Anda di halaman 1dari 46

BAHAN PENDALAMAN IMAN

KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA

OLEH

NAMA : ADELINA BETE


SEMESTER : 1A
NIM : 13.7120.R
TUGAS : KATEKESE DASAR

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO PETRUS


KEUSKUPAN ATAMBUA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN
KATOLIK
2020/2021

KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA


i
Disusun sebagai tugas katekese dasar Program Studi
Pendidikan Agama Katolik Tahun Akademik 2020/2021

Telah Diterima Dan Dinyatakan Memenuhi Persyaratan


Disetujui di : Kefamenanu
Pada Tanggal : 22 Desember 2020

Mengetahui
Dosen pengasuh Mata Kuliah Mahasiswa

Rm.Kristophorus Ukat.,S.Fil.,M.Th Adelina Bete


NIDN: 2173067801 NIM: 1371.20.R.

KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas penyertaan-Nya penulis dapat
menyusun tugas katekese dasar ini. Ada kebanggaan tersendiri
yang dirasakan oleh penulis, jika tugas katekese ini dapat
diselesaikan dengan baik dan dengan keterbatasan penulis,
maka cukup banyak hambatan rasa kurang percaya diri dalam
menyusun katekese ini.
Tema umum dalam bahan katekese ini adalah
“KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA”. Tujuan dari
tema ini adalah:
Secara umum agar masyarakat sebagai warga negara
Indonesia menetahui kejahatan dan tindakan ketidakadilan
sosial yang sedang terjadi di Indonesia serta di lingkungan
sekitarnya.
Secara khusus agar pemuda-pemudi menyadari bahwa
kehidupan mereka sangat berperan penting bagi negara
Indonesia untuk mengatasi masalah ini. Karena pemuda-
pemudi merupakan harapan dari pada banggsa ini
kedepannya.
Tema ini merupakan sebuah tema yang menarik karena
mengandung tugas perutusan dan tanggung jawab terhadap
masalah-masalah korupsi, kejahatan dan ketidak-adialan
sosial, yang sedang terjadi di Negara Indonesia saat ini. Tema
ini dijabarkan lagi menjadi tiga sub tema untuk tiga katgori
yakni: Anak-anak, orang muda, dan orang tua.
Tiga sub tema tersebut antara lain:
Pertama : Korupsi Itu Dosa
Kedua : Bangkit Bersama Membangun Budaya
Bebas Korupsi
Ketiga : Korupsi Sebagai Kejahatan Sistematik

iii
Metode yang digunakan untuk mendalami Sabda Tuhan
dalam bahan katekese ini: Metode Lectio Devina. Selamat
merenungkan Sabda Allah semoga Sabda Allah menjadi
terang dan inspirasi dalam hidup setiap hari.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima
kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan buku katekese ini, maka dengan segala
kerendahan hati penulis mempersembahkan kepada:
1. Rm. Kristophorus Ukat, S.Fil.M.Th (selaku

Dosen pengasuh mata kuliah katakese dasar)


2. Kepada teman-teman yang sudah membantu

penulis dalam menyelesaikan bahan katekese


ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
banyak terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk memperbaiki tulisan selanjutnya.
Semoga bermanfaat.

Kefamenanu, 22 Desember 2020

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................... iii
iv
DAFTAR ISI.................................................................. iv
PENDAHULUAN
KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA....................... 1
PERTEMUAN PERTAMA:
KORUPSI ITU DOSA................................................... 10
PERTEMUAN KEDUA:
Bangkit bersama membangun budaya bebas korupsi.... 18
PERTEMUAN KETIGA:
Korupsi sebagai kejahatan sistematik............................ 27
LAMPIRAN DATA...................................................... 39
SUMBER....................................................................... 40

v
KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA
1. Pendahuluan
Untuk memenuhi tuntutan matakuliah katekese dasar,
maka dari dosen pengampuh memberikan tugas. Dalam tugas
katekese dasar kami beberapa orang mendapat tugas
kelompok untuk mengakses di media sosial mengenai
Omnibus Law kami menemukan tema yang di atas (Korupsi:
Kejahatan Manusia).

Kamis, 14 Januari 2021 saya mengakses di


www.kompas.com Opini, suaradewata.com Hingga saat ini
masih saja terdengar kabar bahwa Omnibus Law itu akan
menghapus pasal pidana bagi perusahaan yang melanggar hak
prakerja?
Bahkan, ada banyak isu hoaks yang menyatakan bahwa
Omnibus Law menggunakan basis hukum administratif,
sehingga para pengusaha atau pihak lain yang melanggar
aturan hanya dikenakan sanksi berupa denda. Apa benar
demikian?
Omnibus Law merupakan gagasan Presiden RI Joko
Widodo untuk mengatasi permasalahan rumitnya perizinan
dan tumpang tindihnya peraturan yang bisa menghambat
investasi. Omnibus Law tersebut dibuat dalam bentuk undang-

1
undang yang pembentukannya berdasarkan ketentuan
pembuatan peraturan perundang-undangan. Terdapat 3 (tiga)
klaster undang-undang dalam rangcangan Omnibus Law yaitu
RUU cipta lapangan kerja, RUU perpajakan, dan RUU
pemberdayaan masyarakat. UU Omnibus tersebut akan
menggantikan sebagian atau seluruhnya dari undang-undang
yang saat ini telah ada dan terkait dengan klaster dari UU
Omnibus tersebut. Kendala yang dihadapi dalam
pembentukan UU Omnibus adalah masih belum pahamnya
anggota DPR dalam menyusun UU Omnibus sehingga perlu
adanya perhatian khusus dan padatnya agenda dari para
anggota DPR dapat menjadi faktor penghambat lambatnya
pembentukan UU Omnibus law.
Pengertian kodifikasi dalam KBBI dan Black’s Law
Dictionary memiliki kesamaan yaitu kumpulan aturan
undang-undang untuk dijadikan dalam satu kitab. Upaya
mengkodifikasi sebatas mengumpulkan aturan perundang-
undangan yang sudah ada untuk dijadikan dalam satu kitab
yang awalnya terbesar dalam beberapa undang-undang
selanjutnya dijadikan dalam satu kitab/buku.
Omnibus Law dikenal di Indonesi setelah Presiden RI
menyampaikannya dalam pidato kenegaraan pada
pelantikannya sebagai Presiden di hadapan sidang MPR pada
20 Oktober 2019. Omnibus law telah menyita perhatin
masyarakat karena tujuan dari Omnibus Law untuk
menggantikan undang-undang yang ada sebelumnya dengan
undang-undang baru.
Latar belakang munculnya ide Omnibus Law adalah
kerumitan untuk berinvestasi di Indonesia. Kerumitan tersebut
2
muncul dalam beberapa hal yaitu perijinan, perpajakan,
pengadaan tanah, dan aspek lainnya yang terkait dengan
investasi. Kehadiran Omnibus Law tersebut diharapkan dapat
memudahkan investor untuk berinvestasi.
Adapun manfaat investasi bagi negara adalah:
 Mendapatkan modal baru untuk membantu

pemerintah membangun infastruktur


 Membuka lapangan kerja

 Kemajuan bidang tertentu

 Meningkatkan pemasukan Negara

 Perlindungan Negara.

