Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“MASIH RELEVANKAH AMANAT AGUNG”

OLEH: FINE NOLVIANI NONTAH

PRODI : TEOLOGI KEPENDETAAN

SEMESTER : DUA (2)

NIM : 200705

DOSEN : BAPAK HANGKY NAMANGGE

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHESDA


DAFTAR ISI

BAB 1

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………… I

BAB 2

URAIAN…………………………………………………………………………………………………………………….4-8

BAB 3

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………….8-9

KEPUSTAKAAN……………………………………………………………………………………………………………..9
A.LATAR BELAKANG

Gereja adalah sebuah lembaga persekutuan orang percaya yangdibentuk oleh Allah berdasarkan kasih
Kristus. Gereja hadir ditengah-tengahDunia ini untuk melaksanakan rancangan indah Allah bagi Dunia
yang telahberdosa, yaitu keselamatan bagi manusia. Gereja harus menjadi berkat danmemuliakan Allah
di dalam Dunia. Sebagaimana apa yang dikatakan oleh JohnStott, dalam bukunya “The Radical
Dicple”Mengungkapkan tentang tanggungjawab gereja, yaitu:”Gereja memiliki tanggung jawab ganda
dalam kaitannya denganDunia di sekitar kita. Disatu sisi kita ada untuk hidup, melayani danbersaksi di
tengah-tengah Dunia ini. Namun, pada sisi yang lainkita menghindarkan diri agar tidak terkontaminasi
oleh Dunia. Jadikita tidak menjaga kesucian kita dengan melarikan diri dari dunia eskapisme) ataupun
mengorbankan kekudusan kita denganmenjadi serupa (konformisme) dengan dunia.”Dan karena itulah,
Gereja dipanggil untuk menggarami dan menerangidunia: menjadi berkat dan menyatakan kemuliaan
Allah di tengah-tengah duniaini. Dan satu-satunya cara untuk gereja dapat menjadi berkat dan
memuliakanAllah serta dapat mengalami pertumbuhan baik itu secara kualitas rohani jemaatmaupun
secara kuantitas jemaat, maka gereja atau orang percaya harus masuk ke dalam proses pemuridan.
BAB 2

“URAIAN”
Menurut buku yang sudah saya Melayankan Injil tepatnya “Mengkomunikasikan” Injil
membutuhkan metode tepat guna. Kebutuhan akan metode itu sangat terasa bila kita terjun
langsung dalam kegiatan penginjilan. Karena itu,juga oleh pengalaman dan pengamatan
beberapa tahun terlihat dalam upaya penginjilan di beberapa daerah di Indonesia, dipersiapkan
kan lah buku ini. Tujuan utama buku ini adalah untuk mempersembahkan metode penginjilan
tepat guna untuk dipedomani. Pertanyaan nya di sini siapakah yang bertanggung jawab
mengabarkan Injil?pendeta?majelis? misionaris? Umumnya orang Kristen menganggap
kewajiban mengabarkan Injil (MI) adalah tanggung jawab para pemimpin Gereja. Alkitab tidak
membenarkan anggapan ini. Alkitab tegas menandaskan:

1. Semua orang percaya adalah “garam” atau “terang dunia” (Mati 5:13-
16)
2. “Kamu akan menjadi saksi-Ku” (Kis 1:8); “kami ini adalah urusan”
Kristus” ( 2 Kor 5:20).
3. Teladan orang Kristen pada Gereja mula-mula (Kos 8:1,4)
4. Perintah Yesus Kristus (Mar 28:19,20)

Menyimak keempat butir di atas,jelaslah kewajiban mengabarkan Injil adalah tanggungjawab


setiap orang yang telah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juru selamatnya. Setiap orang
percaya wajib mengabarkan Injil sesuai dengan kemampuan dan karunia-karunia yang di
anugerahkan Roh Kudus kepadanya. Harus diakui kita sering malas atau segan melaksanakan
kewajiban ini. Penyebabnya antara lain:

1. Sikap tak acuh terhadap keadaan buruk sesama manusia.


Simaklah dalam : Mat 25:11-46,Mrk 9:43-48,Why 20:11-15
2. Takut kepada sesama manusia
“Takut kepada sesama manusia bermacam-macam bentuknya,antara lain:
a.Takut di tertawakan,di benci,di aniaya,dianggap aneh, dll.
Simaklah : Yoh 15:18-21; Mar 4:9.
Ingatlah: Rm 1:16; Ibr 13:5,6; Flp 4:19.
b. Takut Kehilangan kedudukan dalam masyarakat.
Simaklah: Yoh 12:42,43.
Ingatlah: Mar 8:38
c. Malu karena belum mengerti atau menguasai asas-asas kepercayaan Kristen.
Simaklah: 1 Ptr 3:15, Ibr 5:12
Ingatlah: 2 Tim 2:15
d. Malu karena kehidupan kita sebagai Kristen belum begitu baik
Simaklah: Mat 23:27,28.
Ingatlah: 1 Ptr 1:15,16; 2:5; 2 Tim 1:9

Kita mengabarkan Injil adalah kepada dunia yang tak acuh,bahkan yang bersikap bermusuhan.
Dunia tidak menghargai pelayanan kita, bahkan melawan nya.

