Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN MASA RAYA PASKAH DI GKJW PHMA GKJW c.

q Dewan Pembinaan Teologi mulai menggunakan leksionari tiga


(REVISI 2019) bacaan (RCL) pada tahun 2010. Sejak mengadopsi Revised Common Lectionary (RCL),
maka kalender liturgi di GKJW diperkaya. GKJW menerima dan menambahkan hari
I. Latar Belakang/Pendahuluan raya liturgi yang sebelumnya dianggap bukan/belum milik GKJW menjadi bagian
Ibadah yang dilakukan oleh Gereja Kristen didasarkan pada kalender gerejawi. dalam ibadah di GKJW. Hal tersebut bukan tindakan ikut-ikutan tanpa dasar, tetapi
Berbeda dengan kalender masehi yang dimulai dari 1 Januari hingga 31 Desember, sebagai konsekwensi penggunaan RCL. Selain itu penerimaan tersebut merupakan
kalender gerejawi dimulai pada Adven I hingga Minggu Kristus Raja (akhir November upaya untuk lebih memahami hari raya liturgi yang dihayati oleh kekristenan secara
atau awal Desember hingga November tahun berikutnya). universal (ekumene).

Kalender gerejawi ini mendasari isi dan tema liturgi gereja. Pengetahuan dan Dari sekian banyak hari raya liturgi, buku ini memusatkan bahasan pada masa raya
pemahaman akan tata waktu liturgi dan kaitan antara hari raya satu dengan hari raya Paskah. Dalam praktek umum kekristenan selama ini, Paskah tidak mendapatkan
yang lain akan memberikan arah, isi dan jiwa pada perayaan ibadah. tempat seistimewa Natal. Padahal Paskah adalah hari raya yang paling utama dan yang
paling awal dalam kekristenan. Oleh karena itu agar Paskah mendapatkan kembali
Ada 3 siklus atau klasifikasi masa raya liturgi yang merupakan kronologi kisah Kristus tempat istimewa yang semestinya di dalam praktek liturgi jemaat, pedoman ini dibuat.
yang dirayakan gereja:
1. Masa Raya Paskah. Terdiri dari: Rabu Abu, Minggu-minggu Pra-Paskah, Minggu Buku Pedoman Masa Raya Paskah ini disusun dalam 4 bagian:
Palmarum, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, Hari Minggu Paskah, Minggu- 1. Bagian Pertama: Pendahuluan/latar belakang disusunnya buku pedoman ini.
minggu Paskah, Kenaikan Yesus ke Sorga, dan Pentakosta. 2. Bagian Kedua: Paskah Kristen dalam Liturgi Gereja. Bagian ini terdiri dari sejarah
2. Masa Raya Natal. Terdiri dari: Minggu-minggu Adven, Malam Natal singkat Paskah dalam Perjanjian Lama (Yahudi) dan dalam Perjanjian Baru
(24 Desember), Hari Natal (25 Desember), Minggu-minggu setelah Natal, Tahun (Kekristenan) serta Masa Raya Paskah Kristen dan maknanya dalam tradisi
Baru, Epifania. kekristenan. Hal ini dimuat agar pembaca mendapatkan pemahaman tentang sejarah,
3. Masa Biasa dan Minggu-minggu biasa. Terdiri dari dua bagian. Pertama : teologi, dan praktek tradisi penghayatan Masa Raya Paskah.
berlangsung antara Minggu setelah Epifania hingga hari Minggu sebelum Rabu 3. Bagian Ketiga : berisi tentang Makna Masa Raya Paskah di GKJW dan praktiknya.
Abu. Kedua : berlangsung setelah hari Minggu Tri Tunggal Kudus hingga hari Di bagian ini dituliskan substansi/inti dari ibadah yang dilakukan serta diberikan
Minggu Kristus Raja. anjuran-anjuran kegiatan yang dapat dilakukan di jemaat.
4. Bagian empat : berisi tentang catatan-catatan.
II. Paskah Kristen dalam Liturgi Gereja dengan haggadah Paskah (menceritakan kisah Paskah soal kisah perbudakan di
A. Sejarah Singkat Mesir dan pembebasan oleh Allah dengan melantunkannya). Dilanjutkan dengan
Pengaruh ibadah Yahudi sangatlah dominan pada ibadah Kristen mula-mula, tak merayakan unsur-unsur seder lainnya.
terkecuali dalam hal ibadah Paskah. Meskipun pengaruh tersebut ada, namun Paskah
Kristen memaknai dan mempraktikkan hal yang berbeda. Perbedaan Paskah Yahudi 2. Paskah Dalam Perjanjian Baru dan Tradisi Gereja Perdana
dan Paskah Kristen dapat diterangkan secara singkat sebagai berikut: Pada zaman Yesus, perjamuan Paskah tidak dilakukan dengan domba Paskah dan
sayur pahit lagi. (Matius 26: 17-...; Markus 14: 12-...; Lukas 22: 7-...; Yohanes 13:
1. Paskah Dalam Perjanjian Lama (Bangsa Israel/Yahudi) 21-...). Hal tersebut karena Yesus sendirilah Anak Domba Paskah yang disembelih
Paskah atau Pesakh (Ibr.) artinya melewati. Didasarkan pada kisah Allah yang itu (Yohanes 1: 29).
