Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN TRIDUUM

HUT PAROKI ST. IGNATIUS


MAGELANG KE 116

Dengan Semangat St. Ignatius


Menjadi Gereja yang Inklusif, Inovatif, dan Transformatif
dalam Terang Kerahiman Allah

Tim Penyusun:

P Joko Purwanto
RN Priyo Saptomo
CD Tamtomo

~0~
KATA PENGANTAR

Saudara-saudari, seluruh umat Paroki St. Ignatius Magelang, pada tahun 2016 ini,
Paroki kita merayakan Ulang Tahun yang ke-116. Pertama-tama, kita bersyukur atas
penyertaan dan kasih Allah kepada kita semua. Kita yakin bahwa sepanjang sejarah,
Allah senantiasa membimbing dan menuntun peziarahan hidup umat-Nya. Dalam
rangka mensyukuri hari ulang tahun paroki yang ke 116 ini, ada beraneka ragam
kegiatan yang kita buat bersama. Ada kegiatan yang sifatnya selebrasi (perayaan),
refleksi, dan aksi sosial. Aneka kegiatan tersebut diharapkan semakin dapat
mewujudkan Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif.

Kegiatan yang sifatnya refleksi akan kita wujudkan bersama dengan kegiatan Triduum di
tingkat lingkungan-lingkungan. Secara serentak, kegiatan Triduum tersebut akan kita
lakukan dari tanggal 27-29 Juli 2016. Oleh karenanya, pada tanggal tersebut, diharapkan
setiap lingkungan dapat berkumpul, berdoa dan berefleksi bersama. Dengan kegiatan
yang coraknya refleksi ini, diharapkan umat semakin dapat memaknai pengalaman-
pengalaman hidupnya sebagai sebuah pengalaman iman, yang dapat menjadi inspirasi,
peneguh dan bekal peziarahan hidup selanjutnya.

Untuk mendukung kegiatan refleksi Triduum itu, disusunlah buku panduan Triduum
ini. Buku Panduan Triduum ini menyajikan tema-tema dan bahan-bahan yang dapat
kita dalami bersama selama Triduum. Tema besar yang akan kita dalami bersama
adalah bagaimana mengembangkan dan mewujudnyatakan wajah Gereja yang semakin
inklusif, inovatif dan transformatif dalam terang Kerahiman Allah. Semoga kehadiran
buku Panduan Triduum ini semakin membantu seluruh umat St. Ignatius Magelang
dalam berefleksi.

Akhir kata, atas nama seluruh umat paroki St. Ignatius Magelang, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Penyusun Buku Panduan Triduum ini,
yang telah berjerih payah menyusunnya di tengah kesibukan pekerjaan mereka.

Selamat merayakan HUT Paroki dan selamat Berefleksi. “Hidup menjadi lebih indah
dan bermakna ketika direfleksikan”.

Berkah Dalem

Rm. Aloysius Triyanto, Pr

~1~
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1

PERTEMUAN HARI #1…………………………………………………………………………………. 3

SUB TEMA : MEMANCARKAN WAJAH KRISTUS MELALUI GEREJA


YANG INKLUSIF

PERTEMUAN HARI #2………………………………………………………………………….……. 13

SUB TEMA : MENJADI PELAYAN TUHAN YANG INOVATIF DAN


KREATIF

PERTEMUAN HARI #3 ………………………………………………………………………………. 21

SUB TEMA : MENJADI GEREJA YANG TRANSFORMATIF

SANTO IGNASIUS LOYOLA, PENGAKU IMAN ………………………………………. 28

BLANGKO RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)……………………………………….. 31

~2~
PERTEMUAN HARI #1
Rabu, 27 Juli 2016

SUB TEMA :
MEMANCARKAN WAJAH KRISTUS
MELALUI GEREJA YANG INKLUSIF

Tujuan:
Peserta Triduum Hari #1 dapat memahami wajah Kristus yang semasa hidup-Nya
dikenal sebagai sosok yang selalu terbuka dan tidak pernah mengkotak-kotakkan. Kita
perlu belajar dari sikap Yesus Kristus sebagai gembala sejati dan tidak eksklusif yang
bukan hanya memperhatikan kawanan domba gembalaan-Nya tetapi juga
memperhatikan domba-domba lain yang bukan dari kawananNya.

1. Lagu Pembuka
(Pemandu bisa memilih sendiri lagu yang sesuai dengan tema Gereja yang inklusif,
misalnya:)

Hidup Rukun dan Damai


1 Alangkah bahagianya
Hidup rukun dan damai
Di dalam persaudaraan
Bagai minyak yang harum
Ref: Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

2 Ibarat embun yang segar


Pada pagi yang cerah
Laksana anggur yang lezat
Kan pemuas dahaga
Ref: Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

3 Begitulah berkat Tuhan


Dengan berlimpah ruah
Turun ke atas mereka, kini dan selamanya
Ref: Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan
Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya
~3~
3. Kata Pengantar
(Pemandu mengantar Triduum Hari #1 ini dengan menyebutkan tujuan sarasehan
ini, dan menguraikan secara singkat yang dimaksud dengan sikap inklusif (sebagai
lawan kata sikap eksklusif). Inklusif berasal dari Bahasa Inggris “inclusive” yang
artinya “termasuk di dalamnya”. Secara istilah berarti menempatkan dirinya ke
dalam cara pandang orang lain/kelompok lain dalam melihat dunia, dengan kata lain
berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain dalam
memahami masalah. Dalam perkembangannya istilah tersebut meluas digunakan
untuk membangun sikap dalam beragama dan bermasyarakat sehingga melahirkan
pluralisme beragama dan bermasyarakat. Sikap inklusif dan eksklusif pada dasarnya
adalah cara seseorang memandang perbedaan yang ada. Sikap inklusif cenderung
memandang positif perbedaan yang ada, sedangkan sikap eksklusif cenderung
memandang negatif perbedaan tersebut. Dalam bahasa sederhana inklusif bisa
diartikan juga merangkul semuanya).

4. Doa Pembuka
(Doa ini hanyalah salah satu alternatif saja, pemandu dapat menyesuaikan dengan
situasi dan karakteristik paguyuban yang ada.)

P Allah, Bapa kami yang Mahapengasih dan penyayang. Engkau telah


menanamkan benih kasih dalam hati semua orang. Bahkan Engkau telah
memberikan Roh-Mu sendiri tinggal dalam hati setiap insan. Dan Engkau
menghendaki agar kami saling mengasihi sebagaimana kami mengasihi diri
kami sendiri. Kami bersyukur kepada-Mu atas kasih-Mu. Engkau telah
mengangkat semua orang menjadi anak-Mu dan mengasihi mereka semua
dengan kasih yang sama.
Semoga kami selalu saling mengasihi dan hidup rukun sebagai saudara, yang
selalu terbuka dan tidak pernah mengkotak-kotakkan, sebagaimana sikap hidup
Putra-Mu, Yesus Kristus, Sang Gembala sejati yang tidak eksklusif; bukan hanya
memperhatikan kawanan domba gembalaan-Nya tetapi juga memperhatikan
domba-domba lain yang bukan dari kawanan-Nya. Dengan pengantaraan
Kristus dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
U Amin.

5. Pengalaman Hidup
(Pemandu hendaknya menceriterakan pengalaman hidup berikut ini dengan
memakai cara dan bahasanya sendiri. Akan tetapi akan lebih menarik lagi kalau
pemandu menceriterakan pengalaman hidupnya sendiri yang memiliki makna
inklusif dan menginspirasi banyak orang dalam bermasyarakat kepada peserta
sarasehan. Pengalaman hidup berikut hanyalah contoh.)

