Anda di halaman 1dari 171

PELAJARAN 1

ORANG TUAKU

Kompetensi Dasar
1.1. Bersyukur atas peran keluarga sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
2.1. Santun terhadap keluarga sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
3.1. Memahami peran keluar sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
4.1. Melakukan aktivitas (misalnya membantu keluarga/membuat karya seni) sebagai ungkapan
syukur atas peran keluarga dalam mengembangkan dirinya.

Indikator
1.1.1. Mengungkapan syukur kepada Allah atas anugerah orang tua yang baik.
2.1.1. Hormat terhadap orang tua.
2.1.2. Menyebutkan nama lengkap orang tuanya.
3.1.1. Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang tua terhadap anaknya.
3.1.2. Menyebutkan perbuatan baik yang dapat dilakukan anak untuk orang tuanya.
3.1.3. Menyebutkan perintah Allah keempat.
4.1.1. Membuat doa syukur atas anugerah orang tua yang baik.

Bahan Kajian
1. Nama lengkap orang tua
2. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang tua terhadapnya
3. Perbuatan-perbuatan baik yang dapat dilakukan untuk orang tuanya
4. Doa syukur kepada Tuhan atas anugerah orang tua yang baik
5. Kitab Keluaran 20:12

Sumber Belajar
1. Komkat KWI.2010.Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Imam Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI.2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia.2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indinesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentnag orang tuanya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, Tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Orang tua adalah wakil Allah di dunia ini. Melalui mereka, anak-anak hadir di dunia ini.
Orang tua melahirkan, merawat, menjaga, dan memelihara anak-anaknya hingga mereka mampu
berdiri sendiri. Melalui orang tua,anak-anak mendapatkan perlindungan dan rasa aman,
pendidikan, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan untuk bertumbuh dan berkembang hingga
dewasa.
Segala cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anak sesungguhnya adalah cinta cinta
Allah sendiri yang dinyatakan di dunia ini. Allah menggunakan orang tua sebagai alatNya untuk
merawat, mendidik, dan mengarahkan anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Allah memberkati setiap usaha orang tua dalam mencari nafkah, mendidik dan melindungi
anaknya. Allah senantiasa memelihara anak melalui orang tuanya. Karena itu anak harus hormat
dan taat pada orang tuanya seperti difirmankan Allah dalam Kitab Keluaran 20:12 “Hormatilah
Ayah dan Ibumu,supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu”.
Tuhan menghendaki kita menghormati orang tua yang telah melahirkan, merawat, dan
mendidik kita. Bagaimana kita dapat menghormato orang tua? Kita menhormati orang tua
dengan rajin belajar, melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dengan penuh tanggung
jawab, menaati nasihat orang tua, dan selalu mendoakan orang tua.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk menyadari betapa prang tua saying dan peduli
akan dirinya. Apa pun yang orang tua lakukan tujuannya adalah untuk kebaikan anak. Karena itu,
anak harus menghormati orang tuanya dan bersyukur kepada Tuhan atas karunia orang tua yang
baik.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka
Orang tua adalah wakil Tuhan di dunia ini. Orang tua melahirkan, merawat, menjaga, dan
memelihara anak-anaknya hingga mereka mampu berdiri sendiri. Melalui orang tua, anak-anak
mendapatkan perlindungan dan rasa aman, pendidikan, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan
untuk bertumbuh dan berkembang hingga dewasa.

Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:

Doa
Tuhan,terima kasih
Engkau memberi kami ayah dan ibu
Yang sangat baik menyayangi kami.
Berkatilah mereka agar selalu bahagia.Amin.

Lagu : "Kasih Sayang Ibu dan Ayah”. Lihat Buku Siswa halaman 10.
Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar yang nebunjukan kasih sayang orang
tua kepada anaknya. Lihat Buku Siswa halaman 11.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap gambar.
a. Apa saja kebaikan orang tua?
b. Apa yang dilakukan untuk orang tua?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Orang tua sangat menyayangi anak-anaknya. Mereka adalah wakil Tuhan di dunia ini.
Mereka telah melahirkan, merawat, menjaga, dan memelihara kita hingga sekarang ini.
Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ayah bekerja untuk menghidupi
keluarga. Ibu dengan penuh cinta mengurus rumah tangga dan menjaga anak-anak.
Ayah dan ibu adalah orang luar biasa. Mereka berjuang untuk menyekolahkan anaknya.
Mereka tidak membiarkan anak-anaknya terlantar. Apakah orang tuamu menyayangimu?
Coba ingat apa yang sudah kalian alami di rumah! Bersyukurlah karena kita mendapat orang
tua yang baik dan berterimakasihlah pada ayah dan ibumu yang begitu menyayangimu.
Lakukanlah perbuatan-perbuatan baik bagi mereka. Karena itu, mari kita mendengarkan
cerita tentang pengorbanan orang tua berikut ini :

4. Pengamatan
Guru membawakan cerita tentang pengorbanan seorang ibu dengan menarik dan siswa
menyimak cerita tersebut dengan baik.

Ibuku Bermata Satu

Ada seorang anak memiliki ibu bermata satu. Ibunya bekerja di sekolah dan memasak
untuk para murid dan guru di sekolah. Ayah anak ini sudah lama meninggal dunia. Pada suatu
hari, teman-teman anak ini menertawakannya karena memiliki ibu yang hanya punya satu
mata. “ Ibumu bermata satu,” mengejek seorang teman. Anak itu merasa sangat malu. Ia
kemudian menghadap ibunya di dapur sekolah.
“Bu, mengapa Ibu hanya memiliki satu mata? Ibu sudah membuat saya malu. Lebih
baik Ibu mati saja,” kata anak itu.
Ibu itu diam saja meskipun hatinya sangat sedih dengan perkataan anaknya itu. Ibu pun
tidak menghukum anak itu. Pada malam itu, anak itu terbangun dari tidurnya. Ia merasa
haus, lalu menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ia melihat ibunya sedang
menangis. Namun, hati anak itu tidak pernah merasa kasihan kepada ibunya. Ia berusaha
meninggalkan rumahnya.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, anak itu meninggalkan ibunya untuk
melanjutkan pendidikan di Jakarta. Ia pun berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Kemudian, ia bekerja di perusahan yang terkenal dan menjadi orang yang sukses. Ia menika
dengan seorang gadis pilihannya yang cantik. Pada pernikahannya pin inbunya `tidak
diundang.ia juga membeli rumah yang bagus dengan jerih payahnya. Ia pun mendapatkan
anak-anak yang sangat lucu. Ia sekarang menjadi orang bahagian dan sukses.
Namun, pada suatu kali, ibunya pergi ke Jakarta untuk menengok. Ibunya mendapatkan
alamat anaknya dari salah satu teman anaknya. Namun,ketika sampe di rumah anaknya itu,
“Siapa kamu? Aku tidak mengenalmu. Kau katakana itu seolah-olah itu benar. Berani sekali
kamu dating ke rumahku dan menakut-nakut anak-anakku! Keluar dari sini sekarang jga!”
kata anak itu dengan marah.
“oh, maafkan aku. Mungkin salah alamat,”kata ibu itu.
Ibunya pun langsung pergi dari rumah anaknya dan kembali ke kampong. Anaknya
merasa lega. “oh syukurlah. Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega.anak tidak mau
memikirkanya lagi,” kata anak itu.
Suatu hari, sebuah undangan untuk menghadiri reuni sekolah tiba. Anak itu kemudian
berbohong kepada istrinya bahwa ia akan melakukan perjalanan dinas. setelah menghadiri
reuni sekolah, anak itu mengujungi sebua gubuk tua, yang dulu merupakan rumahnya. Ia
hanya sekedar ingin tahu.di gubuk itu, anak mendapatkan ibunya terjatuh di tanah yang
dingin. Ibu itu tidak menangis.ia memegang selembar di tangannya . surat untuk anaknya
yang tercinta. Anak itu kemudian mengambil surat itu dan membacanya.
”Anakku, aku rasa hidupku cukup sudah kini. Dan aku tidak akan pergi ke Jakarta lagi.
Tetapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang
mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembirah
ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah. Tapi aku memutuskan untuk tidak
pergi lagi ke sekolah demi engkau. Dan aku sangat menyesal karena karena aku hanya
memiliki satu mata, dan aku sangat memalukan dirimu.
Kini engkau harus tau, Anakku, ketika engkau masi kecil, engkau mengalami sebuah
kecelakan dan kehilangan satu mata matamu. Sebagai seorang ibu , aku tidak bias tinggal
diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kubersikan
salah satu mataku untukmu.
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah mendapat melihat sebuah dunia yang baru
untukku, di tempatmu, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah memarahiku. Aku berkata
kepada diriku ,’Ini karena ia mencintaiku’. “
Setelah selesai membaca surat itu , ibunya pun langsung menghembuskan napasnya
yang terakir. Ibunya meninggal dalam pelukan anak yang tidak suka dengannya. Anak itu
tidak sampe membalas segala pengorbanan ibunya

5. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap cerita di atas.
1. Apakah anak itu menghormati orang tuanya?
2. Apa sajakah pengorbanan ibu itu untuk anaknya!
3. Apa pesan cerita tersebut untukmu?

6. Peneguhan
Guruh memberikan peneguhan erdasarkan dan tanggapan siswa :
Orang tua sangat menyayangi anak-anaknya. Mereka salalu mau berkorban demi
kebahgiaan anak-anaknya , seperti ibu dalam cerita yang mengorbankan suatu matanya demi
kebahagiaan anaknya. Tetapi anaknya tidak tau berterima kasih dan malu mempunyai ibu
yang bermata satu. Kita harus bersyukur karena diberi orang tua yang baik dengan
menghormati mereka. Bagaimana kita menghormati mereka, mari kita membaca apa yang
dikatakan dalam kita suci.

7. Penugasan
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan pertanyaan di bawah ini dan boleh bertanya
kepada orang tua
1. Tulislah nama orang tuamu!
2. Tulislah pekerjaan orang tuamu!
3. Tulislah sifat-sifat baik Ayah!
4. Tulislah sifat-sifat baik ibu!

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar musa menerima dua loh batu yang bersifat
sepuluh perintah Allah, dan menyiman nasihat kitab suci
Bangsa Israel telah sampai di padang gurung di kaki Gunung Sinai. Musa naik ke atas
gunung untuk menerima sepuluh perintah Alah. Setelah turun dari gunung itu, musa
membacakan sepulu perintah Allah kepada umat Israel. Perintah keempat dari sepuluh
berbunyi:
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan
Allahmu kepadamu” (Kel.20:12).

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap gambar dan
nasihat kitab suci, misalnya :
a. Di manakah musa menerima sepuluh perntah Allah?
b. Mengapa kita perlu menghormati orang tua?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya
Segala cinta dan kasi sayang orang tua terhadap anaknya anak sesungguhnya adalah
cinta Allah sendri yang di dunia ini. Allah menggunakan orang tua sebai alat-nya untuk
merawat , mendidik, dan mengarakan anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Allah memberkati setiap usaha orang tua dalam mencari nafkah, mendidik, dan melindungi
anaknya. Allah senantiasa memelihara anak melalui orang tuanya. Karena itu, anak harus
hormat dan taat pada orng tua seperti di firmankan Allah dalam kitab keluaran 20:12”
hormatilah ayahmu dan ibumu ,supaya lajut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan,
Allahmu, kepadamu”.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk menunjukan sikap hormat terhadap orang tuanya dengan
memberi tanda centang () pada gambar yang ada di buku siswa halaman 19.
Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman kitab suci.
 Apakah aku menghormati orang tuaku?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membuat doa syukur atas karunia orang tua yang menuliskan doa
tersebut datum kolom yang tersedia dan dihias dengan indah. menulis doa, siswa diminta
membacakan doanya di depan kelas! Berikanlah doa itu' ayah dan ibu agar mereka dapat
membacanya!

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat gagasan yang menjadi inti
pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman atas pelajaran ini, misalnya :
 Orang tua adalah wakil Allah di dunia ini.
 Mereka telah melahirkan, merawat, memelihara, dan menjaga kita.
 Kita patut berterima kasih kepada Allah karena Allah telah memberi kita orang tua yang
sangat mencintai kita.
 Kita perlu menghormati orang tua kita dengan rajin belajar, membantu mengerjakan tugas,
mendengarkan nasihat mereka, dan melaksanakan perintah orang tua.

Untuk Diingat
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan,
Allahmu, kepadamu.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
jagalah ayah dan ibuku agar mereka selalu sehat
dan selalu menyayangi kami. Amin.

Lagu "Kasih Sayang Ayah dan Ibu".


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah atas karunia orang tua atas karunia orang tua
yang baik. yang baik.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Hormat kepada orang tua. Pamit kepada ayah dan
ibu saat pergi keluar
rumah.
Berkata sopan pada ayah
dan ibu.
Memberi salam pada ayah
dan ibu.
Mengucapkan terima
kasih atas pemberian ayah
dan ibu.
Memanggil ayah dan ibu
dengan suara yang keras.
Berbohong karena takut
dihukum ayah.
Minta maaf karena telah
merusak barang milik ibu.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan nama lengkap orang Tuliskan nama lengkap orang tuamu 25
tuamu
2 Menyebutkan perbuatan-perbuatan Sebutkan perbuatan-perbuatan baik 25
baik yang dilakukan orang tua orang tuamu!
terhadap anaknya.
3 Menyebutkan perbuatan baik yang Sebutkan perbuatan-perbuatan baik 25
dapat dilakukan anak untuk orang yang kamu lakukan untuk orang tua!
tuanya.
4 Menyebutkan perintah Allah yang Sebutkan perintah Allah yang 25
keempat. keempat!

Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


Membuat doa syukur atas
1 anugerah orang tua yang baik. Isi doa 100

Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Kitab Keluaran 20:1-17.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.
PELAJARAN 2
ANGGOTA KELUARGAKU

Kompetensi Dasar
1.1 Bersyukur atas peran keluarga sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
2.1 Santun terhadap keluarga sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
3.1 Memahami peran keluarga sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
4.1 Melakukan aktivitas (misalnya membantu keluarga/membuat karya seni) sebagai ungkapan
syukur atas peran keluarga dalam mengembangkan dirinya.

Indikator
1.1.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah atas anugerah anggota keluarga.
2.1.1 Hormat terhadap anggota keluarga.
3.1.1 Menyebutkan jumlah anggota keluarganya.
3.1.2 Menyebutkan nama-nama anggota keluarganya.
3.1.3 Menyebutkan sikap yang baik terhadap anggota keluarga.
3.1.4 Menceritakan kisah Yusuf dan saudara-saudaranya (Kej. 43:1- 45:28).
4.1.1 Membuat doa syukur kepada Allah atas anugerah anggota keluarga yang baik.

Bahan Kajian
1. Nama-nama anggota keluarga.
2. Sikap-sikap baik yang dilakukan anak kepada anggota keluarga.
3. Doa syukur kepada Tuhan atas anugerah anggota keluarga yang baik.
4. Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya (Kej. 43:1- 45:28).

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang anggota keluarga.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Hidup bersama anggota keluarga sangat menyenangkan biarpun ada salah paham dan
perselisihan. Tetapi hal-hal semacam itu justru membuat persaudaraan menjadi indah. Kasih di
antara anggota keluarga akan menghapus masalah yang terjadi.
Anggota keluarga merupakan anugerah Allah. Bergembira bersama keluarga berarti
bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, bertengkar dan bermusuhan dengan anggota keluarga
berarti tidak menghargai anugerah Allah.
Kitab Kejadian 43: 1-45: 28 memperlihatkan kepada kita situasi serupa. Yakub mempunyai
12 orang anak. Salah satu anaknya yang bernama Yusuf dijual oleh kakak-kakaknya. Dalam
penderitaannya, Yusuf ditempa menjadi orang yang bijaksana dan percaya pada Allah sehingga
Yusuf dilantik menjadi penguasa di Mesir. Tetapi, Yusuf tidak pernah dendam dengan saudara-
saudaranya. Ia menerima mereka pada saat mereka membutuhkan pertolongannya. Yusuf
mengampuni saudara-saudaranya dan akhirnya mereka mengenalnya kembali. Anggota keluarga
(orang tua dan saudara) merupakan karunia Allah dan tempat untuk mengungkapkan segala
kegembiraan dan kesedihan seperti yang dialami Yusuf dan saudaranya.
Melalui pelajaran ini, siswa dibimbing untuk menyadari akan peran anggota keluarga
dalam kehidupannya. Hidup bersama anggota ke- luarga akan menemukan kebahagiaan. Cinta
kasih antaranggota keluarga merupakan cinta Allah yang hadir secara nyata. Allah yang
mencintai hadir melalui anggota keluarga yang saling mencintai.

Kegiatan Pembelajaran
Pembuka

Pengantar
Cinta kasih antaranggota keluarga merupakan cinta Allah yang hadir secara nyata. Allah
yang mencintai hadir melalui anggota keluarga yang saling mencintai. Ayah dan ibu cinta kepada
anak-anaknya. Anak-anak juga cinta kepada orang tuanya. Kakak mencintai adik-adiknya. Adik
mencintai kakak-kakaknya. Anggota keluarga merupakan anugerah Allah bagi kita.

Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa, misalnya:

Doa
Tuhan Yesus yang baik,
terima kasih karena saya diberi kakak dan adik.
Berkatilah kami agar kami saling mencintai. Amin.

Lagu " Yusuf Dijual Saudaranya". Lihat Buku Siswa halaman 24.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar sebuah keluarga yang sedang makan bersama, berdoa
bersama, bekerja bersama, kakak membantu adiknya belajar, adik membantu kakak
membereskan mainannya. Lihat Buku Siswa halaman 25.
2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mertgajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap cerita,
misalnya:
a. Apa yang diceritakan dalam gambar 1?
b. Apa yang diceritakan dalam gambar 2?
c. Apa yang diceritakan dalam gambar 3?
d. Apa yang diceritakan dalam gambar 4?
e. Apa yang diceritakan dalam gambar 5?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan cerita dari siswa misalnya:
Gambar-gambar di atas merupakan contoh kasih sayang dalam keluarga. Orang tua
mencintai anak-anaknva. Anak-anak juga mencintai orang tuanya. Kakak mencintai adiknya dan
adik juga menyayangi kakaknya. Tuhan senang kita saling mencintai.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk membuat pohon keluarga dan kemudian menulis noma anggota
keluarga dan menempelkan foto mereka di tempat yang sudah disediakan.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati cergam sambil menyimak cerita Kitab Suci di bawah ini

Yusuf dan Saudara-Saudaranya


Kej 43:1-45:28

Suatu ketika di Mesir terjadi kelaparan hebat. Demikian juga di tanah Kanaan. Akan tetapi,
di Mesir ada persediaan gandum yang cukup, maka Yakub menvuruh anak-anaknya pergi ke
Mesir untuk membeli gandum. Kesepuluh anak Yakub berangkat, tetapi Benyamin tidak ikut.
Demikianlah, setelah beberapa hari dalam perjalanan, anak-anak Yakub tiba di Mesir dengan
selamat.
Pegawai istana mengantar mereka kepada Yusuf, yang mengenal mereka, sedangkan
mereka tidak mengenal Yusuf. Sebenarnya Yusuf tidak menaruh dendam kepada mereka. Tetapi,
untuk menguji mereka, Yusuf bertanya,
"Kamu berasal dari mana?"
Jawab salah seorang dari mereka, "Kami datang dari Kanaan dan mau membeli gandum."
Bantah Yusuf kemudian, "Bohong, kamu mata-mata. Kamu datang hanya untuk memata-
matai negeri ini."
Jawab mereka, "Sama sekali tidak. Kami ini orang jujur. Sebetulnya kami ini berjumlah 12
orang. Yang seorang sudah meninggal, sedangkan yang bungsu tinggal di rumah bersama
Bapak."
Tetapi Yusuf berkata, "Seperti kukatakan, kamu ini mata-mata." Setelah itu Yusuf
memerintahkan para pengawalnya menangkap mereka, lalu dimasukkan ke penjara.
Sesudah tiga hari, Yusuf menyuruh orang memanggil mereka. Lalu kata Yusuf, "Salah
seorang dari kamu harus tinggal di sini. Yang lain boleh pulang membawa gandum. Tetapi,
setelah itu kamu harus kembali ke sini bersama adik bungsumu sebagai bukti bahwa kamu jujur."
Mendengar itu mereka saling berbisik, "Kita patut menerima perlakuan ini, karena kita
telah berdosa terhadap adik kita, Yusuf."
Setelah itu Yusuf menyuruh orang mengikat Simeon di depan saudara-saudaranya.
Kemudian ia menyuruh hamba-hambanya mengisi semua karung dengan gandum dan juga uang.
Setelah semuanya selesai, Yusuf menyuruh melepaskan Simeon, lalu berpesan, "Bawalah adik
bungsumu kalau nanti kamu kembali ke sini."
Sesudah gandum yang dibawa habis dimakan, Yakub menyuruh anak- anaknya pergi,
"Pergilah lagi ke Mesir dan belilah gandum."
Dan Yehuda menjawab, "Kalau begitu, Benyamin harus ikut, karena kami telah berjanji,
bahwa kami akan membawa Benyamin kalau kembali ke Sana."
Maka dengan berat hati akhirnya Yakub memberi izin dan mereka pun berangkat.
Ketika melihat saudara-saudaranya datang bersama Benyamin, Yusuf sangat gembira.
Maka ia pun memerintahkan pelayannya untuk menyiapkan makanan yang enak. Setelah itu, ia
duduk makan bersama mereka. Tanpa disadari saudara-saudaranya, Yusuf telah mengatur tempat
duduk mereka sesuai urutan umur mereka. Dalam suasana akrab dan senang, Yusuf bertanya
tentang bapaknya. "Apakah bapakmu yang sudah tua itu masih hidup? Apakah ini adikmu yang
bungsu itu?" Semua pertanyaan Yusuf dijawab oleh mereka tanpa curiga.
Sesudah makan, Yusuf menyuruh para pelayannya, "Isilah karung- karung mereka dengan
gandum dan masukkanlah uang mereka di bagian atas gandum. Dan masukan pula piala perakku
dalam karung adik bungsu mereka."
Maka para pelayan itu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Yusuf. Tetapi setelah
mereka tiba di luar kota, Yusuf menyuruh para pelayannya mengejar mereka kembali karena
mereka dituduh mencuri piala perak itu. Saudara-saudara Yusuf malu sekali karena tuduhan itu
sehingga mereka bersumpah, "Seandainya piala perak itu ditemukan dalam karung salah seorang
di antara kami, maka orang itu harus dibunuh dan kami yang lain menjadi budakmu."
Lalu hamba-hamba memeriksa semua karung itu. Temyata piala perak itu berada dalam
karung Benyamin sehingga semua harus kembali ke kota. Di depan Yusuf, mereka bersujud.
Yusuf bertanya, "Apa yang telah kamu perbuat?"
Yehuda menjawab, "Tuhan telah memperlihatkan kesalahan kami. Maka kami sekarang
menjadi budak Tuan."
Tetapi Yusuf menegaskan bahwa hanva Benyamin yang perlu tinggal, karena kedapatan
mencuri piala perak. Lalu, Yehuda memohon agar ia saja yang menggantikan Benyamin, karena
kalau Benyamin tidak pulang, maka Yakub, bapak mereka, akan sedih.
Yusuf tidak tahan lagi untuk berpura-pura, maka menangislah ia. Ia berkata, "Aku ini
saudaramu, Yusuf, yang telah kamu jual itu. Masih hidupkah Bapak?"
Mendengar pengakuan itu, maka gemetarlah mereka karena takut, heran, dan terharu. Lalu
Yusuf berkata, "Jangan takut. Tuhan telah menuntun aku ke Mesir dan menjadikan aku tuan atas
seluruh Mesir. Pulanglah dan bawalah Bapak kepadaku. Aku akan memelihara kamu, karena
masih lima tahun lagi masa kelaparan."
Setelah itu Yusuf pun memeluk Benyamin dan saudara-saudaranya dan kemudian
bercakap-cakap dengan mereka. Waktu mereka pulang, Yusuf memberikan banyak hadiah untuk
bapaknya.
2. Pendalaman
Guru mengajak siszva untuk mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap cerita
Kitab Suci, misalnya:
a. Mengapa saudara-saudara Yusuf tidak mengenalnya?
b. Mengapa Yusuf menangis ketika melihat saudara-saudaranya?
c. Apa yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman
siswa, misalnya:
Yakub mempunyai 12 orang anak. Salah satu anaknya yang bernama Yusuf dijual oleh
kakak-kakaknya. Dalam penderitaannya, Yusuf ditempa menjadi orang yang bijaksana dan
percaya kepada Allah sehingga Yusuf dilantik menjadi penguasa di Mesir. Tetapi Yusuf tidak
pernah dendam kepada saudara-saudaranya.
Yusuf mencintai saudara-saudaranya. Ia menerima mereka pada saat mereka membutuhkan
pertolongannya. Yusuf mengampuni saudara- saudaranya, dan akhirnya mereka mengenalnya
kembali. Anggota keluarga (orang tua dan saudara) merupakan karunia Allah dan tempat untuk
mengungkapkan segala kegembiraan dan kesedihan seperti yang dialami Yusuf dan saudaranya.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk membuat pohon keluarga dan kemudian menulis noma anggota
keluarga dan menempelkan foto mereka di tempat yang sudah disediakan.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku mencintai anggota keluargaku?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membuat doa untuk anggota keluarganya agar saling mencintai dan
saling menolong.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :
 Dalam keluarga ada anggotanya seperti ayah, ibu, dan anak-anak.
 Ayah dan ibu mencintai anak-anaknya.
 Anak-anak mencintai orang tuanya.
 Tuhan senang kita saling mencintai dalam keluarga seperti Yusuf yang sangat mencintai
bapaknya dan saudara-saudaranya.
 Biarpun Yusuf pemah dijual saudara-saudaranya, tetapi Yusuf tetap menolong mereka ketika
terjadi bencana kelaparan.
 Sikap kita terhadap anggota keluarga haruslah sopan, saling menghormati, saling
menghargai, dan saling menolong bila mengalami kesulitan.
 Anggota keluarga kita adalah anugerah Tuhan.
 Kita bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan anggota keluarga yang baik.

Untuk Diingat
Anggota keluarga adalah anugerah Tuhan bagi kita.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
Engkau memberiku keluarga yang baik.
Berkatilah kami agar selalu saling mencintai dan membantu satu sama lain. Amin.

Lagu "Yusuf dijual saudara-saudaranya".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur atas
Allah atas anugerah anggota anugerah anggota keluarga.
keluarga.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Hormat terhadap anggota Saling membantu mengerjakan
keluarga. tugas di rumah.
Bermain bersama.
Tidak berbicara kasar.
Tidak bertengkar.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Menyebutkan jumlah anggota Sebutkan jumlah anggota 10
keluarganya. keluargamu!
2 Menyebutkan nama-nama anggota Sebutkan nama-nama anggota 20
keluarganya. keluargamu!
3 Menyebutkan sikap yang baik Sebutkan sikap yang baik terhadap 20
terhadap anggota keluarga. anggota keluarga!
4 Menceritakan kisah Yusuf dan Siapa nama ayah Yusuf? 10
saudara-saudaranya Berapa jumlah saudara Yusuf? 10
(Kejadian 43:1- 45: 28). Bagaimana sikap Yusuf terhadap 30
saudara-saudaranya!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur

No Indikator Butir Instrumen Skor


Membuat doa syukur kepada
1 Allah atas anugerah anggota Isi doa 100
keluarga yang baik.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Sud dari Kejadian 43:1 sampai 45:28.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 3
BERMAIN BERSAMA TEMAN

Kompetensi Dasar
1.2 Bersyukur atas peran teman sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
2.2 Santun terhadap teman sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
3.2 Memahami peran teman sebagai karunia Allah dalam mengembangkan dirinya.
4.2 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa untuk teman, membuat puisi untuk teman)
yang menunjukkan rasa syukur atas peran teman.

Indikator
1.2.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas karunia teman yang baik.
2.2.1 Sportif dalam bermain bersama teman.
3.2.1 Menyebutkan nama teman-temannya.
3.2.2 Menyebutkan macam-macam permainan yang dilakukan bersama teman.
3.2.3 Menyebutkan manfaat dari bermain bersama teman.
3.2.4 Menceritakan persahabatan antara Yonatan dan Daud (1 Samuel 18:1-5).
4.2.1 Membuat doa syukur karena mendapat teman yang baik.

Bahan Kajian
1. Macam-macam permainan yang dilakukan bersama teman.
2. Peran teman dalam mengembangkan diri.
3. Doa syukur atas karunia Allah yang memberi teman bermain untuk me-ngembangkan diri.
4. Kitab I Samuel 18:1-5.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang persahabatan.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, bermain dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Setiap anak senang bermain. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan demi kesenangan.
Bermain akan lebih mengasyikkan bila dilakukan bersama dengan teman, karena suasana
permainan akan lebih ramai dan kita akan bertemu banyak teman.
Ada permainan yang dapat dilakukan sendiri, ada juga permainan yang hanya dapat
dilakukan bersama teman. Bermain bersama mengutamakan tujuan bersama. Tujuan bermain
bersama adalah kegembiraan bersama. Karena itu kita tidak boleh mementingkan diri sendiri.
Dalam bermain ada banyak manfaat yang bisa didapatkan anak. Dengan bermain, anak
dapat bergembira, melatih kekuatan fisik, melatih diri untuk bekerja sama dalam mencapai
tujuan, membangun sikap jujur, disiplin, tidak ingin menang sendiri, melatih sportivitas, dan
belajar menaati aturan.
Dalam kitab I Samuel 18:1-5 dikisahkan tentang persahabatan antara Yonatan dan Daud.
Meskipun anak raja, Yonatan mau bermain dan bersahabat dengan Daud, anak Isai.
Daud menghormati Yonatan, demikian juga Yonatan menghormati Daud sebagai teman.
Mereka bermain dengan gembira dan mampu membina persahabatan yang akrab. Sebagai
sahabat, mereka bukan hanya menikmati kegembiraan di saat bermain, tetapi lebih dari itu
mereka juga saling menolong dengan hati yang tulus. Hal ini tampak ketika Yonatan rela
menghadiahkan perlengkapan perang miliknya, seperti panah, pedang dan ikat pinggang kepada
Daud, karena ia tahu Daud sangat membutuhkannya dan Daud sangat berani dalam berperang.
Ketika Daud memimpin perang, ia selalu menang sehingga ayah Yonatan, Raja Saul mengangkat
Daud menjadi kepala prajurit.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk memiliki sikap-sikap yang baik dalam
bermain, seperti jujur, disiplin, taat pada aturan, dan sportif. Sikap-sikap ini menjadi ciri-ciri atau
tanda sebagai murid Yesus. Bila semua ini kita lakukan, bermain bersama menjadi saat yang
mengasyikkan dan menyenangkan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Setiap orang senang bermain, baik bermain di lingkungan rumah, di sekolah, maupun di
tempat rekreasi. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan demi kesenangan. Bermain akan lebih
mengasyikkan bila dilakukan bersama teman.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Terima kasih Tuhan,
Engkau memberi kami teman untuk bermain.
Berkatilah kami agar selalu bermain dengan gembira. Amin.

Lagu "Saya Dapat Bermain". Lihat Buku Siswa halaman 34.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar anak-anak yang sedang bermain. Ada
yang bermain petak umpet, ada yang bermain bola/futsal, ada yang bermain tali, ada yang
bermain kelereng. Kemudian guru mengajak siswa untuk keluar kelas dan bermain permainan
"Gembala dan Domba-domba".

Persiapan
1. Sebuah sapu tangan.
2. Pesertanya adalah anak-anak kelas II.
3. Jumlah peserta tidak terbatas.
4. Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
5. Seorang dari antara peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan.

Cara bermain
1. Seseorang dari antara peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) untuk menjadi gembala
dan kemudian diminta maju ke depan. Mata anak yang dipilih ini ditutup dengan sapu
tangan.
2. Anak-anak yang lain berjongkok mengelilingi anak yang ditutup matanya.
3. Siswa yang matanya ditutup diumpamakan sebagai gembala, sedangkan siswa yang
berjongkok diumpamakan sebagai domba-domba.
4. Guru memberi aba-aba kepada peserta yang matanya ditutup untuk mencari domba-
dombanya.
5. Gembala harus mencari dan menyentuh domba-dombanya. Domba-domba yang disentuh
harus mengembik, tetapi suaranya dibuat-buat sehingga gembala tidak dapat menebak
suaranya.
6. Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu dan menyebutkan namanya.
7. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama domba tersebut dengan benar, ia harus mencari
lagi domba-domba yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan benar nama domba
yang disentuhnya.
8. Anak yang berhasil disebutkan namanya, harus menjadi gembala untuk
menggantikannya.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan atas kegiatan bermain,
misalnya:
a. Bagaimana perasaanmu pada waktu bermain bersama teman-te manmu?
b. Mengapa berhasil menebak nama temanmu?
c. Apa gunanya bermain bermain bersama?
3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, serta permainan,
misalnya:
Bermain memiliki banyak manfaat. Dengan bermain, kita dapat ber- gembira, melatih
kekuatan fisik, melatih diri untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan, membangun sikap jujur,
disiplin, tidak ingin menang sendiri, melatih sportivitas, belajar hal baru dari teman, dan belajar
menaati aturan. Karena itu, bermainlah dengan gembira. Dengan bermain, kita menemukan
anugerah Allah dalam diri kita masing-masing.

4. Penugasan
Guru mengajak peserta didik untuk saling bertanya mengenai permainan yang paling
disenanginya.

No Nama Permainan Yang Disenangi

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Yonatan dan Daud, lain menyimak cerita
tentang persahabatan Daud dan Yonatan.

Daud dan Yonatan


I Samuel 18:1-5

Daud adalah anak bungsu Bapak Isai. Ia bekerja sebagai penggembala domba. Daud sangat
berani. Daud bersahabat dengan Yonatan. Yonatan adalah anak sulung Raja Saul. Yonatan sangat
setia kepada Daud. Walaupun Yonatan anak orang kaya, Yonatan tidak malu bersahabat dengan
Daud.
Yonatan tidak sombong, hingga suatu hari mereka mengikat perjanjian untuk saling setia
dengan persahabatan mereka. Yonatan memberikan baju perangnya kepada Daud. Bukan itu saja,
tetapi ia juga memberikan alat- alat perang seperti panah, pedang, dan ikat pinggangnya.
Semuanya itu diberikan kepada Daud karena Daud sangat berani dalam berperang. Ketika ia
memimpin perang, ia selalu menang sehingga ayahnya Yonatan, Raja Saul, mengangkat Daud
menjadi kepala prajurit.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap cerita Kitab Suci,
misalnya:
a. Siapakah Daud dan Yonatan?
b. Apa saja yang diberikan Yonatan kepada Daud?
c. Mengapa Yonatan memberi miliknya itu kepada Daud?
d. Bagaimana caranya supaya persahabatan dengan teman tetap baik?
3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan, dan penga- laman
siswa, misalnya :
Persahabatan antara Yonatan dan Daud sangat akrab dan baik. Meskipun anak raja, Yonatan
mau bermain dan bersahabat dengan Daud, anak Isai. Daud menghormati Yonatan, demikian
juga Yonatan menghormati Daud sebagai teman. Mereka bermain dengan gembira dan mampu
membina persahabatan yang akrab.
Sebagai sahabat, mereka bukan hanya menikmati kegembiraan di saat bermain, tetapi lebih
dari itu, mereka juga saling menolong dengan hati yang tulus. Hal ini tampak ketika Yonatan rela
menghadiahkan perlengkapan perang miliknya, seperti panah, pedang dan ikat pinggangnya
kepada Daud, karena ia tahu Daud sangat membutuhkannya dan Daud sangat berani dalam
berperang. Ketika Daud memimpin perang, ia selalu menang sehingga ayah Yonatan, Raja Saul,
mengangkat Daud menjadi kepala prajurit. Karena itu kita juga berusaha akrab dengan semua
teman. Jangan memilih-milih teman. Kita harus saling menghormati dan berbagi, maka hidup
akan menjadi indah.

4. Kerja kelompok
Guru mengajak siswa untuk kerja kelompok menuliskan sikap-sikap yang diperlukan
dalam bermain dengan teman.

No Sikap Dalam Bermain


1
2
3
Dst.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku menghormati dan berbagi dengan teman-temanku?

Aksi
Guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis doa syukur karena mempunyai banyak teman
bermain, lalu menghias doa tersebut dan me- nempelkannya di dinding kelas atau di mading.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :
 Ada bermacam-macam permainan yang dapat dilakukan sendiri atau bersama teman.
 Bermain bersama teman akan lebih menyenangkan.
 Dalam bermain kita perlu bekerja sama dengan teman.
 Kita harus menaati aturan dalam bermain.
 Kita harus jujur, disiplin, dan tidak boleh menang sendiri dalam bermain.
 Manfaat dari bermain bersama teman yaitu :
a. Kita dapat bergembira bersama teman-teman.
b. Kita dapat berlatih untuk bekerja sama.
c. Kita dapat belajar dari teman.
d. Kita membangun persahabatan dengan teman-teman.
e. Kita menemukan anugerah Allah dalam diri kita.
 Daud dan Yonatan merupakan teladan kita dalam persahabatan.
 Yonatan rela memberikan perlengkapan perang miliknya, seperti panah, pedang dan ikat
pinggangnya kepada Daud.

Untuk Diingat
Dengan bermain, kita dapat bergembira dan menggembirakan orang lain.

Doa
Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik, terima kasih telah memberiku banyak teman untuk bermain. Bantulah
aku supaya dapat bermain dengan jujur. Amin.

Lagu "Saya Dapat Bermain".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Tuhan atas karunia teman yang atas karunia teman yang
baik. baik.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Sportif dalam bermain Jujur dalam bermain.
bersama teman. Disiplin dalam bermain.
Taat pada aturan main.
Mau menerima kekalahan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Menyebutkan nama teman- Sebulkan 5 nama teman-temanmu! 20
temannya.
2 Menyebutkan macam-macam Sebutkan macam-macam permainan 20
permainan yang dilakukan yang dilakukan bersama teman!
bersama teman.
3 Menyebutkan manfaat dari Apa manfaat dari bermain bersama? 20
bermain bersama teman.
4 Menceritakan persahabatan Ceritakan tentang persahabatan 40
antara Yonatan dan Daud antara Daud dan Yonatan!
(I Samuel 18:1-5)
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur.