Hubungan buku ini dengan materi makalah saat ini adalah dalam metode tentang amanat
agung Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Matius 28:19-20 Yang berbunyi demikian “Karena itu
pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku,dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

Jadi, Konsep Amanat Agung bukan sebuah hal yang baru bagi organisasi Gereja. Masehi Advent
Hari Ketujuh. Amanat Agung adalah sebuah konsep yang sangat penting dan diajarkan didalam
Alkitab. Penulis Injil sendiri mengindikasikan betapa pentingnya Amanat Agung. Terbukti semua
penulis Injil mencantumkan Amanat Agung dalam tulisannya, bahkan Lukas juga menuliskannya
dalam Kisah Para Rasul. Amanat Agung bukan sekedar agung tetapi amanat yang paling agung
didalam sejarah. Dikatakan agung bila disadari betul siapa Pribadi pemberi amanat ini
Dikatakan agung juga mengingat betapa besarnya amanat ini. Data-data ini menunjukkan
betapa pentingnya Amanat Agung bagi orang percaya. Amanat Agung sendiri bukan sebuah
amanat yang situasional, dalam pengertian diberikan karena kematian Yesus. Pada
kenyataannya, Amanat Agung adalah penggenapan nubuatan Yesus yang dicatat pada Matius
26:32 sebelum kematian-Nya. Nubuatan itu digenapi dengan pertemuan Yesus dan para
muridnya di Galilea.Peters menyatakan bahwa Amanat Agung adalah sebagai berikut:

1. Merupakan suatu penyajian terakhir yang logis dan merupakan ekspresi alami dari karakter
Allah, seperti diwahyukan dalam Alkitab.

2. Ekspresi dari maksud serta tujuan misioner Allah, ekspresi dari kehidupan,teologi, dan karya
keselamatan Kristus.
3. Ekspresi dari sifat dan pekerjaan Roh Kudus dan ekspresi dari hakikat dan rencana dari gereja
Yesus Kristus.

4. Membentuk kesatuan organik serta merupakan bagian tak terpisahkan dari pernyataan di
atas.

Amanat Agung Tuhan Yesus dicatat dalam empat Injil dan Kisah Para Rasul yaitu Matius 28:16 –
20, Markus 16:15 – 18, Lukas 24:44 – 49, Yohanes 20:19 – 23; 21:15 – 29, dan Kisah Para Rasul
1:6 – 8. Kelima bagian ini ditulis oleh empat orang penulis dalam visi dan segi yang berbeda
untuk saling melengkapi. Hesselgrave menyatakan bahwa Markus 16:15 – 18 lebih menekankan
khotbah dan proklamasi. dan Lukas 24: 46-49 lebih menekankan proklamasi dan kesaksian.
Sedangkan Peters menyebutkan bahwa: Matius menekankan otoritas, tujuan yang lengkap dan
lingkup waktu yang diperluas dari karya tersebut. Markus menekankan keadaan yang
mendesak, metode dan lingkup geografis karya tersebut. Lukas menekankan amanat
keuniversalan karya tersebut dan Yohanes menekankan sifat dan peralatan rohani dari karya
tersebut. Keempat penulis Injil menampilkan Tuhan Yesus dengan caranya sendiri yang khas.
Kebesaran Tuhan Yesus tidak dapat ditangkap hanya dengan satu gambaran saja. Oleh
karenanya Alkitab menyajikan empat gambaran yang masing-masing mengungkapkan segi yang
berbeda mengenai karakter Tuhan Yesus.