~4~
Pelayan Yang Baik Hati

Suatu waktu ketika pada malam hujan badai,


seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah
lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba
menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja
resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkah anda memberi kami sebuah kamar di


sini?" tanya sang suami. Sang pelayan, seorang laki-
laki ramah dengan tersenyum memandang kepada
pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara
konvensi di kota itu yang membuat kamar hotel itu
penuh.

"Semua kamar kami telah penuh," pelayan


berkata."Tapi saya tidak dapat membiarkan
pasangan yang baik seperti anda ini keluar kehujanan pada pukul satu dini hari.
Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup
untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan ini


ragu-ragu, pelayan muda
ini membujuk."Jangan
khawatir tentang saya.
Saya akan baik-baik saja,"
kata sang pelayan.
Akhirnya pasangan ini
setuju.

Ketika pagi hari saat


tagihan dibayar, laki-laki
tua itu berkata kepada
sang pelayan, "Anda
seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di
Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda."Sang
pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini
dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat
membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan seorang yang ramah
bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

~5~
Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia
menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada
malam hujan badai, dan disertai dengan tiket pulang-pergi dari Philadelphia ke New
York, dari New York ke Philadelphia. Dalam surat itu juga dikatakan laki-laki muda
ini diminta datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu
dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut di persimpangan jalan. Dia
menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu
kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau
kelola".

"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.

"Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan
megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel yang sampai sekarang
menjadi hotel ternama di Amerika.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C.


Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia
untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.
(Translated from http://www.slideshare.net/trinityblu/all-for-love-boldt-castle)

6. Pendalaman Isi/Pesan dari Ceritera


(Pemandu memperdalam pengalaman hidup di atas dengan melontarkan pertanyaan
berikut ini, dan upayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin peserta untuk
mendiskusikannya:
 Bagaimanakah kesan Anda dengan kisah tersebut?
 Apakah Anda memiliki pengalaman yang mirip dengan kisah tesebut? Bisakah
Anda mensharingkannya kepada peserta sarasehan lainnya?
 Pesan apa yang bisa Anda tangkap dari kisah tersebut?
Atau sebagai pemandu bisa juga melontarkan pertanyaan serupa yang bertemakan
sikap hidup inklusif.)

7. Rangkuman Pengalaman Hidup


(Melalui kisah tersebut di atas, kita dapat belajar dari laki-laki muda, George C.
Boldt, yang kemudian menjadi manager pertama di hotel Waldorf-Astoria Hotel,
hotel paling bergengsi di dunia. Wajah Kristus yang semasa hidup-Nya dikenal
sebagai sosok yang selalu terbuka dan tidak pernah mengkotak-kotakkan nampak

~6~
nyata pada George C. Boldt. Kita perlu belajar dari sikap Yesus Kristus sebagai
gembala sejati dan tidak eksklusif yang bukan hanya memperhatikan kawanan
domba gembalaannya tetapi juga memperhatikan domba-domba lain yang bukan
dari kawanannya, sebagaimana tertuang dalam Bacaan Injil berikut ini).

8. Bacaan Injil Luk 10-25-37


(Bacaan Injil dapat dilakukan atau dibacakan oleh pemandu. Tetapi tidak menutup
kemungkinan dibaca oleh semua peserta sarasehan yang hadir, dengan cara satu
orang satu ayat secara bergantian. Agar semua terlibat, cara kedua pembacaan Injil
ini dapat dilakukan berulang-ulang agar semua umat mendapat bagian.)

Luk 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus,
katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?"
Luk 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa
yang kaubaca di sana?"
Luk 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri."
Luk 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka
engkau akan hidup."
Luk 10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus:
"Dan siapakah sesamaku manusia?"
Luk 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia
jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya
habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi
meninggalkannya setengah mati.
Luk 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang
itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Luk 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat
orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Luk 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat
itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan.
Luk 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan
orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya.

~7~
Luk 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari
ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Luk 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah
sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Luk 10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

9. Pendalaman Kitab Suci


(Pemandu mengajak umat mendalami Bacaan Injil di atas untuk menemukan makna
dengan bantuan pertanyan berikut ini:
 Apakah yang membedakan antara 1) seorang imam (Luk 10: 31), 2) seorang Lewi
(Luk 10: 32), dan 3) seorang Samaria (Luk 10: 33)?
 Manakah dari ke 3 (tiga) orang di atas yang memiliki sikap hidup inklusif?
 Apakah Anda bisa menunjukkan orang-orang (tokoh) di sekitar kita yang
memiliki sikap hidup inklusif? Siapakah mereka? Bagaimanakah sikap mereka
dalam bermasyarakat?
Atau sebagai pemandu bisa juga melontarkan atau menambah pertanyaan serupa
yang bertemakan sikap hidup inklusif berdasarkan Bacaan Injil di atas.)

10. Peneguhan
(Peneguhan dapat disampaikan melalui Latihan Rohani St. Ignatius No. 23 berikut
ini, yang dari harta rohani ini kita bisa mendasarkan pilihan menjadi Gereja yang
inklusif.)

Latihan Rohani (Spiritual Exercises) No. 23

“Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, dan melayani Tuhan, dan


dengan demikian ia memperoleh keselamatan jiwanya. Dan segala sesuatu
yang lain di dunia diciptakan untuk manusia dan bahwa mereka dapat
membantunya untuk mencapai tujuan akhir yang untuknya manusia
diciptakan. Dari sini, artinya, manusia harus mempergunakan hal-hal duniawi
tersebut asalkan hal-hal tersebut dapat membantunya mencapai tujuan akhir-
nya, dan ia harus membuang hal-hal tersebut sejauh itu menghalanginya untuk
mencapai tujuan akhir. Untuk ini, adalah penting untuk membuat diri kita
tidak terikat kepada semua hal yang diciptakan, di dalam segala sesuatu yang
diperbolehkan menjadi pilihan bebas kita dan yang tidak dilarang; sehingga di
pihak kita, kita tidak menginginkan kesehatan daripada penyakit, kekayaan
daripada kemiskinan, penghormatan daripada penghinaan, umur panjang
daripada umur pendek, sehingga di dalam segala sesuatu, hanya menginginkan

~8~
dan memilih apa yang paling kondusif bagi kita untuk mencapai tujuan akhir
yang untuknya kita diciptakan.” (SE, 23)

Di sini St. Ignatius mengajarkan: 1) keutamaan tujuan akhir di dalam setiap


pengambilam keputusan; 2) kenyataan bahwa semua hal yang diciptakan adalah
hanya merupakan sarana/ alat untuk mencapai tujuan akhir; 3) pentingnya
melakukan discernment (kearifan) tentang penggunaan semua hal yang diciptakan; 4)
sangat pentingnya ‘interior detachment‘ (ketidakterikatan dalam batin’ yang disebut
juga ‘indifference‘) dari semua hal yang diciptakan (termasuk kesehatan, umur
panjang, kekayaan, kehormatan, dst; dan 5) kita harus memilih sarana yang paling
kondusif untuk mencapai tujuan akhir kita. Dengan kata lain, kita harus memilih apa
yang dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar kepada Tuhan: Ad Maiorem
Dei Gloriam.
‘Indifference‘ yang dimaksudkan oleh St. Ignatius adalah sikap batin untuk
bertumbuh dalam kebijaksanaan adikodrati, yaitu kebajikan untuk memilih sarana/
cara yang terbaik demi mencapai tujuan akhir, dan juga karunia nasehat, yang
olehnya kita membiarkan diri digerakkan oleh Allah untuk memilih sarana yang
terbaik untuk mewujudkan rencana-Nya untuk menguduskan kita dan
menyempurnakan kita dalam kasih.
Dari harta karun rohani St. Ignatius inilah pilihan cara hidup inklusif kita tempatkan,
dan menghindari cara hidup eksklusif yang penuh dengan kelekatan duniawi.