2. Korupsi Itu Dosa


Indonesia pada beberapa dekade terakhir ini selalu
berada pada posisi 3 besar negara terkorup di Asia dan No.6
untuk tingkat dunia. Korupsi di Indonesia sudah menggurita,
berkembang biak secara masif, sismtematik, bahkan sistemik.
Ironis memang. Di satu sisi, Indonesia menyatakan dirinya
sebagai bangsa yang religius. Rumah-rumah ibadat terus
dibangun, umatNya pun nampaknya taat beribadat. Namun di
sisi lain, Indonesia dikenal pula sebagai bangsa yang gemar
melakukan korupsi secara berjemaah. Coba bayangkan, 80%
Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota), berurusan
dengan KPK. Belum dari kalangan legislatif (DPR/DPRD)
serta yudikatif (polisi, hakim, jaksa, dll). Di salah satu
wilayah Indonsia Timur misalnya, seluruh anggota DPRD
dijebloskan dalam rumah tahanan, karena mereka melakukan
korupsi APBD secara massal. Lebih memprihatinkan lagi,
Kementerian Agama yang mengurus soal moral keagamaan

3
dinobatkan sebagai salah satu institusi negara paling korup di
Indonesia.
Korupsi di Indonesia menyangkut mentalitas dan budaya
bangsa yang sudah lama mengakar. Budayawan sekaligus
sang begawan media, Mochtar Lubis, tahun 1977
menggambarkan salah satu ciri manusia Indonesia adalah
suka menerabas alias suka mengambil jalan pintas, selain suka
berbohong, dan senang percaya takhayul. Semua ini, menurut
Mochtar Lubis, merupakan mentalitas pendukung tindakan
korupsi. Nah, budaya korupsi ini dapat ditelusuri dari
kebiasaan masyarakat bangsa ini sejak dahulu yang suka
menyuap pejabat tinggi atau atasan dengan cara dan nama
yang diperhalus, seperti pemberian upeti (gratifikasi) bahkan
disamarkan melalui parsel pada hari-hari raya keagamaan.
Suap merupakan bibit tindakan korupsi. Sulit dihindari jika
seorang pejabat birokrasi yang telah menerima suap atau upeti
atau parsel, lalu tidak menyalahgunakan jabatannya untuk
membantu apa yang dimaui oleh sang pemberi upeti atau
pemberi suap.
Upaya mendidik antikorupsi mesti dilakukan secara
sistematis dan komprehensif. Pertama, dengan model
pendidikan yang menyenangkan. Masa kanak-kanak adalah
masa bermain. Berbagai perangkat dapat dioptimalkan
sebagai pendekatan, seperti permainan, lagu, cerita
bergambar, dongeng, komik, dan lainnya. Kedua, dengan
pendekatan yang sinergis melalui pendidikan agama dan
budaya. Kejujuran merupakan bagian utama dalam ajaran
agama apapun dan nilai budaya. Pendidikan ini penting
menyisipkan penanaman nilai kejujuran dan anti korupsi.
4
Ketiga, dengan keteladanan. Contoh atau teladan sangat
berharga bagi anak dibandingkan dengan banyaknya teori-
teori yang didengarkannya. Kejujuran penting ditanamkan
melalui keteladanan orang-orang di sekitarnya. Upaya ini
mesti melibatkan semua unsur, baik orang tua, pemerintah,
guru, lembaga pendidikan serta stake holders lainnya. Orang
tua sebagai pendidik yang pertama dan utama bertanggung
jawab penuh atas pendidikan anak-anaknya di keluarga.
Orang tua harus menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam diri
anak melalui keteladanan atau kesaksian hidup secara nyata.
Artinya bahwa orang tua tidak boleh mengajarkan
kebohongan atau ketidakjujuran pada anak. Misalnya orang
tua berpesan pada anak bahwa apabila ada orang yang
bertamu, anak disuruh berkata bohong bahwa orang tua tidak
ada di rumah. Selain keluarga, pemerintah juga mempunyai
tanggung jawab secara makro dalam pendidikan anti korupsi
dengan menyiapkan fasilitas dan kurikulum berbasis karakter
di sekolah.
3. Bangkit Bersama Membangun Budaya Korupsi
Korupsi adalah kejahatan yang luar biasa yang
berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Korupsi
merupakan akar dari penyebab utamanya ketidak makmuran
dan keadilan suatu bangsa negara, yang berdampak pada
perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan sistem tatanan sosial
kemasyarakatan, yang paling penting dampak yang sangat
fatal adalah merusak harkat martabat suatu bangsa dalam
pergaulan internasional, maka Orang Muda Katolik berperan