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa syukur karena
mendapat teman yang baik. Isi doa. 100
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari I Samuel 18: 1-5.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan:
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 4
BEKERJA SAMA DENGAN TEMAN

Kompetensi Dasar
1.2 Bersyukur atas peran teman sebagai artugerah Allah dalam mengembang- kan dirinya.
2.2 Santun terhadap teman sebagai anugerah Allah dalam mengembangkan dirinya.
3.2 Memahami peran teman sebagai karunia Allah dalam mengembangkan dirinya.
4.2 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa untuk teman, membuat puisi untuk teman)
yang menunjukkan rasa syukur atas peran teman.

Indikator
1.2.1 Mengungkapkan syukur kepada Alah karena dapat bekerja sama dengan teman.
2.2.1 Menjaga kerukunan dalam bekerja sama dengan teman.
3.2.1 Menyebutkan manfaat bekerja sama dengan teman.
3.2.2 Menyebutkan 3 contoh bekerja sama dengan teman.
3.2.3 Menjelaskan sikap yang baik dalam bekerja sama dengan teman.
3.2.4 Menceritakan kembali Injil Markus 2:1-11.
4.2.1 Menyusun doa syukur karena dapat bekerja sama dengan teman.

Bahan Kajian
1. Pengalaman bekerja bersama.
2. Manfaat bekerja sama dengan teman.
3. Allah memberi karunia teman untuk bekerja sama dalam mengem¬bangkan diri.
4. Injil Markus 2:1-11

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yes us. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang kerja sama dengan teman.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Kita membutuhkan teman orang lain dalam hidup ini, bukan hanya untuk bermain dan
bepergian. Kita membutuhkan teman untuk untuk bekerja sama. Bekerja sama berarti saling
membantu. Kita membutuhkan bantuan orang lain. Dengan bantuan orang lain, kita semakin
dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Kita juga dapat menghasilkan lebih banyak. Hal-hal
yang semula tidak dapat kita lakukan akan dapat diselesaikan berkat bantuan orang lain atau
teman. Bekerja sama dengan orang lain dapat dilakukan di rumah, di sekolah, maupun di
masyarakat. Bekerja sama dengan orang lain banyak manfaatnya. Manfaat dari bekerja sama
adalah pekerjaan yang berat menjadi lebih ringan dan pekerjaan menjadi cepat selesai. Dengan
bekerja sama, persahabatan dengan teman menjadi lebih akrab. Kita juga dapat semakin rukun
dengan teman kita.
Dalam Injil Markus 2: 1-11 diceritakan ketika Yesus sedang mengajar di dalam sebuah
rumah tiba-tiba atap rumah dijebol orang. Ada 4 orang yang bekerja sama menurunkan sebuah
tandu. Di dalam tandu ada seorang yang lumpuh. Yesus kagum kepada teman-teman si lumpuh.
Mereka mempunyai iman yang besar. Karena itu, Yesus mau menyembuhkan si lumpuh. Yesus
melihat iman mereka tampak dalam sikap kerja sama mereka. Demi kesembuhan temannya,
mereka bekerja sama walaupun harus menjebol atap rumah orang.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk menyadari pentingnya bekerja sama dengan
orang lain. Karena dengan bekerja sama, pekerjaan men- jadi ringan dan menyenangkan,
pekerjaan menjadi cepat selesai, dan persahabatan dengan teman menjadi lebih akrab. Kita juga
semakin rukun dengan teman kita. Yesus sangat menganjurkan agar kita bekerja sama. Yesus
sangat menghargai kerja sama yang dilakukan para murid dan pengikut-Nya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Teman adalah anugerah Allah. Kita membutuhkan teman dalam melaku- kan kegiatan
bersama. Kita membutuhkan teman untuk bekerja sama. Be¬kerja sama berarti saling membantu.
Kita membutuhkan bantuan orang lain. Dengan bantuan orang lain, kita dapat melakukan sesuatu
dengan lebih baik dan lebih cepat selesai. Dengan bekerja sama berarti kita melakukan satu
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Terima kasih Tuhan, Engkau memberi kami teman-teman untuk bekerja sama dan saling
membantu. Ajarilah kami, Tuhan untuk bekerja sama dengan rukun. Amin.

Lagu "Bangun Dunia Bara". Lihat Buku Siswa halaman 44.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


2. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak yang bekerja sama dalam
melaksanakan piket kelas. Ada yang membersihkan papan tulis, ada yang menyapu, ada yang
merapikan meja, ada yang mengepel lantai, dan lain-lain. Setelah itu siswa diminta untuk
menyimak cerita di bawah ini.

Kerja Sama

Hari ini adalah hari Selasa. Beni, Lina, Frans, Leo, Maria, dan Matius tiba di sekolah pukul
06.30. Hari ini mereka mendapat tugas giliran untuk piket. Beni sebagai ketua regu piket
mengajak teman-temannya untuk mem-bersihkan kelas. Beni mengatur meja kelas, Frans
membersihkan kaca jendela dan menyiram tanaman bunga di pot, Lina dan Leo menyapu
ruangan kelas, Matius menghapus papan tulis, dan Maria mengatur meja guru. Mereka membagi
pekerjaan dengan bermusyawarah. Setiap siswa memperoleh tugas masing-masing secara adil.
Hasil kesepakatan dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Hasilnya, pekerjaan mereka hari itu cepat selesai. Beni dan teman-teman¬nya merasa
sangat bahagia. Pekerjaan mereka menjadi lebih ringan karena dikerjakan bersama-sama.
Anak-anak kelas II SD Santa Maria sangat rajin. Mereka suka bekerja bersama baik di
kelas maupun di rumah. Di rumah, mereka sering belajar bersama dan mengerjakan tugas
bersama-sama. Mereka sangat rajin dan tekun.

4. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap cerita, misalnya:
a. Apa saja pekerjaan yang dilakukan bersama-sama dalam cerita?
b. Bagaimana sikap yang baik dalam melaksanakan kerja sama dengan teman-teman?
c. Apa saja manfaat bekerja sama?

6. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siszva, misalnya:
Kita membutuhkan orang lain untuk bekerja sama. Sebagai anak, kita membutuhkan orang
tua dan saudara-saudara. Sebagai murid, kita mem-butuhkan guru dan teman-teman. Sebagai
warga masyarakat, kita membutuhkan tetangga yang ada di lingkungan kita.
Dengan bekerja sama, pekerjaan menjadi lebih ringan, lebih baik, lebih cepat selesai, dan
lebih akrab dengan teman. Kita juga dapat semakin rukun dengan teman kita.

8. Penugasan
Guru mengajak peserta didik menceritakan pengalamannya bekerja sama dengan teman di
depan kelas.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci


2. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar yang menceritakan kerja sama para pengikut
Yesus.

Orang Lumpuh Disembuhkan


Markus 2:1-11

Saat itu Yesus sedang mengajar di dalam sebuah rumah. Banyak orang datang ke rumah itu.
Mereka ingin mendengarkan apa yang dikatakan Yesus. Rumah itu menjadi penuh. Orang-orang
duduk berdesakan. Ada yang duduk dan berdiri di pintu dan jendela.
Tiba-tiba atap rumah dijebol orang. Orang-orang gaduh. Ternyata di atas atap ada empat
orang. Mereka bekerja sama menurunkan sebuah tandu. Di dalam tandu ada seorang yang
lumpuh.
Yesus kagum kepada teman-teman si lumpuh. Mereka mempunyai iman yang besar. Oleh
karena itu, Yesus mau menyembuhkan si lumpuh.
Yesus melihat iman mereka tampak dalam sikap kerja sama mereka. Demi kesembuhan
temannya, mereka bekerja sama walaupun harus menjebol atap rumah orang.

4. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi cerita Kitab Suci dengan bertanya, mengungkapkan
perasaannya, atau menceritakan pengalamannya, misalnya:
a. Mengapa banyak orang datang menemui Yesus?
b. Mengapa atap rumah dijebol orang?
c. Siapa yang diturunkan dari atap?
d. Apa yang mereka lakukan untuk menurunkan orang yang lumpuh itu dari atap?

6. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya:
Yesus sangat menganjurkan para murid-Nya untuk bekerja sama. Yesus mau
menyembuhkan si lumpuh karena iman teman-temannya. Yesus me- lihat iman mereka vang
tampak dalam sikap kerja sama mereka. Demi ke- sembuhan temannya, mereka bekerja sama
walaupun harus menjebol atap rumah orang lain.
Sebagai murid Yesus, kita juga diutus untuk bekerja sama dengan teman. Teman adalah
anugerah Tuhan. Kita dapat bekerja sama dengan teman di lingkungan rumah, misalnya gotong
royong membersihkan selokan dan parit, mengerjakan tugas-tugas sekolah, atau membantu
teman yang kesulitan dalam belajar. Kita juga dapat bekerja sama dengan teman di lingkungan
sekolah, misalnya tugas piket, menyiram tanaman, kerja kelompok, dan menjaga kebersihan
sekolah. Dengan demikian, berusahalah untuk rukun dengan semua teman. Allah senang melihat
anak-anak bekerja sama dengan rukun dan damai.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi


Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah saya bisa bekerja sama dengan teman?

Aksi
Guru mengajak siswa membuat jadwal piket bekerja sama dalam kelompok untuk membersihkan
lingkungan kelas.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :
 Teman adalah anugerah Tuhan kepada kita.
 Kita membutuhkan teman untuk bekerja sama.
 Bekerja sama dapat dilakukan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
 Bekerja sama memiliki banyak manfaat.
 Manfaat kerja sama adalah pekerjaan yang berat menjadi ringan, pekerjaan menjadi cepat
selesai, dan semakin rukun dengan teman.
 Yesus sangat menganjurkan para murid-Nya untuk selalu bekerja sama.
 Yesus mau menyembuhkan si lumpuh karena iman teman-temannya.
 Yesus melihat iman teman-teman si lumpuh yang tampak dalam sikap kerja sama mereka.

Untuk Diingat
Tuhan menghendaki kita semua berteman dan saling mengasihi.

Doa
Guru mengajak siswa menutup pelajaran dengan doa, misalnya :
Tuhan Yesus yang baik,
berkatilah kami agar mampu bekerja sama
dengan semua teman. Amin.

Lagu "Bangun Dunia Baru".

Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah karena dapat bekerja karena dapat bekerja sama
sama dengan teman. dengan teman.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menjaga kerukunan dalam Pembagian tugas yang
bekerja sama dengan teman. jelas.
Bertanggung jawab
terhadap tugasnya.
Tidak saling menyuruh.
Tidak saling
menyalahkan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan manfaat bekerja Apa manfaat kerja sama? 20
sama dengan teman.
2 Menyebutkan 3 contoh bekerja Sebutkan 3 contoh kerja sama 10
sama dengan teman. dengan teman!

3 Menjelaskan sikap yang baik Bagaimana sikap yang baik dalam 20


dalam bekerja sama dengan bekerja sama dengan teman?
teman.
4 Menceritakan kembali Injil Ceritakan dengan kata-katamu 50
Markus 2:1-11. sendiri Injil Markus 2:1-11!

Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur.

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyusun doa syukur karena
dapat bekerja sama dengan Isi doa. 100
teman.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Markus 2:1-11.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 5
KISAH KAIN DAN HABEL

Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas karya keselamatan Allah melalui tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
2.3 Peduli pada sesama, meneladan tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
3.3 Memahami karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran) seperti dalam kisah
tokoh-tokoh Perjanjian Lama.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah Kain dan Habel.
2.3.1 Berbagi dengan teman.
3.3.1 Menyebutkan persembahan Kain dan Habel kepada Tuhan.
3.3.2 Menceritakan kejahatan Kain terhadap Habel.
3.3.3 Menjelaskan alasan kain membunuh Habel.
3.3.4 Menyebutkan hukuman yang diterima Kain.
3.3.5 Menyebutkan contoh-contoh akibat iri hah.
4.3.1 Membuat doa untuk selalu menyayangi dan tidak iri hati kepada temannya.

Bahan Kajian
1. Persembahan Kain dan Habel.
2. Kejahatan Kain terhadap Habel.
3. Macam-macam bahan persembahan dalam perayaan Ekaristi.
4. Tuhan menghendaki persembahan dari hati yang ikhlas.
5. Kitab Kejadian 4:1-16.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Murid. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah Kain dan Habel.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Siswa kelas II sudah mengenal dan mengalami rasa iri hati. Iri hati muncul dari rasa tidak
puas. Mengapa dia lebih dari saya? Sikap iri hati menimbulkan kebencian. Kebendan dapat
menimbulkan pertengkaran, perkelahian, bahkan pembunuhan dan ini sering terjadi dalam
masyarakat. Dalam cerita Lina dan Lini juga ditunjukkan bahwa sikap iri hati itu tidak baik,
merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Iri hati adalah sikap yang tidak disukai Allah. Iri hati
juga membawa akibat, salah satunya dimarahi orang tua di rumah atau guru di sekolah.
Dalam Kitab Kejadian 4: 1-16 dikisahkan tentang Kain dan Habel. Kain dan Habel
bersaudara. Mereka berdua sama-sama membawa persembahan kepada Allah. Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil usahanya, tetapi bukan yang terbaik dari yang ia miliki.
Habel memilih yang terbaik dari hasil usahanya untuk dipersembahkan kepada Allah. Habel
memberi dengan hati yang ikhlas. Sebaliknya, Kain memberi dengan setengah hati, sekadar
memermhi kewajiban. Tuhan lebih berkenan pada persembahan Habel dan menolak
persembahan Kain. Kain merasa tidak puas dengan sikap Allah, maka timbul iri hati terhadap
Habel. Perasaan iri hati itu berkembang menjadi kebencian. Kebencian itu mendorong Kain
untuk membunuh Habel. Tuhan menegur Kain dan akhirnya Kain menyesal karena harus
menanggung hukuman berat atas kejahatannya. Hubungan Kain dengan Allah menjadi rusak
akibat perbuatannya sendiri. Seandainya Kain mau belajar dari Habel yang memberi
persembahan dengan hati yang ikhlas, mungkin ia tidak akan mengalami iri hati dan berbuat
jahat.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk tidak iri hati. Sikap iri hati tidak dikehendaki
Allah. Allah tidak senang dengan anak-anak yang suka iri hati kepada saudara dan temannya.
Allah tidak senang dengan orang yang melakukan perbuatan yang melanggar cinta kasih. Sikap
iri hati juga membuat anak tidak berkembang dengan baik.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Iri hati adalah sifat yang merugikan diri sendiri. Iri hati juga dapat merugikan orang lain.
Akibat iri hati kita dimarahi orang tua di rumah atau guru di sekolah dan membuat kita jadi
berdosa. Sifat iri hati adalah sifat yang dibenci oleh Allah.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa, misalnya :
Tuhan Yesus yang baik, Engkau selalu baik kepada kami.
Berkatilah dan ajarilah kami agar dapat menjauhkan diri dari sikap iri hati. Amin

Lagu "Kain dan Habel". Lihat Buku Siswa halaman 52.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar dan membaca cerita tentang Lina dan Lini.
Ada seorang ibu bernama Bu Lilis. Dia mempunyai dua anak kembar bernama Lina dan
Lini. Lina dan Lini memiliki wajah yang cantik. Namun, sifat mereka sangat berbeda. Lini sering
tersenyum, sedangkan Lina suka cemberut dan kasar. Lina selalu iri kepada kakaknya karena
orang lebih menyukai kakaknya itu.
"Lihat anak Bu Lilis yang sulung itu. Dia itu cantik dan baik hati. Dia sepertinya sangat
sempuma," bisik seorang ibu di pasar kepada teman di sebelahnya.
Lina semakin iri terhadap Lini. Ia tidak mau bicara dengan Lini dan ibunya. "Kenapa, sih,
Kak Lini aja yang selalu dipuji orang?" gumam Lina dengan kesal.
Suatu hari, Bu Lilis membelikan bando yang cantik untuk Lini. Bando itu sebenamva juga
mau dibelikan untuk Lina, tetapi Lina berambut pendek sehingga tidak cocok memakai bando
itu.
"Ah, aku punya ide agar kak Lini dibenci orang," kata Lina dalam hati ketika dia sedang
berbaring di atas kasur.
Besoknya, Lina menjalankan rencananya. Dia memberi tahu kepada semua orang rahasia
terbesar kakaknya, yaitu bahwa kakaknya jarang mandi karena takut air dingin. Semua orang pun
merasa jijik.
"Jadi, Lini itu malas mandi ya? Ternyata dia itu jorok. Di balik kecantikan dan
kebaikannya, dia ternyata malas mandi," bisik ibu-ibu semua.
Lama kelamaan berita ini makin menyebar. Ketika Lini lewat, semua orang memandangnva
dengan tatapan jijik sehingga membuat Lini heran. Lina pun sangat senang melihat hal ini. Dia
berpikir bahwa pasti sekarang semua orang akan memujinya. Tetapi perkiraannya salah.
"Lihat itu adik Lini. Kakaknya saja malas mandi, pasti adiknya juga begitu," ejek ibu-ibu
ketika Lina lewat di pasar.
Lina menyesal karena telah membongkar rahasia keluarganya. Dia ber- janji tidak akan
melakukan ini dan tidak akan iri lagi terhadap kakaknya, Lini.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas cerita, misalnya:
a. Siapa yang suka iri hati?
b. Mengapa Lina iri hati kepada Lini?
c. Bagaimana sifat Lina dan Lini?
d. Apa akibat dari sifat iri hati Lina?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya:
Sikap iri hati menimbulkan kebencian. Kebencian dapat menimbulkan pertengkaran,
perkelahian, bahkan pembunuhan dan ini sering terjadi dalam masyarakat. Dalam cerita Lina dan
Lini juga ditunjukkan bahwa sikap iri hati tidak baik, merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Iri hati adalah sikap yang tidak disukai Allah. Iri hati juga membawa akibat, salah satunya
dimarahi orang tua di rumah atau guru di sekolah.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk menanyakan kepada teman-temannya apakah mereka pernah iri hati.
Apa yang menyebabkan mereka iri hati? Dan apa akibat dari iri hati itu?
No Nama Penyebab Iri Hati Akibatnya

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati cergam kisah Kain dan Habel. Lihat Buku Siswa halaman
54-55.
Tubuh terdiri dari banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "karena aku bukan tangan, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata:
karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya
adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-
masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata
semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang banyak anggota, tetapi hanya satu
tubuh.

2. Dramatisasi/Bermain Peran
Guru mengajak siswa untuk bermain peran dalam kisah Kain dan Habel
P : Pencerita, H: Habel, K: Kain, A: Allah.
P : Adam dan Hawa mempunyai dua orang anak kembar. Namanya Kain dan Habel. Kain
bekerja sebagi petani, sedangkan Habel sebagai seorang penggembala ternak
H : Aku akan mempersembahkan anak domba yang terbaik, gemuk, dan masih muda. Aku
mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
K : Aku akan mempersembahkan hasil kebunku. Tapi aku akan memper-sembahkan yang
busuk saja.
H : Tuhan, terimalah persembahanku ini. Inilah anak domba yang paling aku sayangi. Inilah
tanda syukurku kepada-Mu.
K : Tuhan, terimalah persembahan buah-buahanku ini. Inilah persembahan syukurku kepada-
Mu.
P : Ada kepercavaan bahwa jika persembahan kita diterima oleh Tuhan, maka asapnva akan
naik lurus ke atas. Sedangkan jika asapnya tertiup angin ke samping berarti persembahan
itu tidak diterima Tuhan. Ternyata asap persembahan Kain ke samping sedangkan asap
persembahan Habel lurus ke atas. Kain marah dan mulai iri kepada Habel. Ia membenci
Habel. Ia berencana membunuh Habel. Allah tahu semua yang akan diperbuat Kain
terhadap adiknya. Maka Allah memanggil Kain.
A : Kain, mengapa kamu marah? Jika kamu mengikuti marah dan bencimu, maka dosa sudah
mengintip di depan hatimu.
P : Kain tidak mau mendengarkan Allah. Ia semakin dendam dan mau membunuh Habel.
Pada suatu hari, Kain mengajak Habel jalan-jalan ke kebunnya. Kain kemudia
membunuh Habel. Habel menemui ajalnya. Ia mati di tangan kakaknya.
A : Kain, di manakah Habel, adikmu?
K : Aku tidak tahu. Memangnya aku penjaga adikku?
A : Kain, apakah yang baru kamu lakukan terhadap Habel? Darah adikmu berseru-seru
kepadaku. Aku akan menghukum engkau. Engkau akan menjadi pengembara di muka
bumi ini.
K : Allah, hukuman ini terlalu berat. Aku akan dibunuh oleh orang lain yang aku jumpai.
A : Tidak, Kain! Tidak ada orang yang akan membunuhmu. Aku akan mem- beri tanda di
dahimu supaya tidak ada yang akan membunuhmu.
P : Allah tetap melindungi Kain. Tuhan mengampuni Kain dan me- lindunginya. Akhirnya
Kain pergi dari Taman Eden dan menetap di tanah Nod, sebelah timur Eden.

3. Pendalaman
Guru mengajak sisiva untuk menanggapi kisah Kain dan Habel dengan bertanya atau
menyatakan pendapatnya, misalnya :
1. Apa yang dipersembahkan Kain dan Habel?
2. Mengapa Tuhan senang menerima persembahan Habel?
3. Mengapa Tuhan menolak persembahan Kain?
4. Mengapa Kain iri hati pada Habel?
5. Apa hukuman Tuhan bagi Kain?
6. Bagaimana sikap yang baik ketika memberi persembahan kepada Tuhan?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Tuhan senang menerima persembahan Habel karena ia memberi yang terbaik untuk Tuhan.
Tuhan menolak persembahan Kain karena ia memberi dengan hati tidak ikhlas. Hendaknya kita
meniru sikap Habel yang memberi persembahan kepada Tuhan dengan hati yang ikhlas.
Bila kita memberi kepada Tuhan atau kepada sesama, berilah dengan hati yang ikhlas.
Tuhan menghendaki kita berbaik kepada semua orang. Jangan ada iri hati dalam hidup ini. Iri
hati akan membawa bencana bagi diri orang lain maupun diri sendiri.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak sisiva untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci,
misalnya:
Apakah aku sering iri hati kepada saudara ataupun teman?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk menuliskan niatnya untuk berbuat baik, jauh dari iri hati, dalam
sebuah doa singkat.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :
 Habel mempersembahkan domba yang terbaik kepada Allah.
 Habel memberi dengan hati yang ikhlas dan persembahannya diterima Allah.
 Kain mempersembahkan buah-buah yang busuk kepada Allah.
 Persembahan Kain tidak diterima Allah karena Kain memberi dengan hati yang tidak ikhlas.
 Kain iri hati kepada Habel karena persembahannya tidak diterima Allah.
 Habel kemudian dibunuh oleh Kain.
 Allah memberi hukuman kepada Kain sebagai seorang pengembara.
 Iri hati dapat merugikan orang lain dan diri sendiri.
 Allah tidak menghendaki kita bersikap iri hati kepada siapa pun, baik iri hati terhadap
saudara sendiri maupun iri hati terhadap teman.

Untuk Diingat
Tuhan tidak menghendaki kita bersikap iri hati kepada saudara dan teman- teman.

Doa
Tuhan Yesus yang baik berilah kami hati yang ikhlas saat memberi persembahan. Amin.

Lagu "Kain dan Habel."

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
kisah Kain dan Habel Allah dalam kisah Kain
dan Habel.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Berbagi dengan teman. Meminjamkan buku
kepada teman yang tidak
membawa.
Meminjamkan pensil
kepada teman yang tidak
membawa.

Membagi makanan
kepada teman yang tidak
membawa.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian

No Indikator Butir Instrumen Skor


Menyebutkan persembahan Kain Apa yang dipersembahkan Habel? 10
1
dan Habel kepada Tuhan. Apa yang dipersembahkan Kain? 10
Menceritakan kejahatan Kain Apa yang dilakukan Kain terhadap 20
2
terhadap Habel. Habel?
Menjelaskan alasan Kain Mengapa Kain membunuh Habel? 20
3
membunuh Habel.
Menyebutkan hukuman yang Hukuman apa yang diterima Kain? 20
4
diterima Kain.
Menyebutkan contoh-contoh Sebutkan contoh-contoh akibat iri 20
5
akibat iri hati. hati!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Instrument Membuat doa syukur

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa untuk selalu
menyayangi dan tidak iri hati Isi doa. 100
kepada temannya.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Kitab Kejadian 4:1-16.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 6
KISAH NUH

Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas karya keselamatan Allah melalui tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
2.3 Peduli pada sesama, meneladan tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
3.3 Memahami karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran) seperti dalam kisah
tokoh-tokoh Perjanjian Lama.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah Nuh.
2.3.1 Percaya dan taat pada perintah Allah.
3.3.1 Menjelaskan alasan Allah menyelamatkan Nuh.
3.3.2 Menjelaskan alasan Allah mendatangkan air bah pada zaman Nuh.
3.3.3 Menyebutkan siapa saja yang diselamatkan di dalam bahtera Nuh.
3.3.4 Menyebutkan nama anak-anak Nuh.
3.3.5 Menjelaskan alasan Nuh bersyukur kepada Allah.
4.3.1 Memelihara satu tanaman di sekolah.

Bahan Kajian
1. Alasan Tuhan mendatangkan banjir besar pada zaman Nuh.
2. Orang yang diselamatkan di dalam bahtera Nuh.
3. Tuhan menghendaki manusia selalu percaya dan taat pada perintah- Nya.
4. Kitab Kejadian bab 6-8.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yes us. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Murid. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta:
Lembaga Biblika Indonesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar
Ada banyak pengalaman hidup yang kita alami, misalnya pengalaman merasa tidak
nyaman, pengalaman melihat orang berkelahi, bertengkar, bermusuhan, pengalaman dihina,
bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, dan lainnya. Pengalaman ini juga dialami oleh anak-
anak. Mereka melihat dan merasakan pengalaman ini. Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi?
Dalam kehidupan bersama ada aturan yang harus ditaati. Kalau per- aturan ditaati,
kehidupan bersama berjalan baik. Sebaliknya bila banyak orang melanggar peraturan, maka akan
terjadi kekacauan yang mengganggu kehidupan masyarakat.
Demikian juga dalam hubungan manusia dengan Allah. Ada perintah Allah yang harus
ditaati agar manusia selalu berada di jalan yang benar.
Anak cucu Kain bertambah banyak. Namun, sikap dan perbuatan mereka melanggar
perintah Allah. Mereka sering berbuat jahat. Melihat orang yang berbuat jahat, Allah mengirim
air bah.
Di antara orang-orang jahat itu ada satu orang yang baik. la percaya dan taat kepada Tuhan.
Ia selalu melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan. Karena itu, hanya Nuh dan keluarganya
serta sejumlah hewan yang diselamatkan oleh Tuhan.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk meneladan sikap Nuh yang selalu percaya dan
taat pada perintah Allah. Ketaatan siswa dapat dimulai dengan menjalankan peraturan-peraturan
yang berlaku di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Dengan demikian, kehidupan akan
berjalan dengan baik dan manusia selalu dalam lindungan Tuhan seperti yang dialami Nuh dan
keluarganya.

Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan

Pengantar
Ada banyak pengalaman hidup yang kita alami, misalnya pengalaman merasa tidak
nyaman, pengalaman melihat orang berkelahi, bertengkar, bermusuhan, pengalaman dihina,
bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, dan lainnya. Pengalaman ini juga dialami oleh orang-
orang pada zaman Nabi Nuh. Orang-orang berbuat jahat. Namun, ada satu orang dan
keluarganya yang baik. Ia percaya kepada Allah. Ia selalu melaksanakan apa yang
di¬perintahkan Allah. Orang itu bernama Nuh.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya :
Tuhan Yesus yang baik,
ajarilah kami untuk selalu taat melaksanakan perintah-Mu seperti Nabi Nuh. Amin.

Lagu "Kisah Nuh." Lihat Buku Siswa halaman 62.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar pengalaman hidup yang tidak nyaman seperti
pada gambar di Buku Siswa halaman 63.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas peristiwa yang terjadi,
misalnya:
a. Apa yang terjadi pada gambar pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam?
b. Mengapa bisa terjadi peristiwa itu
c. Apa akibatnya?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya:
Peristiwa-peristiwa seperti dalam gambar dapat terjadi akibat perbuatan jahat manusia.
Manusia menertawakan dan mengejek orang lain yang mengakibatkan pertengkaran maupun
perkelahian. Manusia membuang sampah sembarangan entah di sungai atau di got yang
mengakibatkan banjir. Manusia menebang pohon sehingga terjadi tanah longsor. Seharusnya
manusia menjaga hubungannya dengan orang lain, menjaga alam dan melestarikannya.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk menceritakan salah satu peristiwa seperti pada gambar yang
pernah dialaminya dan bagaimana mengatasinya! Lihat Buku Siswa halaman 63.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati cergam tentang Nabi Nuh. Lihat Buku Siszva halaman 65 – 66.

2. Bercerita
Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita tentang kisah Nabi Nuh.

Kisah Nabi Nuh


Kejadian Bab 6-8

Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela diantara orang-orang
di zamannya dan Nuh hidup bergaul dengan Allah.
Nuh mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Sem, Ham, dan Yafet. Tetapi semua orang
lainnya jahat, kekejaman terjadi di mana-mana. Mereka tidak berbuat sesuatu, kecuali bertengkar
dan berkelahi.
Lalu berkatalah Allah kepada Nuh, "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala
makhluk. Aku akan musnahkan mereka beserta bumi, karena bumi telah penuh dengan
kekejaman. Karena itu buatlah untukmu sebuah kapal besar dari kayu yang kuat dan pasanglah
sebuah pintu di sisinya. Aku akan mendatangkan banjir untuk membinasakan semua makhluk
yang hidup di bumi. Segala sesuatu di bumi akan mati. Tetapi engkau, Aku akan membuat
perjanjian. Masuklah ke dalam kapal itu bersama-sama dengan istrimu, dan anak-anakmu beserta
istri-istri mereka. Bawalah juga ke dalam kapal itu seekor jantan dan seekor betina dari setiap
jenis burung dan binatang lainnya, supaya mereka tidak turut binasa dan nanti bisa berkembang
biak lagi di bumi. Bawalah juga persediaan makanan untukmu dan untuk binatang-binatang itu."
Lalu Nuh melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah Nuh
menyelesaikan pekerjaannya, berkatalah Tuhan kepada Nuh : "Tujuh hari lagi Aku akan
menurunkan hujan yang tidak akan reda selama empat puluh hari empat puluh malam, supaya
semua makhluk hidup yang telah Kuciptakan itu binasa."
Dan benar, tujuh hari kemudian air bah datang melanda seluruh bumi. Segala mata air di
bawah bumi pecah. Segala pintu air di langit terbuka, dan hujan turun selama empat puluh hari
empat puluh malam.
Nuh dan istrinya, anak-anaknya beserta istri-istri mereka segera masuk ke dalam kapal itu
untuk menyelamatkan diri. Demikian juga seekor jantan dan seekor betina dari setiap jenis
burung dan binatang lainnya ikut masuk ke dalam kapal bersama-sama dengan Nuh. Dan Tuhan
segera menutup pintu kapal itu.
Air bah mulai melanda seluruh bumi selama empat puluh hari empat puluh malam. Air
semakin tinggi, dan kapal Nuh mulai terapung-apung di permukaan air.
Air terus bertambah tinggi hingga mencapai puncak-puncak gunung; dan terus naik sampai
mencapai ketinggian tujuh meter di atas puncak-puncak gunung yang paling tinggi. Tak ada lagi
tempat untuk mengungsi, semua makhluk hidup mati tenggelam.
Demikianlah Tuhan membinasakan segala makhluk yang hidup di bumi ini: manusia,
burung, dan binatang darat baik kecil maupun besar. Yang tidak binasa hanyalah Nuh dan semua
yang ada bersama-sama dengan dia di dalam kapal itu. Air itu tidak kunjung surut selama 150
hari.
Setelah beberapa minggu, air bah itu surut. Bahtera Nuh terdampar di pegunungan Ararat.
Nuh melepas burung gagak. Burung gagak itu kembali. Itu tandanya belum ada tempat yang
kering. Lalu Nuh melepas burung merpati. Burung itu kembali kepada Nuh karena tidak
mendapat tumpuan kaki.
Setelah tujuh hari, burung merpati itu dilepas kembali. Ketika kembali burung merpati itu
membawa sehelai daun zaitun segar di paruhnya. Itu tandanya daratan telah kering. Bumi telah
mengeluarkan tunas baru.
Nuh dan keluarganya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan sudah menyelamatkan
mereka. Tujuh hari berikutnya burung merpati itu dilepas dan tak kembali lagi. Berarti air sudah
benar-benar kering. Kehidupan baru yang baik dimulai.

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi kisah Nabi Nuh dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya :
a. Siapa sajakah nama anak-anak Nuh?
b. Siapa sajakah yang boleh masuk ke dalam perahu Nuh?
c. Mengapa Tuhan mau membinasakan semua makhluk di bumi?
d. Bagaimana nasib orang-orang yang tidak masuk ke dalam perahu Nuh?
e. Mengapa Nuh dan keluarganya diselamatkan?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya:
Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya dengan baik. Manusia harus menjaga agar
semua ciptaan tetap baik. Kejahatan dapat menghancurkan segalanya. Jika manusia melakukan
kejahatan, maka terjadi kekacauan di bumi ini. Akibatnya terjadi bencana, seperti air bah pada
kisah Nuh.
Allah hendak melindungi kehidupan manusia dan ciptaan yang lain dari kejahatan manusia.
Maka Allah memanggil Nuh. Nuh memenuhi perintah Allah, maka Nuh dan keluarganya
selamat. Dengan Nuh yang selamat, maka manusia dapat melanjutkan kehidupan.
Tuhan melindungi orang-orang yang percaya dan taat kepada-Nya, seperti la melindungi
Nuh dan keluarganya. Karena itu kita pun harus percaya dan taat pada perintah Allah.

5. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk mengerjakan tugas yang ada di Buku Siswa halaman 67.
Temukan sikap yang meneladan Nabi Nuh pada gambar-gambar di bawah ini. Berilah
tanda centang (S) pada gambar yang menunjukkan taat kepada perintah Allah dan tanda silang
(X) pada gambar yang menunjukkan tidak taat kepada perintah Allah.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi j Refleksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
 Apakah saya percaya dan taat pada perintah Allah?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk :
a. Menggambar perahu Nuh dan menuliskan nama-nama teman yang boleh masuk dalam
perahu buatannya.
b. Menanam dan memelihara satu tanaman di sekolah.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman atas pelajaran ini, misalnya:
 Allah sangat sedih kalau manusia berbuat jahat.
 Allah berencana menyelamatkan manusia dengan mengirimkan air bah.
 Allah menurunkan hujan selama empat puluh hari dan memusnahkan seluruh ciptaan-Nya.
 Nuh diselamatkan oleh Allah karena ia percaya dan taat pada perintah Allah.
 Nuh mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Sem, Ham, dan Yafet.
 Nuh dan keluarganya selamat, juga hewan-hewan yang dibawanya.
 Nuh bersyukur kepada Allah karena diselamatkan oleh Allah dari bencana air bah.
 Allah ingin agar manusia selalu percaya dan taat pada perintah-Nya.
 Kita selalu diingatkan Allah jika berbuat salah.
 Cara Allah menegur kita yaitu melalui orang tua, guru, maupun teman.
 Jika kita ditegur, kita harus bersyukur karena kita mau diselamatkan.
Untuk Diingat
Taatilah nasihat orang tua dan guru.

Doa
Guru mengajak siszua untuk menutup pelajamn dengan berdoa, misalnya :
Tuhan Yesus yang baik,
berkatilah kami agar dapat menerima teguran dengan baik dan mau mengubah sikap dan
perbuatan kami. Amin.

Lagu "Kisah Nuh".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
kisah Nuh. Allah dalam kisah Nuh.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Percaya dan taat pada perintah Melaksanakan nasihat orang
Allah.. tua.
Melaksanakan nasihat guru.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan alasan Allah Mengapa Allah menyelamatkan 20
menyelamatkan Nuh. Nuh?
2 Menjelaskan alasan Allah Mengapa Allah mendatangkan air 20
mendatangkan air bah pada bah pada zaman Nuh?
zaman Nuh.
3 Menyebutkan siapa saja yang Siapa saja yang diselamatkan di 20
diselamatkan di dalam bahtera dalam bahtera Nuh?
Nuh.
4 Menyebutkan nama anak- anak Siapa nama anak-anak Nuh? 20
Nuh.
5 Menjelaskan alasan Nuh Mengapa Nuh bersyukur kepada 20
bersyukur kepada Allah. Allah?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Proyek
b. Bentuk Instrumen : Memelihara tanaman

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Memelihara satu tanaman di Rajin menyiram tanaman. 50
sekolah. Tanaman bertumbuh makin besar. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Kejadian Bab 6-8.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 7
KISAH ABRAHAM
Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas karya keselamatan Allah melalui tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
2.3 Peduli pada sesama, meneladan tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
3.3 Memahami karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran) seperti dalam kisah
tokoh-tokoh Perjanjian Lama.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah Abraham.
2.3.1 Percaya dan taat pada perintah Allah.
3.3.1 Menyebutkan tempat asal Abraham.
3.3.2 Menyebutkan alasan Abraham meninggalkan negerinya.
3.3.3 Menyebutkan janji Allah kepada Abraham.
3.3.4 Menjelaskan bahwa Abraham adalah teladan orang beriman.
3.3.5 Menceritakan kisah Allah memanggil Abraham.
4.3.1 Membuat doa agar selalu percaya dan taat pada Allah.

