Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PEMBINAAN WARGA GEREJA

Mengambil Inti Sari dari Buku Bina Warga

Nama : Elvida Boang Manalu

BAB I: MAKNA KESELAMATAN DAN HARAPAN


I.1. Penyelamatan Allah dalam Kristus

Yesus Kristus yang dikenal sebagai Anak Allah rela menjadi hamba demi menyertai orang-orang-Nya
sampai akhir zaman (Mat. 28:18b, 20b). Selain itu, Ia rela mengosongkan diri-Nya yang membuat Ia layak
menerima segala kehormatan (Fil. 2:5-11).

Dalam diri Yesus lah Allah telah mendatangkan keselamatan kepada umat manusia dengan
menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan. Yesus Kristus, Sang Juruselamat itu membebaskan manusia dari
belenggu dosa. Dan melalui kebangkitan-Nya dari kematian menunjukkan bahwa Ia berkuasa mengatasi kuasa
maut dan dapat memberikan kebebasan dari cengkeraman maut (Rm. 6:9-11). Dalam darah dan tubuh Anak
Manusia, Sang Juruselamat itu, menjamin suatu hidup yang kekal (Yoh. 6:53-54).

I.2. Kasih Allah dan Karya Keselamatan-Nya

Sejarah yang tak terhapuskan dari ingatan manusia pada Perjanjian Lama adalah peristiwa pembebasan
bangsa Israel di tanah Mesir oleh Allah. Hal ini berlanjut lagi pada umat-Nya melalui tangan penguasa bangsa
lain untuk memulangkan umat-Nya dari tanah pembuangan (Ezr. 1:1-11). Mesias yang diketahui sebagai
pembawa keselamatan dan damai itu kini telah menjadi nyata dengan kelahiran-Nya yang disebut Juruselamat.
Karya keselamatan Allah ini terus berlanjut dan umat-Nya senantiasa turut serta dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang Allah lakukan (Yoh. 14:!2).

Mandat Gereja kini dan nanti ialah menampakkan karya besar Tuhan dalam rencana dan karya-Nya (1
Ptr. 2:9).

I.3. Hari Tuhan

Bila ditanyakan kapankah Hari Tuhan itu? Tentu dari kita tidak ada yang mengetahuinya, karena hanya
diketahui oleh sang Bapa (Mat. 24:29-36). Ketika Yesus ditanyai mengenai saat kedatangan Kerajaan Allah itu,
Ia mengatakan bahwa Kerajaan itu sudah ada diantara kita. PL dan PB menerangkan bagaimana hari kedatangan
Tuhan itu, seperti dalam Yes. 2:12; Am. 5:18-20; Yl. 2:1-2,11,31; 3:15; Zef. 1:15,18b,14; 3:8; Zak. 14:1-3; Mat.
24:29; Mrk. 13:24-25; Luk. 21:25-26. Penulis surat I dan II Petrus menganjurkan agar orang hidup saleh dan tanpa
cela menjelang hari itu.

I.4. Pengharapan Kristen

Hubungan antara iman harapan ialah tanpa iman tentu tidak ada harapan. Tuhan akan turut bekerja
dalam membantu dan menopang orang mengalami perjuangan iman (Rm. 7:25) melalui Roh Kudus (Rm. 8:26).
Itulah sebabnya, bagi orang percaya hanya ada tiga sikap hidup: iman, pengharapan dan kasih (1 Kor. 13:!3).

I.5. Pemahaman Iman

Pemahaman iman mengandung arti bahwa dengan berimankan Yesus Kristus, gereja hendak
memahami peristiwa dan tantangan yang dihadapinya, pula masa depan yang akan diarunginya.

Pemahaman secara garis besar dapat diuraikan antara lain dalam bahan-bahan Katekisasi, dalam
bahan-bahan Pembinaan Warga Gereja dan dapat pula digunakan sebagai tolok ukur atau pedoman penilaian
terhadap pemberitaan firman Tuhan ataupun terhadap gagasan-gagasan berdasarkan firman itu dan terhadap
perkembangan zaman yang dihadapi oleh warga gereja, tetapi dapat pula menjadi bahan perkenalan bagi
mereka yang di luar lingkungan iman, yang ingin mengetahui pemahaman dan sikap gereja.