membunuh anak-anak sulung Mesir dan melewati/tidak menulahi rumah-rumah
bangsa Israel yang telah ditandai dengan darah anak domba Paskah di dua tiang dan Paskah yang dirayakan oleh Yesus ditandai dengan perjamuan bersama dengan para
ambang atas pintu rumah (Keluaran 12: 21-51). muridNya. Perjamuan Paskah Yesus dan para murid ini menjadi dasar perjamuan
kudus bagi gereja masa kini (1 Korintus 11). Perjamuan tersebut diberi makna baru
Selanjutnya, Paskah dirayakan oleh bangsa Israel untuk memperingati dan yang sejajar dengan pembebasan dari perbudakan yakni pembebasan dari kuasa dosa
memproklamasikan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. melalui sengsara, mati, dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh karena itu, perjamuan
Bangsa Israel merayakan Paskah yang ditandai dengan perjamuan keluarga dengan kudus adalah pengucapan syukur (ekaristi) di dalam Paskah.
hidangan utama domba Paskah. Perjamuan Paskah itu disebut seder yang artinya
tata perayaan. Seder terdiri dari 16 unsur. Sebelum Bait Allah runtuh tahun 70, satu Perjamuan Kudus (pengucapan syukur) di dalam Paskah oleh Yesus Kristus ini juga
hari sebelum Paskah, mereka menyembelih domba Paskah di Bait Allah dan dilakukan oleh umat percaya pada masa-masa kemudian. Bahkan pengucapan
darahnya dipercikkan di atas altar. Ritus ini hilang ketika Bait Allah runtuh. syukur itu tidak hanya dirayakan pada Paskah tetapi setiap kali berkumpul (Kisah
Para Rasul 2: 42-45). Inilah yang menjadi dasar paskah Mingguan yakni perayaan
Di kemudian hari seder dirayakan dalam keluarga-keluarga saja. Hidangan yang kebangkitan Yesus Kristus pada hari pertama minggu itu. Setiap hari pertama dari
disediakan adalah domba Paskah, sayur pahit, roti tak beragi dan cawan anggur. pekan, umat berkumpul untuk merayakan kebangkitan Tuhan dengan berkumpul
Sambil memakan hidangan yang telah disiapkan dengan urutan tertentu, ada dan memecahkan roti (1 Korintus 11: 23-26). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ibadah
percakapan-percakapan yang harus dilakukan. Seorang anak akan bertanya tentang hari Minggu adalah perayaan ibadah Paskah.
makna roti tak beragi, sayur pahit, dsb. Kemudian sang bapak akan menjelaskan
Paskah Mingguan tersebut menjadi dasar perayaan Paskah tahunan. Ketika pada Pra-Paskah IV (laetare: bersukacitalah bersama-sama Yerusalem (Yesaya 66: 10)),
abad 1 Paskah masih dirayakan dalam bentuk Yudaisme, maka pada abad ke-2, Pra-Paskah V (Judica: berilah keadilan kepadaku, ya Allah ( Mzm. 43:1)).
Paskah diberi isi dan makna baru. Paskah menjadi induk segala hari raya gereja di
masa-masa kemudian. Rabu Abu merupakan masa pertobatan, perkabungan, introspeksi diri,
pendekatan diri pada Tuhan, dan berpuasa. Dalam tradisi Israel, abu
Setelah abad ke-4, Paskah dan peringatannya berkembang menjadi masa raya melambangkan kefanaan manusia (Kej. 3: 19; 18: 27), untuk penyesalan diri dan
Paskah yang dimulai dengan Rabu Abu, kemudian Minggu-minggu Pra-Paskah, pertobatan (Yos. 7: 6; Yes. 58: 5-7; 2 Sam. 13: 19; Ayb. 2: 12; Yeh. 27: 30; Yoel 2:
Minggu Palmarum, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, hari Paskah, Minggu- 12-13; Mark. 1:15).
minggu Paskah, Kenaikan Kristus ke Sorga dan Pentakosta.
Dalam tradisi, abu ditaburkan di kepala laki-laki dan imam, sedang perempuan
B. Masa Raya Paskah dan Maknanya dalam Tradisi Kekristenan. membubuhkannya di dahi. Pada Abad 12, abu diambil dari daun Palem yang
Dalam masa raya Paskah, hari raya peringatan peristiwa Kristus saling terkait secara dikeringkan sejak Minggu Palmarum setahun sebelumnya.
simbolik dan teologis sehingga sarat makna. Peristiwa-peristiwa tersebut membangun
Masa Raya Paskah yang berpuncak pada Pekan Suci yang mahkotanya adalah hari Inti dari masa Pra-Paskah adalah persiapan diri untuk Paskah. Pra-Paskah tidak
Paskah. Hari Paskah menjadi penentu momen lainnya. hanya diisi dengan dukacita dan pergumulan berat (oleh karena itu namanya bukan
minggu sengsara) tetapi diisi pula dengan kesukaan dan pengharapan karena inilah
Simbol-simbol yang digunakan adalah sarana membantu umat mengenang tema- waktu dan kesempatan bagi gereja untuk menghayati peristiwa salib Kristus.
tema/momen dalam Masa Raya Paskah dan maknanya yang sesuai dengan leksionari. Umat/gereja diberi kesempatan untuk lebih mengenal kasih Allah dalam Kristus
Masa Raya Paskah terdiri dari masa-masa/momen sbb: melalui pertobatan yang sungguh-sungguh yang selalu diikuti dengan anugerah
1. Masa Pra-Paskah. pengampuan dosa.
Masa ini dimulai dengan hari Rabu Abu (40 hari sebelum Minggu Palmarum).