11. Refleksi dan Aksi


Refleksi:
 Apakah saya pribadi sudah mencontoh dan melaksanakan bersikap inklusif,
sebagaimana ditunjukkan oleh seorang Samaria (dalam Injil), dan George C.
Boldt (dalam kisah di atas)? Berikan alasannya.
 Apakah lingkungan/wilayah, keluarga, serta komunitasku sudah bertumbuh
dengan sehat sebagai masyarakat yang inklusif? Berikan alasannya.
Aksi:
 Pemandu mengajak memikirkan aksi nyata yang akan dilakukan berkaitan
dengan cara hidup yang inklusif di lingkungan/wilayah, keluarga, serta
komunitasku sehingga kehadiran Gereja yang inklusif dapat dirasakan
dimasyarakat kita. Sarasehan ini akan terjadi tanpa makna jika bagian Aksi ini
diabaikan.

12. Doa Umat


(Doa umat berikut ini boleh disesuaikan dengan kebutuhan umat. Artinya, pemandu
dianjurkan untuk mendorong umat mendoakan ujubnya sendiri sesuai tema
sarasehan.)

~9~
P Ya Tuhan, Bapa kami di surga, Engkau memberikan Roh Kudus kepada orang-
orang yang mohon kepada-Mu. Lihatlah umat-Mu ini yang berseru kepada-Mu
dengan penuh harapan. Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
L1 Bagi Bapa Paus, Para Uskup dan Para Imam (hening):
Ya Bapa, buatlah Bapa Paus, Para Uskup dan Para Imam, agar teguh dalam
iman kepercayaan, suci dalam tingkah laku dan setia dalam panggilan mereka
dalam menghadirkan wajah-Mu melalui cara hidup mereka yang inklusif.
Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
L2 Bagi Bangsa-bangsa di seluruh dunia (hening):
Ya Bapa, anugerahilah kesejahteraan kepada bangsa-bangsa di seluruh dunia,
serta Kau persatukan dalam perdamaian sejati melalui cara hidup yang inklusif.
Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
L3 Bagi Keluarga-keluarga di Paroki St. Ignatius Magelang (hening):
Ya Bapa, berkatilah keluarga-keluarga di Paroki St. Ignatius Magelang, agar
selalu diberi kesehatan, kesucian dan kerukunan satu sama lain.
Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
L4 Bagi orang muda di Paroki St. Ignatius Magelang (hening):
Ya Bapa, semangatilah para Orang Muda Katolik di paroki kami dengan api
Roh Kudus agar mereka dapat mengatur hidupnya dengan murni dan
bertanggung jawab.
Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
L5 Bagi Paroki St. Ignatius Megelang yang berulang tahun ke-116(hening):
Ya Bapa, tumbuhkanlah kedewasaan bagi semua umat agar lebih saling
menghargai perbedaan, membantu yang kesusahan, menjalin komunikasi yang
baik satu sama lain dan selalu bahu membahu untuk mengembangkan iman
dan kesatuan Gereja di tengah kehidupan yang semakin kompleks ini.
Marilah kita berseru:
U Tuhan, bukalah mata hati kami akan kehendak-Mu.
P Demikianlah doa-doa yang kami mohonkan kepada-Mu demi Yesus Kristus,
Putera-Mu, pemimpin dan pengantara kami, yang hidup dan bertahta bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala abad.
U Amin

~ 10 ~
13. Doa Bapa Kami
14. Doa Penutup dan Perutusan
DOA TRIDUUM
HUT PAROKI ST. IGNATIUS 116
Allah Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur kepada-Mu atas segala berkat
dan rahmat, serta penyertaan-Mu pada perjalanan paroki kami yang tercinta, Paroki
Santo Ignatius. Engkau telah mengumpulkan, mempersatukan dan menjiwai kami
dengan semangat saling berbagi dan mengasihi, sehingga kami dapat membangun
suatu kerja sama yang baik selama ini menuju Gereja yang inklusif, inovatif dan
transformatif.
Terima kasih Tuhan, 116 tahun telah berlalu, banyak hal yang telah kami
lakukan. Semoga Roh Kudus-Mu tetap menyertai Paroki Santo Ignatius untuk masa
yang akan datang. Pandanglah dengan murah hati semua umat-Mu yang telah ikut
terlibat membangun paroki kami, baik secara moril maupun materiil, limpahkanlah
berkat-Mu untuk mereka.
Bapa yang terkasih, kami juga berdoa untuk para Romo yang pernah berkarya
di paroki Santo Ignatius ini.Dampingilah dan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada
para Romo dalam mengemban karya missioner dimanapun mereka Kau utus.
Semoga Roh Kudus-Mu tetap menjiwai seluruh umat Paroki Santo Ignatius ini,
sehingga kami semakin lama semakin mencintai Engkau, Allah yang maha pengasih
dan penyayang. Dan tetap melanjutkan perjalanan hidup rohani kami bersama-sama
dengan terang Kristus yang senantiasa menuntun kami.
Hati Kudus Yesus, kasihanilah kami.
Bunda Maria, doakanlah kami.
Santo Ignatius, doakanlah kami.
Bapa kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ...
P SemogaTuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita semua dapat mewujudkan Gereja yang inklusif di dalam keluarga,
dan masyarakat, dengan berkat Allah yang Maha Kuasa, (+) dalam nama Bapa,
dan Putra, dan Roh Kudus.
U Amin.
P Dengan demikian Triduum Hari #1 dalam rangka HUT Paroki St. Ignatius
sudah selesai.
U Syukur kepada Allah.
P Marilah kita pergi. Kita diutus.
U Amin.

~ 11 ~
15. Lagu Penutup
(Lagu penutup bisa diambil dari PS. 618, atau lagu lain yang sesuai.)
DI DALAM KRISTUS, BERTEMU
1. Di dalam Kristus bertemu seluruh dunia; terpadu umat Penebus di dalam
kasihNya.
2. Semua hati terlebur di dalam TubuhNya, berkarya akrab dan tekun di
pelayananNya.
3. Bergandeng tanganlah erat, apapun bangsamu: pengabdi Bapa yang kudus,
tentulah kawanku.
4. Di dalam Kristus bertemu seluruh dunia; cerminan kasih Penebus umatNya
yang esa.

~ 12 ~
PERTEMUAN HARI #2
Kamis, 28 Juli 2016

SUB TEMA :
MENJADI PELAYAN TUHAN YANG INOVATIF DAN KREATIF

Tujuan:
Peserta triduum dapat memahami pentingnya mengubah suatu kondisi yang biasa-biasa
saja, dan malah cenderung acuh tak acuh, menjadi sesuatu yang tampak luar biasa dalam
pelayanan. Pelayanan haruslah berdasarkan suka cita sejati, sebagaimana diteladankan
oleh Yesus dalam hidup-Nya. Hal itu bisa dilakukan dengan inovasi yang diwujudkan
dengan sikap kreatif dalam kehidupan menggereja pada masa kini.

1. Lagu Pembuka
(Bisa dipilih sendiri yang sesuai dengan tema Gereja yang inovatif dan kreatif,
misalnya: PS. 682, atau lagu lainnya.)

PANGGILAN TUHAN
1 1 7 2 1/ 2 3 4 3 2 /
1. Panggilan Tuhan bagi umat-Nya
di atas bumi ciptaan-Nya;
Api cinta-Nya, nyala kasih-Nya,
sumber semangat bagi kita.
Wartakan semangat cinta-Nya
pada orang yang dambakan kasih-Nya.
Terpujilah Tuhan Allah,
yang telah mengutus Putra-Nya.
2. Sungguh berlimpah kasih Sang Bapa,
kita dikurniai rahmat.
Kita semua t’lah dibangkitkan,
dan disatukan dalam Tuhan.
Kita akan diberi tempat
dalam surga mulia bersama-Nya.
Terpujilah Tuhan Allah,
kar’na kasih karunia-Nya.