I.6. Harta Kekayaan Tuhan

itu dan membentuk dan memupuk apa yang disebut harta miliknya. Selain itu, manusia juga
bertanggungjawab terhadap hubungan antara manusia dengan sesamanya, antara manusia dengan alam
semesta dan antara manusia dengan Khaliknya. Tidak hanya itu saja, manusia juga harus mampu mencipta atau
menata bumi ini. Ketika alam semesta ini masih kosong, Allah bertindak sebagai penata. Dan manusia diberi-
Nya kuasa untuk memelihara dan mengusahakannya. Bersandar pada anjuran itu, gereja perlu terbuka terhadap
pembaruan pola-pola penatalayanannya.

BAB II: PEMAHAMAN TENTANG PANGGILAN

II.1. Manusia sebagai Citra Allah

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial. Mengasihi sesama seperti diri sendiri merupakan
cerminan terhadap dirinya sendiri (Mat. 22:39). Dalam kedaulatan Allah, Ia memberi manusia kebebasan, yaitu
kebebasan berpikir, memilih dan bertindak. Akhirnya, pembaruan terjadi pada umat-Nya yang percaya.

II.2. Tugas Suruhan yang Utuh (dalam PL dan PB)

Mengenai hakikat suruhan, yaitu apabila suara panggilan terdengar, orang akan berkumpul untuk
mendengarkan maksud panggilan itu. Pertemuan dengan Allah merupakan melahirkan persekutuan. Ada dua
unsur utama yaitu Allah sebagai sumber dan berita yang satu-satunya tentang Allah tak dapat tidak mendorong
ke suatu tugas suruhan.

II.3. Makna Panggilan

Tuhan memilih orang-orang-Nya secara langsung untuk menjalankan segala rencana-Nya. Tentu Tuhan
memiliki kriteria tersendiri dalam memilih dan menunjuk orang pilihan-Nya yang jauh berbeda dengan yang
diterapkan dalam masyarakat. Panggilan Tuhan itu bersifat memikat (Mat.4:19-20). Sasaran panggilan Tuhan itu
biasanya kepada umat-Nya sendiri yang dipanggil untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan.

II.4. Pelayanan dan Kesaksian dalam Perspektif

Dalam pelaksanaannya, pada hakikatnya tidaklah terbatas (Kis. 1:8b). Inilah yang merupakan ciri
universal Injil, yang tidak berada pada satu titik saja tetapi menjangkau penjuru dunia dan bangsa-bangsa.
Tetapi, di dalam melakukan tridharma gereja pasti ada tantangan yang harus dihadapi. Sebagaimana kita telusuri
dari kehidupan para rasul yang bahkan rela mati suri demi mengabarkan Injil tersebut. Selain dari luar, tantangan
juga dapat timbul dari dalam.

II.5. Etika dan Tugas Pokok Pejabat Gereja

Beberapa jabatan dalam PL yang disoroti disni ada 4, yaitu imam, tua-tua, nabi dan raja. Sedangkan
dalam PB antara lain, menurut Ef. 4:11-12: rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita Injil, gembala, pengajar; 1 Kor.
12:28: rasul, nabi, pengajar, mereka yang mendapat karunia; 1 Tim. 5:17-22: penatua; dan 1 Tim. 3:1-13: penilik
jemaat, diaken.

Mengenai etika jabatan dapat kita baca pada:

- 1 Tim. 3:1-7 untuk penilik jemaat


- 1 Ptr. 5:2-3 untuk penatua
- 1 Tim. 5:19-22
- 1 Tim. 3:8-13 untuk diaken
- Kis. 6:3b
BAB III: GEREJA DI TENGAH DUNIA

III.1. Peranan Gereja dalam Pembangunan Nasional

Gereja harus turut dalam memberikan motivasi untuk menghadapi keadaan atau masa sekarang atau
mendatang dengan tujuan memberikan pembangunan nasional. Gereja mendapat kekuatan dari Dia sebagai
dasar hidup satu-satunya (1 Kor. 3:11).