5
untuk memberantas korupsi yang sudah menjadi buaya atau
tradisi di indonesia.
Tak bisa dipungkiri bahwa pemuda merupakan suatu
elemen bangsa yang menjadi garda terdepan dalam
menciptakan perubahan-perubahan bangsa. Berbicara tentang
pemuda, sekat formal negeri ini membatasi rentang umur
pemuda dalam kisaran umur 16-30 tahun, sebagaimana
tertuang di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan. Tak seperti diawal munculnya yang lebih
bernuansa fisik, dalam konteks kekinian perjuangan pemuda
hari ini adalah mengisi kemerdekaan. Mengisinya dengan
menjadi bagian dari solusi dari setiap permasalahan negeri ini.
Sebagaimana masalah bangsa yang paling umum terjadi hari
ini adalah soal korupsi, pemuda wajib memerangi itu dengan
komitmen dan kesadaran yang tulus. Seperti pemuda dimasa
lampau kala melawan segala musuh bangsa dan menorehkan
tinta emas, pemuda hari ini harus mampu memberantas
korupsi.
4. Korupsi Sebagai Kejahatan Sistematik
Korupsi bukan hal baru di Indonesia ibarat virus kanker
yang sedikit demi sedikit mulai menggerogoti kehidupan
berbangsa dan bernegara. Setidaknya, daya tular yang
dimilikinya telah membuat korupsi menjalar dan tumbuh
subur hampir di semua tempat. Secara horizontal, bila dahulu
korupsi hanya terjadi di satu ranah kekuasaan (eksekutif) saja,
kini korupsi juga ditemukan di lembaga legislatif dan
yudikatif. Sedangkan secara vertikal, era otonomi daerah telah
menggeser praktek korupsi dari korupsi terpusat menjadi
korupsi terdesentralisasi. Realitas inilah yang kemudian
6
menimbulkan sikap apatis masyarakat terhadap berbagai
upaya pemerintah dalam memerangi korupsi, karena ternyata
belum ditemukan obat yang mujarab untuk memberantasnya.
Ironis memang, pada satu sisi pemerintah telah berupaya
semaksimal mungkin memberantas korupsi, namun di sisi lain
korupsi tetap merajalela. Pemberantasan korupsi seakan
berada pada dua sisi yang saling bertentangan tapi satu sama
lain tak dipisahkan. Pada satu sisi semakin banyak orang yang
membenci korupsi, tapi di sisi lain tidak sedikit pula yang
“diam-diam” merindukannya. Mengapa korupsi sulit
diberantas?
Sejarah korupsi di Indonesia berakar sejak zaman
kolonial Belanda terutama dengan pembubaran perusahaan
dagang kolonial Veerediging Oost-Indie Compagnie (VOC)
yang menandai intervensi langsung pemerintah pada urusan
bisnis di Negara jajahan. Korupsi dilakukan oleh pegawai
Negara di hindia belanda terdorong oleh beberapa factor.
Factor-faktor tersebut antara lain gaji yang rendah, lemahnya
kontrol sosial, terbukanya peluang dalam perdagangan antar
pulau dan hampir tiadanya pengawasan efektif oleh
pemerintah kerajaan Belanda dan administrasi kolonial di
Jawa. Pembubaran sistem perusahaan perdagangan dan
digantikan dengan sistem Gubernur Jendral sebagai pelaksana
administrasi kolonial di Hindia Belanda telah memperburuk
situasi karena para pegawai baik yang berasal dari Eropa
maupun kaum pribumi cenderung melakukan penyalahgunaan
wewenangnya.
Korupsi sistematis memerlukan pendekatan yang
sistematis dan perubahan-perubahan radikal, misalnya dengan
7
melakukan pemisahan kekuasaan, reformasi sistem peradilan,
ada kontrol dan perimbangan, keterbukaan, dan lain-lain. Jadi,
pembentukan lembaga anti korupsi yang baru seperti KPK
dan Timtastipikor, pembentukan lembaga pengawas
pemberantasan korupsi, pembentukan pengadilan khusus
korupsi, penegakan hukum terhadap para koruptor tanpa
pandang bulu, merevisi atau membuat peraturan perundang-
undangan baru tentang pemberantasan korupsi, dan lain
sebagainya, hanyalah sebagian dari upaya pemberantasan
korupsi yang menggunakan pendekatan sistematis.
Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya
diri yang secara langsung merugikan negara atau
perekonomian negara. Jadi, unsur dalam  perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang
Negara untuk kepentingannya.

Sumber: Swara Gender: Media Komunikasi Sekretariat


Gender dan Pemberdayaan Perempuan-KWI Edisi
67/Thn.XIX/Juli-September 2014
Sumber: http://www.dokpenkwi.org/2017/05/31/nota-pastoral-
kwi-2017-mencegah dan-memberantas-korupsi/.
Nurul Huda Penulis adalah mantan sekretaris umu HMI-
MPO Cabang Leba

8
Daniel Boli Kotan, adalah satf Komkat KWI, editor dan
penulis buku Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar,
Menengah serta Perguruan Tinggi

9
PERTEMUAN PERTAMA
KORUPSI ITU DOSA

Teks Kitab Suci: Keluaran 20:15-17


Kelompok Atau Sasaran: Ditujukan Kepada Anak-Anak
Tujuan:
 Secara umum untuk memberikan pemahaman
tentang ancaman hukuman apabila seorang
melakukan tindak pidana korupsi. Sehingga
anak-anak takut untuk melakukan perbuatan
korupsi.
 Secara khusus agar anak-anak memiliki
karakter jujur, peduli, mandiri, dan disiplin
sejak usia dini.
Gagasan pokok/Pemikiran Dasar
Korupsi adalah perilaku tidak jujur dari seseorang karena
mencuri uang negara, uang rakyat untuk kepentingan pribadi.
Jujur berarti tulus hati, tidak curang terhadap diri sendiri dan
tidak curang terhadap orang lain. Kejujuran merupakan
keselarasan antara kata hati dan kata yang diucapkan, antara
kata yang diucapkan dan sikap serta perbuatan nyata. Sebagai
orang Kristen tentu saja kita dinasihati untuk selalu bersikap
jujur. Yesus menandaskan: “Jika berkata ‘ya’ hendaknya ‘ya’,
jika berkata ‘tidak’ hendaknya ‘tidak’; apa yang lebih dari
pada itu berasal dari si jahat (bdk.Mat 5:37). Untuk konsisten
dengan sikap jujur itulah, maka terhadap orang yang munafik
10
seperti kaum farisi, Yesus bersikap sangat tegas (bdk.Mat 23:
1-34).
PELAKSANAAN PERTEMUAN
I. PEMBUKAAN
1. Pengantar
P: Anak-anak yang terkasih dalam Kristus
pada hari ini kita akan mendalami katekese sub tema
pertama yang berjudul: Korupsi Itu Dosa. Korupsi menjadi
salah satu budaya yang mengakar di Negara Indonesia. Maka
kita sebagai generasi anak yang baik diajak untuk
memberantas korupsi di daerah masing-masing agar negara
kita bebas dari korupsi. Kita sebagai anak Allah harus belajar
dari Yesus Sang Guru. Ajaran dan tindakan Yesus sangat jelas
tentang bagaimana bersikap jujur, benar dan adil. Untuk
mengerti dan memahami tema ini, maka mari dengan rendah
hati penuh iman, kita mengundang Tuhan hadir bersama kita
dalam pertemuan iman ini. Mari kita siapkan diri untuk
memulai pertemuan iman ini dengan menyanyikan lagu
pembuka.
2.Lagu pembuka (Datanglah Tuhan)
3. Tanda Salib
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh kudus
U : Amin