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan
Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya
~ 13 ~
3. Kata Pengantar
(Pemandu mengantar Tri Duum Hari #2 ini dengan menyebutkan tujuan sarasehan
di atas, dan menguraikan dengan singkat yang dimaksud dengan menjadi pelayanan
Tuhan yang inovatif dan kreatif. Umat diajak mengubah suatu kondisi yang biasa-
biasa saja, dan malah cenderung acuh tak acuh, menjadi sesuatu yang tampak luar
biasa dalam pelayanan, sekaligus diajak memiliki daya juang yang inovatif dan kreatif.
Kesulitan menghadapi situasi kehidupan, seringkali membuat hidup beriman kita
goyah. Masalah yang menerpa kita seringkali membuat kita bertanya, “Apa yang
harus aku lakukan? Dimanakah Engkau, Tuhan? Mengapa Tuhan tidak
mendengarkan doa-doaku?” Dalam kesulitan hidup, masihkah kita berani dan
dengan suka cita bertahan menjadi orang Katolik yang beriman tangguh dan
mendalam? Ataukah kita lebih sering menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan
Tuhan? Bagaimanakah sikap batin dan iman yang kita tunjukkan? Pemandu bisa
menambahkan secara singkat menjelaskan pengertian gereja yang inovatif dan kreatif
yang menjadi kerangka Ardas KAS 2016-2020).

4. Doa Pembuka
(Doa ini hanyalah salah satu alternatif saja, pemandu dapat menyesuaikan dengan
situasi dan karakteristik paguyuban yang ada.)

P Allah Bapa kami yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu atas iman yang
Kau tanamkan dalam hati kami. Kami mohon kepada-Mu Ya Bapa, semoga
kami senantiasa tetap percaya akan penyelenggaraan-Mu. Mampukanlah kami,
menemukan jalan yang Engkau kehendaki dalam kehidupan kami, kuatkanlah
iman kami, meski menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup. Utuslah
Roh Kudus-Mu agar kami mampu mengubah suatu kondisi yang biasa-biasa
saja, dan malah cenderung acuh tak acuh, menjadi sesuatu yang tampak luar
biasa dan penuh suka cita. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U Amin.

5. Pengalaman Hidup
(Pemandu hendaknya menceriterakan pengalaman hidup berikut ini dengan
memakai cara dan bahasanya sendiri. Akan tetapi akan lebih menarik lagi kalau
pemandu menceriterakan pengalaman hidupnya sendiri yang memiliki makna
menjadi pelayan yang inovatif dan kreatif, dan menginspirasi banyak orang dalam
bermasyarakat kepada peserta sarasehan. Pengalaman hidup berikut hanyalah
contoh.)

~ 14 ~
"Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa melihatnya."

Di tangga sebuah
bangunan, duduk seorang anak
laki-laki tunanetra dengan
sebuah kaleng terletak di dekat
kakinya. Ia mengangkat sebuah
papan yang bertuliskan: "Saya
buta. Tolong saya."

Anak itu sudah ada di situ


selama lebih dari 4 jam, tapi di
dalam kalengnya hanya ada
beberapa keping uang. Padahal
sedari tadi, banyak orang yang
lalu lalang melewatinya.

Tanpa diketahui anak itu, ada seorang pria yang sempat memperhatikan
kejadian ini selama beberapa menit. Pria itu pun akhirnya berjalan menghampiri
anak itu. Setelah memasukkan beberapa uang koin ke dalam topi si anak, pria itu
mengambil papan, membaliknya dan menulis beberapa kata. Pria tersebut menaruh
papan itu kembali, sehingga orang yang lalu lalang dapat melihat apa yang baru ia
tulis. Segera sesudahnya, kaleng itu pun terisi penuh.Semakin banyak orang yang
memberi uang pada si anak tuna netra.

Saat sore menjelang, pria yang mengubah kata-kata di papan itu datang kembali
untuk melihat perkembangan yang terjadi. Nah, si anak tuna netra ini mengenali
langkah kakinya dan segera bertanya, "Apakah bapak yang telah mengubah tulisan di
papanku tadi pagi?Apa yang bapak tulis?"

Pria itu menjawab, "Saya hanya menuliskan sebuah kebenaran. Saya


menyampaikan apa yang telah kamu tulis, dengan cara yang berbeda."

Apa yang ditulis oleh pria tadi adalah: "Hari ini adalah hari yang indah dan saya
tidak bisa melihatnya."

Bukankah tulisan yang pertama dan yang kedua sebenarnya sama saja? Yakni,
anak itu buta. Namun, tulisan pertama hanya menyatakan bahwa anak itu buta.
Sedangkan, tulisan kedua menyatakan kepada orang-orang bahwa mereka sangat
beruntung karena bisa melihat! Apakah kita perlu terkejut melihat tulisan yang kedua
lebih efektif?

~ 15 ~
6. Pendalaman Isi/Pesan dari Ceritera
(Pemandu memperdalam pengalaman hidup di atas dengan melontarkan pertanyaan
berikut ini, dan upayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin peserta untuk
mendiskusikannya:
 Bagian kisah mana dari ilustrasi di atas yang menarik? Mengapa?
 Pelajaran apa yang dapat kita petik? Mengapa pelajaran itu penting?
 Apakah yang kita lakukan, ketika kita menghadapi kesulitan hidup? Atau melihat
kesulitan hidup orang lain?
 Apakah iman kita tetap tangguh dalam kesulitan hidup? Ataukah kita menyerah,
bahkan dengan mudah meninggalkan keimanan kita?
Pemandu bisa melemparkan pertanyaan lain yang sesuai dengan tema tentang sikap
orang katolik yang inovatif dan kreatif).

7. Rangkuman Pengalaman Hidup


(Pemandu dapat mengajak umat untuk berbagi pengalaman/sharing mengenai saat
kesulitan hidup yang dihadapi dan terkadang membuat goyah iman kita terhadap
penyelenggaraan Allah. Atau pemandu dapat memberikan ilustrasi tambahan untuk
menguatkan sikap iman, agar selalu bertahan dalam iman, kasih dan pengharapan
akan Tuhan, serta dengan penuh suka cita mencari cara yang inovatif dan kreatif
mengubah keadaan.)

8. Bacaan Kitab Suci Efesus 4: 17-32


(Bacaan Kitab Suci dapat dilakukan atau dibacakan oleh pemandu. Tetapi tidak
menutup kemungkinan dibaca oleh semua peserta sarasehan yang hadir, dengan cara
satu orang satu ayat secara bergantian. Agar semua terlibat, cara kedua pembacaan
Kitab Suci dapat dilakukan berulang-ulang agar semua umat mendapat bagian.)

Ef.4: 17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu didalam Tuhan:
Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah
dengan pikirannya yang sia-sia.
Ef.4: 18 Dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan
Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena
kedegilan hati mereka.
Ef.4: 19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri
kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam
kecemaran.
Ef.4: 20 Tetapi kamu bukan demikian, kamu telah belajar mengenal Kristus.
Ef.4: 21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia, dan menerima pengajaran
di dalam Dia, menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

~ 16 ~
Ef.4: 22 yaitu, bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu,
harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh
nafsunya yang menyesatkan,
Ef.4: 23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
Ef.4: 24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut
kehendak Allah, di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.
Ef.4: 25 Karena itu, buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
Ef.4: 26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam sebelum padam amarahmu,
Ef.4: 27 dan janganlah beri kesempatan kepada iblis,
Ef.4: 28 orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja
keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri,
supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan.
Ef.4: 29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Ef.4: 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Ef.4: 31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah,
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Ef.4: 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh
kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam
Kristus telah mengampuni kamu.