III.2. Relevansi Berita Paskah dalam Kehidupan Bernegara

Dalam Mat. 28:19-20 Ayat ini kita kenal sebagai Amanat Agung dengan perintah agar orang percaya
menyebarluaskan Injil. Selain terpanggil untuk melayani Allah, kita juga terpanggil untuk melayani negara. Allah
menyadarkan kita untuk melakukan kewajiban sebagai seorang warga negara. Antara Allah dan negara, masing-
masing kita memberikan pelayanan yang khas (Mrk. 12:17).

III.3. Relevansi Berita Paskah dalam Keprihatinan dan Pengharapan Masa Depan Bangsa Kita

Berita paskah tidak dapat dilepas dari penderitaan yang dialami Tuhan Yesus. Penderitaan-Nya
menunjukkan betapa rendahnya martabat manusia dan betapa lemahnya ia. Di dalam iman Kristiani,
menyatakan bahwa Allah akan mendatangkan langit dan bumi yang baru, di mana tidak ada lagi air mata dan
maut (Why. 21:6). Relevansinya, melalui berita paskah membuktikan bahwa Tuhan menganugerahkan hidup
kekal kepada setiap orang yang percaya (Yoh. 3:16).

III.4. Aids dan Sikap Orang Kristen

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa penyakit ini (Aids) timbul karena hubungan yang tercemar
atau tidak baik. Dalam hal ini, orang Kristen dianjurkan untuk lebih mewaspadai serta memberikan pemberitaan,
pelayanan dan pembinaan di tengah-tengah masyarakat. Ketangguhan keimanan akan timbul apabila mampu
menjalani tantangan-tantangan yang berat sekali pun. Karena, dapat menjadi kesaksian tersendiri yang hidup.

BAGIAN IV: SIKAP DAN PELAYANAN KHUSUS

IV.1. Identitas Seorang Kristen

Identitas dapat dikaitkan dengan bakat dan watak karena identitas merupakan lingkup kepribadian.
Kedua hal itu adalah sebagai pengenal diri yang pasti pada seseorang. Lalu apa yang menjadi identitas seorang
Kristen? Mat. 10:38-39 memberikan ciri yang khusus pada identitas seorang pengikut Kristus.

IV.2. Pelayanan Khusus (Kategorial)

Pelayanan khusus ada karena melibatkan warga gereja yang memiliki minat yang sama pada bidang-
bidang tertentu seperti kewanitaan, kepemudaan, pendidikan anak-anak dan remaja, kebapaan. Pada
hakikatnya setiap kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan khusus ini adalah ibadah, ucapan rasa syukur kepada
Tuhan.

IV.3. Dasar dan Tujuan Pelayanan Anak/Persekutuan Teruna

Dasar dilakukannya pelayanan anak dan persekutuan teruna karena merupakan wadah dalam
pelayanan jemaat, di mana putra-putri sejak usia 3 tahun sampai 17 tahun dibina dalam iman Kristen secara
teratur dan terarah. Dengan tujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk untuk membimbing anak-anak yang
masih polos dan lemah.

IV.4. Pemuda dan Tanggung Jawab

Seorang pemuda yang telah dewasa tentu memiliki sebuah tanggung jawab dalam hidupnya dan haus
menyadari tanggung jawabnya tersebut. Lalu apa tanggung jawab seorang pemuda Kristen? Tanggung jawab itu
berkaitan dengan hubungan kita dengan Allah, hubungan dengan alam sekitar kita, hubungan dengan sesama
kita, dan diri kita sendiri.
IV.5. Kepemimpinan

Untuk dapat menjadi pemimpin memerlukan kemampuan tertentu. Selain itu ada juga karena
panggilan menjadi pemimpin. Memiliki kerelaan untuk melayani merupakan ciri seorang pemimpin. Mrk. 10:43-
44 menerangkan bahwa citra hakiki seorang pemimpin adalah menjadi pelayan.