Disusul oleh minggu-minggu Pra-Paskah dengan tema-tema liturgi sbb: 2. Minggu Palmarum
Pra-Paskah I (Invocabit: Bila ia berseru kepada-Ku (Mzm. 91: 15a)), Minggu ini merupakan minggu terakhir sebelum Paskah sekaligus pembuka pekan
Pra-Paskah II (Reminiscere: Ingatlah segala rahmatMu (Mzm. 25:6)), suci. Di Minggu ini umat/gereja mengenang peristiwa Yesus memasuki kota
Pra-Paskah III (Oculi: mataku terarah kepada Tuhan (Mzm. 25: 15)), Yerusalem. Bagi Injil sinoptik, masuknya Yesus ke Yerusalem ini hal yang
istimewa sebab hanya terjadi sekali seumur hidup Yesus dan terjadi tujuh hari
sebelum kebangkitanNya. Masa ini menjadi pekan terakhir Yesus di kota lebih tinggi: isteri kepada suami, anak kepada orang tua, hamba kepada tuan, atau
Yerusalem, sejak Ia memasukinya hingga bangkit sepekan kemudian. murid kepada gurunya ( Hak. 19: 21; Luk. 7: 44; I Tim. 5: 10; bdn. Yoh. 13: 16).
Namun Yesus memberikan teladan yang sebaliknya dimana Sang Guru membasuh
Tema bacaan tahunan A-B-C pada masa ini tentang masuknya Yesus ke Kota Suci : kaki muridNya (Yohanes 13). Yesus meminta para muridNya untuk saling
Tahun A : Matius 21: 1 – 11 : Yesus adalah Anak Daud, Mesias Israel, membasuh kaki (Yohanes 13: 13-15). Ritus saling membasuh kaki ini
Tahun B : Markus 11: 1 – 10 : Yesus adalah Tuhan yang menderita, dan menggambarkan spiritualitas saling melayani dan mengampuni yang
Tahun C : Lukas 19: 28 – 40 : Yesus tidak diterima di Yerusalem. disampaikan bukan dengan menggurui tetapi dengan peran dan keterlibatan.

Tradisi dalam liturgi di hari ini, daun palem dibagikan kepada umat. Ruang gereja Perjamuan kudus pada Kamis Putih merupakan pengenangan akan perjamuan
juga dihiasi ornamen palem. Pohon Palem dipilih sebagai lambang perdamaian, malam yang dirayakan berdasar Matius 26 : 26 – 29; Markus 14 : 22 – 25; Lukas
kehidupan, kemenangan, dan pengharapan akan pertolongan Tuhan. Oleh karena itu 22 : 15 – 20; Yohanes 13 : 1 – 20. Perjamuan Kudus ini juga merupakan adaptasi
dalam prosesi, umat berseru: “Hosana! Hosana!” yang berarti “Selamatkanlah dari perjamuan seder Yahudi.
kami!” sambil mengayun-ayunkan daun palem dan ranting-ranting. Hal ini seperti
yang dilakukan oleh umat Israel ketika Yesus memasuki kota Yerusalem sebelum 4. Jumat Agung.
kematianNya. Pada Jumat Agung umat/gereja diajak untuk ikut serta pada detik-detik sengsara
dan wafat Yesus Kristus. Ibadah dimulai pada tengah hari hingga pukul 15.00 atau
3. Kamis Putih bahkan hingga malam. Secara tradisi, unsur-unsur pokok Jumat Agung adalah
Kamis Putih adalah hari raya terakhir sebelum Tri Hari Paskah yang dimulai malam penyembahan salib dan ibadah pra-penyucian. Umat/gereja diajak berkontemplasi
harinya (Tri Hari Paskah dimulai Kamis Putih (Malam), Jumat Agung, Sabtu Sunyi akan Kristus yang mengurbankan diri untuk menyelamatkan manusia.
(Malam)) Kamis Putih juga merupakan penutup masa Pra-Paskah.
Menurut tradisi awal, pada Jumat Agung tidak dilakukan Perjamuan Kudus karena
Pada Kamis Putih/Kamis Suci, dua unsur utama liturginya adalah perjamuan Perjamuan Kudus dihayati sebagai pengucapan syukur (ekaristi). Bapa gereja,
malam terakhir (perintah untuk melakukan perjamuan kudus) dan Tertullianus (160-225 M), mengatakan, “Adalah tidak pantas kita merayakan
pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki yang dilakukan pada Kamis Putih perjamuan pada hari Sang Mempelai pria diambil dari antara kita” Pernyataan
merupakan simbol pengampunan dosa dan saling melayani. Sebelumnya, itu dapat dibandingkan seperti jawaban Yesus soal murid-muridNya yang tidak
pembasuhan kaki biasanya dilakukan untuk orang yang dianggap kedudukannnya berpuasa ketika Yesus Kristus masih bersama mereka (Mat. 9: 14-15). Demikian
pula pada zaman reformator, perjamuan kudus yang dianjurkan salah satunya adalah Liturgi Jumat Agung dilanjutkan dengan doa syafaat dan ibadah salib. Umat
perjamuan kudus Paskah, bukan perjamuan kudus Jumat Agung. mengelilingi salib pada pagi hari dan kembali berkumpul pada tengah hari sampai
pukul 15.00 untuk mendengarkan pembacaan perikop kesengsaraan Yesus Kristus
Perjamuan Kudus pada Jumat Agung berawal dari rasionalisme, pietisme, dan (Yoh. 18 – 19). Pada abad pertengahan dan selanjutnya, umat menghampiri salib
moralisme yang menguasai pola pikir gereja-gereja di Eropa awal abad ke-19. dengan cara berlutut selama pembacaan kisah sengsara Yesus Kristus.
