umat Tuhan. Namun, karena status
bangsa Israel sebagai budak di tanah Babel maka mereka harus berjuang beradaptasi dengan
kebudayaan mayoritas di Babel. Dalam sejarah perkembangannya, cerita bangsa Israel adalah
suatu cerita tentang migrasi, yaitu menjadi orang asing di tanah asing. Pembentukan jati diri
Israel sebagai suatu bangsa secara menyeluruh terkait dengan pengalaman mereka sebagai
orang asing di negeri-negeri asing. Janji Tuhan terhadap mereka yang tersisa di tanah itu
bergantung atas perlakuan orang Israel terhadap orang asing yang ada di tengah-tengah
mereka, seperti tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah
orang yang tidak bersalah serta tidak mengikuti Tuhan lain (Yer 7:6-7). 6 Janji Tuhan kepada
bangsa Israel yaitu walaupun mereka mengalami pembuangan di Babel mereka tidak pernah
kehilangan jati diri sebagai umat Tuhan.
6
Ibid, hal 63.
7
Fredy Simanjuntak; Ronald Sianipar; Agustinus Sihombing, Menelusuri Sejarah Perjalanan
Nomaden Bangsa Israel Vol. 4, No. 2 September 2019, hal, 18
8
Ibid, hal 22.
sebelumnya pekerjaan itu telah dimulai sejak tahun 520 SM. 9 Namun hal itu tidak sesuai
dengan pengharapan para nabi karena para imam yang menyalahgunakan kedudukan mereka,
rakyat diajak berbakti kepada dewa-dewa dan pembayaran pajak agama dianggap remeh.
Pada masa-masa yang gelap seperti inilah Yesaya dipanggil Tuhan sebagai nabi untuk
menyampaikan firman-Nya, ia membawa ajaran supaya bangsa Yehuda kembali kepada
Tuhan serta mengingatkan umat Tuhan untuk terus percaya kepada Allah. Selain itu, setelah
masa pembuangan di Babel hampir selesai, Allah datang untuk membawa berkat lagi melalui
keturunan Abraham.
Namun ada dua masalah besar yaitu (1) ketidaktaatan bangsa-bangsa (bangsa-bangsa
lain menilai Allah yang besar dari bangsanya, sehingga Israel yang saat itu diperbudak di
Babel membuat seolah-olah Allah Israel dianggap mati), misi Allah yang dimulai dari
Abraham dengan maksud agar bangsa Israel menjadi teladan bagi bangsa lain untuk
memuliakan Allah tetapi bangsa Israel justru tidak berbeda dengan bangsa lain. (2) kebutaan
Israel dimana banyak penghukuman Allah atas Israel pada masa pembuangan malah
membutakan bangsa ini sehingga mereka bukan lagi harapan dari bangsa-bangsa untuk
tertarik pada Allah sehingga anugerah dan pemulihan Allah-lah yang akan menjadi media
penyelamatan. Peran ganda bagi Israel yang buta dan tuli yaitu menjadi saksi-saksi (menjadi
saksi dalam Roh kehambaan yang hidup dalam dunia yang saling bersaing mengklaim allah-
allahnya), dan menjadi hamba-hamba-Nya.10 Oleh karena itu, penginjilan setelah masa
pembuangan yakni pada saat itu umat (Bangsa Israel) sedang menantikan kabar baik. Inti dari
kabar baik itu adalah pemerintahan Allah sebagai Raja yang berarti akan ada damai sejahtera,
hidup akan menjadi baik dan bangsa Israel akan diselamatkan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa gerakan misi yang dilakukan
Israel pada masa pembuangan adalah saat bangsa Israel dibuang ke Babel dan karena kuasa
doa yang besar apa yang mereka usahakan di tanah orang berhasil. Dalam hal ini bangsa
Israel dipanggil untuk menentang penyembahan berhala bukan hanya allah-allah lain tetapi
juga berhala dalam pekerjaan yang ada di setiap sisi yang bisa menenggelamkan. Dan setelah
pembuangan misi umat Allah yakni bangsa Israel bukanlah soal seberapa besar hal yang
sedang umat Allah lakukan bagi Allah, namun tentang betapa sabar dan tabah Allah dalam
melakukan sesuatu melalui umat-Nya. Tujuan ganda dalam membawa kesaksian yaitu
memulihkan kepercayaan kepada Allah (kesaksian membutuhkan keyakinan pemulihan untuk
mengenal Allah), meneguhkan kebenaran tentang Allah melampaui segala sesuatu yang
kekal, dan percaya akan janji keselamatan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
11
Paulus Purwoto, Makna Proselitisasi di Masa Intertestamental bagi Misi Gereja Masa Kini, Jurnal
Teologi dan Pelayanan Kristiani EPIGRAPHE Vol 4, No 2, November 2020, 254.
12
Ibid, 256.
Barth, Marie-Claire. Tafsiran Alkitab KITAB YESAYA Pasal 56-66. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1994.
Novalina, Martina. Misi Umat Allah. JURNAL PASCA – Volume 16, No. 2, November
2020.
Purwoto, Paulus. Makna Proselitisasi di Masa Intertestamental bagi Misi Gereja Masa Kini.
Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani EPIGRAPHE Vol 4, No 2, November 2020.
Simanjutak, Fredy; Ronald Sianipar; dan Agustinus Sihombing, Menelusuri Sejarah
Perjalanan Nomaden Bangsa Israel Vol. 4, No. 2 September 2019.
Sitorus, Herowati. Teologi Pembuangan: Suatu Kajian Teologis Konsep Teologi
Pembuangan menurut Yeremia Jurnal Teologi “Cultivation” Vol. 4, No. 1 Juli 2020.
Tomatala, Y. Y. Penginjilan Masa Kini 1. Malang: Gandum Mas, 2004.