11
P : Semoga kerahiman dan kemurahan Allah Bapa dan
Putera-Nya Yesus Kristus beserta kita

U : Sekarang dan selama-lamanya


4.Doa Pembuka:
P: Marilah berdoa
Allah Bapa yang Mahakuasa, pemberi segala
anugerah, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu
atas rahmat dan berkat yang telah Engkau berikan kepada
kami, khususnya alam ciptaan yang melimpah ini.
Engaku memberi tugas kepada kami umat-Mu untuk
menjaga dan merawat alam ini. Namun terkadang kami
tak dapat bertindak sesuai dengan kehendak-Mu. Kini
kami akan melakukan pertemuan bersama anak-anak,
semoga Engkau mencurahkan Roh Kudus dalam hati
kami masing-masing, sehingga kami dapat memahami
dan mengerti apa yang akan kami bicarakan dalam
pertemuan ini, sesuai dengan kehendak-Mu. Semua
permohonan kami satukan dengan pengantaraan Kristus
Tuhan Kami.
U: Amin
I. Langkah-Langkah Pengembangan
A.LECTIO=MEMBACA
1. Membaca Teks
Pemandu meminta kesediaan Salah satu peserta
untuk membacakan teks Kitab Suci Keluaran 20:15-
12
17 dengan suara yang jelas dan lantang, tanpa
tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan
dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam
hati.
20:15 jangan mencuri
20:16 jangan mengucapkan saksi dusta tentang
sesamamu
20:17 jangan mengingini rumah sesamamu; jangan
mngingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau
hambanya perempuan, atau lembuhnya atau
keledainya, atau apa pun yang di punyai sesamamu.
2. Mendalami Teks
Pemandu mengajak peserta untuk membaca ulang
teks tersebut secara pribadi, dan membiarkan diri
disapa oleh Tuhan. Sehingga dapat memudahkan
peserta untuk memahami isi dari teks tersebut.
Setelah dirasa sudah cukup waktunya, pemandu
mengajak peserta untuk merenungkan teks Kitab
Suci sekaligus mendalaminya dengan pertanyaan
pertanyaan penuntun sesuai dengan isi teks Kitab
Suci berikut ini.
 Apakah korupsi itu dosa?
 Apakah korupsi itu
melanggar 10 perintah
Allah?

13
 Mengapa Korupsi itu
bertentangan dengan 10
perintah Allah?
1. Rangkuman
 Perikop ini berbicara tentang korupsi itu
dosa, karena bertentangan dengan 10 perintah
Allah ketujuh yang berbunyi: Jangan
mencuri. Korupsi sama halnya mengambil
hak orang lain, maka korupsi masuk
kejahatan yang merusak nilai etis dan moral
manusia.
 Korupsi telah merusak semua sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Akar-
akarnya seakan-akan sudah meruyak ke
segala lapisan masyarakat bagaikan sel-sel
kanker yang merusak dan membunuh seluruh
jaringan tubuh manusia.
 Maka, Gereja Katolik Indonesia sebagai
bagian dari bangsa ini ingin melibatkan diri
dalam kecemasan dan harapan bangsa, yakni
masalah korupsi. Gereja Katolik Indonesia
meyakini bahwa korupsi adalah kejahatan
yang merusak martabat manusia serta sulit
diberantas.
 Di lingkup keluarga, orangtua diajak untuk
menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-
anaknya sehingga setiap keputusan yang
diambil dapat mencerminkan suara hati yang
14
jernih dan kematangann pribadi. Orangtua
juga diminta membangun sikap jujur sebagai
habitus keluarga. Secara konkret hal itu bisa
dilakukan dengan hidup ugahari, sewajarnya,
jujur, tidak mengikuti gaya hidup konsumtif
serta menjadi sekolah iman.
A. MEDITATIO=MERENUNGKAN
1. Merenungkan
 Apakah saya sebagai anak telah melaksanakan
tugas saya sebagai anak bangsa yang baik.
 Apakah saya sebagai anak Allah sudah
mengikuti apa yang di perintahkan oleh Tuhan.
1. Sharing
(peserta di ajak untuk mensharingkan hasil
permenungannya berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan penuntun tadi. Supaya tidak terlalu lama,
sharing ini bisa di batasi untuk beberapa orang saja.
Catatan: peserta perlu diingatkan agar dalam sharing
sebaiknya menggunakan kata “saya” dan bukan kata
“kita” atau “kami”, demi menghindari kesan
menggurui, mengajar, atau mengkotbahi orang lain).
2. Penegasan pemandu
 Dalam kitab Keluaran menegaskan bahwa
jangan mencuri. Maksud dari perkataan ini
ialah Tuhan tidak mau anaknya menjadi
penjuri, dan tidak mau anaknya melakukan hal-
15
hal yang merugikan sesamanya. Melainkan
Tuhan ingin anak-anaknya jujur dan tidak
melakukan hal-hal yang di larang dalam
sepuluh perintah Allah.
 Kita sebagai anak-anak yang beriman harus
memikirkan hal-hal yang di katakan oleh
Tuhan Yeses tentang perintahnya di dunia ini.
Dan kita sebagai anak-anak Allah harus
terlebih dahulu mengetahui apa yang akan kita
lakukan dan apa yang akan kita perbuat dalam
menghadapi situasi seperti ini.

A.ORATIO=DOA
Setelah mensharingkan hasil permenungannya,
peserta diajak untuk memasuki tahap oratio atau doa.
Peserta diajak untuk menyampaikan doa-doanya
secara spontan kepada Allah sesuai tema. Doa ini
bersifat syukur, pujian, permohonan, penyesalan,
pertobatan dan sebagainya. Oratio ditutup dngan doa
Bapa Kami secara bersama-sama.
B.ACTIO=AKSI ATAU TINDAKAN NYATA
Pemandu mengajak peserta untuk merencanakan aksi
atau tindakan nyata: siapa, buat apa, bersama siapa,
bagaimana, kapan dan di mana.
I. PENUTUP
1.Pengumuman
16
2.Doa Penutup
P: Marilah berdoa
Ya Allah bapa yang Maha baik, terima kasih karena
Engkau telah hadir bersama kami dalam pertemuan
ini. Banyak hal telah kami bicarakan dalam pertemuan
untuk mengembangkan iman, secara khusus tentang
kelestarian lingkung dan alam semesta. Ke dalam
tangan-Mu kami serahkan seluruh niat dan perjuangan
kami selanjutnya. Semoga ini menjadi bekal bagi
kami, agar kami dapat menghayatinya dengan baik,
secara khusus menjaga, memelihara, melindungi,
merawat dan melestarikan alam yang Engkau ciptakan
bagi kami. Kami menyadari betapa besarnya cinta-Mu
yang Engkau berikan kepada kami. Dengan
Perantaraan Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
3. Lagu Penutup (Marilah kita bersyukur)
4.Tanda Salib