Mati dianggap lebih masuk akal daripada bangkit, maka kematian Yesus Kristus
lebih ditekankan dan dirayakan daripada kebangkitanNya. Padahal pemikiran 5. Sabtu Sunyi
semacam itu tidaklah tepat secara teologis. Namun pandangan itulah yang dibawa Setelah kebaktian Jumat Agung selesai, keheningan gereja harus tetap dijaga. Pada
oleh missionaris Belanda ke Indonesia. Pada paruh abad ke-20, hal tersebut telah hari ini gereja mengenangkan kesendirian Yesus di dalam makam. Oleh karena
berangsur-angsur diralat oleh gereja-gereja ekumenis termasuk gereja-gereja itu, kesunyian menjadi suasana yang ingin dibangun di hari ini. Pada hari Sabtu
reformasi. Perjamuan Kudus kembali dirayakan pada Paskah, meskipun belum Sunyi, gereja dikosongkan dari segala atribut (taplak, lilin, salib, dsb). Berpuasa dan
semua gereja melaksanakannya. berpantang masih tetap dilakukan sambil merenungkan kesengsaraan Yesus Kristus.
Pada hari ini, umat dan para rahib bermeditasi dan berpantang bersama calon baptis.
Pada Jumat Agung tidak dilayankan sakramen, sebab Jumat Agung adalah Calon baptis (yang telah dewasa) bahkan diwajibkan berpuasa. Umat tidak
perayaan khusus yang berkonsentrasi pada sengsara dan kematian Kristus. diwajibkan berpuasa karena puasa bersifat pribadi dan sukarela. Pada abad 5,
Jumat Agung merupakan penegasan bahwa kesengsaraan dan kematian Tuhan Innocentius I menetapkan dwi hari puasa, yaitu Jumat Agung dan Sabtu Sunyi. Ada
dikenangkan secara istimewa dan tersendiri hanya pada Jumat Agung, bukan pada yang berpuasa seharian, selama 40 jam atau 48 jam, ada yang berpuasa selama
saat Paskah. Paskah adalah perayaan kesengsaraan dan kebangkitan Yesus Kristus, seminggu pada jam-jam tertentu. Perempuan hamil dan orang sakit diberi
hari kebangkitan dan kemenanganNya. pengecualian. Puasa membawa konsekwensi tidak dilayankannya perjamuan kudus
pada momen ini.
Pada hari Jumat Agung, liturgi ditekankan pada pengenangan kesengsaraan dunia
melalui sejumlah pembacaan kisah sengsara dan kematian Yesus Kristus dalam Tri hari Paskah berakhir pada Sabtu Malam. Beberapa Gereja melakukan kebaktian
Yohanes 18 – 19 sebagai pembacaan utama. Bacaan tersebut didahului Yesaya 52 : pada hari Sabtu malam (bukan petang/sore) yang disebut Paskah Malam (misal
13 – 53 : 12 dan Mzm. 22 sebagai responsori. Ibrani 10 : 16 – 25 atau 4 : 14 – 16; gereja katolik). Pada saat itu dilayankan sakramen baptis kudus dan perjamuan
5 : 7 – 9 dibacakan setelah Mazmur dan sebelum Injil. kudus.
6. Hari Paskah Baptisan dilanjutkan dengan Perjamuan Kudus sebagai ungkapan syukur oleh
Pada hari ini, semua umat tidak lagi berpuasa dan berpantang. Semua bersukacita karena Tuhan menebus umatNya dan tanda kemenangan atas kuasa dosa. Baptisan
karena kebangkitan Yesus Kristus. Kematian dan maut telah ditundukkan (juga Sidhi/pengakuan iman) dan perjamuan kudus dipandang sebagai satu inisiasi
sehingga sorak-sorai nyanyian “Halleluya!” diperdengarkan. umat yang utuh.

Beberapa gereja, umumnya gereja Protestan, tidak merayakan Paskah Malam di hari Selain itu, telur dan kelinci menjadi simbol populer yang dipakai dalam tradisi
Sabtu malam tetapi merayakan Paskah di hari Minggu sebelum fajar. Sepanjang gereja barat. Telur adalah simbol untuk menyambut musim semi atau kehidupan
malam umat berjaga-jaga, menantikan, dan merayakan kebangkitan Kristus Yesus. pertama. Selain itu, telur adalah makanan yang biasanya tidak dimakan selama
Saat fajar, umat bersukacita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. puasa 40 hari. Sedangkan kelinci Paskah merupakan kiasan kesuburan, dalam
kaitannya dengan musim semi, kehidupan pertama.
Dalam tradisi, liturgi Paskah memuat empat hal/bagian, yaitu : ritus cahaya, liturgi
firman, liturgi baptisan, dan liturgi perjamuan kudus. 7. Minggu-Minggu Paskah
Liturgi di ritus cahaya dilakukan dengan menyalakan lilin dan api unggun. Hal Paskah tidak berakhir pada hari Minggu Paskah. Minggu Paskah adalah permulaan
tersebut mengenang penyertaan Tuhan kepada bangsa Israel melalui tiang api. Minggu-minggu Paskah. Minggu-minggu Paskah merupakan persiapan untuk
Selain itu, nyala api menyimbolkan Yesus Kristus sebagai Terang Dunia: "Akulah memasuki Pentakosta.