Bahan Kajian
1. Kisah Allah memanggil Abraham.
2. Janji Allah kepada Abraham.
3. Abraham teladan orang beriman.
4. Kitab Kejadian 12:1-7.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Murid. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lalu Pr., Yosef. Komisi Kateketik KWI. 2005. Percikan Kisah-kisah Anak Manusia. Jakarta.
Komisi Kateketik KWI.
6. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indo¬nesia.
7. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah Allah memanggil Abraham.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Anak-anak sudah biasa rnendengarkan nasihat atau perintah dari orang tua dan guru.
Namun, kadang-kadang tanggapan mereka masih beragam. Ada anak yang taat melaksanakannya
karena mereka percaya kepada orang tua. Tetapi, ada juga anak yang tidak taat, dan kemudian
menyesal karena harus menanggung akibat dari ketidaktaatannya. Melalui cerita Carol yang
Percaya diharapkan anak-anak dapat mengambil pelajaran bahwa taat pada nasihat orang tua
akan memberikan kebahagiaan di masa depan.
Dalam Kitab Kejadian 12: 1-9 dikisahkan tentang Abraham yang begitu setia dan taat
kepada Allah. Ia tidak ragu untuk meninggalkan negeri Ur, kampung halamannya dan pindah ke
tanah Kanaan sebagaimana perintah Allah. Karena percaya dan taat kepada Allah, maka
Abraham mendapatkan banyak berkat dari Allah. Bahkan, Allah menjadikan Abraham sebagai
bapak bangsa. Sebagai orang beriman, tentu saja kita dan siswa ingin memiliki iman yang kuat
seperti Abraham. Untuk itu, dapat dimulai dengan percaya dan taat melaksanakan nasihat-nasihat
yang baik dari orang tua atau para guru. Sebab, jika kita telah mampu untuk selalu percaya dan
taat melaksanakan perkara-perkara kecil, maka kita pun akan sanggup untuk setia dan taat pada
perkara-perkara yang lebih besar seperti yang dilakukan Abraham.
Melalui pelajaran ini, kita akan membimbing siswa untuk mem- bangun sikap iman yang
percaya dan taat pada perintah Allah, seperti yang diteladankan Abraham dengan percaya dan
taat pada perintah orang tua serta guru.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Berpindah tempat kadang-kadang membuat orang khawatir. Orang belum tahu bagaimana
situasi di tempat yang baru. Apakah di tempat yang baru itu aman atau tidak. Apakah orang lain
dapat menerima kita dengan baik atau tidak. Pertanyaan itu tentu saja pernah dialami juga oleh
Abraham. Abraham rela meninggalkan kampung halamannya karena dipanggil oleh Allah.
Sikap Abraham ini adalah sikap yang penuh iman dan kepercayaan kepada Allah. Ia tidak
khawatir dengan keadaan di tempat yang baru. Sikap inilah yang harus diteladan oleh anak-anak,
yakni taat dan percaya pada perintah Allah. Bagaimana mereka taat pada perintah Allah? Yakni
dengan menaati perintah orang tua dan guru.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
ajarilah kami untuk selalu taat dan percaya kepada-Mu seperti Bapa Abraham. Amin.

Lagu "Abraham Dipanggil". Lihat Buku Siswa halaman 72.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati cergam tentang Carol yang Percaya sambil menyimak cerita
dari guru.

Carol yang Percaya

Pak Frans adalah seorang sopir tmk. Setiap hari ia membawa truknya dari desa ke kota
pulang dan pergi. Truk ini biasanya dipakai untuk memuat penumpang dan juga hasil bumi untuk
dijual di kota. Keadaan jalan dari desa ke kota lumayan baik. Namun, pada waktu hujan jalan
cukup licin.
Pada suatu hari, Pak Frans membawa penumpang dan hasil bumi ke kota. Hari hujan dan
jalan menjadi licin. Di kiri dan kanan ada tebing dan jurang. Pak Frans mengingatkan para
penumpang supaya mereka duduk tenang dan tidak boleh melompat kalau truk itu akan miring
atau tergelincir.
Ketika melewati jalan yang agak miring, roda belakang truknya tergelincir ke luar jalan.
Para penumpang panik dan takut. Mereka melompat keluar dari truk. Ada yang mengalami
cedera dan ada yang merasa takut luar biasa. Mereka tidak percaya kepada Pak Frans. Hanya
satu orang anak yang duduk dengan tenang di dalam bak truk dan tidak mendapat cedera apa-
apa. Ketika sudah sampai di tempat yang aman, para penumpang lain bertanya kepada anak kecil
itu.

"Siapa namamu, Nak?" tanya salah satu penumpang.


"Namaku, Carol," jawab Carol.
"Mengapa Carol tidak takut?"
"Sebab sopir itu adalah bapakku!"

Anak itu percaya kepada bapaknya. la tidak ragu-ragu. Ia tetap percaya bahwa kalau
bapaknya yang mengemudi truknya pasti aman dan selamat. Tidak mungkin bapaknya mau
mencelakakan dirinya.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas cerita, misalnya:
a. Mengapa penumpang truk melompat keluar?
b. Apa yang terjadi dengan penumpang yang melompat keluar?
c. Apa yang dilakukan Carol pada waktu truk berjalan miring?
d. Mengapa Carol tidak takut?
e. Apa yang kamu lakukan bila menjadi Carol?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siszva, misalnya :
Carol percaya kepada bapaknya. Ketika para penumpang panik, takut, dan melompat keluar
dari truk, Carol tetap tenang dengan situasi itu. Carol percaya bapaknya mampu mengatasinya
dan tidak mungkin akan mencelakai anaknya sendiri. Demikian juga dengan iman kita. Iman
berarti percaya kepada Allah. Iman berarti taat pada perintah Allah. Kita percaya dan taat pada
perintah Allah dengan percaya dan taat pada orang tua.
4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk saling bertanya, apa perintah dari orang tua yang sudah mereka
lakukan.
No Nama Perintah Orang Tua Yang Sudah Dilakukan
1
2
3
4
Dst.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Bapa Abraham.

2. Bercerita
Guru melanjutkan dengan bercerita tentang Abraham Dipanggil Allah.

Tuhan Memanggil Abraham


Kejadian 12:1-7

Dahulu kala, jauh di sebelah Timur, ada Kota Ur. Di pinggiran kota itu, hiduplah seorang
bapak yang bernama Terah bersama anaknya, Abram. Keluarga Terah percaya kepada Tuhan.
Keluarga mereka berbeda dengan orang-orang lain di kota itu. Mereka menyembah berhala.
Karena itu, Tera pindah dari Ur ke Haran. Haran merupakan daerah yang subur.
Abram mempunyai seorang istri bernama Sarai. Mereka belum mempunyai anak karena
Sarai mandul. Umur Abram waktu itu sudah 75 tahun, sedangkan Sarai 60 tahun. Abraham pun
bekerja sebagai peternak yang mengembalakan kambing dan domba. Sebagai peternak, Abram
harus ber- pindah-pindah tempat mencari padang rumput hijau untuk kambing dan dombanya.
Pada suatu hari, ketika sedang mengembalakan domba-domba dan kambingnya, Abram
mendengar suara yang memanggil namanya.
"Abram, Abram, pergilah dari negerimu, dari sanak saudaramu, dari rumah bapamu, dari
kampung halamanmu ke suatu negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan menjadikan
engkau bapak bangsa yang besar, memberkati engkau dan membuat namamu terkenal. Dan
engkau akan menjadi berkat bagi orang banyak."
Abram percava suara itu adalah suara Tuhan. Ia percaya bahwa dengan mengikuti suara itu,
ia akan mencapai kebahagiaan. Abram kemudian berpamitan kepada keluarganya untuk
meninggalkan kampung halamannya. Ia menuju tanah yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Abram
berangkat bersama Lot, keponakannva. Setelah berbulan-bulan lamanya mengembara, sampailah
mereka di tanah Kanaan. Ketika mereka sampai di situ, Allah berkata kepada Abram, "Negeri
inilah yang akan Kuberikan kepadamu dan keturunan-Mu."
Abram berhenti dari pengembaraannya dan tinggal di suatu tempat yang namanya Sikhem.
Lalu bersyukurlah Abram kepada Tuhan. Ia membuat sebuah mezbah dari batu dan
mempersembahkan kurban syukur kepada Tuhan Allah. Sejak saat itu nama Abram berganti
menjadi Abraham yang berarti bapa segala bangsa, dan Sarai, istrinya menjadi Sara.
3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya tentang kisah Abraham,
misalnya :
a. Dari manakah asal Abraham?
b. Mengapa keluarga Terah pindah dari Ur ke Haran?
c. Mengapa Abraham mau meninggalkan kampung halamannya?
d. Apa janji Allah kepada Abraham?
e. Apa arti Abraham?
f. Mengapa Allah sayang kepada Abraham?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya:
Abraham bersedia pindah dari kampung halamannya ke negeri yang jauh karena ia percaya
dan taat pada perintah Tuhan. Ia mau mendapatkan hidup yang lebih baik. Janji Allah kepada
Abraham adalah Abraham akan menjadi bapak bangsa yang besar, akan diberkati, dan akan
menjadi berkat bagi banyak orang, serta namanya menjadi terkenal. Abraham disayang Allah
karena Abraham percaya dan taat pada perintah Allah. Allah pun memberikan berkat bagi setiap
orang yang percaya dan taat pada perintah-Nya.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah saya taat pada perintah Tuhan?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membuat doa bahwa ia percaya dan taat pada perintah Allah.

(Tulislah di buku tugasmu hasil pekerjaanmu, mintalah tanda tangan orang tuamu, lalu laporkan
kepada gurumu).

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman atas pelajaran ini, misalnya:
 Abraham berasal dari Kota Ur.
 Ia dipanggil Allah pada usia 75 tahun.
 Ia pergi bersama Sara, istrinya dan Lot, keponakannya.
 Abraham pindah dari Haran ke tempat yang jauh, yaitu tanah Kanaan.
 Abraham percaya dan taat pada perintah Allah.
 Allah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan menjadi bapak bangsa, memiliki negeri yang
subur, dan selalu diberkati oleh Allah.
 Abraham menjadi teladan kita untuk selalu percaya dan taat pada perintah Allah.
Untuk Diingat
Abraham adalah orartg yang percaya dan taat pada perintah Allah.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
berkatilah kami agar selalu percaya dan taat
melaksanakan perintah-Mu seperti Bapa Abraham. Amin.

Lagu "Abraham Dipanggil".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
kisah Abraham. Allah dalam kisah
Abraham.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Percaya dan taat pada perintah Melaksanakan nasihat
Allah. orang tua.
Melaksanakan nasihat
guru.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan tempat asal Dari manakah asal Abraham? 10
Abraham.
2 Menyebutkan alasan Abraham Mengapa Abraham mau 10
meninggalkan negerinya. meninggalkan negerinya?
3 Menyebutkan janji Allah kepada Apa janji Allah kepada Abraham? 10
Abraham.
4 Menjelaskan bahwa Abraham Mengapa Abraham menjadi teladan 20
adalah teladan orang beriman. orang beriman?
5 Menceritakan kisah Allah Ceritakan kisah Allah memanggil 50
memanggil Abraham. Abraham!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa agar selalu
Isi doa 100
percaya dan taat pada Allah.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Kejadian 12:1-9.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 8
KISAH ESAU DAN YAKUB

Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas karya keselamatan Allah melalui tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
2.3 Peduli pada sesama, meneladan tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
3.3 Memahami karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama.
4.3 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran) seperti dalam kisah
tokoh-tokoh Perjanjian Lama.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah melalui kisah Esau dan Yakub.
2.3.1 Bertanggung jawab atas tugas dan barang-barang yang dimiliki.
3.3.1 Menceritakan kisah Yakub yang berhasil mendapatkan hak anak sulung dari Esau,
kakaknya.
3.3.2 Menyebutkan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai cita-cita.
3.3.3 Menyebutkan tanggung jawabnya sebagai anak di rumah.
4.3.1 Membuat doa agar tercapai cita-dtanya dan mampu bertanggung jawab terhadap
pilihannya.

Bahan Kajian
1. Kisah Yakub yang berhasil mendapatkan hak anak sulung dari Esau, kakaknya.
2. Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai cita-cita.
3. Tuhan memberkati anak-anak yang berjuang untuk mendapatkan pres- tasi istimewa di dalam
hidupnya.
4. Kitab Kejadian 25: 19-34.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Murid. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah Esau dan Yakub.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, bermain dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar
Menjadi anak yang bertanggung jawab perlu dibiasakan sejak kecil. Ber- tanggung jawab
di rumah, misalnya menyapu halaman rumah, menyiram tanaman, membereskan mainan setelah
bermain, dan mengerjakan PR.
Bertanggung jawab di sekolah, misalnya belajar dengan tertib, jujur, me-ngerjakan tugas
dari guru, piket kelas, dan lainnya.
Biasanya seorang anak lebih senang bermain daripada belajar. Me- mang seorang anak
bebas memilih untuk melakukan sesuatu. Tetapi, apakah pilihannya itu bermanfaat atau tidak,
harus dipikirkan terlebih dahulu. Memang kadang-kadang pilihan yang tidak menyenangkan
akan membuatnya sedih, tetapi akan membawa kebahagiaan di kemudian hari. Pada waktu
memilih sesuatu sebaiknya dipikirkan dan dipertimbangkan terlebih dahulu.
Dalam Kitab Kejadian 25: 19-34 dikisahkan tentang Esau dan Yakub. Esau lebih memilih
hal yang gampang dan tidak memikirkan akibatnya di kemudian hari. Dia rela menjual hak
kesulungannya kepada adiknya, Yakub, dengan sepiring bubur kacang merah. Yakub memikirkan
masa depan. Karena itu, Yakub lebih mementingkan hak anak sulung daripada bubur kacang
merah. Hak anak sulung adalah menjadi ahli waris orang tua. Jika orang tua meninggal, maka
kedudukan orang tua diganti oleh anak sulung. Itu berarti ia mewarisi seluruh kekayaan dan
tanggung jawab orang tua. Kekayaan itu tidak hanya berupa tanah, ternak, dan harta benda,
melainkan juga warisan berkat dari Allah. Maka, ketika Esau tidak mendapatkan berkat dari
Ishak, Esau menangis dan bertanya kepada Ishak apakah Ishak hanya punya satu berkat. Ishak
menjawab, "Sesungguhnya kediamanmu akan jauh dari tanah gemuk di bumi dan jauh dari
embun dari langit di atas." Ini berarti Esau sungguh sudah kehilangan berkat dan warisan orang
tuanya karena sudah diberikan kepada Yakub.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk berpikir masa depan. Berpikir masa depan
berarti memiliki cita-cita. Apabila seseorang mempunyai cita- cita, ia akan berusaha
mencapainya.
Mencapai cita-cita dapat melalui usaha dan kerja keras, seperti rajin belajar, rajin bekerja,
mohon berkat dari orang tua, serta selalu berdoa mohon berkat dari Tuhan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Berpikir masa depan berarti memiliki cita-cita. Apabila seseorang mem¬punyai cita-cita, ia
akan berusaha mencapainya. Mencapai cita-cita dapat melalui usaha dan kerja keras, seperti rajin
belajar, rajin bekerja, mohon berkat dari orang tua, serta selalu berdoa mohon berkat dari Tuhan.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
bantulah kami untuk memilih sesuatu yang lebih berguna untuk mencapai cita-cita kami. Amin.

Lagu "Yakub dan Esai". Lihat Buku Siswa halaman 78.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siszva mengamati gambar anak-anak yang mempunyai cita-cita seperti gambar
pilot, guru, pastor, suster, tentara, polisi, dokter. Lihat Buku Siswa halaman 79.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas gambar, misalnya:
a. Apa cita-cita anak-anak pada gambar?
b. Apa cita-citamu?
c. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai cita-cita?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Setiap orang mempunyai cita-cita. Cita-cita hanya bisa dicapai bila kita berusaha, kerja
keras, dan berdoa. Kita harus rajin belajar, memohon berkat orang tua, dan terutama mohon
berkat dari Tuhan. Kita harus bertanggung jawab dengan semua tugas yang diberikan guru dan
disiplin. Kita lebih memilih belajar daripada bermain game. Dengan demikian, apa yang kita
cita- citakan akan tercapai.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk bertanya kepada temannya, apa cita-citanya dan apakah yang
mereka lakukanjika ingin mencapai cita-cita itu.

Yang Dilakukan Untuk


No Nama Cita-Cita
Mencapai Cita-Cita
1
2
3
4
5
Dst.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar tentang Esau dan Yakub, lain membaca kisah Esau
dan Yakub.

Esau dan Yakub


Kejadian 25:19-34

Inilah riwayat Ishak, anak Abraham. Ketika Ishak berumur empat puluh tahun, ia menikah
dengan Ribka, saudara Laban, orang Aram. Setelah lama menikah, Ribka belum juga mempunyai
anak karena ia mandul. Lalu Ishak berdoa, mohon kepada Tuhan agar istrinya diberi anak. Dan
Tuhan yang Mahabaik mengabulkan doa Ishak. Tak lama kemudian Ribka mengandung. Ia
mengandung anak kembar. Sebelum anak-anak itu lahir, mereka telah bergelut di dalam rahim
ibunya. Kata Ribka, "Mengapa hal ini terjadi pada diriku?" Lalu Ribka memohon petunjuk
kepada Tuhan.
Dan Tuhan berkata kepadanya, "Dua bangsa ada di dalam rahimmu; kau akan melahirkan
dua bangsa yang berpencar, adiknya lebih kuat daripada kakaknya, dan kakak akan menjadi
pelayan bagi adiknya."
Ketika tiba saatnya untuk bersalin, Ribka melahirkan dua anak laki-laki kembar. Yang
sulung wamanya merah, dan kulitnya seperti jubah yang berbulu. Sebab itu ia dinamakan Esau.
Waktu anak yang kedua dilahirkan, tangannya memegang tumit Esau. Sebab itu ia dinamakan
Yakub.
Kedua anak itu bertambah besar. Esau menjadi pemburu yang cakap dan suka tinggal di
padang, sedangkan Yakub yang tenang lebih suka tinggal di rumah.
Ishak lebih sayang kepada Esau, sebab Ishak suka makan daging hasil buruan Esau. Ribka,
istrinya, lebih sayang kepada Yakub.
Pada suatu hari, ketika Yakub sedang memasak sayur kacang merah, datanglah Esau yang
baru pulang dari berburu. Ia tampak lelah dan lapar.
Kata Esau kepada Yakub, "Saya lapar sekali. Berikanlah saya sedikit kacang merah itu."
Jawab Yakub, "Boleh, asal kau berikan kepadaku hakmu sebagai anak sulung."
Kata Esau, "Sebentar lagi aku akan mati kelaparan, apa gunanya bagiku hak anak sulung
itu."
Kata Yakub, "Bersumpahlah dahulu kepadaku bahwa hak kesulunganmu akan kau berikan
kepadaku."
Esau bersumpah dan memberi hak anak sulungnya kepada Yakub. Setelah itu, Yakub
memberi roti dan sebagian sayur kacang merah itu kepada Esau. Ia makan dan minum, lalu
berdiri dan pergi. Demikianlah Esau meremehkan haknya sebagai anak sulung.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas peristiwa Esau dan
Yakub, misalnya :
a. Siapakah nama ayah dan ibu Yakub?
b. Bagaimana dri-dri Esau dan Yakub?
c. Apakah arti hak anak sulung?
d. Mengapa Esau menjual hak kesulungannya?
e. Bagaimana cara Yakub mendapatkan hak anak sulung?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Esau rela menjual hak kesulungannya kepada adiknya, Yakub, dengan se- piring bubur
kacang merah. Yakub memikirkan masa depan. Karena itu, Yakub lebih mementingkan hak anak
sulung daripada bubur kacang merah. Hak anak sulung adalah menjadi ahli waris orang tua. Jika
orang tua meninggal, maka kedudukan orang tua digantikan oleh anak sulung.
Itu berarti ia mewarisi seluruh kekayaan dan tanggung jawab orang tua. Kekayaan itu tidak
hanya berupa tanah, ternak, dan harta benda, melainkan juga warisan berkat dari Tuhan.

4. Penugasan
Guru mengajak siswa menjadi anak yang bertanggung jawab.
Kita belajar dari Esau dan Yakub. Esau kurang bertanggung jawab terhadap haknya. Yakub
anak yang cerdik. Ia berusaha mendapatkan hak kesulungan. Esau mau menyerahkan hak
kesulungan kepada Yakub karena lapar dan haknya ditukar dengan sepiring kacang merah. Esau
tidak berpikir panjang.
Belajar dari Esau dan Yakub, dari daftar di bawah ini, mana yang kamu pilih?
No Pilihan Alasan
1 Buku pelajaran
2 Buku cerita
3 Bermain game
4 Nonton televisi
5 Mengerjakan PR
6 Belajar

Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku berusaha mencapai cita-citaku?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membuat doa agar dapat bertanggung jawab dengan semua
pilihannya dan dapat mencapai cita-citanya.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
 Ishak dan Ribka mempunyai dua orang anak, yaitu Esau dan Yakub.
 Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub dan menukarkannya dengan sepiring kacang
merah.
 Esau tidak memikirkan masa depan, sedangkan Yakub lebih memikirkan masa depan.
 Berpikir masa depan berarti mempunyai cita-cita.
 Mencapai cita-cita dapat dilakukan dengan rajin belajar, rajin bekerja, dan berdoa mohon
berkat dari Tuhan

Untuk Diingat
Capailah cita-citamu setinggi langit.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus, berkatilah kami untuk mencapai cita-cita kami. Amin.

Lagu "Yakub dan Esau".


Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah atas karya keselamatan
melalui kisah Esau dan Yakub Allah melalui kisah Esau
dan Yakub.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Bertanggung jawab atas tugas Aku merapikan tempat tidurku
dan barang-barang yang Setiap hari aku menyapu
dimiliki. halaman
Setiap hari aku mencuci piling
yang aku gunakan.
Setiap hari aku belajar.
Aku selalu merawat dan
menjaga barang miliki.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan kisah Yakub yang Tuliskan sifat Esau! 10
berhasil mendapatkan hak anak Tuliskan sifat Yakub! 10
sulung dari Esau, kakaknya. Mengapa Esau menjual hak 20
kesulungannya?
Apa artinya hak kesulungan? 20
2 Menyebutkan usaha yang harus Apa yang hams dilakukan untuk 20
dilakukan untuk mencapai cita- mencapai cita-cita?
cita.
3 Menyebutkan tanggung jawabnya Apa tanggung jawabmu sebagai 20
sebagai anak di rumah. anak di rumah?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur.

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa agar tercapai cita-
citanya dan mampu bertanggung Isi doa 100
jawab atas pilihannya.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Kejadian 25: 19-34.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan:
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 9
KELAHIRAN YESUS KRISTUS
Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Barn.
2.4 Percaya diri dalam mengungkapkan iman akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus
Kristus yang dikisahkan dalam Perjanjian Baru.
3.4 Memahami karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Barn.
4.4 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran, dan sebagainya)
seperti dalam kisah Perjanjian Barn.

Indikator
1.4.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah kelahiran Yesus.
2.4.1 Meneladan sikap Yesus yang peduli kepada orang kecil dan menderita melalui kisah
kelahiran Yesus.
3.4.1 Menyebutkan tempat Yesus dilahirkan.
3.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperanan dalam peristiwa kelahiran Yesus.
3.4.3 Menjelaskan bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
3.4.4 Menceritakan kembali kisah kelahiran Yesus (Lukas 2:1-20).
4.4.1 Membuat doa syukur atas kelahiran Yesus.

Bahan Kajian
1. Orang Betlehem menolak Bunda Maria dan Santo Yusuf.
2. Yesus lahir dalam kemiskinan.
3. Yesus datang ke dunia untuk kita semua.
4. Injil Lukas 2:1-20.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Murid. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indo¬nesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kelahiran Yesus.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, bermain dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Kelahiran seorang bayi tentu menggembirakan anggota keluarga. Ayah akan


mempersiapkan tempat khusus bagi bayi yang baru lahir. Ibu akan menyediakan pakaian, alat
mandi, dan segala peralatan untuk seorang bayi yang baru lahir. Itu merupakan ungkapan kasih
sayang orang tua kepada anaknya. Bila adikmu lahir, maka para kerabat dan tetangga akan
datang menjenguk ibu dan adikmu. Mereka ingin ikut bergembira bersama keluargamu.
Dalam menyambut kelahiran bayi, biasanya keluarga juga mengucapkan syukur kepada
Allah, misalnya mengundang para tetangga untuk berdoa bersama atau meminta ujud doa dalam
perayaan Ekaristi. Sikap syukur dapat dilakukan dengan membagikan makanan kepada para
tetangga dekat.
Demikian juga dengan peristiwa kelahiran Yesus (Luk. 2:1-20). Kelahiran Yesus dinanti-
nantikan oleh Bapa Yusuf dan Bunda Maria. Kelahiran Yesus memberikan kegembiraan bagi
Bapa Yusuf dan Bunda Maria. Mereka meng- hangatkan bayi Yesus dengan membungkus-Nya
dengan kain lampin. Para gembala menyambut kelahiran Yesus. Para gembala di padang adalah
orang pertama yang merasakan kegembiraan atas kelahiran Yesus. Mereka mengabarkan kabar
gembira kepada semua orang. Sampai sekarang peristiwa kelahiran Yesus terus diwartakan dan
dirayakan di seluruh dunia dengan penuh sukacita. Hari kelahiran Yesus dirayakan pada hari
Natal. Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember.
Melalui pelajaran ini kita ingin membimbing siswa untuk mengalami peristiwa gembira
tentang kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus memberi teladan kesederhanaan. Karena itu, dalam
merayakan Natal, bukan hanya gembira karena mendapat kado atau makan makanan yang enak-
enak di dalam pesta, tetapi kita merayakan dalam kesederhanaan, seperti Yesus yang lahir dalam
kandang domba. Kita bersyukur atas kelahiran Yesus dengan mengasihi sesama yang miskin dan
menderita.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Natal menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh umat beriman. Lagu Natal sering
diperdengarkan menjelang Natal. Setiap orang yang akan merayakan Natal sudah
mempersiapkan baju baru, makanan, kue, dan kado Natal. Ada juga yang mempersiapkan hati
untuk menjadi tempat bagi bayi Yesus.
Natal adalah hari kelahiran Yesus. Yesus lahir di kandang domba di Betlehem. Semua orang
menolak keluarga Yesus. Keluarga Yesus menerima semuanya dengan senang hati. Yesus lahir
dalam kesederhanaan.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik, berilah kami hati penuh sukacita dalam merayakan hari kelahiran-Mu.
Amin.
Lagu "Yesus Slamat Datang". Lihat Buku Siswa halaman 86.
Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak sisiva untuk mengamati gambar yang menceritakan suasana Natal. Lihat Buku
Siswa halaman 86.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menceritakan gambar-gambar yang mereka amati dan apa yang
mereka rasakan ketika merayakan Natal.

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan cerita-cerita siswa, misalnya:
Setiap keluarga Kristiani dan terutama anak-anak akan senang dengan hari Natal. Semua
dipersiapkan dengan meriah, misalnya baju barn, kue, kado Natal, hiasan Natal, dan yang
lainnya.
Natal adalah hari kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus memberikan kegem- biraan. Kelahiran
Yesus juga memberi teladan kesederhanaan. Bunda Maria melahirkan Yesus di kandang hewan.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar kisah Kelahiran Yesus.

2. Pendalaman
Guru menceritakan kisah kelahiran Yesus.

Kelahiran Yesus
Lukas 2:1-20

Pada waktu itu Kaisar Agustus memerintahkan agar semua warga negara Kerajaan Roma
mendaftarkan diri untuk sensus. Sensus yang pertama ini dijalankan waktu Kirenius menjadi
gubernur negeri Siria. Semua orang pada waktu itu pergi untuk didaftarkan di kotanya masing-
masing.
Yusuf pun berangkat dari Nasaret di Galilea, ke Betlehem di Yudea, tempat lahir Raja
Daud; sebab Yusuf keturunan Daud.
Yusuf mendaftarkan diri bersama Maria, tunangannya, yang sedang hamil. Ketika mereka
di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-laki,
anaknya yang sulung. Anak itu dibungkusnya dengan kain lampin, lalu diletakkan di dalam
palungan berisi jerami; sebab mereka tidak mendapat tempat untuk menginap.
Pada malam itu ada gembala-gembala yang sedang menjaga domba-dombanya di padang
rumput di daerah itu.
Tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepada mereka. Cahaya terang dari Tuhan
bersinar menerangi mereka, dan mereka sangat ketakutan.
Malaikat itu berkata, "Jangan takut! Sebab saya datang membawa kabar baik untuk kalian,
kabar yang sangat menggembirakan semua orang. Hari ini di Kota Daud telah lahir Raja
Penyelamatmu, yaitu Kristus, Tuhan. Inilah tandanya: kalian akan menjumpai seorang bayi
dibungkus dengan kain lampin, dan berbaring di dalam sebuah palungan."
Tiba-tiba malaikat itu disertai banyak malaikat lain, yang memuji Allah. Mereka berkata,
"Terpujilah Allah di langit yang tertinggi! Dan di atas bumi, sejahteralah manusia yang
menyenangkan hati Tuhan!"
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-
gembala itu berkata satu sama lain, "Mari kita ke Betlehem dan melihat peristiwa yang terjadi
itu, yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Mereka segera pergi, lalu menjumpai Maria dan
Yusuf, serta bayi itu yang sedang berbaring di dalam palungan.
Ketika para gembala melihat bayi itu, mereka menceritakan apa yang dikatakan para
malaikat tentang bayi itu.
Dan semua orang heran mendengar cerita para gembala itu. Tetapi Maria menyimpan
semua itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Gembala- gembala itu kembali ke padang
rumput sambil memuji dan memuliakan Allah, karena semua yang telah mereka dengar dan lihat,
tepat seperti yang dikatakan oleh malaikat.

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas kisah kelahiran Yesus,
misalnya:
a. Siapa saja yang ada dikandang hewan?
b. Mengapa Yesus lahir di kandang hewan?
c. Bagaimana perasaanmu bila melihat bayi dibaringkan di kandang hewan?
d. Bagaimana perasaanmu saat merayakan Natal?
e. Apa yang ingin kamu katakan kepada Bayi Yesus?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Kelahiran Yesus di dunia untuk menyelamatkan manusia. Ia lahir dalam kesederhanaan.
Yesus lahir dalam kandang domba dan dibaringkan di palungan, tempat makanan ternak. Namun,
Ia sangat berarti bagi kita. Yesus adalah Juru Selamat kita.
Para gembala mewartakan kelahiran Yesus dengan gembira dan penuh sukacita. Mereka
ingin agar semua orang bergembira atas kelahiran Yesus. Bila kita merayakan Natal, rayakanlah
dengan kegembiraan. Nyanyikan lagu Natal dengan gembira, dan berdoa dengan penuh syukur.
Ucapkan selamat Natal dengan sukacita kepada siapa saja yang merayakannya karena Yesus
telah lahir untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku peduli dengan teman-teman yang kekurangan?

Aksi
Guru mengajak siswa membuat doa syukur atas kelahiran Yesus dan mewarnai gambar kisah
Kelahiran Yesus.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman pelajaran ini, misalnya :
 Yusuf membawa Maria ke Betlehem untuk mendaftarkan diri atau sensus.
 Mereka berangkat dari Nasaret menuju Betlehem.
 Ketika sampai di Betlehem, tidak ada tempat penginapan bagi Yusuf dan Maria.
 Ada seorang yang baik hati memberikan sebuah kandang untuk Yusuf dan Maria.
 Bunda Maria melahirkan Yesus di kandang hewan.
 Yesus dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan.
 Para malaikat memberitahukan kepada para gembala yang sedang menjaga kawanan domba.
 Mereka datang menyembah Yesus.
 Yesus lahir di kandang hewan utuk memberi teladan kesederhanaan kepada kita.
 Hari kelahiran Yesus disebut hari Natal.
 Hari Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus, terima kasih Engkau lahir untuk kami.
Berkatilah kami untuk mampu mewartakan damai bagi semua semua orang. Amin.

Lagu "Gloria". Lihat Buku Siswa halaman 91.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
kisah kelahiran Yesus. Allah dalam kelahiran
Yesus.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Meneladan sikap Yesus yang Mengumpulkan makanan,
peduli kepada orang kecil dan alat tulis, pakaian layak
menderita melalui kisah pakai untuk dibagikan
kelahiran Yesus. kepada teman yang
kekurangan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan tempat Yesus Dimana tempat Yesus dilahirkan? 20
dilahirkan
2 Menyebutkan tokoh-tokoh yang Siapakah tokoh-tokoh dalam kisah 20
berperan dalam peristiwa kelahiran Yesus?
kelahiran Yesus
3 Menjelaskan bahwa Yesus Mengapa Yesus datang ke dunia? 20
datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia
4 Menceritakan kembali kisah Ceritakan kisah kelahiran Yesus 40
kelahiran Yesus (Lukas 2:1-20) menurut (Lukas 2:1-20)
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur.

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa syukur atas
Isi doa 100
kelahiran Yesus.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Lukas 2:1-20.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan:
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 10
YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH
Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
2.4 Percaya diri dalam mengungkapkan iman akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus
Kristus yang dikisahkan dalam Perjanjian Baru.
3.4 Memahami karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
4.4 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran, dan sebagainya)
seperti dalam kisah Perjanjian Baru.

Indikator
1.4.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah Yesus dipersembahkan
di Bait Allah.
2.4.1 Melaksanakan tugas dengan senang hati sebagai persembahan diri kepada Tuhan.
3.4.1 Menjelaskan maksud Yesus dibawa orang tuanya ke Bait Allah.
3.4.2 Menjelaskan mengapa Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
3.4.3 Menjelaskan makna Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
3.4.3 Menyebutkan bentuk persembahan dari Yusuf dan Maria ketika membawa Yesus ke Bait
Allah.
3.4.4 Menyebutkan nama orang yang menerima Yesus di Bait Allah.
3.4.5 Menyebutkan contoh sikap sebagai bukti persembahan diri.
4.4.1 Membuat doa persembahan diri/keluarga kepada Yesus.

Bahan Kajian
1. Peristiwa Yesus dipersembahkan di Bait Allah di Yerusalem.
2. Contoh sikap sebagai bukti persembahan diri.
3. Injil Lukas 2: 21-40.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indo-nesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang persembahan kepada Allah.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Anak-anak sudah biasa melihat dan mengikuti orang tuanya melaksana- kan kewajiban
agama. Misalnya, menghadiri perayaan Ekaristi di gereja, membaptiskan bayi mereka, dan
melaksanakan kewajiban-kewajiban agama lainnya. Ketaatan orang tua dalam menjalankan
kewajiban agama merupakan pelajaran sangat berharga bagi anak untuk tumbuh dan berkembang
di dalam imannya.
Dalam Injil Lukas 2:21-40 diceritakan Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus kepada
Tuhan karena mereka adalah orang Yahudi yang taat pada hukum Taurat. Dikatakan bahwa anak
laki-laki harus dikuduskan bagi Allah. Maria dan Yusuf pergi dengan membawa dua ekor anak
burung merpati.
Mengapa mereka pergi dengan membawa burung merpati? Karena keluarga Yusuf dan
Maria adalah keluarga yang sangat sederhana dan burung merpati adalah lambang kekudusan
dan kesucian. Kita mengetahui bahwa Yesus dikandung oleh Maria dengan perantaraan Roh
Kudus. Maka Yesus lahir sebagai anak yang kudus, yang tidak mempunyai dosa.
Ada seorang yang bernama Simeon. Ia adalah seorang yang jujur, taat, dan rajin berdoa
kepada Tuhan. Ia sangat rindu dan ingin bertemu dengan Tuhan, karena Roh Kudus menyatakan
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Tuhan. Dan di Sana juga ada nabi perempuan yang
bernama Hana. Hana menggendong Yesus dan mewartakan kepada semua orang yang
dijumpainya bahwa Yesus adalah Juru Selamat.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing harus berani mempersembahkan diri kepada Tuhan,
dengan cara rajin berdoa, bekerja, rajin ke sekolah, rajin mengikuti sekolah Minggu atau PIA,
dan rajin membantu teman atau orang lain yang kekurangan dan membutuhkan bantuan,
walaupun orang itu tidak satu agama dengan kita. Kita semua adalah sama karena diciptakan
oleh Tuhan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Yusuf dan Maria mempersembahkan Yesus di Bait Allah sesuai dengan kebiasaan orang
Yahudi. Yesus adalah orang Yahudi, maka Ia wajib hidup sesuai dengan kebiasaan dalam
masyarakatnya. Kebiasaan orang Yahudi, yaitu setiap anak laki-laki yang berusia delapan hari
wajib dipersembahkan kepada Allah. Sebagai tanda persembahan mereka kepada Allah, mereka
membawa sepasang burung merpati atau burung tekukur.
Pada waktu dipersembahkan kepada Allah, Yesus disambut oleh Simeon dan Hana, dua
orang yang saleh di hadapan Allah. Mereka selalu berdoa di Bait Allah di Yerusalem.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik, terima kasih atas cinta-Mu kepada kami.
Hari ini kami mau mempersembahkan seluruh hidup kami kepada-Mu. Amin.

Lagu "Yesus Dipersembahkan". Lihat Buku Siswa halaman 94.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar pembaptisan bayi. Lihat Buku Siswa halaman 95.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya atas peristiwa pembatisan
bayi atau menceritakan pengalaman mereka melihat pembaptisan bayi di Gereja, misalnya:
a. Mengapa bayi harus dibaptis?
b. Air apakah yang dituangkan di kepala bayi saat dibaptis?
c. Apa saja yang digunakan dalam pembaptisan bayi?
d. Apakah arti dari pembaptisan itu?
e. Ceritakan pengalamanmu melihat pembaptisan bayi di Gereja!