9. Pendalaman Kitab Suci


(Pemandu bisa mengajak umat untuk merefleksikan bersama terhadap bacaan Kitab
Suci dengan mengajak sharing umat mengenai pemahaman dan pengalaman
hidupnya, atau (bila memungkinkan) dengan menayangkan film tematis inspiratif,
dengan tema pokoknya menjadi pelayan Tuhan yang inovatif dan kreatif.
Point-point pertanyaan untuk pendalaman:
 Menurut Surat Paulus kepada Umat di Efesus, bagaimanakah seharusnya hidup
orang Katolik? Jelaskan!
 Apakah yang dimaksud dengan manusia lama?
 Apakah yang dimaksud dengan manusia baru?
 Mengapa kita harus mengenakan manusia baru dan membuang manusia lama
kita?
Atau sebagai pemandu bisa juga melontarkan pertanyaan serupa yang bertemakan
sikap hidup sebagai pelayan yang inovatif dan kreatif.)

~ 17 ~
10. Peneguhan
(Setiap keluarga pasti pernah dan akan selalu menghadapi berbagai kesulitan
kehidupan. Apakah itu masalah pendidikan keimanan, ekonomi, hubungan antar
anggota maupun hubungan dengan tugas dan pelayanan di dalam masyarakat. Ajaran
dan teladan hidup dari Santo Ignatius, kiranya dapat kita petik bagi upaya
perkembangan dan pertumbuhan iman agar tetap terpelihara semangat dan daya
juang ketangguhannya dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.
 Contoh Santo Ignatius dengan spiritualitas Ignatiannya.
 Peneguhan oleh Pemandu: bahwa Allah memiliki kehendak dan rencana untuk
setiap manusia, kita diajak untuk selalu berdoa dan memahami penyelenggaraan
kasih Allah terhadap kita tidak terbatas dan luar biasa.
 Mencintai, mengasihi dengan penuh sukacita menjadi bentuk pelayanan kita
yang selalu relevan dengan perkembangan jaman. Kasih itu sepanjang jaman,
sebagaimana Allah telah mengasihi kita selamanya.)

11. Refleksi dan Aksi


Refleksi
 Apakah saya pribadi sudah memiliki sikap hidup inovatif dan kreatif,
sebagaimana yang dicontohkan oleh seorang Pria yang ada pada ceritera/kisah
"Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa melihatnya."? Berikan
alasannya.
 Apakah lingkungan/wilayah, keluarga, serta komunitasku sudah bertumbuh
dengan sehat sebagai masyarakat yang inovatif dan kreatif, memahami pentingnya
mengubah suatu kondisi yang biasa-biasa saja, dan malah cenderung murung,
menjadi sesuatu yang tampak luar biasa dalam pelayanan? Berikan alasannya.
Aksi
 Pemandu mengajak memikirkan aksi nyata yang akan dilakukan berkaitan dengan
cara hidup yang inovatif dan kreatif di lingkungan/wilayah, keluarga, serta
komunitasku, sehinga kondisi yang biasa-biasa saja, dan malah cenderung
murung, menjadi sesuatu yang tampak luar biasa dan penuh suka cita.

12. Doa Umat


(Doa umat berikut ini boleh disesuaikan dengan kebutuhan umat. Artinya, pemandu
dianjurkan untuk mendorong umat mendokan ujubnya sendiri sesuai tema
sarasehan.)

P Marilah memohon kepada Bapa kita di surga supaya mengutus Roh Kudus,
agar kita ditobatkan dan diperbaharui agar menjadi manusia baru dalam Kristus.
Marilah kita berseru:

~ 18 ~
L1 Bagi Paroki kami St. Ignatius Magelang (hening). Ya Allah, Bapa Yang Penuh
Kasih, kami bersyukur akan kasihMu yang tiada akhir kepada kami. Kami
mohon, curahkanlah rahmatMu kepada kami, agar kami mampu membalas
Kasih-Mu dengan karya kehidupan kami, yang selaras dengan rencana dan
kehendakMu.
Marilah kita mohon …
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L2 Bagi seluruh umat-Mu (hening). Tumbuhkanlah dalam hati umatMu, kerelaan


untuk berbagi kepada sesama kami, terlebih yang kecil, lemah, miskin, dan
tersingkir, agar NamaMu semakin dimuliakan di seluruh bumi.
Marilah kita mohon …
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L3 Bagi kita yang sedang dalam peziarahan di dunia yang penuh tantangan dan
godaan (hening). Kuatkanlah kami semua didalam peziarahan di dunia yang
penuh dengan tantangan dan godaan. Semoga kami selalu mengusahakan
pelayanan yang penuh kasih, agar suka cinta sejati berkembang didalam setiap
pelayanan kami, di tengah masyarakat kami.
Marilah kita mohon …
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L4 Bagi seluruh palayan jemaat (hening). Anugerahkan hikmat dan kebijaksanaan-


Mu, agar memiliki hati yang jernih dan pikiran yang cerdas, mampu
membedakan dan memilih antara yang baik dan yang buruk, dan pendirian yang
teguh untuk menolak godaan yang menyesatkan;
Marilah kita mohon …
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P Demikianlah ya Allah, doa dan harapan kami umatMu. Ini semua kami
hunjukkan kepadaMu melalui perantaraan PutraMu Juru Selamat kami Yesus
Kristus.
U Amin.

13. Doa Bapa Kami


14. Doa Penutup dan Perutusan
(…..Lihat Doa Triduum hari #1….)
P Semoga Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama-lamanya
P Semoga kita semua dapat menjadi pelayan Tuhan yang inovatif dan kreatif
dengan berkat Allah yang Kuasa, (+) dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus.
~ 19 ~
U Amin.
P Dengan demikian Triduum Hari #2 dalam rangka HUT Paroki St. Ignatius
sudah selesai.
U Syukur kepada Allah.
P Marilah kita pergi. Kita diutus.
U Amin.

15. Lagu Penutup


(Lagu penutup bisa diambil dari PS. 692 atau lagu lain yang sesuai.)

YESUS MENGUTUS MURIDNYA


3 3 . / 3 34 / 5 4 3 / 5 5 . / 0 i / 2 . i / 7 6 / 6 5 . /
1. Yesus mengutus murid-Nya pergi berdua-dua,
keluar masuk kota, menjelajah semua desa.
“Bawalah kabar gembira, kepada yang miskin papa,
di tangan Sang Pencipta, semua ‘kan dapat berkah.
Refr. Marilah kita pergi, bekerja di ladang Tuhan.
menaburkan yang baik di dalam hati orang. 2x.

2. Lagukan madah syukurmu, Tuhan bersama kita.


Yang kau takuti apa, bila Tuhan penguat kita.
Pada-Nya kita bersyukur, semua telah diutus,
membawa penghiburan, dan warta keselamatan. Refr.

~ 20 ~
PERTEMUAN HARI #3
Jumat, 29 Juli 2016

SUB TEMA :
MENJADI GEREJA YANG TRANSFORMATIF

Tujuan:
Peserta Triduum Hari #3 dapat memahami pentingnya melihat umat kita tidak lagi
sebagai obyek pemberdayaan, tapi biarlah mereka menjadi subyek pemberdayaan, yakni
dengan menjadi agen-agen perubahan (agent of change).

1. Lagu Pembuka
(Bisa dipilih sendiri yang sesuai dengan tema menjadi Gereja yang transformatif,
misalnya:)

Berubah untuk Berbuah

1. Mari kita semua melangkah,


mari kita semua berubah,
satukan tekad songsong masa depan cerah.

Membangkitkan pelayanan yang berkobar,


cinta yang merangkul semuanya,
dan memberdayakan Gereja serta masyarakat.