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup (Yohanes 8: 12).” Kedudukan Minggu-minggu Paskah sejajar dengan minggu-minggu Pra-Paskah dan
Minggu-minggu Adven. Minggu-minggu Paskah menyatukan sengsara,
Dalam Liturgi Firman dilakukan pembacaan-pembacaan perikop Paskah baik dari kematian, dan kebangkitan Kristus Yesus dengan kenaikanNya ke sorga dan
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. turunnya Roh Kudus. Tanpa Minggu-minggu Paskah, pesan Allah terputus
hanya sampai kebangkitanNya.
Liturgi Baptisan dalam Minggu Paskah disejajarkan dengan kisah umat Israel
menyeberangi laut Teberau. Mereka dibaptis di dalam air dan dibangkitkan bersama Tema besar minggu-minggu Paskah adalah “kebangkitan Yesus Kristus merupakan
Kristus dari kematian. kebangkitan umat manusia”. Dalam tradisi, di minggu-minggu Paskah ini dilakukan
pembinaan rohani lebih khusus terhadap mereka yang dibaptis pada hari Paskah.
Mereka juga dilayani dengan Perjamuan Kudus harian.
Tema-tema liturgi yang dihayati pada masa ini sbb: mengirimkan Roh Kudus bagi gerejaNya seperti yang telah dijanjikanNya
Paskah II (Quasimodo geniti infantes: “jadilah sama seperti bayi yang baru lahir (Kis. 2: 33- dst)
(1 Petrus 2:2)). Tema tahun A-B-C untuk minggu ini tentang Thomas yang tidak
begitu saja percaya kepada kesaksian para rasul tentang kebangkitan Yesus. Namun Dalam tradisi, gereja memberi tempat pada peribadahan yang bersifat pribadi tetapi
dari Thomas-lah gereja mewarisi pengakuan iman: Ya Tuhanku dan Allahku dilakukan secara komunal (Kisah Para Rasul 1: 14). Selama 9 malam, gereja
(Yohanes 20: 19-31) sebagai bacaan ketiga; melakukan persiapan menjelang Pentakosta dengan berdoa, renungan tentang Roh
Paskah III (Misericordias Domini: Kasih Setia Tuhan (Mzm. 89: 2a dan 33: 5b); Kudus, dan peran dan makna gereja dalam konteksnya.
Paskah IV (Jubilate: Bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi (Mzm. 66: 1));
Paskah V (Cantatae Domino canticum novum: nyanyikanlah nyanyian baru bagi 9. Pentakosta
TUHAN (Mzm. 98: 1a dan 95)); Pentakosta merupakan hari kelima puluh setelah hari kebangkitan Yesus atau hari ke
Paskah VI (Rogate: Mintalah, maka kamu akan menerima (Yohanes 16: 24b); 10 setelah kenaikan Yesus ke Sorga. Pentakosta menjadi penutup masa raya terbesar
Paskah VII (Exaudi: dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan, Mzm.27:7)). dalam tahun liturgi.
Tidak seperti minggu Paskah II, tema bacaan Tahun A-B-C di Minggu Paskah III-
VII bervariasi berdasarkan penekanan tema di tahun A, B, dan C terhadap masa ini. Dalam tradisi, Pentakosta disebut juga minggu putih dimana para imam menyiapkan
pakaian liturgis berwarna putih untuk kebaktian sejak Sabtu. Sabtu Malam
8. Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga menjelang Pentakosta diadakan kebaktian malam. Liturgi yang disiapkan yakni
Pada awal sejarah hingga menjelang abad ke-4 gereja merayakan minggu Pentakosta liturgi pagi pada Sabtu pagi, liturgi malam pada Sabtu malam, dan liturgi Minggu
bukan hanya sebagai hari turunnya Roh Kudus tetapi juga sebagai hari kenaikanNya Pentakosta. Namun saat ini perayaan Pentakosta dilakukan hanya pada hari Minggu
ke Sorga. Namun pada akhir abad ke-4, konstitusi apostolik menjabarkan bahwa saja.
gereja merayakan Kenaikan Yesus ke Sorga pada hari ke-40 setelah Paskah. Angka
40 istimewa bagi tradisi Yahudi, apalagi karena sesuai dengan Kisah Rasul 1: 3 Pentakosta terkait langsung dengan Paskah dengan dinamika dan pesan yang juga
tentang kenaikan Yesus ke Sorga. kaya dan mendalam. Jika Paskah mendramatisasikan penebusan abadi Allah,
maka Pentakosta adalah penetapan orang Kristen sebagai milik Allah oleh Roh
Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga merupakan jembatan antara misteri Paskah Kudus. Hal tersebut menjadikan karya penebusan Allah menjadi efektif.
dari Kristus dan Roh Kudus. Kristus kembali pada BapaNya, maka Ia Pentakosta menanamkan arti penting gereja di dunia dan menegaskan makna
gereja sebagai utusan Allah.
Tema penting dalam pentakosta untuk gereja adalah: Kedua : Pekan Suci (Minggu Palmarum, Tri Hari Paskah dan Hari Paskah),
a. Pengutusan umat sebagai hasil panen/buah-buah iman menjadi pokok Ketiga : Minggu-minggu Paskah, kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga dan Pentakosta.
berdirinya gereja Substansi/inti ibadah/kebaktian merupakan hal yang pertama-tama harus diperhatikan.
b. Peran Roh Kudus dalam membimbing dan memelihara gereja di dalam Sedang kegiatan-kegiatan adalah hal yang membantu dihayatinya substansi/inti
memberlakukan Kerajaan Allah melalui karunia-karunia Roh Kudus. kebaktian.

