Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ferson Tri Putra Hutabarat

Nim : 19.01.1753

Tingkat/Jurusan : IV-A/Teologi

Mata Kuliah : Teknologi & Media Pengajaran

Dosen Pengampu : Dr. Setia Ulina Tarigan

Gereja Yang Bersaksi

I. Pembahasan
I.1. Pengertian Dan Hakekat Gereja
Secara etimologi gereja berasal dari bahasa Yunani dari kata ekklesia,
“gereja”, yang katanya berasal dari kata ek “keluar” dan klesia “dipanggil” yang
akar katanya kaleoo “memanggil”. Jadi ekklesia berarti dipanggil keluar, entah
untuk bersaksi, atau mengabarkan Injil. Seorang pribadi diselamatkan oleh Tuhan
Yesus dukumpulkan dalam gereja, tetapi tidak untuk sekadar kumpul, melainkan
untuk bertindak aktif, keluar.1 Ia dipanggil Allah untuk sesuatu dan sesuatu itu
adalah melanjutkan misi pendamaian Allah yakni mewujudkan tanda-tanda
Kerajaan Alah, shalom di bumi.2 Tujuan dari gereja adalah pertumbuhan hidup
rohani orang Kristen secara pribadi. Pertumbuhan dan kedewaan hidup rohani
orang Kristen secara pribadi adalah dasar pertumbuhan gereja. Pertumbuhan
gereja harus dimulai dari kualitas hidup rohani.3 Sehingga setiap pribadi yang
menjadi bagian dari gereja mendapat perhatian khusus agar mampu menjadi
pribadi yang bertumbuh di dalam Yesus Kristus.4

1
Emanuel Gerrit Singgih, Dari Ruang Privat ke Ruang Publik: Sebuah Kumpulan Tulisan Teologi
Kontekstual Emanuel Gerrit Singgih, (Yogyakarta: Kanisius, 2020), 51.
2
Rober P. Borrong, ddk., Berakar di dalam Dia Dibangun di atas Dia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2002), 128.
3
Peter Wonso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, (Malang: SAAT 1999), 69.
4
Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik: Buku Pegangan Untuk Mengajar
Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta, ANDI, 2006), 27.
Mengapa Gereja atau orang Kristen perlu melaksanakan pelayanan kasih?
Karena Allah adalah kasih dan karena kita sudah mengenal kasih Allah tersebut.
Juga karena hakekat manusia. Selain daripada itu, karena hakekat Gereja. Apakah
hakekat Gereja itu?
 Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan
pola rencana Allah bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan
perdamaian. Oleh sebab itu Gereja perlu berjuang untuk melenyapkan
tirani, pertentangan antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk agama.
 Gereja adalah suatu persekutuan yang bersaksi. Sebelum Gereja
melancarkan kritik terhadap ketidakadilan dan ketidakbenaran yang
merajalela dalam masyarakat, Gereja itu sendiri harus lebih dahulu
mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya.
Yesus bersabda: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan
pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga," (Matius
5:14-16). Yesus juga pernah bersabda: "Hai orang munafik, keluarkanlah
dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu," (Matius 7:5).
 Strategi yang diambil oleh Gereja sebagai persekutuan messianis haruslah
strategi yang diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak di
dalam dunia untuk mengubah masyarakat. Untuk itu Gereja janganlah
menjadi "serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna," (Roma
12:2). Gereja perlu melihat dirinya sendiri sebagai agen Allah untuk
mengakhiri ketidakadilan dan membawa keadilan sosial ke dalam dunia.
Tetapi Gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta, penipuan,
ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan.
Ketika salah seorang muridNya menghunus pedang, ketika Yesus
ditangkap di taman Getsemani, Yesus berkata: "Masukkan pedang itu
kembali ke dalam sarungnya..." (Matius 26:52). Pernah pula Yesus
mengajar: "...siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu," (Matius 5:39).
 Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah
pengabdian dalam arti yang asli dan yang sebenarnya, yakni "menjadi
hamba" seperti halnya Yesus Kristus, "yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba," (Filipi 2:6-7).5

I.2. Pengertian Gereja Yang Bersaksi


Gereja yang bersaksi adalah :
 Gereja yang menguduskan dan mewartakan
 Kata “saksi” diartikan yang mengetahui sendiri suatu peristiwa. Orang
yang diminta hadir pada suatu peristiwa untuk mengetahuinya agar suatu
ketika apabila diperlukan dapat memberikan keterangan yang
membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi.
 Menjadi saksi Kristus: menyampaikan, menunjukkan apa yang dialami
dan diketahui tentang Kristus pada orang lain
 Mewartakan melalui kesaksian hidup : contoh sering pengalaman iman
 Para martir Kristus memberikan kesaksian seutuhnya denganmenyerahkan
nyawanya.
 Ada juga para kudus yang lewat gaya hidup dan cara hidup mereka
memberi kesaksian akan pengalaman mereka tentang Yesus Kristus.