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan penga-laman
siswa, misalnya:
Pembaptisan bayi selalu dilakukan dalam keluarga Katolik. Dengan di-baptis, seseorang
secara resmi diterima dalam Gereja Katolik. Dalam pem-baptisan ada banyak simbol yang
dipakai, seperti air, lilin, kain putih, dan minyak krisma (penjelasan tentang simbol-simbol ini
ada di kelas III). Orang tua melaksanakan kewajiban agama Katolik. Orang tua juga membawa
kita ke gereja untuk berdoa dan bersyukur kepada Tuhan yang Mahabaik. Kita diajak untuk
mempersembahkan diri kepada Tuhan. Kita diajak untuk memuliakan Tuhan dalam perayaan
Ekaristi. Kita diajak untuk selalu berbagi dengan orang lain.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus dipersembahkan di Bait Allah.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menyimak cerita Yesus dipersembahkan di Bait Allah.

Yesus Dipersembahkan di Bait Allah


Lukas 2:21-40
Setelah berumur delapan hari, Yesus disunat. Kemudian, Yusuf dan Maria membawa Yesus
ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Sebab di dalam Hukum Tuhan
ada tertulis, "Setiap anak laki-laki yang sulung harus dipersembahkan kepada Tuhan." Mereka
juga membawa serta sepasang burung merpati untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Pada waktu itu di Yerusalem ada seorang bernama Simeon. Ia orang baik yang taat pada
Allah. Ia sedang menantikan saatnya Allah menyelamatkan Israel. Roh Kudus menyertai Simeon,
dan Roh Kudus sudah memberitahukan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat
Raja Penyelamat yang dijanjikan Tuhan.
Oleh bimbingan Roh Kudus, Simeon masuk ke Bait Allah. Ketika Yusuf dan Maria
membawa Yesus masuk ke Bait Allah untuk melakukan upacara yang diperintahkan Hukum
Tuhan, Simeon mengambil Anak itu dan meng- gendong-Nya, lalu ia memuji Allah katanya,
"Sekarang, Tuhan, Engkau sudah menepati janji-Mu. Karena itu, biarlah hamba-Mu ini
meninggal dengan tenteram. Sebab dengan mataku sendiri aku sudah melihat Penyelamat yang
datang dari pada-Mu. Penyelamat yang Engkau siapkan untuk segala bangsa, yaitu terang yang
menerangi jalan bagi bangsa-bangsa lain untuk datang kepada-Mu; terang yang mendatangkan
kehormatan bagi umat-Mu, Israel."
Ayah dan ibu Yesus heran mendengar apa yang dikatakan Simeon tentang Anak mereka.
Kemudian, Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, "Anak ini sudah dipilih oleh
Allah untuk membinasakan dan untuk menyelamatkan banyak orang Israel. Ia akan menjadi
tanda dari Allah, yang akan ditentang oleh banyak orang. Kesedihan akan menusuk hatimu
seperti pedang yang tajam."
Pada waktu itu ada juga seorang nabi wanita yang sudah tua sekali. Namanya Hana, anak
Fanuel, dari suku Asyer. Ia sudah berumur delapan puluh empat tahun. la selalu berada di Bait
Allah. Siang malam ia berbakti kepada Allah dengan berdoa dan berpuasa. Ia datang, lalu
memuji Allah. Ia juga berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan saat Allah
membebaskan Yerusalem.
Setelah Yusuf dan Maria melakukan semua yang diwajibkan hukum Tuhan, mereka pulang
ke Nasaret di Galilea. Yesus semakin bertambah besar dan kuat. Ia semakin bijaksana dan sangat
dikasihi oleh Allah.

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi cerita dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya,
misalnya:
a. Apa yang dilakukan oleh Yusuf dan Maria setelah Yesus berusia delapan hari?
b. Untuk apa Yesus dibawa ke rumah Tuhan?
c. Siapa yang menerima Yesus di rumah Tuhan?
d. Apa yang dipersembahkan oleh Yusuf dan Maria di rumah Tuhan?
e. Apa yang dikatakan Simeon?
f. Siapakah nabi perempuan yang ada di Bait Allah?
g. Bagaimana perasaannya ketika melihat Yesus?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya:
Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus kepada Tuhan karena mereka adalah orang
Yahudi yang taat pada hukum Taurat. Dikatakan bahwa anak laki-laki harus dikuduskan bagi
Allah. Maria dan Yusuf pergi dengan membawa dua ekor anak burung merpati. Mengapa mereka
pergi dengan membawa burung merpati?
Karena keluarga Yusuf dan Maria adalah keluarga yang sangat sederhana dan burung
merpati adalah lambang kekudusan dan kesucian. Kedatangan Yesus di Bait Allah disambut oleh
Simeon dan Hana. Mereka adalah orang- orang yang mengetahui bahwa Yesus adalah Juru
Selamat. Mereka bergembira karena bisa bertemu dengan Yesus, Sang Juru Selamat.
Sebagai murid Yesus, kita juga harus berani mempersembahkan diri kepada Tuhan, dengan
cara rajin berdoa, bekerja, rajin ke sekolah, rajin mengikuti kegiatan di lingkungan, dan rajin
membantu teman atau orang lain yang kekurangan dan membutuhkan bantuan, walaupun orang
itu tidak satu agama dengan kita. Kita semua adalah sama karena diciptakan oleh Tuhan.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Rajinkah aku mempersembahkan diri kepada Tuhan?

Aksi
Guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis doa persembahan diri/keluarga kepada Yesus
dan didoakan di rumah bersama orang tua.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya:
 Orang tua Yesus taat melaksanakan hukum Taurat Musa.
 Mereka membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan
pada usia 8 hari.
 Yesus disambut oleh Simeon dan Hana yang ada di Bait Allah.
 Mereka sudah lama merindukan Yesus, Sang Juru Selamat.
 Kita juga harus berani mempersembahkan diri kepada Tuhan, dengan cara rajin berdoa,
bekerja, rajin ke sekolah, rajin mengikuti kegiatan di lingkungan, dan rajin membantu teman
atau orang lain yang kekurangan dan membutuhkan bantuan.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu.
Semoga apa yang kami dapat hari ini berguna bagi kami dalam membangun diri kami.
Sadarkanlah diri kami agar kami selalu mempersembahkan diri kepada-Mu. Amin.

Lagu "Yesus Dipersembahkan".


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur atas
karya keselamatan Allah dalam karya keselamatan Allah dalam
kisah Yesus dipersembahkan di kisah Yesus dipersembahkan di
Bait Allah. Bait Allah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Melaksanakan tugas dengan Rajin ke gereja.
senang hati sebagai persembahan Rajin mengikuti kegiatan di
diri kepada Tuhan. lingkungan.
Rajin belajar.
Rajin membantu orang tua.
Selalu berbagi dengan teman
yang kekurangan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan maksud Yesus Mengapa Yesus dibawa orang 20
dibawa orang tuanya ke Bait tuanya ke Bait Allah?
Allah.
2 Menjelaskan mengapa Yesus Mengapa Yesus dipersembahkan di 20
dipersembahkan di Bait Allah. Bait Allah?
3 Menjelaskan makna Yesus Apa makna Yesus dipersembahkan 20
dipersembahkan di Bait Allah. di Bait Allah?
4 Menyebutkan persembahan dari Apa persembahan yang dibawa 10
Yusuf dan Maria ketika Yusuf dan Maria ketika membawa
membawa Yesus ke Bait Allah. Yesus ke Bait Allah?
5 Menyebutkan nama-nama orang Sebutkan nama-nama orang yang 10
yang menerima Yesus di Bait menerima Yesus di Bait Allah?
Allah

6 Menyebutkan contoh sikap Sebutkan 3 contoh sikap sebagai 20


sebagai bukti persembahan diri. bukti persembahan diri!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa persembahan diri/
Isi doa 100
keluarga kepada Yesus.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Lukas 2: 21-40.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 11
YESUS TERTINGGAL DI BAIT ALLAH
Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
2.4 Percaya diri dalam mengungkapkan iman akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus
Kristus yang dikisahkan dalam Perjanjian Baru.
3.4 Memahami karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
4.4 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran, dan sebagainya)
seperti dalam kisah Perjanjian Baru.

Indikator
1.4.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam kisah Yesus Tertinggal di Bait
Allah.
2.4.1 Taat pada nasihat orang tua.
3.4.1 Menjelaskan alasan menaati perintah orang tua.
3.4.2 Menyebutkan usia Yesus ketika tertinggal di Bait Allah.
3.4.3 Menjelaskan maksud keluarga Yesus ke Bait Allah.
3.4.4 Menjelaskan apa yang dilakukan Yesus ketika tertinggal di Bait Allah.
3.4.5 Menyebutkan perkataan Bunda Maria kepada Yesus ketika melihat-Nya di Bait Allah.
3.4.6 Menyebutkan jawaban Yesus kepada Bunda Maria.
4.4.1 Membuat doa agar selalu taat pada nasihat orang tua dan menghiasnya dengan indah.

Bahan Kajian
1. Pengalaman tertinggal di tempat keramaian.
2. Taat pada nasihat orang tua.
3. Yesus tertinggal di Bait Allah pada umur dua belas tahun.
4. Injil Lukas 2: 41-52.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indo-nesia.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang tertinggal di tempat keramaian.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Bunda Maria dan Bapa Yusuf sangat menyayangi Yesus. Mereka mengajari Yesus adat-
istiadat Yahudi. Mereka mengajak Yesus setiap tahun me- rayakan Paskah di Yerusalem. Dalam
Injil Lukas 2: 41-52, diceritakan pada usia 12 tahun, ketika merayakan Paskah di Yerusalem,
Yesus tidak mengikuti orang tuanya kembali ke Nasaret. Bunda Maria dan Bapa Yusuf kembali
ke Yerusalem untuk mencari Yesus dan menemukan Yesus sedang berbincang- bincang dengan
imam kepala dan guru-guru agama. Mereka kagum dengan pemahaman Yesus terhadap Kitab
Suci. Yesus pandai menjelaskan Kitab Suci dan berani mengatakan yang benar. Yesus senang
berada dalam Rumah Tuhan. Yesus merasa aman di rumah Bapa-Nya.
Siswa kelas II memang sering mengikuti orang tuanya ke mana pun mereka pergi. Namun,
mereka juga nakal dan memisahkan diri dari orang tuanya. Kadang-kadang mereka kurang taat
dengan nasihat orang tua se- hingga mereka mengalami kesulitan. Mereka akan panik, menangis,
dan takut. Yesus memberi contoh ketika ditinggal orang tua-Nya, la percaya kepada Bapa-Nya
yang pasti akan melindungi-Nya. Yesus memilih tempat yang aman, yaitu rumah Bapa-Nya. Dia
percaya di tempat itu, orang tua-Nya akan cepat menemukan-Nya. Ternyata benar, ketika Bunda
Maria dan Bapa Yusuf mencarinya, mereka menemukan-Nya di Bait Allah.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk meneladan Yesus yang percaya kepada Bapa-
Nya yang akan melindungi-Nya di saat menghadapi kesulitan. Kita pun harus percaya bahwa
Tuhan Yesus melindungi kita ke¬tika menghadapi kesulitan dalam hidup ini dengan selalu
menaati nasihat orang tua.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Bunda Maria dan Bapa Yusuf sangat menyayangi Yesus. Mereka mengajari Yesus adat-
istiadat Yahudi. Mereka mengajak Yesus setiap tahun meravakan Paskah di Yerusalem. Melalui
contoh yang diberikan orang tua-Nya, Yesus menjadi anak yang pandai membaca Kitab Taurat.
Yesus sungguh anak vang hebat.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang baik,
ajarilah kami untuk selalu taat kepada orang tua kami,
seperti Yesus yang selalu taat kepada orang tua-Nya. Amin.

Lagu "Mari Menyembah Allah". Lihat Buku Siswa halaman 102.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar seorang anak yang kebingungan sedang mencari
orang tuanya di pasar. Lihat Buku Siswa, halaman 103.

2. Pendalaman
Setelah mengamati gambar, siswa diminta membuat cerita berdasarkan gambar pertama sampai
terakhir. Gambar-gambar itu mempakan satu rangkaian cerita. Liha: Buku Siswa halaman 103.

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban tanggapan siswa. misalnya:
Orang tua pasti sedih dan cemas apabila kehilangan anak yang dibawanya ketika
berpergian. Anak pun pasti mengalami ketakutan, kepanikan, dan menangis mencari orang
tuanya. Namun, orang tua perlu menanamkan kepercayaan anak kepada aparat negara, yakni
polisi, ketika mereka hilang di tengah keramaian. Karena tempat polisi adalah tempat yang aman
untuk mencari perlindungan. Dengan demikian orang tua yang kehilangan anaknya juga mudah
mencari anaknya karena sudah berada di tempat yang aman. Karena itu, anak harus taat pada
nasihat orang tua, apalagi berada di tempat keramaian.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus yang tertinggal di Bait Allah dan meminta
beberapa anak untuk menceritakan apa yang diamati.
2. Cerita
Guru mengajak siswa menyimak cerita Yesus tertinggal di Bait Allah.

Yesus pada Umur Dua belas Tahun dalam Bait Allah


Lukas 2:41-52

Pada hari raya Paskah, semua orang Yahudi dari berbagai penjuru Israel pergi ke
Yerusalem. Orang banyak berdatangan. Mereka berdesak-desakan. Bapa Yusuf dan Bunda Maria
juga berangkat ke Yerusalem. Mereka mengajak Yesus. Saat itu Yesus berusia dua belas tahun. Ia
semakin besar dan pandai. Ia juga bijaksana.
Setelah perayaan Paskah selesai, Bapa Yusuf dan Bunda Maria pulang ke Nasaret. Namun,
Yesus tidak tampak. Bapa Yusuf dan Bunda Maria tidak khawatir. Mereka mengira, Yesus sudah
berjalan bersama anak-anak yang lain. Di tengah perjalanan, Bapa Yusuf dan Bunda Maria
menyadari bahwa Yesus tidak ada dalam rombongan. Mereka cemas.
Bapa Yusuf dan Bunda Maria segera kembali ke Yerusalem. Selama tiga hari mereka
mencari Yesus, tetapi mereka belum menemukan Yesus. Bapa Yusuf dan Bunda Maria sangat
sedih. Yesus telah hilang.
Bapa Yusuf dan Bunda Maria masuk ke Bait Allah. Mereka sangat terkejut. Ternyata, Yesus
masih berada dalam Bait Allah. Yesus sedang bercakap-cakap dengan imam dan pemuka agama.
"Anakku, ke mana saja Engkau pergi ? Aku dan ayahmu cemas mencarimu," kata Bunda
Maria.
Yesus menjawab, "Ayah dan Ibu, bukankah aku harus tinggal di rumah Bapa?" Yesus
menyebut Bait Allah itu sebagai rumah Bapa.
Banyak orang kagum dengan perkataan dan sikap Yesus. Meskipun baru berusia dua belas
tahun, Yesus sudah berkata-kata dengan bijaksana.
Akhirnya, Bapa Yusuf dan Bunda Maria mengajak Yesus kembali ke Nasaret. Di Nasaret,
Yesus menjadi semakin besar, semakin pandai, semakin bijaksana, dan taat kepada Allah.

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi peristiwa Yesus dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya:
a. Pada usia berapa Yesus tertinggal di Bait Allah?
b. Apa itu Bait Allah?
c. Di manakah Yesus berada saat ditemukan orang tua-Nya?
d. Apa yang dilakukan Yesus di sana?
e. Bagaimana jawaban Yesus saat ditanya oleh ibu-Nya?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan pendapat siswa, misalnya:
Bapa Yusuf dan Bunda Maria memberi teladan kepada Yesus agar selalu percaya kepada
Allah Bapa. Ketika tertinggal di Yerusalem, Yesus dengan tenang menunggu di Bait Allah sambil
berbincang-bincang dengan para imam dan pemuka agama. Ia percaya kepada Bapa-Nya yang
pasti akan melindungi-Nya. Yesus memilih tempat yang aman, yaitu rumah Bapa- Nya. Dia
percaya di tempat itu, orang tuanya akan cepat menemukan-Nya. Ternyata benar, ketika Bunda
Maria dan Bapa Yusuf mencari-Nya, mereka menemukan-Nya di Bait Allah. Kita harus
meneladan Yesus yang percaya kepada Bapa-Nya yang akan melindungi-Nya di saat menghadapi
kesulitan. Kita pun harus percaya Tuhan Yesus melindungi kita ketika kita menghadapi kesulitan
dalam hidup ini dengan selalu menaati nasihat orang tua.

Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku taat pada nasihat orang tuaku?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk menuliskan pengalamannya terpisah dari orang tuanya atau
tertinggal di tempat keramaian.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman atas pelajaran ini, misalnya :
 Yesus adalah anak yang taat kepada orang tua-Nya.
 la mengikuti tradisi dan kebiasaan masyarakat Yahudi.
 la sangat menghormati orang tua-Nya dan orang lain.
 la rajin membaca Kitab Suci.
 Pada usia 12 tahun, Yesus merayakan Paskah bersama kedua orang tua- Nya di Yerusalem.
 Yesus tertinggal di Yerusalem.
 Orang tua-Nya menemukan Yesus di Bait Allah.
 la sedang bercakap-cakap dengan para imam dan pemuka agama Yahudi.
 Mereka kagum dengan kepintaran dan kebijaksanaan Yesus.
 Kita pun dapat mengikuti teladan Yesus yang rajin berdoa, membaca Kitab Suci, dan taat
pada nasihat orang tua.

Untuk Diingat
Taatilah nasihat orang tuamu.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang Mahabaik, bantulah kami untuk selalu taat pada nasihat orang tua. Amin.

Lagu "Mari Menyembah Allah".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
kisah Yesus tertinggal di Bait Allah dalam kisah Yesus
Allah. tertinggal di Bait Allah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Taat pada nasihat orang tua. Pamit pada ayah dan ibu
saat pergi keluar rumah.
Berkata sopan pada ayah
dan ibu
Memberi salam pada ayah
dan ibu.
Mengucapkan terima
kasih atas pemberian ayah
dan ibu.
Memanggil ayah dan ibu
dengan suara yang keras.
Berbohong karena takut
dihukum ayah.
Minta maaf karena telah
merusak barang milik ibu.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan alasan menaati Mengapa kita harus taat pada 10
perintah orang tua. perintah orang tua?
2 Menyebutkan usia Yesus ketika Berapa usia Yesus ketika tertinggal 10
tertinggal di Bait Allah. di Bait Allah?
3 Menjelaskan maksud keluarga Mengapa keluarga Yesus ke Bait 20
Yesus ke Bait Allah. Allah?
4 Menjelaskan apa yang dilakukan Apa yang dilakukan Yesus ketika 20
Yesus ketika tertinggal di Bait tertinggal di bait Allah?
Allah.
5 Menyebutkan perkataan Bunda Apa yang dikatakan Bunda Maria 20
Maria kepada Yesus ketika kepada Yesus ketika melihat-Nya di
melihat-Nya di Bait Allah. Bait Allah?
6 Menyebutkan jawaban Yesus Apa jawaban Yesus kepada Bunda 20
kepada Bunda Maria. Maria?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa agar selalu taat
Isi doa. 100
pada nasihat orang tua.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Injil Lukas 2:41-52 dan menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri.
Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan:
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 12
YESUS TELADANKU
Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
2.4 Percaya diri dalam mengungkapkan iman akan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus
Kristus yang dikisahkan dalam Perjanjian baru.
3.4 Memahami karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang dikisahkan dalam
Perjanjian Baru.
4.4 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali, bermain peran, dan sebagainya)
seperti dalam kisah Perjanjian Baru.

Indikator
1.4.1 Mengungkapkan syukur atas karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus, teladan
hidup orang beriman.
2.4.1 Meneladan sikap Yesus yang peduli kepada orang kecil dan menderita.
3.4.1 Menyebutkan orang-orang menderita yang membutuhkan pertolongan.
3.4.2 Menceritakan peristiwa Yesus menyembuhkan mata Bartimeus.
3.4.3 Menjelaskan bahwa iman yang besar kepada Allah dapat menyelamatkan manusia.
3.4.4 Menyebutkan usaha-usaha untuk dapat semakin beriman kepada Tuhan Yesus.
4.4.1 Membuat doa untuk orang yang sakit.

Bahan Kajian
1. Orang-orang menderita yang membutuhkan pertolongan.
2. Yesus menyembuhkan Bartimeus dari butanya.
3. Usaha-usaha untuk dapat semakin beriman kepada Tuhan Yesus.
4. Injil Markus 10: 46-52.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lalu, Pr. Yosef. 2005. Percikan Kisah-kisah Anak Manusia. Jakarta. Komisi Kateketik KWI.
5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indo¬nesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang Yesus Kristus, teladan hidup orang beriman

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Siswa kelas II sangat senang dan kagum kepada orang yang berbuat baik, suka menolong
orang lain, selalu menepati janji, dan mau berkorban untuk orang lain. Mengapa demikian?
Karena anak-anak mempunyai pema- haman bahwa orang yang baik itu akan berbuat baik bagi
dirinya dan orang lain. Mereka akan kagum dengan pribadi orang tersebut dan bahkan ingin
menjadikannya sebagai teladan hidupnya.
Dalam Injil Markus 10: 46-52 diceritakan bahwa ada seorang buta yang bemama
Bartimeus. Bartimeus memanggil nama Yesus memohon kesembuhan. Tetapi, orang banyak
justru memarahi dan menyuruhnya diam. Namun, Yesus bersikap sebaliknya. Yesus sangat peduli
terhadap orang- orang menderita yang membutuhkan pertolongan. Yesus menyembuhkan orang
sakit dan menderita karena belas kasih-Nya kepada mereka. Selain itu,
Yesus menyembuhkan orang sakit karena iman orang itu sendiri. Iman akan Yesus dapat
dilihat dari upaya yang dilakukan oleh orang sakit itu sendiri. Seperti Bartimeus yang berusaha
memanggil Yesus di tengah keramaian orang, "Yesus, anak Daud, kasihanilah aku." Karena
terikannya yang semakin keras, Yesus menyembuhkan matanya yang buta. Setelah sembuh,
Bartimeus semakin beriman kepada Yesus. Ia tinggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus.
Yesus juga mendengarkan permohonan kita jika kita memohon dengan penuh iman.
Melalui pelajaran ini siswa dibimbing untuk meneladan Yesus. Yesus anak yang baik dan
pintar. Pada umur 12 tahun Yesus sudah pandai membaca Kitab Suci Taurat. Yesus sudah berani
berdiskusi dengan para ahli taurat. Yesus taat beribadah. Yesus suka membantu orang tuanya.
Yesus hormat kepada orang tuanya. Yesus taat pada nasihat orang tuanya. Yesus mengetahui
mana perbuatan yang baik dilakukan dan perbutan buruk yang tidak boleh dilakukan. Yesus rajin
berdoa dan terutama Yesus selalu peduli terhadap orang-orang yang sakit dan menderita. Dengan
demikian, iman akan Tuhan Yesus harus tampak dalam perbuatan nyata hidup sehari hari.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Yesus anak yang baik dan pintar. Pada umur 12 tahun Yesus sudah pandai membaca Kitab
Suci Taurat. Yesus sudah berani berdiskusi dengan para ahli Taurat. Yesus taat beribadah. Yesus
suka membantu orang tuanya. Yesus hormat kepada orang tuanya. Yesus taat pada nasihat orang
tuanya.
Yesus mengetahui mana perbuatan yang baik dilakukan dan perbutan buruk yang tidak
boleh dilakukan. Yesus rajin berdoa dan terutama Yesus selalu peduli terhadap orang-orang yang
sakit dan menderita. Apakah kamu mau seperti Yesus?

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Yesus yang Mahabaik,
ajarilah kami untuk mengasihi orang yang sakit dan menderita. Amin.
Lagu "Satu Orang Buta". Lihat Buku Siswa halaman 110.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar seorang tukang sepatu yang sedang bekerja
menantikan kedatangan Tuhan, gambar seorang kakek yang kedinginan, gambar orang- orang
yang datang mengungsi karena kebanjiran, gambar seorang anak perempuan kecil miskin yang
kelaparan. Lihat Baku Siswa halaman 111.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menyimak cerita berikut ini.

Mencintai Tuhan Lewat Cinta kepada Sesama

Ada suatu cerita dari Rusia tentang I wan, si tukang sepatu. Pada suatu hari suara Tuhan
terdengar di bengkel sepatu Iwan yang mengatakan bahwa Tuhan akan mengunjungi dia pada
keesokan harinya. Besoknya Iwan beserta keluarganya bersiap-siap menerima Tuhan. Makanan
yang istimewa sudah disiapkan untuk Tuhan.
Hari itu salju turun cukup banyak dan sejak pagi badai sudah meng- gemuruh. Tepat jam 8
pagi terdengar ketukan di pintu. Mengira bahwa pasti Tuhan yang datang, Iwan segera membuka
pintunya. Tetapi yang muncul ternyata seorang kakek yang kedinginan dan kelaparan. Dengan
hangat Iwan menyambut kakek itu, memberikan dia makanan dan membiarkan kakek itu
memanaskan dirinya di perapian. Sesudah merasa hangat dan kenyang, kakek itu pamit dan
melanjutkan perjalanannya.
Pada pukul 12 terdengar lagi ketukan di pintu. Seorang bapak, tetangga Iwan, memohon
supaya ia boleh meminjam kereta salju Iwan untuk mengantar anaknya ke rumah sakit. Dengan
ikhlas Iwan meminjamkan kereta salju itu.
Pada pukul 6 sore terdengar lagi ketukan di pintu. Yakin bahwa Tuhan datang, Iwan segera
membuka pintu rumahnya. Ternyata yang berdiri di situ hanya seorang anak perempuan kecil
miskin dan kelaparan. Dengan senang hati keluarga Iwan menerimanya.
Waktu hari sudah gelap, Tuhan belum juga datang. Ketika mereka ber- gegas untuk tidur,
Iwan mendengar suara Tuhan. Hanya suara-Nya saja.
Lalu Iwan mengeluh, "Tuhan, mengapa Engkau tidak datang?" dan Tuhan menjawab,
"Saya datang, Iwan, bahkan tiga kali. Apa pun yang engkau perbuat terhadap saudaraku yang
paling kecil, itu engkau perbuat terhadap- Ku." (Matius 25: 40).
(kisah diambil dari Percikan kisah-kisah Anak Manusia, hal 258-259)

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi peristiwa di atas dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya:
a. Siapa yang datang ke rumah I wan?
b. Apakah Tuhan datang ke rumah Iwan?
c. Berapa kali Tuhan datang ke rumah Iwan?
d. Mengapa Iwan tidak bertemu Tuhan?
e. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Iwan?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa misalnya:
Di sekitar kita ada banyak orang yang hidup menderita. Mereka membutuhkan pertolongan
kita. Seperti dalam kisah di atas, Tuhan ingin kita menolong orang-orang yang miskin dan
menderita. Kalau kita mengasihi mereka, berarti kita mengasihi Tuhan.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati cerita bergambar Bartimeus pengemis yang buta. Lihat Buku
Siswa halaman 112.

2. Cerita
Guru mengajak siswa untuk menyimak cerita Yesus menyembuhkan Bartimeus.

Yesus Menyembuhkan Bartimeus


Markus 10:46-52

Yesus dan pengikut-pengikut-Nya, serta orang banyak berjalan mening- galkan Kota
Yerikho. Mereka melewati seorang buta yang sedang duduk minta-minta di pinggir jalan.
Namanya Bartimeus, anak Timeus.
Ketika Bartimeus mendengar bahwa yang sedang lewat itu adalah Yesus orang Nasaret, ia
berteriak, katanya, "Yesus, Anak Daud! Kasihanilah saya!"
la dimarahi oleh banyak orang dan disuruh diam. Tetapi ia lebih keras lagi berteriak, "Anak
Daud, kasihanilah saya!"
Maka Yesus berhenti, lalu berkata, "Panggillah dia."
Mereka memanggil orang buta itu. Mereka berkata kepadanya, "Tenang- lah, bangunlah!
Kau dipanggil Yesus."
Orang buta itu pun melemparkan jubahnya, lalu cepat-cepat berdiri dan pergi kepada Yesus.
"Apa yang kau ingin Aku perbuat untukmu?" tanya Yesus kepadanya. Orang buta itu
menjawab, "Guru, saya ingin melihat."
"Pergilah," kata Yesus, "karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh."
Pada saat itu juga Bartimeus, orang buta itu, dapat melihat. Lalu, ia pun mengikuti Yesus.

3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi peristiwa Yesus menyembuhkan Bartimeus dengan
bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Siapakah Bartimeus itu?
b. Apa yang diserukan Bartimeus ketika Yesus lewat di depannya?
c. Apa yang diminta Bartimeus dari Yesus?
d. Apa yang akan kamu lakukan jika ada orang menderita minta tolong kepadamu?

4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Yesus mengasihi orang-orang yang menderita. Seperti Bartimeus yang percaya dan
meminta belas kasihan kepada-Nya, maka Yesus menyembuhkan matanya yang buta. Ketika
matanya sembuh, Bartimeus mengikuti Yesus ke mana pun Yesus pergi. Kita harus meneladan
Yesus yang sangat mengasihi orang-orang yang menderita. Kita mengasihi sesama yang meminta
pertolongan kita tanpa pilih kasih. Kita mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama kita.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
Apakah aku sudah membantu teman yang mengalami kesusahan?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membuat doa untuk orang yang sakit dan mendoakannya di depan
kelas.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Yesus menyembuhkan mata Bartimeus sehingga ia dapat melihat lagi.
 Usaha Bartimeus untuk mendapatkan kesembuhan dari Yesus sangat kuat.
 Bartimeus berteriak kuat-kuat dan tidak takut teguran orang banyak.
 Setelah sembuh, Bartimeus mengikuti Yesus.
 Yesus juga mendengarkan permohonan kita jika kita memohon dengan penuh iman.
 Yesus teladan kita dalam mengasihi sesama yang menderita.

Untuk Diingat
Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.

Doa.
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Yesus yang Mahabaik,
kami ingin mengikuti-Mu dan belajar dari-Mu
agar dapat membantu orang yang sakit dan kekurangan. Amin.

Lagu "Satu Orang Buta".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
karya keselamatan Allah dalam atas karya keselamatan
diri Yesus Kristus, teladan Allah dalam diri Yesus
hidup orang beriman. Kristus, teladan hidup
orang beriman.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Meneladan sikap Yesus yang Membagi makanan kepada
peduli kepada orang kecil dan teman yang tidak membawa.
menderita. Meminjamkan pensil dan
buku kepada teman yang tidak
membawa.
Mengumpulkan makanan,
buku, pakaian bekas, alat tulis
kepada teman yang
kekurangan, misalnya untuk
panti asuhan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan orang-orang Sebutkan tiga orang menderita yang 25
menderita yang membutuhkan memerlukan pertolongan kita!
pertolongan.
2 Menceritakan peristiwa Yesus Ceritakan peristiwa Yesus 25
menyembuhkan mata Bartimeus. menyembuhkan Bartimeus!
3 Menjelaskan bahwa iman yang Mengapa Bartimeus dapat melihat? 25
besar kepada Allah dapat
menyelamatkan manusia.
4 Menyebutkan usaha-usaha untuk Sebutkan usaha-usaha yang 25
dapat semakin beriman kepada dilakukan untuk semakin beiman
Tuhan Yesus. kepada Tuhan Yesus!
Jumlah Skor 100
Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa untuk orang yang
Isi doa 100
sakit
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Injil Matius 8: 5-13.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan:
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 13
IMAN ADALAH ANUGERAH ALLAH
Kompetensi Dasar
1.5 Bersyukur atas iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
2.5 Percaya diri dalam mengungkapkan iman Kristiani sebagai anugerah
3.5 Mengenal makna iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa, membuat puisi, menyanyikan lagu) sebagai
ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.5.1 Mengungkapkan rasa syukur atas anugerah yang telah diterima di rumah, sekolah dan
masyarakat.
2.5.1 Mengungkapkan kebaikan-kebaikan Tuhan lewat sesamanya.
3.5.1 Menjelaskan arti dari iman.
3.5.2 Menjelaskan alasan orang beriman kepada Allah.
3.5.3 Menceritakan kembali kisah Santo Agustinus.
4.5.1 Menyanyikan lagu yang mengisahkan tentang kasih Allah kepada manusia.
4.5.1 Menulis doa sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas iman yang diberikan
kepadanya.

Bahan Kajian
1. Makna iman.
2. Kisah ikan dan katak.
3. Kisah Santo Agustinus.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
3. De Mello, Antoni, SJ. 1990. Doa Sang Katak 1. Yogyakarta: Kanisius.
4. Konferensi Wali gereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
5. Pengalaman siswa dan guru.
6. Internet, majalah, dan koran.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Usia anak-anak kelas II pada umumnya belum memahami secara mendalam tentang iman.
Anak-anak usia 7-12 tahun memahami iman masih sebatas pada percaya pada Tuhan. Menurut
James Fowler, usia 7-12 tahun merupakan usia ketika anak lebih logis dan mulai
mengembangkan pan- dangan akan alam semesta yang lebih tertata. Tahap perkembangan iman
mereka disebut dengan mythic-literal faith. Anak-anak lebih mempercayai cerita dan simbol
religius secara literal karena mereka belum berpikir secara abstrak. Di sisi lain, anak-anak
memahami Tuhan itu adil dalam memberi ganjaran yang sepantasnya bagi manusia.
Untuk belajar tentang makna iman, anak-anak bisa belajar dari tokoh- tokoh iman yang ada
dalam Kitab Suci dan juga dalam Gereja. Karena manusia pada dasarnya sulit untuk mengenal
Allah dengan baik, maka manusia dapat mengenal Tuhan kalau Tuhan memperkenalkan diri,
seperti Santo Agustinus, yang pada masa mudanya penuh dengan kehidupan liar dan merasa
gelisah serta kosong, berusaha mencari Tuhan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Ia banyak
membaca buku-buku ilmu pengetahuan, namun ia tidak menemukan kebenaran dan
ketenteraman jiwa. Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada
Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius, uskup Kota Milan. Narnun
demikian, ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu
hari ia mendengar kabar dua orang sudah bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius
Pertapa. Agustinus merasa malu. Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Pada pelajaran ini, seorang siswa diajak untuk mengenal lebih jauh tentang Allah lewat
Yesus. Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada kita sebagai Juru Selamat. Tuhan Yesus lebih
dahulu memperkenalkan diri kepada kita, bukan usaha kita untuk berkenalan dengan Tuhan. Itu
adalah anugerah dari Allah. Kita diajak untuk bersyukur karena Tuhan dating, mau menyapa, dan
hadir di tengah-tengah manusia.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Yesus adalah Putra Allah yang diutus untuk menebus dosa manusia. Kita bisa melihat Allah
melalui Yesus. Yesus melakukan perbuatan-perbuatan ajaib atau mukjizat. Lewat mukjizat-
mukjizat itu, kita bisa melihat Allah berkarya. Mukjizat-mukjizat Yesus membuat kita semakin
percaya bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri. Kita mengenal Yesus lewat cerita-cerita di Injil.
Jika kita rajin membaca kisah tentang Yesus dalam Injil maka kita semakin mengenal Yesus. Kita
pun dapat meneladan Santo Agustinus yang mengenal Yesus dengan cara membaca Kitab Suci.
Apakah kalian mau semakin mengenal Yesus?

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah yang Mahabaik, kami percaya Engkau selalu menyertai kami.
Bantulah kami untuk semakin mengenal Engkau.
Dampingilah kami dalam pelajaran ini agar kami semakin percaya kepada-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang Yesus teladanku. Kemudian, siswa
diajak untuk mendalami bakwa man adalah anugerah dari Allah.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Siswa diajak untuk mengamati gambar pada Baku Siswa halaman 116.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas
a. Ceritakan apa yang dilakukan orang-orang pada gambar 1- 4 di atas!
b. Apa hubungannya dengan iman sebagai anugerah Allah?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang katak dan ikan.

Katak dan Sahabatnya

Ada seekor katak yang sudah lama hidup di darat. Suatu hari ia kembali ke air karena akan
bertelur. Ketika masuk ke air ia bertemu seekor ikan, sahabatnya dulu ketika masih kecil.
Ikan itu bertanya kepada katak, "Apa saja yang kau lihat di darat?" katak bercerita bahwa di
darat ada banyak binatang. Ada binatang besar dan kecil. Katak pun menceritakan bahwa di darat
ada binatang yang pandai. la bisa membuat rumah, pabrik, mobil, bercocok tanam dan banyak
lagi. Ia berjalan dengan dua kaki. Dua kaki yang lain untuk memegang dan mengerjakan banyak
hal.
Mendengar cerita katak itu, ikan membayangkan seperti apa binatang yang pandai itu.
Bayangan yang muncul dalam pikiran ikan adalah binatang itu bersirip empat. Dua sirip dipakai
untuk berenang dan dua sirip lagi untuk mengerjakan hal-hal lain.
(diadaptasi dari kisah Fish is Fish:Bu Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menjadi
Murid Yesus, Bonardi Susi dan Sana Yenny, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, hal. 167-168)

4. Pendalaman
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca kisah tentang katak dan
ikan.
1. Apa yang diceritakan katak kepada ikan di kolam?
2. Bagaimana bayangan ikan tentang binatang yang diceritakan oleh katak kepadanya?
3. Siapakah yang dimaksud katak dengan binatang pandai itu?

5. Peneguhan
Katak menceritakan pengalamannya ketika berada di darat. Ia bertemu dengan manusia.
Ikan membayangkan bahwa binatang yang diceritakan oleh katak adalah ikan. Ikan tidak
memiliki gambaran manusia selain ikan. Ia membayangkan bahwa binatang yang diceritakan
oleh ikan adalah ikan lain yang memiliki kemampuan lebih.
Yang dimaksud dengan binatang pandai yang diceritakan oleh katak sebenarnya adalah
manusia, makhluk yang memiliki kelebihan lebih daripada binatang.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Santo Agustinus


1. Temanya
Siswa diminta untuk bertanya kepada teman-teman atau guru pertanyaan-pertanyaan berikut
ini!
a. Apa yang dilakukan untuk mengenal Allah?
b. Apa yang kamu rasakan bila kamu percaya kepada Allah?