17
PERTEMUAN KEDUA
BANGKIT BERSAMA MEMBANGUN BUDAYA BEBAS
KORUPSI
Teks Kitab Suci: Ulangan 16:19
Kelompok Atau Sasaran: Orang Muda Katolik
TUJUAN:
 Secara umum agar Orang Muda Katolik
sebagai warga negara Indonsia tidak tercerai
berai.
 Secara khusus agar Orang Muda Katolik
sebagai anak Allah selalu bersatu untuk lebih
mengutamakan kepentingan dan tujuan
bersama demi tercapai cita-cita yang luhur dan
mulia.
18
Gagasan pokok/ Pemikiran Dasar
Korupsi merupakan dosa dan kejahatan besar, Paus
membandingkan korupsi dengan narkoba, yang dimulai
dengan jumlah kecil, lantas keasyikan, sehingga meneruskan
praktek korupsi yang lebih besar. Korupsi dapat dibasmi
dengan penyembuhan dan pengampunan. Penyembuhan
pribadi, mereka yang terinfeksi penyakit korupsi. Pekerjaan
itu tak mudah, menuntut komitmen agar kebajikan
mengalahkan ketamakan. Yesus dan Korupsi Skandal korupsi
yang menggegerkan di zaman Yesus adalah korupsi di bait
Allah. Orang Muda Katolik adalah harapan masa depan
Gereja dan Negara. Maka dengan jiwa dan semangat muda
yang membara kita diajak bangkit bersama membangun
budaya bebas korupsi.
Memberantas korupsi di Indonesia menjadi tanggung
jawab setiap elemen masyarakat khususnya kaum muda yang
merupakan generasi penerus bangsa seperti para Mahasiswa.
Notabene bukan hanya menjadi tanggung jawab aparat
penegak hukum saja. Pemuda sebagai unsur bangsa yang
paling enerjik sangat efektif jika benar-benar terlibat dalam
perang melawan korupsi. Seberat apapun masalah negeri ini
toh terbukti dapat diterjang oleh kekuatan pemuda, semisal
kekuasaan Orde Baru yang gigantic dan kuat sekalipun itu.
Peran pemuda pada aspek penindakan, pencegahan, dan
pendidikan dalam pemberantasan korupsi wajib progres.
Pemuda melawan korupsi bukanlah perkara mudah karena
korupsi sudah menjalar ke seluruh lapisan masyarakat.
19
Pemuda harus mampu melawan orang tuanya yang korupsi,
saudaranya yang korupsi, paling tidak teman atau tetangganya
yang korupsi. Pemuda harus mampu melawan dirinya untuk
tidak ikut serta menikmati harta hasil korupsi, tidak menjadi
penjilat uang yang bukan haknya sendiri. Dalam sejarah
tercatat bahwa pemuda-pemudi mahasiswa terutama
mempunyai peran penting dalam menentukan perjalanan
bangsa Indonesia.
Generasi muda adalah the leader of tomorrow, di tangan
kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika benar-
benar terlibat, pemuda sebagai unsur bangsa yang paling
enerjik sangat efektif dan ampuh dalam memberantas korupsi.
Harapan seluruh elemen bangsa tentunya jika pemuda hari ini
dapat menorehkan tinta emasnya, dalam memberantas
korupsi. Dengan semangat Hari Sumpah Pemuda 28 oktober
2018 Mari Dukung KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)
dalam pengawasan dan pencegahan tindak pidana korupsi di
negeri kita Indonesia.
PELAKSANAAN PERTEMUAN
1. PEMBUKAAN
1.Tanda Salib Dan Pengantar
P: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari
Allah Bapa dan Putra dalam persekutuan dengan
Roh Kudus senantiasa beserta kita.

20
U: Sekarang dan selama-lamanya.

P: Para Remaja dan Orang Muda Katolik yang terkasih.


Korupsi bukan hal baru bagi kita, praktek korupsi sudah
terjadi pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
hingga saat ini yang sedang dipraktekkan di Negara
Indonesia sebagai hal yang biasa, karena korupsi sudah
hmembudaya dan mengakar pada setiap pemimpin kita.
Korupsi terjadi pada zaman Yesus misalnya para penukar
pajak di Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua
pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis:
RumahKu adalah rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun” (Luk 19:45-46; bdk
Yes 56:7, Yer 7:11). antas di mana letak korupsinya? Ada
yang melihat bahwa Yesus mengkritik orang yang
menjadikan tempat doa sebagai pasar. Tetapi sebetulnya
ada yang lebih dalam yaitu: Yesus mengkritik skandal
korupsi di Bait Allah. Kalau kita mencermati kisahnya, di
situ ada dua pasar yaitu pasar hewan dan pasar uang.
Untuk mengerti dan memahami tema ini, maka mari
dengan rendah hati penuh iman, kita mengundang Tuhan
hadir bersama kita dalam pertemuan iman ini. Mari kita
siapkan diri untuk memulai pertemuan iman ini dengan
menyanyikan lagu pembukaan.
2.Lagu Pembuka (Fajar Mulai Menyingsing)
3.Doa Pembuka
P: Marilah berdoa
21
Allah Bapa yang Mahakuasa, pemeberi segala anugerah,
puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu atas rahmat
dan berkat yang telah Engkau berikan kepada kami,
khususnya alam ciptaan yang melimpah ini. Engaku
memberi tugas kepada kami umat-Mu untuk menjaga
dan merawat alam ini. Namun terkadang kami tak dapat
bertindak sesuai dengan kehendak-Mu. Kini kami akan
melakukan pertemuan bersama Orang Muda Katolik,
semoga Engkau mencurahkan Roh Kudus dalam hati
kami masing-masing, sehingga kami dapat memahami
dan mengerti apa yang akan kami bicarakan dalam
pertemuan ini, sesuai dengan kehendak-Mu. Semua
perrnohonan kami kami satukan dengan pengantaraan
Krists Tuhan Kami.
U: Amin
II. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
A.LECTIO=MEMBACA
1.Membaca Teks
Pemandu meminta kesediaan Salah satu peserta
untuk membacakan teks Kitab Suci Ulangan 16:19
dengan suara yang jelas dan lantang, tanpa
tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan
dengan penuh perhatian sambil mengikutinya
dalam hati.
16:19 Janganlah memutarbalikkan keadilan,
janganlah memandang bulu dan janganlah
menerima suap, sebab suap membuat buta mata

22
orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan
perkataan orang-orang yang benar.
2.Mendalami Teks
Pemandu mengajak peserta untuk membaca ulang
teks tersebut secara pribadi , dan membiarkan diri
disapa oleh Tuhan. Sehingga dapat memudahkan
peserta untuk memahami isi dari teks tersebut.
Setelah dirasa sudah cukup waktunya, pemandu
mengajak peserta untuk merenungkan teks Kitab
Suci sekaligus mendalaminya dengan pertanyaan
pertanyaan penuntun sesuai dengan isi teks Kitab
Suci berikut ini.
 Apa yang harus kita lakukan untuk
memberantas korupsi di Indonesia?
 Bagaiamana peran Orang Muda Katolik
Membangun budaya bebas korupsi?
 Motivasi apa yang membuat korupsi menjadi
budaya basif bangsa Indonesia?
 Faktor apa yang menyebabkan para pejabat
bernafsu untu korupsi?
 Apakah ada solusi yang tepat untuk
memberantas korupsi di Indonesia?
1.Rangkuman
 Prikop ini berbicara tentang penerimaan
suap, dan kejahatan untuk mengorbankan
orang lain demi kepentingan pribadi yang
merusak nilai etis dan moral manusia sebagai
makluk yang paling luhur dan mulia. Maka
23
kita sebagai Orang Muda Katolik yang
merupakan tulang peunggung Gereja dan
bangsa harus bersikap jujur pada diri sendiri.
 Korupsi telah merusak semua sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Akar-
akarnya seakan-akan sudah meruyak ke
segala lapisan masyarakat bagaikan sel-sel
kanker yang merusak dan membunuh seluruh
jaringan tubuh manusia.
 Maka, Gereja Katolik Indonesia sebagai
bagian dari bangsa ini ingin melibatkan diri
dalam kecemasan dan harapan bangsa, yakni
masalah korupsi. Gereja Katolik Indonesia
meyakini bahwa korupsi adalah kejahatan
yang merusak martabat manusia serta sulit
diberantas.