I.3. Ciri Gereja Yang Bersaksi


Beberapa ciri kesaksian gereja adalah :

5
Jurnal Teologi Pelita Zaman Volume 1 No 1 Pelayanan Kasih. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022 pada
pukul 20:43 Wib
1. Bersikap sebagai murid yang mau terus menerus belajar (bnd. Yak. 2 : 19,
mat. 6 : 10, 7 : 21, 24 dan 21 : 31)
2. bersifat dialogis (saling terbuka untuk pihak lain)
3. Mampu menembus berbagai perbedaan (roma 2: 10 - 11, mat. 28 : 18 - 20).
4. memiliki sifat memberdayakan pihak lain (2 kor. 3 : 2 - 3).
Berdasarkan ciri khas ini maka kesaksian umat Tuhan bukan hanya pada
ruang dan waktu tertentu saja, tetapi disetiap peluang bahkan setiap aktifitas
adalah medan kesaksian. Situasi baru ini tidak bisa dihindari (lih. Reaksi Paulus di
I Kor. 9 : 16), sebab pemberian situasi baru sebagai saksi bukanlah suatu perintah
atau permintaan tetapi suatu pemberitahuan tentang apa yang akan dihadapi:
'.....kamu akan menjadi saksi-Ku' ( Kis. 1 : 18; bentuk kalimat futurum). Sehingga
menjadi saksi bukan hanya sebagai komunikator atau pelapor tetapi hakekat
persekutuan umat itu sendiri adalah saksi. Jemaat yang bersaksi adalah jemaat
yang bersuara walaupun tanpa suara artinya kehadiran jemaat senantiasa
menampakkan isi kesaksian yakni Yesus Kristus yang sudah mati dan bangkit.
Yesus yang menderita karena kasih-Nya kepada manusia. Isi kesaksian ini
diterjemahkan dalam lakon setiap warga jemaat sehingga iman tidak terpisah dari
perbuatan, iman nampak dari perbuatan atau melalui perbuatan (yak. 2 : 18).
Bertolak dari pandangan diatas maka jemaat yang bersaksi adalah jemaat yang
terus menyuarakan imannya sekalipun tanpa suara yang bermuara pada kemuliaan
Yesus Kristus.

I.4. Bukti dan Hasil Gereja Bersaksi Bagi Dunia


Gereja dipanggil dan ditugaskan Tuhan Allah di dunia untuk
memberitakan keselamatan dan melaksanakan pelayanan berdasarkan anugerah
Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus, dengan
tujuan supaya nama Allah dipermuliakan dan manusia berdosa ditebus dan
menjadi pewaris keselamatan di dalam Yesus kristus, sesuai dengan rencana
Allah, supaya orang  percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
(Yoh 3:16). Guna mewujudkan rencana mencapai tujuan gereja itu, Tuhan Allah
mengembankan kepada gereja tiga tugas pokok, yang disebut Tridarma gereja,
yaitu apostolat (Pengutusan, kesaksian, pemberitaan), pastorat (pembinaan
persekutuan, pengembalaan) dan diakonat (pelayanan kemanusiaan). Tugas
apostolat dilaksanakan gerja sebagaimana murid-murid (rasul-rasul) Tuhan Yesus
diutusNya memberitakan injil Kepada seluruh bangsa dan makhluk sampai ke
ujung dunia (Mat 28:19-20; Mrk 16:15; Kis 1:8). Untuk itu gereja melaksanakan
pemberitaan Firman, mengutus para penginjil (Evangelis), mengadakan
peribadatan, melayankan sakramen (Baptisan dan perjamuan kudus), dan
mendorong seluruh warga dan pelayannya memberi kesaksian tentang kasih Allah
melalui perkataan, sikap dan perbuatannya. Oleh karena itu GKPI bersama seluruh
gereja mengajarkan dan melaksanakan Tridarma/tritugas Gereja itu dalam
upayanya mewujudkan gereja yang misioner, sesuai dengan rencana dan
tujuannya, yaitu supaya nama Allah dipermuliakan dan manusia berdosa menjadi
pewaris dalam keselamatan dan hidup kekal di dalam Yesus Kristus.6

I.5. Tugas Apostolat GKPI


Tugas Apostolat GKPI yaitu Memberitakan Firman Allah
menyelenggarakan peribatan, melayankan sakremen Baptis Kudus dan Perjamuan
Kudus, menahbiskan pelayan-pelayan Gereja, melakukan pemberitaan Injil dan
penegakan ajaran yang benar (Matius 26:26; 28:18-20).