2. Membaca Kisah

Belajar dari Iman Santo Agustinus

Agustinus dilahirkan pada tanggal 13 November tahun 354 di Tagaste, Algeria, Afrika
Utara. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir. Ibunya ialah St. Monika, seorang Kristen yang
saleh. St. Monika mendidik ketiga putra- putrinya dalam iman Kristen.
Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu
ketika ia dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok "7 Penantang Tagaste" mencuri
buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin, untuk dilemparkan
kepada babi-babi. Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia.
Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya merasa gelisah.
Sama seperti kebanyakan orang pada zaman sekarang, ia mencari- cari sesuatu dalam berbagai
aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus
menganut aliran Manikisme. yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme.
Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya tetap kosong. Semua buku-buku ilmu
pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketenteraman jiwa. Sejak
awal ibunya tak bosan-bosan menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci supaya
ia dapat menemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu
pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasihat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu
sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat
doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius, uskup Kota Milan. Namun demikian, ia belum
bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, ia mendengar
tentang dua orang yang sudah bertobat setelah membaca riwayat hidup St.Antonius Pertapa.
Agustinus merasa malu. "Apa ini yang kita lakukan?" teriaknya kepada Alypius. "Orang-orang
yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi, dengan segala ilmu pengetahuan yang
kita pelajari, kita tetap menjadi pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!" Dengan hati
yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, "Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku
tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?" Sekonyong- konyong ia mendengar seorang anak
menyanyi, "Ambillah dan bacalah!" Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat
pada ayat, "Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari... kenakanlah Tuhan Yesus
Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya." (Roma 13: 13-14). Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Pada 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk
mengabdikan diri pada Tuhan bersama beberapa teman dan saudaranya. Mereka hidup bersama
dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika.
Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin dan
papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat,
Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian, Agutinus diangkat menjadi uskup
Kota Hippo.
Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak
percaya kembali ke Gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya.
Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo
untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan
ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.
Di dinding kamarnya terdapat kalimat yang ditulis dengan huruf-huruf vang besar: "Di sini
kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun." "Terlambat aku mencintai-Mu,
Tuhan," serunya kepada Tuhan suatu ketika. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk
mencintai Tuhan dan membawa orang-orang untuk mencintai Tuhan juga. Agustinus wafat pada
28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilika Santo Petrus.
Kumpulan surat, khotbah, serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di
antara ratusan buku karangannya, vang paling terkenal ialah "Pengakuan-pengakuan" dan "Kota
Tuhan". Santo Agustinus dikenang sebagai uskup dan pujangga Gereja serta dijadikan santo
pelindung para seminaris. Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus. Jadi, tidak peduli
berapa jauh kamu menyimpang dari Tuhan, la selalu siap untuk membawamu kembali. Sama
seperti Agustinus, seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang uskup, kamu pun juga dapat
bertumbuh dalam kasih dan kuasa Tuhan.
(www. indocell. net/yesaya)

2. Pendalaman
Guru mengajak siszva untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Siapakah Agustinus?
b. Bagaimana sikap dan perbuatan Agustinus ketika mulai dewasa?
c. Mengapa Agustinus dan temannya pergi ke Italia?
d. Apa kepercayaan Agustinus sebelum menjadi Kristen?
e. Apakah yang dilakukan oleh Ibu Monika ketika Agustinus belum menjadi Kristen?
f. Bagaimana pengalaman Agustinus mengenal dan menjadi pengikuti Kristus?

3. Peneguhan
Ketika masih kecil, hidup Santo Agustinus jauh dari Tuhan. Masa mudanya ia lalui dalam
kehidupan yang liar. Namun, ketika pergi ke Italia untuk menjadi guru besar, ia merasa hidupnya
kosong dan gelisah. Ia mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan jiwanya. Ia membaca banyak
buku pengetahuan, namun ia tidak menemukan kebenaran dan ketenteraman jiwa. Ibunya, Santa
Monika, ketika melihat sikap dan perbuatan anaknya yang jauh dari Tuhan, terus berdoa dan
berharap kelak anaknya percaya kepada Tuhan.
Maka pada usia 31 tahun, Santo Agustius mulai tergerak hatinya untuk kepada kepada
Tuhan. Ketertarikan untuk lebih dekat dengan Tuhan muncui setelah ia mendengarkan khotbah
dari Santo Ambrosius, uskup Kota Milan, la belum sepenuh hati untuk mengikuti Tuhan karena
ia belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Pada suatu hari, ketika ia terus merasa kosong
dengan hidupnya, ia berdoa kepada Tuhan, sampai kapan ia terus berada dalam dosa. Mengapa ia
tidak mengakhiri sikap dan perbuatan dosanya. Sekonyong-konyong ia mendengar suara seorang
anak kecil yang berkata, "Ambilah dan bacalah. Agustinus mengambil Kitab Suci dan
membukanya tepat pada ayat, "Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari ...
kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat
tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." (Roma 13: 13-14). Ini dia! Sejak saat itu Agustinus
memulai hidup baru.
Santo Agustinus mengenal belas kasih Tuhan dalam perjalanan yang panjang. Kita patut
bersyukur kepada Tuhan karena boleh mengenal Tuhan melalui Yesus Kristus. Pengenalan akan
Tuhan bukan usaha kita tetapi merupakan inisiatif Tuhan untuk menganugerahkannya kepada
kita.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajaksiswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Santo
Agustinus.
1. Apakah aku sungguh percaya kepada Tuhan?
2. Apakah Tuhan memberiku kebaikan?
3. Apakah aku rajin mendengarkan cerita tentang Yesus?
4. Apakah aku rajin pergi ke gereja setiap hari Minggu?

Aksi
Guru mengajak sisiva untuk menyanyikan lagu yang berkaitan dengan iman. Kemudian siswa
diajak untuk membuat doa syukur kepada Tuhan.

1. Bemyanyi

Burung Pipit

Burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan


Terlebih diriku, dikasihi Tuhan
Bunga bakung di padang, diberi keindahan
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan
Burung yang besar kecil, bunga indah warnanya
Satu tak terlupa, oleh Penciptanya.

2. Menulis doa syukur

Penutup

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Kita sulit mengenal Allah dengan baik.
 Kita hanya berpikir tentang Allah menurut gambaran pikiran kita.
 Kita mengenal Allah seperti ikan yang mempunyai gambaran manusia seperti seekor ikan.
 Iman adalah anugerah Allah.
 Hal itu dapat kita lihat dari pengalaman Santo Agustinus yang mendapatkan rahmat Tuhan
lewat proses yang panjang.
 Allah yang pertama kali memanggil kita untuk percaya kepada-Nya seperti la memanggil
Abraham, Bunda Maria, Santo Agustinus, dan sebagainya.
Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan Allahku, aku percaya bahwa Engkau adalah sumber hidupku.
Engkau telah memberikan diri-Mu lewat Yesus Kristus
untuk menyelamatkan aku dari dosaku.
Bantulah aku agar setiap hari selalu percaya kepada-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Lagu "Burung Pipit", lihat Buku Siswa halaman 122.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan rasa syukur Mengawali setiap kegiatan
atas anugerah yang telah dengan berdoa kepada
diterima di rumah, sekolah dan Tuhan.
masyarakat.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan kebaikan- Berdoa kepada Tuhan atas
kebaikan Tuhan lewat bantuan teman-teman atau
sesamanya. orang di sekitar.
Berdoa untuk teman-teman
yang telah menolongnya.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti dari iman. Apa artinya iman? 20
Mengapa iman itu anugerah dari 20
Tuhan?
2 Menjelaskan alasan orang Jelaskan mengapa orang percaya 20
beriman kepada Allah. kepada Allah?
3 Siapa itu Agustinus? 20
Menceritakan kembali kisah Bagaimana sikap dan perbuatan 20
Santo Agustinus. Agustinus untuk lebih mengenal
Tuhan?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa untuk syukur Isi doa. 50
karena boleh percaya kepada Susunan kalimatnya. 50
Tuhan.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci, terutama tentang kisah hidup santo dan santa.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Apa artinya iman?
2. Bagaimana sikap dan perbuatan Santo Agustinus sebelum dia menjadi orang Kristen?
3. Apa yang dilakukan oleh Ibu Monika sebelum Agustinus menjadi pengikuti Kristus?

PELAJARAN 14
ORANG BERIMAN MELAKSANAKAN PERINTAH ALLAH

Kompetensi Dasar
1.5 Bersyukur atas iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
2.5 Percaya diri dalam mengungkapkan iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
3.5 Mengenal makna iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa, membuat puisi, menyanyikan lagu) sebagai
ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.5.1 Menunjukkan semangat untuk selalu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
2.5.1 Menunjukkan keberanian untuk mengungkapkan iman di muka umum.
3.5.1 Menyebutkan nama anak yang dipersembahkan kepada Allah.
3.5.2 Menjelaskan alasan Abraham diminta oleh Allah mengurbartkan anaknya.
3.5.3 Menyebutkan nama anak Abraham yang dipersembahkan kepada Allah.
3.5.4 Menjelaskan tokoh-tokoh dalam Kitab Suci yang melaksanakan perintah Allah.
3.5.5 Menjelaskan alasan Bunda Maria mau taat kepada Allah.
4.5.1 Menyanyikan lagu dan menulis niat mau berkurban untuk Allah dan sesama.

Bahan Kajian
1. Makna iman.
2. Kisah tentang harta karun di pantai.
3. Kisah Abraham mengurbankan Ishak.
4. Bunda Maria mau taat kepada Allah.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas II. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta : Yayasan Cipta Loka Caraka.
4. De Mello, Antoni, SJ. 1990. Doa Sang Katak 1. Yogyakarta: Kanisius.
5. Konferensi Wali Gereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
6. Pengalaman siswa dan guru.
7. Internet, majalah, dan koran.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelak-
sanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan pengurbanan. Seorang anak kelas II SD tentu
sudah tahu arti pengurbanan. Jika anak rajin belajar, ia akan mendapatkan hasil yang
memuaskan. Jika tidak, maka ia akan gagal. Sama seperti pengurbanan orang tua untuk anak-
anaknya.
Kisah Abraham dan Bunda Maria dapat menjadi contoh yang baik bagi orang yang mau
melaksanakan perintah Allah. Abraham disebut sebagai bapak kaum beriman karena ia berhasil
melaksanakan perintah Allah. Abraham meninggalkan kampung halamannya menuju tanah yang
dijanjikan Tuhan. Ia pergi bersama istri dan keponakannya, Lot. Abraham mengikuti kehendak
Tuhan. Setelah melewati perjalanan panjang, Tuhan memenuhi janji-Nya untuk memberikan
keturunan. Ia mempunyai anak ketika berumur 100 tahun. Anak itu diberi nama Ishak. Setelah
Ishak lahir dan dipeliharanya dengan penuh kasih sayang, Allah meminta anaknya untuk
dipersembahkan kepada Allah. Abraham tidak membantah. Ia melaksanakan perintah Tuhan dan
membawa anaknya ke Gunung Moria untuk dikurbankan kepada Allah. Pada waktu Abraham
mau menyembelih anaknya, Allah menghentikan niat Abraham dan menggantinya dengan seekor
domba sebagai kurban.
Bunda Maria pun sebagai teladan orang beriman patut diteladan karena rela menerima
tugas untuk menjadi ibu Yesus. Tugas itu merupakan tugas berisiko besar. Jika seorang
perempuan mengandung seorang anak tanpa suami, maka ia akan dirajam dengan batu sampai
mati. Bunda Maria rela menerima tugas tersebut dengan penuh kepercayaan bahwa Allah akan
menolongnya.
Dalam pelajaran ini siswa disadarkan akan makna beriman. Beriman berarti melaksanakan
kehendak Allah dan manusia yang melaksanakan kehendak Allah akan diselamatkan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Abraham adalah bapa orang beriman karena melaksanakan kehendak Allah. la pergi dari
kampung halamannya untuk pergi ke Kanaan, sebuah negeri yang dijanjikan oleh Allah. Ujian
terbesar yang dilalui oleh Abraham adalah diminta oleh Allah mengurbankan Ishak, anaknya.
Begitu juga Bunda Maria, ia disebut sebagai teladan orang beriman karena pasrah kepada
ke¬hendak Allah dengan melahirkan Yesus Kristus. Kisah tentang iman Abraham dan Bunda
Maria yang melaksanakan kehendak Allah dapat kita pelajari dalam pelajaran ini. Untuk itu,
awalilah pelajaran ini dengan berdoa.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahabaik,
Engkau telah memanggil Abraham untuk melaksanakan kehendak-Mu.
Engkau juga telah memilih Bunda Maria untuk melahirkan Yesus, Putra-Mu.
Bantulah kami agar dapat meneladan Abraham dan Bunda Maria
yang sangat percaya dan pasrah kepada-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup
1. Pengamatan
Sisioa diajak untuk mengamati gambar pada Buku Siswa halaman 124-125.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas.
a. Ceritakan apa yang kamu lihat pada gambar-gambar tersebut!
b. Apakah gambar-gambar tersebut menunjukkan orang yang beriman?
c. Apa tandanya bahwa orang itu beriman?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang peta harta karun.

Kisah Peta Harta Karun

Ada seorang pemuda sedang berjalan-jalan di pantai. Ia melihat ada botol yang terapung di
pinggir pantai. Pemuda itu segera mengambil botol tersebut. Ia melihat ada secarik kertas tua di
dalam botol. Ia membuka gabus penyumbat botol dan mengeluarkan kertas. "Sepertinya ini peta
harta karun. Tetapi, mana mungkin zaman sekarang ada peta harta karun seperti ini?" Pemuda itu
mengembalikan kertas tua itu ke dalam botol, menyumbatnva dengan gabus dan membuangnya
kembali ke laut.
Beberapa saat kemudian, botol itu pun ditemukan oleh pemuda lain. Pemuda itu pun
melakukan hal yang sama. Ia mengambil botol, membuka penyumbatnya, dan mengeluarkan
peta harta karun itu. Ia penasaran untuk membuktikan apa benar ini adalah peta menuju ke harta
karun. Ia mencoba berjalan menuju ke tempat yang ditunjukkan dalam peta tersebut, yaitu sekitar
30 meter ke tengah laut. Tetapi ketika tinggi air laut mencapai paha, ia pun memutuskan untuk
berhenti. "Sepertinya ini jebakan, lebih baik aku tidak melanjutkan!" katanya. Pemuda itu pun
memutuskan untuk kembali ke pantai, membuang kembali botol yang berisi peta harta karun itu
kembali ke laut.
Berbeda dengan dua pemuda yang tadi, seorang pemuda yang lain menemukan botol itu
terapung di laut. Ia pun mengambil, membuka penvumbatnya, dan mengeluarkan peta harta
karun dari dalam botol. Setelah mempelajari isinya, pria itu pun mulai berimajinasi tentang
banyaknya harta karun yang akan didapatkan ketika ia berhasil mengikuti petunjuk yang ada di
dalam peta tersebut. "Hmm, peta ini cukup menjanjikan, aku akan mencoba mencari lokasinya!"
katanya kepada diri sendiri. Pria itu kemudian menyewa perahu dan menuju ke tempat yang
ditunjukkan dalam peta tersebut.
Setelah sampai di tempat yang ditunjukkan peta, pria itu pun mencebur- kan dirinya dan
mulai melihat ke bawah air. Beberapa kali ia harus ke permukaan untuk menarik napas dan
mengusap matanya, kemudian ia menyelam kembali mencari sesuatu seperti yang ditunjukkan
oleh peta harta karun itu. Dan ketika ia merasakan tubuhnya sudah mulai letih, juga matanya
yang perih, akhirnya pria itu pun memutuskan untuk menyerah. "Sulit sepertinya untuk percaya
kepada petunjuk yang ada dalam peta itu," katanya. Akhirnya peta itu pun dimasukkan kembali
ke dalam botol, ditutup, dan dibuangnya kembali ke laut.
Beberapa hari kemudian, ada pria dewasa lain yang menemukan botol itu terapung di dekat
pantai. Pria itu pun segera mengambil, membuka penyumbatnya, dan mengeluarkan peta harta
karun itu. "Sepertinya hari ini adalah hari terbaikku!" katanya penuh semangat. Pria itu pun
mempelajari peta tersebut dengan saksama, lalu menyewa perahu dan menuju ke tempat yang
ditunjukkan dalam peta tersebut.
Setelah sampai di tempat yang ditunjukkan peta, pria dewasa itu pun menceburkan dirinya
dan mulai melihat ke bawah air. Ia menyelam mencari sesuatu seperti yang ditunjukkan oleh peta
harta karun. Dan pada saat ia harus ke permukaan untuk menarik napas dan mengusap matanya,
ia pun berhenti sejenak, untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan. Akhirnya, ia memutuskan
untuk kembali naik ke perahu, dan kembali ke daratan untuk menyewa perlengkapan selam.
Kemudian, ia kembali menuju ke tempat harta karun itu berada, dan dengan perlengkapan selam
lengkap, ia pun kembali menyelam. Pria dewasa itu mulai menyisir sekitar lokasi yang
ditunjukkan oleh peta. Tak lama ketika ia menyelam semakin dalam, ia melihat sebuah kotak
yang agak tertutup pasir. Pria itu pun segera menuju ke arah kotak, dan ditariknya kotak itu
keluar menuju ke perahu. Matanya berbinar-binar ketika melihat kotak tersebut ternyata penuh
berisi emas dan berlian.
(https://yprindonesia.wordpress.com/2014/04/07/cerita-inspiratif-kisah-peta-harta-karun)

4. Pendalaman Kisah
Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Apakah yang tertulis di kertas yang disimpan dalam botol?
b. Siapakah yang melaksanakan pesan yang tertulis dalam kertas itu?
c. Apakah hasil yang diperoleh orang itu?
d. Apa pesan dari kisah di atas dalam kaitannya dengan beriman vang berarti melaksanakan
perintah Allah?

3. Peneguhan
Dalam kertas tertulis petunjuk untuk mendapatkan harta karun. Untuk mendapatkan harta
karun diperlukan sebuah perjuangan. Pemuda pertama tidak yakin dengan apa yang dia lihat
tentang peta harta karun. Dia kembalikan peta harta karun itu ke dalam botol dan dibuang ke
laut. Pemuda yang kedua membuka botol dan membaca peta, lalu mencoba untuk masuk ke
dalam laut tetapi di berpikir itu hanya jebakan. Kemudian, pemuda yang ketiga juga berusaha
lebih jauh, tetapi tidak membuahkan hasil. Kemudian, pemuda yang terakhirlah yang
mendapatkan harta karun karena dia berusaha dengan keras. Ia melakukan apa yang ditunjukkan
oleh peta harta karun tersebut. Kita diharapkan untuk berusaha keras agar dapat mencapai tujuan
kita.

4. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati garnbar dan membaca kisah tentang kisah peta
harta karun.
1. Apa hubungan cerita di atas dengan iman?
2. Apakah melaksanakan suatu perintah disebut beriman?
3. Apakah arti beriman?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci


1. Membaca Kitab Suci

Abraham Mempersembahkan Ishak


Kej. 22:1-19

Pada suatu senja Abraham duduk di depan kemahnya. la termenung dan berpikir, "Janji
Allah akan memberikan keturunan yang banyak belum terwujud dan tidak mungkin terwujud
sebab aku sudah tua, begitu juga Sara, istriku. Namun, aku tetap percaya akan janji Tuhan." Pada
suatu hari, Abraham kedatangan tiga orang tamu. Tamu itu sebenarnya adalah utusan Allah.
Abraham tidak mengenal tamu itu, namun ia menyambut mereka dengan ramah dan
menghidangkan makanan serta minuman kepada mereka. Selesai makan, tamu itu berkata, "Di
mana Sara, istrimu?" Abraham menjawab, "Di dalam rumah." Berkatalah tamu itu kepada
Abraham, "Tahun depan kami akan kembali dan pada waktu itu Sara istrimu akan mempunyai
seorang anak laki-laki." Sara yang ada di dalam rumah tersenyum mendengar perkataan tamunya
itu. Ia berkata dalam hati, "Aku sudah tua dan layu, bagaimana mungkin dapat mengandung dan
melahirkan?" Tamu itu berkata, "Mengapa Sara tersenyum? Sungguh, tahun depan Sara akan
mempunyai seorang anak laki-laki." Setelah berkata demikian, ketiga tamu itu berpamitan. Apa
yang dikatakan tamu itu benar terjadi. Pada hari tuanya, Sara mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki yang diberi nama Ishak. Allah setia dan menepati janjinya.
Abraham dan Sara sangat gembira mendapat Ishak di usia tuanya. Mereka sangat
mengasihi Ishak. Tetapi kegembiraan Abraham dan Sara tidak berlangsung lama. Ketika Ishak
bertambah besar, pada suatu malam, tiba-tiba Abraham mendengar suara Allah. Allah berkata
kepada Abraham, "Abraham, ambillah Ishak, anakmu itu dan bawalah ke tanah Moria.
Persembahkanlah dia sebagai kurban bakaran kepada-Ku." Itu berarti Abraham diminta untuk
menyembelih Ishak dan membakarnya sebagai persembahan kepada Allah. Abraham sangat
terkejut. Abraham sangat mencintai Ishak. Ia berkata ke¬pada Allah, "Ya Allah, Ishak adalah
satu-satunya anakku. Dia satu-satunya anakku. Dia satu-satunya sumber harapanku untuk
mendapat keturunan sebanyak bintang di langit." Abraham sedih sambil memandang wajah Ishak
yang tertidur pulas. Abraham sangat mencintai Ishak, tetapi ia lebih menaati perintah Allah.
Keesokan harinya, Abraham membelah kayu bakar, menyiapkan pisau dan api. Abraham
lalu mengajak Ishak serta dua hambanya ke tanah Moria. Di kaki Gunung Moria, Abraham
memerintahkan kedua hambanya untuk berhenti dan menunggu, sedangkan ia dan Ishak
meneruskan perjalanan ke puncak gunung. Abraham meletakkan kayu bakar di pundak Ishak,
sedangkan ia sendiri membawa pisau dan api. Di tengah perjalanan, Ishak bertanya, "Ayah, kita
sudah membawa api, pisau, dan kayu bakar, tetapi mana anak domba untuk kurban bakaran itu?"
Sahut Abraham, "Allah akan menyediakannya, Anakku." Tak lama kemudian, sampailah mereka
di tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham mengumpulkan batu-batu yang ada
di situ dan membuat altar dari batu-batu tersebut. Kemudian, ia menyusun kayu bakar di atas
altar. Abraham mengambil pisau dan siap menyembelih Ishak. Tiba-tiba terdengarlah suara
malaikat Tuhan, "Abraham. Abraham, jangan bunuh anak itu. Sekarang Tuhan tahu bahwa
engkau setia dan taat pada kehendak Allah." Abraham tidak jadi menyembelih Ishak. Segera
dilepaskannya ikatan Ishak dan diturunkannya dari meja altar. Tiba- tiba Abraham mendengar
suara anak domba. Abraham menoleh dan melihat seekor anak domba jantan di belakangnya
yang tanduknya tersangkut di semak-semak. Abraham segera mengambil anak domba itu, dan
berkata kepada Ishak, "Anakku, inilah domba yang disediakan Allah untuk kurban kita."
Abraham menyembelih domba itu, dan mengurbankannya sebagai persembahan pengganti
Ishak, anaknya. Setelah selesai mempersembahkan kurban, mereka turun dan pulang.

Maria Menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel


Luk. 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bemama Nasaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bemama
Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria,
ia berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut
mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia
di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengan- dung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut
Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,
bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya
dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hai itu mungkin terjadi, karena aku belum
bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung
seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah Allah menepati janji-Nya kepada Abraham?
2. Mengapa Abraham mau mengurbankan anaknya?
3. Mengapa Bunda Maria disebut sebagai teladan iman?
4. Tulislah pemyataan Maria yang menunjukkan imannya!
5. Apa pesan dari kisah Abraham dan Bunda Maria yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan
sehari-hari di rumah?

3. Peneguhan
Allah sangat setia akan janji-Nya. Ia memanggil Abraham, kemudian memberikan janji-
Nya kepada Abraham. Tiga janji Allah kepada Abraham adalah memberikan negeri, yaitu negeri
Kanaan, memberikan keturunan yang banyak, dan memberikan berkat. Abraham mau
mengurbankan anaknya, Ishak, karena ia lebih mementingkan ketaatan pada perintah Allah. Ia
rela mengurbankan anaknya sebagai persembahan kepada Allah karena ia percaya dan taat
kepada Allah.
Bunda Maria pun menjadi teladan iman karena ia rela melaksanakan kehendak Allah. Ia
rela menerima tugas untuk mengandung Yesus. Bunda Maria tahu risiko bahwa jika mengandung
seorang anak tanpa suami ia harus dihukum mati dengan cara dirajam dengan batu. Tetapi Bunda
Maria tetap menerima semuanya itu dan hasilnya, ia dipilih sebagai Bunda Allah.
Kita diharapkan mau melaksanakan kehendak Allah. Masih banyak anak yang tidak taat
kepada orang tuanya. Nasihat dan perintah orang tua tidak didengar dan dilaksanakan. Andaikata
dilaksanakan pun, dilaksanakan dengan cemberut dan mengomel. Orang tua kita pasti akan
merasa bahagia jika kita menaati dan melakukan apa yang diperintahkan kepada kita. Demikian
juga, kita pasti akan merasa bahagia dan bangga karena taat kepada orang tua.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman iman
Abraham dan Bunda Maria.
Apakah aku sudah melaksanakan nasihat orang tuaku seperti Abraham dan Bunda Maria yang
melaksanakan perintah Allah?

Aksi
Siswa diminta untuk membuat motto seperti contoh berikut ini :

AKU MAU MENJADI ANAK YANG RAJIN BELAJAR


SESUAI DENGAN HARAPAN ORANG TUA

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak sisiva untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Kita patut bersyukur kepada Allah karena telah memanggil kita untuk diselamatkan. Allah
meminta kita untuk melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
 Dengan melaksanakan perintah Allah sebenarnya kita telah berusaha untuk menolong
sesama, terutama orang tua kita.
 Ada banyak orang yang melaksanakan perintah dari orang tuanya meskipun banyak risiko
yang dihadapinva. Namun, mereka percaya bahwa ada pertolongan dari Allah.
 Abraham mau melaksanakan perintah Allah karena ia taat kepada kehendak Allah.
 Abraham melaksanakan perintah Allah dengan mau mengurbankan Ishak, anaknya.
 Tokoh-tokoh yang mau melaksanakan perintah dari Allah, misalnya Bapa Abraham, para
nabi, Bunda Maria, Santo Paulus, dan sebagainya.
 Bunda Maria mau taat dan melaksanakan perintah Allah karena ia percaya kepada Allah yang
selalu menyertainya.
 Kita pun dapat meneladan Abraham dan Bunda Maria dengan melak-sanakan apa yang
diperintahkan oleh orang tua kepada kita.
 Orang tua adalah wakil Allah di dunia ini.

Untuk Diingat
Bapa Abraham dan Bunda Maria adalah teladan iman kita.
Doa
Allah Bapa yang Mahakasih,
kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau
telah memanggil Abraham dan memilih Bunda Maria
sebagai teladan iman kami.
Bantulah kami agar dapat meneladan mereka dalam melaksanakan kehendak-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Lagu "Kucoba Maju". Lihat Buku Siswa halaman 135.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan semangat untuk Berdoa sebelum dan
selalu melaksanakan apa yang sesudah melakukan suatu
diperintahkan Tuhan. aktivitas.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan keberanian untuk Berani berdoa di muka
mengungkapkan iman di muka umum. umum.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan nama anak yang Apa tujuan sebuah pengurbanan? 20
dipersembahkan kepada Allah.
2 Menjelaskan alasan Abraham Jelaskan alasan Abraham mau 20
diminta oleh Allah mengurbankan mengurbanan anaknya untuk Allah!
anaknya.
3 Menjelaskan contoh perbuatan Jelaskan contoh perbuatan Abraham 20
Abraham melaksanakan perintah yang melaksanakan perintah Allah!
Allah.
4 Menjelaskan tokoh-tokoh dalam Tulislah tokoh-tokoh Kitab Suci 20
Kitab Suci yang melaksanakan yang kamu ketahui telah
perintah Allah. melaksanakan perintah Allah!

5 Menjelaskan alasan Bunda Maria Jelaskan alasan Bunda Maria mau 20


mau taat kepada Allah. taat kepada Allah!
Jumlah Skor 100
Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menyanyi dan menulis niat

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyanyikan lagu dan menulis Penghayatan dalam menyanyi. 50
niat mau berkurban untuk Allah Susunan kalimat. 50
dan sesama.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan, antara lain dengan
membaca Kitab Suci, terutama tentang kisah hidup Bapa Abraham.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Mengapa Abraham mau mengurbankan anaknya?
2. Siapakah nama anak Abraham yang dipersembahkan kepada Allah?
3. Mengapa Bunda Maria disebut teladan iman?

PELAJARAN 15
BERIMAN BERARTI BERBUAT DEMI ALLAH
Kompetensi Dasar
1.5 Bersyukur atas iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
2.5. Percaya diri dalam mengungkapkan iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
3.5 Mengenal makna iman Kristiani sebagai anugerah Allah
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa, membuat puisi, menyanyikan lagu) sebagai
ungkapan iman kepada Allah

Indikator
1.5.1 Menunjukkan cara berdoa baik.
2.5.1 Menunjukkan sikap keberanian untuk mengakui Yesus di hadapan orang lain.
3.5.1 Menjelaskan arti tanda salib.
3.5.2 Menceritakan kembali kisah penyaliban Yesus.
3.5.3 Menjelaskan alasan Yesus mau disalibkan.
3.5.4 Menceritakan kembali kisah Santo Tarsisius yang rela mengorbankan dirinya untuk
membela imannya akan Yesus.
4.5.1 Menuliskan doa syukur atas penyaliban Yesus yang menebus dosa manusia.

Bahan Kajian
1. Makna beriman.
2. Makna Tanda Salib.
3. Kisah Santo Tarsisius.
4. Inji Yohanes 19:17-30.
5. Film Penyaliban Yesus.

Sumber Belajar
1. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dramatisasi, dan cerita.
Sarana : Alkitab, infocus, gambar, teks cerita, film penyaliban Yesus.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Setiap kali berdoa, orang Katolik biasanya mengawali dengan tanda salib sambil
mengucapkan, "Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, Amin". Tanda salib adalah sebuah
doa. Tanda salib itu mempunyai arti bahwa kita "dalam" "demi" "atas" memuliakan Allah Bapa,
Putra, dan Roh Kudus. Tindakan membuat tanda salib menunjukkan bahwa apa yang kita
lakukan itu semuanya demi Allah sendiri. Tanda salib itu juga berarti tanda kemenangan Kristus
yang rela wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Yesus rela wafat di kayu salib karena cinta-Nya kepada Allah dan manusia. Kematian Yesus
di kayu salib membantu kita memperoleh keselamatan secara cuma-cuma karena kemurahan
Allah. Yesus diperlakukan sebagai penjahat yang melakukan perbuatan yang paling jahat.
Pengurbanan Yesus untuk umat manusia itu pun diteladan oleh Santo Tarsisius yang
mengurbankan dirinya untuk melayani orang lain. Ia menawarkan dirinya untuk membawa
Komuni Kudus kepada para narapidana Kristen yang ada di penjara karena jika uskup yang
membawa komuni kudus, mudah sekali orang akan menangkap

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Orang Katolik biasanya mengawali doa dengan membuat tanda salib. Tanda salib itu
sebenarnya doa. Karena dengan tanda salib kita memuliakan Allah sendiri. Doa tanda salib
mengingatkan kita akan kemenangan Yesus di kayu salib. Tanda salib sebenarnya juga menjadi
tanda kemenangan kita sebagai orang Kristen. Pada pelajaran ini kita akan belajar secara khusus
ten tang arti pengurbanan Yesus di kayu salib. Namun, sebelum melanjutkan pelajaran ini, kita
berdoa terlebih dahulu.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu karena telah memberikan kepada kami
Yesus Kristus yang rela wafat untuk menebus dosa kami. Bantulah kami agar dapat meneladan
pengurbanan Yesus Kristus dalam kehidupan kami sehari-hari di rumah dan di sekolah. Demi
Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang arti beriman, yaitu melakukan
perintah Allah. Kemudian siswa diajak untuk mendalami iman yang berarti berbuat demi Allah.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Siswa diajak untuk mengamati gambar. Lihat Buku Sisiva halaman 138.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas.
a. Ceritakan apa yang ada pada gambar yang kalian amati!
b. Apa saja perbuatan yang memuliakan Allah pada gambar di atas?
c. Siapakah yang dapat diteladan dalam berbuat demi Allah?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Santo Tarsisius

Santo Tarsisius

Tarsisius lahir pada tanggal 15 Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum fa
jar, ia sering melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang Kristiani
berkumpul. Gua-gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah kuburan, mereka gunakan sebagai
tempat pertemuan. Tempat seperti itu dinamakan katakomba, yaitu sebuah bangunan yang lurus
panjang gelap dan ditutup oleh batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari,
karena agama mereka dilarang.
Pada zaman Kaisar Valerianus, orang-orang Kristen tidak diperkenankan untuk menerima
sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau
menyembah berhala, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius
pergi ke katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin
mempersembahkan Misa sendiri. Tetapi, hanya sedikit orang yang datang karena banyak orang
Kristiani sudah ditangkap dan ada pula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri.
Namun, setelah Misa selesai, Bapa Suci melihat sekeliling dan berseru, "Saudara-
saudaraku, saat ini ada banyak saudara kita berada di penjara. Besok mereka akan dilemparkan
ke tengah singa lapar. Mereka hanya berharap agar sebelum mati di mulut singa-singa lapar itu,
mereka menerima santapan kekal, Tubuh Yesus. Siapakah yang rela pergi ke penjara untuk
mengantarkan Hosti Kudus?"
Mendengar pertanyaan itu, umat saling memandang dengan takut.
"Bapa Suci tidak boleh pergi. Bapa Suci pasti ditangkap," kata salah seorang umat.
Dari umat yang hadir ada seorang serdadu Roma yang baru saja bertobat. Mantan serdadu
ini menawarkan diri untuk melakukan tugas itu. Namun, umat juga keberatan karena mantan
serdadu ini pun sedang dicari-cari. Tarsisius merasa mampu melaksanakan tugas mulia itu. Tanpa
bersuara, ia menengadah ke arah ibunya. Ibunya mengerti maksud Tarsisius dan menganggukkan
kepala.
Tarsisius berdiri dan berkata, "Bapa Suci, biarkan saya ke Sana membawa Tubuh Kristus
untuk saudara-saudara kita."
Bapa Suci menggeleng, "Engkau masih terlalu kecil. Kalau serdadu Ro- mawi
menangkapmu, apa yang akan kauperbuat?"
Tarsisius berusaha meyakinkan Bapa Suci. "Percayalah, Bapa Suci. Saya akan berhati-hati
dan menjaga Ekaristi Mahakudus ini supaya tiba dengan selamat."
Melihat keberanian Tarsisius, Bapa Suci lalu membungkus Sakramen Mahakudus dan
memberikannya kepada Tarsisius.
Pada pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menyusuri setiap katakomba dan menuju penjara
tempat para tawanan berada. Dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan dikalungkan pada
lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai.
Perjalanan melewati daerah yang dijaga serdadu Romawi aman. Namun, justru saat
melewati lapangan tempat teman-teman Tarsisius sedang bermain, halangan muncul. Teman-
temannya mengajaknya bermain, namun Tarsisius menolak. Teman-temannya heran. Mereka lalu
mengerumuni Tarsisius. Ketika mereka melihat Tarsisius memegang sesuatu di tangan, mereka
menarik tangan Tarsisius dan berusaha melihat apa yang ada di dalamnya. Tarsisius tidak
melepaskan tangannya. Bahkan, ia semakin kuat mempertahankan apa yang sedang
dipegangnya. Akhirnya, Tarsisius jatuh.
Satu di antara anak-anak itu kesal karena tidak berhasil melepaskan tangan Tarsisius.
Katanya, "Ayo kita buktikan siapa yang paling kuat!" Ia mengambil batu dan melemparkannya
ke arah Tarsisius. Tarsisius diam saja, tangannya tetap tak terbuka. Ia semakin kuat memeluk
Sakramen Mahakudus di dadanya. Anak-anak itu semakin marah dan brutal. Mereka merajam
Tarsisius dengan batu berkali-kali.
Beberapa menit kemudian, Tarsisius sudah tak sadarkan diri. Tiba-tiba terdengar suara,
"Berhenti! Mengapa kalian menganiaya dia?"
Anak-anak itu lari terbirit-birit. Ternyata suara itu berasal dari serdadu Romawi yang
bertobat, yang sebelumnya telah menawarkan diri untuk membawa Sakramen Mahakudus.
Serdadu ini mengikuti Tarsisius dari jauh. Ia lari ke arah Tarsisius, memeluknya dengan perasaan
sedih. Ia menggendong Tarsisius yang sudah tak sadarkan diri.
"Tarsisius, Tarsisius," panggilnya dengan suara halus.
Tarsisius membuka matanya yang memar dan berkata pelan, "Tubuh Kristus masih di
tanganku."
Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut untuk meng- antarkannya kepada
para tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk mem-bawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke
rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan karena prajurit itu hendak mengantarkan
Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal
karena lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat
makam para paus.
Berdasarkan peristiwa tersebut, Gereja memilih dia menjadi pelindung akolit (proakolit)
karena ia telah mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati setiap
tanggal 15 Agustus.
(https://misdinarkramat.uwdpress.com/2009/12/12/rmai/at-hidup-st-tarsisius

4. Pendalaman
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
a. Siapakah Santo Tarsisius itu?
b. Mengapa ia dipukuli oleh teman-temannya?
c. Apa yang ia bawa untuk orang-orang di penjara?
d. Bagaimana keadaan orang Kristen pada zaman Tarsisius?
e. Mengapa ia tetap mempertahankan Hosti Kudus?