Di hari Pentakosta biasanya dilayankan sakramen baptisan dan peneguhan iman A. Rabu Abu dan Pra-Paskah.
(confirmatio/Sidhi). Peneguhan iman merupakan peneguhan apa yang telah diakui - Substansi/Inti Ibadah :
dalam baptisan dan memberikan karunia Roh Kudus agar anggota jemaat yang telah Pertobatan, perkabungan, introspeksi diri, pendekatan diri pada Tuhan, dan
dikumpulkan itu terpanggil untuk menjalankan misi Kristus. Dalam Pentakosta juga tindakan berpantang/berpuasa.
dilakukan persembahan syukur tahunan untuk merayakan pesta panen. Hal ini - Kegiatan-kegiatan :
dihubungkan dengan tradisi Yahudi di zaman Perjanjian Lama bahwa pada hari Untuk lebih membantu jemaat menghayati substansi masa ini, pada Rabu Abu dapat
kelima puluh, umat memberikan persembahan suka relanya (Ulangan 16 : 9). dilakukan prosesi pemberian abu, dengan menorehkan tanda salib di dahi jemaat
sebagai tanda pertobatan. Abu yang dipakai adalah abu dari daun palem yang telah
III. Perayaan Masa Raya Paskah di GKJW dan Prakteknya. dikeringkan sejak minggu Palmarum setahun sebelumnya.
Seperti telah disampaikan dalam pendahuluan buku pedoman ini bahwa sejak
mengadopsi Revised Common Lectionary (RCL), liturgi di GKJW semakin diperkaya. Apabila majelis jemaat tidak melakukan prosesi pemberian abu, maka pada rabu abu
Semakin banyak hari raya liturgi yang diterima menjadi bagian dalam ibadah di dapat dilakukan ibadah hening. Dalam ibadah tersebut ditekankan introspeksi diri,
GKJW. Hal tersebut tentu makin memperkaya pemahaman dan praktik penghayatan pertobatan, dan pendekatan diri kepada Tuhan. Ibadah hening dapat dilanjutkan
Masa Raya Paskah. Kekayaan pemahaman dan praktik penghayatan jemaat perlu selama masa Pra-Paskah baik oleh yang melakukan ibadah prosesi pemberian abu
didukung agar semua ini makin menghasilkan buah-buah iman yang luar biasa. ataupun tidak.

Untuk semakin membahani dan melengkapi pemahaman serta penghayatan jemaat, Selain itu, di masa ini majelis jemaat dapat mencanangkan masa puasa dan
pedoman ini memuat substansi/inti ibadah dan kegiatan-kegiatan setiap momen Masa berpantang. Warga jemaat diajak untuk berpantang selama masa Pra-Paskah.
Raya Paskah. Ada 3 bagian yang dipersiapkan yakni : Misalnya: berpantang medsos, lemak, telur, gula, dll yang dapat membawa jemaat
Pertama : Rabu Abu dan Pra-Paskah, belajar mengendalikan keinginan dan hasrat dirinya. Yang terutama, masa
berpantang/puasa tersebut dapat membantu umat lebih menghayati pertobatan, Jemaat yang biasa mengadakan ibadah rabu abu dengan melakukan prosesi
introspeksi diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memasuki penghayatan pemberian abu di dahi menyimpan daun-daun palem tersebut untuk digunakan pada
kasih Tuhan dalam peristiwa salib. ibadah rabu abu tahun berikutnya.

B. Pekan Suci (Minggu Palmarum, Tri Hari Paskah, dan Hari Paskah) 2. Pada Kamis Putih
Dalam Pekan Suci, jemaat merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Yesus - Substansi/Inti Ibadah :
Kristus pada hari-hari terakhir hidupNya, dimulai sejak Ia memasuki Yerusalem. Mengenang hari terakhir Yesus Kristus sebelum kematianNya. Jemaat
memperingati perjamuan malam terakhir, pada malam Ia dikhianati. Jemaat juga
1. Pada Minggu Palmarum ditunjukkan semangat pelayanan dan kasih Kristus yang datang “tidak untuk
- Substansi/Inti ibadah : dilayani, melainkan untuk melayani” melalui teladan pembasuhan kaki.
Mengenang peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem sebelum kematian dan
kebangkitanNya. Dalam peristiwa itu, kemuliaan Yesus Kristus sebagai Raja - Kegiatan-kegiatan:
dikaitkan dengan pewartaan penderitaanNya. 1. Pada Kamis Putih, majelis jemaat melayankan perjamuan kudus untuk
memperingati perjamuan malam terakhir yang dilakukan Yesus Kristus sebelum
- Kegiatan-kegiatan : kematianNya.
Pada Minggu ini kepada jemaat dibagikan daun Palem sebagai simbol perdamaian, 2. Selain itu, dapat dilakukan pelayanan pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki
kemenangan, dan pengharapan. Demikian juga ruangan gereja dihiasai daun palem dilakukan oleh Pendeta kepada Penatua, Diaken, Guru Injil dan (perwakilan)
atau ranting-ranting yang lain. Daun Palem yang digunakan tidak perlu terlalu warga jemaat. Dapat juga dilakukan oleh anggota Majelis Jemaat, sesudah
banyak. Cukup 2 atau 3 batang daun palem. Daun palem disediakan oleh Majelis saling
Jemaat. membasuh satu sama lain, kepada semua warga jemaat.