IV.6. Apakah dalam Alam Merdeka Masih Memerlukan Disiplin?

Kemerdekaan yang kita terima bukan berarti membuat kita untuk berbuat seenak kemauan kita.
Kesadaran akan disiplin dengan menaati, ketepatan dan pengorbanan menjadikan kita mendapat pengalaman
pada diri sendiri. Kristus sendiri menunjukkan disiplin itu (Fil. 2:8; Luk. 22:42). Kemerdekaan kita orang Kristen
diperoleh melalui darah Kristus. Oleh sebab itu, kita hendaknya memanfaatkan segala daya, dana, sarana dan
waktu untuk membesarkan nama Dia.

BAGIAN V: FIRMAN ALLAH, PEMAHAMAN DAN PEWARTAANNYA

V.1. Firman Allah dan Alkitab

Kata firman mengandung perintah Allah serta mengandung tindakan-Nya juga. Dengan kata lain,
Firman itu mengandung makna, bahwa Allah berkenan hadir di tengah-tengah hidup kita dalam wujud Tuhan
Yesus Kristus. Sementara Alkitab berarti tulisan. Alkitab terdiri dari satu pokok cerita yang ingin disampaikan
oleh mereka semua, yaitu perbuatan-perbuatan besar Allah (bnd. 1 Ptr. 2:9). Dengan memahami hal itu, kita
menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup dan tolok ukur sebagai landasan pemberitaan Firman dan kita
mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

V.2. Pemahaman Alkitab Perjanjian Lama

Dalam PL ada dua peristiwa besar yang sangat penting yaitu peristiwa Keluaran di bawah pimpinan
Musa yang lepas dari perbudakan di Mesir menuju tanah perjanjian Allah yang melimpah akan air susu dan
madu (bnd. Kel. 3:8), serta peristiwa pembuangan di Babel ketika Kerajaan Selatan jatuh. Namun, di masa
penderitaan yang dialami Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Allah penyelamat dan pembebas (bnd. Yes.
43:3a). Yang ingin diungkapkan di situ adalah bahwa Allah sendiri bertindak sebagai sang Raja.

V.3. Pemahaman Alkitab Perjanjian Baru

Dari keseluruhan isi PB peristiwa yang paling pokok ialah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Peristiwa itu memberi kepastian akan keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (bnd. Rm. 6:4;
1 Kor. 15:17-22). Kepastian yang lain ialah kedatangan Tuhan Yesus pada akhir zaman, dengan menyebut-Nya
Anak Manusia (Mat. 24:30,37; 25:31 dst). Di antara kedua kurun waktu itu, Tuhan memanggil umat-Nya untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya yang menyelamatkan itu (1 Ptr. 2:9). Amanat Allah ini mempunyai nilai
kuasa Tuhan yang menyelamatkan. Kita harus bertanggung jawab menyampaikan amanat Tuhan sampai ke
ujung bumi (Kis 1:8).

V.4. Kanonisasi

Kanon berarti penggaris, tali pengukur. Dalam lingkungan gereja yang dimaksud dengan kanon ialah
daftar kitab-kitab yang diakui gereja. Penyusunan kanon mempunyai waktu yang panjang, berabad-abad
lamanya. Kanon maupun isi Alkitab itu sendiri memperlihatkan kelemahan dan kekurangannya masing-masing,
karena reaksi dan interpretasi terhadap wahyu tidak sempurna (1 Kor. 13:12). Oleh sebab itu perlu direnungkan
apakah Alkitab sama dengan atau identik dengan Firman Allah, atau Alkitab itu mengandung Firman Allah.

V.5. Yesus dan Hukum Taurat

Yang dimaksud dengan Taurat adalah inti kelima buku pertama PL atau juga disebut kitab Musa. Pada
hakikatnya istilah Taurat berarti pengajaran, pedoman atau petunjuk, pengarahan, bukan pertama-tama hukum.
Tujuan hukum Taurat ialah keutuhan dan kesejahteraan umat sebagai persekutuan Perjanjian.