A.MEDITATIO=MERENUNGKAN
1.Merenungkan
 Apakah saya sebagai orang mudah katolik
telah melakukan kecurangan terhadap sesama.
 Apakah saya sebagai orang mudah katolik
sudah mengikuti pesan yang di sampaikan
oleh Tuhan.
1.Sharing
(peserta di ajak untuk mensharingkan hasil
permenungannya berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan penuntun tadi. Supaya tidak terlalu
24
lama, sharing ini bisa di batasi untuk beberapa
orang saja.
Catatan: peserta perlu diingatkan agar dalam
sharing sebaiknya menggunakan kata “saya” dan
bukan kata “kita” atau “kami”, demi menghindari
kesan menggurui, mengajar, atau mengkotbahi
orang lain).
2.Penegasan pemandu
 Dalam kitab Ulangan 16:19
menegaskan bahwa Janganlah
memutarbalikkan keadilan, janganlah
memandang bulu dan janganlah
menerima suap, sebab suap membuat
buta mata orang-orang bijaksana dan
memutarbalikkan perkataan orang-
orang yang benar. Maksud dari
perkataan ini ialah tidak boleh
melakukan kejahatan diantara sesama
kita dan tidak boleh curang. Melainkan
harus bersifat jujur dan adil terhadap
sesama kita.
 Kita sebagai Orang Muda Katolik yang
beriman harus memikirkan tengtang hal
yang dikatakan oleh Tuhn tentang
pengorbanan-Nya di dunia ini. Dan kita
sebagai Orang Muda Katolik harus
terlebih dahulu mengetahui apa yang
akan kita lakukan dan apa yang akan
kita perbuat dalam menghadapi situasi
seperti ini.
25
A.ORATIO=DOA
Setelah menshsringkan hasil permenungannya,
peserta diajak untuk memasuki tahap oratio atau
doa. Peserta diajak untuk menyampaikan doa-
doanya secara spontan kepada Allah sesuai tema.
Doa ini bersifat syukur, pujian, permohonan,
penyesalan, pertobatan dan sebagainya. Oratio
ditutup dngan doa Bapa Kami secara bersama-
sama.
B.ACTIO-AKSI ATAU TINDAKAN NYATA
Pemandu mengajak peserta untuk merencanakan
aksi atau tindakan nyata: siapa, buat apa, bersama
siapa, bagaimana, kapan dan di mana.
III. PENUTUP
1.Pengumuman
2.Doa Penutup
P: Marilah berdoa
Ya Allah Bapa yang Maha baik, terima kasih
karena engkau telah hadir bersama kami dalam
pertemuan ini. Banyak hal telah kami bicarakan
dalam pertemuan untuk mengembangkan iman,
secara khusus tentang kelestarian lingkung dan alam
semesta. Ke dalam tangan-Mu kami serahkan
seluruh niat dan perjuangan kami selanjutnya.
Semoga ini menjadi bekal bagi kami, agar kami
dapat menghayatinya dengan baik, secara khusus
menjaga, memelihara, melindungi, merawat dan
26
melestarikan alam yang Engkau ciptakan bagi kami,
kami menyadari betapa besarnya cinta-Mu yang
Engkau berikan kepada kami. Dengan Perantaraan
Kristus, Tuhan kami.
U: Amin
3. Lagu Penutup (Marilah Kita Bersyukur)
4.Tanda Salib

PERTEMUAN KETIGA
KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN SISTEMATIK
Teks Kitab Suci: Ulangan 27:25
Kelompok Atau Sasaran : Kepada Orang Tua
TUJUAN:
27
 Secara umum agar orang tua memberikan
contoh dan teladan bagi anak-anak dan
generasi agar ke depan korupsi berantas
dengan mudah.
 Secara khusus untuk menyadarkan orang tua
yang bereda dalam jajaran pemerintah, agar
selalu bertindak adil dan menghindari korupsi.

GAGASAN POKOK/ PEMIKIRAN DASAR


Membangun mentalitas anti korupsi di kalangan multi-
stakeholders merupakan strategi preventif sekaligus kuratif
terhadap kemungkinan lahir dan berkembangnya mentalitas
korupsi yang menjadi cikal bakal korupsi. Perubahan mental
perlu dilakukan terlebih dahulu untuk menjamin agar
perubahan sistem dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
mentalitas anti korupsi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistem yang
baik mustahil dapat dilahirkan bila tidak di dahului dengan
mentalitas yang baik dari para pembuatnya.

PELAKSANAAN PERTEMUAN
1. PEMBUKAAN
1.Tanda Salib Dan Pengantar
P: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
28
U: Amin

P: Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari


Allah Bapa dan Putra dalam persekutuan dengan
Roh Kudus senantiasa beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
P: Bapak ibu yang terkasih dalam dalam Kristus
Korupsi merupakan dosa dan kejahatan besar, Paus
membandingkan korupsi dengan narkoba, yang dimulai
dengan jumlah kecil, lantas keasyikan, sehingga meneruskan
praktek korupsi yang lebih besar. Korupsi dapat dibasmi
dengan penyembuhan dan pengampunan. Penyembuhan
pribadi, mereka yang terinfeksi penyakit korupsi. Pekerjaan
itu tak mudah, menuntut komitmen agar kebajikan
mengalahkan ketamakan.
Korupsi bukan hal baru bagi kita, praktek korupsi
sudah terjadi pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru hingga saat ini yang sedang dipraktekkan di Negara
Indonesia sebagai hal yang biasa, karena korupsi sudah
membudaya dan mengakar pada setiap pemimpin kita
tempat doa sebagai pasar. Untuk mengerti dan
memahami tema ini, maka mari dengan rendah hati
penuh iman, kita mengundang Tuhan hadir bersama kita
dalam pertemuan iman ini. Mari kita siapkan diri untuk
memulai pertemuan iman ini dengan menyanyikan lagu
pembukaan.
2.Lagu Pembukaan (Bunda Allah)