Jemaat meneriakkan kata “Hosana!” untuk menyambut prosesi pelayan ibadah dan 3. Pada Jumat Agung
majelis jemaat yang memasuki ruang ibadah, seperti orang-orang Israel yang - Substansi/Inti Ibadah :
menyongsong Kristus Yesus memasuki Yerusalem. (Catatan: Hosana artinya secara Menghayati sengsara dan kematian Yesus Kristus. Hari ini merupakan hari di mana
harfiah: Selamatkanlah kami!). Sang Anak Domba dikurbankan. Gereja merenungkan Sengsara Tuhan dan
merenungkan asal-usulnya yang dikaitkan dengan penderitaan dan pengorbanan Namun jika majelis jemaat masih menyelenggarakan Perjamuan Kudus di Jumat
Yesus Kristus. Pada masa ini gereja juga mendoakan keselamatan seluruh dunia. Agung, maka simbol warna liturgi yang digunakan adalah merah sebagai warna
- Kegiatan-kegiatan : darah, lambang pengorbanan. Perlu diperhatikan bahwa warna liturgi tidaklah
Dalam tradisi awal gereja, pada hari Jumat Agung tidak dilayankan Perjamuan dipahami hanya sekedar warna biasa. Warna liturgi mengandung pemahaman makna
Kudus karena Perjamuan Kudus dihayati sebagai pengucapan syukur dan sukacita. atas suatu masa dalam kalender gereja.
Pada masa ini, jemaat fokus menghayati sengsara dan penderitaan Yesus Kristus,
belum masanya bersukacita. Alternatif kegiatan lain, yang dapat dilakukan oleh jemaat adalah dramatisasi
penyaliban Yesus Kristus/prosesi jalan salib. Drama ini dapat dilakukan di dalam
Diharapkan bahwa pada masa Pekan Suci ini, Perjamuan Kudus dilakukan pada gedung gereja ataupun di luar gedung gereja sebagai sarana penghayatan atas
Kamis Putih atau hari Paskah. Hal ini terkait dengan pemahaman GKJW terhadap kesengsaraan/penderitaan Kristus Yesus.
hakekat sakramen yang merupakan tanda kudus untuk masuk dalam sukacita
persekutuan Tuhan Allah dan umat-Nya untuk menghayati kematian dan Kegiatan lain yang dapat dilakukan pada Jumat Agung adalah pembacaan puisi-
kebangkitan Yesus Kristus serta menguatkan pemberlakuan hidup baru (Tata dan puisi, cerita refleksi penderitaan Kristus, dan pemutaran film.
Pranata Baru).
Majelis jemaat juga dapat menyelenggarakan ibadah hening/meditatif untuk
Dalam bahasa Tata dan Pranata 1996, dasar sakramen adalah berita sukacita tentang mengenang dan menghayati sengsara/penderitaan Yesus Kristus di kayu salib.
pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan yang kekal dalam kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus. Artinya perasaan sukacita menjadi dasar sakramen 4. Pada Sabtu Sunyi
termasuk Perjamuan Kudus di GKJW. Oleh karena itu, pelaksanaan Perjamuan - Substansi/Inti Ibadah :
Kudus pada masa Jumat Agung, di mana umat seharusnya diajak menghayati Mengenang dan menghayati kesendirian Yesus Kristus di dalam makamNya.
penderitaan/kesengsaraan/kematian Kristus Yesus (belum saatnya memasuki masa
sukacita kebangkitan dan kemenanganNya atas maut) menjadi kurang pas. (Catatan: - Kegiatan-kegiatan :
Tentang Perjamuan Kudus di GKJW, Teologi dan Praktiknya akan dibahas di buku Pada Sabtu Sunyi, jemaat tidak melakukan kegiatan di dalam gedung gereja. Jemaat
Pedoman Perjamuan Kudus di GKJW). membaca dan menghayati perikop-perikop yang telah disediakan pada daftar bacaan
Alkitab/leksionari di rumah masing-masing.
1. Minggu-Minggu Paskah
- Substansi/Inti Ibadah :
Melanjutkan merayakan sukacita Paskah hingga berpuncak di Pentakosta.
5. Pada Paskah Liturginya ditandai dengan tema kebangkitan Yesus sebagai kebangkitan umat
- Substansi/Inti Ibadah : manusia.
Sukacita menjadi nuansa yang dirayakan dalam Paskah. Di hari hari ini, tidak lagi
berpuasa dan berpantang karena Yesus Kristus yang mati telah bangkit mengalahkan - Kegiatan-kegiatan:
maut. Di minggu-minggu Paskah dilakukan pembinaan-pembinaan rohani khusus kepada
mereka yang dibaptis pada saat hari Paskah. Apabila yang dibaptis adalah anak
- Kegiatan-kegiatan : kecil, maka pembinaan dapat diberikan melalui/untuk orang tua/walinya.
Ibadah Paskah dilakukan pagi-pagi sekali sebelum fajar. Pada hari Paskah ini, Selama minggu-minggu Paskah, jemaat diajak untuk terus menghayati sukacita
dilakukan Perjamuan Kudus sebagai perayaan sukacita dan baptisan kudus. Paskah melalui bacaan-bacaan yang telah ditetapkan dalam leksionari dalam ibadah
Ibadah Perayaan Paskah dilakukan dengan menyalakan banyak lilin sejak sebelum harian, ibadah keluarga/patuwen, maupun Ibadah Minggu. Hal tersebut agar buah-
ibadah dimulai. Selain lilin yang telah dinyalakan dalam gedung gereja, majelis buah iman makin nyata dalam kehidupan jemaat.
jemaat dapat juga membawa lilin dalam prosesi masuk gedung gereja dalam ibadah.