5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa sebagai berikut.
Santo Tarsisius adalah seorang martir awal Gereja Kristen yang hidup pada abad ketiga.
Dia adalah seorang pelayan akolit atau putra altar. Ia rajin sekali mengikuti perayaan Ekaristi
setiap hari. Tarsisius suka membantu pastor dan juga Bapa Suci karena pada waktu itu agama
Kristen di Roma dilarang oleh Kaisar Valerianus. Orang Kristen dilarang untuk merayakan Misa
atau Ekaristi. Jika orang Kristen ketahuan merayakan Misa, meraka akan ditangkap dan
dimasukkan ke penjara. Maka, orang-orang Kristen biasanya merayakan Misa di katakomba.
Tarsisius membantu Bapa Suci mengantar Hosti Kudus ke penjara karena orang-orang
Kristen di penjara ingin menerima Tubuh Yesus. Santo Tarsisius tetap mempertahankan Hosti
Kudus karena itu adalah Yesus sendiri. Ia dipukul oleh teman-temannya karena ia tidak mau
memberikan Hosti Kudus kepada teman-temannya. Karena teman-temannya mencurigai dia
sebagai pengikut Yesus, maka ia pun dipukul sampai meninggal.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca kisah tentang Santo
Tarsisius.
1. Mengapa Santo Tarsisius mau berkorban?
2. Apa yang dapat kita dipelajari dari Santo Tarsisius?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca Kisah Penyaliban Yesus


Siswa diajak untuk membaca kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus (atau bisa juga
menyaksikan film kisah penyaliban Yesus).

Yesus Disalibkan
Yoh. 19:16-30

Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima
Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak,
dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia
disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus
menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya, "Yesus, orang Nasaret, Raja
orang Yahudi". Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan
letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin, dan bahasa
Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus, "Jangan engkau menulis:
Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."
Jawab Pilatus, "Apa yang kutulis, tetap tertulis."
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambd pakaian-Nya lalu
membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian, dan jubah-Nya juga
mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dar. atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, "Janganlah kits membaginya menjadi
beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang
mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka
membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu
telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan Maria
Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah la kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah, anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu
menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah
selesai, berkatalah la - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -, "Aku haus!" Di situ
ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah
dicelupkan dalam anggur asam pada sebatang hisop, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah la, "Sudah selesai." Lalu la menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa- Nya.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :
1. Siapakah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus?
2. Di manakah Yesus disalibkan?
3. Mengapa Yesus mau wafat di kayu salib?
4. Apa artinya salib Yesus?
5. Apa yang dikatakan Yesus kepada Bunda Maria dan kepada Yohanes, murid-Nya?
6. Apa pesan kisah penyaliban Yesus di atas bagi kita?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan sebagai berikut.
Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus. Pilatus kemudian menyerahkan Yesus kepada
para serdadu untuk disalibkan. Yesus memikul salib dari Kota Yerusalem ke Golgota, sebuah
bukit di sekitar Kota Yerusalem. Golgota artinya tempat tengkorak. Yesus menerima hukuman
mati di kayu salib karena la mau menyelamatkan manusia dari dosa. Kematian Yesus di salib
memberi kemenangan kepada kita. Salib Yesus bukanlah tanda penderitaan, tetapi kemenangan
bagi kita.
Ketika Yesus disalibkan di Gunung Golgota, Bunda Maria dengan setia menemaninya.
Selain Bunda Maria, ada juga murid kesayangannya, yaitu Yohanes. Yesus kemudian
menyerahkan Yohanes kepada Bunda Maria, "Ibu, inilah, anakmu." Kemudian, la berkata kepada
Yohanes, "Inilah ibumu."

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak sisioa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengorbanan Yesus
Kristus dan Santo Tarsisius.
1. Apakah aku rela membantu teman-teman yang mengalami kesulitan?
2. Apakah aku rajin memberi sumbangan kepada orang-orang vang menderita atau orang-orang
yang terkena bencana?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk mewarnaigambar dan menuliskan doa syukur karena Yesus rela
mati untuk menebus dosa manusia.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
rnenjadi inti dari berbuat demi Allah.
Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya
 Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus.
 Yesus dihukum mati dengan dipaku pada kayu salib.
 Yesus wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
 Yesus wafat di kayu salib karena taat kepada kehendak Allah.
 Salib bagi orang Kristen bukanlah tanda penderitaan, tetapi tanda ke menangan.
 Yesus yang wafat di kayu salib mengajak kita untuk bersyukur kepada Allah karena Allah
rela menebus dosa manusia.
 Kita diminta untuk rela berkurban bagi orang lain seperti Santo Tarsisius yang rela
mengurbankan dirinya untuk mengantar Hosti Kudus kepada orang-orang di penjara.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahakasih, terima kasih karena Engkau telah mengutus Yesus Putra-Mu ke
dunia untuk menebus dosa manusia. Bantulah kami agar selalu mau melaksanakan apa yang
menjadi kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan cara berdoa yang Membuat tanda salib yang
baik. baik dan benar.
Berdoa dengan penuh
penghayatan.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan sikap keberanian untuk Tidak takut membuat tanda
mengakui Yesus di hadapan orang lain salib di depan umum.
Berani berdoa di depan
umum tanpa takut.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti tanda salib. Apakah artinya salib bagi orang 20
Kristen?
2 Menceritakan kembali kisah Siapakah yang menjatuhkan 20
penyaliban Yesus. hukuman mati kepada Yesus?
Di manakah Yesus disalibkan? 20
3 Menjelaskan alasan Yesus mau Mengapa Yesus mau disalibkan di 20
disalibkan. Gunung Golgota?
4 Menceritakan kembali kisah Santo Ceritakan secara singkat keadaan 20
Tarsisius yang rela mengurbankan yang dialami oleh orang Kristen
dirinya untuk membela imannya pada abad ketiga!
akan Yesus.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menuliskan doa syukur atas Isi doa. 50
penyaliban Yesus yang menebus Pilihan kata-kata 50
dosa manusia.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini diberikan pengayaan, antara lain dengan
membaca atau menyaksikan film kisah penyaliban Yesus.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Siapakah Santo Tarsisius?
2. Mengapa Tarsisius mau mengantar Hosti Kudus untuk orang-orang di penjara?
3. Di manakah Yesus disalibkan?
4. Mengapa Yesus mau disalibkan?
5. Apa artinya tanda salib bagi kita?

PELAJARAN 16
BERIMAN BERARTI BERJUANG MELAWAN GODAAN
Kompetensi Dasar
1.5 Bersyukur atas iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
2.5 Percaya diri dalam mengungkapkan iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
3.5 Mengenal makna iman Kristiani sebagai anugerah Allah.
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa, membuat puisi, menyanyi- kan lagu)
sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.5.1 Menolak ketika ada godaan dengan cara berdoa.
2.5.1 Berani menolak ajakan teman-teman untuk melakukan kesalahan atau dosa.
3.5.1 Menjelaskan contoh godaan-godaan yang pemah dialaminya.
3.5.2 Menjelaskan godaan-godaan yang dialami Yesus ketika berpuasa.
3.5.3 Menjelaskan alasan Yesus rela berpuasa di padang gurun
3.5.4 Menjelaskan cara-cara mengatasi godaan.
4.5.1 Membuat motto tentang berjuang melawan godaan.

Bahan Kajian
1. Makna beriman.
2. Kitab Suci: Lukas 4:1-13.
3. Godaan-godaan yang pernah dialami dan cara mengatasinya.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Fernandes Cosmas, Fr, SVD. 1996. 50 Cerita Bijak. Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2004. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik SD kelas II. Buku
Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dramatisasi, dan cerita..
Sarana : Alkitab, LCD Projector, gambar, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Godaan yang sering dialami oleh siswa kelas II SD adalah malas belajar dan lebih banyak
bermain. Selain itu, masih ada banyak godaan yang dial oleh anak kelas II SD, yaitu malas
berdoa, berbohong, dan menyor Godaan ini sebenamya berasal dari setan. Salah satu cara
mengatasi gc itu adalah rajin berdoa atau mengikuti perintah Tuhan. Dengan mengikuti perintah
Tuhan, maka orang akan merasa gembira dan bahagia.
Godaan untuk melawan Allah biasanya berasal dari setan. Yesus pernah mengalami hal
yang sama ketika berpuasa selama 40 hari 40 m di padang gurun. Setan tahu betul kondisi Yesus
yang sangat lemah ke menjalani serangkaian kegiatan puasa. Maka datanglah setan menggoda-
Nya. Setan mencobai Yesus dengan meminta-Nya mengubah batu menjadi roti.
Yesus sungguh tegas menolaknya dengan mengatakan, "Manusia tidak hidup dari roti saja,
tetapi juga dari firman Allah."
Godaan kedua adalah Yesus di bawah ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata
setan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Kata setan kepada-Nya, "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,
sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan akan memberikannya kepada siapa saja yang
kukehendaki. Jadi jikalau Engkaa menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu,
dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti!"
Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
lalu berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, B jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,
sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk
melindungi Engkau dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk batu."
Yesus menjawabnya, kata-Nya, "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Jawaban Yesus tersebut menunjukkan bahwa Yesus tidak bisa digoda oleh iblis. Yesus tetap setia
kepada Allah.
Kita dapat belajar dari Yesus yang dengan tegas menolak setiap godaan yang dilakukan
oleh setan atau iblis. Bagaimana cara kita menolak godaan tersebut? Kita harus rajin berdoa dan
berbuat baik.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Orang sering kali jatuh dalam godaan seperti menyontek, mencuri, dan berbuat kejahatan
lainnya. Ketika menghadapi godaan semacam ini, kita diharapkan meneladan Yesus Kristus yang
dengan tegas menolak godaan setan atau iblis. Yesus tidak mau dikalahkan oleh setan atau iblis
pada waktu I Ia berada di padang gurun. Kita dapat mengatasi godaan iblis atau setan dengan
rajin berdoa dan rajin berbuat baik. Pada pelajaran ini kita secara khusus diajak untuk
menghayati iman kita untuk tidak mudah tergoda oleh godaan iblis atau setan. Namun, sebelum
memulai pelajaran ini kita berdoa terlebih dahulu.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau begitu baik. Engkau
telah memberi kepada kami Yesus, Putra-Mu. Ia telah memberi teladan kepada kami untuk tidak
menyerah kepada godaan iblis. Bantulah kami agar kami pun kuat dalam menolak godaan iblis.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang beriman berarti berbuat demi Allah.
Kemudian, siswa diajak untuk mendalami tentang beriman berarti berjuang melawan godaan.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Pengorbanan

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar yang ada pada Buku Siswa halaman 150-151.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas.
a. Ceritakan godaan apa saja yang dialami oleh anak-anak pada gambar tersebut!
b. Bagaimana mengatasi godaan seperti pada gambar itu?
c. Apakah kalian pemah mengalami godaan seperti pada gambar itu?
d. Apa akibatnya jika kalian menuruti godaan seperti itu?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Kucing dan Elang.

Kucing dan Elang

Ada seekor kucing yang kerjanya sehari-hari menjual cacing kepada para unggas. Jual beli
cacing itu dilakukan dengan sistem barter, yaitu tukar-menukar barang. Kucing menyerahkan
cacing dan para unggas memberikan sehelai bulu sayapnya.
Suatu hari datanglah raja burung elang yang ingin memakan cacing milik kucing itu.
Baginya tidakmenjadi soalbahwa setiaphari ia harus menyerahkan setangkai bulunya untuk
ditukar dengan makanan kesukaannya. Ia sangat ketagihan memakan cacing-cacing itu sehingga
tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya dan tugasnya untuk memimpin para elang.
Raja elang tergoda dan dikuasai oleh keinginan untuk memakan cacing yang ditawarkan kucing.
Pada suatu hari, ketika ia menyerahkan bulu sayapnya untuk kesekian kalinya kepada
kucing, tiba-tiba ia menyadari bahwa ia tidak mampu terbang lagi karena bulunya sudah hampir
habis. Pada saat itulah kucing menangkap dan memangsanya.
(disadur dari Percikan Kisah-kisah Anak Manusia halaman 216)

4. Pendalaman Kisah
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Siapa yang membeli cacing yang dijual oleh kucing?
2. Bagaimana aturan untuk membeli cacing yang dijual oleh kucing?
3. Mengapa raja elang mau menyerahkan bulunya kepada kucing?
4. Apakah akibat yang diterima oleh raja elang di kemudian hari?
5. Apakah godaan yang pemah kalian alami?
5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa sebagai berikut :
Cacing yang dijual oleh kucing biasanya dibeli oleh burung-burung atau unggas. Sistem
penjualan yang dibuat oleh kucing adalah jika mau mendapatkan cacingnya, setiap unggas harus
membayarnya dengan satu bulunya. Raja burung elang tergoda dengan cacing yang ditawarkan
oleh kucing. Burung elang lupa dengan segala tugasnya. Ia tidak tahu bahaya ada di hadapannya.
Jika bulunya habis, ia tidak bisa terbang. Setiap hari burung elang berusaha menjual bulunya.
Ketika menyadari bahwa bulunya sudah tidak ada lagi, ia sudah terlambat. Ia akhimya tidak bisa
terbang dan menjadi makanan kucing.
Kita juga sering tergoda dengan hal-hal yang enak. Elang merasa enak dengan makanan
yang ditawarkan kepadanya. Ia lupa bahaya di depannya. Kita pun kadang-kadang lupa dengan
tugas kita. Kita lebih asyik bermain games, malas belajar, malas membantu orang tua, malas
membuat pekerjaan rumah, dan lupa berdoa. Akhirnya, kita dimarahi oleh orang tua, nilai-nilai
kita sangat berkurang, bahkan tidak naik kelas. Kita bisa belajar dari burung elang tersebut. Kita
sebaiknya dapat mengatasi godaan-godaan seperti itu. Caranya dengan rajin belajar, berdoa, dan
rajin membantu orang tua.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca kisah tentang godaan.
1. Apakah godaan yang sering kamu alami?
2. Apa akibat dari godaan tersebut?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca kisah Yesus Digoda


Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Yesus digoda di padang gurun atau bisajuga
menyaksikan film tentang Yesus digoda oleh iblis.

Yesus Digoda
Luk. 4:1-13

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh
Kudus ke padang gurun. Di situ la tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai iblis. Selama di
situ la tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu la lapar. Lalu berkatalah iblis kepada-Nya,
"Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu itu menjadi roti."
Jawab Yesus kepadanya, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja."
Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata iblis kepada-Nya, "Segala kuasa itu
serta kemuliaannya akan kuberikan kepada- Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku
dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah
aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ada tertulis: Engkau hams menyembah Tuhan, Allahmu,
dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti!"
Kemudian, ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah, lalu berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke
bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-
Mu jangan terantuk batu."
Yesus menjawabnya, kata-Nya, "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu
yang baik.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjaxoab beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Siapakah yang menggoda Yesus?
b. Di manakah Yesus digoda?
c. Apa saja godaan yang dialami oleh Yesus?
d. Bagaimana sikap Yesus ketika menghadapi godaan?
e. Apa yang kamu lakukan ketika mendapatkan godaan? Bagaimana cara menghadapinya?

3. Peneguhan
Untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Bapa, Yesus mempersiap- kan diri-Nya
berdoa dan berpuasa di padang gurun. Ketika berpuasa, Yesus mendapat godaan dari setan. Saat
menghadapi godaan dari setan, Yesus dengan tegas mengatakan "tidak" terhadap godaan
tersebut. Ketika digoda untuk mengubah batu menjadi roti, Yesus mengatakan, "Manusia tidak
hidup dari roti saja, tetapi juga dari firman Allah." Ketika Yesus mengalami godaan yang kedua,
yaitu Yesus ditempatkan di sebuah tempat yang tinggi, dan setan memperlihatkan semua kerajaan
di seluruh dunia dan akan memberikannva kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah setan,
Yesus mengatakan dengan tegas, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan
hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti". Dan pada godaan yang ketiga, yaitu Yesus diminta
menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah, Yesus dengan tegas mengatakan, "Ada firman:
Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Jika manusia melaksanakan perintah Tuhan, kita akan merasa bahagia. Selain itu, Yesus
juga berharap kita menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan berarti mengakui bahwa manusia
adalah ciptaan dan Allah adalah pencipta. Allah itu Mahabesar dan Mahakuasa. Kita dapat
meniru teladan Yesus untuk menolak dengan tegas godaan dari iblis. Caranya yaitu dengan
berdoa dan berbuat kebaikan, misalnya menolong teman yang sakit, miskin, dan tersingkir.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

1. Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan Yesus yang mengalami
godaan di padang gurun setelah berpuasa 40 hari 40 malam.
1. Apakah aku pemah mengalami godaan setan?
2. Apa saja godaan-godaan setan yang aku alami?
3. Apakah aku meniru teladan Yesus yang dengan tegas menolak godaan setan?
4. Apakah aku mengikuti godaan setan tersebut?
5. Apakah akibatnya bagi diriku?

2. Aksi
Guru mengajak siswa untuk menuliskan motto untuk menolak godaan setan. Motto berikut ini
dapat disampaikan sebagai contoh.
LEB1H BAIK MATI SERIBU KALI DARIPADA MENGIKUTI
GODAAN SETAN UNTUK BERBUAT DOSA.

Motto untuk menolak godaan

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari berbuat demi Allah.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Setiap orang pasti pernah mengalami godaan setan.
 Yesus pun pernah digoda oleh setan, setelah berpuasa 40 hari 40 malam.
 Yesus mengalami tiga macam godaan. Godaan pertama adalah mengubah batu menjadi roti,
godaan yang kedua adalah menyembah setan, dan godaan ketiga adalah menjatuhkan diri
dari bubungan Bait Allah.
 Yesus menang terhadap godaan setan.
 Kita pun diajak untuk tidak mengikuti godaan setan tersebut.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu karena Engkau
telah memberikan kepada kami, Yesus Putra-Mu yang telah memberi teladan kepada kami.
Bantulah kami untuk tidak mengikuti segala godaan dari setan. Demi Kristus, Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menolak godaan setan dengan Berdoa ketika mendapatkan
cara berdoa dan melakukan godaan dari setan.
kebaikan. Rajin belajar dan melaksanakan
tugas.
2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Berani menolak ajakan teman-teman Menolak dengan tegas
untuk melakukan kesalahan atau dosa. ajakan teman untuk berbuat
keributan di kelas.
Menolak dengan tegas jika
teman mengajak bermain
padahal ada tugas yang
harus dikerjakan.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan contoh godaan- Tulislah tiga godaan yang pernah 20
godaan yang pernah dialaminya. kalian alami!
2 Menjelaskan godaan-godaan yang Apakah godaan Yesus yang pertama 20
dialami Yesus ketika berpuasa. dan kedua?
Bagaimana tanggapan Yesus 20
terhadap godaan setan?
3 Menjelaskan alasan Yesus rela Mengapa Yesus rela berpuasa di 20
berpuasa di padang gurun. padang gurun dan mendapatkan
godaan dari setan?
4 Menjelaskan cara-cara mengatasi Jelaskan tiga cara mengatasi godaan 20
godaan. dari setan!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat motto

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat motto tentang berjuang Isi motto yang dibuat 50
melawan godaan. Pilihan kata-kata 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca atau menyaksikan kisah Yesus dicobai setan di padang gurun.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Apa godaan pertama yang dialami oleh Yesus?
2. Apa godaan kedua yang dialami oleh Yesus?
3. Apa godaan ketiga yang dialami oleh Yesus?
4. Apa saja godaan yang pernah kamu alami?
5. Bagaimana sikapmu terhadap godaan yang kamu alami?

PELAJARAN 17
BERDOA KEPADA ALLAH

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur kepada Allah melalui macam-macam doa.
2.6 Disiplin dan santun dalam mengungkapkan iman melalui doa pujian, doa syukur, dan doa
permohonan.
3.6 Mengenal makna doa dan macam-macam doa.
4.6 Mengucapkan macam-macam doa dasar.

Indikator
1.6.1 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Allah lewat kemampuan meng-ucapkan macam-
macam doa.
2.6.1 Menunjukkan sikap disiplin dan santun dalam berdoa bersama.
3.6.1 Menjelaskan makna berdoa
3.6.2 Menceritakan kembali kisah Yesus mengajarkan doa "Bapa Kami" kepada para murid-
Nya.
3.6.3 Menjelaskan bagian-bagian dari doa Bapa Kami.
3.6.4 Menceritakan kisah Santa Theresia dari Avilla.
4.6.1 Menulis dan membiasakan diri berdoa Bapa Kami dengan baik.

Bahan Kajian
1. Arti berdoa.
2. Kisah Santa Theresia dari Avila.
3. Doa Bapa Kami.
4. Injil Matius 6:5-13.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, penugasan, dan cerita.
Sarana : Alkitab, infocus, gambar, teks cerita, film Yesus mengajarkan doa Bapa
Kami.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Doa adalah berbicara dengan Tuhan. Berdoa sebenarnya bukan hanya berbicara dengan
Tuhan, melainkan juga mendengarkan Tuhan. Ketika orang semakin sering berdoa, maka ia akan
semakin mengenal Tuhan dengan baik. Para siswa perlu dilatih untuk berbicara dengan baik
kepada Tuhan dengan mengarahkan hati, pikiran, dan perasaannya. Doa yang baik merupakan
ungkapan hati yang jujur kepada Tuhan dalam keadaan apa pun, baik suka maupun duka. Doa
dapat dilakukan secara pribadi dan juga bersama-sama. Ada bermacam-macam doa, misalnya
doa memuji dan memuliakan Tuhan, bersyukur, serta memohon.
Doa-doa seperti ini sebenarnya terangkum dalam doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami adalah
doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Dalam doa itu Yesus mengajak kita untuk memanggil
Allah sebagai Bapa. Itu artinya kita adalah anak-anak Allah. Sapaan ini mengungkapkan
kedekatan kita dengan Allah. Allah tidak lagi jauh di atas di surga, tetapi Bapa yang dekat
dengan kita.
Karena Allah sebagai Bapa kita, maka Yesus mengajak kita agar dalam berdoa kita perlu
memperhatikan beberapa hal, yaitu mengingat kepentingan Bapa, selain kepentingan diri sendiri.
Dalam doa Bapa Kami, kita memohon supaya nama Bapa dimuliakan, kerajaan-Nya tercipta di
bumi, dan kehendak- Nya terlaksana dalam diri kita. Kita juga memohon agar Allah memberi
rezeki yang cukup setiap hari, pengampunan atas dosa-dosa kita, dan dibebaskan dari pencobaan
serta kejahatan. Yesus menasihati para murid agar dalam doa tidak bertele-tele atau panjang-
panjang dan tidak memamerkan kepada orang lain karena Bapa di surga sudah mengetahui apa
yang kita perbuat.
Pada pelajaran ini, para siswa diajak untuk memiliki sikap berdoa yang baik dan mampu
mengucapkan doa Bapa Kami dengan penuh penghayatan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Doa adalah berkomunikasi atau berbicara kepada Allah. Selain berbicara, kita juga
diharapkan dapat mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada kita. Tuhan Yesus mengajak
kita untuk berdoa secara singkat dan jelas. Doa yang panjang-panjang atau bertele-tele kurang
baik. Doa yang baik adalah doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami diajarkan oleh Yesus sendiri. Yesus
mengajarkan bahwa Allah itu adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak Allah. Dalam doa Bapa
Kami, kita diminta untuk mementingkan kepentingan Allah, seperti memulikan Allah,
menjadikan kerajaan surga seperti di bumi, memohon, dan sebagainya. Sebelum melanjutkan
pembelajaran di bawah ini, mari terlebih dahulu kita berdoa.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu Datanglah kerajaan-Mu Di atas bumi
seperti di dalam surga Berilah kami rezeki pada hari ini Dan ampunilah kesalahan kami seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami dan janganlah masukkan kami ke dalam
pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang beriman berarti berusahj untuk
melawan godaan setan. Kemudian, siswa diajak untuk mendalami tentang berdoa kepada Allah.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Berdoa Bersama


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar di Buku Siswa halaman 158-159.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar.
a. Ceritakanlah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam gambar di atas!
b. Apakah kalian pemah berdoa?
c. Apakah doa yang biasa kamu panjatkan?
d. Bagaimana perasaanmu pada vvaktu berdoa dan sesudah berdoa?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah Santa Theresia dari Avila.

Santa Theresia dari Avila

Theresia dilahirkan di Avila, Spanyol, pada tanggal 28 Maret tahun 1515. Sebagai seorang
gadis kecil di rumah keluarganya yang kaya, Theresia dan kakaknya, Rodrigo, suka sekali
membaca riwayat hidup para kudus dan para martir. Bagi mereka, tampaknya menjadi martir
adalah cara mudah untuk dapat pergi ke surga. Oleh karena itu, kedua anak tersebut secara diam-
diam berencana untuk pergi ke tanah Moor. Saat menapaki jalan, mereka berdoa agar boleh
wafat bagi Kristus. Tetapi, mereka belum jauh dari rumah ketika bertemu dengan paman mereka.
Seketika itu juga sang paman membawa mereka pulang ke pelukan ibunya yang sudah
teramat cemas. Kemudian, Theresia dan kakaknya bermaksud untuk menjadi pertapa di
pekarangan rumah mereka. Rencana ini pun tidak berhasil. Mereka tidak dapat mengumpulkan
cukup banyak batu untuk membangun gubuk. Santa Theresia sendirilah yang menuliskan kisah
masa kecilnya yang menggelikan itu.
Namun demikian, ketika Theresia tumbuh menjadi seorang gadis remaja, ia berubah. Ia
membaca buku-buku novel dan kisah-kisah roman hingga ia tidak punya banyak waktu lagi
untuk berdoa. Ia lebih banyak memikirkan cara merias serta mendandani dirinya agar tampak
cantik. Tetapi, setelah ia sembuh dari suatu penyakit pa rah, Theresia membaca sebuah buku
tentang Santo Hieronimus yang hebat. Pada saat itu juga, ia bertekad untuk menjadi pengantin
Kristus. Ketika menjadi seorang biarawati, amatlah susah bagi Theresia untuk berdoa. Selain itu,
kesehatannya pun buruk. Ia menghabiskan waktunya setiap hari dengan mengobrol tentang hal-
hal yang remeh. Suatu hari, di hadapan lukisan Yesus, ia merasakan suatu kesedihan yang
mendalam bahwa ia tidak lagi mencintai Tuhan.
Sejak itu, ia mulai hidup hanya bagi Yesus, tidak peduli betapa pun besarnya pengorbanan
yang harus dilakukannya. Sebagai balas atas cintanva, Kristus memberikan kepada Santa
Theresia karunia untuk mendengar-Xva berbicara. Ia juga mulai belajar berdoa dengan cara yang
mengagumkan. Santa Theresia dari Avila terkenal karena mendirikan biara-biara Karmelit yang
baru. Biara-biara tersebut dipenuhi oleh para biarawati vang rindu untuk hidup kudus. Mereka
banyak berkorban untuk Yesus. Theresia sendiri memberi teladan kepada mereka. Ia berdoa
dengan cinta yang menvala-nvala dan bekerja keras melakukan tugas-tugas biara.
Santa Theresia adalah seorang pemimpinbesar dan seorang vang sunesuh-sungguh
mengasihi Yesus serta Gereja-Nya. Ia wafat pada tahun 13S2 dar. dinyatakan kudus oleh Paus
Gregorius XV pada tahun 1622. Pada tahun 1970 Ia digelari Pujangga Gereja oleh Paus Paulus
VI.
(https://sangsabda.wordpress.com/2010/10/13/santa-teresa-dari-avila-1515-15821)

4. Pendalaman Kisah
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Siapakah Santa Theresia Avila itu?
2. Bagaimana perasaan Theresia ketika tidak lagi berdoa?
3. Apa yang membuat Theresia kembali berdoa?
4. Apa rahmat yang diterima oleh Theresia ketika kembali mengabdikan dirinya untuk Tuhan?
5. Apakah yang dapat kita teladan dari Santa Theresia?

5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Santa Theresia dilahirkan di Avila, Spanyol pada tanggal 28 Maret 1515- Ia seorang gadis
yang berasal dari keluarga kaya raya. Ia suka membaca kisah hidup para santo dan santa serta
para martir. Menurut Santa Theresia, martir adalah cara yang mudah untuk pergi ke surga. Sejak
kecil ia suka berdoa kepada Tuhan. Setelah tumbuh menjadi seorang remaja, ia lupa berdoa
kepada Tuhan. Ia lebih banyak berdandan. Ia merasa sesuatu tidak berart ketika ia lupa berdoa.
Namun, setelah membaca kisah Santo Hieronimus, ia pun mulai rajin berdoa. la kemudian masuk
menjadi seorang biarawati. Ia bertekad untuk menjadi pengantin Kristus.
Ketika Santa Theresia mulai membaktikan seluruh hidupnya kepada Yesus, Yesus
memberikan rahmat kepadanya untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Yesus. Kita bisa
belajar dari Santa Theresia, yaitu ke- percayaan yang besar akan kasih penyelenggaraan Tuhan
kita. la menulis bahwa seseorang yang memiliki Tuhan tidak kekurangan apa pun. Tuhan saja
sudah cukup. Santa Theresia menjelaskan arti doa sebagai ungkapan hati, suatu pandangan
sederhana ke surga, satu seruan syukur, dan cinta kasih di tengah pencobaan dan di tengah
kegembiraan. Dalam Kitab Suci, Yesus telah mengajar dan memberikan contoh bagaimana
berdoa.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca kisah tentang godaan.
Contoh pertanyaan berikut ini bisa diajukan :
1. Doa apa yang sering kalian doakan?
2. Kapan kalian berdoa?
3. Untuk siapakah kalian berdoa?
4. Bagaimana perasaan kalian ketika berdoa?
5. Apakah kalian pemah lupa berdoa?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca kisah Yesus mengajar para murid berdoa


Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Yesus mengajar para murid berdoa.
Hal Berdoa
Mat. 6:5-15

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan
jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya. Tetapi, jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan
berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-
tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena
banyaknya kata- kata, doanya akan dikabulkan.
Jadi, janganlah kamu seperti mereka karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian:
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami;
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang
jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.]
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu."

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :
1. Bagaimana cara berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus?
2. Doa apakah yang diajarkan oleh Yesus?
3. Mengapa Yesus menasihati kita agar jangan bertele-tele dalam berdoa?
4. Apa saja permohonan kita dalam doa Bapa Kami?
5. Bagaimana contoh sikap pamer dalam berdoa?

3. Peneguhan
Yesus mengajarkan kita cara berdoa yang sangat baik. Yesus meminta kita untuk berdoa di
tempat yang sunyi sepi dan tidak diketahui oleh orang lain. Yesus mengajak kita jika kita mau
berdoa, "Masuklah ke dalarr. kamarmu, tutup pintu dan berdoa kepada Bapamu yang berada di
tempat yang tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu."
Yesus mengajarkan kepada kita doa yang sangat indah, yaitu doa Bapa Kami. Dalam doa
Bapa Kami, kita berbicara kepada Tuhan sebagai Bapa seperti Yesus sendiri yang memanggil
Bapa-Nya. Tuhan adalah Bapa dan kita adalah anak-anak-Nya. Dalam doa Bapa Kami kita harus
mengingat kepentingar. Bapa, selain kepentingan kita sendiri. Kita juga memohon supaya nama
Bapa dimuliakan, kerajaan-Nya tercipta di bumi, kehendak-Nya terlaksana dalam diri kita, Allah
yang memberi rezeki yang cukup setiap hari, pengampunan atas dosa-dosa kita, dan dibebaskan
dari pencobaan serta kejahatan.
Yesus mengajarkan kepada kita jika berdoa tidak perlu bertele-tele atau panjang-panjang.
Berdoalah secara singkat karena Bapa di surga mengatahui apa yang ada dalam hati kita. Jika
berdoa pun tidak perlu pamer seperti berdoa pinggir jalan, di tikungan-tikungan jalan, dan
sebagainya.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Membangun Niat

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya berdoa dengan ajaran Yesus
tentang berdoa.
1. Apakah aku sudah rajin berdoa?
2. Apakah aku sudah bisa berdoa Bapa Kami?

Aksi
 Guru mengajak siswa untuk membuat doa terima kasih/syukur kepada Tuhan atas semua
anugerah-Nya dan mendoakannya di depan kelas.
 Setiap hari akan berdoa.

Membangun Niat
Guru mengajak siswa menulis niat untuk lebih rajin berdoa. Kemudian sisioa diajak untuk
menulis doa Bapa Kami dan menghafalnya.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari berdoa kepada Allah.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Yesus mengajarkan kepada kita doa Bapa Kami.
 Dalam doa Bapa Kami, kita menyebut Tuhan sebagai Bapa. Dan kita adalah anak-anak-Nya.
 Dalam doa Bapa Kami ada beberapa permohonan kita kepada Allah.
1. Nama Bapa dimuliakan
2. Kedatangan kerajaan Allah
3. Kehendak-Nya terlaksana
4. Bapa memberi kita rezeki yang cukup setiap hari
5. Bapa mengampuni kesalahan kita
6. Bapa menjauhkan kita dari yang jahat
 Yesus mengajarkan kita untuk tidak bertele-tele dalam berdoa dan tidak berdoa di pinggir
jalan atau di tikungan-tikungan supaya dilihat orang.

Untuk Diingat
Yesus mengajarkan kepada kita doa yang sangat indah, yaitu doa Bapa Kami.
Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa Bapa Kami.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan sikap bersyukur Mengucapkan doa Bapa
kepada Allah lewat kemampuan Kami secara lancar.
mengucapkan macam- macam Berdoa spontan secara
doa. lancar.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menunjukkan sikap disiplin dan santun Memiliki sikap berdoa yang
dalam berdoa bersama. khusyuk.
Berdoa sebelum dan
sesudah belajar
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan makna berdoa Apakah arti dari berdoa? 20
2 Menceritakan kembali kisah Yesus Apakah doa yang diajarkan oleh 20
mengajarkan doa "Bapa Kami" Yesus?
kepada para murid-Nya. Apa saja permohonan yang ada 20
dalam doa Bapa Kami?
3 Menjelaskan bagian-bagian dari Kepentingan siapa saja yang ada 20
doa Bapa Kami. dalam doa Bapa Kami?
4 Menceritakan kisah Santa Theresia Ceritakan secara singkat kisah 20
dari Avilla. tentang Santa Theresia dari Avilla!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menulis doa Bapa Kami
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Menulis dan membiasakan diri
Urutan doa Bapa Kami 100
berdoa Bapa Kami dengan baik.
Kerapian tulisan.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
belajar doa Aku Percaya dan Doa Tobat.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Apa artinya berdoa?
2. Apakah doa yang diajarkan oleh Yesus?
3. Apa saja permohonan kita dalam doa Bapa Kami?
4. Bagaimana sikap kita dalam berdoa?
5. Apa artinya berdoa yang bertele-tele?

PELAJARAN 18
DOA PUJIAN

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur kepada Allah melalui macam-macam doa.
2.6 Disiplin dan santun dalam mengungkapkan iman melalui doa pujian, doa syukur dan doa
permohonan.
3.6 Mengenal makna doa dan macam-macam doa.
4.6 Mengucapkan macam-macam doa dasar.

Indikator
1.6.1 Membiasakan diri memuji Tuhan lewat doa dan perbuatan baik.
2.6.1 Membiasakan diri mengajak teman-teman untuk memuji dan memuliakan Allah.
3.6.1 Menjelaskan aril doa pujian.
3.6.2 Menjelaskan alasan memuji Allah.
3.6.3 Menjelaskan alasan Bunda Maria memuji Allah.
3.6.4 Menuliskan isi pujian Bunda Maria.
4.6.1 Menggambar pemandangan alam dan menulis doa pujian.

Bahan Kajian
1. Arti berdoa.
2. Pujian kepada Tuhan.
3. Kitab Suci Lukas 1: 46-56.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, penugasan, dan cerita.
Sarana : Alkitab, infocus, gambar, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Ketika melihat pemandangan yang indah seperti pantai, pegunungan, pelangi, biasanya
manusia merasa kagum. Perasaan kagum biasanya di- tujukan kepada Allah yang telah
menciptakannya. Perasaan kagum akan kebesaran Allah selalu dirasakan oleh manusia setiap
saat. Manusia boleh bernapas, melihat, dan melakukan berbagai aktivitas itu semua karena Allah.
Oleh karena itu, nama Allah perlu dipuji dan dimuliakan.
Ada banyak cara memuji dan memuliakan Allah. Bisa lewat doa, ber- nyanyi, menari, dan
sebagainya. Bunda Maria sendiri memuji dan me-muliakan Allah karena dipilih oleh Allah untuk
menjadi Bunda Allah. Allah memilih Maria sebagai ibu Yesus ketika Allah mengutus malaikat
Gabriel kepada Bunda Maria. Pujian Maria dapat kita baca dalam peristiwa Bunda Maria
mengunjungi Elisabet, saudarinya. Maria menyampaikan pujian ke-pada Tuhan dengan
mengatakan, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku,
sebab la telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya...."
Siswa diharapkan mampu meneladan Bunda Maria yang memuji Allah karena Allah telah
memilihnya menjadi bagian dari karya keselamatan. Kita pun dipanggil oleh Allah untuk
mendapatkan keselamatan.

Kegiatan Pembelajaran
Pembuka

Pengantar
Doa pujian adalah doa untuk memuji dan memuliakan Allah. Allah telah menciptakan alam
semesta dengan baik. Allah menciptakan pemandangan alam yang indah, aneka binatang dan
sebagainya. Ketika melihat alam yang indah, tentu saja kita akan memuji dan memuliakan Allah.
Memuliakan Allah bisa lewat doa, nyanyian, dan tarian. Pada pelajaran ini kita akan belajar
tentang memuji dan memuliakan Allah lewat doa. Sebelum mulai, kita awali pertemuan dengan
berdoa.

Doa
Guru mengajak sisiva untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa di dalam surga, Engkau telah menciptakan alam yang indah dan binatang yang
beraneka ragam Semuanya itu untuk kami, manusia. Ajarilah kami untuk selalu memuji dan
memuliakan nama-Mu lewat sikap dan perbuatan kami dengan memelihara dan merawatnya.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang berdoa kepada Allah. Kemudian sisiva
diajak untuk mendalami tentang doa pujian.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman tentang Keindahan Alarn

1. Menyanyi
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu "Alam Raya Karya Bapa' Lihat Buku Siswa
halaman 168.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Jelaskan isi lagu di atas!
2. Mengapa manusia memuji Allah?
3. Apa saja yang didptakan oleh Allah?

3. Peneguhan
Guru mengajak siswa mengamati gambar di Buku Siswa halaman 169.

4. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas :
1. Apa saja gambar-gambar yang kalian lihat?
2. Apakah yang sebaiknya dilakukan ketika kita melihat keadaan alam seperti pada gambar?
3. Bagaimana perasaanmu jika melihat keadaan alam seperti pada gambar?

5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Danau Kelimutu, Danau Toba, pemandangan alam, dan binatang langka merupakan karya
Allah yang luar biasa. Allah menciptakan semua itu untuk kebahagiaan manusia. Manusia tidak
bisa membuat pemandangan alam seperti itu. Ketika melihat pemandangan alam, manusia patut
memuji dan memuliakan Allah karena manusia merasa gembira atas semua yang telah diciptakan
oleh Allah.
Manusia patut memuji Allah karena Allah telah mendptakan alam semesta untuk manusia.
Meskipun manusia berdosa, Allah tetap mencintainya. Allah mengutus Putra-Nya untuk
membebaskan manusia dari dosa.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan menyanyikan lagu pujian.
1. Apakah kamu pemah memuji Allah?
2. Mengapa kamu memuji Allah?
3. Pemahkah kamu melihat ciptaan Alalh yang mengaggumkan?

Langkah Kedua : Menggali PengalamanKitab Suci

1. Membaca Nyanyian Pujian Maria


Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Nyanyian Pujian Maria.

Nyanyian Pujian Maria


Luk. 1: 39-56
Bunda Maria sangat gembira dipilih oleh Allah untuk menjadi Bunda Yesus. Setelah
mendapat kabar gembira itu dari malaikat Gabriel, Maria berangkat ke rumah Elisabet melalui
daerah pegunungan menuju sebuah di Yehuda. Ketika sampai di rumah Elisabet, ia memberikan
salam ada Elisabet. Ketika Elisabeth mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang ada di
dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. la seru dengan suara nyaring,
"Diberkatilah engkau di antara perempuan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini
sehingga ibu Tuhanku yang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai di
telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan."
Dan di depan Elisabet, Maria memuji dan memuliakan Allah.
"Jiwaku memuliakan Allah, dan hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku, sebab Ia
telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia karena yang Mahakuasa telah melakukan
perbutan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus dan rahmat-Nya turun-
temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan menceraiberaikan orang-
orang yang congkak hatinya.
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang
yang rendah.
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya
pergi dengan tangan hampa.
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya seperti yang dijanjikan-
Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-
lamanya."

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Mengapa Bunda Maria memuji dan memuliakan Allah?
b. Tulislah doa pujian Maria kepada Allah?
c. Apa nama lain dari doa pujian kepada Allah?
d. Apakah kamu sering memuji dan memuliakan Allah?

3. Peneguhan
Bunda Maria memuji dan memuliakan Allah karena dipilih oleh Allah untuk melahirkan
Yesus. Bunda Maria menerima tugas itu dengan penuh kepercayaan kepada Allah. Bunda Maria
mengatakan, "Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Maria merasa
sangat kagum akan pilihan Allah atas dirinya. Kemudian, Maria memuji dan memuliakan Allah
seperti dalam doa di atas. Doa pujian Bunda Maria disebut juga dengan "Magnificat". Dalam
hidup kita, Allah juga telah membuat kita gembira. Allah telah memberikan kita orang tua, guru,
dan teman-teman yang baik. Allah juga telah menciptakan alam yang indah untuk kita. Untuk itu
kita patut memuji dan memuliakan Allah seperti yang dilakukan Bunda Maria.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya melihat pemandangan alam
ciptaan Allah dengan pujian Maria.
1. Apakah aku sudah memuji Allah?
2. Bagaimana caraku memuji Allah?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk menggambar pemandangan alam kemudian menulis doa pujian
kepada Allah di bawahnya.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari doa pujian.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Tuhan telah menciptakan dunia ini dengan indah.
 Tuhan menciptakan semuanya untuk manusia, seperti gunung, danau, binatang, udara yang
tidak pemah habis, dan pemandangan alam yang lain.
 Manusia patut memuji Tuhan atas segala ciptaan-Nya.
 Kita juga patut meniru teladan Bunda Maria yang memuji dan memuliakan Tuhan.
 Bunda Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu Yesus.
 Kita diminta berdoa seperti Bunda Maria.

Untuk Diingat
Doa pujian adalah doa untuk memuji dan memuliakan Allah.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa "Magnificat”.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Membiasakan diri memuji Selalu memuji Allah
Tuhan lewat doa dan perbuatan ketika melihat perbuatan
baik baik dari Allah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Membiasakan diri mengajak teman untuk Mengajak teman untuk
memuji dan memuliakan Allah. berdoa doa pujian kepada
Tuhan.
Mengajak teman untuk
merawat dan memelihara
ciptaan Allah.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti doa pujian. Jelaskan arti doa pujian kepada 20
Allah!
2 Menjelaskan alasan memuji Allah. Mengapa kita memuji Allah? 20
Apa yang Allah lakukan untuk kita? 20
3 Menjelaskan alasan Bunda Maria Mengapa Bunda Maria memuji 20
memuji Allah. Allah?
4 Menuliskan isi pujian Bunda Apa saja isi pujian Bunda Maria 20
Maria. kepada Allah?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menggambar dan menulis doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menggambar pemandangan Seni menggambar. 50
alam dan menulis doa pujian. Isi doa pujian kepada Allah. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
belajar doa-doa pujian dan lagu pujian.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apa artinya doa pujian?
2. Mengapa kita memuji Allah?
3. Buatlah doa pujian kepada Allah!

PELAJARAN 19
DOA SYUKUR

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur kepada Allah melalui macam-macam doa.
2.6 Disiplin dan santun dalam mengungkapkan iman melalui doa pujian, doa syukur, dan doa
permohonan.
3.6 Mengenal makna doa dan macam-macam doa.
4.6 Mengucapkan macam-macam doa dasar.

Indikator
1.6.1 Membiasakan diri mengucapkan doa syukur kepada Tuhan atas apa yang diterima.
2.6.1 Membiasakan diri mengucapkan terima kasih ketika menerima sesuatu dari orang lain.
3.6.1 Menjelaskan arti doa syukur.
3.6.2 Menceritakan kembali kisah orang bersyukur kepada Allah.
3.6.3 Menjelaskan alasan Yesus mau menyembuhkan orang sakit kusta.
3.6.4 Menjelaskan permintaan Yesus ketika orang kusta mau disembuhkan.
3.6.5 Menjelaskan sikap yang dilakukan oleh orang-orang kusta setelah sembuh dari sakit.
3.6.6 Menjelaskan alasan orang Samaria yang berterima kasih kepada Allah.
4.6.1 Menyusun doa syukur.

Bahan Kajian
1. Arti doa syukur.
2. Kisah sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus.
3. Lagu Surya Bersinar.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Gum. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, penugasan, dan cerita.
Sarana : Alkitab, infocus, gambar, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dm kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Sejak kecil, seorang anak biasanya diajarkan untuk mengucapkan terima kasih kepada
orang yang memberinya sesuatu. Orang tua mengharapkan agar ucapan terima kasih itu
dilakukan secara ikhlas bukan dibuat-buat. Mendapatkan sesuatu dari orang lain sebenarnya
menunjukkan perhatian dari orang itu kepada kita. Untuk itu sepantasnya kita patut memberikan
rasa terima kasih kita kepada mereka. Contohnya, kita berterima kasih kepada ayah dan ibu yang
telah membesarkan kita, berterima kasih kepada guru karena telah mengajar kita, berterima kasih
kepada teman yang telah menolong kita, dan berterima kasih kepada orang-orang yang berbuat
baik kepada kita.
Namun, kadang orang lupa mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu.
Banyak orang lupa akan perhatian dari orang lain. Sama seperti dalam kisah Yesus
menyembuhkan sepuluh orang kusta. Sembilan orang lupa mengucapkan terima kasih kepada
Yesus yang telah menyembuhkan mereka. Hanya satu orang yang kembali kepada Yesus dan
mengucapkan terima kasih kepada Yesus. Orang yang mengucapkan terima kasih itu bukan
orang Yahudi, tetapi orang Samaria.
Dalam pelajaran ini, anak-anak diajak untuk memiliki rasa syukur dan terima kasih kepada
orang tua, guru, dan teman-teman serta terlebih kepada Tuhan. Anak-anak perlu disadari bahwa
banyak anugerah yang telah mereka terima dari Tuhan. Banyak hal baru yang mereka alami.
Rasa syukur atau terima kasih itu dapat diungkapkan dengan berbagai cara seperti kata,
nyanyian, doa, perayaan liturgi, dan perbuatan-perbuatannya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Doa syukur adalah doa untuk mengucap syukur atas apa yang diterima dari Allah. Allah
telah menganugerahkan banyak hal kepada manusia. Maka manusia pantas mengucapkan syukur
dan terima kasih kepada Allah. Mengucap syukur kepada Allah merupakan bentuk ungkapan
iman kepada Allah. Siswa diharapkan mempunyai sikap terima kasih dan syukur kepada Allah
dan sesama. Pada pelajaran ini kita akan belajar tentang doa syukur. Sebelum mulai, mari awali
pertemuan dengan berdoa.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang Mahabaik, setiap hari kami mengalami kebaikan-Mu berupa kesehatan, rezeki,
pertolongan, dan kegembiraan. Semuanya Engkau berikan kepada kami. Syukur dan terima
kasih, ya Bapa, atas semua kebaikan dan anugerah-Mu itu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara
kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang doa pujian. Kemudian siswa diajak
untuk mendalami tentang doa syukur.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Siswa diajak untuk mengamati gambar yang ada di Buku Siswa halaman 176.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas.
1. Apa maksud gambar-gambar di atas? Ceritakanlah!
2. Mengapa orang perlu mengucapkan terima kasih kepada sesamanya?
3. Mengapa orang perlu bersyukur kepada Allah?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang perbuatan yang menunjukkan sikap terima kasih
kepada guru.

Terima Kasih, Guruku

Pak Doni baru saja pensiun dari pekerjaannya menjadi guru selama 40 tahun. Pak Doni
adalah seorang guru di daerah terpencil di Pulau Kalimantan. Ia mengabdikan dirinya sebagai
guru di daerah terpencil yang tidak diminati oleh guru-guru lain. Pak Doni berusaha untuk
menjalani tugasnya dengan penuh tanggung jawab meskipun gajinya sering terlambat dan
fasilitas sekolah sangat minim. Ia sangat mencintai murid-muridnya yang dengan rela berjalan
kaki untuk menuntut ilmu.
Kini Pak Doni sudah pensiun karena usianya sudah 60 tahun. Pak Doni kembali ke kota
dan tinggal di pinggir kota. Pak Doni punya dua orang anak yang membutuhkan biaya untuk
sekolah. Uang pensiunnya tidak cukup untuk membiaya sekolah anak-anaknya. Pak Doni pun
berniat untuk menjual semua penghargaan yang dia dapat ketika menjadi guru di daerah terpencil
meskipun benda-benda itu sangat berharga baginya. Piala lomba menulis berita, piala sebagai
guru teladan, dan masih banyak penghargaan yang lain. Pak Doni membutuhkan uang karena
anak bungsunya hendak masuk SMA. Pak Doni membutuhkan uang untuk membayar uang
pangkal. Sebenamya Pak Doni telah berusaha untuk meminjam uang ke tetangganya, tetapi tidak
mendapatkan pinjaman.
Pak Doni membawa semua penghargaannya untuk dijual di pasar. Ia duduk menjaga
jualannya. Tiba-tiba ia mendengar seorang memanggilnya.
"Apakah Bapak mau menjual semua penghargaan ini?" tanya seorang anak muda.
Tampaknya anak muda itu orang kaya karena ia naik mobil mewah.
"Ya, saya mau menjual penghargaan saya ini," jawab Pak Doni.
"Berapa, Pak?"
"Semuanya tiga juta lima ratus ribu, Nak."
"Baik, Pak, saya beli semuanya, ya," balas anak muda itu.
Anak muda itu tidak menawar lagi. Anak muda itu kemudian minta izin kepada Pak Doni
untuk mengambil uang di bank di sekitar pasar itu. Setelah menunggu beberapa lama, anak muda
itu datang membawa satu amplop penuh dengan uang. Amplop yang berisi uang itu diberikan
kepada Pak Doni. Pak Doni menghitung uang yang ada dalam amplop tersebut. Setelah yakin
dengan hitungannya, Pak Doni memasukkan semua penghargaannya itu ke dalam sebuah
kantong plastik hitam dan memberikannya kepada anak muda itu.
Anak muda itu pun pergi meninggalkan Pak Doni. Namun, Pak Doni merasa menyesal
karena barang-barang yang menjadi kebanggaannya telah dijualnya. Ia pun tidak mau membuat
istrinya merasa kehilangan semua penghargaan itu. Tetapi apa boleh buat, sekolah anaknya lebih
penting. Pak Doni pun pulang ke rumahnya.
Ketika Pak Doni sampai di rumahnya, istrinya menyambutnya dengan wajah yang penuh
kekhawatiran.
"Ada apa, Pak? Apa yang terjadi denganmu? Tadi ada anak muda mencari Bapak. Dia
memberikan bungkusan ini dan sebuah surat. Aku takut Bapak ada masalah."
Pak Doni diam sejenak karena mengenal betul plastik hitam di tangan istrinya. Pak Doni
buru-buru membuka plastik hitam itu. Ia melihat se¬mua penghargaan yang dijualnya tadi utuh
tidak satu pun diambil. Pak Doni berpikir mungkin anak muda tadi sudah berubah pikiran dan
mau mengembalikan barang-barangnya. Kemudian, Pak Doni membuka surat yang dititipkan
anak muda itu. Di dalam surat itu terselip sebuah kartu nama anak muda dan alamatnya.
"Pak Doni yang saya cintai, saya kembalikan penghargaan Bapak ini. Penghargaan itu
bukan hanya berarti bagi Bapak, tetapi juga bagi kami semua, murid-murid Bapak. Kami bangga
menjadi murid Bapak. Terima kasih atas semua jasa Bapak. Jika Bapak butuh sesuatu, silakan
datang ke alamat ini, Pak. Tidak perlu merasa malu. Kami tidak banyak membalas jasa Bapak.
Kami hanya bisa membantu sesuai dengan kemampuan kami."
Tak ada kata-kata. Hanya derasnya air mata yang membasahi pipi Pak Doni.

4. Pendalaman
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan di baivah ini!
1. Apa isi cerita di atas?
2. Mengapa Pak Doni menjual penghargaan miliknya?
3. Mengapa anak muda itu membeli penghargaan milik Pak Doni?
4. Menurutmu, apakah anak muda itu anak yang tahu berterima kasih?
5. Apa bentuk terima kasih dari anak muda itu?

5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Kisah di atas berisi tentang pengorbanan seorang guru yang mengabdikan diri di daerah
terpencil. Pengorbanannya itu kemudian membuahkan hasil yang luar biasa. Banyak anak
muridnya menjadi orang sukses. Ada seorang anak muridnya mengucapkan terima kasih
kepadanya dengan membeli semua penghargaannya. Tetapi, kemudian anak muda itu
mengembalikan semua penghargaannya itu.
Kisah di atas menggambarkan seorang murid yang tahu berterima kasih kepada gurunya. Ia
berusaha untuk membalas pengorbanan gurunya dengan membeli penghargaan gurunya. Salah
satu bentuk terima kasih dari siswa adalah keberhasilannya serta membantu gurunya.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca cerita.
1. Apakah kamu pemah mengucapkan terima kasih kepada orang tuamu?
2. Apakah kamu pemah berterima kasih kepada gurumu?
3. Apakah kamu pemah berterima kasih kepada teman yang menolongmu?
Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca kisah sepuluh orang kusta


Siswa diajak untuk membaca kisah tentang Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta.

Orang Samaria yang Tahu Berterima Kasih


(Bdk. Luk. 17:11-19)

Pada waktu itu, Yesus masuk ke sebuah kampung di daerah dekat Samaria dan Galilea.
Tiba-tiba dari luar kampung datang sepuluh orang yang mengerikan dan berpakaian koyak-
koyak. Rambut mereka sudah lama tidak disisir. Muka mereka penuh bekas luka. Beberapa di
antara mereka tidak memiliki hidung. Jari tangan dan kaki mereka bengkok, bahkan ada yang
sudah hilang. Mereka datang dari kuburan karena di situlah tempat tinggal mereka. Kesepuluh
orang tersebut adalah orang-orang yang terkena penyakit kusta dan disingkirkan serta dibuang
oleh orang-orang di kampungnya.
Sudah berhari-hari lamanya, kesepuluh orang kusta itu menunggu kedatangan Yesus.
Mereka telah mendengar dari orang lain berita tentang Yesus yang baik hati dan tidak pernah
membenci siapa pun, termasuk orang yang sakit kusta. Bahkan, Yesus sanggup menyembuhkan
orang. Orang lumpuh disembuhkan sehingga dapat berjalan lagi. Orang buta disembuhkan
sehingga dapat melihat lagi. Orang kusta disembuhkan sehingga menjadi bersih. Kesepuluh
orang kusta tersebut sangat senang mendengar kabar tentang Yesus. Mereka menunggu kapan
Yesus akan lewat di tempat mereka. Begitu Yesus lewat, mereka lari meninggalkan kuburan
menghampiri Yesus.
Ketika para rasul melihat kesepuluh orang kusta itu, mereka merasa jijik dan takut kalau-
kalau orang-orang kusta itu mau mendekati Yesus. Karena itu, para rasul ada yang mau
mengambil batu untuk melempar dan mengusir orang-orang kusta itu. Orang-orang kusta itu
berhenti dan berteriak dari jauh, "Yesus, Tuhan, kasihanilah kami."
Mendengar teriakan orang-orang kusta itu, Yesus merasa kasihan kepada mereka. Yesus
memanggil mereka dan berkata, "Pergilah kepada imam-imam! Mintalah mereka memeriksa
badanmu."
"Wah ..." pikir orang kusta itu. "Untuk apa kami pergi kepada imam-imam? Pasti mereka
tidak mau memeriksa kami sebab dari jauh sudah kelihatan bahwa kami ini menderita kusta."
Hampir saja mereka mau kembali lagi ke kuburan dengan hati kecewa. Tetapi, salah satu di
antara mereka berkata, "Kalau kita pulang sekarang, percuma saja kita telah berlama-lama
menunggu Yesus lewat di sini. Ayo, kita pergi saja kepada para imam menurut pesan Yesus."
Akhirnya, mereka berjalan menuju ke rumah ibadat untuk bertemu dengan para imam. Di
tengah jalan terjadilah mukjizat. Kulit mereka yang sakit dan penuh luka kini menjadi bersih dan
segar. Jari tangan mereka yang sudah mulai kaku, bengkok, dan busuk menjadi baik kembali.
Mereka berjalan cepat-cepat supaya lekas sampai kepada imam-imam untuk memperoleh surat
keterangan sembuh dari penyakit kusta.
Ketika seorang dari mereka, yaitu dia yang tadi mengajak untuk tidak pulang, menyadari
bahwa ia sudah sembuh, segera kembali kepada Yesus sambil bersorak-sorak memuji Allah. Di
depan Yesus, ia bersujud dan meng- ucapkan terima kasih kepada-Nya. Orang itu berasal dari
suku lain, bukan orang Galilea seperti Yesus dan rasul-rasul-Nya. Orang itu adalah orang
Samaria.
Melihat bahwa hanya satu orang yang berlutut di depan-Nya, Yesus berkata, "Bukankah
ada sepuluh orang yang disembuhkan? Di manakah yang kesembilan orang itu? Mengapa hanya
orang asing ini yang kembali untuk mengucap terima kasih kepada Allah?"

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :
a. Mengapa orang kusta dijauhkan dari masyarakat?
b. Di manakah mereka tinggal?
c. Ceritakan keadaan mereka!
d. Siapa yang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih?
e. Mengapa yang lain tidak berterima kasih kepada Yesus?

3. Peneguhan
Orang kusta atau yang terkena penyakit kusta atau lepra biasanya dianggap najis, kotor, dan
penyakitnya menular sehingga dijauhi oleh orang lain. Penyakit kusta pada waktu itu belum ada
obatnya. Orang yang sakit kusta dapat sembuh bila mereka mengalami mukjizat. Karena
penyakitnya menular, maka biasanya mereka tinggal di kuburan atau gua-gua yang jauh dari
perkampungan.
Keadaan orang kusta biasanya penuh dengan borok. Mereka biasanya menggunakan bandul
sehingga ketika mereka berjalan ada bunyi-bunyian sehingga orang yang mendengar bisa
menjauh. Jumlah mereka ada sepuluh orang. Ketika mereka mendengar Yesus lewat di dekat
mereka, mereka menghadap Yesus dan meminta disembuhkan. Lalu, Yesus meminta mereka
untuk pergi kepada imam-imam kepala. Ketika mereka dalam perjalanan kepada imam-imam,
mereka sembuh. Namun, hanya ada satu orang yang kembali untuk mengucapkan terima kasih,
yaitu orang Samaria, sedangkan sembilan orang lainnya, yang merupakan orang Yahudi, tidak
kembali. Mereka adalah orang tidak tahu berterima kasih.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya mengucap syukur dan kisah
tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus.
1. Apakah aku selalu mengucapkan terima kasih ketika menerima sesuatu dari orang lain?
2. Apakah aku selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang aku dapatkan?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk menyusun doa syukur dan menyanyikan lagu Terima Kasih.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari doa syukur

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya :
 Tuhan sudah menciptakan alam semesta untuk kita. Udara, pemandangan alam, lautan,
pegunurtgan, dan binatang, semuanya untuk manusia.
 Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita terima.
 Kita patut mengajak teman-teman untuk bersyukur kepada Tuhan dengan mengajak teman-
teman menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.
 Doa syukur adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang sudah kita terima dari
Tuhan.
 Kita patut mencontoh murid yang berterima kasih kepada guru yang telah berkorban, sama
seperti orang Samaria yang berterima kasih kepada Yesus ketika sembuh dari sakit kustanya.

Untuk Diingat
Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah kita terima.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa doa yang sudah disusun.

Lagu “Terima Kasih". Lihat Buku Siswa halaman 184.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Membiasakan diri mengucapkan Selalu berdoa sebelum
doa syukur kepada Tuhan atas dan sesudah melakukan
apa yang diterima. suatu aktivitas.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Membiasakan diri mengucapkan terima Mengucapkan terima kasih
kasih ketika menerima sesuatu dari orang ketika menerima sesuatu
lain. dari teman dan guru.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti doa syukur. Jelaskan arti dari syukur! 20
2 Menceritakan kembali kisah orang Ceritakan salah satu kisah orang 20
bersyukur kepada Allah. yang bersyukur kepada Allah!
3 Menjelaskan alasan Yesus mau Mengapa Yesus mau menyem- 10
menyembuhkan orang sakit kusta. buhkan orang sakit kusta?
4 Menjelaskan permintaan Yesus Apa permintaan Yesus ketika orang 10
ketika orang kusta mau kusta mau disembuhkan oleh Yesus?
disembuhkan.
5 Menjelaskan sikap yang dilakukan Jelaskan sikap orang kusta setelah 20
oleh orang-orang kusta setelah disembuhkan oleh Yesus!
sembuh dari sakit.
6 Menjelaskan alasan orang Samaria Mengapa orang Samaria kembali 20
yang berterima kasih kepada kepada Yesus dan berterima kasih
Allah. kepada-Nya?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyusun doa syukur. Isi doa 50
Susunan kalimatnya. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
belajar doa-doa syukur kepada Tuhan dan mengajak untuk ikut perayaan Ekaristi.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Apa artinya doa syukur?
2. Mengapa orang Samaria mengucapkan terima kasih kepada Yesus?
3. Berapa orang yang kusta yang disembuhkan oleh Yesus dalam kisah di atas?

PELAJARAN 20
DOA PERMOHONAN

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur kepada Allah melalui macam-macam doa.
2.6 Disiplin dan santun dalam mengungkapkan iman melalui doa pujian, doa syukur, dan doa
permohonan.
3.6 Mengenal makna doa dan macam-macam doa.
4.6 Mengucapkan macam-macam doa dasar.

Indikator
1.6.1 Membiasakan diri memohon bantuan kepada Tuhan sebelum melakukan sesuatu.
2.6.1 Menunjukkan sikap sopan dan santun dalam mendoakan doa permohonan.
3.6.1 Menjelaskan arti doa permohonan.
3.6.2 Menceritakan pengalaman memohon bantuan.
3.6.3 Menceritakan kembali kisah Yesus menyembuhkan seorang hamba perwira Romawi.
3.6.4 Menjelaskan alasan Yesus mau menyembuhkan hamba perwira Romawi.
4.6.1 Menyusun doa permohonan.

Bahan Kajian
1. Arti doa permohonan.
2. Yesus menyembuhkan hamba perwira Romawi.

Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman siswa dan guru.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, penugasan, dan cerita.
Sarana : Alkitab, infocus, gambar, teks cerita dan film Yesus menyembuhkan hamba
perwira Romawi.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Meminta atau memohon sesuatu dari orang lain sudah biasa bagi anak-anak. Jika
memerlukan sesuatu, anak-anak akan meminta kepada ayah dan ibunya. Misalnya, meminta
boneka, mobil-mobilan, dan mainan yang lainnya. Anak-anak biasanya tidak takut untuk
meminta kepada ayah dan ibunya.
Ada banyak kisah atau cerita yang menggambarkan permohonan kepada Tuhan. Misalnya,
kisah tentang seorang anak yang memohon kepada Tuhan agar tidak menangis ketika kalah
dalam perlombaan mobil. Ia tidak berdoa agar teman-temannya kalah, tetapi ia berdoa agar ia
tidak menangis ketika kalah dalam perlombaan. Tuhan mengabulkan permohonan anak itu dan
memberikan kemenangan kepadanya, meskipun mobil anak itu sangat se- derhana karena
merupakan buatannya sendiri.
Dalam Injil Lukas (Luk 7:1-10) diceritakan tentang Yesus yang mengabul¬kan permohonan
seorang perwira Romawi yang hambanya sakit ker as. Hamba itu sembuh karena permohonan
tuannya itu. Tuhan selalu mengabulkan permohonan orang yang percaya dan penuh harapan.
Tuhan memang penuh cinta.
Dalam pelajaran ini, anak-anak diharapkan mampu meniru teladan anak yang berdoa agar
tidak menangis dalam lomba dan juga perwira Romawi yang memohon kepada Tuhan agar
hambanya sembuh. Tuhan akan mengabulkan permohonan yang keluar dari hati yang jujur dan
penuh kepercayaan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Doa permohonan adalah doa permintaan kepada Tuhan agar Tuhan mengabulkan
permintaan itu. Doa yang diucapkan dengan penuh kepercayaan pasti akan dikabulkan oleh
Tuhan. Seperti kisah seorang anak yang me- minta supaya tidak menangis bila kalah dalam
perlombaan. Begitu pula per¬mohonan dari seorang perwira Romawi kepada Yesus. Yesus
mengabulkan permohonannya dengan menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Doa yang
diucapkan dengan hati yang jujur, ikhlas, dan penuh kepercayaan tentu saja akan dikabulkan oleh
Tuhan. Pada pelajaran ini kita akan belajar tentang doa permohonan. Namun, sebelum belajar
lebih lanjut, mari kita berdoa bersama-sama.

Doa
Guru mengajak siszva untuk membuka pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Allah Bapa yang mahabaik, Engkau selalu mendengarkan dan mengabulkan permohonan orang
yang datang kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami dan kabulkanlah doa kami. Demi
Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk mengingat pelajaran tentang doa syukur. Kemudian siswa diajak
untuk mendalami tentang doa pnjian.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Siswa diajak untuk mengamati gambar. Lihat Buku Siswa halaman 186.

2. Pendalaman
Siswa diajak untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan berdasarkan gambar di atas.
1. Buatlah sebuah cerita berdasarkan gambar di atas!
2. Apa pesan dari gambar di atas?

3. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang anak yang memohon kepada Tuhan agar tidak
menangis jika kalah dalam perlombaan.

Tuhan, Kuatkanlah Aku

Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti lomba mobil balap mainan. Suasana
sungguh meriah siang itu karena ini adalah babak final. Hanya tersisa empat orang dan mereka
memamerkan mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri sebab memang begitulah
peraturannya.
Ada seorang anak bemama Roni mempunyai mobil yang tak istimewa. Ia termasuk dalam
empat anak yang masuk final. Mobil Roni paling tidak sempurna. Anak-anak yang menyaksikan
mobil Roni tidak percaya kalau mobil Roni bisa menjadi pemenang. Mobil Roni terbuat dari
kayu sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya. Tentu saja tak sebanding dengan hiasan
mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Tetapi Roni tetap merasa bangga dengan mobilnya
karena merupakan buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan, yaitu final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai
bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka sekuat mungkin. Di setiap jalur lintasan
telah siap empat mobil dengan empat "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran
dengan empat jalur terpisah. Namun, sesaat kemudian, Roni meminta waktu sebentar untuk
berdoa. Ia tampak komat-kamit. Matanya terpejam dan tangannya terkatup memanjatkan doa.
Lalu, semenit kemudian ia berkata, "Aku siap!"
Para pembalap mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur
dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.
Ayo, ayo, cepat, cepat, maju, maju," begitu teriak mereka. Mobil Roni dengan kencang
melewati mobil pemain yang lainnya. Akhimya, keluar sebagai pemenangnya. Roni kemudian
berucap, "Terima kasih, Tuhan”
Saat pembagian piala pun tiba. Roni dipanggil untuk menerima hadiahnya. maju ke depan
dengan bangga.
Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya, "Hai, Jagoan, kamu itadi berdoa
kepada Tuhan agar menang, bukan?" Roni terdiam.
“Bukan, Pak, bukan itu yang saya panjatkan," kata Roni. Ia lalu melanjutkan, rya, tidak adil
untuk meminta kepada Tuhan untuk menolong kita lahkan orang lain. Aku hanya memohon
kepada Tuhan supaya aku tmenangis jika aku kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar hal itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh
tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
4. Pendalaman
Siswa diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Apa permohonan Roni sebelum pertandingan dimulai?
2. Bagaimana sikap Roni setelah keluar sebagai pemenang?
3. Apakah Tuhan mengabulkan doa Roni?

5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Sebelum pertandingan, Roni berdoa kepada Tuhan. Roni memohon Tuhan agar dia
dikuatkan. Ia mohon supaya tidak menangis jika lam perlombaan. Ia tidak berdoa agar ia menang
dalam perlombaan iya, Roni keluar sebagai pemenang meskipun mobilnya sangat sederhana
dibandingkan dengan mobil mewah teman-temannya.
Setelah keluar sebagai pemenang, sikap Roni adalah mengucapkan terima? ada Tuhan. Ia
tidak lupa bersyukur kepada Tuhan. Tuhan ternyata mengabulkan doa Roni. Roni sungguh
percaya kepada Tuhan. Jika kita sesuatu kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan, maka Tuhan
mengabulkannya.

6. Menanya
Siswa diajak untuk bertanya setelah mengamati gambar dan membaca cerita.
1. Apakah kamu pemah meminta sesuatu kepada orang tuamu?
2. Apakah permintaanmu itu?
3. Apakah kamu pemah berdoa memohon sesuatu kepada Tuhan?
4. Apakah Tuhan mengabulkan permohonanmu?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca Kisah
Siswa diajak untuk membaca kisah tentang permohonan perwira Romawi.

Permohonan Perwira Kornelius


Bdk. Luk. 7:1-10

Di pantai Danau Galilea yang indah terletak sebuah kota kecil yang bernama Kapernaum.
Di Kapernaum hiduplah Kornelius, seorang perwira tentara Roma. Ia mengepalai satu regu
tentara yang terdiri atas seratus orang yang menjaga keamanan di daerah itu atas nama Kaisar
Roma. Sekalipun ia seorang anggota tentara penjajah, Kornelius adalah seorang yang baik. Ia
bersikap adil dan jujur. Ia suka menolong orang yang miskin dan ia membangun rumah ibadat
bagi penduduk kota itu. Karena Kornelius hidup jauh dari kampung halamannya dan jauh dari
istri dan anak-ananya, ia membeli seorang hamba di pasar untuk membantu dia memasak,
membersihkan rumah, dan mencuci pakaian. Hamba itu diperlakukan Kornelius seperti anaknya
sendiri.
Suatu ketika hamba itu jatuh sakit, demam tinggi, dan ia berbaring lemah di tempat tidur
dan hampir mati. Kornelius sangat kasihan melihat hambanya yang menderita sakit itu. Di dalam
kesusahan itu, Kornelius ingat akan Yesus dari Nasaret, yang sering mengajar di rumah ibadat
yang dibangunnya itu. Menurut cerita orang, Yesus sangat berkuasa dan sanggup menyembuhkan
orang sakit. Kornelius berpikir, "Saya akan pergi mencari Yesus. Dialah yang bisa membantu
hamba saya." Lalu perwira Kornelius meninggalkan rumah untuk menemui Yesus. Karena Yesus
tidak ada di kota, maka Kornelius mencari Dia di luar kota. Pada saat Kornelius keluar dari pintu
gerbang kota, ia meihat Yesus masuk. Kornelius langsung menjumpai Yesus dan berkata, "Guru,
hamba saya sakit di rumah. Ia berbaring lumpuh di tempat tidur dan sangat menderita." Yesus
terharu mendengar perkataan perwira itu. Sebab biasanya orang Roma memperlakukan
hambanya seperti binatang. Mereka berbicara kasar kepada hambanya, menendangnya, dan
memukulnya tanpa kasihan. Akan tetapi, perwira itu datang kepada Yesus karena berbelas
kasihan terhadap hambanya yang sakit itu. Karena itu, Yesus berkata, "Aku akan datang
menyembuhkan dia."
Kornelius sungguh senang mendengar Yesus mau datang untuk menolong hambanya.
Tetapi, Kornelius menjadi bingung dan berpikir, "Bagaimana Yesus mau datang dan masuk ke
dalam rumah saya? Bukankah orang Yahudi tidak boleh masuk ke dalam rumah orang kafir
seperti saya ini? Tetapi, hamba saya sakit keras dan Yesus mau datang untuk menyembuhkannya.
Bagaimana ini?"
Kornelius berpikir, "Kalau Yesus memberi perintah, niscaya perintah itu akan terlaksana."
Maka Kornelius berkata kepada Yesus, "Tidak usah Tuhan datang ke rumah saya, tetapi
bersabdalah saja, maka hamba saya akan sembuh."
Yesus heran dan kagum mendengar perkataan perwira itu. Yesus menoleh kepada orang
banyak yang mengikuti-Nya dan berkata, "Bukan main orang ini. Di antara orang Israel pun
belum pernah Aku menemukan orang vang begitu percaya kepada-Ku."
Lalu, Yesus berkata kepada perwira Kornelius, "Pulanglah, apa vang engkau percayai itu
akan terjadi." Pada saat itu juga hambanva menjadi sembuh.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.
1. Sebutkan sifat-sif at baik Kornelius!
2. Ceritakan apa sebabnya Kornelius pergi mencari Yesus!
3. Mengapa Yesus terharu mendengar permohonan perwira Kornelius?
4. Mengapa perwira Kornelius bingung mendengar Yesus mau pergi ke rumahnya untuk
menyembuhkan hambanya?
5. Yesus heran dan kagum mendengar kata-kata perwira itu. Apa kata-kata perwira Kornelius
itu?
6. Apakah kamu juga sangat percaya kepada Yesus?

3. Peneguhan
Perwira Kornelius telah menunjukkan kepada kita untuk memohon kepada Tuhan dengan baik.
Kita hendaknya selalu memohon kepada Tuhan bdengan sikap penuh percaya kepada-Nya. Kita
hendaknya memohon dengar. sikap rendah hati. Apakah kita selalu berdoa dengan rendah hati
dan penuh kepercayaan kepada Tuhan Yesus?

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siszva untuk membandingkan pengalamannya mengucap syukur dan kisah
tentang hamba yang telah disembuhkan oleh Yesus.
1. Apakah aku selalu berdoa kepada Tuhan dan memohon bantuan-Nya?
2. Apakah doaku pemah dikabulkan oleh Tuhan?
Aksi
Guru mengajak siszva untuk menyusun doa permohonan pada kolom di bawah ini.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siszva untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari doa permohonan.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Sebelum melakukan sesuatu, kita diharapkan berdoa kepada Tuhan dan memohon bantuan
kepada Tuhan, misalnya sebelum belajar atau bekerja.
 Ketika berdoa kepada Tuhan, kita diharapkan berdoa dengan penuh iman dan kepercayaan.
 Kita perlu bertekun dalam doa.
 Doa permohonan adalah doa meminta sesuatu kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan dan
harapan.
 Kita memohon sesuatu dengan sikap tulus dan rendah hati.
 Perwira Romawi bukan orang Yahudi, namun ia datang kepada Yesus dan meminta Yesus
menyembuhkan hambanya yang sedang sakit.
 Ia memohon dengan rendah hati dan tulus. Yesus mengabulkan permohonannya. Yesus
menyembuhkan hambanya yang sedang sakit.