3. Doa Pembuka
29
P: Marilah berdoa
Allah Bapa yang Mahakuasa, pemberi segala
anugerah, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu
atas rahmat dan berkat yang telah Engkau berikan kepada
kami, khususnya alam ciptaan yang melimpah ini.
Engaku memberi tugas kepada kami umat-Mu untuk
menjaga dan merawat alam ini. Namun terkadang kami
tak dapat bertindak sesuai dengan kehendak-Mu. Kini
kami akan melakukan pertemuan bersama orang tua
semoga Engkau mencurahkan Roh Kudus dalam hati
kami masing-masing, sehingga kami dapat memehami
dan mengerti apa yang akan kami bicarakan dalam
pertemuan ini, sesuai dengan kehendak-Mu. Semua
permohonan kami satukan dengan pengantaraan Kristus
Tuhan Kami.
U: Amin

II. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN


A.LECTIO=MEMBACA
1.Membaca Teks
Pemandu meminta kesediaan Salah satu peserta
untuk membacakan teks Kitab Suci Ulangan 27:25
dengan suara yang jelas dan lantang, tanpa tergesa-
gesa. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh
perhatian sambil mengikutinya dalam hati.

30
27:25 Terkutuklah orang yang menerima suap untuk
membunuh seseorang yang tidak bersalah. Dan
seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!
2.Mendalami Teks
Pemandu mengajak peserta untuk membaca ulang
teks tersebut secara pribadi, dan membiarkan diri di
sapa oleh Tuhan. Sehingga dapat memudahkan
peserta untuk memahami isi dari teks tersebut.
Setelah dirasa sudah cukup waktunya, pemandu
mengajak peserta untuk merenungkan teks Kitab
Suci sekaligus mendalaminya dengan pertanyaan
pertanyaan penuntun sesuai dengan isi teks Kitab
Suci berikut ini.
 Apa pandangan orang tua tentang
korupsi sistematik?
 Apa yang harus dilakukan oleh orang
tua, agar negara kita bebas dari
korupsi?
 Apa peran orang tua untuk
memberantas korupsi di Indonesia?
 Faktor apa yang menyebabkan para
pejabat bernafsu untu korupsi?
 Bagaimana cara untuk mengatasi
korupsi di Indonesia?
 Apakah ada solusi yang tepat untuk
memberantas korupsi di Indonesia?
1.Rangkuman
31
 Bacaan ini berbicara tentang
kutukan terhadap orang yang
melakukan tindakan korupsi. Tuhan
menegaskan bahwa siapa yang
menerima suap harus dihukum
mati. Maka dari situ mari kita
bersikap jujur dalam diri kita agar
hidup kita selalu damai dan
terhindar dari kutukan dan dosa.
 Bapak dan ibu harus menunjukan
teladan yang baik kepada anak-
anak agar kedepannya bangsa ini
terhindar dari korupsi dan
kecurangan.

B.MEDITATIO=MERENUNGKAN
1.Merenungkan
 Apakah saya sebagai orang tua pernah
melakukan perbuatan tidak berhala untuk
menjatuhkan atau membunuh seseorang?
 Apa yang harus dilakukan orang tua agar
terhindari dari kutukan?
1.Sharing
(peserta di ajak untuk mensharingkan hasil
permenungannya berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan penuntun tadi. Supaya tidak terlalu

32
lama, sharing ini bisa di batasi untuk beberapa
orang saja.
Catatan: peserta perlu diingatkan agar dalam
sharing sebaiknya menggunakan kata “saya” dan
bukan kata “kita” atau “kami”, demi menghindari
kesan menggurui, mengajar, atau mengkotbahi
orang lain).
2.Penegasan pemandu
Dalam bacaan ini Tuhan menegaskan kepada kita
bahwa kita tidak boleh menerima hal-hal yang
berhala. Janganlah melakukan sebuah kecurangan
untuk menjatuhkan orang yang berjuang dan
janganlah melakukan kejahatan terhadap orang yang
tidak bersalah. Untuk memperoleh sesuatu yang
halal, maka kita harus berjuang dan bersifat terbuka
dab jujur terhadap diri sendiri dan sesama demi
mencapai hidup yang berakhlak mulia dan kekal.

B.ORATIO=DOA
Setelah mensharingkan hasil permenungannya,
peserta diajak untuk memasuki tahap oratio atau doa.
Peserta diajak untuk menyampaikan doa-doanya
secara spontan kepada Allah sesuai tema. Doa ini
bersifat syukur, pujian, permohonan, penyesalan,
pertobatan dan sebagainya. Oratio ditutup dngan doa
Bapa Kami secara bersama-sama.

33
C.ACTIO-AKSI ATAU TINDAKAN NYATA
Pemandu mengajak peserta untuk merencanakan aksi
atau tindakan nyata: siapa, buat apa, bersama siapa,
bagaimana, kapan dan di mana.
III. PENUTUP
1.Pengumuman
2.Doa Penutup
P: Marilah berdoa
Ya Allah bapa yang Maha baik, terima kasih karena
engkau telah hadir bersama kami dalam pertemuan
ini. Banyak hal telah kami bicarakan dalam
pertemuan untuk mengembangkan iman, secara
khusus tentang kelestarian lingkung dan alam
semesta. Ke dalam tangan-Mu kami serahkan
seluruh niat dan perjuangan kami selanjutnya.
Semoga ini menjadi bekal bagi kami, agar kami
dapat menghayatinya dengan baik, secara khusus
menjaga, memelihara, melindungi, merawat dan
melestarikan alam yang Engkau ciptakan bagi kami,
kami menyadari betapa besarnya cinta-Mu yang
Engkau berikan kepada kami. Dengan Perantaraan
Kristus, Tuhan kami.
U: Amin