PRINSIP-PRINSIP DASAR PELAKASANAAN AMANAT AGUNG

1. Penginjilan Sebagai Ujung Tombak (Markus 16:15)

Penginjilan adalah ujung tombak pelaksanaan Amanat Agung, atau dengan kata lain,
pemberitaan Injil merupakan tahap pertama dala pekerjaan misi. Penginjilan merupakan suatu
proklamasi Injil Yesus Kristus yang berkuasa, dalam kuasa Roh Kudus dengan cara yang dapat
dimengerti agar manusia bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, gereja harus
meletakkan tugas menyampaikan Injil kepada semua orang di dunia dalam tempat yang
pertama. Khotbah, pengajaran, doa, program, rencana, pelatihan dan lainnya, semuanya harus
dipusatkan disekitar tujuan ini. Para pemimpin gereja seharusnya menjadi pemobilisir dari
anggota tubuh Kristus, memberi inspirasi dan latihan bagi orang-orang percaya untuk bersaksi
dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus. Tetapi, kesalahpahaman lain tentang Amanat Agung
yang kadangkala muncul adalah konsep bahwa pekerjaan misi merupakan tugas khusus untuk
murid-murid Tuhan Yesus (kaum rohaniwan seperti pendeta atau penginjil, dan bukan untuk
jemaat awam). Beberapa bahkan berpendapat bahwa penginjilan merupakan karunia khusus
yang tidak harus dilakukan oleh setiap orang percaya. Pandangan ini tentu saja tidak sesuai
dengan esensi Amanat Agung. Amanat Agung ditujukan bagi “semua bangsa” dan disertai janji
“sampai akhir zaman”. Kedua fakta ini tidak mungkin hanya dimaksudkan untuk 11 murid Tuhan
saja. Karena itu, semua aktivitas gereja dikaitkan dengan mobilisasi anggota-anggota gereja
untuk menjadi pemenang jiwa. Jika kita ingin memenuhi Amanat Agung Kristus, kita harus
melakukannya menurut pola Perjanjian Baru. Dalam kitab Kisah Para Rasul kita menemukan
pola Perjanjian Baru yaitu : setiap orang, di mana saja, setiap ada kesempatan, setiap hari
menyampaikan kesaksian dan memenangkan jiwa. Jadi penginjilan menjadi bagian alami dari
kehidupan setiap hari. Dengan demikian gereja lokal : pemimpin-pemimpin dan para
anggotanya harus dimobilisir untuk tugas ini.

2. Injil adalah Kabar Baik untuk Semua Bangsa (Matius 28:19: Markus 16:15)

Injil adalah kabar baik untuk semua orang. Kata “Injil” merupakan Arabisasi untuk kata Yunani
"e?a??e???? - euaggelion" yang artinya adalah kabar baik (good news). Kekristenan
menggunakan kata “eunggelion” dengan arti “berita sukacita atau kabar baik dari Allah tentang
Yesus Kristus dan karya penebusanNya bagi dunia” (Roma 1:16; 1 Korintus:15:1-4).