Dalam Mat. 5:17b mengungkapkan pernyataan Yesus sendiri dengan mengatakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Tuhan tahu bahwa betapa sulitnya seseorang menggenapi hukum Taurat itu. Jadi Ia ingin
membebaskan umat manusia dari kekeliruan bahwa hukum itulah yang menyelamatkan. Oleh sebab itu, Ia
berani mengatakan bahwa Ia, Tuhan atas hari Sabat (Mat. 12:8).

V.6. Alkitab dan Ilmu Pengetahuan

Di samping perkembangan yang begitu pesat, manusia kini sadar bahwa terapan ilmu pengetahuan
tidak selalu memberi kemudahan. Karena setiap perkembangan pasti memiliki kelebihan serta kekurangan
tersendiri yang membawa kita pada dampak yang begitu dalam. Akal budi atau kekuatan yang dikaruniakan
Tuhan senantiasa haruslah membuat kita tidak memiliki pemikiran yang dangkal akan Allah. Prinsip dasar ilmu
pengetahuan adalah bermula pada takut akan Tuhan (Mzm. 111:10).

V.7. Relevansi Alkitab dengan Kehidupan Sehari-hari

Firman Allah tak ada manfaatnya kalau tidak menyangkut pada kehidupan kita, juga yang paling dalam
sekalipun, seperti pada Ayub. Yang terpenting ialah bahwa Firman Allah sebagai alat untuk membedakan dan
untuk mengoreksi (Ibr. 4:12-13; 2 Tim. 3:16).

V,8. Pendekatan Terhadap Nas

Pendekatan terhadap nas Alkitab dapat dilakukan secara langsung yaitu memilih nas, kemudian
meneliti nas, lalu menafsirkan nas tersebut.

V.9. Teknik Menyusun Khotbah

Terdapat beberapa teknik dalam menyusun khotbah, yaitu: pertama-tama membuat kerangka khotbah
yang terdiri dari pengantar, batang tubuh dan penutup. Selain itu, di dalam menyusun khotbah juga perlu diberi
ilustrasi dan aplikasinya agar khotbah yang disampaikan tersebut mudah untuk dipahami oleh pendengar yang
masih awam.

V.10. Hal-hal Mendasar dalam Menyusun dan Menyampaikan Khotbah

Dasarnya terletak pada Tuhan sendiri yang menyampaikan amanat agar pergi, dan menjadikan semua
bangsa murid-Ku dan mengajar mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan-Nya
kepadamu (Mat. 28:19-20a). Seorang penyampai firman haruslah memperhatikan siapa pendengarnya agar
dapat menyesuaikan tutur katanya dan istilah-istilah yang digunakannya, serta mempersiapkan diri sebagai alat
yang hidup di tangan Tuhan. Selain itu, penyampai juga dibuka mata imannya oleh Roh untuk melihat masa yang
akan datang. Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa khotbah pun mempunyai fungsi nabiah (profetis).

V.11. Menyusun Renungan

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun renungan adalah bahwa tafsiran merupakan upaya untuk
memahami nas dari sudut pandang pengarang. Pendapat si pengarang itu dapat diterima atau diabaikan setelah
kita sendiri menggumuli dan merenungkan nas secara mendalam. Menyusun renungan juga membutuhkan
pembuatan kerangka renungan. Dalam membuat kerangka renungan harus mengikuti kerangka nas. Tahapan
cerita kita coba ikuti, dan dengan demikian keseluruhan nas mendapat ulasan penjelasan. Pemilihan nas juga
perlu diperhatikan yang selaras dengan keadaan penerima, sehingga antara firman dan pengalaman penerima
memiliki keterkaitan agar terasa dan diresapi. Dan seorang pembawa renungan harus menyadari bahwa dirinya
merupakan alat yang digunakan Allah untuk menjadi penyampai firman-Nya bagi orang yang membutuhkan
pertolongan. Nilai firman itu juga perlu dihayatinya.

Anda mungkin juga menyukai