I.5.1. Bidang-bidang Dapartemen Apostolat GKPI


Didasarkan kepada hakikat Apostolat dan tugas panggilan di
bidang Apostolat maka Departemen Apostolat GKPI di bagi ke dalam
6 (enam) bidang, yaitu:
1. Bidang Pemberitaan Firman, Sakramen dan Ajaran.
2. Bidang Komisi Teologi.
3. Bidang peribadatan/liturgi.
4. Bidang Musik Gerejawi/Koor/Nyanyian. 
5. Bidang Pekabaran Injil.
6. Bidang Oikumenis dan Kemitraan.

6
http://www.gkpi.or.id/page/62/tugas_panggilan_gereja diakses pada 24 Oktober 2021 pukul: 21.00 WIB
I.5.2. Bidang Pemberitaan Firman, Sakramen dan Ajaran (PFSA)
Pemberitaan Firman dan Pelayanan Sakramen adalah bagian tugas
Gereja yang sangat penting. Menurut Tradisi Lutheran bahwa tanda
Gereja yang benar adalah di mana Firman Tuhan diberitakan dan
sakramen dilayankan. Dalam hal ini kemurnian pemberitaan Firman
Tuhan harus tetap dijaga, yakni bersumber dari Alkitab, sesuai
dengan semboyan Reformasi: “Sola Scriptura” (Hanya Alkitab
sumber ajaran yang benar). Pemberitaan Firman Tuhan dan kesaksian
atas perbuatan kasih dan karya keselamatan Allah adalah hal yang
terpenting dan terutama, bukan perbuatan si pemberita ataupun orang
lain. Pemberitaan Firman Tuhan dilakukan secara lisan: melalui
khotbah di dalam Ibadah Umum, pembacaan Alkitab dan renungan
singkat di dalam ibadah khusus (termasuk ibadah rumah tangga),
persekutuan Penelaahan Alkitab, siaran radio dan televisi dan
percakapan sehari-hari. Pemberitaan Firman Tuhan juga dilakukan
melalui tulisan: di dalam dan melalui buku, Renungan Harian Terang
Hidup,  Suara GKPI, majalah/warta jemaat dan surat-surat
penggembalaan. Di bidang Ajaran, GKPI telah memiliki Pokok-
pokok Pemahaman Iman (P3I)-GKPI, yaitu uraian sistematis tentang
pemahaman iman GKPI yang menjadi pedoman bagi seluruh jemaat
GKPI dalam mengungkapkan dan merefleksikan imanya di tengah-
tengah konteks. Untuk itu program yang dapat dilakukan GKPI dalam
hal ini adalah sosialiasi tentang P3I-GKPI kepada seluruh pelayan
dan anggota jemaat GKPI.
I.5.3. Bidang  Komisi Teologi (KT)
GKPI sebagai salah satu tubuh Kristus di Indonesia hadir
dan terpanggil di tengah-tengah masyarakat yang sedang berubah dan
yang sedang menghadapi masalah di berbagai aspek sesuai dengan
perkembangan dan proses modernisasi. Dalam konteks itu GKPI
terpanggil untuk menyampaikan suara kenabiannya melalui
berteologi sehingga Firman Tuhan yang disampaikan betul-betul
menyentuh, relevan dan mampu menjawab masalah-masalah yang
ada. Dalam usaha berteologi dalam konteks tersebut GKPI
memandang perlu adanya Komisi Teologi  yang bertugas mengamati
teologi yang sedang berkembang di masyarakat di tingkat
nasional, regional dan internasional. GKPI juga perlu
mengembangkan teologi yang relevan di tengah-tengah konteks yang
sedang di hadapi oleh jemaat sehingga warga jemaat tidak mudah
diombang-ambingkan oleh arus zaman.
I.5.4. Bidang Pekabaran Injil (PI)
Pekabaran Injil adalah pewartaan kabar baik, berita
sukacita, anugerah, pengampunan dosa, keselamatan, hidup baru dan
kehidupan kekal yang tersedia dalam Yesus Kristus, yang
diperuntukkan bagi semua orang, segala bangsa, segala mahluk dan
seluruh dunia. Pekabaran Injil itu sendiri adalah tugas pengutusan
Allah (Mission Dei) di tengah-tengah dunia ini, dalam hal ini adalah
dalam rangka mewujudkan misi Allah secara holistik. Namun secara
spesifik Pekabaran Injil dalam istilah “evangelisasi” adalah
pemberitakan kabar keselamatan dan panggilan untuk bertobat bagi
mereka yang belum mendengar dan menerima Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat. Dalam hal ini Amanat Agung Tuhan Jesus (Mat.
28:19-20) menjadi dasar yang sangat penting bagi GKPI dalam
Pekabaran Injil. Pekabaran Injil pada hakikatnya adalah tugas semua
orang percaya, yakni seluruh warga dan pelayan Gereja, termasuk
GKPI. Oleh karena itu program yang perlu terus dikerjakan oleh
GKPI yang berkaitan dengan Pekabaran Injil adalah :
a. Membina dan memperlengkapi warga Jemaat dan pelayan
untuk memampukan mereka menjadi pekabar Injil di
lingkungan kerja dan tempat tinggal  mereka masing-masing.
b. Dalam konteks masyarakat yang pluralis di Indonesia, para
pelayan dan warga jemaat diperlengkapi dengan pemahaman
Injil yang holistis sehingga pemberitaan Injil tidak hanya
verbalistis (dengan kata-kata) tetapi juga melalui program
pelayanan kasih secara nyata yang menyentuh kehidupan
masyarakat.
c. Mempersiapkan, membekali dan menahbiskan evangelis
untuk di tempatkan di pos-pos Pekabaran Injil, dan juga dalam
perintisan Gereja baru di daerah-daerah yang
terisolir/terpencil di mana belum ada Gereja; dan juga dalam
konteks penginjilan di tengah-tengah masyarakat modern dan
pluralis.
d. Mengembangkan dan memperkuat Kelompok Kerja (Pokja)
Pekabaran Injil untuk membukat Pos-pos PI yang baru
e. Untuk membangkitkan kesadaran dan minat warga jemaat
untuk mendukung dan ikut dalam kegiatan Pekabaran Injil,
pada bulan atau minggu-minggu tertentu setelah Hari
Pentakosta diadakan Bulan atau Minggu Pekabaran Injil, yang
diisi dengan kegiatan-kegiatan yang memperlihatkan
pentingnya Pekabaran Injil pada masa kini.
f. Dalam rangka mengembangkan metode-metode Pekabaran
Injil, GKPI dapat bekerjsama dengan Gereja-gereja lain yang
seasas dan juga dengan lembaga-lembaga PI sejauh tidak
bertentangan dengan P3I-GKPI.