2. Tanda Salib dan Salam


P Delam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan
Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya

3. Kata Pengantar
(Pemandu mengantar Triduum Hari #3 ini dengan menyebutkan tujuan sarasehan di
atas, dan menguraikan dengan singkat apa yang dimaksud dengan menjadi Gereja
yang transformatif, yang salah satu diantaranya adalah menjadikan umat sebagai
subjek pemberdayaan atau menjadi agen-agen perubahan sosial (agent of change).
Sebagaimana dilantunkan dalam lagu Mars Gereja St. Ignatius, baik bait 1 (untuk
lagu pembuka sarasehan) dan 2 (untuk lagu penutup sarasehan), sangat kental sekali
terasa adanya tema ajakan untuk berubah. Dengan menyanyikan lagu tersebut, kita
diajak untuk menjadi agen-agen perubahan, tidak saja di keluarga kita, tetapi juga di
Gereja dan masyarakat).
~ 21 ~
4. Doa Pembukaan
(Doa ini hanyalah salah satu alternatif saja, pemandu dapat menyesuaikan dengan
situasi dan karakteristik paguyuban yang ada.)

P Bapa yang Penuh Cinta, Allah segala sumber kehidupan. Pada pertemuan
Triduum Hari #3 ini, kami bersama-sama akan mencoba mendalami apa yang
dimaksud dengan menjadi Gereja yang transformatif – di mana kami akan
diajak menjadi agen-agen pemberdayaan dan agen-agen perubahan. Kami
mohon, semoga apa yang kami refleksikan dan kami sharingkan bersama dalam
sarasehan ini, sungguh menjadikan inspirasi dalam mengembangkan karya dan
pelayanan kami, di keluarga, Gereja, dan masyarakat kami. Doa ini kami
panjatkan, dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus, yang hidup dan bertahta
bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah Tritunggal, sekarang
dan sepanjang segala masa.
U Amin.

5. Pengalaman Hidup
(Pemandu hendaknya menceriterakan pengalaman hidup berikut ini dengan
memakai cara dan bahasanya sendiri. Akan tetapi akan lebih menarik lagi kalau
pemandu menceriterakan pengalaman hidupnya sendiri yang memiliki makna
transformatif – pengalaman hidup menjadi agen perubahan sosial yang menginspirasi
banyak orang dalam bermasyarakat kepada peserta sarasehan. Dengan pengalaman
yang dimiliki, pemandu bisa juga memberikan contoh-contoh pengalaman hidup
tokoh agen perubahan lainnya yang pemandu kenal di masyarakat kita. Pengalaman
hidup berikut hanyalah contoh).

Agen Perubahan

Untuk apa Anda hidup? Banyak orang hidup hanya sekadar numpang lewat.
Sibuk mencari uang dan menikmati hidup. Kehadirannya tidak memberi
sumbangsih apa pun bagi dunia sekitar. Melaluinya, dunia tidak menjadi lebih baik.
Malah ada orang yang hidupnya selalu menebar masalah. Untung, tidak semuanya
begitu. Ada juga orang-orang yang berhasil mengubah dunia. Misalnya, Romo
Mangun Wijaya dan Ibu Teresa. Dunia merasa berutang budi saat mereka
meninggal. Dunia menjadi berbeda karena mereka.
Raja Hizkia termasuk tokoh pembawa perubahan di negerinya. Selama 100
tahun, para raja di Yudea memerintah tanpa mengandalkan pimpinan Tuhan.
Namun, Raja Hizkia berbeda. Ia berani melawan arus. Alih-alih mengikuti jejak raja-
raja sebelumnya, ia menetapkan diri untuk memimpin Yudea kembali ke jalan
Tuhan. Di tengah perjuangannya, ia jatuh sakit. Hampir mati. Ia pun memohon
belas kasihan Tuhan, dan Tuhan memberinya berkat istimewa. Usianya
diperpanjang 15 tahun. Bahkan, Tuhan berjanji menyertai perjuangannya;
~ 22 ~
menyelamatkan rakyatnya dari serangan tentara Asyur. Ini tidak mengherankan.
Allah suka memberi berkat istimewa bagi orang yang bisa dipakai-Nya untuk
mengubah dunia.
Tuhan ingin memakai kita menjadi agen perubahan. Tidak harus perubahan
besar. Perubahan kecil pun bisa sangat berarti. Kehadiran kita bisa menyentuh dan
mengubah hidup orang-orang di sekitar kita. Membuat orang merasa senang,
dikasihi, dan dihargai. Hadiah atau pujian kecil bisa mengenyahkan kesuraman hati
seorang teman. Sebuah panggilan telepon atau e-mail bisa membuat sahabat kita
merasa dicintai. Jadilah agen perubahan hari ini!

Sekilas Info:

Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan


gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika
Edukasi Dasar. Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang eksploratif
pada penduduk korban proyek pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa
Tengah, serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta.
Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh
politik dan kepentingan para pejabat dengan "jeritan suara hati
nurani" menjadikan dirinya beroposisi selama masa pemerintahan Presiden
Soeharto.

Bunda Teresa adalah seorang biarawati gereja Katolik Roma yang menarik
perhatian internasional dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas
upayanya menyantuni anak yatim dan orang miskin di seluruh dunia. Selama
hidupnya, dia mampu menyentuh kehidupan ribuan orang miskin dan sering
bekerja dalam kondisi sulit di negara-negara Dunia Ketiga, terutama India.
Paus Yohanes Paulus II, pada Minggu 19 Oktober 2003, menobatkan Ibu
Teresa dari Kalkuta menjadi beata dalam Gereja Katolik.

6. Pendalaman Isi/Pesan dari Ceritera


(Pemandu memperdalam pengalaman hidup di atas dengan melontarkan pertanyaan
berikut ini, dan upayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin peserta untuk
mendiskusikannya:
 Bagaimanakah kesan Anda dengan kisah tersebut, terutama berkaitan dengan
tokoh yang bertindak sebagai agen perubahan seperti Romo Mangun Wijaya dan
Ibu Teresa?
 Apakah Anda pernah mendengar atau mengetahui pengalaman seseorang yang
mirip dengan kisah tesebut, yakni menjadi agen perubahan? Bisakah Anda
mensharingkannya kepada peserta sarasehan lainnya?
 Kesan apa yang bisa Anda tangkap dari kisah tersebut?
 Apakah Anda terinspirasi menjadi agen perubahan?
Atau sebagai pemandu bisa juga melontarkan pertanyaan serupa yang bertemakan
sikap hidup transformatif – atau menjadi agen perubahan.)

~ 23 ~
7. Rangkuman Pengalaman Hidup
(Melalui pengalaman hidup di atas Tuhan ingin memakai kita menjadi agen
perubahan. Ada banyak macam cara bagaimana menjadi agen perubahan, dan tidak
harus susuatu yang hebat, yang kecil namun bermakna pun bisa kita lakukan.
Misalnya, kehadiran kita di acara rutin mingguan (sembayangan Rebon, Kemisan,
Jumat Kliwonan dsb.), bisa menyentuh dan mengubah hidup orang-orang di sekitar
kita. Membuat orang merasa senang, dikasihi, dan dihargai, dan tidak menjadi batu
sandungan orang lain adalah contoh lainnya. Hadiah atau pujian kecil bisa
mengenyahkan kesuraman hati seorang teman. Sebuah panggilan telepon atau e-mail
bisa membuat sahabat kita merasa dicintai. Tidak mengaktifkan HP, BB, dan alat
komunikasi lainnya saat makan malam bersama dan moment kebersamaan lainnya
di keluarga, atau saat mengikuti persekutuan doa dan perayaan Ekaristi. Contoh
lainnya yang bermakna agen perubahan bisa pemandu tunjukkan. Melalui sarasehan
kali ini Anda semua diajak untuk menjadi agen perubahan).