Dosa itu bersifat universal karena itu Injil yang adalh kabar baik bersifat universal. Tidak ada
seorangpun manusia yang pernah hidup di bumi ini bebas dari dosa. Dosa telah menyebabkan
manusia mengalami kerusakan total (total depravity) dan ketidakmampuan total ((total
inability). Kerusakan total berarti: (1) dosa telah menjangkau setiap aspek natur dan
kemampuan manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan
keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus
1:15); dan (2) secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk
berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12). Sedangkan ketidakmampuan total
berarti: (1) Orang yang belum lahir baru tidak mampu melakukan, mengatakan, atau
memikirkan hal yang sungguh-sungguh diperkenan Allah, yang sungguh-sungguh menggenapi
hukum Allah; (2) tanpa karya khusus dari Roh Kudus, orang yang belum lahir baru tidak mampu
mengubah arah hidupnya yang mendasar, dari dosa mengasihi diri sendiri menjadi kasih kepada
Allah. Perlu ditegaskan bahwa ketidakmampuan total bukanlah berarti orang yang belum lahir
baru sesuai naturnya tidak mampu melakukan apa yang baik dalam pengertian apapun. Ini
berarti, orang yang belum lahir baru masih mampu melakukan bentuk-bentuk kebaikan dan
kebajikan tertentu. Tetapi perbuatan baik ini tidak digerakan oleh kasih kepada Allah dan tidak
pula dilakukan dengan ketaatan yang sukarela pada kehendak Allah. Karena itulah, jangkauan
penebusan kalau dilihat dari sifatnya mulai dari perorangan, satu bangsa, seluruh dunia, bahkan
alam semesta. Keselamatan adalah untuk dunia ini dengan demikian keselamatan itu bersifat
universal (Yohanaes 3:16; 1 Yohanes 2:2) atau dengan kata lain, jangkauan penebusan bersifat
tidak terbatas (unlimited atonement). Karena itu, perintah untuk memberitakan Injil dalam
amanat Kristus adalah “pergi ke seluruh dunia” dan “menjadi semua bangsa muridNya”. Ajaran
tentang penebusan tak terbatas (unlimited atonemant) memberikan kepada para pemberita
Injil jaminan dan kebebasan dalam menyampaikan berita, sehingga ia dapat dengan tulus
percaya bahwa ia memiliki berita yang dirancang dan tepat menjawab kebutuhan manusia yang
datang mendengarkan perkataannya. (Matius 28:19; Markus 16:15-16). Tuhan telah
menyediakan keselamatan untuk semua orang dan Roh Kudus meyakinkan manusia agar
menerima keselamatan. Walaupun demikian, Alkitab juga mengajarkan bahwa tidak semua
orang akan diselamatkan. Hal ini merupakan misteri Allah dalam pemilihan, dan terjadi karena
penolakan dan ketidakpercayaan kepada Kristus (Yohanes 5:10; 2 Korintus 5:18-20; Titus 2:11).
Charles C. Ryrie menjelasan menjelaskan antara hubungan pemilihan dengan percaya sebagai
berikut. “memang, pemilihan tentu saja menegaskan bahwa orang-orang yang dipilih akan
diselamatkan, tetapi pemilihan itu sendiri tidak menyelamatkan mereka. Orang diselamatkan
karena anugerah oleh iman pada kematian pengganti yang dialami Kristus. Dan tentu saja,
mereka harus belajar tentang kematian Kristus untuk mengisi iman mereka. Dengan demikian,
pemilihan kematian Kristus, kesaksian tentang kematianNa, dan iman orang itu sendiri,
semuanya perlu agar orang itu dapat diselamatkan”. Jelaslah bahwa keputusan untuk
menerima atau menolak Kristus adalah tanggung jawab manusia. Menolak Kristus berarti tidak
diselamatkan. Jadi apabila seseorang tidak menerima keselamatan, dalam hal ini Allah tidak
dapat dipersalahkan. Persediaan keselamatan cukup untuk semua manusia.

3. Tanda Awal yang Kelihatan dari Penerimaan Injil dan Pertobatan adalah Baptisan Air dalam
Nama Allah Tritunggal (Matius 28:19)

Baptisan air oleh sebagian orang telah dianggap sebagai anugerah yang menyelamatkan atau
syarat keselamatan. Alkitab tidak mengajarkan demikian, sebaliknya Alkitab menunjukkan
bahwa baptisan air bukanlah anugerah yang menyelamatkan atau pun syarat keselamatan (1
Korintus 1:17). Baptisan air itu penting tetapi bukanlah syarat keselamatan. Makna Baptisan air
adalah: (1) Baptisan air adalah tanda (kepada) pertobatan (Matius 3:11); (2) Tanda ketataan
kepada perintah Tuhan, bahwa seseorang telah lahir baru atau telah diselamatkan (Matius
28:18,19); (3) orang percaya yang telah lahir baru (atau dibaptis Roh Kudus), telah bersatu
dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitanNya, dan secara simbolik persatuan tersebut
ditunjukkan melalui peristiwa baptisan air (Roma 6). (4) Baptisan air merupakan upacara
(inisiasi) masuk kedalam keanggotaan tubuh Kristus yang kelihatan, disebut keanggotaan gereja
lokal. (5) Baptisan air adalah kesaksian bahwa orang tersebut telah dimeteraikan dan menerima
hidup baru dan mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6:3-6). (6)
Baptisan juga menandakan bahwa seseorang menjadi pengikut atau murid Kristus yang sah
(Matius 28:19,20).Baptisan air dilakukan melibatkan keputusan dan pilihan manusia. Karena itu,
berdasarkan pengertian ini, maka baptisan air dilakukan setelah lahir baru (diselamatkan) yaitu
setelah percaya dan bertobat (Markus 16:15; Kisah Para Rasul 2:4,33,37-41). Untuk dibaptis air
seseorang harus menerima Injil (Matius 28:19), bertobat (Kisah Para Rasul 2:38), dan memiliki
iman (Kisah Para Rasul 2:41; 8:12; 18:12; Galatia 3:26,27); Jadi, dasar atau fondasi dari legal
(sah) atau tidaknya suatu baptisan air adalah kedua hal berikut ini, dan jika kedua syarat ini
telah dipenuhi, maka tidak perlu ada pengulangan baptisan, yaitu: (1) Yang akan menerima
baptisan air itu adalah orang yang sudah percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penebus,
yaitu mereka yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, dan masuk dalam “kovenan”
anugerah. (2) Baptisan air, harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang
menjadikan upacara itu kudus. Menarik untuk memperhatikan secara khusus, frase Yunani yang
tertulis di Matius 28:19 yaitu “ßapt????te? a?t??? e?? t? ???µa t?? pat??? ?a? t?? ???? ?a? t??
a???? p?e?µat?? - baptizontes autous eis to onoma tou patros kai tou uiou kai tou agiou
pneumatos” yang diterjemahkan menjadi “baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan
Roh Kudus”, di mana dalam frase itu disebutkan tiga buah nama yaitu Bapa, Anak, dan Roh
Kudus, tetapi kata kata Yunani “eis to onomo” yang diterjemahkan “dalam nama” adalah
nominatif singular (bentuk tunggal, bukan bentuk jamak)! Kata “nama” dalam Alkitab bahasa
Yunani ditulis dengan “???µa - onoma” (bentuk tunggal), bukan dengan “???µata – onomata”
(bentuk jamak). Demikian juga dalam Alkitab bahasa Inggrisnya, diterjemahkan name (bentuk
tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini mengajarkan tentang Trinitas, di
mana bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setara, tetapi juga menunjukkan
bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu atau esa. Keesaan Allah ini jelas dinyatakan dalam Alkitab
terutama dalam Ulangan 6:4. Disini, kata Ibrani “esa” adalah adalah “Ekhad” yang menunjuk
kepada “satu kesatuan yang mengandung makna kejamakan; dan bukan satu yang mutlak”. Jika
yang dimaksud “satu-satunya; atau satu yang mutlak” maka dalam bahasa Ibrani yang
digunakan adalah “yakhid”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Amanat Agung adalah
misi Allah yang Esa, yaitu Allah Tritunitas karena misi ini melibatkan ketiga Pribadi dari Allah
Trinitas.