II. Kesimpulan
Tri Tugas Panggilan Gereja yaitu Bersaksi, bersekutu dan Melayani, atau Diakonia,
Marturya, dan koinonia. Tugas gereja atau kumpulan orang percaya sebagai mana
diperintahkan oleh Tuhan Yesus sebelum Dia naik ke Surga adalah menjalankan
amanat agung-Nya.Dia berkata kepada para Murid-Nya, “karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” (Mat. 28:29). Di mana ayat tersebut
menjelaskan bahwa keselamatan diperuntukkan bagi semua orang, tanpa
terkecuali.Tugas bersaksi bukanlah tugas mudah yang tidak memerlukan
pengurbanan. Melainkan menuntut banyak pengurbanan. Demi menjalankan amanat
agung-Nya, banyak orang percaya (kristen) telah menjadi martir (orang yang mati
karena kesaksiannya) untuk mempertahankan iman dan kesetian mereka kepada
Tuhan. Banyak cara bagi orang Kristen untuk bersaksi, yaitu melalui perkataan dan
perbuatan sehari-hari.

III. Daftar Pustaka

Ddk, P. Borrong, Robert. Berakar di dalam Dia Dibangun di atas Dia, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2002
Singgih, Emanuel Gerrit, Dari Ruang Privat ke Ruang Publik: Sebuah Kumpulan
Tulisan Teologi Kontekstual Emanuel Gerrit Singgih, Yogyakarta: Kanisius, 2020
Sumiyatiningsih, Dien. Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik: Buku Pegangan
Untuk Mengajar Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta, ANDI, 2006
Wonso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, Malang: SAAT 1999

IV. Sumber Lain


http://www.gkpi.or.id/page/62/tugas_panggilan_gereja
Jurnal Teologi Pelita Zaman Volume 1 No 1 Pelayanan Kasih.

Anda mungkin juga menyukai