8. Bacaan Kitap Suci 2 Raja-raja 20:1-6


(Bacaan Kitab Suci dapat dilakukan atau dibacakan oleh pemandu. Tetapi tidak
menutup kemungkinan dibaca oleh semua peserta sarasehan yang hadir, dengan
cara satu orang satu ayat secara bergantian. Agar semua terlibat, cara kedua
pembacaan Kitab Suci dapat dilakukan berulang-ulang agar semua umat mendapat
bagian.)

2Raj 20:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah
nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman
Tuhan: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab
engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."
2Raj 20:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa
kepada Tuhan:
2Raj 20:3 "Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu
dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan
apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan
sangat.
2Raj 20:4 Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba
datanglah firman Tuhan kepadanya:
2Raj 20:5 "Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah
firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu
dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan
menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke
rumah Tuhan.

~ 24 ~
2Raj 20:6 Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku
akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan
memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-
Ku."

9. Pendalaman Kitab Suci


(Pemandu mengajak umat mendalami Bacaan di atas untuk menemukan makna
dengan bantuan pertanyan berikut ini:
 Apakah dan bagaimanakah yang menjadi doa Hizkia kepada Tuhan?
 Apakah doa Hizkia dijawab oleh Tuhan?
 Apakah yang membedakan antara tokoh yang biasa-biasa saja dengan tokoh agen
perubahan? Berikan alasan Anda.
 Apakah Anda bisa menunjukkan orang-orang (tokoh) di sekitar kita yang mejadi
agen perubahan sosial? Siapakah mereka? Bagaimanakah sikap mereka dalam
bermasyarakat?
Atau sebagai pemandu bisa juga melontarkan atau menambah pertanyaan serupa
yang bertemakan agent of change berdasarkan bacaan di atas).

10. Peneguhan
(Kita bisa saling meneguhkan satu sama lain dengan cara sebagai berikut:
 Pemandu mengajak umat untuk membuat sebuah kalimat pendek yang memuat
niat untuk berubah.
Contoh:
Untuk keluargaku: “Aku akan mengurangi penggunaan handphone, BB, dsb,
saat makan malam bersama, atau moment kebersamaan lainnya”.
Untuk umat di lingkunganku: “Aku akan datang tepat waktu saat latihan
koor”.
Dsb.
 Setelah umat siap dengan kalimatnya, pemandu memberi kesempatan pada umat
untuk mensharingkan).
 Pemandu menyimpulkan apa yang sudah menjadi niat pribadi maupun bersama.

11. Refleksi dan Aksi


Refleksi:
 Apakah saya secara pribadi, meskipun kecil namun bermakna, sudah menjadi
agen perubahan di keluargaku, di Gereja, dan di masyarakat? Berikan alasannya.
 Apakah lingkungan/wilayah, keluarga, serta komunitasku sudah bertumbuh
menjadi Gereja yang transformatif? Berikan alasannya.
Aksi:
 Pemandu mengajak memikirkan aksi nyata yang akan dilakukan berkaitan
dengan menjadi Gereja yang transformatif.

~ 25 ~
12. Doa Umat
(Doa umat berikut ini boleh disesuaikan dengan kebutuhan umat. Artinya, pemandu
dianjurkan untuk mendorong umat mendoakan ujubnya sendiri sesuai tema
sarasehan).

P Marilah memohon kepada Bapa kita di surga supaya mengutus Roh Kudus,
agar kita ditobatkan dan diperbaharui. Marilah kita berseru:
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

L1 Bagi Sri Paus, para uskup, para imam, dan pemuka jemaat lain di seluruh dunia
(hening): semoga mereka menjadi landasan kokoh bagi jemaat beriman menuju
Gereja yang transformatif. Marilah kita mohon…
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

L2 Bagi para pemimpin bangsa (hening): Ya Bapa, semoga para pemimpin bangsa
kami menjadi semakin sadar akan tanggung jawab mereka sebagai agen
perubahan dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Marilah kita mohon…
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

L3 Bagi orang-orang yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran di seluruh


tanah air (hening): semoga mereka tetap gigih kendati menghadapi banyak
tantangan dan hambatan, serta tetap setia menjadi tokoh agen perubahan.
Marilah kita mohon...
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

L4 Bagi mereka yang hanya memperhatikan kesenangan mereka sendiri dan yang
hanya mengikuti keinginan mereka sendiri(hening): Ya Bapa, semoga mereka
mulai membuka hati bagi kepentingan sesama dan menghargai pendapat orang
lain. Marilah kita mohon…
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

L5 Bagi mereka yang kehilangan iman kepada Tuhan dan yang kecewa dalam
hidup ini(hening): Ya Bapa, semoga perkataan dan perbuatan kami
menunjukkan karya cinta kasih-Mu, sehingga dapat menyemangati mereka
kembali. Marilah kita mohon…
U Tuhan, perbaruilah iman kami dengan Roh-Mu.

I. Allah Bapa kami, jadikanlah kami hari ini keselamatan; jadikanlah masa ini
masa ini masa berahmat. Jadikanlah Putra-Mu sinar terang bagi seluruh dunia,
dan bebaskanlah kami semua dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

~ 26 ~
13. Doa Bapa Kami
14. Doa Penutup dan Perutusan
(…..Lihat Doa Triduum hari #1….)
P SemogaTuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita semua dapat mewujudkan Gereja yang berdaya ubah di dalam
keluarga, dan masyarakat, dengan berkat Allah yang Kuasa, (+) dalam nama
Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U Amin.
P Dengan demikian Triduum Hari #3 dalam rangka HUT Paroki St. Ignatius
sudah selesai.
U Syukur kepada Allah.
P Marilah kita pergi. Kita diutus.
U Amin.

15. Lagu Penutup

Berubah untuk Berbuah


2. Hai umat Santo Ignatius,
bersatu dalam Yesus Kristus,
menjadi berkah berubah untuk berbuah.

Teguh iman, mantap dalam pelayanan,


mengembangkan persaudaraan,
‘tuk habitus baru, AMDG semboyan kita.

~ 27 ~
Santo Ignasius Loyola, Pengaku Iman

Ignasius Loyola lahir di Azpeitia di daerah Basque,


Propinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada tahun 1491. Putera
bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola
dan Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez
de Loyola. Semenjak kecil hingga masa mudanya, Ignasius
mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan istana. Ia
dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat.
Pada tahun 1517, Ignatius menjadi tentara kerajaan Spanyol.
Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius
menderita luka parah terkena peluru ketika
mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara
Prancis. Penderitaan fisik dan mental yang hebat ini
ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan selama hampir satu tahun.

Masa pemulihan kesehatannya yang begitu lama menjadi baginya suatu masa ber-
rahmat, di mana ia menemukan ambang pintu bagi kehidupannya sebagai 'manusia
baru'. Selama masa perawatannya, ia ingin sekali menghalau kebosanannya dengan
membaca buku-buku kepahlawanan. Sayang sekali bahwa buku-buku heroik yang ingin
dibacanya tidak tersedia disitu. Satu-satunya buku yang tersedia ialah buku tentang
kehidupan Kristus dan Para Orang Kudus. Demi memuaskan keinginannya, ia terpaksa
menjamah dan membolak-balik buku itu. Tanpa disadarinya apa yang dibacanya
tertanam dan mulai bersemi dalam lubuk hatinya. Kalbunya serasa sejuk bila menekuni
bacaan itu. Lambat laun ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh sisa hidupnya bagi
Tuhan sebagai Abdi Allah. Ia tidak ingin lagi menjadi pahlawan duniawi.
Kepribadiannya berubah secara total. Dari suatu cara hidup duniawi yang sia-sia, ia
menjadi seorang rohaniwan yang melekat erat pada Tuhan dalam cinta kasih yang
mendalam. Ia bahkan bertekad melampaui pahlawan-pahlawan suci lainnya.