Hal ini merupakan simbol Kristus Yesus Terang dunia. 2. Kenaikan Yesus ke Sorga
Selain dalam ibadah, sebagai simbol Yesus Kristus Terang dunia, jemaat dapat - Substansi/inti Ibadah :
membuat api unggun sambil menyanyikan lagu-lagu Paskah dan membacakan Mengenang kenaikan Tuhan sebagi masa yang menjembatani misteri Paskah dari
perikop-perikop tentang Paskah. Kristus dan Roh Kudus. Yesus kembali kepada BapaNya untuk kemudian
Selesai Ibadah, dapat dilakukan acara lomba mewarnai telur Paskah, pencarian mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikanNya.
telur, Cerdas Cermat Alkitab (CCA) untuk jemaat khususnya anak-anak.
- Kegiatan-kegiatan :
C. Minggu-Minggu Paskah, Kenaikan Tuhan dan Pentakosta Pada hari Kenaikan Tuhan hingga 9 hari menuju Pentakosta, jemaat didorong untuk
Hari Paskah bukanlah akhir melainkan permulaan Minggu-minggu Paskah. Di Minggu melakukan doa rutin harian dan menghayati bacaan-bacaan leksionari yang
– minggu Paskah jemaat dipersiapkan untuk memasuki Pentakosta. disiapkan untuk merenungkan tentang Roh Kudus, peran dan makna gereja pada
konteksnya.
Pada hari Kenaikan Yesus ke Sorga lazimnya di GKJW dilakukan pembukaan bulan IV. Catatan-Catatan
Kesaksian dan Pelayanan. Jemaat mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah 1. Yang diutamakan dalam pelaksanaan ibadah/kegiatan masa raya paskah adalah
dirancangkan pada Bulan Kesaksian dan Pelayanan. substansi atau inti dari ibadah/kegiatan yang sedang dihayati. Oleh karena itu,
majelis jemaat disilakan untuk mengembangkan kegiatan, asalkan sesuai
3. Pentakosta dengan substansi/inti dari apa yang ingin dihayati di masa-masa tersebut.
- Substansi/inti ibadah : 2. Konsep ini dibuat berdasarkan masukan dari beberapa MD yang telah
Mengenang pencurahan Roh Kudus kepada para rasul pada hari Pentakosta di melakukan studi terhadap buku pedoman masa raya Paskah yang telah
Yerusalem (Kisah Para Rasul 2: 1-21). Jemaat diajak untuk memahami peran Roh diedarkan tahun 2013 yang lalu.
Kudus dalam membimbing dan memelihara gereja dalam mewujudkan tanda-tanda 3. Beberapa kegiatan yang dianjurkan untuk dilakukan selama masa raya Paskah
Kerajaan Allah melalui berbagai karunia Roh Kudus. Selain itu diingatkan tugas ini variatif untuk mewadahi keragaman jemaat-jemaat di GKJW. Meskipun
pengutusan umat sebagai hasil panenn buah-buah iman yang menjadi pokok demikian, semua jemaat diminta untuk melakukan kegiatan ibadah di setiap
berdirinya gereja yang dipanggil keluar. momen masa raya Paskah tersebut.
4. Liturgi/Tata Ibadah setiap momen masa raya Paskah untuk sementara dapat
- Kegiatan-kegiatan: dikembangkan sendiri oleh Majelis Jemaat. Saat ini DPT bersama dengan tim
Di hari Pentakosta dilakukan sakramen baptisan kudus dan peneguhan sidhi bagi Revisi Buku Tata Ibadah dan penulisan dasar-dasar Ibadah sedang
mereka yang belum dilayani baptisan dan peneguhan sidhi pada saat Paskah. melaksanakan tugas melengkapi dan menulis berbagai macam hal yang terkait
Selain itu, di hari Pentakosta juga dapat diselenggrakan hari raya persembahan atau dengan Ibadah di GKJW. Buku tersebut direncanakan akan siap di Sidang MA
undhuh-undhuh. tahun 2019.

Pada hari Pentakosta juga masih dicanangkan Bulan Kesaksian dan Pelayanan
sehingga jemaat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam bulan
Kesaksian dan Pelayanan.
Sumber-Sumber :
1. Rachman, Rasid. Hari Raya Liturgi-Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003.
2. M. Saleh, Widdwissoeli. Hari Raya dan Simbol Gerejawi, Yogyakarta: Taman
Pustaka Kristen, 2008.
3. Rachman, Rasid. Pembimbing ke Dalam Sejarah Liturgi, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2015.
4. Rowley, H.H. Ibadah Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
5. van den End, Th. (ed.). Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, Jakarta, BPK
Gunung Mulia, 2000.
6. Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan, 1996 dan hasil amandemen (belum
diterbitkan) tentang Sakramen.
7. Rachman, Rasid. Perjamuan Kudus Dalam Tradisi Ibadah Gereja-Gereja di
Indonesia: http://rasidrachman-volunteer.blogspot.com/2008/02/perjamuan-kudus-
dalam-tradisi-ibadah.html, diakses 26 Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai