Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eknanda Rizki Maulana

Kelas : 9D
No. : 11
Latihan Soal 1 Teks Cerita Pendek
Bacalah cerita pendek berikut, untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
KEBAIKAN MEMBAWA KEBERKAHAN

“Ayah, aku ingin sekali bisa bersekolah seperti teman-teman seusiaku”, keluhku kepada
Ayah.
“Iya Nak, Ayah tahu kamu mau sekolah, tapi mau bagaimana lagi, Ayah belum punya
cukup uang untuk menyekolahkan kamu” terang Ayah kepada anaknya dengan nada memelas.
Dengan wajah yang sedih dan kecewa anaknya pun langsung masuk ke kamar. Di dalam
kamar anaknya pun mengeluh sambil menangis meratapi nasibnya, “Mengapa aku tidak bisa
sekolah seperti mereka? Andai saja ayah punya uang cukup pasti aku bisa sekolah.” Ya Allah
bantu aku, aku ingin sekali seperti teman-temanku yang lain bisa bersekolah. Tiba-tiba ayah
datang menghampiriku, “Nak ayah tahu perasaan kamu, ayah janji ayah akan bekerja lebih
keras dan giat lagi untuk membiayaimu agar kamu bisa masuk sekolah” kata Ayah.
“Benarkah Yah??” Tanyaku tak menyangka.
“Iya, benar Nak. tapi Ayah tidak berani berjanji namun akan ayah usahakan, kamu tahu
pekerjaan ayah hanya seorang tukang becak yang penghasilannya tidak bisa menentu,
jangankan untuk sekolahmu untuk makan sehari-hari saja masih tidak cukup. Karena ibumu
sudah meninggal jadi ayah hanya mencari nafkah sendiri nak, karena itu kamu harus bisa
sedikit mengerti kondisi ayah.”
“Baik Yah, aku pun dengan senang hati akan membantu ayah untuk mengumpulkan
uang.” Setelah itu, aku pergi ke rumah temanku untuk belajar. Temanku selalu mengajarkan
aku, karena dia tahu aku ingin sekali sekolah namun aku tidak ada biaya untuk sekolah seperti
dirinya, temanku pun sangat senang mengajarkan aku belajar karna semangat belajarku sangat
tinggi.
Saat di perjalanan aku bertemu dengan seorang anak kecil yang tersesat. “Adik mau
kemana?” tanyaku kepada anak kecil itu. 
“Hmmm..hmmmm…” anak kecil itu menangis.
“Kenapa kamu menangis dik?” tanyaku kepada anak kecil itu.
“Aku tersesat Kak, aku tidak tahu jalan pulang…hmmm…hmmmm…”
“Aku tadi pergi dengan ibu tapi aku tidak tahu ibuku sekarang di mana Kak.”
“Oh ya sudah kalau begitu kamu ikut aku saja pulang ke rumah terlebih dahulu, nanti aku akan
bantu kamu mencari ibumu.”
“Terima kasih ya kak.” Kata anak itu kepadaku.
Akhirnya akupun pulang dengan anak kecil itu ke rumah, gara-gara anak kecil itu aku
tidak jadi belajar di rumah temanku.
“Dik ini rumahku, semoga kamu senang tinggal di sini untuk sementara waktu” kataku kepada
adik kecil itu.
“Iya Kak, aku pasti senang sekali tingal di sini” kata adik kecil itu sambil tersenyum.
Esok siangnya aku kembali pergi ke rumah temanku untuk belajar, namun saat di
perjalanan aku bertemu dengan seorang ibu-ibu yang sedang kebingungan. “Permisi Bu, kalau
saya boleh tahu apa yang sedang ibu cari di sini?” Tanya saya kepada ibu tersebut.
“Ibu sedang mencari anak ibu yang hilang dari kemarin Nak.” Sahut ibu itu kepadaku.
“Owh..mari bu ikut denganku, kemarin ada seorang adik kecil yang menangis mencari ibunya
dan tidak tahu jalan pulang karena itu aku ajak dia untuk tinggal sementara di rumahku,
mungkin adik kecil itu anak yang ibu maksud.”
“Baiklah Nak, ibu mau ikut ke rumahmu.”
tok…tok…tok…
“Iya tunggu sebentar” sahut ayah dari dalam rumah.
Tak lama kemudian ayah keluar bersama adik kecil itu dan ternyata benar bahwa adik kecil
itulah yang dimaksud oleh si ibu.
“Terima kasih ya Pak sudah menemukan dan menjaga anak saya. Sebagai ganti balas budi
ambillah uang ini Pak” Kata si ibu.
“Sama-sama Bu, tapi ini tidak perlu Bu kami ikhlas menolong dan menjaga anak ibu.” Kata
ayah.
“Tapi saya juga ikhlas memberikan uang ini untuk bapak dan keluarga.” Kata si ibu.
“Baiklah Bu, kalau begitu saya terima uangnya. Saya ucapkan terima kasih atas kebaikan hati
ibu pada keluarga saya.” Kata ayah pada ibu tersebut.
“Semoga uangnya bermanfaat ya Pak.”
“Iya Bu, uang ini akan saya gunakan untuk mendaftarkan anak saya masuk ke sekolah.” Kata
ayah.
“Benarkah Yah?” Tanyaku dengan nada yang riang.
“Benar Nak, uang ini akan digunakan untuk mendaftarkan kamu masuk sekolah agar kamu
bisa bersekolah seperti teman-temanmu.”
“Terima kasih ya Bu, berkat ibu aku bisa bersekolah.”
----------

1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur pembangun dari cerpen di atas!


No Unsur Instrinsik Penjelasan
1 Tema Budi pekerti
2 Latar tempat:Disuatu jalan ,Rumah si anak/tokoh utama , di rumah
teman
Latar waktu:siang hari
Latar suasana :sedih dan Bahagia
Sedih(“Iya Nak, Ayah tahu kamu mau sekolah, tapi mau bagaimana
lagi, Ayah belum punya cukup uang untuk menyekolahkan kamu”
terang Ayah kepada anaknya dengan nada memelas. Dengan wajah
yang sedih dan kecewa anaknya pun langsung masuk ke kamar. Di
dalam kamar anaknya pun mengeluh sambil menangis meratapi
nasibnya,)
Latar Bahagia (Baiklah Bu, kalau begitu saya terima uangnya. Saya ucapkan
terima kasih atas kebaikan hati ibu pada keluarga saya.” Kata ayah
pada ibu tersebut.
“Semoga uangnya bermanfaat ya Pak.”
“Iya Bu, uang ini akan saya gunakan untuk mendaftarkan anak saya
masuk ke sekolah.” Kata ayah.
“Benarkah Yah?” Tanyaku dengan nada yang riang.
“Benar Nak, uang ini akan digunakan untuk mendaftarkan kamu
masuk sekolah agar kamu bisa bersekolah seperti teman-temanmu.”
“Terima kasih ya Bu, berkat ibu aku bisa bersekolah.”)
3 Ayahnya tokoh utama ,aku (tokoh utama) ,anak kecil,ibunya si anak
Tokoh
kecil.
4 -Ayahnya tokoh utama berwatak pekerja keras sabar menghadapi
cobaan untuk menafkahi anaknya.
-Aku (tokoh utama):baik hati , pantang menyerah,dan suka menolong.
Penokohan
-Ibu si anak kecil:Baik hati, dermawan dan suka berbalas budi.
-Anak kecil: baik hati,dan tidak mudah takut sama orang yang mau
menolongnya
5 Alur maju karena diawali dengan perkenalan masalah yang berupa
Alur tidak bisa sekolah sampai ke penyelesaiaan nya dan sampai dia bisa
sekolah. Dimulai dari sedih dan berakhir Bahagia
6 Sudut Pandang Orang pertama karena menggunakan “aku”
7 Kita harus berbuat baik kepada siapa saja dan dimana saja dengan
ikhlas,karena berbuat baik dengan tulus dan ikhlas pasti ada
Amanat
keberkahan atau maanfaat dibalik kebaikan yang kita lakukan kepada
orang lain.
8 -Majas hiperbola/ melebih lebihkan : (terang Ayah kepada anaknya
dengan nada memelas. Dengan wajah yang sedih dan kecewa anaknya
pun langsung masuk ke kamar. Di dalam kamar anaknya pun mengeluh
sambil menangis meratapi nasibnya,)
-Majas simile: (Ayah, aku ingin sekali bisa bersekolah seperti teman-
Gaya Bahasa teman seusiaku)
-Gaya Bahasa aliterasi: (jangankan untuk sekolahmu untuk makan
sehari-hari saja masih tidak cukup)
-Gaya Bahasa repetisi: (Akhirnya akupun pulang dengan anak kecil itu
ke rumah, gara-gara anak kecil itu aku tidak jadi belajar di rumah
temanku)

2. Setelah kalian membaca dan mempelajari teks cerita pendek tersebut, simpulkanlah unsur
pembangun teks cerpen dengan bukti yang mendukung! (dalam bentuk paragraf)
KESIMPULAN
Tema dari teks cerpen tersebut adalah budi pekerti sebab mengajarkan paada pembaca
tentang mamfaat tolong menolong. Latar dalam teks tersebut adalah ;Latar tempat:Disuatu jalan
,Rumah si anak/tokoh utama,dirumah teman;Latar waktu:siang hari;Latar suasana :sedih dan
Bahagia.Tokoh tokoh dalam teks tersabut ada 4 yaitu (aku /tokoh utama,ayah,anak kecil,ibunya
anak keci). Tokoh tokoh tersebut memiliki watak atau sifat,dari cerpen diatas tokoh ayah
mempunyai watak pekerja keras sabar menghadapi cobaan, si tokoh utama memiliki watak baik
hati , pantang menyerah,dan suka menolong, si ibu memiliki watak baik hati dan juga suka
berbalas budi, si anak kecil memiliki watak baik hati dan tidak mudah takut sama orang yang
mau menolong.
Cerpen diatas memiliki alur maju yang dimulai dengan perkenalan masalah yang berupa
tidak bisa sekolah sampai ke penyelesaiaan nya dan sampai dia bisa sekolah. Dimulai dari sedih
dan berakhir Bahagia.Sudut pandang dalam teks cerpen diatas mengguanakan sudut pandang
orang pertama karena si tokoh utama menggukan aku/saya.Amanatnya menurut saya sangat
bagus karena mengajarkan kita untuk saling tolong menolong sesama manusia dengan ikhlas
dan demi mencapai sesuatu yang baik serta menggapai rida allah. Serta gaya Bahasa dalam teks
tersebut Majas hiperbola/ melebih lebihkan : (terang Ayah kepada anaknya dengan nada
memelas. Dengan wajah yang sedih dan kecewa anaknya pun langsung masuk ke kamar. Di
dalam kamar anaknya pun mengeluh sambil menangis meratapi nasibnya,),Majas simile: (Ayah,
aku ingin sekali bisa bersekolah seperti teman-teman seusiaku),Gaya Bahasa aliterasi:
(jangankan untuk sekolahmu untuk makan sehari-hari saja masih tidak cukup),Gaya Bahasa
repetisi: (Akhirnya akupun pulang dengan anak kecil itu ke rumah, gara-gara anak kecil itu aku
tidak jadi belajar di rumah temanku).

Anda mungkin juga menyukai