BAB 3

“KESIMPULAN”
Setiap orang Kristen tidak langsung diangkat ke Surga ketika ia percaya dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat pribadi, namun ia masih tetap tinggal di dalam dunia ini, karena masih ada
tugas yang hams diembannya sebagai pengikut Kristus.Setiap orang Kristen hams memberikan
pelayanan yang nyata bagi dunia yang penuh kejahatan ini. Para pengjkut Kristus jangan seolah-
olah sudah berada di awang-awang dan hanya memikirkan hal-hal yang sorgawl saja, tetapi
Tuhan Yesus sudah memberikan tugas pelayanan kepada mereka imtuk dilakukan sekarang di
dalam dunia ini. Tuhan Yesus menginginkan para pengikut-Nya dapat berperan sebagaimana
yang dikehendakiNya, yaitu sebagai 'garam dunia' dan 'terang dunia'. Peran ini melekatpadadiri
setiap orang Kristen. Jadi setiap orang Knsten diperintahkan untuk mempengaruhi,
memperhatikan, dan memelihara duma beserta segala isinya, baik dengan cara diam-diam
seperti garam, atau secara terang-terangan seperti terang yang bercahaya. Dengan memahami
peran sebagai orang Kristen, maka kita mengerti bahwa kita memang harus dalam keadaan
atau fungsi yang demikian. Kalau tidak, maka hal itu berarti bahwa kita bukanlah orang Kristen
yang sejati lagi. Memang untuk mempunyai hakikat dan berfungsi sebagai 'garam dunia' dan
'terang dunia' bukannya tanpa resiko, justm Tuhan Yesus menekankan hal ini, agar setiap
pengikut-Nya menyadari bahwa dalam kondisi yang bagaimanapun juga, bahkan sesulit apapun
juga,mereka tetap adalah 'garam dunia' dan terang dunia'. Jadi Amanat Agung itu masih
relevan.

KEPUSTAKAAN

https://www.coursehero.com/file/43256073/Tesis-Refisi-terbaru-Bab-I-Vdocx/

https://media.neliti.com/media/publications/106151-ID-konsep-amanat-agung-berdasarkan-matius-
2.pdf

https://artikel.sabda.org/melaksanakan_amanat_agung_kristus

http://repository.sttaa.ac.id/id/eprint/19/1/2002%2C%20Skripsi%2C%20Matius%20Zaini%20Gozali.pdf

Ellis, David W.1,- 1989;2,-1993;3,-1999;4,-2005;5.-2011;6.-2015.Metode Penginjilan:Istimewa,tepat


guna bagi penginjil awam,praktis, dan taktis.DKI Jakarta:Anggota IKAPI

Anda mungkin juga menyukai