Untuk Diingat
Kita memohon kepada Tuhan dengan sikap tulus dan rendah hati.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan berdoa doa yang sudah disusun.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Membiasakan diri memohon Berdoa sebelum belajar
bantuan kepada Tuhan sebelum atau bermain.
melakukan sesuatu.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menujukkan sikap sopan dan santun Sikap sopan dan tertib
dalam mendoakan doa permohonan. dalam berdoa.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti doa permohonan Jelaskan arti dari doa permohonan! 20
2 Menceritakan pengalaman memohon Ceritakan salah satu contoh 20
bantuan. permohonanmu kepada Tuhan yang
dikabulkan!
3 Menceritakan kembali kisah Yesus Siapakah perwira Romawi yang 20
menyembuhkan seorang hamba datang kepada Yesus?
perwira Romawi. Ceritakan kembali kisah Yesus 20
menyembuhkan hamba perwira
Romawi!
4 Menjelaskan alasan Yesus mau Jelaskan alasan Yesus mau 20
menyembuhkan hamba perwira menyembuhkan hamba perwira
Romawi. Romawi!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyusun doa permohonan. lsi doa 50
Susunan kalimatnya 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
belajar menyusun berbagai doa permohonan kepada Tuhan.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apa artinya doa permohonan?
2. Mengapa Yesus mau menyembuhkan hamba perwira itu?
3. Dari manakah perwira itu?

PELAJARAN 21
TEMPAT TINGGALKU

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur atas peran tetangga sebagai anugerah Allah yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan dirinya.
2.7 Bersikap peduli terhadap tempat tinggal dan tetangga sebagai pendukung pertumbuhan dan
perkembangan dirinya.
3.7 Memahami peran tempat tinggal dan tetangga sebagai anugerah Tuhan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan dirinya.
4.7 Melakukan aktivitas dengan melibatkan diri dalam kegiatan lingkungan sosial
masyarakat/komunitas basis untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan dirinya.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur atas anugerah tempat tinggal.
2.7.1 Merawat tempat tinggal.
3.7.1 Menceritakan secara singkat Kej. 17:1-8.
3.7.2 Menyebutkan tiga janji Allah kepada Abraham.
3.7.3 Menyebutkan manfaat tempat tinggal.
3.7.4 Menjelaskan cara-cara merawat tempat tinggal.
4.7.1 Menggambar tempat tinggalnya.

Bahan Kajian
1. Tempat tinggal.
2. Manfaat tempat tinggal.
3. Merawat tempat tinggal.
4. Syukur atas tempat

Sumber Belajar
1. Kejadian 17:1-8
2. Konferensi Waligereja Indonesia. Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta:
Kanisius, 1996.
3. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2010
4. Komkat KWI. Seri Murid-murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2006
5. Pemahaman dan pengalaman hidup siswa dan guru berkaitan dengan tempat tinggal.
6. Nyanyian "Pamanku Datang" oleh Tasya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Cerita, menyanyi, penugasan, tanya-jawab, penjelasan, refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita, teks nyanyian.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibaiuakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar
Anak kelas II SD sudah mengenal alamat tempat tinggalnya. Alamat tempat tinggal
menunjukkan antara lain RT, RW, dukuh, desa atau kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
Tempat tinggal tidak hanya menunjuk letak, tetapi juga masyarakat. Tempat tinggal merupakan
salah satu tanda pengenal.
Tempat tinggal dan orang yang menempati memiliki hubungan yang erat. Kita tahu
perangai orang desa berbeda dengan orang kota, orang yang tinggal di pegunungan berbeda
dengan orang yang tinggal di daerah pantai. Ini berarti tempat tinggal ikut andil dalam
membentuk perilaku seseorang.
Manusia merupakan makhluk sosial. Setiap orang membutuhkan dan dibutuhkan orang
lain. Kebersamaan di suatu tempat tinggal menjadi ke- butuhan dasar manusia agar ia dapat
tumbuh dan berkembang.
Bapa Abraham pada awalnya tidak punya tempat tinggal. Ia bersama keluarga besarnya dan
ternaknya selalu berpindah-pindah. Hingga suatu saat Allah memberikan suatu wilayah untuk
ditinggali, yaitu Kanaan. Di Kanaan itu keluarga Abraham berkembang menjadi sebuah bangsa
dan igun kerajaan. Tempat tinggal diperlukan agar orang dapat menata dapat berkembang.
Dengan tempat tinggal, entah itu milik sendiri atau menyewa, orang merasa orang dapat
menata hidup dan berkembang. Setiap orang memiliki dengan tempat tinggalnya. Segala
kebutuhan dapat dipenuhi bersama orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Tempat tinggal
merupakan ah yang hams disyukuri, karena tempat tinggal memungkinkan orang bang menjadi
lebih baik.
Berhubungan dengan hal di atas, pengenalan anak tentang tempat tinggal diperluas
sehingga dapat menemukan nilai kesalingterkaitan manusia tempat tinggalnya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Manusia merupakan makhluk sosial. Setiap orang membutuhkan dan hkan orang lain.
Kebersamaan di suatu tempat tinggal menjadi kebutuhan dasar manusia agar ia dapat tumbuh
dan berkembang.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa. Misalnya:
Ya Allah yang Mahabaik, Engkau memberi tempat tinggal kepada setiap makhluk. Burung-
burung Kau beri sarang, serigala Kau beri liang dan juga manusia Kau beri tanah untuk tempat
tinggal. Abraham Kau beri tanah Kanaan untuk tempat tinggal. Keluarganya dan seluruh
keturunannya pun mendapatkan tempat tinggal. Kami pun mendapatkan tempat tinggal. Syukur
kepada-Mu ya Allah atas tempat tinggal kami. Berkatilah tempat tinggal kami supaya di tempat
itu dapat melaksanakan perintah-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Apersepi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu tentang berbagai doa.
Selanjutnya mengajak siswa secara khusus mendalami tentang tempat tinggal.
Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup
1. Menyanyi
Guru mengajak siswa menyanyikan lagu Paman Datang.

Paman Datang
Oleh Tasya

Kemarin paman datang


Pamanku dari desa
Dibawakannya rambutan, pisang
Dan sayur mayur segala rupa
Bercerita paman tentang ternaknya
Berkembang biak semua

Padaku, paman berjanji


Mengajak libur di desa
Hatiku girang tidak terperi
Terbayang sudah aku di sana
Mandi di sungai, turun ke sawah
Menggiring kerbau ke kandang

2. Menjawab Pertanyaan
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
a. Oleh-oleh apa yang diba wa paman ketika berkunjung ke rumah keponakannya?
b. Apa yang dibayangkan keponakan itu ketika berlibur di desa?
c. Menurut lagu itu, bagaimanakah suasana desa?
d. Apakah kamu punya pengalaman berlibur di suatu tempat? Coba ceritakan!

3. Pengamatan
Guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada di Buku Siswa halaman 197.

4. Pendalaman
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Gambar manakah yang mirip dengan tempat tinggalmu?
2. Sebutkan alamat tempat tinggalmu!
3. Adakah halaman nimah atau kebun di sekitar tempat tinggalmu?
4. Tanaman apa saja yang tumbuh di halaman atau kebun sekitar tempat tinggalmu?
5. Adakah sungai atau kolam di sekitar tempat tinggalmu?
6. Adakah sawah atau ladang di sekitar tempat tinggalmu?
7. Sebutkan hal-hal yang bagus di sekitar tempat tinggalmu!
8. Buatlah gambar kampung atau desamu beserta rumahmu dan rumah- rumah tetanggamu!

5. Peneguhan
Tempat tinggal merupakan bagian dari tanda pengenal. Tanda pengenal anya meliputi nama
dan alamat. Misalnya Yesus dari Nasaret. Yesus nama dan Nasaret adalah tempat tinggal Yesus.
Yusuf dari Arimatea. Yusuf ah nama dan Arimatea adalah tempat tinggal Yusuf.
Tempat tinggal ikut membentuk kebiasaan seseorang. Orang yang tinggal sekitar pantai
akan memiliki kebiasaan yang berbeda dengan orang yang gal di pegunungan. Orang desa akan
memiliki kebiasaan yang berbeda gan orang yang tinggal di perkotaan.
Orang desa suka bergotong royong, pekerjaannya bercocok tanam dan emak. Orang kota
lebih mandiri, pekerjaannya berm a ca m-macam, ada g di bengkel, di pabrik, di kantor, dan
sebagainya. Orang yang tinggal di tai lebih banyak bergaul dengan orang luar, pekerjaan nelayan,
membuat bak, dan sebagainya. Orang yang tinggal di pegunungan mirip dengan g yang tinggal di
desa, tidak banyak bergaul dengan orang luar, suka gotong royong, dan pekerjaannya bercocok
tanam dan beternak.

6. Menanya
Berdasarkan lagu "Paman Datang", siswa diminta untuk membuat pertanyaan tentang tempat
tinggal, misalnya:
1. Mengapa orang membutuhkan tempat tinggal?
2. Apa yang harus dibuat untuk tempat tinggal?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Mambaca Kisah Abraham

Abraham Dipanggil oleh Allah


(Bdk. Kej. 12:1-9)

Pada awalnya Abraham dan keluarganya hidup berpindah-pindah. Pada suatu kali ia
menetap sebentar, kemudian pindah lagi, Tempat tinggal Abraham mengikuti kawanan
dombanya yang mencari daerah yang banyak rumput. Hidup berpindah-pindah itu banyak
bahayanya, misalnya bahaya cuaca dingin, badai pasir, hewan buas, ancaman kelompok
penggembala lain, dan sebagainya. Pernah suatu kali Abraham berebut tanah gembalaan dengan
penggembala lain sehingga harus berperang.
Abraham dan keluarganya serta kawanan dombanya pernah menetap di daerah Ur. Di
tempat itu Abraham mendapat panggilan dari Tuhan Allah. Oleh Tuhan, Abraham dan
keluarganya serta kawanan dombanya disuruh pergi ke suatu tempat. Tempat itu akan
ditunjukkan Allah kemudian. Jika Abraham mau mengikuti perintah Tuhan, Tuhan berjanji
kepada Abraham demikian :
 Abraham akan memiliki keturunan yang sangat banyak. Keturunan Abraham akan menjadi
berbangsa-bangsa.
 Abraham akan menjadi berkat untuk segala bangsa.
 Abraham akan diberi tanah tempat tinggal yang akan menjadi suatu negeri.
Abraham pun mengikuti perintah Tuhan. Ketika sarnpai di Kanaan, Allah bersabda kepada
Abraham, kata-Nya, "Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini, yang kau
diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk
selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
Dengan mendiami suatu tempat tinggal, Abraham dapat menata hidupnya. Saat itu
Abraham belum punya anak. Di tempat itu Abraham mempunyai satu anak yang diberi nama
Iskak. Kemudian Iskak memiliki dua anak, yakni Esau dan Yakub. Yakub memiliki dua belas
anak. Anak-anak Yakub itu berkembang menjadi dua belas suku bangsa Israel. Dari keduabelas
suku bangsa itu terbentuklah bangsa Israel yang besar.
Banyak orang menginginkan tanah Kanaan karena sangat subur. Maka tanah Kanaan yang
diberikan oleh Tuhan harus dijaga, dirawat, dan dibela agar tidak jatuh ke tangan bangsa lain.

2. Pendalaman
Berdasarkan informasi tersebut, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini dalam kelompok :
a. Bagaimana kehidupan Abraham pada awalnya?
b. Apa akibat dari hidup berpindah-pindah?
c. Di mana Abraham menetap?
d. Apa yang dialami Abraham di tempat tinggal tetapnya?
e. Apa manfaat tempat tinggal?
f. Apa yang harus dibuat untuk tempat tinggal?

3. Peneguhan
Abraham dan keluarganya hidup berpindah-pindah. Abraham dan keluarganya mengikuti
ternak gembalaannya. Ketika tiba di suatu tempat yang ak rumputnya, Abraham tinggal di situ
dan mendirikan kemah untuk ntara. Hidup berpindah-pindah itu banyak ancamannya, misalnya
man cuaca buruk, binatang buas, juga kelompok gembala lain. Hidup berpindah-pindah membuat
orang sulit untuk menata keluarga.
Berkat kebaikan Tuhan, Abraham dan keluarganya mendapat tempat tinggal yaitu di tanah
Kanaan. Abraham pun mendapat tanah tempat ggembala yang tetap. Di tempat itu Abraham
memiliki banyak keturunan igga menjadi bangsa yang besar. Tanah Kanaan dijaga dan dirawat
agar tetap nyaman untuk tempat tinggal. Tanah Kanaan juga harus dijaga dan la dari musuh yang
ingin merebut tanah itu.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalaman mereka tentang tempat tinggal.
1. Di manakah tempat tinggalku?
2. Manfaat apa yang diberikan tempat tinggalku untuk keluargaku?
3. Apakah tempat tinggalku sudah kujaga dan kurawat?
4. Apa niat-niatku untuk menjaga tempat tinggalku?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membangun niat serta mewujudkannya di dalam kehidupan-hari.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari pelajaran ini.
Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
 Tempat tinggal merupakan salah satu tanda pengenal.
 Tempat tinggal ikut membentuk pertumbuhan dan perkembangan se- seorang.
 Dengan tempat tinggal, orang dapat menata hidup.
 Tempat tinggal perlu dirawat dan dijaga.
 Kita perlu bersyukur atas tempat tinggal kita.

Untuk Diingat
Bersyukur atas tempat tinggal kita.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa yang disusun oleh salah seorang
anak.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Selalu bersyukur kepada
anugerah tempat tinggal. Tuhan atas tempat tinggal
yang layak.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Merawat tempat tinggal Menyapu halaman rumah.
Membereskan mainan.
Merapikan tempat tidur.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan secara singkat Ceritakan secara singkat kisah 25
tentang kisah Abraham. Abraham dipanggil oleh Allah.
2 Menyebutkan tiga janji Allah Tulislah tiga janji Allah kepada 25
kepada Abraham. Abraham!
3 Menyebutkan manfaat tempat Sebutkan tiga manfaat tempat 25
tinggal. tinggal!
4 Menjelaskan cara-cara merawat Jelaskan cara-cara merawat tempat 25
tempat tinggal. tinggal yang baik!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menggambar tempat tinggal

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menggambar tempat tinggalnya. Hasil gambar. 50
Kerapian dan keserasian. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
belajar merawat tempat tinggal.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Mengapa kita perlu merawat tempat tinggal kita?
2. Apa gunanya tempat tinggal kita?
3. Bagaimana cara memelihara tempat tinggal?

PELAJARAN 22
TETANGGA
Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur atas peran tetangga sebagai anugerah Allah yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan dirinya.
2.7 Bersikap peduli terhadap tempat tinggal dan tetangga sebagai pendukung pertumbuhan dan
perkembangan dirinya.
3.7 Memahami peran tempat tinggal dan tetangga sebagai anugerah Tuhan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan dirinya.
4.7 Melakukan aktivitas dengan melibatkan diri dalam kegiatan lingkungan sosial
masyarakat/komunitas basis untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan dirinya.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur atas anugerah tetangga.
2.7.1 Mengungkapkan rasa peduli pada tetangga.
3.7.1 Menceritakan secara singkat Ams 13:10 dan 22: 24-25 dan 27:10.
3/7/2 Menyebutkan peran tetangga dalam hidupnya.
4.7.1 Berkunjung ke rumah tetangga.

Bahan Kajian
1. Tetangga.
2. Peran tetangga dalam hidup seseorang.
3. Peduli pada tetangga. mkur atas anugerah tetangga.
4. Syukur atas anugerah tetangga.

Sumber Belajar
1. Amsal 13: 10; 22: 24-25; 27:10.
2. Konferensi Waligereja Indonesia. Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta:
Kanisius, 1996.
3. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk 5D kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2010.
4. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2006.
5. Pemahaman dan pengalaman hidup siswa dan guru berkaitan dengar tetangga.
6. Nyanyian "Desaku".

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Cerita, menyanyi, penugasan, tanya-jawab, penjelasan, refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita, teks nyanyian.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Anak kelas II SD sudah mengenal tetangga, terutama teman-temanbermain di rumah.
Manusia merupakan makhluk sosial. Setiap orang membutuhkar! dan dibutuhkan orang lain.
Kebersamaan di suatu tempat tinggal menjadi kebutuhan dasar manusia agar ia dapat tumbuh
dan berkembang.
Betapa pentingnya tetangga dan teman bergaul. Dalam Amsal 27: 10 dikemukakan tetangga
dekat lebih baik daripada saudara jauh. Kita pun dinasihatkan agar berteman dengan orang-orang
yang baik. Amsal menge- mukakanbagaimana pengaruh teman terhadap diri seseorang. "Siapa
bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebai menjadi
malang (Ams. 13: 10). "Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan
seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang
jerat bagi dirimu sendiri (Ams. 22:24-25).
Dalam kebersamaan dengan tetangga, orang merasa aman dan diringankan hidupnya
karena banyak hal dapat dikerjakan secara bersama-sama. Setiap orang memiliki ikatan dengan
tetangga dan masyarakat di mana ia tinggal retangga merupakan anugerah yang harus disyukuri
karena tetangga memungkinkan orang berkembang menjadi lebih baik.
Berhubung dengan hal di atas, pengenalan siswa tentang tetangga perlu diperluas dan
diperdalam sehingga dapat menemukan nilai dari kebersamaan dengan tetangganya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Dalam kebersamaan dengan tetangga, orang merasa aman dan diringankan upnya karena banyak
hal dapat dikerjakan secara bersama-sama. Setiap orang memiliki ikatan dengan tetangga dan
masyarakat di mana ia tinggal. Tetangga merupakan anugerah yang harus disyukuri karena
tetangga memungkinkan orang berkembang menjadi lebih baik.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa. Misalnya:
Allah yang Mahabaik,
Engkau telah menganugerahi kami tetangga.
Bersama para tetangga, kami hidup bersama.
Kami mendapat banyak bantuan dari tetangga
sehingga kami dapat tumbuh dan berkembang.
Berilah rahmat kesehatan dan keselamatan kepada para tetangga
sehingga kami dapat hidup bersama dan memuliakan nama-Mu.
Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Apersepi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu tentang tempat tinggal.
Selanjutnya mengajak siswa secara khusus mendalami tentang tetangga.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar di Buku Siswa halaman 204.

2. Menyanyikan Lagu

Desaku

Desaku yang kucinta


Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah bercerai
Selalu kurindukan
Desaku yang permai

3. Pendalaman
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Bagaimana keadaan tetangga pada gambar di atas?
2. Apakah kalian juga punya tetangga?
3. Bagaimana keadaan desa itu?
4. Siapa saja yang tinggal di desa?
5. Bagaimana perasaan orang yang tinggal di situ?
6. Mengapa desa itu dipuja dan dirindukan?

4. Peneguhan
Di desa itu tinggal ayah bunda dan handai taulan. Handai taulan adalah para tetangga.
Setiap orang hidup bersama dengan orang lain. Setiap keluarga hidup bersama dengan keluarga
lain sebagai tetangga.
Ketika keluarga kita mengadakan acara, tetangga dekat datang membantu bermacam-
macam hal, misalnya memasak, menjadi penerima tamu, dan sebagainya. Ketika keluarga
terkena musibah ada yang sakit mendadak, tetangga dekat akan segera datang membantu untuk
membawa ke rumah sakit. Tetangga membantu setiap orang untuk tumbuh dan berkembang
menjadi orang baik.

5. Menanya
Berdasarkan pendalaman lagu Desaku dan pendalamannya, siswa diminta merumuskan
pertanyaan tentang tetangga, misalnya :
1. Mengapa orang membutuhkan tetangga?
2. Apa saja yang biasa dilakukan para tetangga terhadap aku dan keluargaku?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci


1. Membaca Kitab Suci
"Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman ngan orang bebal
menjadi malang (Ams. 13:10)."
"Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan rang pemarah
supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah unya dan memasang jerat bagi dirimu
sendiri (Ams. 22: 24-25)."
"Jangan kau tinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di ah saudaramu pada
waktu engkau malang. Lebih baik tetangga yang kat, daripada saudara yang jauh (Ams. 27:10)."

2. Pendalaman
Berdasarkan kutipan Kitab Suci tersebut, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan- tanyaan di
bawah ini!
a. Menurut kitab Amsal, apa pentingnya tetangga?
b. Menurut kitab Amsal, apa pengaruh teman?
c. Apa saja yang dilakukan para tetangga terhadap aku dan keluargaku?
d. Mengapa orang membutuhkan tetangga?

3. Peneguhan
Dari pengalaman kita tahu bahwa ketika keluarga kita mengalami masalah, yang pertama-
tama datang membantu adalah tetangga dekat. Maka, kitab Amsal memberi nasihat bahwa tengga
dekat lebih baik daripada saudara jauh.
Teman yang bijak membuat kita bijak. Teman yang bebal membuat kita malang. Teman
yang suka marah membuat kita ikut suka marah. Jadi teman itu berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan kita.
Kita semua membutuhkan orang lain untuk membantu hidup kita. Orang vang pertama-
tama akan membantu ialah tetangga dan teman dekat. Tetangga yang baik akan membuat kita
baik. Demikian juga orang lain membutuhkan kita sebagai tetangga. Karena itu kita harus senang
membantu tetangga dan teman dekat agar kita tumbuh dan berkembang menjadi baik.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak sisiva untuk merenungkan pengalaman mereka tentang tetangga.
1. Bantuan apa saja yang dilakukan tetangga terhadap keluargaku?
2. Bantuan apa saja yang pemah dilakukan teman dekat di rumah terhadap aku?
3. Apa yang terjadi ketika keluarga kita tidak dibantu tetangga?
4. Pemahkah aku mengucapkan terima kasih kepada teman dan tetangga?
5. Pemahkah aku bersyukur kepada Tuhan atas tetangga yang baik?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membangun niat serta mewujudkannya di dalam kehidupan sehari-
hari.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasan yang
menjadi inti dari pelajaran ini.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya :
 Ketika keluarga kita sedang mengadakan acara atau terkena musibah, yang pertama-tama
membantu ialah tetangga dekat, bukan saudara kita yang jauh. Tetangga dekat lebih baik
daripada keluarga yang jauh.
 Kalau kita sakit, teman-teman dekat rumahlah yang pertama-tama menengok.
 Tetangga dan teman dekat rumah sudah banyak berbuat baik, maka kita pun perlu peduli
pada tetangga dan teman-teman dekat rumah.
 Tetangga dan teman dekat rumah membantu kita tumbuh dan berkembang menjadi semakin
baik.
 Kita pantas beryukur kepada Tuhan atas tetangga dan teman-teman dekat rumah yang baik.

Untuk Diingat
Tetangga adalah saudara terdekat kita.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa yang disusun oleh salah seong anak.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan rasa syukur Berdoa bagi tetangga.
atas anugerah tetangga. Berdoa bagi teman-teman
di sekolah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan rasa syukur dan peduli Mengunjungi tetangga yang
kepada tetangga. sedang sakit.
Membantu tetangga yang
mengalami musibah.
Memberi hadiah kepada
teman dekat di rumah pada
waktu ulang tahun.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan secara singkat Ams. Ceritakanlah secara singkat isi kitab 25
13:10; 22: 24- 25; 27:10. Amsal 13:10; 22: 24-25, 27: 10!
2 Menyebutkan peran tetangga Sebutkanlah apa saja yang dilakukan 25
dalam hidupnya. tetanggamu ketika keluargamu
mengadakan acara atau terkena
musibah!
Sebutkan tiga manfaat tempat 25
tinggal!
Bagaimana sikap kita terhadap 25
tetangga?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menulis hasil kunjungan

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan hasil kunjungan Hasil tulisan. 50
ke rumah tetangga. Kerapian hasil tulisan. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain guru
memberi tugas kepada siswa untuk mencari informasi di internet tentang "kisah kebaikan
tetangga", kemudian menulis kesan dan pesannya.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial gan menjawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini :
1. Tulislah teman-temanrnu yang menjadi tetangga di rumahmu!
2. Apa saja yang kalian lakukan sebagai tetangga?
3. Apa pesan dari kitab Amsal 13:10; 22:24-24,27:10?

PELAJARAN 23
HIUDP RUKUN DENGAN TETANGGA

Kompetensi Dasar
1.8 Bersyukur atas kehidupan yang rukun dengan tetangga sebagai perwujudan kasih Allah.
2.8 Peduli untuk memelihara kehidupan yang mkun dengan tetangga sebagai perwujudan kasih
Allah.
3.8 Memahami makna hidup mkun dengan tetangga sebagai bentuk perwujudan kasih Allah.
4.8 Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan pengalaman hidup mkun dengan tetangga,
membuat doa permohonan dengan tema kemkunan dalam persaudaraan sejati) dalam usaha
menjaga kehidupan yang mkun dengan tetangga sebagai perwujudan kasih Allah.

Indikator
1.8.1 Mengungkapkan syukur atas hidup rukun dengan tetangga.
2.8.1 Mengungkapkan rasa peduli untuk hidup rukun dengan tetangga.
3.8.1 Menceritakan secara singkat kisah Luk. 1: 39-56.
3.8.2 Menjelaskan arti hidup rukun dengan tetangga.
4.8.1 Membuat lukisan tentang hidup mkun dengan tetangga.

Bahan Kajian
1. Pengalaman hidup rukun dengan tetangga.
2. Hidup rukun dengan tetangga menurut Mzm. 15:1-5.
3. Arti hidup rukun dengan tetangga.
4. Syukur atas anugerah hidup rukun dengan tetangga.

Sumber Belajar
1. Mazmur 15:1-5.
2. Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta:
Kanisius, 1996.
3. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2010.
4. Komkat KWI. Seri Murid-murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II.
Yogyakarta: Kanisius, 2006.
5. Pemahaman dan pengalaman hidup siswa dan guru berkaitan dengan hidup rukun dengan
tetangga.
6. https://williambudiman.com/2012/05/05/gembala-dan-pemburu/ diakses 20 April 2017.

Pendekatan : Naratif-eksperiensial dan Saintifik..


Metode : Cerita, menyanyi, penugasan, tanya-jawab, penjelasan, refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita, teks nyanyian.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Pada pelajaran sebelumnya sudah dibahas tentang kebaikan-kebaikan tetangga. Hal itu
menunjukkan bahwa kita memerlukan orang lain. Pada pelajaran berikut akan dibahas mengenai
hidup rukun dengan tetangga. Kalau kita sudah menerima kebaikan dari orang lain, sepantasnya
kita pun berbuat baik kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa orang perlu saling membantu
dalam menjalani hidup. Hidup yang saling membantu itulah hidup yang rukun.
Dalam Mzm. 15:1-5 dinasihatkan bagaimana orang hidup bertetangga, yaitu agar kita hidup
tidak bercela, adil, jujur, tidak mencela, tidak memfitnah, tidak mencari riba, tetap memegang
sumpah meskipun rugi, dan tidak menerima suap.
Dalam kebersamaan dengan tetangga, orang merasa aman dan diringankan hidupnya
karena banyak hal dapat dikerjakan secara bersama-sama. Setiap orang memiliki ikatan dengan
tetangga dan masyarakat tempat ia tinggal. Hidup rukun dengan tetangga merupakan anugerah
yang harus yukuri karena kehidupan yang rukun dengan tetangga memungkinkan .g berkembang
menjadi lebih baik.
Anak kelas II tentu sudah punya pengalaman bertetangga. Ia tentu pernah diajak oleh orang
tuanya berkunjung dalam berbagai acara tetangga. Ia pun tentu pernah mengikuti acara
kebersamaan dengan tetangga satu RT atau pung. Pengalaman itu perlu didalami sehingga anak
dapat menemukan dari pengalaman hidupnya bertetangga.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Dalam kebersamaan dengan tetangga, orang merasa aman dan diringan hidupnya karena banyak
hal dapat dikerjakan secara bersama-sama. ap orang memiliki ikatan dengan tetangga dan
masyarakat tempat ia ggal. Hidup rukun dengan tetangga merupakan anugerah yang harus
disyukuri karena kehidupan yang rukun dengan tetangga memungkinkan orang berkembang
menjadi lebih baik.

Doa
Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa. Misalnya:
Ya Allah yang Mahabaik,
Engkau telah menganugerahi kami tetangga.
Bersama para tetangga, kami hidup rukun dan saling membantu.
Kami mendapat banyak bantuan dari tetangga sehingga kami dapat tumbuh dan berkembang.
Berilah rahmat-Mu agar kami pun dapat membantu para tetangga,
sesuai dengan kemampuan kami
sehingga kami dapat semakin rukun dan memuliakan nama-Mu.
Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Apersepi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu tentang tetangga,
selanjutnya mengajak siswa secara khusus mendalami tentang hidup rukun dengan tetangga.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Membaca Cerita
Gembala dan Pemburu

Pada zaman Tiongkok kuno hiduplah seorang gembala domba yang memiliki tetangga
seorang pemburu. Pemburu ini memiliki anjing-anjing ganas yang sering kali meloncati pagar
gembala dan mengejar domba-domba miliknya. Beberapa kali sang gembala ini mengingatkan
tetangganya tentang anjingnya, namun selalu tidak dihiraukan.
Sampai suatu hari anjing pemburu tersebut kembali melompati pagar dan melukai beberapa
domba sang gembala. Kesal dan marah atas kejadian ini, sang gembala langsung pergi ke kota
untuk menemui hakim demi menuntut keadilan.
Hakim mendengarkan seluruh cerita keluh kesah si gembala. Lalu hakim tersebut berkata,
"Saya bisa saja menghukum pemburu tersebut dan memerintahkan dia untuk mengurung dan
merantai anjing-anjing miliknya. Akan tetapi, kamu akan kehilangan seorang teman dan
mendapatkan seorang musuh. Apakah kamu ingin memiliki tetangga yang adalah teman atau
musuh?"
Mendengar pernyataan hakim, sang gembala kemudian merenung sesaat dan menjawab
dengan hati-hati, "Saya tentu memilih memiliki teman. Tetapi bagaimana caranya agar saya tetap
memiliki teman dan saya tidak terus dirugikan?"
"Baik, saya akan memberikan sebuah nasihat yang dapat kamu jalankan sepulang dari
tempat ini," jawab sang hakim. Mendengar nasihat yang di- berikan oleh hakim tersebut, sang
gembala pun setuju dan pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, sang gembala langsung memilih tiga ekor domba terbaik yang
dimilikinya dan diberikan kepada tiga anak lelaki tetangganya itu. Anak-anak tersebut sangat
bersukacita dengan pemberian ini dan mulai bermain bersama domba barunya. Sang pemburu,
demi melindungi peliharaan baru anaknya itu, mulai mengurung anjing-anjing pemburunya.
Sejak saat itu sang gembala tidak pernah diganggu lagi oleh anjing-anjing buas si pemburu.
Di samping itu, demi menunjukkan rasa terima kasihnya kepada sang gembala atas
pemberiannya, sang pemburu sering membagikan hasil bu- ruannya kepada sang gembala.
Karena merasa senang dengan sikap baik tetangganya, sang gembala pun sering membagikan
susu, keju, dan wol dari il ternaknya. Sang gembala dan pemburu pun menjadi tetangga yang
lebih kat dan baik dari sebelumnya. Mereka hidup rukun sebagai tetangga dan g membantu.
Dikutip dengan sedikit adaptasi dari : https://ivilliambudiman.eom/2012/05/05/gembala-dan-pemburu/diakses 20 April 2017.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa mendalami cerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana kesanmu terhadap cerita di atas?
2. Apa yang dialami si gembala atas anjing pemburu?
3. Apa yang dilakukan oleh gembala kepada si pemburu pada awalnya? Bagaimana hasilnya?
4. Apa nasihat hakim kepada si gembala?
5. Setelah melakukan nasihat hakim, apa yang dialami gembala dan pemburu?
6. Bagaimana pengalamanmu dalam hidup bertetangga?
7. Gambarkan suasana hidup rukun dengan tetangga di tempat tinggalmu!

3. Peneguhan
Cerita di atas sungguh menarik. Gembala yang baik mengalami hal yang kurang baik.
Dombanya sering diserang anjing pemburu. Suatu kali tiga dombanya diserang anjing pemburu
dan luka.
Gembala itu sudah mengingatkan si pemburu. Namun, pemburu itu tidak memperhatikan
sehingga gembala pergi ke kota untuk menghadap hakim. Hakim menjawab bahwa ia dapat
menghukum pemburu, tetapi gembala akan mendapat musuh, bukan teman. Mana yang dipilih,
mendapat teman atau musuh? Gembala pun memilih ingin mendapat teman. Lalu gembala itu
dinasihati oleh hakim.
Sesuai nasihat hakim, gembala memberikan tiga domba kepada anak-anak si pemburu.
Agar domba anaknya itu tidak diserang anjingnya, pemburu itu mengikat anjingnya. Pemburu
pun memberikan hasil buruannya sebagai ucapan terima kasih.
Gembala pun sering membagikan hasil ternaknya sehingga keduanya hidup rukun sebagai
tetangga. Kita pun tentu pernah mengalami hal yang sama. Ketika keluarga kita punya sesuatu,
sebagian diberikan kepada tetangga. Demikian juga tetangga. Kalau mereka mendapatkan
sesuatu, mereka membaginya dengan keluarga kita.

4. Menanya
Berdasarkan pendalaman cerita gembala dan pemburu di atas, rumuskan pertanyaan tentang
hidup rukun dengan tetangga, misalnya:
1. Apa artinya hidup rukun dengan tetangga?
2. Untuk apa kita perlu rukun dengan tetangga?
3. Apa yang perlu dilakukan agar kita hidup rukun dengan tetangga?

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Membaca Kitab Suci


Para siswa diajak untuk membaca Mzm. 15:1-5.
1. Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-
Mu yang kudus?
2. Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan
kebenaran dengan segenap hatinya.
3. Yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya
dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya.
4. Yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan
Tuhan; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.
5. Yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan
orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.

2. Pendalaman
Berdasarkan kutipan Mazmur di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sudah kamu
ajukan dalam kelompok:
a. Menurut kitab Mazmur di atas, apa yang harus dilakukan kepada tetangga?
b. Untuk apa kita melakukan itu pada tetangga?
c. Apa artinya hidup rukun dengan tetangga?

3. Peneguhan
Dalam kitab Keluaran, Tuhan Allah pernah menampakkan diri dalam bentuk awan di atas
Gunung Sinai kepada Musa. Karena itu, Gunung Sinai dianggap sebagai gunung suci. Di atas
Gunung Sinai, Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan bangsa Israel. Perjanjian itu disebut
Sepuluh Perintah Allah. Sepuluh perintah Allah itu ditulis dalam dua lempeng batu. Dua lempeng
batu itu dimasukkan ke dalam peti atau tabut. Tabut itu dibawa oleh bangsa Israel dalam
perjalanan menuju tanah Kanaan. Ketika beristirahat, bangsa Israel mambangun kemah. Tabut
perjanjian di taruh di kemah khusus. Maka, dalam Mazmur ditanyakan: Tuhan, siapa yang boleh
diam atau tinggal di kemah-Mu? Siapa yang boleh tinggal di gunung-Mu yang suci? Artinya,
siapa yang boleh tinggal bersama Allah?
Yang boleh tinggal di kemah Allah ialah orang yang berbuat baik kepada tetangganya.
Orang yang baik kepada tetangga itu ialah orang-orang yang tidak bercela, orang yang adil, jujur,
tidak mencela, tidak memfitnah, tidak mencari riba terhadap tetangganya, dan tidak menerima
suap melawan orang yang bersalah.
Bukan kita saja yang berbuat baik kepada tetangga. Tetangga pun berbuat baik kepada kita.
Saling berbuat baik itulah rukun. Saling membantu itulah rukun. Tidak saling mencela itulah
rukun.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalaman mereka tentang hidup rukun dengan tetangga.
1. Apa yang pernah aku lakukan untuk teman-teman dekat rumahku?
2. Apa yang pernah dilakukan keluargaku terhadap keluarga tetangga?
3. Bantuan apa saja yang dilakukan tetangga terhadap keluargaku?
4. Bantuan apa saja yang pernah dilakukan teman dekat rumah terhadap aku?
5. Apa yang kurasakan jika antartetangga saling berbuat baik?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk membangun niat serta mewujudkannya di dalam kehidupan sehari-
hari.

Penutup
Guru memberi rangkuman dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali gagasar. yang
menjadi inti dari pelajaran ini.

Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya :
 Hidup rukun dengan tetangga ialah saling membantu, saling berbuat bail
 Dengan hidup rukun kita akan merasa senang dan damai.
 Dengan hidup rukun kita akan diterima di kemah Tuhan.
 Kita harus berbuat baik dan membantu tetangga.
 Kita patut bersyukur atas anugerah hidup rukun dengan tetangga.

Untuk Diingat
Rukun dan saling membantu dengan tetangga.

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa yang disusun oleh SuJtk seorang
anak.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
c. Teknik : Observasi
d. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan rasa syukur Berdoa agar selalu hidup
atas hidup rukun dengan rukun dengan tetangga.
tetangga.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan rasa peduli untuk hidup Berterima kasih atas
rukun dengan tetangga. bantuan tetangga.
Memaafkan teman yang
berbuat salah.
Membantu tetangga yang
terkena musibah.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan secara singkat Mzm. Ceritakan secara singkat isi Kitab 25
15:1-5. Mazmur 15:1-5!
2 Menjelaskan arti hidup rukun Jelaskan apa artinya hidup rukun 25
dengan tetangga. dengan tetangga?
Untuk apa kita hidup rukun dengan 25
tetangga?
Apa saja yang perlu dilakukan agar 25
kita dapat rukun dengan tetangga?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat lukisan
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Membuat lukisan tentang hidup Hasil lukisan. 50
rukun dengan tetangga di tempat Kerapian dari lukisan.
tinggalnya. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Sebagai pengayaan, guru dapat memberi tugas kepada siswa. Misalnya. mencari kisah
menarik di internet tentang "hidup rukun dengan tetangga' kemudian menulis kesan dan
pesannya.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apa artinya hidup rukun dengan tetangga?
2. Apa yang dilakukan agar kita tetap rukun dengan tetangga?
3. Ceritakan secara singkat isi kitab Mazmur 15:1-5!

Anda mungkin juga menyukai