Anda di halaman 1dari 2

Bunda Maria Tetap Perawan: sebelum, pada saat, dan

setelah Melahirkan Yesus – Bagian II


Oleh Jufri Kano, CICM
Orang-orang Kristen non-Katolik seringkali bertanya apakah Maria tetap perawan
pada saat dan setelah melahirkan Yesus? Bukankah menurut Kitab Suci Perjanjian
Baru Yesus mempunyai saudara-saudari?
Mereka menyebutkan ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Yesus
mempunyai saudara dan saudari. Contoh ayat-ayat Kitab Sucinya bisa dilihat pada
pembahasan sebelumnya. Dari teks-teks yang disebutkan itu, mereka lantas
berkesimpulan bahwa Maria tidaklah tetap perawan sebab ia telah melahirkan anak-
anak lain selain Yesus.
Kita harus mengakui bahwa soal keperawanan Maria tidak mudah diterangkan. Ini
lebih merupakan soal iman-kepercayaan yang sudah lama sekali diimani Gereja,
ratusan tahun sebelum adanya pembedaan antara ‘Gereja Roma Katolik’ dan ‘Gereja
Protestan’. Maka, jangan heran jika para perintis Gereja Protestan seperti Martin
Luther, John Calvin, dan Ulrich Zwingli menghormati keperawanan abadi Maria dan
mengakui hal itu sebagai pengajaran Kitab Suci.
Meskipun sulit dipahami, namun secara objektif dapat dikatakan bahwa
keperawanan Maria inilah yang semakin menunjukkan ke-Allah-an Yesus. Banyak
orang mungkin bertanya-tanya, sewaktu melahirkan Yesus, bagaimana Bunda Maria
dapat tetap terjaga keutuhannya? Menanggapi pertanyaan ini, St. Agustinus
mengajarkan bahwa tidaklah mungkin, bahwa Yesus yang datang dengan maksud
memulihkan manusia dari kerusakan dosa dan melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan (Mat. 4:23), malah merusak keutuhan ibu-Nya sendiri pada saat
kedatangan-Nya.
Lantas, bagaimana dengan munculnya penyebutan ‘saudara’, ‘saudara perempuan’,
dan ‘saudara-saudara’ dalam Kitab Suci? Perlu diingat bahwa istilah ‘saudara’
(bahasa Yunani: adelphos) dalam Kitab Suci memiliki arti yang luas. Kata ini tidak
selalu diartikan secara literal sebagai saudara kandung atau saudara tiri. Hal yang
sama berlaku juga untuk kata ‘saudara perempuan’ (adelphe) dan bentuk jamak
‘saudara-saudara’ (adelphoi).
Kitab Suci Perjanjian Lama menunjukkan bahwa istilah ‘saudara laki-laki’ memiliki
makna semantik yang luas dan dapat merujuk pada kerabat laki-laki (saudara
kandung maupun tiri), saudara-saudara sepupu, mereka yang menjadi anggota
keluarga karena perkawinan (ipar) atau karena hukum (saudara angkat), dan tidak
selalu karena hubungan darah; bahkan teman atau hanya rekan politik semata (lih. 2
Sam. 1:26; Amos 1:9).
Menarik untuk ditelaah bahwa dalam bahasa Ibrani atau Aram (bahasa yang
diucapkan oleh Yesus dan murid-murid-Nya), tidak ada kata khusus untuk
menyebut ‘sepupu’; sehingga mereka menggantinya dengan kata ‘saudara’ atau frasa
‘anak paman saya.’ Tapi, tampaknya orang-orang Yahudi lebih sering menggunakan
kata ‘saudara’ daripada frasa ‘anak paman saya’.
Para penulis Kitab Suci Perjanjian Baru menggunakan kata yang sepadan dengan
kata ‘saudara’ dalam bahasa Aram untuk menyebut sepupu, saudara tiri, kerabat,

1|Page
dan bahkan mereka yang tidak memiliki hubungan darah. Dalam terjemahan
Septuaginta (versi Yunani dari Alkitab Ibrani), kata Ibrani yang mencakup saudara
dan sepupu diterjemahkan sebagai adelphos, yang dalam bahasa Yunani biasanya
memiliki arti sempit seperti kata ‘saudara’ dalam bahasa Inggris. Padahal,
sebetulnya, tidak seperti dalam bahasa Ibrani atau Aram, bahasa Yunani memiliki
kata terpisah untuk menyebut sepupu, yaitu kata anepsios, tetapi para penerjemah
Septuaginta menggunakan adelphos, bahkan untuk mereka yang benar-benar
sepupu.
St. Hieronimus (hidup pada abad keempat) percaya bahwa Bunda Maria tetap
tinggal sebagai perawan seumur hidupnya. Saudara-saudari yang disebutkan di
dalam Kitab Suci itu, demikian Hieronimus, berasal dari keturunan Maria Kleopas,
saudari dari Bunda Maria (Yoh. 19:25). Dialah yang memperkenalkan kemungkinan
bahwa saudara-saudara Kristus sebenarnya adalah sepupunya, karena dalam idiom
Yahudi, sepupu juga disebut sebagai ‘saudara-saudara.’
Pandangan St. Hieronimus ini menjadi pandangan resmi Gereja Katolik. Gereja
Katolik meyakini bahwa Yesus tidak mempunyai saudara kandung. Mereka yang
disebut ‘saudara-saudara Tuhan’ dalam Kitab Suci adalah sepupu Yesus, dan bukan
saudara kandung-Nya. Dengan argumentasi di atas, Gereja Katolik meyakini bahwa
Bunda Maria tidak mempunyai anak lain selain Yesus; dan ia tetaplah perawan
seumur hidupnya.
Referensi:
Tay, Stefanus & Listiati, Inggrid. 2016. Maria, O Maria. Bunda Allah, Bundaku,
Bundamu. Surabaya: Penerbit Murai Publishing.
Pidyarto, H. 2015. Mempertanggungjawabkan Iman Katolik. Malang: Penerbit
Dioma.
https://jalapress.com/2018/11/09/apakah-yesus-mempunyai-saudara-kandung/
https://www.catholic.com/tract/mary-ever-virgin
https://www.catholic.com/tract/brethren-of-the-lord
https://www.catholic.com/magazine/online-edition/jesus-had-brothers

https://www.catholic.com/magazine/online-edition/how-we-know-mary-was-a-
perpetual-virgin-0
https://www.catholic.com/magazine/print-edition/the-case-for-marys-perpetual-
virginity
https://www.catholic.com/magazine/print-edition/was-mary-a-perpetual-virgin
https://www.catholic.com/magazine/print-edition/how-to-explain-the-perpetual-
virginity-of-mary

2|Page

Anda mungkin juga menyukai