34
3. Lagu Penutup (Pulanglah)
4. Tanda Salib

 LAMPIRAN DATA EVALUASI


Setelah melakukan katekese dari tuntutan mata kuliah
katekese dasar maka saya mengevaluasinya dengan analisis
swot tentang katekse yang saya buat dengan tema umum
KORUPSI: KEJAHATAN MANUSIA. Kategori anak-anak,
orang muda katolik dan orang tua, ternyata mendapatkan
banyak hal dalam katekese ini.
Catatan analisis SWOT antara lain:
1.Untuk anak-anak
 Apa kekuatan dari katekese anak-anak tentang
korupsi itu dosa?
Mampu memberikan katekese dengan baik dan
anak-anak yang dikatekesekan menerima dan
memberi dukungan yang besar atas semangat dan
inisiatif yang telah dibangun agar lebih di
tingkatkan dan juga membuat katekese lagi untuk
masalah-masalah pastoral lainnya yang dihadapi
oleh anak-anak di Keuskupan Atambua.
 Kelemahan dari katekese ini adalah ketika mau
menghubungi anak-anak yang mau di
katekesekan agak sulit untuk di kumpulkan dan
mental saya untuk menghubungi anak-anak
masih garogi dan masih terbawa perasaan malu
35
dan takut kalau anak-anak tidak mau atau
menolak saya untuk tidak boleh katekese. Dan
butuh waktu untuk beradaptasi dengan anak-
anak.
 Tantangan dari katekese ini adalah susah untuk
mencari anak-anak dan susah untuk
mengumpulkan anak-anak untuk bisa
melakukan katekese.
 Peluang dari katekese ini adalah ketika dengan
susah payah sudah berhasil mengumpulkan
anak-anak mudah untuk katekese dan juga
mudah untuk melakukan apa saja terutama ada
respon balik dari anak-anak untuk menjadi
motor penggerak dalam upaya memberantas
masalah-masalah korupsi.
Evaluasi dari saya untuk anak-anak adalah
perbanyak pendekatan dengan berbagai metode
anak-anak agar lebih meningkatkan keterampilan-
keterampilan atau minat dan bakat yang di miliki
oleh anak-anak agar kelak anak-anak lebih
profesional dengan keterampilan yang di miliki.
Dan menumbuhkan mental anak-anak akan
pentingnya berjuang dengan mandiri, dan
mnghidupkan kembali wajah Gereja di tengah arus
globalisasi.
1.Untuk Orang Muda Katolik

36
 Apa kekuatan dari katekese Orang
Muda Katolik tentang bangkit
bersama membangun budaya bebas
korupsi?
Mampu memberikan katekese dengan baik dan
orang muda katolik yang dikatekesekan menerima
dan memberi dukungan yang besar atas semangat
dan inisiatif yang telah dibangun agar lebih di
tingkatkan dan juga membuat katekese lagi untuk
masalah-masalah pastoral lainnya yang dihadapi
oleh orang muda katolik di Keuskupan Atambua.
 Kelemahan dari katekese ini adalah
ketika mau menghubungi orang muda
katolik yang mau di katekesekan
agak sulit untuk di kumpulkan dan
mental saya untuk menghubungi
orang muda katolik masih garogi dan
masih terbawa perasaan malu dan
takut kalau orang muda katolik tidak
mau atau menolak saya untuk tidak
boleh katekese. Dan butuh waktu
untuk beradaptasi dengan orang
muda katolik.
 Tantangan dari katekese ini adalah
susah untuk mencari orang muda
katolik dan susah untuk
mengumpulkan orang muda katolik
untuk bisa melakukan katekese.

37
 Peluang dari katekese ini adalah
ketika dengan susah payah sudah
berhasil mengumpulkan orang muda
katolik mudah untuk katekese dan
juga mudah untuk melakukan apa
saja terutama ada respon balik dari
orang mudah katolik untuk menjadi
motor penggerak dalam upaya
memberantas masalah-masalah
kejahatan, kecurangan dan
ketidakadilan yang terjadi saat ini..
Evaluasi dari saya untuk anak-anak adalah
perbanyak pendekatan dengan berbagai metode
orang muda katolik agar lebih meningkatkan
keterampilan-keterampilan atau minat dan bakat
yang di miliki oleh orang muda katolik agar kelak
orang muda katolik lebih profesional dengan
keterampilan yang di miliki. Dan menumbuhkan
mental orang muda katolik akan pentingnya
berjuang dengan mandiri, dan mnghidupkan
kembali wajah Gereja di tengah arus globalisasi.
1.Untuk orang tua
 Apa kekuatan dari katekese Orang tua tentang
korupsi sebagai kejahatan sistematik?
Mampu memberikan katekese dengan baik dan
orang tua yang dikatekesekan menerima dan
memberi dukungan yang besar atas semangat dan
inisiatif yang telah dibangun agar lebih di
38
tingkatkan dan juga membuat katekese lagi untuk
masalah-masalah pastoral lainnya yang dihadapi
oleh orang tua katolik di Keuskupan Atambua.
 Kelemahan dari katekese ini adalah ketika mau
menghubungi orang tua yang mau di
katekesekan agak sulit untuk di kumpulkan dan
mental saya untuk menghubungi orang tua
masih garogi dan masih terbawa perasaan malu
dan takut kalau orang muda katolik tidak mau
atau menolak saya untuk tidak boleh katekese.
Dan butuh waktu untuk beradaptasi dengan
orang tua.
 Tantangan dari katekese ini adalah susah untuk
mencari orang tua dan susah untuk
mengumpulkan orang tua untuk bisa
melakukan katekese.
 Peluang dari katekese ini adalah ketika dengan
susah payah sudah berhasil mengumpulkan
orang tua mudah untuk katekese dan juga
mudah untuk melakukan apa saja terutama ada
respon balik dari orang tua untuk menjadi
motor penggerak dalam upaya memberantas
masalah-masalah korupsi di Negara Indonesia,
serta menjadi teladan yang baik untuk anak-
anak agar kelak Negara Indonesia terhindar
dari kejahatan dan kecurangan.
Evaluasi dari saya untuk orang tua adalah
perbanyak pendekatan dengan berbagai metode
39
orang tua agar lebih meningkatkan keterampilan-
keterampilan atau minat dan bakat yang di miliki
oleh orang tua agar kelak orang tua lebih mampu
dengan keterampilan yang di miliki. Dan
menumbuhkan mental orang tua akan pentingnya
berjuang dengan keras, dan mnghidupkan kembali
wajah Gereja di tengah arus globalisasi

LAMPIRAN DATA

Gambar Omnibus Law yang dibuat dalam bentuk undang-


undang yang pembentukannya berdasarkan ketentuan
pembuatan peraturan perundang-undangan. Dalam
rangcangan Omnibus Law yaitu RUU cipta lapangan kerja,
RUU perpajakan, dan RUU pemberdayaan masyarakat. UU
40
Omnibus akan menggantikan sebagian atau seluruhnya dari
undang-undang yang saat ini telah ada dan terkait dengan
klaster dari UU Omnibus tersebut.

SUMBER
Swara Gender: Media Komunikasi Sekretariat Gender dan
Pemberdayaan Perempuan–KWI Edisi 67/Thn.XIX/Juli-
September 2014
http://www.dokpenkwi.org/2017/05/31/nota-pastoral-kwi-
2017-mencegah-dan-memberantas-korupsi/ .
Nurul Huda Penulis adalah mantan sekretaris umu HMI-
MPO Cabang Leba
Daniel Boli Kotan, adalah staff Komkat KWI, editor dan
penulis buku Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
Dasar, Menengah serta Perguruan Tinggi.

41

Anda mungkin juga menyukai