Pada tahun 1522, Ignasius pergi ke biara Benediktin Montserrat, Timur Laut
Spanyol. Selama tiga hari berada disana, ia berdoa dengan tekun dan memohon ampun
atas semua dosanya di masa silam. Semua miliknya diberikan kepada orang-orang
miskin. Niatnya yang sungguh untuk mengabdi Tuhan dan sesama ditunjukkan dengan
meletakkan pedangnya di bawah kaki altar biara itu, pada tanggal 24 Maret malam hari.
Keesokan harinya setelah merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Kudus, Ignasius
pergi ke sebuah gua dekat Manresa. Di gua ini ia mengalami suasana tenang dan damai
yang menyenangkan. Dan gua ini jugalah yang menjadi tempat kelahiran baru baginya
sebagai seorang 'manusia baru'. Meditasi dan doa-doanya selama berada di gua ini
mengaruniakan kepadanya suatu pemahaman yang baru tentang kehidupan rohani.
Pemahaman ini diabadikannya dalam bukunya yang berjudul 'Latihan Rohani' yang

~ 28 ~
masih relevan hingga sekarang. Dari Manresa, Ignasius bermaksud berziarah ke Tanah
Suci untuk menobatkan orang-orang yang belum mengakui Kristus. Tetapi niat ini
dibatalkan karena kondisi negeri Palestina yang tidak memungkinkan. Sebagai gantinya,
ia kembali ke Barcelona, Spanyol.

Pada tahun 1524, Ignasius semakin yakin bahwa tugas pelayanan bagi Tuhan dan
sesama perlu didukung oleh pendidikan yang memadai. Karena itu, selama 10 tahun ia
berjuang memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ia belajar di Alcala de
Henares (1526-1527), Salamanca (1527-1528) dan Paris (1528-1535) hingga
memperoleh gelar sarjana pada tanggal 14 Mei 1535. Masa pendidikan ini menjadikan
dia seorang yang berkepribadian matang, penuh disiplin diri, dan berpengetahuan luas
dan mendalam. Kepribadian dan pengetahuan itu sangat penting bagi peranannya
sebagai pemimpin di kemudian hari. Kadang-kadang ia memberikan pelajaran agama
serta bimbingan rohani kepada orang-orang yang datang kepadanya. Tetapi kegiatan ini
menimbulkan kecurigaan para pejabat Gereja. Sebab tidaklah lazim seorang awam
mengajar agama dan spiritualisme.

Kariernya sebagai Abdi Allah dimulainya dengan mengumpulkan beberapa orang


pemuda yang tertarik pada karya pelayanan kepada Tuhan dan GerejaNya. Pemuda-
pemuda yang menjadi pengikutnya yang pertama, antara lain Beato Petrus Faber, Santo
Fransiskus Xaverius, Diego Laynez, Simon Rodiquez, Alonso Salmeron, dan Nikolas
Bobadilla. Kelompok pertama dari Serikat Yesus ini mengucapkan kaul hidup religius
di kapel Biara Benediktin di Montmartre. Selain mengikrarkan ketiga kaul hidup
membiara: kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, mereka pun mengikrarkan kaul
tambahan, yakni kesediaan menjalankan karya misioner di Tanah Suci di antara orang-
orang Islam. Ignatius sendiri kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni
1937. Karena misi ke Palestina tak mungkin diwujudkan akibat perang waktu itu, maka
kaul tambahan 'kesediaan melanjutkan karya misi di Tanah Suci' dibatalkan dan diganti
'Pengabdian khusus kepada Sri Paus'. Untuk itu Ignatius bersama rekan-rekannya
menawarkan diri kepada Paus Paulus III (1534-1549) untuk mengerjakan tugas saja
yang diberikan oleh Paus, dimana saja dan kapan saja.

Pada tanggal 27 September 1540, Paus Paulus III merestui keberadaan kelompok
Ignasian, yang kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama
Serikat Yesus. Ignasius sendiri diangkat sebagai pemimpin pertama dalam sebuah
upacara di basilik santo Paulus. Selama 15 tahun (1541-1556) memimpin Serikat Yesus,
Ignasius memusatkan perhatiannya pada pembinaan semangat religius ordonya.
Semobayannya-yang kemudian menjadi semboyan umum Serikat Yesus-dalam
melaksanakan tugasnya ialah "Ad Maiorem Dei Gloriam". Ia mendirikan banyak kolose
antara lain kolose Roma (yang kemudian menjadi Universitas Gregoriana) dan kolose
Jerman yang khusus mendidik para calon imam untuk karya kerasulan di wilayah-

~ 29 ~
wilayah Katolik yang sudah dipengaruhi oleh Reformasi Protestan. Selama
kepemimpinannya, Ignatius melibatkan imam-imamnya dalam usaha membendung arus
pengaruh Protestatisme di Eropa Utara dan dalam Pewartaan Sabda kepada semua
orang Katolik tanpa memandang kelas sosialnya. Ia Fransiskus Xaverius, sahabat
akrabnya, ke benua Asia yang masih kafir untuk membuka lahan baru bagi karya
misioner Gereja.

Ignasius dikenal sebagai seorang rohaniwan yang ramah kepada sesamanya. Kasih
sayangnya yang besar kepada orang-orang sakit dan lemah, anak-anak dan
pendidikannya, terutama orang-orang berdosa banyak kali membuatnya menangis
karena memikirkan kemalangan mereka. Ordo Yesuit yang didirikannya dipoles
menjadi sebuah ordo religius yang bebas dari keketatan aturan hidup monastik lama
yang kaku. Sebagai reaksi terhadap kekejaman Gereja Abad Pertengahan, yang
melahirkan Reformasi Protestan, Ignasius menuntut ketaatan mutlak terhadap Tahkta
Suci dan prinsip-prinsip Katolik. Retret yang teratur diupayakannya sebagai suatu sarana
ampuh bagi kedalaman spiritualitas orang-orang Kristen.

Sebelum wafatnya pada tanggal 31 Juli 1556, Ignasius menyaksikan keberhasilan


Ordonya dalam mengabdi Tuhan dan GerejaNya. Propinsi serikatnya pada masa itu
telah berjumlah 12 dengan 1000 orang imam dan kira-kira 100 buah biara dan kolose.
Ignasius dinyatakan sebagai 'beato' oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609
dan kemudian oleh Paus Gregorius XV dinyatakan sebagai 'santo' pada tanggal 12 Maret
1622. Ignasius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus Pius
XI pada tahun 1922.

Online References

1. http://www.slideshare.net/trinityblu/all-for-love-boldt-castle (retrieved on June 24,


2016
2. http://www.imankatolik.or.id/kalender/31Jul.html (retrieved on July 27, 2016)
3. http://www.katolisitas.org/latihan-rohani-menurut-st-ignatius-loyola/ (retrieved on
June 29, 2016)

~ 30 ~
RENCANA TIDAK LANJUT (RTL) 

WILAYAH/LINGKUNGAN : ……………………………………………………………….

Pelaksanaan Hasil yang


No Nama Program Tindak Lanjut
Waktu Tempat Diharapkan
1

Nb: Setelah diisi dan difoto copy untuk kepentingan intern Wilayah/ Lingkungan, mohon
blangko ini dikumpulkan ke Sekretariat Paroki, paling lambat Minggu, 31 Juli 2016.

Magelang, …………………………

………………………………………...
(Ketua Wilayah/Lingkungan)

~ 31 ~

Anda mungkin juga menyukai